SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
IPB
INFORMASI DAN
PROSES BISNIS
ULTRAWANUNGGULDENGEN “161029”
DIVA TIWANG “161038”
STMIK DIPANEGARA
1
DAFTAR ISI
BAB I SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI)
1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal…………………5
2. Unsur-unsursistempengendalian internal……………......6
3. Tujuan sistem pengendalian internal…………………… ..7
4. Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal………………7
5. Istilah-istilah penting Sistem Pengendalian Internal……...7
6. Jenis-jenis Sistem Pengendalian Internal……………........7
A. Pengendalian Akuntansi……………………………...7
 Pengertian…………………………………..7
 Tujuan………………………………………8
 Bentuk-bentuk pengendalian akuntansi…….9
 Pengendalian umum……………………9
 Pengendalian aplikasi…………..……..10
B. Pengendalian Administrasi………………………….10
 Pengertian………………………………….10
 Tujuan……………………………………. 10
 Bentuk-bentuk pengendalian
administrasi..................................................12
 Pengendalian umpan balik………12
 Pengendalian umpan maju………12
BAB II JENIS-JENIS RESIKO PENGOLAHAN INFORMASI
PROSES BISNIS……………………………………………....…13
 JENIS-JENIS PENGOLAHAN INFORMASI………….13
 PROSES PENGOLAHAN RESIKO…………………….15
 RISK IDENTIFICATION………………………………17
 ANALISIS RESIKO…………………………………….19
 RESIKO DAN JENIS RESIKO…………………………20
 PERENCANAAN RESIKO……………………………..21
 ANALISIS PERENCANAAN RESIKO………………...21
 STRATEGI RESIKO…………………………………….23
2
 STRATEGI PENGELOLAAN RESIKO FAKTOR
RESIKO………………………………………………….23
 MONITORING RESIKO………………………………..23
 FAKTOR RESIKO………………………………………23
BAB III HUBUNGAN RESIKO DAN PENGENDALIAN
INTERNAL……………………………………………………….26
1. SIFAT PENGENDALIAN………………………………26
2. PROSES PENGENDALIAN……………………………27
3. INTERNAL CONTROL STRUCTURE………………...28
a) Internal control objectives…......................................28
b) Financial-oriented view of the internal control
structure……………………………………………..29
1) Lingkungan Pengendalian……………………...29
2) Penilaian Resiko………………………………..30
3) Aktifitas Pengendalian…………………………30
4) Informasi dan komunikasi……………………...30
c) Nonfinancial-oriented view of the internal control
structure……………………………………………..32
 Sistem Pengendalian Manajemen…………32
 Operational Control System……………….33
4. RISK EXPOSURES……………………………………..33
a) Types of Risk………………………………………..33
b) Problems Conditions Affecting Exposures to
Risk………………………………………………….34
5. COMPUTER FRAUD AND CONTROL PROBLEMS
RELATED TO COMPUTERS…………………………..35
a) Importance of computer fraud………………………35
b) Computer crime……………………………………..35
6. KELAYAKAN PENGENDALIAN……………….…….35
7. PEMICU PERBAIKAN PENGENDALIAN……………35
BAB IV CONTOH KASUS……………………………………...36
1. Contoh kasus pengendalian intern di bank………………36
2. Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati Bantul……………………..……..38
3. Sistem pengendalian inter pemerintah (SPIP) kota
3
Padang Panjang….……………………………………….39
4. Contoh kasus resiko regulasi dan hukum di PT Astra
Honda Motor…….…………………………………...….42
5. Contoh kasus dan analisis Manajemen Resiko pada
koperasi kredit….………………………………………..47
6. Contoh kasus pengendalian internal PT. Tri Plastik
Indonesia…………………………………………………49
BAB V PENUTUP………………………………………………..54
KESIMPULAN…………………………………………………...54
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….55
4
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan berkah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terutamanya kami Berterimakasi kepada ;
 RISMAYANI, .S.Kom.,MT Selaku Dosen INFORMASI DAN
PROSES BISNIS.
 Teman-teman Mahasiswa STMIK Dipanegara Makassar
Jurusan Sistem Informasi (SI) Kelas A.
 Semua pihak yang turut membantu dalam pemnyusunan
Makalah ini.
Makassar, 2017
5
BAB 1
SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI)
1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal (SPI)
Sistem Pengendalian Internal adalah suatu sistem usaha atau
sistem sosial yang dilakukan perusahaan yang terdiri dari struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran untuk menjaga dan
mengarahkan jalan perusahaan agar bergerak sesuai dengan tujuan
dan program perusahaan dan mendorong efisiensi serta dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Sistem Pengendalian Internal yang handal dan efektif dapat
memberikan informasi yang tepat bagi manajer maupun dewan
direksi yang bagus untuk mengambil keputusan maupun kebijakan
yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif
pula.
Sistem Pengendalian Internal berfungsi sebagai pengatur
sumberdaya yang telah ada untuk dapat difungsikan secara
maksimal guna memperoleh pengembalian (gains) yang maksimal
pula dengan pendekatan perancangan yang menggunakan asas Cost-
Benefit.
6
Tujuan penerapan SPI dalam perusahaan adalah untuk
menghindari adanya penyimpangan dari prosedur, laporan keuangan
yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya dan kegiatan
perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan terutama manajemen berusaha
untuk menghindari resiko dari adanya penerapan suatu sistem.
Secara struktural pihak-pihak yang bertanggung jawab dan
terlibat langsung dalam perancangan dan pengawasan Sistem
Pengendalian Internal meliputi :
 Chief Executive Officer (CEO)
 Chief Financial Officer (CFO)
 Controller / Director Of Accounting & Financial
 Internal Audit Comitee
2. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal
 Struktur Organisasi yang memisahkan tanggungjawab
fungsional secara tegas.
 Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
memberikan perlindungan yang cukup terhadap Aktiva,
Utang, pendapatan dan biaya.
7
 Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
setiap unit.
 Karyawan yang mutunya sesuaidengan tanggung jawabnya
3. Tujuan Sistem Pengendalian Internal
 Menjaga kekayaaan dan catatan organisasi.
 Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
 Mendorong efisiensi dengan menggunakan sumber daya
dan sarana.Secara berdaya guna dan berhasil guna.
 Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
4. Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal
 Kesalahan dalam pertimbangan.
 Pengendalian tak mengarah pada seluruh transaksi.
5. Istilah-istilah penting Sistem Pengendalian Internal
 Kondisi Terlaporkan (Reportable Condition)
 Kelemahan Material (Material Weakness)
 Kompensasi Pengendalian (Compensating Control)
6. Jenis-jenis Sistem Pengendalian Internal
A. Pengendalian Akuntansi
 Pengertian
8
Pengendalian akuntansi (accounting control) adalah suatu
pengendalian yang termasuk dalam unsur pengendalian internal poin
1 dan 2 yang meliputi rencana, prosedur dan pencatatan untuk
mencegah terjadinya inefisiensi. Pengendalian ini menjamin bahwa
semua transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen. Transaksi
dicatat sesuaidengan Standar Akuntansi.
Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit
organisasi.
Pengendalian akuntansi mencakup semua aspek dari transaksi-
transaksi keuangan seperti misalnya pembayaran kas, penerimaan
kas, arus dana, investasi yang bijaksana dan pengamanan dana dari
penggunaan yang tidak sah.
 Tujuan
Tujuan utama dari pengendalian akuntansiadalah:
 Menjaga keamanan harta kekayaan milik perusahaan.
 Memeriksa ketepatan dan kebenaran data akuntansi.
Pengendalian akuntansi perlu dirancang sedemikian rupa,
sehingga memberikan jaminan yang cukup beralasan atau
meyakinkan terhadap:
 Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan
wewenang manajemen, baik yang sifatnya umum maupun
yang sifatnya khusus.
9
 Transaksi-transaksi perlu dicatat untuk:
 Penyusunan laporan keuangan.
 Menjaga pertanggungjawaban atas kekayaan.
 Pemakaian harta kekayaan perusahaan hanya
diijinkan bila ada wewenang dari manajemen.
 Bahwa harta kekayaan perusahaan menurut catatan
sama besarnya dengan kekayaan riil.
 Bentuk-bentuk Pengendalian Akuntansi
 Pengendalian Umum
Pengendalian umum adalah suatu pengendalian terhadap semua
aktivitas pemrosesan data dengan komputer, hal ini meliputi
pemisahan tanggung jawab dan fungsi pengolahan data.
Pengendalian umum merupakan standart dan panduan yang
digunakan oleh karyawan untuk melakukan fungsinya. Unsur
pengendalian umum ini meliputi: Organisasi, prosedur dan standar
untuk perubahan program, pengembangan sistemdan pengoperasian
fasilitas pengolahan data.
Yang termasuk dalam pengendalian umum diantranya :
 Pengendalian organisasi dan operasi.
 Pengendalian dalam pengembangan sistem.
 Pengendalian atas Dokumentasi.
10
 Pengendalian perangkat keras, perangkat lunak sistem
operasi dan perangkat lunak sistem lainnya.
 Pengendalian penggunaan komputer, fasilitas dan
datanya.
 Pengendalian Aplikasi
Pengendalian aplikasi adalah suatu pengendalian yang
mencakup semua, pengawasan transaksi dan penggunaan program-
program aplikasi dikomputer. Untuk menjaga agar setiap transaksi
mendapat otorisasi serta dicatat, diklasifikasikan, diproses, dan
dilaporkan dengan benar.
Tujuan dari pengendalian aplikasi adalah untuk mencegah atau
mendeteksi adanya penyelewengan akan aplikasi program yang
diterapkan pada sistem perusahaan.
B. Pengendalian Administrasi
 Pengertian
Pengendalian administrasi (administrative control) adalah suatu
pengendalian yang termasuk dalam unsur pengendalian internal
pada poin 3 dan 4 yang meliputi rencana, prosedur dan pencatatan
yang mendorong efisiensi dan ditaatinya kebijakan manajemen yang
ditetapkan.
Pengendalian administrasi dibuat untuk mendorong
dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan
11
manajemen (dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi).
Pengendalian administratif mendukung pengendalian akuntansi
yang berorientasi pada manajemen.
Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang
ada, untuk kemudian diambil tindakan.
Yang termasuk dalam pengendalian administratif, yaitu:
 Pengendalian perencanaan, yang terdiri dari anggaran
penjualan (sales budget), perencanaan induk (master plan),
perennaan jaga-jaga (contingency plan), peramalan arus
kas (cash flow forecast) dan pengendalian perediaan
(inventory control).
 Pengendalian personil, yang terdiri dari recruitment,
pelatihan, evaluasi pekerjaan, administrasi gaji, promosi
dan transfer.
 Pengendalian standar operasi, yang terdiri dari standar yang
harus dikerjakan dan system untuk melaporkan
penyimpangan.
 Tujuan
Pengendalian administratif memiliki tujuan utama:
 Meningkatkan efisiensi operasi kegiatan
 Mendorong ditaatinya kebijaksanaan-kebijaksanaan
perusahaan
12
 Bentuk-bentuk Pengendalian Administrasi
a) Pengendalian umpan balik
Pengendalian umpan balik adalah suatu proses mengukur
keluaran (output) dari sistem yang membandingkan dengan suatu
terstandar tertentu. Bilamana terjadi perbedaan-perbedaan atau
penyimpangan maka akan dikoreksi untuk memperbaiki masukan
(input) sistem selanjutnya. Pada sistem ini keluaran (output) tidak
ikut andil dalam aksi pengendalian. Di sini kinerja kontroler tidak
bisa dipengaruhi oleh input atau masukan referensi.
b) Pengendalian umpan maju
Pengendalian umpan maju atau disebut juga dengan istilah
umpan balik positif adalah mendorong proses dari sistem supaya
menghasilkan hasil balik yang positif. Sistem pengendalian umpan
maju merupakan perkembangan dari sistem umpan balik. Supaya
suatu keluaran (output) dapat menghasilkan umpan balik yang
positif maka pengendalian tidak boleh diukur dari keluarannya tetapi
diukur dan dikendalikan dari prosesnya. Dan selama proses terjadi
didalam sistem maka selalu dilakukan pengamatan dan cepat-cepat
diatasi bila mulai terjadi penyimpangan, sebelum terlanjur fatal pada
13
keluarannya. Pengendalian jenis ini adalah suatu sistem pengaturan
dimana sistemkeluaran pengendalian ikut andil dalam aksi kendali.
BAB II
JENIS-JENIS RESIKO PENGOLAHAN INFORMASI
PROSES BISNIS
JENIS-JENIS PENGOLAHAN INFORMASI
Pengelolaan Resiko sebagai salah satu pekerjaan utama dari
manajer proyek. Termasuk mengantisipasi resiko yang memberi
dampak pada jadwal proyek atau kualitas dari software yang
dibangun dan mengambil tindakan untuk menghindari resiko tadi.
(Hall 1998).
Resiko akan mengancam proyek pada kategori yang berkaitan,
yaitu:
 Resiko proyek, yaitu resaiko yang berdampak pada jadwal
dan sumberdaya proyek. Misalnya mungkin hilangnya atau
keluarnya designer yang berpengalaman.
 Resiko produk, adalah resiko yang memberi dampak pada
kualitas atau kinerja dari software yang dibangun.
Contohnya mungkin kesalahan dari komponen yang dibeli
untuk menunjukkan kinerja yang diharapkan
 Resiko bisnis, adalah resiko yang berdampak pada
organisasi yang mengembangkan atau mengadakan
software. Misalnya pesaing mengenalkan suatu produk
baru adalah resiko bisnis
14
Resiko Jenis resiko Penjelasan
Penggantian staf Proyek Staf yang
berpengalaman
meninggalkan
proyek
sebelum
proyeknya
selesai.
Perubahan
pengelolaan
Proyek Akan terjadi
perubahan
pengelolaan
organisasi
dengan
berbagai
prioritas.
Ketersediaan hardware Proyek Hardware
yang penting
untuk proyek
tidak dikirim
sesuaijadwal.
Kebutuhan perubahan Proyek dan produk Akan terjadi
sejumlah besar
perubahan ke
kebutuhan
daripada ke
antisipasi.
Tertundanya
spesifikasi
Proyek dan produk Spesifikasi
dari interfaces
yang penting
15
tidak tersedia
sesuaijadwal.
Meremahkan besarnya Proyek dan produk Besarnya
system
diremehkan/
dipandang
rendah.
Resiko Jenis resiko Penjelasan
Alat CASE (Computer
- Aided software
enginerring) di bawah
kinerja
Produk Alat CASE
yang
mendukung
proyek tidak
bekerja seperti
yang
diantisipasi.
Perubahan teknologi Bisnis Teknologi
yang
mendasarinya
di tempat
sebelum
tersebut
dibangun
digantikan
oleh teknologi
baru.
Persaingan produk Bisnis Produk yang
bersaing
dipasarkan
sebelum
sistemselesai.
PROSES PENGOLAHAN RESIKO
Resiko yang mungkin membuat dampak pada proyek
tergantung pada proyek itu sendiri dan lingkungan organisasi
16
dimana software sedang dibangun. Meskipun demikian banyak
resiko tersebut bersifat universal – beberapa adalah resiko yang
biasa
Pengelolaan resiko sebenarnya penting untuk proyek software
karena melekat di dalamnya ada ketidakpastian yang dihadapi oleh
proyek. Hal ini merupakan pengertian yang lepas dari kebutuhan,
kesulitan dalam mengistimasikan waktu dan sumberdaya yang
diperlukan untuk pengembangan software, tergantung pada
keterampilan individu dan kebutuhan perubahan, karena perubahan
dari kebutuhan pelanggan. Anda harus mengantisipasi resiko,
mamahami dampak dari resiko ini pada proyek, produk dan bisnis.
Dan ambil langkah untuk menghindari resiko. Anda harus
menggambarkan rencana contingency sehingga apabila resiko
terjadi, anda dapat megambil tinbdakan secepatnya.
Proses pengelolaan resiko termasuk beberapa tahap:
 Identifikasi resiko. Proyek, produk, bisnis yang
memungkinkan diidentifikasi resikonya
 Analisis resiko. Dikaji kemungkinan dan konsekuensi dari
resiko
 Perencanaan resiko. Rencana yang menyatakan resiko baik
untuk menghindarinya maupun untuk meminimisasi
dampaknya pada proyek yang akan digambarkan
 Monitoring resiko. Resiko secara terus menerus dikaji dan
direncanakan untuk meringankan resiko dan dirubah
melalui tersedianya informasi mengenai resikonya.
Identifikasi
Resiko
Analisis
Resiko
Perencana-
an Resiko
Monitoring
Resiko
17
PROSES PENGELOLAAN RESIKO
 Proses pengelolaan resiko, seperti semua perencanaan
proyek, merupakan process ragu-ragu yng kontinyu pada
keseluruhan proyek. Begitu rencana permulaan tersusun
digambarakan, situasi harus dimonitor. Lebih banyak
informasi mengenai resiko tersedia, resiko seharusnya
dianalisis kembali dan prioritas baru dibentuk.
Menghindari resiko dan rencana contingency mungkin
dimodifikasi begitu informasi resiko baru timbul.
 Outcomes dari proses pengelolaan resiko seharusnya
didokumentasikan dalam rencana pengelolaan resiko.
Termasuk diskusi resiko yang dihadapi oleh proyek,
analisis dari resiko ini dan rencana yang diperlukan untuk
mengelola resiko tersebut. Apabila sesuai, seharusnya
dimasukkan dalam rencana sebagai hasil dari proses
pengelolaan seperti rencana contingency yang diaktifkan
apabila resiko terjadi.
RISK IDENTIFICATION
Resiko proyek, produk dan bisnis yang mungkin terjadi
diidentifikasi. tahap pertama dari pengelolaan resiko. Diarahkan
perhatian pada penemuan resiko yang mungkin terjadi ke
proyek. Dalam prinsip, hal tersebut tidak seharusnya dikaji atau
diprioritaskan pada tahap ini, meskipun dalam praktek, resiko
dengan konsekuensi kecil atau probabilitas resikonya sangat
rendah tidak biasanya diperhatikan.
Daftar dari
resiko potensial
Daftar dari
prioritas resiko
Pengkajian
resiko
Menghindari
resiko dan
rencana
Contingency
18
Identifikasi resiko harus dilaksanakan sebagai suatu proses
team dengan menggunakan pendekatan brainstorming atau
mudahnya didasarkan pada pengalaman.
Identifikasi resiko dilakukan sebagai proses team dengan
menggunakan pendekatan brainstorming atau mungkin sekedar
didasarkan pada pengalaman. Untuk mendukung prosesnya,
suatu checklist dari berbagai resiko dapat digunakan.
Terdapat enam jenis resiko yang dapat timbul:
 Resiko teknologi, resiko yang berasal dari teknologi
software atau hardware yang digunakan untuk membangun
sistem.
 Resiko manusia, resiko yang berhubungan dengan manusia
dalam team pembangunan.
 Resiko organisasi, resiko yang berasal dari lingkungan
organisasidimana software sedang dibangun.
 Resiko alat, resiko yang berasal dari alat CASE dan
dukungan software yang digunakan untuk membangun
sistem.
 Resiko kebutuhan, resiko yang berasal dari perubahan ke
kebutuhan pelanggan dan proses dari mengelola kebutuhan
perubahan.
 Resiko estimasi/perkiraan, resiko yang berasal dari estimasi
pengelolaan ciri-ciri sistem dan sumberdaya yang
diperlukan guna membangun sistem.
Apabila anda menyelesaikan proses identifikasi resiko,
anda seharusnya mempunyai daftar resiko yang panjang yang
dapat terjadi dan dapat mempengaruhi produk, proses dan
bisnis.
19
ANALISIS RESIKO
Selama proses analisis resiko, maka harus diperhatikan setiap
resiko yang teridentifikasi dan membuat keputusan tentang
probabilitas dan keseriusannya. Tidak ada cara mudah untuk
melakukan hal tersebut – maka harus tergantung pada keputusan dan
pengalamannya sendiri, itulah sebabnya manajer proyek yang
berpengalaman umumnya adalah manusia yang terbaik untuk
menolong dengan mengelola resiko.
Resiko ini mengestimasikan bahwa tidak seharusnya pengkajian
numerik yang tepat, tetapi seharusnya didasarkan pada sekitar
jumlah kumpulannya (a number of bands):
 Probabilitas resiko mungkin dikaji sebagai yang sangat
rendah (<10%), rendah (10-25%), menengah (25-50%),
tinggi (50-75%) atau sangat tinggi (>75%).
 Dampak dari resiko mungkin dikaji sebagai bencana yang
besar, serius, bisa ditolerir atau penting.
Kemudian ditabulasi hasil dari proses analisis dengan
menggunakan tabel yang disusun berdasar keseriusan dari resiko.
Ternyata, pengkajian dari probabilitas dan keseriusan berubah-rubah
disini. Dalam praktek, untuk membuat pengkajian diperlukan
informasi rinci mengenai proyek, proses, pengembangan team dan
organisasinya.
 Ke duanya probabilitas dan pengkajian dari dampak resiko
bisa berubah dengan begitu banyak informasi mengenai
20
resiko tersedia dan begitu rencana pengelolaan resiko
diimplementasikan. Oleh karena itu, seharusnya tabel tadi
diperbaharui (update) selama tiap keragu-raguan dari
proses resiko.
 Begitu resiko dianalisis dan diberi peringkat (rank), maka
seharusnya dikaji, dan hal tersebut sangat penting.
Keputusannya harus tergantung pada kombinasi dari
probabilitas dari resiko yang timbul dan dampak dari resiko
tad. Pada umumnya, resiko yang berupa bencana selalu
harus diperhatikan seperti pada semua resiko yang serius
yang mempunyai lebih dari probabilitas menengah terjadi.
 Boehm (boehm, 1988) merekomendasikan untuk
mengidentifikasi dan memonitor “10 top” resiko. Tetapi
angkanya berubah-rubah. Angka yang benar dari resiko
untuk memonitor harus tergantung pada proyeknya.
Mungkin 5 atau mungkin juga 15. Meskipun demikian
angka resiko yang dipilih untuk memonitor masih dapat
dikelola (manageable). Sejumlah angka yang besar sekali
dari resiko sebenarnya memerlukan terlalu banyak
informasi yang dikumpulkan. Dari resiko yang
teridentifikasi tersebut di atas, sebaiknya diperhatikan 8
resikosemuanya yangmembahayakan atau mempunyai
konsekuensiyang serius.
RESIKO DAN JENIS RESIKO
Jenis Resiko Kemungkinan Terjadi Resiko
Teknologi Database yang digunakan dalam sistem
tidak dapat diproses sebanyak transaksi
per detik seperti yang diharapkan.
Orang/Manusia Tidak mungkin menerima staf baru
(recruit) dengan keterampilan yang
diperlukan. Staf kunci sakit dan tidak
tersedia waktu kritis. Pelatihan yang
21
diperlukan untuk staf tidak tersedia.
Organisational Organisasi distrukturisasi sehingga
manajer yang berbeda bertanggung jawab
terhadap proyek masalah keuangan
organisasimenekan reduksi anggaran
proyek.
Alat Kode yang dibuat oleh alat CASE tidak
efesien alat CASE tidak dapat diintegrasi.
JENIS RESIKO KEMUNGKINAN TERJADI RESIKO
Kebutuhan Perubahan pada kebutuhan yang
memerlukan kerja desain besar kembali
diusulkan konsumen gagal untuk
memahami dampak dari perubahan yang
dibutuh-kan.
Perkiraan/Estimasi Waktu yang diperlukan untuk membangun
software
dipandang rendah.
PERENCANAAN RESIKO
Proses perencanaan resiko memperhatikan setiap resiko kunci
yang telah diidentifikasi dan mengidentifikasi strategi untuk
mengelola resiko. Kembali lagi tidak ada proses mudah yang dapat
diikuti untuk membangun rencana pengelolaan resiko. Tergantung
pada penilaan dan pengalaman dari manajer proyek. Gambar di
bawah ini men unjukkan strategi yang memungkinkan untuk yang
dapat diidentifikasi untuk resiko kunci.
ANALISIS PERENCANAAN RESIKO
Resiko Probalitas Dampak
22
Masalah keuangan organisasi
menekan reduksi dalam anggaran
proyek.
Rendah Bencana
Tidak mungkin menerima staf baru
dengan keterampilan yang diperlu-
kan proyek.
Tinggi Bencana
Staff kunci sakit pada waktu kritis
di proyek.
Menengah Serius
Resiko Probalitas Dampak
Komponen software yang seharus-
nya digunakan kembali berisi
kerusakan yang memberi
keterbatasan pada fungsional
mereka.
Menengah Serius
Perubahan ke kebutuhan yang me-
merlukan kerja desain besar
kembali diusulkan.
Menengah Serius
Organisasi distrukturisasi sehingga
manager yang berbeda
bertanggung terhadap proyek.
Tinggi Serius
Database yang digunakan dalam
sistemtidak dapat diproses
sebanyak transaksi per detik
seperti yang diharapkan.
Menengah Serius
Waktu yang digunakan untuk
membangun software dipandang
rendah.
Tinggi Serius
Alat CASE tidak dapat diintegrasi. Tinggi Serius
Konsumen gagal untuk memahami
dampak dari perubahan yang
dibutuhkan.
Menengah Dapat
Ditolerir
Pelatihan yang diperlukan untuk
staf tidak tersedia.
Menengah Dapat
Diterima
Kecepatan/Tingkat kerusakan
yang diperbaiki dipandang rendah.
Menengah Dapat
Ditolerir
Besarnya software dipandang Tinggi Dapat
23
rendah. Ditolerir
Kode yang dibuat oleh alat CASE
tidak efesien.
Menengah Tidak
Penting
STRATEGI RESIKO
Strategi tersebut dapat dijabarkan ke dalam 3 kategori, yaitu:
 Strategi Menghindari : mengikuti strategi ini berarti bahwa
probabilitasnya untuk timbulnya resiko akan berkurang.
Contoh: strategi menghindari resiko adaah strategi yang
berhubungan dengan komponen rusak.
 Strategi Meminimisasi. Mengikuti strategi ini berarti
bahwa dampak dari resiko akan berkurang. Contoh: strategi
minimisasi adalah staff yang sakit.
 Rencana Contingency. Mengikuti strategi ini berarti anda
bersiap untuk yang terburuk dan tersedia strategi untuk
menghadapinya. Contoh: strategi contingency adalah
strategi untukmasalah keuangan organisasi.
Ada analog dari strategi yang digunakan dalam sistem
kritis untuk menjamin kehandalan, sekuriti dan keamanan.
Yang penting sebaiknya menggunakan strategi yang dapat
menghindari resiko. Apabila hal tersebut tidak mungkin, maka
gunakan salah satu yang mengurangi kemungkinan resikonya
akan memberi dampak serius. Akhirnya, terdapat strategi yang
tersedia guna mengurangi dampak keseluruhan dari resiko pada
proyek dan produk.
24
STRATEGI PENGELOLAAN RESIKO FAKTOR
RESIKO
Jenis Resiko Strategi
Masalah keuangan
organisasi.
Menyiapkan dokumen briefing
untuk manajer senior yang
menunjukkan bagaimana proyek
membuat kontribusi yang sangat
penting pada tujuan bisnis.
Jenis Resiko Strategi
Masalah penerimaan
tenaga baru
(recruitment)
Kewaspadaan konsumen ter-
hadap kesulitan yang potensial
dan kemungkinan penundaan,
investigasi membeli (buying-in)
komponen.
Sakitnya staf Mengenali team sehingga lebih
banyak terjadi tumpang tindih
kerja dan pekerja sehingga
memahami pekerjaan mereka
antara satu dengan lainnya.
Komponen rusak Gantikan komponen potensial
yang rusak dengan membeli
sebelumnya (bought-in) dari
komponen yang terkenal
keandalannya.
Kebutuhan perubahan Memperoleh informasi yang
dapat ditelusuri untuk mengakses
dampak kebutuhan perubahan,
memaksimumkan informasi yang
disembunyikan dalam desain.
Restrukturisasi Siapkan dokumen briefing untuk
manajer senior yang
menunjukkan bagaimana proyek
tadi membuat konstribusi yang
paling penting ke tujuan bisnis.
Kinerja database Dilakukan investigasikemungki-
nan pembelian database yang
kinerjanya tinggi.
25
Waktu pengembangan
yang diremehkan/
dipandang rendah
Dilakukan investigasi komponen
yang dibeli, dilakukan
investigasi penggerak(generator)
program.
MONITORING RESIKO
 Monitoring Resiko termasuk secara rutin mengkaji setiap resiko
yang teridentifikasi untuk menentukan apakah resiko akan
menjadi lebih atau kurang kemungkinannya atau tidak dan
apakah dampak dari resiko telah berubah. Hal tersebut tidak
dapat diobservasi secara langsung, maka anda harus melihat
faktor lainnya yang akan memberikan petunjuk tentang
probabilitas resiko dan dampaknya. Faktor tersebut tergantung
padea janis resikonya.
 Monitoring Resiko seharusnya merupakan proses, dan pada
setiap kemajuan peninjauan pengelolaan, harus dperhatikan dan
mendiskusikan setiap resiko kunci secara terpisah.
FAKTOR RESIKO
Jenis Resiko Indikator Potesial
Teknologi Pengiriman terlambat dari hardware atau
dukungan software, yang banyak
dilaporkan adalah masalah teknologi.
Manusia Moral staff yang rendah, hubungan yang
tidak baik di antara anggota team,
ketersediaan pekerjaan.
Organisational Gossip dalam organisasi, kurangnya
tindakan oleh para manajer senior.
26
Alat Anggota team tidak bersedia untuk
menggunakan alat, mengadu (complaint)
mengenai alat CASE, diperlukan
workstations dengan tenaga yang lebih
besar.
Kebutuhan Banyak kebutuhan merubah permintaan,
pengaduan konsumen.
Perkiraan Gagal untuk mencapai jadwal, gagal untuk
menjelaskan kerusakan yang dilaporkan.
BAB III
HUBUNGAN RESIKO DAN PENGENDALIAN INTERNAL
1. SIFAT PENGENDALIAN
Salah satu fungsi utama manajer adalah melakukan control
(pengendalian). Pengendalian efektif yang terhadap pada suatu
entitas bisnis akan menghasilkan efisiensi penggunaan sumberdaya
perusahaan, berjalannya mekanisme pertanggungjawaban, dan
menghasilkan informasi yang berguna serta dapat dipercaya. Untuk
menciptakan pengendalian yang efektif perusahaan seringkali
melibatkan akuntan dan auditor sebagai internal controller.
Pendekatan pengendalian pada accounting information system (AIS)
dimaksudkan untuk mengurangi risiko operasi yang ada dalam
perusahaan. Oleh karena itu sebagai bagian integral suatu
perusahaan, AIS adalah merupakan rerangka dari pengendalian itu
sendiri. Tujuan umum dari rerangka pengendalian ini adalah untuk
menjamin agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pengendalian berlangsung secara simultan di dalam perusahaan,
oleh karena itu pengendalian ini sering disebut sebagai internal
control structure (ICS). Jika internal control structure (struktur
pengendalian intern) berjalan dengan baik maka seluruh operasi,
sumber-sumber daya fisik, dan data dapat dimonitor dan diawasi
sehingga informasi sebagai output-nya dapat dipercaya.
Akuntan sangat berkepentingan dengan struktur pengendalian intern
karena, sebagai pengguna dan pengolah informasi, akuntan harus
yakin bahwa informasi yang digunakan adalah benar dan dihasilkan
27
dalam suatu lingkungan struktur pengendalian yang baik dan dapat
diperiksa (auditable).
2. PROSES PENGENDALIAN
Proses pengendalian meliputi monitoring dan regulasi. Lebih
lanjut pengendalian mencakup proses :
a) Pengukuran hasil aktual yang dicapai dengan rencana yang
telah dibuat.
b) Melakukan tindakan korektif Levels of Control Processes
Bentuk level of control processes (tingkatan proses
pengendalian) tergantung kepada kompleksitas perusahaan.
Semakin kompleks kegiatan dan transaksi perusahaan maka
akan semaking kompleks pula levels of control processes-
nya, demikian sebaliknya. Terdapat tiga level of control
processes yaitu :
 First-order feedback control process or system
Yaitu merupakan hasil akhir yang diinginkan dari
suatu pengendalian.
 Second-order feedback control system
Yaitu penyesuaian yang dibutuhkan karena adanya
perubahan-perubahan lingkungan pengendalian.
 Third-order feedback control system
Yaitu prediksi atas kondisi yang akan terjadi
dimasa yang akan datang.
28
3. INTERNAL CONTROL STRUCTURE
Committee of Sponsoring Organization of the Treadway
Commission (COSO) membuat suatu konsensus tentang struktur
pengendalian intern yang meliputi :
a) Internal control objectives.
COSO mendefinisikan internal control sebagai suatu proses,
yang dipengaruhi oleh dewan direktur, manajemen, dan personil
lainnya, yang didesain untuk menghasilkan penilaian rasional
sebagai upaya untuk mencapai tujuan pengendalian dengan kategori
sbb:
 Efektifitas dan efisiensi operasional.
 Kehandalan laporan keuangan.
 Kesesuaian dengan hukum dan peraturan-peraturan.
Kategori yang langsung berhubungan dengan sistem informasi
akuntansi adalah kategori kedua, sedangkan kategori pertama dan
ketiga berhubungan secara langsung dengan sistem operasional
perusahaan.
Tujuan pengendalian adalah hal yang tidak mudah untuk
menentukannya. Terdapat beberapa kendala dalam menentukan
tujuan pengendalian,yaitu :
 Perusahaan berubah menjadi perusahaan yang modern
diikuti dengan perubahan-perubahan mulai dari
peraturan perpajakan sampai dengan teknologi.
29
 Semakin bertambahnya risiko perusahaan.
 Berkembangnya teknologi komputer dalam lingkungan
struktur pengendalian.
 Adanya kendala human factor.
 Cost-benefit dari pengendalian.
b) Financial-Oriented View of the Internal Control Structure
Terdapat lima komponen yang saling berhubungan dalam
internal struktur pengendalian intern, yaitu :
1) Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian terdiri dari tujuh komponen, yaitu :
 Filosofi manajemen dan gaya operasional yaitu merupakan
sikap dan kesadaran manajemen terhadap pentingnya
pengendalian intern perusahaan.
 Integritas dan nilai-nilai etika hal ini berkaitan dengan
masalah perilaku. Perusahaan harus membuat suatu
pernyataan yang dijadikan standar perilaku dan etika yang
harus dijalankan oleh semua orang dalam perusahaan.
 Komitmen kepada kompetensi perusahaan harus memiliki
karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya agar dapat
melaksanakan tugas sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
 Board of directors of audit committee komite audit
melaksanakan tugas pemeriksaan sehingga diharapkan
dapat mendeteksi penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi dan melakukan langkah-langkah untuk perbaikan
pengendalian perusahaan.
 Struktur organisasi yaitu adanya rerangka hubungan formal
untuk mencapai tujuan perusahaan.
 Penilaian wewenang dan pertanggungjawaban terdapanya
kewenangan dalam memerintah bawahan untuk melakukan
30
sesuatu dan adanya kejelasan mekanisme pertanggung
jawaban.
 Kebijakan dan penerapan sumberdaya manusia
Merupakan arah kebijakan dalam hal rekruitmen, orientasi,
training, motivasi, evaluasi, promosi, kompensasi,
konsultasi, dan perlindungan karyawan. Dengan adanya
kebijakan-kebijakan yang jelas mengenai hal diatas,
diharapkan kinerja perusahaan dapat efisien dan
menghasilkan daata-data yang dapat dipercaya.
2) Penilaian Resiko
Semua perusahaan memiliki risiko internal dan eksternal.
Manajer puncak harus memiliki seperangkat tools untuk menilai
risiko. Komponen penilaian risiko dalam struktur pengendalian
intern terdiri dari :
 Identifikasi dan analisis dari risiko yang releven.
 Seperangkat rencana untun me-manage risiko.
3) Aktifitas Pengendalian
Perusahaan harus memiliki aktifitas pengendalian berupa
kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa kebijakan
manajemen telah tepat. Aktifitas pengendalian diterapkan kepada
risiko spesifik yang diidentifikasi selama penilaian risiko. Aktifitas
pengendalian terdiri dari subkomponen yaitu :
a) Aktifitas yang berhubungan dengan laporan keuangan,
terdiri dari :
 Penggunaan dokumen dengan nomor urut
 Pembagian tugas
 Otorisasi
 Kecukupan ukuran keamanan
 Penilaian kinerja yang independen
 Kesesuaian penilaian jumlah yang dicatat
b) Aktifitas yang berhubungan dengan proses informasi
31
 General control
 Application controls
4) Informasi dan komunikasi
Informasi harus diidentifikasi, diproses, dan dikomunikasikan
agar karyawan yang bersangkutan dapat melaksanakan
tanggungjawabnya. Fungsi sistem informasi adalah membantu
terlaksananya mekanisme pertanggungjawaban. Sistem informasi
akuntansi mencakup metode-metode dan dokumen-dokumen dalam
mencatat, memproses, meringkas, dan melaporkan transaksi-
transaksi suatu entitas dan menjaga akuntabilitas aset, kewajiban,
dan ekuitas.
Tujuan metode-metode dan dokumen-dokumen sistem
informasi akuntansi adalah untuk menghasilkan laporan keuangan
yang handal dalam pengertian :
a) Seluruh transaksi yang diproses adalah valid (benar) daan
telah diotorisasi.
b) Seluruh transaksi valid diproses tepat waktu dan
diklasifikasikan dengan tepat.
c) Seluruh data yang diinput akurat dan lengkap dengan
menggunakan unit moneter.
d) Seluruh transaksi yang dimasukkan telah meng-update
seluruh master file.
e) Seluruh output yang dihasilkan telah melalui prosedur yang
berlaku sehingga menghasilkan laporan atau informasi
yang akurat dan dapat dipercaya.
f) Seluruh transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam
periode yang sesuai.
32
c) Nonfinancial - oriented view of the internal control
structure
Bagian ini membahas pencapaian tujuan operasional dari
struktur pengendalian intern. Lingkungan pengendalian yang baik
sangat bergantung pada pihak manajemen dalam mengawasi
operasional dan pencapaian tujuan. Nonfinancial control
environment berkaitan secara spesifik dengan bagian teknik,
produksi, dan pemasaran.
Berkaitan dengan peniliaian risiko, tujuan nonfinancial yang
signignifikan, yaitu seperti target kinerja, target market share,
pengamanan terhadap sumber daya, dan kesesuaian peraturan serta
regulasi harus diidetifikasi. Ada 4 hal yang tercakup dalam penilaian
risiko dalam hubungannya dengan tujuan diatas,yaitu :
a) Identifikasi risiko internal yang signifikan.
b) Identifikasi risiko eksternal yang signifikan.
c) Mempersiapkan analisis risiko.
d) Pengaturan dari risiko relevan.
 Sistem Pengendalian Manajemen
Proses sistem pengendalian manajemen memfokuskan pada
kinerja manajemen daripada teknis operasional. Sistem
pengendalian manajemen mencakup pengembangan control dan
aktifitas monitoring untuk mengevaluasi kinerja dan supervisi
aktivitas perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar terjadi kesesuaian
33
aktivitas dengan kebijakan dan prosedur serta kesesuaian aktivitas
dengan peraturan-peraturan dan regulasi.
Kegiatan suatu organisasi dan pengendalian intern seringkali
efektif dengan adanya tekanan dari pihak luar. Aktifitas
pengendalian manajemen adalah untuk memonitor kesesuaian
aktifitas perusahaan dengan peraturan-peraturan dari regulatory
agencies di luar perusahaan sepertibank regulatory agency.
 Operational Control System
Proses atau sistemyang memacu efektivitas dan efisiensi dalam
pelaksanaan operasional sehari-hari disebut dengan pengendalian
operasional (operational control). Sistem pengandalian operasional
dalam suatu perusahaan biasanya meliputi sistem pengendalian
persediaan, sistem pengendalian kredit, sistem pengendalian
produksi, dan sistempengendalian kas.
Sistem pengendalian operasional juga memfokuskan pada
pengendalian karyawan. Oleh karena itu diperlukan upaya rotasi
jabatan diantara karyawan dan adanya supervisi dalam pelaksanaan
tugas.
4. RISK EXPOSURES
Risiko adalah sesuatu yang dapat mengurangi pencapaian
tujuan pengendalian. Risiko dapat muncul dari sumber-sumber
internal dan eksternal seperti customer, employees, computer
hacken, criminals dan lain-lain. Risiko dapat berubah dengan adanya
perubahan lingkungan seperti berubahnya penggunaan teknologi,
berubahnya kebijakan pengupahan dan lain-lain.
Agar dapat mendesaign sistempengendalian yang baik, akuntan
dan perancang sistem harus dapat menilai dan menemukan risiko
yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuannya.
a) Types of Risk
34
Terdapat beberapa bentuk risiko, yaitu :
 Unintentional Risk
Unintentional risk biasanya muncul karena adanya
keterbatasan pengetahuan karyawan atau dapat terjadi
juga karena kelelahan karyawan dan kekurang
pedulian serta supervisiyang tidak memadai.
 Deliberate errors
Deliberate errors muncul karena adanya kecurangan
yang dilakukan karyawan dengan melanggar peraturan
peraturan regulasi-regulasi lainnya.
 Unintentional losses ofassets
Unintentional losses of assets yaitu hilangnya aset atau
salah menempatkan karena suatu kecelakaan, seperti
kekeliruan memasukkan barang ke gudang yang tidak
sesuai, hilangnya data yang ada di komputer dan lain-
lain.
 Thefts of Assets
Risiko hilangnya asset karena dicuri atau
diselewengkan.
 Breaches of Security
Risiko karena lemahnya pengamanan terhadap assets
perusahaan.
 Acts of Violence and National Disaster
Risiko adanya sabotase atau bencana lainnya seperti
kebakaran dan lain-lain.
 Degree of Risk Exposure
Penilaian terhadap tingkat risiko harus
mempertimbangkan faktor-faktor :
a) Frequency
Semakin sering suatu kegiatan atau transaksi
berlangsung maka semakin besar tingkat risikonya
demikian sebaliknya.
35
b) Vulreability
Semakin mudah suatu assets diakses akan semakin
besarrisikonya demikian sebaliknya.
c) Size
Semakin besar nilai moneter yang potensial
merugi maka akan semakin besarrisikonya.
b) Problems Conditions Affecting Exposures to Risk
Masalah yang mempengaruhi risiko adalah 
 Kolusi
 Lemahnya penerapan sanksi
 Kejahatan komputer.
5. COMPUTER FRAUD AND CONTROL PROBLEMS
RELATED TO COMPUTERS
a) Importance of computer fraud.
Computer fraud memiliki tingkat risiko yang besar. Banyak
data dan transaksi serta jumlah uang yang besar dapat diakses
melalui komputer. Pengaksesan komputer oleh orang yang tidak
berwenang akan sangat berpotensiuntukterjadinya risiko.
b) Computer crime
Kejahatan komputer adalah sabotase atau kejahatan lain yang
menggunakan komputer sebagaialatnya.
Alasan-alasan mengapa komputer dapat menyebabkan
permasalahan pengendalian antara lain adalah 
 Pemrosesannya terpusat
 Berkurangnya pelacakan (bukti) dalam audit.
 Berkurangnya pertimbangan manusia.
6. KELAYAKAN PENGENDALIAN
36
Mengembangkan sistem pengendalian intern yang efektif dan
layak tidaklah mudah harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut 
a) Pertimbangan pemeriksaan.
b) Pertimbangan cost benefit.
7. PEMICU PERBAIKAN PENGENDALIAN
Perbaikan pengendalian dipacu oleh hal-hal sebagaiberikut 
a) Adanya kebutuhan manajemen.
b) Adanya perhatian organisasiprofesi tentang masalah etika.
c) Adanya peraturan lembaga pemerintahan.
BAB IV
CONTOH KASUS
1. Contoh kasus pengendalian intern di bank
Suatu hari ada seorang nasabah giro datang ke teller sebuah
bank untuk menyetorkan pembayaran uang, uang tersebut diterima
oleh petugas teller sesuai dengan tugasnya, teller menandatangani
dan memberikan stempel pada slip setoran tunai. Tidak seperti
biasanya, kali ini teller tidak menginput setoran tersebut dalam
system dengan demikian tidak ada validasi dalam slip setoran
tunai. slip setoran tunai diserahkan kembali kepada penyetor
sebagai bukti penerimaan uang, sedangkan copynya di simpan di
meja teller beserta uangnya. Pada suatu kesempatan teller
memasukan copy slip setoran tunai besertan uang yang telah
diterima ke dalam tas pribadi yang dia bawa tanpa diketahui oleh
siapapun, termasuk Pimpinannya, karena meja Pimpinan teller
tersebut tidak menyatu dengan ruangan teller.
Pada sore hari (penutupan transaksi) teller melakukan
rekonsiliasi antara kas masuk dan kas keluar dibandingkan dengan
37
print out yang dihasilkan oleh system dan dibandingkan dengan
saldo kas serta dengan bukti transaksi yang ada disaksikan oleh
Pimpinan teller, dan hasilnya tentu saja cocok Kenapa cocok?
karena setoran tunai yang dia terima, baik uang tunai maupun slip
setoran tunai dia masukan kedalam tas pribadinya dan tidak di input
kedalam system.
Beberapa tahun kemudian ada komplain dari Nasabah, bahwa
ada beberapa setoran-setoran yang telah dia setorkan namun tidak
tercantum dalam rekening koran periode setoran.
Pertanyaannya adalah:
Apa yang salah dalam kasus tersebut?
Dalam kasus ini, yang salah adalah ada tidak adanya pengendalian
intern atau tidak jalannya pengendalian intern.
yang pertama:
Teller tidak dilarang membawa tas pribadi ke ruangan
teller, sehingga dengan mudah teller menyimpan uang setoran
nasabah kedalam tas pribadinya.
yang kedua:
Meja pimpinan tidak berada dalam ruangan yang sama
dengan teller, tapi untuk hal ini tidak mutlak benar, karena bisa saja
teller memanfaatkan kesempatan pada saat Pimpinan lengah.
yang ketiga:
dalam ruangan teller tidak ada CCTV atau kalaupun ada
CCTV, CCTV nya tidak pernah di pantau (tidak ada pemutaran
CCTV secara periodik, untukmelihat operasional).
yang keempat:
nasabah tidak melakukan rekonsiliasi secara periodik
(sebulan sekali) sehingga nasabah mengetahui adanya setoran yang
tidak tercantum dalam rekening koran setelah satu tahun berlalu.
yang kelima:
38
Pimpinan teller tidak setiap saat melakukan kunjungan ke
meja teller, sehingga tidak melihat adanya slip setoran dan uang
yang berada diatas meja, dimana seharusnya slip setoran menyatu
dengan slip setoran lainnya, sedangkan uang harus masuk kedalam
kas teller.
Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat saja tetapi juga
karena kesempatan. Oleh sebab itu jangan pernah memberikan
kesempatan kepada siapapun untuk melakukan kejahatan yaitu
dengan cara melakukan pengendalian intern secara kontinu.
2. Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Panembahan Senopati Bantul
INTISARI:
Semakin besar suatu perusahaan akan meningkatkan risiko
kegagalan terhadap perusahaan tersebut. Kebutuhan terhadap
pengendalian internal untuk mencegah risiko tersebut menjadi
semakin tinggi. Akhir-akhir ini, institusi kesehatan mendapat
sorotan terkait beberapa kasus yang terjadi. Salah satunya adalah
kasus dugaan malpraktik di Manado. Kasus ini menunjukkan bahwa
masyarakat sudah mulai kritis dan rumah sakit dituntut selalu
memberikan pelayanan yang maksimal.
Di Bantul, RSUD Panembahan Senopati merupakan rumah
sakit terbesar dengan peningkatan pasien rata-rata 30% per tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai risiko-risiko operasional
RSUD Panembahan Senopati dan menilai kepatuhan manajemen
terhadap COSO Internal Control Framework dengan asumsi Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah yang digunakan rumah sakit
diadopsi dari COSO Internal Control Framework.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur melalui analisis
teori dari berbagai sumber dan analisis data sekunder rumah sakit,
39
dan studi lapangan dengan melakukan observasi dan wawancara di
lingkungan rumah sakit. Wawancara dilakukan dengan sampling
kepada beberapa pihak manajemen yang relevan dengan penelitian
ini. Wawancara tersebut terbatas pada permasalahan penilaian risiko
operasional dan kepatuhan terhadap COSO Internal Control
Framework.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penilaian risiko,
Bidang Keuangan, IPSRS, dan Instalasi Rekam Medis dan SIM RS
menempati 3 bidang teratas yang berisiko tinggi. Manajemen dapat
melakukan respon terhadap risiko-risiko tersebut dengan sharing
dan reduce risk. Risiko utama yang dihadapi rumah sakit berkaitan
dengan efektivitas dan efisiensi operasional akibat adanya kendala
dalam cash flow rumah sakit. Kemudian, secara umum, kepatuhan
manajemen terhadap COSO Internal Control Framework sudah
cukup baik, namun memerlukan peningkatan lagi.
Isu yang paling utama adalah tidak berjalannya fungsi Satuan
Pengawas Intern (SPI) rumah sakit. Peneliti menyarankan untuk
bekerja sama dengan kantor akuntan publik dalam membentuk
Internal Audit Charter sebagai dasar, dan menjalankan SPI
berdasarkan dasartersebut. (penulis : Penulis Nano Adhi Wicaksono)
3. Sistempengendalianinterpemerintah(SPIP) kota
Padang Panjang
Indonesia memiliki berbagai perangkat hukum yang mengatur
penyelenggaraan prinsip good governance. Serangkaian regulasi
tersebut mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengendalikan
langsung penyelenggaraan tata kelola Pemerintahan.
Dalam tata kelola pemerintahan yang baik diwujudkan
dengan sistem pengendalian yang fleksibel dan dinamis yang
menyatu dengan alur penyelenggaraan pemerintahan itu sendiri, di
Indonesia sistem pengendalian disebut dengan sistem pengendalian
intern Pemerintah(SPIP).
40
Dalam perkembangannya SPIP di Indonesia mempunyai
kendala-kendala baik dari segi pemahaman dan penerapannya
sendiri. Pelaksanaan SPIP di Kota Padang Panjang sudah dimulai
dengan baik, hal ini dibuktikan dengan terbitnya Peraturan Walikota
Padang Panjang nomor : 68 tahun 2009 tentang penyelenggaraan
SPIP di Pemerintah Kota Padang Panjang dan surat keputusan
Walikota Padang Panjang nomor : 900/380/Wako-PP/2012 tentang
pembentukan satuan tugas implementasi sistem pengendalian intern
Pemerintah Kota Padang Panjang.
Peraturan Walikota tersebut menjadi payung hukum dalam
pelaksanaan SPIP di Pemerintahan Kota Padang Panjang. Kemudian
dengan dimulainya tahap pemetaan, yang diawali dengan
pemahaman serta dengan diwujudkan nya pembangunan sebuah
lingkungan pengendalian pada setiap intansi pemerintah di Kota
Padang Panjang.
Dengan ditetapkannya satuan tugas pada setiap SKPD yang
secara sistematis bertanggung jawab dalam penerapan SPIP secara
utuh pada instansinya. Satuan tugas ini kemudian diberi pelatihan
dan sosialisasi sebagai langkah awal pemahaman dan pemantapan
penyelenggaraan SPIP yang dibimbing langsung oleh BPKP
perwakilan Sumatera Barat di Padang. Akan tetapi seiring dengan
hal tersebut terdapat beberapa kendala yang dihadapi setiap SKPD
dalam proses penerapan SPIP yang efektif dan efesien, kurangnya
sarana dan prasarana, sumber daya manusia serta beragamnya
penafsiran dari berbagai pegawai tentang SPIP itu sendiri masih
menjadi kendala klasik yang dapat menghalangi pencapaian tujuan,
kendala yang mendasar yang menjadi perhatian peneliti yaitu dalam
mengubah pola pikir para pegawai di lingkungan pemerintahan
secara keseluruhan yaitu masih tertanamnya pola pengawasan
melekat (WASKAT) yang sudah lama digunakan sebelum
bergulirnya SPIP seperti saat sekarang ini.
Salah satu kendala yang menjadi pole mik yaitu setiap
instansi belum sepenuhnya mampu dalam hal merumuskan risiko
41
pada lingkup kerja mereka sendiri, setiap SKPD belum bisa secara
keseluruhan dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang krusial yang
berpotensi pada kegagalan pencapaian visi, misi serta tujuan SKPD
tersebut. Hal ini tercermin dengan laporan yang diberikan kepada
Inspektorat Kota dimana setiap instansi hanya dapat
mengidentifikasi risiko-risko yang bersifat umum dan wajar dalam
berjalannya sebuah organisasi, belum dikembangkan kearah yang
lebih spesifik yang berhubungan langsung dengan core business dari
instansitersebut.
Seharusnya setiap SKPD dapat menyelaraskan visi dan misi
intansi dengan risiko yang berkaitan dengan hal tersebut baik dari
dalam maupun luar dari entitas, sebagaimana unsur dari penilaian
risiko tersebut yaitu : identifikasi risiko, analisis risiko. Selain
permasalahan diatas, opini WDP yang diberikan oleh BPK pada
tahun 2015 pada Pemerintah Kota Padang Panjang menjadi tolak
ukur dan merupakan salah satu faktor yang melatar belakangi
lemahnya penerapan SPIP pada Kota Padang Panjang. Jika ingin
mencapai tujuannya maka mau tidak mau suatu Pemerintah Daerah
harus berupaya meraih opini WTP dari BPK. Opini WTP adalah
basic requirement untuk mewujudkan good public governance
(Mardiasmo, 2010). Salah satu faktor yang menentukan pemberian
opini WTP oleh BPK adalah kondisi sistem pengendalian intern di
Pemerintah Daerah tersebut.
Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kota Padang Panjang
berupaya memperbaiki sistem pengendalian intern di lingkungan
Pemerintahannya, salah satu langkah awal dengan menetapkan 10
SKPD sebagai pilot project dalam penerapan SPIP di Pemerintah
Kota Padang Panjang, yaitu SKPD Sekretariat Daerah, DPPKAD,
Inspektorat, BKD, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas
Pendidikan, Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan RSUD, yang
diharapkan mampu untuk memberikan contoh kepada SKPD
lainnya, dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan yang
dilaksanakan oleh instansi yang bertanggungjawab dalam mengawal
42
pelaksanaan SPIP yaitu Inspektorat, setelah pelaksanaan SPIP
tersebut setiap SKPD diwajibkan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis sendiri risiko pada lingkungan kerja masing-masing
dengan menetapkan satuan tugas pada instansinya, kemudian setiap
SKPD diwajibkan membuat laporan tentang penilain risiko tersebut.
Dalam tata kelola pemerintahan yang efektif membutuhkan
kemampuan pengelolaan keuangan daerah yang efisien, efektif,
transparan, akuntabel dan memberikan manfaat nyata (Noor, 2014).
Akuntansi dan pelaporan keuangan daerah yang baik merupakan
bagian dari akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
Akuntabilitas pengelolaan keuangan di suatu daerah dapat dinilai
masyarakat dari opini yang dikeluarkan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) atas laporan keuangan yang dibuat Pemerintah Daerah
tersebut. Daerah yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) dari BPK akan membuat kepercayaan masyarakat terhadap
Pemerintah Daerah semakin tinggi walaupun opini BPK tidak
menjamin tidak adanya praktek-praktek korupsi dalam
penyelenggaran pemerintahan. Peraturan Pemerintah nomor 60
Tahun 2008 Pasal 2 menyatakan bahwa Gubernur/Bupati/WaliKota
wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaran kegiatan
pemerintahan dengan mempedomani SPIP. Kepala Daerah selaku
pemegang otoritas tertinggi di daerahnya berkewajiban untuk
mengimplementasikan SPIP dalam penyelenggaraan kegiatan
Pemerintahan di Daerahnya. Selain diamanatkan dalam ketentuan
perundang-undangan, dalam kaitannya dengan pemberian opini
BPK atas laporan keuangan Pemerintah Daerah, penerapan Sistem
Pengendalian Intern.
Pemerintah(SPIP) menjadi salah satu faktor kunci yang
menentukan opini yang akan diberikan oleh BPK (BPK, 2013).
SPIP berfungsi untuk memberikan arah yang jelas atas tercapainya
tujuan organisasi, dengan pengembangan lima unsur yang ada dalam
SPIP tersebut yaitu : Lingkungan Pengendalian, Penilaian risiko,
Kegiatan pengendalian, informasi dan komunisasi, serta pemantauan
unsur tersebut terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 60 tahun
2008. Penelitian mendalam mengenai penilaian risiko masih sedikit
ditelaah secara mendalam, padahal salah satu komponen
43
pengendalian intern ini merupakan kunci penting dalam membangun
sistem pengendalian intern disuatu organisasi setelah pembentukan
sebuah lingkungan pengendalian terbentuk.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti unsur penilaian
risiko SPIP khususnya pada Pemerintah Kota Padang Panjang.
Seperti yang diungkap pada penelitian terdahulu penilaian risiko
mempunyai peranan yang penting dalam proses pembentukan SPIP
pada sebuah instansi, (Istiningrum, 2011) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa penilaian risiko diawali dengan proses
perumusan tujuan baik itu tujuan instansimaupun tujuan kegiatan.
Setelah tujuan dirumuskan, mulailah dilakukan proses
pengidentifikasian terhadap risiko serta analisis risiko. Keseluruhan
langkah tersebut pada akhirnya akan memberi informasi kepada
pimpinan baik itu pimpinan instansi maupun pimpinan kegiatan
untuk melakukan pendekatan yang tepat guna meminimalisir
dampak dari risiko. Kemudian dalam penelitiannya (Pujianik dan
Suryawati, 2010) mengungkapkan bahwa SPIP mempunyai peran
dan fungsi yang signifikan dalam meminimalisasi salah saji
pencatatan akuntansi, hal ini dapat diminimalisir karna dengan telah
dikajinya risiko-risiko yang menjadi kendala dalam penulisan
laporan keuangan, sehingga dampak terjadinya risiko sudah
dikendalikan dan minimalisir sedemikian rupa.
4. Contoh kasus resiko regulasi dan hukum di PT Astra
Honda Motor
Risiko ini dapat terjadi karena adanya perubahan regulasi atau
hukum dari regulator atau pemerintah yang dapat mengancamposisi
kompetitif dan kemampuan perusahaan untuk menjalankan bisnis
secara efisien, demikian juga dengan kebijakan internal perusahaan
yang selalu berubah-ubah. Termasuk di dalamnya ketidakpatuhan
dalam standar industri. Macam-macam risiko regulasi dan hukum
44
yang mungkin dihadapi oleh manajemen disajikan dalam tabel di
halaman belakang:
Resiko Dampak
Batasan-batasan dalam industri yang
menyebabkan kehilangan peluang dan
pendapatan.
Besar
Perubahan regulasi pemerintah. Besar
Kehilangan lisensi. Sangat Besar
Sengketa dalam perjanjian kontrak Besar
Tindakan manajemen yang melanggar
aturan
Besar
Penjelasan:
· Risiko pertama, batasan-batasan dalam industri yang
menyebabkan kehilangan peluang dan pendapatan dapat berdampak
pada keuntungan yang dihasilkan dan strategi yang diterapkan akan
berubah. Risiko ini tidak dapat dihindari karena merupakan
45
kebijakan pemerintah dalam menentukan batasan-batasan industri
sehingga manajemen harus menyiapkan langkah antisipasinya.
· Risiko kedua, perubahan regulasi pemerintah juga
merupakan risiko yang tidak bisa diprediksi. Risiko ini memiliki
dampak yang cukup besar pada kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan sehingga ketika risiko ini terjadi,
manajemen diharapkan untuk menyesuaikan dengan regulasi yang
baru secepatnya dan sebaiknya menyiapkan strategi cadangan untuk
berjaga-jaga apabila regulasi pemerintah berubah lagi.
· Risiko ketiga, risiko kehilangan lisensi memiliki dampak
yang sangat besar pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Namun, risiko ini kecil kemungkinannya terjadi karena biasanya
perusahaan akan segera mendaftarkan lisensinya begitu usaha telah
berjalan.
· Risiko keempat, risiko ini memiliki dampak yang besar
bagi perusahaan. Masalah sengketa dalamperjanjian kontrak dengan
pihak lain dalam bentuk kerjasama maupun ijin penggunaan
aset/lahan untuk mendirikan tower apabila tidak segera diselesaikan,
maka akan menimbulkan masalah berkepanjangan yang bisa
menyebabkan kinerja perusahaan menurun. Risiko ini dapat dicegah
apabila kedua belah pihak dalam perjanjian saling mematuhi aturan
yang ada.
46
· Risiko kelima, tindakan manajemen yang melanggar aturan
akan menyebabkan terganggunya kinerja perusahaan baik sebagian
maupun secara keseluruhan. Risiko ini dapat dicegah dengan selalu
mematuhi peraturan yang ada dan tidak melakukan tindakan yang
dapat merugikan perusahaan.
Risiko Perubahan Tingkat Suku Bunga
Risiko Dampak
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
dapat memengaruhi tingkat suku bunga.
Besar
Kebijakan internal perbankan tentang
tingkat suku bunga.
Besar
Jangka waktu yang lama membuat
perubahan tingkat suku bunga semakin
sering.
Besar
Timbul gap yang cukup besar antara
pendapatan bunga dan biaya bunga
akibat perubahan tingkat suku bunga.
Besar
Risiko tingkat suku bunga ini merupakan risiko terkait dengan
kesehatan finansial perusahaan. Adanya risiko Tingkat Suku Bunga
47
merupakan salah satu indikasi bahwa PT. Astra Honda Motor
menggunakan pendanaan atas investasi dan operasionalnya dengan
modal yang berasal dari luar (external capital). Dengan demikian
akan merubah struktur modal dari perusahaan. Indikasi yang dari
modal yang didapatkan dari luar berupa hutang merupakan salah
satu sebab berubahnya strukturmodal perusahaan.
Dengan struktur modal yang berubah seiring dengan
bertambahnya utang perusahaan maka akan menambah biaya
kebangkrutan perusahaan walaupun taxshield nya bertambah. Biaya
kebangkrutan merupakan salah satu sebab perusahaan sedang
mengalami financia distress.
Risiko Tingkat suku bunga ini dapat dilihat dengan mengetahui
utang perusahaan dan membandingkanya dengan modal sendiri
perusahaan yang terhubung dalam struktur modal. Dengan melihat
perbandingan antara keduanya, maka kita bisa melihat bagaimana
perusahaan tersebut mempunyai risiko perubahan tingkat suku
bunga yang besar atau rendah.
5. Contoh kasus dan analisis Manajemen Resiko pada
koperasi kredit
Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, dan merupakan
salah satu pilar ekonomi, selayaknya perlu mendapat perhatian
serius dari pemerintah. Di sisi lain, salah satu upaya pemerintah
dalam mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan
dilakukan melalui program-program pemberdayaan ekonomi rakyat.
Dengan demikian, melalui pemberdayaan koperasi diharapkan akan
mendukung upaya pemerintah tersebut. Dalam upayanya,
pemerintah dalam hal ini Kementerian Negara Koperasi dan Usaha
48
Kecil dan Menengah dituntut untuk dapat menghasilkan program
dan kebijakan yang dapat mendukung tumbuh dan berkembangnya
koperasi.
Risiko merupakan bahaya, risiko adalah ancaman atau
kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan
dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Namun
demikian risiko juga harus dipandang sebagai peluang, yang
dipandang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Jadi kata
kuncinya adalah tujuan dan dampak pada sisi yang berlawanan.
Dengan kata lain risiko adalah probabiltas bahwa “Baik”
atau “Buruk” yang mungkin terjadi yang akan berdampak terhadap
tujuan yang ingin kita capai. Untuk itu risiko perlu kita kelola
dengan baik melalui proses yang logis dan sitematik dalam
identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi serta
memonitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap
aktivitas atau proses atau yang biasa kita kenal dengan manajemen
risiko, kembali pada perkembangan koperasi, walaupun mengalami
perkembangan yang cukup menggembirakan Koperasi senantiasa
atau sering kali terganjal oleh sejumlah masalah klasik, diantaranya:
a) Lemahnya partisipasi anggota
b) Kurangnya permodalan
c) Pemanfaatan pelayanan
d) Lemahnya pengambilan keputusan
e) Lemahnya Pengawasan
f) Manajemen Resiko
Masalah – masalah tersebut diatas merupakan potensi
risiko yang yang tampak dan teridentifikasi, sehingga berangkat dari
permasalahan umum tersebut Koperasi seharusnya sudah mampu
melakukan mitigasi risiko atas permasalahan tersebut diatas.
Selanjutnya bagi Koperasi yang bergerak dalam usaha simpan
49
pinjam merupakan industri yang sarat dengan risiko. Koperasi kredit
sebenarnya adalah miniatur dari perbankan. Yang dikelola hampir
sama, yakni uang masyarakat (anggota koperasi) dan kemudian
menyalurkan dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat (anggota
koperasi) yang membutuhkan.
Dengan risiko tersebut maka sudah selayaknya jika
Koperasi kredit menerapkan konsep manajemen risiko, sebagai
konsekuensi dari bisnis yang penuh dengan risiko. Artinya risiko
yang mungkin timbul dimitigasi dengan cara menerapkan
manajemen risiko di semua lini dan bidang. Hal ini menunjukan
bahwa pengurus dan pengelola Koperasi kredit sudah selayaknya
memiliki kemampuan dalam hal manajemen risiko atau sudah
mengikuti program sertifikasi manajemen risiko. Tentunya konsep
yang ditawarkan disesuaikan dengan tingkat risiko yang melekat
pada bisnis koperasi.
Manajemen Risiko Salah satu langkah yang dapat
dilakukan untuk memperkecil ruang dan kesempatan para pembobol
koperasi untuk melancarkan aksinya adalah dengan, memberlakukan
manajemen risiko dalam praktek berkoperasi. Masalah ini
sebenarnya masalah klise yang sudah dicoba dipecahkan jauh hari
sebelum meledaknya berbagai kasus di koperasi. Fenomena ini
tentunya sejalan dengan rencana penataan modal koperasi, yang
seharusnya juga disesuaikan dengan kemajuan bisnis Koperas i
kredit yang bersangkutan. Semua risiko yang muncul di balik
gemerlapnya bisnis Koperasi kredit, harus bisa ditutup dengan
modal koperasi. Itu berarti manajemen risiko merupakan back bone
menuju koperasi yang sehat.
Maklum, pengalaman tidak menyenangkan yang menimpa
beberapa koperasi memperlihatkan bahwa persoalan manajemen
risiko tidak bisa dianggap enteng. Pengalaman memberi pelajaran
berharga bahwa pengelolaan risiko yang buruk dapat
membahayakan kelangsungan koperasi. Pertanyaannya, risiko apa
saja yang harus di-cover oleh koperasi? Faktor risiko yang melekat
50
pada bisnis koperasi khususnya Koperasi kredit, jika dikaji lebih
jauh, ternyata jumlahnya sangat banyak(beragam), diantaranya :
a) Risiko Kredit, risiko ini didefinisikan sebagai risiko kerugian
sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat dan atau tidak
mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang
dipinjamkannya secara penuh pada saat jatuh tempo atau
sesudahnya.
b) Risiko Likuiditas, risiko likuiditas adalah risiko yang
disebabkan Koperasi tidak mampu memenuhi kewajibannya
yang telah jatuh tempo.
c) Risiko Operasional, risiko operasional didefinisikan sebagai
resiko kerugian atau ketidakcukupan proses internal, sumber
daya manusia dan sistem yang gagal atau dari peristiwa
eksternal.
d) Risiko Bisnis, risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan
posisi persaingan antar Koperasi dan prospek keberhasilan
Koperasi dalam perubahan pasar.
e) Risiko Strategik, risiko strategik adalah risiko yang terkait
dengan keputusan jangka panjang yang dibuat oleh pengurus
dan pengelola.
f) Risiko Reputasional, resiko kerusakan pada Koperasi yang
diakibatkan dari hasil opnini public yang negative.
g) Risiko Legal
h) Risiko Politik
i) Risiko Kepatuhan
ANALISIS PERMASALAHAN
51
Menurut masalah yang ada diatas beberapa analisis yang bisa
diamati adalah :
a) Kurang partisipasinya anggota Koperasi, kurangnya partisipasi
tersebut dikarenakan banyak anggota yang tidak peduli akan
kesejahteraan koperasi dan keberlangsungan operasional
Koperasi. Anggota kurang memiliki rasa empati terhadap
Koperasi, hal ini mungkin disebabkan karena pelayanan
koperasi atau sistem kerja koperasi yang dinilai oleh anggota
Koperasi tidak memuaskan.
b) Kurangnya Permodalan, hal ini dapat dilansir dari hal pada
nomor satu karena kurangnya kepedulian anggota maka
berkutang pula masukan dana (modal) dari para anggota yang
diperoleh dari sumbangan sukarela maupun wajib.
c) Pemanfaatan pelayanan, pemanfaatan pelayanan yang didapat
dari pengurus haruslah memenuhi kepuasan anggota karena
dengan pelayanan ini kepuasan anggota akan terpenuhi dan
akan mengoptimalkan umpan balik dari anggota.
d) Lemahnya pengambilan keputusan, proses pengambilan
keputusan yang ada dalam koperasi memang sangat lama
karena harus melewati beberapa proses seperti rapat anggota,
menyatukan pendapatatau yang terbanyak kemudian kembali
dimusyawarahkan untuk menuju mufakat maka di perlukan
waktu yang sangat lama untuk mengambil keputusan, dan
dalam proses pengambilan keputusan ini terkadang masih ada
campur tangan akan kepentingan pribadi.
e) Lemahnya Pengawasan, karena banyak hal yang harus diurus
dalam segi modal, bisnis, dan pelayanan sisi yang perlu disorot
juga ialah segi pengawasan yang terjadi pada koperasi.
Pengawasan biasanya dilakukan oleh bagian khusus baik dari
intern maupun ekstern, pada prakteknya dalam pengawasan ini
sangat jarang dilakukan tinjauan lapangan tapi hanya
berdasarkan laporan dari badan pengurus. Hal ini yang
menyebabkan pengawasan terhadap koperasi kurang.
52
f) Manajemen Resiko, jarang pada koperasi yang ada yang
memiliki manajemen resiko tapi hanya berdasarkan dari
prosedur yang disepakati bersama oleh karena itu sebaiknya
setiap koperasi hendaknya memiliki manajemen resiko untuk
meminimalisir kerugian dan beberapa risiko risiko lainnya.
Beberapa uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen risiko sangat diperlukan dalam berbagai bidang di
koperasi guna meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dalam
menjalankan proses operasionalnya.
6. Contoh kasus pengendalian internal PT. Tri Plastik
Indonesia
PT. Tri Plastik Indonesia telah menjadi klien audit KAP
Bima, Rian, Sunardi, & Badri (BRS&B) selama beberapa tahun.
PT. Tri Plastik Indonesia dirintis oleh Tri Antoro yang memiliki
51% saham perusahaan. Sisanya dimiliki oleh sekitar 200 pemegang
sahamyang merupakan investor tanpa tanggung jawab operasonal.
PT. Tri Plastik Indonesia membuat produk dengan bahan
baku utama adalah plastik. Beberapa dibuat karena pesanan, tapi
kebanyakan produk dibuat untuk persediaan. Sebuah contoh produk
manufaktur PT. Tri Plastik Indonesia adalah alat kursi plastik yang
digunakan dengan sistempengencang tertentu.
PT. Tri Plastik Indonesia telah berkembang dari sebuah
perusahaan kecil, yang hanya memproduksi dua jenis barang, ketika
mereka pertama kali melakukan kontrak kerja dengan BRS&B,
hingga kini menjadi perusahaan sukses dengan produk yang
beragam.
Pada saat Roni Hartanto dari BRS&B menjadi menejer
auditnya, penjualan tahunan telah berkembang menjadi Rp 20 miliar
dan laba menjadi Rp 1,9 miliar. Secara historis, perusahaan tidak
memiliki masalah-masalah audit yang luar biasa, dan BRS&B telah
53
menerbitkan opini audit wajar tanpa pengecualian setiap tahunnya.
Pendekatan audit BRS&B yang selalu diterapkan pada PT. Tri
Plastik Indonesia adalah pendekatan audit “substantif”.
Dalam pendekatan ini, auditor yang bertugas mendapatkan
pemahaman atas pengendalian internal sebagai bagian dari produser
pengukuran risiko, namun risiko pengendalian nilai pada tingkat
maksimum (100%). Prosedur analitis yang meluas telah dilakukan
pada laporan laba rugi, dan fluktuasi yang tidak biasa telah
diselidiki.
Prosedur audit terperinci ditekankan pada akun-akun
neraca di awal tahun, maka saldo laba dan laporan laba ruginya pasti
benar. Bagian I Dalam mengevaluasi pendekatan audit untuk PT. Tri
Plastik Indonesia untuk audit tahun berjalan, Roni Hartanto yakin
bahwa pendekatan substantif hanya tepat utuk audit pada perusahaan
– perusahaan kecil.
Dalam penilaian, PT. Tri Plastik Indonesia, dengan
penjualan Rp20 miliar dan 46 pegawai, telah memenuhi ukuran
yang tidak ekonomis, dan mungkin juga tidak bijak, untuk
mengkonsentrasikan semua pengujian pada neraca.
Selain itu, ketentuan terkini di Pasal 404 Sarbanes Oxley
Act dan standar 2 PCAOB terkait sekarang ini mengharuskan audit
atas laporan keuangan dan pengendalian internal atas laporan
keuangan. Sehingga, programaudit yang dirancang yang ditekankan
pada identifikasi pengendalian internal disemua siklus-siklus
transaksi penting dan dimasukkan dalam pengujian pengendalian.
Selain untuk memenuhi ketentuan baru dalam PCAOB, manfaat
ekonomi yang diinginkan dari pendekatan “pengurangan resiko
pengendalian” adalah waktu yang dihabiskan untuk menguji
pengendalian akan menjadi lebih banyak dibandingkan dengan
kompensasi yang didapatkan dari pengurangan pengujian terperinici
atas akun- akun neraca.
54
Dalam merencanakan pengujian persediaan, Roni
menggunakan model resiko audit yang tercakup dalam standar audit
untuk menentukan jumlah unsur persediaan yang akan diuji oleh
BRS&B diakhir tahun. Karena banyaknya jenis produk, keunggulan,
ukuran dan warna, persediaan PT Tri PLastik Indonesia terdiri dari
2.450 jenis barang yang berbeda. Semua persediaan tersebut dicatat
dalam sistem manajemen persediaan perpetual yang menggunakan
basis data relasional. Dalam menggunakan model resiko audit untuk
persediaan, Roni yakin bahwa resiko audit sebanyak 5% dapat
diterima. Ia menilai resiko bawaannya tinggi (199%) karena
persediaannya, berdasarkan sifatnya, merupakan objek untuk banyak
jenis salah saji.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam
perusahaan/entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan
laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh karena
itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di
auditnya, Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI
dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses
akuntansi.
Pengendalian intern merupakan suatu proses-yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain
entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :
a) keandalan pelaporan keuangan,
b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan
c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor
independen karena manajemen tidak dapat melakukan pengendalian
55
secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya perus ahaan.
Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian
intern yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan
manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpngan yang akan
terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan
secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semua transaksi
perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas.
Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern
yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam
kegiatan mungkin atau tidaknya audit dilaksanakan, salah saji
material yang potensial dapat terjadi, resiko deteksi, perancangan
pengujian substantif.
DAFTAR PUSTAKA
 http://indahjewel.blogspot.co.id/2012/09/sistem-
pengendalian-internal-spi.html
 https://dedih.files.wordpress.com/2008/12/kuliah-ke-9-
pengelolaan-resiko.ppt
 http://yustus09.blogspot.co.id/2011/07/hubungan-resiko-
dan-pengendalian.html
 http://kalmet.blogspot.co.id/2010/11/belajar-
internal-control-melalui-kasus.html
 http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_
detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_i
d=69712
 http://scholar.unand.ac.id/14696/
 http://sherlyarianti.blogspot.co.id/2013/06/contoh-kasus-
manajemen-risiko-pt-astra.html
 http://nyaritugas.blogspot.co.id/2011/12/contoh-kasus-dan-
analisis-manajemen.html
 http://atchokers.blogspot.co.id/2012/12/contoh-
kasus-audit.html
56

More Related Content

What's hot

Makalah tata usaha dan peranannya
Makalah tata usaha dan peranannyaMakalah tata usaha dan peranannya
Makalah tata usaha dan peranannyaAmalia Novianti
 
Makalah SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA
Makalah SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIAMakalah SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA
Makalah SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIANaila Rosyidah
 
118556130 untitled
118556130 untitled118556130 untitled
118556130 untitledRatzman III
 
Rismayani S.Kom M.T
Rismayani S.Kom M.TRismayani S.Kom M.T
Rismayani S.Kom M.TKelompok 4
 
Makalah unsur administrasi " ketatausahaan"
Makalah unsur administrasi " ketatausahaan"Makalah unsur administrasi " ketatausahaan"
Makalah unsur administrasi " ketatausahaan"Latifah Ratantri
 
Ppt sistem informasi manajemen database human resourches information
Ppt sistem informasi manajemen database human resourches informationPpt sistem informasi manajemen database human resourches information
Ppt sistem informasi manajemen database human resourches informationolaamonica
 
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)Ratna Kusuma Wardhany
 
BAB 3 sistem informasi sumber daya manusia
BAB 3   sistem informasi sumber daya manusiaBAB 3   sistem informasi sumber daya manusia
BAB 3 sistem informasi sumber daya manusiaShelly Intan Permatasari
 
Pekerjaan kantor dan tata usaha
Pekerjaan kantor dan tata usahaPekerjaan kantor dan tata usaha
Pekerjaan kantor dan tata usahaNuiiul Muurz
 
Tugas akhir informasi dan proses bisnis ( proses penjualan )
Tugas akhir informasi dan proses bisnis ( proses penjualan )Tugas akhir informasi dan proses bisnis ( proses penjualan )
Tugas akhir informasi dan proses bisnis ( proses penjualan )Haris Tondok
 
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PRODU...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PRODU...ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PRODU...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PRODU...RaihanAbid1
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )safitridewie
 
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...RaihanAbid1
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 

What's hot (20)

Makalah tata usaha dan peranannya
Makalah tata usaha dan peranannyaMakalah tata usaha dan peranannya
Makalah tata usaha dan peranannya
 
Makalah SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA
Makalah SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIAMakalah SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA
Makalah SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA
 
Laporan sistem informasi akuntansi pada alfa midi
Laporan sistem informasi akuntansi pada alfa midiLaporan sistem informasi akuntansi pada alfa midi
Laporan sistem informasi akuntansi pada alfa midi
 
akm 1.docx
akm 1.docxakm 1.docx
akm 1.docx
 
118556130 untitled
118556130 untitled118556130 untitled
118556130 untitled
 
Rismayani S.Kom M.T
Rismayani S.Kom M.TRismayani S.Kom M.T
Rismayani S.Kom M.T
 
Laporan sistem informasi akuntansi pada cimory
Laporan sistem informasi akuntansi pada cimoryLaporan sistem informasi akuntansi pada cimory
Laporan sistem informasi akuntansi pada cimory
 
Makalah unsur administrasi " ketatausahaan"
Makalah unsur administrasi " ketatausahaan"Makalah unsur administrasi " ketatausahaan"
Makalah unsur administrasi " ketatausahaan"
 
Ppt sistem informasi manajemen database human resourches information
Ppt sistem informasi manajemen database human resourches informationPpt sistem informasi manajemen database human resourches information
Ppt sistem informasi manajemen database human resourches information
 
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
Makalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SDM)
 
BAB 3 sistem informasi sumber daya manusia
BAB 3   sistem informasi sumber daya manusiaBAB 3   sistem informasi sumber daya manusia
BAB 3 sistem informasi sumber daya manusia
 
Pekerjaan kantor dan tata usaha
Pekerjaan kantor dan tata usahaPekerjaan kantor dan tata usaha
Pekerjaan kantor dan tata usaha
 
Tugas akhir informasi dan proses bisnis ( proses penjualan )
Tugas akhir informasi dan proses bisnis ( proses penjualan )Tugas akhir informasi dan proses bisnis ( proses penjualan )
Tugas akhir informasi dan proses bisnis ( proses penjualan )
 
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PRODU...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PRODU...ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PRODU...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PRODU...
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
Laporan Analisis SIA pada PT.EPSON Batam ( Proses Pembelian Kredit )
 
Siklus penggajian
Siklus penggajianSiklus penggajian
Siklus penggajian
 
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...
ANALISIS IMPLEMENTASI APLIKASI KONSEP BASIS DATA RELASIONAL PADA SISTEM PELAP...
 
Laporan sistem informasi akuntansi pada restoran inni pizza
Laporan   sistem informasi akuntansi pada restoran inni pizzaLaporan   sistem informasi akuntansi pada restoran inni pizza
Laporan sistem informasi akuntansi pada restoran inni pizza
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 

Similar to MAKALAH INFORMASI DAN PROSES BISNIS

Pengendalian internal,sia,dea tiana siva,suryani,stiami
Pengendalian internal,sia,dea tiana siva,suryani,stiamiPengendalian internal,sia,dea tiana siva,suryani,stiami
Pengendalian internal,sia,dea tiana siva,suryani,stiamideatianasiva
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Audit and Interna...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Audit and Interna...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Audit and Interna...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Audit and Interna...Melania Bastian
 
Pengendalian Internal_ RaniNurrohmah_STIAMI
Pengendalian Internal_ RaniNurrohmah_STIAMIPengendalian Internal_ RaniNurrohmah_STIAMI
Pengendalian Internal_ RaniNurrohmah_STIAMIRani Nurrohmah
 
sia, sri, suryanih, stiami
sia, sri, suryanih, stiamisia, sri, suryanih, stiami
sia, sri, suryanih, stiamisri utami
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...Siti Maesaroh
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...Siti Maesaroh
 
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...Siti Maesaroh
 
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...Deny Dermawan
 
Tugas sim, anis haerunisa, yanano mihadi putra, se,m.si,pengguna dan pengemba...
Tugas sim, anis haerunisa, yanano mihadi putra, se,m.si,pengguna dan pengemba...Tugas sim, anis haerunisa, yanano mihadi putra, se,m.si,pengguna dan pengemba...
Tugas sim, anis haerunisa, yanano mihadi putra, se,m.si,pengguna dan pengemba...AnisHaerunisa2
 
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, si dalam kegiatan bisnis, universitas mercu...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, si dalam kegiatan bisnis, universitas mercu...Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, si dalam kegiatan bisnis, universitas mercu...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, si dalam kegiatan bisnis, universitas mercu...Wawan P
 
SIPI, M.Fadhly, Hapzi Ali, Mercu Buana 2018, Implementasi Pengendalia Internal
SIPI, M.Fadhly, Hapzi Ali, Mercu Buana 2018, Implementasi Pengendalia InternalSIPI, M.Fadhly, Hapzi Ali, Mercu Buana 2018, Implementasi Pengendalia Internal
SIPI, M.Fadhly, Hapzi Ali, Mercu Buana 2018, Implementasi Pengendalia InternalMuhammadFadhly6
 
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, analisis sistem pengendalian int...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, analisis sistem pengendalian int...Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, analisis sistem pengendalian int...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, analisis sistem pengendalian int...WINDAYANI RAJAGUKGUK
 
tugas informasi dan proses bisnis kelompok5
tugas informasi dan proses bisnis kelompok5 tugas informasi dan proses bisnis kelompok5
tugas informasi dan proses bisnis kelompok5 muhammad asrul firamulia
 
Sia, wulansari, suryanih, stiami
Sia, wulansari, suryanih, stiamiSia, wulansari, suryanih, stiami
Sia, wulansari, suryanih, stiamiWulan Sari
 
Sia,ira,suryanih,stiami
Sia,ira,suryanih,stiamiSia,ira,suryanih,stiami
Sia,ira,suryanih,stiamiira auliawati
 
Analisis sistem pengendalian internal22
Analisis sistem pengendalian internal22Analisis sistem pengendalian internal22
Analisis sistem pengendalian internal22Masisuka Onara
 
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, siklus proses review atas proses bis...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, siklus proses review atas proses bis...Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, siklus proses review atas proses bis...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, siklus proses review atas proses bis...Christina Aprilyani
 
Tugas 2, riview pengendalian internal
Tugas 2, riview pengendalian internalTugas 2, riview pengendalian internal
Tugas 2, riview pengendalian internalYusdi Sinathrya
 
SI & PI, Angga Priyana, Hapzi Ali, Pengendalian Internal, Universitas Mercu B...
SI & PI, Angga Priyana, Hapzi Ali, Pengendalian Internal, Universitas Mercu B...SI & PI, Angga Priyana, Hapzi Ali, Pengendalian Internal, Universitas Mercu B...
SI & PI, Angga Priyana, Hapzi Ali, Pengendalian Internal, Universitas Mercu B...Anggapriyana24
 
Modul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah siaModul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah siasdcahyo
 

Similar to MAKALAH INFORMASI DAN PROSES BISNIS (20)

Pengendalian internal,sia,dea tiana siva,suryani,stiami
Pengendalian internal,sia,dea tiana siva,suryani,stiamiPengendalian internal,sia,dea tiana siva,suryani,stiami
Pengendalian internal,sia,dea tiana siva,suryani,stiami
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Audit and Interna...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Audit and Interna...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Audit and Interna...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Audit and Interna...
 
Pengendalian Internal_ RaniNurrohmah_STIAMI
Pengendalian Internal_ RaniNurrohmah_STIAMIPengendalian Internal_ RaniNurrohmah_STIAMI
Pengendalian Internal_ RaniNurrohmah_STIAMI
 
sia, sri, suryanih, stiami
sia, sri, suryanih, stiamisia, sri, suryanih, stiami
sia, sri, suryanih, stiami
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
 
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue Bi...
 
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...
15 SI-PI, Siti Maesaroh, Hapzi Ali, Sistem Pengendalian Internal Pada PT Blue...
 
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...
BE & GG,Deny Dermawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Audit & Internal Control , U...
 
Tugas sim, anis haerunisa, yanano mihadi putra, se,m.si,pengguna dan pengemba...
Tugas sim, anis haerunisa, yanano mihadi putra, se,m.si,pengguna dan pengemba...Tugas sim, anis haerunisa, yanano mihadi putra, se,m.si,pengguna dan pengemba...
Tugas sim, anis haerunisa, yanano mihadi putra, se,m.si,pengguna dan pengemba...
 
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, si dalam kegiatan bisnis, universitas mercu...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, si dalam kegiatan bisnis, universitas mercu...Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, si dalam kegiatan bisnis, universitas mercu...
Si & pi, wawan pryono, hapzi ali, si dalam kegiatan bisnis, universitas mercu...
 
SIPI, M.Fadhly, Hapzi Ali, Mercu Buana 2018, Implementasi Pengendalia Internal
SIPI, M.Fadhly, Hapzi Ali, Mercu Buana 2018, Implementasi Pengendalia InternalSIPI, M.Fadhly, Hapzi Ali, Mercu Buana 2018, Implementasi Pengendalia Internal
SIPI, M.Fadhly, Hapzi Ali, Mercu Buana 2018, Implementasi Pengendalia Internal
 
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, analisis sistem pengendalian int...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, analisis sistem pengendalian int...Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, analisis sistem pengendalian int...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, analisis sistem pengendalian int...
 
tugas informasi dan proses bisnis kelompok5
tugas informasi dan proses bisnis kelompok5 tugas informasi dan proses bisnis kelompok5
tugas informasi dan proses bisnis kelompok5
 
Sia, wulansari, suryanih, stiami
Sia, wulansari, suryanih, stiamiSia, wulansari, suryanih, stiami
Sia, wulansari, suryanih, stiami
 
Sia,ira,suryanih,stiami
Sia,ira,suryanih,stiamiSia,ira,suryanih,stiami
Sia,ira,suryanih,stiami
 
Analisis sistem pengendalian internal22
Analisis sistem pengendalian internal22Analisis sistem pengendalian internal22
Analisis sistem pengendalian internal22
 
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, siklus proses review atas proses bis...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, siklus proses review atas proses bis...Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, siklus proses review atas proses bis...
Si & Pi, christina aprilyani, hapzi ali, siklus proses review atas proses bis...
 
Tugas 2, riview pengendalian internal
Tugas 2, riview pengendalian internalTugas 2, riview pengendalian internal
Tugas 2, riview pengendalian internal
 
SI & PI, Angga Priyana, Hapzi Ali, Pengendalian Internal, Universitas Mercu B...
SI & PI, Angga Priyana, Hapzi Ali, Pengendalian Internal, Universitas Mercu B...SI & PI, Angga Priyana, Hapzi Ali, Pengendalian Internal, Universitas Mercu B...
SI & PI, Angga Priyana, Hapzi Ali, Pengendalian Internal, Universitas Mercu B...
 
Modul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah siaModul diktat kuliah sia
Modul diktat kuliah sia
 

Recently uploaded

Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfAgusyunus2
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxAnissaPratiwi3
 
Brand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business MarketingBrand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business Marketingsulhanpolisma
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.nuranisasignature
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNajlaNazhira
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...unikbetslotbankmaybank
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxinichaneldhea
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxItaaNurlianaSiregar
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUsayangkamuu240203
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBambu hoki88
 

Recently uploaded (20)

Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdfPPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
PPT Klp 5 Sistem Informasi Manajemen.pdf
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
Brand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business MarketingBrand Story Management untuk Business Marketing
Brand Story Management untuk Business Marketing
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdgNilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
Nilai-Waktu-Uang.pptx kdgmkgkdm ksfmkdkmdg
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptxPERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
PERAN DAN FUNGSI KOPERASI-TUGAS PPT NOVAL 2B.pptx
 
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptxMedia Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
Media Pembelajaran Ekonomi XI - Bab 5.pptx
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARUATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 

MAKALAH INFORMASI DAN PROSES BISNIS

  • 1. IPB INFORMASI DAN PROSES BISNIS ULTRAWANUNGGULDENGEN “161029” DIVA TIWANG “161038” STMIK DIPANEGARA
  • 2. 1 DAFTAR ISI BAB I SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI) 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal…………………5 2. Unsur-unsursistempengendalian internal……………......6 3. Tujuan sistem pengendalian internal…………………… ..7 4. Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal………………7 5. Istilah-istilah penting Sistem Pengendalian Internal……...7 6. Jenis-jenis Sistem Pengendalian Internal……………........7 A. Pengendalian Akuntansi……………………………...7  Pengertian…………………………………..7  Tujuan………………………………………8  Bentuk-bentuk pengendalian akuntansi…….9  Pengendalian umum……………………9  Pengendalian aplikasi…………..……..10 B. Pengendalian Administrasi………………………….10  Pengertian………………………………….10  Tujuan……………………………………. 10  Bentuk-bentuk pengendalian administrasi..................................................12  Pengendalian umpan balik………12  Pengendalian umpan maju………12 BAB II JENIS-JENIS RESIKO PENGOLAHAN INFORMASI PROSES BISNIS……………………………………………....…13  JENIS-JENIS PENGOLAHAN INFORMASI………….13  PROSES PENGOLAHAN RESIKO…………………….15  RISK IDENTIFICATION………………………………17  ANALISIS RESIKO…………………………………….19  RESIKO DAN JENIS RESIKO…………………………20  PERENCANAAN RESIKO……………………………..21  ANALISIS PERENCANAAN RESIKO………………...21  STRATEGI RESIKO…………………………………….23
  • 3. 2  STRATEGI PENGELOLAAN RESIKO FAKTOR RESIKO………………………………………………….23  MONITORING RESIKO………………………………..23  FAKTOR RESIKO………………………………………23 BAB III HUBUNGAN RESIKO DAN PENGENDALIAN INTERNAL……………………………………………………….26 1. SIFAT PENGENDALIAN………………………………26 2. PROSES PENGENDALIAN……………………………27 3. INTERNAL CONTROL STRUCTURE………………...28 a) Internal control objectives…......................................28 b) Financial-oriented view of the internal control structure……………………………………………..29 1) Lingkungan Pengendalian……………………...29 2) Penilaian Resiko………………………………..30 3) Aktifitas Pengendalian…………………………30 4) Informasi dan komunikasi……………………...30 c) Nonfinancial-oriented view of the internal control structure……………………………………………..32  Sistem Pengendalian Manajemen…………32  Operational Control System……………….33 4. RISK EXPOSURES……………………………………..33 a) Types of Risk………………………………………..33 b) Problems Conditions Affecting Exposures to Risk………………………………………………….34 5. COMPUTER FRAUD AND CONTROL PROBLEMS RELATED TO COMPUTERS…………………………..35 a) Importance of computer fraud………………………35 b) Computer crime……………………………………..35 6. KELAYAKAN PENGENDALIAN……………….…….35 7. PEMICU PERBAIKAN PENGENDALIAN……………35 BAB IV CONTOH KASUS……………………………………...36 1. Contoh kasus pengendalian intern di bank………………36 2. Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul……………………..……..38 3. Sistem pengendalian inter pemerintah (SPIP) kota
  • 4. 3 Padang Panjang….……………………………………….39 4. Contoh kasus resiko regulasi dan hukum di PT Astra Honda Motor…….…………………………………...….42 5. Contoh kasus dan analisis Manajemen Resiko pada koperasi kredit….………………………………………..47 6. Contoh kasus pengendalian internal PT. Tri Plastik Indonesia…………………………………………………49 BAB V PENUTUP………………………………………………..54 KESIMPULAN…………………………………………………...54 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….55
  • 5. 4 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat- Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan berkah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terutamanya kami Berterimakasi kepada ;  RISMAYANI, .S.Kom.,MT Selaku Dosen INFORMASI DAN PROSES BISNIS.  Teman-teman Mahasiswa STMIK Dipanegara Makassar Jurusan Sistem Informasi (SI) Kelas A.  Semua pihak yang turut membantu dalam pemnyusunan Makalah ini. Makassar, 2017
  • 6. 5 BAB 1 SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI) 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal (SPI) Sistem Pengendalian Internal adalah suatu sistem usaha atau sistem sosial yang dilakukan perusahaan yang terdiri dari struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran untuk menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan agar bergerak sesuai dengan tujuan dan program perusahaan dan mendorong efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem Pengendalian Internal yang handal dan efektif dapat memberikan informasi yang tepat bagi manajer maupun dewan direksi yang bagus untuk mengambil keputusan maupun kebijakan yang tepat untuk pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif pula. Sistem Pengendalian Internal berfungsi sebagai pengatur sumberdaya yang telah ada untuk dapat difungsikan secara maksimal guna memperoleh pengembalian (gains) yang maksimal pula dengan pendekatan perancangan yang menggunakan asas Cost- Benefit.
  • 7. 6 Tujuan penerapan SPI dalam perusahaan adalah untuk menghindari adanya penyimpangan dari prosedur, laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya dan kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terutama manajemen berusaha untuk menghindari resiko dari adanya penerapan suatu sistem. Secara struktural pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat langsung dalam perancangan dan pengawasan Sistem Pengendalian Internal meliputi :  Chief Executive Officer (CEO)  Chief Financial Officer (CFO)  Controller / Director Of Accounting & Financial  Internal Audit Comitee 2. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal  Struktur Organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.  Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap Aktiva, Utang, pendapatan dan biaya.
  • 8. 7  Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit.  Karyawan yang mutunya sesuaidengan tanggung jawabnya 3. Tujuan Sistem Pengendalian Internal  Menjaga kekayaaan dan catatan organisasi.  Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.  Mendorong efisiensi dengan menggunakan sumber daya dan sarana.Secara berdaya guna dan berhasil guna.  Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. 4. Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal  Kesalahan dalam pertimbangan.  Pengendalian tak mengarah pada seluruh transaksi. 5. Istilah-istilah penting Sistem Pengendalian Internal  Kondisi Terlaporkan (Reportable Condition)  Kelemahan Material (Material Weakness)  Kompensasi Pengendalian (Compensating Control) 6. Jenis-jenis Sistem Pengendalian Internal A. Pengendalian Akuntansi  Pengertian
  • 9. 8 Pengendalian akuntansi (accounting control) adalah suatu pengendalian yang termasuk dalam unsur pengendalian internal poin 1 dan 2 yang meliputi rencana, prosedur dan pencatatan untuk mencegah terjadinya inefisiensi. Pengendalian ini menjamin bahwa semua transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen. Transaksi dicatat sesuaidengan Standar Akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. Pengendalian akuntansi mencakup semua aspek dari transaksi- transaksi keuangan seperti misalnya pembayaran kas, penerimaan kas, arus dana, investasi yang bijaksana dan pengamanan dana dari penggunaan yang tidak sah.  Tujuan Tujuan utama dari pengendalian akuntansiadalah:  Menjaga keamanan harta kekayaan milik perusahaan.  Memeriksa ketepatan dan kebenaran data akuntansi. Pengendalian akuntansi perlu dirancang sedemikian rupa, sehingga memberikan jaminan yang cukup beralasan atau meyakinkan terhadap:  Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan wewenang manajemen, baik yang sifatnya umum maupun yang sifatnya khusus.
  • 10. 9  Transaksi-transaksi perlu dicatat untuk:  Penyusunan laporan keuangan.  Menjaga pertanggungjawaban atas kekayaan.  Pemakaian harta kekayaan perusahaan hanya diijinkan bila ada wewenang dari manajemen.  Bahwa harta kekayaan perusahaan menurut catatan sama besarnya dengan kekayaan riil.  Bentuk-bentuk Pengendalian Akuntansi  Pengendalian Umum Pengendalian umum adalah suatu pengendalian terhadap semua aktivitas pemrosesan data dengan komputer, hal ini meliputi pemisahan tanggung jawab dan fungsi pengolahan data. Pengendalian umum merupakan standart dan panduan yang digunakan oleh karyawan untuk melakukan fungsinya. Unsur pengendalian umum ini meliputi: Organisasi, prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan sistemdan pengoperasian fasilitas pengolahan data. Yang termasuk dalam pengendalian umum diantranya :  Pengendalian organisasi dan operasi.  Pengendalian dalam pengembangan sistem.  Pengendalian atas Dokumentasi.
  • 11. 10  Pengendalian perangkat keras, perangkat lunak sistem operasi dan perangkat lunak sistem lainnya.  Pengendalian penggunaan komputer, fasilitas dan datanya.  Pengendalian Aplikasi Pengendalian aplikasi adalah suatu pengendalian yang mencakup semua, pengawasan transaksi dan penggunaan program- program aplikasi dikomputer. Untuk menjaga agar setiap transaksi mendapat otorisasi serta dicatat, diklasifikasikan, diproses, dan dilaporkan dengan benar. Tujuan dari pengendalian aplikasi adalah untuk mencegah atau mendeteksi adanya penyelewengan akan aplikasi program yang diterapkan pada sistem perusahaan. B. Pengendalian Administrasi  Pengertian Pengendalian administrasi (administrative control) adalah suatu pengendalian yang termasuk dalam unsur pengendalian internal pada poin 3 dan 4 yang meliputi rencana, prosedur dan pencatatan yang mendorong efisiensi dan ditaatinya kebijakan manajemen yang ditetapkan. Pengendalian administrasi dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan
  • 12. 11 manajemen (dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi). Pengendalian administratif mendukung pengendalian akuntansi yang berorientasi pada manajemen. Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan. Yang termasuk dalam pengendalian administratif, yaitu:  Pengendalian perencanaan, yang terdiri dari anggaran penjualan (sales budget), perencanaan induk (master plan), perennaan jaga-jaga (contingency plan), peramalan arus kas (cash flow forecast) dan pengendalian perediaan (inventory control).  Pengendalian personil, yang terdiri dari recruitment, pelatihan, evaluasi pekerjaan, administrasi gaji, promosi dan transfer.  Pengendalian standar operasi, yang terdiri dari standar yang harus dikerjakan dan system untuk melaporkan penyimpangan.  Tujuan Pengendalian administratif memiliki tujuan utama:  Meningkatkan efisiensi operasi kegiatan  Mendorong ditaatinya kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan
  • 13. 12  Bentuk-bentuk Pengendalian Administrasi a) Pengendalian umpan balik Pengendalian umpan balik adalah suatu proses mengukur keluaran (output) dari sistem yang membandingkan dengan suatu terstandar tertentu. Bilamana terjadi perbedaan-perbedaan atau penyimpangan maka akan dikoreksi untuk memperbaiki masukan (input) sistem selanjutnya. Pada sistem ini keluaran (output) tidak ikut andil dalam aksi pengendalian. Di sini kinerja kontroler tidak bisa dipengaruhi oleh input atau masukan referensi. b) Pengendalian umpan maju Pengendalian umpan maju atau disebut juga dengan istilah umpan balik positif adalah mendorong proses dari sistem supaya menghasilkan hasil balik yang positif. Sistem pengendalian umpan maju merupakan perkembangan dari sistem umpan balik. Supaya suatu keluaran (output) dapat menghasilkan umpan balik yang positif maka pengendalian tidak boleh diukur dari keluarannya tetapi diukur dan dikendalikan dari prosesnya. Dan selama proses terjadi didalam sistem maka selalu dilakukan pengamatan dan cepat-cepat diatasi bila mulai terjadi penyimpangan, sebelum terlanjur fatal pada
  • 14. 13 keluarannya. Pengendalian jenis ini adalah suatu sistem pengaturan dimana sistemkeluaran pengendalian ikut andil dalam aksi kendali. BAB II JENIS-JENIS RESIKO PENGOLAHAN INFORMASI PROSES BISNIS JENIS-JENIS PENGOLAHAN INFORMASI Pengelolaan Resiko sebagai salah satu pekerjaan utama dari manajer proyek. Termasuk mengantisipasi resiko yang memberi dampak pada jadwal proyek atau kualitas dari software yang dibangun dan mengambil tindakan untuk menghindari resiko tadi. (Hall 1998). Resiko akan mengancam proyek pada kategori yang berkaitan, yaitu:  Resiko proyek, yaitu resaiko yang berdampak pada jadwal dan sumberdaya proyek. Misalnya mungkin hilangnya atau keluarnya designer yang berpengalaman.  Resiko produk, adalah resiko yang memberi dampak pada kualitas atau kinerja dari software yang dibangun. Contohnya mungkin kesalahan dari komponen yang dibeli untuk menunjukkan kinerja yang diharapkan  Resiko bisnis, adalah resiko yang berdampak pada organisasi yang mengembangkan atau mengadakan software. Misalnya pesaing mengenalkan suatu produk baru adalah resiko bisnis
  • 15. 14 Resiko Jenis resiko Penjelasan Penggantian staf Proyek Staf yang berpengalaman meninggalkan proyek sebelum proyeknya selesai. Perubahan pengelolaan Proyek Akan terjadi perubahan pengelolaan organisasi dengan berbagai prioritas. Ketersediaan hardware Proyek Hardware yang penting untuk proyek tidak dikirim sesuaijadwal. Kebutuhan perubahan Proyek dan produk Akan terjadi sejumlah besar perubahan ke kebutuhan daripada ke antisipasi. Tertundanya spesifikasi Proyek dan produk Spesifikasi dari interfaces yang penting
  • 16. 15 tidak tersedia sesuaijadwal. Meremahkan besarnya Proyek dan produk Besarnya system diremehkan/ dipandang rendah. Resiko Jenis resiko Penjelasan Alat CASE (Computer - Aided software enginerring) di bawah kinerja Produk Alat CASE yang mendukung proyek tidak bekerja seperti yang diantisipasi. Perubahan teknologi Bisnis Teknologi yang mendasarinya di tempat sebelum tersebut dibangun digantikan oleh teknologi baru. Persaingan produk Bisnis Produk yang bersaing dipasarkan sebelum sistemselesai. PROSES PENGOLAHAN RESIKO Resiko yang mungkin membuat dampak pada proyek tergantung pada proyek itu sendiri dan lingkungan organisasi
  • 17. 16 dimana software sedang dibangun. Meskipun demikian banyak resiko tersebut bersifat universal – beberapa adalah resiko yang biasa Pengelolaan resiko sebenarnya penting untuk proyek software karena melekat di dalamnya ada ketidakpastian yang dihadapi oleh proyek. Hal ini merupakan pengertian yang lepas dari kebutuhan, kesulitan dalam mengistimasikan waktu dan sumberdaya yang diperlukan untuk pengembangan software, tergantung pada keterampilan individu dan kebutuhan perubahan, karena perubahan dari kebutuhan pelanggan. Anda harus mengantisipasi resiko, mamahami dampak dari resiko ini pada proyek, produk dan bisnis. Dan ambil langkah untuk menghindari resiko. Anda harus menggambarkan rencana contingency sehingga apabila resiko terjadi, anda dapat megambil tinbdakan secepatnya. Proses pengelolaan resiko termasuk beberapa tahap:  Identifikasi resiko. Proyek, produk, bisnis yang memungkinkan diidentifikasi resikonya  Analisis resiko. Dikaji kemungkinan dan konsekuensi dari resiko  Perencanaan resiko. Rencana yang menyatakan resiko baik untuk menghindarinya maupun untuk meminimisasi dampaknya pada proyek yang akan digambarkan  Monitoring resiko. Resiko secara terus menerus dikaji dan direncanakan untuk meringankan resiko dan dirubah melalui tersedianya informasi mengenai resikonya. Identifikasi Resiko Analisis Resiko Perencana- an Resiko Monitoring Resiko
  • 18. 17 PROSES PENGELOLAAN RESIKO  Proses pengelolaan resiko, seperti semua perencanaan proyek, merupakan process ragu-ragu yng kontinyu pada keseluruhan proyek. Begitu rencana permulaan tersusun digambarakan, situasi harus dimonitor. Lebih banyak informasi mengenai resiko tersedia, resiko seharusnya dianalisis kembali dan prioritas baru dibentuk. Menghindari resiko dan rencana contingency mungkin dimodifikasi begitu informasi resiko baru timbul.  Outcomes dari proses pengelolaan resiko seharusnya didokumentasikan dalam rencana pengelolaan resiko. Termasuk diskusi resiko yang dihadapi oleh proyek, analisis dari resiko ini dan rencana yang diperlukan untuk mengelola resiko tersebut. Apabila sesuai, seharusnya dimasukkan dalam rencana sebagai hasil dari proses pengelolaan seperti rencana contingency yang diaktifkan apabila resiko terjadi. RISK IDENTIFICATION Resiko proyek, produk dan bisnis yang mungkin terjadi diidentifikasi. tahap pertama dari pengelolaan resiko. Diarahkan perhatian pada penemuan resiko yang mungkin terjadi ke proyek. Dalam prinsip, hal tersebut tidak seharusnya dikaji atau diprioritaskan pada tahap ini, meskipun dalam praktek, resiko dengan konsekuensi kecil atau probabilitas resikonya sangat rendah tidak biasanya diperhatikan. Daftar dari resiko potensial Daftar dari prioritas resiko Pengkajian resiko Menghindari resiko dan rencana Contingency
  • 19. 18 Identifikasi resiko harus dilaksanakan sebagai suatu proses team dengan menggunakan pendekatan brainstorming atau mudahnya didasarkan pada pengalaman. Identifikasi resiko dilakukan sebagai proses team dengan menggunakan pendekatan brainstorming atau mungkin sekedar didasarkan pada pengalaman. Untuk mendukung prosesnya, suatu checklist dari berbagai resiko dapat digunakan. Terdapat enam jenis resiko yang dapat timbul:  Resiko teknologi, resiko yang berasal dari teknologi software atau hardware yang digunakan untuk membangun sistem.  Resiko manusia, resiko yang berhubungan dengan manusia dalam team pembangunan.  Resiko organisasi, resiko yang berasal dari lingkungan organisasidimana software sedang dibangun.  Resiko alat, resiko yang berasal dari alat CASE dan dukungan software yang digunakan untuk membangun sistem.  Resiko kebutuhan, resiko yang berasal dari perubahan ke kebutuhan pelanggan dan proses dari mengelola kebutuhan perubahan.  Resiko estimasi/perkiraan, resiko yang berasal dari estimasi pengelolaan ciri-ciri sistem dan sumberdaya yang diperlukan guna membangun sistem. Apabila anda menyelesaikan proses identifikasi resiko, anda seharusnya mempunyai daftar resiko yang panjang yang dapat terjadi dan dapat mempengaruhi produk, proses dan bisnis.
  • 20. 19 ANALISIS RESIKO Selama proses analisis resiko, maka harus diperhatikan setiap resiko yang teridentifikasi dan membuat keputusan tentang probabilitas dan keseriusannya. Tidak ada cara mudah untuk melakukan hal tersebut – maka harus tergantung pada keputusan dan pengalamannya sendiri, itulah sebabnya manajer proyek yang berpengalaman umumnya adalah manusia yang terbaik untuk menolong dengan mengelola resiko. Resiko ini mengestimasikan bahwa tidak seharusnya pengkajian numerik yang tepat, tetapi seharusnya didasarkan pada sekitar jumlah kumpulannya (a number of bands):  Probabilitas resiko mungkin dikaji sebagai yang sangat rendah (<10%), rendah (10-25%), menengah (25-50%), tinggi (50-75%) atau sangat tinggi (>75%).  Dampak dari resiko mungkin dikaji sebagai bencana yang besar, serius, bisa ditolerir atau penting. Kemudian ditabulasi hasil dari proses analisis dengan menggunakan tabel yang disusun berdasar keseriusan dari resiko. Ternyata, pengkajian dari probabilitas dan keseriusan berubah-rubah disini. Dalam praktek, untuk membuat pengkajian diperlukan informasi rinci mengenai proyek, proses, pengembangan team dan organisasinya.  Ke duanya probabilitas dan pengkajian dari dampak resiko bisa berubah dengan begitu banyak informasi mengenai
  • 21. 20 resiko tersedia dan begitu rencana pengelolaan resiko diimplementasikan. Oleh karena itu, seharusnya tabel tadi diperbaharui (update) selama tiap keragu-raguan dari proses resiko.  Begitu resiko dianalisis dan diberi peringkat (rank), maka seharusnya dikaji, dan hal tersebut sangat penting. Keputusannya harus tergantung pada kombinasi dari probabilitas dari resiko yang timbul dan dampak dari resiko tad. Pada umumnya, resiko yang berupa bencana selalu harus diperhatikan seperti pada semua resiko yang serius yang mempunyai lebih dari probabilitas menengah terjadi.  Boehm (boehm, 1988) merekomendasikan untuk mengidentifikasi dan memonitor “10 top” resiko. Tetapi angkanya berubah-rubah. Angka yang benar dari resiko untuk memonitor harus tergantung pada proyeknya. Mungkin 5 atau mungkin juga 15. Meskipun demikian angka resiko yang dipilih untuk memonitor masih dapat dikelola (manageable). Sejumlah angka yang besar sekali dari resiko sebenarnya memerlukan terlalu banyak informasi yang dikumpulkan. Dari resiko yang teridentifikasi tersebut di atas, sebaiknya diperhatikan 8 resikosemuanya yangmembahayakan atau mempunyai konsekuensiyang serius. RESIKO DAN JENIS RESIKO Jenis Resiko Kemungkinan Terjadi Resiko Teknologi Database yang digunakan dalam sistem tidak dapat diproses sebanyak transaksi per detik seperti yang diharapkan. Orang/Manusia Tidak mungkin menerima staf baru (recruit) dengan keterampilan yang diperlukan. Staf kunci sakit dan tidak tersedia waktu kritis. Pelatihan yang
  • 22. 21 diperlukan untuk staf tidak tersedia. Organisational Organisasi distrukturisasi sehingga manajer yang berbeda bertanggung jawab terhadap proyek masalah keuangan organisasimenekan reduksi anggaran proyek. Alat Kode yang dibuat oleh alat CASE tidak efesien alat CASE tidak dapat diintegrasi. JENIS RESIKO KEMUNGKINAN TERJADI RESIKO Kebutuhan Perubahan pada kebutuhan yang memerlukan kerja desain besar kembali diusulkan konsumen gagal untuk memahami dampak dari perubahan yang dibutuh-kan. Perkiraan/Estimasi Waktu yang diperlukan untuk membangun software dipandang rendah. PERENCANAAN RESIKO Proses perencanaan resiko memperhatikan setiap resiko kunci yang telah diidentifikasi dan mengidentifikasi strategi untuk mengelola resiko. Kembali lagi tidak ada proses mudah yang dapat diikuti untuk membangun rencana pengelolaan resiko. Tergantung pada penilaan dan pengalaman dari manajer proyek. Gambar di bawah ini men unjukkan strategi yang memungkinkan untuk yang dapat diidentifikasi untuk resiko kunci. ANALISIS PERENCANAAN RESIKO Resiko Probalitas Dampak
  • 23. 22 Masalah keuangan organisasi menekan reduksi dalam anggaran proyek. Rendah Bencana Tidak mungkin menerima staf baru dengan keterampilan yang diperlu- kan proyek. Tinggi Bencana Staff kunci sakit pada waktu kritis di proyek. Menengah Serius Resiko Probalitas Dampak Komponen software yang seharus- nya digunakan kembali berisi kerusakan yang memberi keterbatasan pada fungsional mereka. Menengah Serius Perubahan ke kebutuhan yang me- merlukan kerja desain besar kembali diusulkan. Menengah Serius Organisasi distrukturisasi sehingga manager yang berbeda bertanggung terhadap proyek. Tinggi Serius Database yang digunakan dalam sistemtidak dapat diproses sebanyak transaksi per detik seperti yang diharapkan. Menengah Serius Waktu yang digunakan untuk membangun software dipandang rendah. Tinggi Serius Alat CASE tidak dapat diintegrasi. Tinggi Serius Konsumen gagal untuk memahami dampak dari perubahan yang dibutuhkan. Menengah Dapat Ditolerir Pelatihan yang diperlukan untuk staf tidak tersedia. Menengah Dapat Diterima Kecepatan/Tingkat kerusakan yang diperbaiki dipandang rendah. Menengah Dapat Ditolerir Besarnya software dipandang Tinggi Dapat
  • 24. 23 rendah. Ditolerir Kode yang dibuat oleh alat CASE tidak efesien. Menengah Tidak Penting STRATEGI RESIKO Strategi tersebut dapat dijabarkan ke dalam 3 kategori, yaitu:  Strategi Menghindari : mengikuti strategi ini berarti bahwa probabilitasnya untuk timbulnya resiko akan berkurang. Contoh: strategi menghindari resiko adaah strategi yang berhubungan dengan komponen rusak.  Strategi Meminimisasi. Mengikuti strategi ini berarti bahwa dampak dari resiko akan berkurang. Contoh: strategi minimisasi adalah staff yang sakit.  Rencana Contingency. Mengikuti strategi ini berarti anda bersiap untuk yang terburuk dan tersedia strategi untuk menghadapinya. Contoh: strategi contingency adalah strategi untukmasalah keuangan organisasi. Ada analog dari strategi yang digunakan dalam sistem kritis untuk menjamin kehandalan, sekuriti dan keamanan. Yang penting sebaiknya menggunakan strategi yang dapat menghindari resiko. Apabila hal tersebut tidak mungkin, maka gunakan salah satu yang mengurangi kemungkinan resikonya akan memberi dampak serius. Akhirnya, terdapat strategi yang tersedia guna mengurangi dampak keseluruhan dari resiko pada proyek dan produk.
  • 25. 24 STRATEGI PENGELOLAAN RESIKO FAKTOR RESIKO Jenis Resiko Strategi Masalah keuangan organisasi. Menyiapkan dokumen briefing untuk manajer senior yang menunjukkan bagaimana proyek membuat kontribusi yang sangat penting pada tujuan bisnis. Jenis Resiko Strategi Masalah penerimaan tenaga baru (recruitment) Kewaspadaan konsumen ter- hadap kesulitan yang potensial dan kemungkinan penundaan, investigasi membeli (buying-in) komponen. Sakitnya staf Mengenali team sehingga lebih banyak terjadi tumpang tindih kerja dan pekerja sehingga memahami pekerjaan mereka antara satu dengan lainnya. Komponen rusak Gantikan komponen potensial yang rusak dengan membeli sebelumnya (bought-in) dari komponen yang terkenal keandalannya. Kebutuhan perubahan Memperoleh informasi yang dapat ditelusuri untuk mengakses dampak kebutuhan perubahan, memaksimumkan informasi yang disembunyikan dalam desain. Restrukturisasi Siapkan dokumen briefing untuk manajer senior yang menunjukkan bagaimana proyek tadi membuat konstribusi yang paling penting ke tujuan bisnis. Kinerja database Dilakukan investigasikemungki- nan pembelian database yang kinerjanya tinggi.
  • 26. 25 Waktu pengembangan yang diremehkan/ dipandang rendah Dilakukan investigasi komponen yang dibeli, dilakukan investigasi penggerak(generator) program. MONITORING RESIKO  Monitoring Resiko termasuk secara rutin mengkaji setiap resiko yang teridentifikasi untuk menentukan apakah resiko akan menjadi lebih atau kurang kemungkinannya atau tidak dan apakah dampak dari resiko telah berubah. Hal tersebut tidak dapat diobservasi secara langsung, maka anda harus melihat faktor lainnya yang akan memberikan petunjuk tentang probabilitas resiko dan dampaknya. Faktor tersebut tergantung padea janis resikonya.  Monitoring Resiko seharusnya merupakan proses, dan pada setiap kemajuan peninjauan pengelolaan, harus dperhatikan dan mendiskusikan setiap resiko kunci secara terpisah. FAKTOR RESIKO Jenis Resiko Indikator Potesial Teknologi Pengiriman terlambat dari hardware atau dukungan software, yang banyak dilaporkan adalah masalah teknologi. Manusia Moral staff yang rendah, hubungan yang tidak baik di antara anggota team, ketersediaan pekerjaan. Organisational Gossip dalam organisasi, kurangnya tindakan oleh para manajer senior.
  • 27. 26 Alat Anggota team tidak bersedia untuk menggunakan alat, mengadu (complaint) mengenai alat CASE, diperlukan workstations dengan tenaga yang lebih besar. Kebutuhan Banyak kebutuhan merubah permintaan, pengaduan konsumen. Perkiraan Gagal untuk mencapai jadwal, gagal untuk menjelaskan kerusakan yang dilaporkan. BAB III HUBUNGAN RESIKO DAN PENGENDALIAN INTERNAL 1. SIFAT PENGENDALIAN Salah satu fungsi utama manajer adalah melakukan control (pengendalian). Pengendalian efektif yang terhadap pada suatu entitas bisnis akan menghasilkan efisiensi penggunaan sumberdaya perusahaan, berjalannya mekanisme pertanggungjawaban, dan menghasilkan informasi yang berguna serta dapat dipercaya. Untuk menciptakan pengendalian yang efektif perusahaan seringkali melibatkan akuntan dan auditor sebagai internal controller. Pendekatan pengendalian pada accounting information system (AIS) dimaksudkan untuk mengurangi risiko operasi yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu sebagai bagian integral suatu perusahaan, AIS adalah merupakan rerangka dari pengendalian itu sendiri. Tujuan umum dari rerangka pengendalian ini adalah untuk menjamin agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengendalian berlangsung secara simultan di dalam perusahaan, oleh karena itu pengendalian ini sering disebut sebagai internal control structure (ICS). Jika internal control structure (struktur pengendalian intern) berjalan dengan baik maka seluruh operasi, sumber-sumber daya fisik, dan data dapat dimonitor dan diawasi sehingga informasi sebagai output-nya dapat dipercaya. Akuntan sangat berkepentingan dengan struktur pengendalian intern karena, sebagai pengguna dan pengolah informasi, akuntan harus yakin bahwa informasi yang digunakan adalah benar dan dihasilkan
  • 28. 27 dalam suatu lingkungan struktur pengendalian yang baik dan dapat diperiksa (auditable). 2. PROSES PENGENDALIAN Proses pengendalian meliputi monitoring dan regulasi. Lebih lanjut pengendalian mencakup proses : a) Pengukuran hasil aktual yang dicapai dengan rencana yang telah dibuat. b) Melakukan tindakan korektif Levels of Control Processes Bentuk level of control processes (tingkatan proses pengendalian) tergantung kepada kompleksitas perusahaan. Semakin kompleks kegiatan dan transaksi perusahaan maka akan semaking kompleks pula levels of control processes- nya, demikian sebaliknya. Terdapat tiga level of control processes yaitu :  First-order feedback control process or system Yaitu merupakan hasil akhir yang diinginkan dari suatu pengendalian.  Second-order feedback control system Yaitu penyesuaian yang dibutuhkan karena adanya perubahan-perubahan lingkungan pengendalian.  Third-order feedback control system Yaitu prediksi atas kondisi yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
  • 29. 28 3. INTERNAL CONTROL STRUCTURE Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) membuat suatu konsensus tentang struktur pengendalian intern yang meliputi : a) Internal control objectives. COSO mendefinisikan internal control sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direktur, manajemen, dan personil lainnya, yang didesain untuk menghasilkan penilaian rasional sebagai upaya untuk mencapai tujuan pengendalian dengan kategori sbb:  Efektifitas dan efisiensi operasional.  Kehandalan laporan keuangan.  Kesesuaian dengan hukum dan peraturan-peraturan. Kategori yang langsung berhubungan dengan sistem informasi akuntansi adalah kategori kedua, sedangkan kategori pertama dan ketiga berhubungan secara langsung dengan sistem operasional perusahaan. Tujuan pengendalian adalah hal yang tidak mudah untuk menentukannya. Terdapat beberapa kendala dalam menentukan tujuan pengendalian,yaitu :  Perusahaan berubah menjadi perusahaan yang modern diikuti dengan perubahan-perubahan mulai dari peraturan perpajakan sampai dengan teknologi.
  • 30. 29  Semakin bertambahnya risiko perusahaan.  Berkembangnya teknologi komputer dalam lingkungan struktur pengendalian.  Adanya kendala human factor.  Cost-benefit dari pengendalian. b) Financial-Oriented View of the Internal Control Structure Terdapat lima komponen yang saling berhubungan dalam internal struktur pengendalian intern, yaitu : 1) Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian terdiri dari tujuh komponen, yaitu :  Filosofi manajemen dan gaya operasional yaitu merupakan sikap dan kesadaran manajemen terhadap pentingnya pengendalian intern perusahaan.  Integritas dan nilai-nilai etika hal ini berkaitan dengan masalah perilaku. Perusahaan harus membuat suatu pernyataan yang dijadikan standar perilaku dan etika yang harus dijalankan oleh semua orang dalam perusahaan.  Komitmen kepada kompetensi perusahaan harus memiliki karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.  Board of directors of audit committee komite audit melaksanakan tugas pemeriksaan sehingga diharapkan dapat mendeteksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan melakukan langkah-langkah untuk perbaikan pengendalian perusahaan.  Struktur organisasi yaitu adanya rerangka hubungan formal untuk mencapai tujuan perusahaan.  Penilaian wewenang dan pertanggungjawaban terdapanya kewenangan dalam memerintah bawahan untuk melakukan
  • 31. 30 sesuatu dan adanya kejelasan mekanisme pertanggung jawaban.  Kebijakan dan penerapan sumberdaya manusia Merupakan arah kebijakan dalam hal rekruitmen, orientasi, training, motivasi, evaluasi, promosi, kompensasi, konsultasi, dan perlindungan karyawan. Dengan adanya kebijakan-kebijakan yang jelas mengenai hal diatas, diharapkan kinerja perusahaan dapat efisien dan menghasilkan daata-data yang dapat dipercaya. 2) Penilaian Resiko Semua perusahaan memiliki risiko internal dan eksternal. Manajer puncak harus memiliki seperangkat tools untuk menilai risiko. Komponen penilaian risiko dalam struktur pengendalian intern terdiri dari :  Identifikasi dan analisis dari risiko yang releven.  Seperangkat rencana untun me-manage risiko. 3) Aktifitas Pengendalian Perusahaan harus memiliki aktifitas pengendalian berupa kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa kebijakan manajemen telah tepat. Aktifitas pengendalian diterapkan kepada risiko spesifik yang diidentifikasi selama penilaian risiko. Aktifitas pengendalian terdiri dari subkomponen yaitu : a) Aktifitas yang berhubungan dengan laporan keuangan, terdiri dari :  Penggunaan dokumen dengan nomor urut  Pembagian tugas  Otorisasi  Kecukupan ukuran keamanan  Penilaian kinerja yang independen  Kesesuaian penilaian jumlah yang dicatat b) Aktifitas yang berhubungan dengan proses informasi
  • 32. 31  General control  Application controls 4) Informasi dan komunikasi Informasi harus diidentifikasi, diproses, dan dikomunikasikan agar karyawan yang bersangkutan dapat melaksanakan tanggungjawabnya. Fungsi sistem informasi adalah membantu terlaksananya mekanisme pertanggungjawaban. Sistem informasi akuntansi mencakup metode-metode dan dokumen-dokumen dalam mencatat, memproses, meringkas, dan melaporkan transaksi- transaksi suatu entitas dan menjaga akuntabilitas aset, kewajiban, dan ekuitas. Tujuan metode-metode dan dokumen-dokumen sistem informasi akuntansi adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang handal dalam pengertian : a) Seluruh transaksi yang diproses adalah valid (benar) daan telah diotorisasi. b) Seluruh transaksi valid diproses tepat waktu dan diklasifikasikan dengan tepat. c) Seluruh data yang diinput akurat dan lengkap dengan menggunakan unit moneter. d) Seluruh transaksi yang dimasukkan telah meng-update seluruh master file. e) Seluruh output yang dihasilkan telah melalui prosedur yang berlaku sehingga menghasilkan laporan atau informasi yang akurat dan dapat dipercaya. f) Seluruh transaksi yang dicatat telah dimasukkan dalam periode yang sesuai.
  • 33. 32 c) Nonfinancial - oriented view of the internal control structure Bagian ini membahas pencapaian tujuan operasional dari struktur pengendalian intern. Lingkungan pengendalian yang baik sangat bergantung pada pihak manajemen dalam mengawasi operasional dan pencapaian tujuan. Nonfinancial control environment berkaitan secara spesifik dengan bagian teknik, produksi, dan pemasaran. Berkaitan dengan peniliaian risiko, tujuan nonfinancial yang signignifikan, yaitu seperti target kinerja, target market share, pengamanan terhadap sumber daya, dan kesesuaian peraturan serta regulasi harus diidetifikasi. Ada 4 hal yang tercakup dalam penilaian risiko dalam hubungannya dengan tujuan diatas,yaitu : a) Identifikasi risiko internal yang signifikan. b) Identifikasi risiko eksternal yang signifikan. c) Mempersiapkan analisis risiko. d) Pengaturan dari risiko relevan.  Sistem Pengendalian Manajemen Proses sistem pengendalian manajemen memfokuskan pada kinerja manajemen daripada teknis operasional. Sistem pengendalian manajemen mencakup pengembangan control dan aktifitas monitoring untuk mengevaluasi kinerja dan supervisi aktivitas perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar terjadi kesesuaian
  • 34. 33 aktivitas dengan kebijakan dan prosedur serta kesesuaian aktivitas dengan peraturan-peraturan dan regulasi. Kegiatan suatu organisasi dan pengendalian intern seringkali efektif dengan adanya tekanan dari pihak luar. Aktifitas pengendalian manajemen adalah untuk memonitor kesesuaian aktifitas perusahaan dengan peraturan-peraturan dari regulatory agencies di luar perusahaan sepertibank regulatory agency.  Operational Control System Proses atau sistemyang memacu efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan operasional sehari-hari disebut dengan pengendalian operasional (operational control). Sistem pengandalian operasional dalam suatu perusahaan biasanya meliputi sistem pengendalian persediaan, sistem pengendalian kredit, sistem pengendalian produksi, dan sistempengendalian kas. Sistem pengendalian operasional juga memfokuskan pada pengendalian karyawan. Oleh karena itu diperlukan upaya rotasi jabatan diantara karyawan dan adanya supervisi dalam pelaksanaan tugas. 4. RISK EXPOSURES Risiko adalah sesuatu yang dapat mengurangi pencapaian tujuan pengendalian. Risiko dapat muncul dari sumber-sumber internal dan eksternal seperti customer, employees, computer hacken, criminals dan lain-lain. Risiko dapat berubah dengan adanya perubahan lingkungan seperti berubahnya penggunaan teknologi, berubahnya kebijakan pengupahan dan lain-lain. Agar dapat mendesaign sistempengendalian yang baik, akuntan dan perancang sistem harus dapat menilai dan menemukan risiko yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuannya. a) Types of Risk
  • 35. 34 Terdapat beberapa bentuk risiko, yaitu :  Unintentional Risk Unintentional risk biasanya muncul karena adanya keterbatasan pengetahuan karyawan atau dapat terjadi juga karena kelelahan karyawan dan kekurang pedulian serta supervisiyang tidak memadai.  Deliberate errors Deliberate errors muncul karena adanya kecurangan yang dilakukan karyawan dengan melanggar peraturan peraturan regulasi-regulasi lainnya.  Unintentional losses ofassets Unintentional losses of assets yaitu hilangnya aset atau salah menempatkan karena suatu kecelakaan, seperti kekeliruan memasukkan barang ke gudang yang tidak sesuai, hilangnya data yang ada di komputer dan lain- lain.  Thefts of Assets Risiko hilangnya asset karena dicuri atau diselewengkan.  Breaches of Security Risiko karena lemahnya pengamanan terhadap assets perusahaan.  Acts of Violence and National Disaster Risiko adanya sabotase atau bencana lainnya seperti kebakaran dan lain-lain.  Degree of Risk Exposure Penilaian terhadap tingkat risiko harus mempertimbangkan faktor-faktor : a) Frequency Semakin sering suatu kegiatan atau transaksi berlangsung maka semakin besar tingkat risikonya demikian sebaliknya.
  • 36. 35 b) Vulreability Semakin mudah suatu assets diakses akan semakin besarrisikonya demikian sebaliknya. c) Size Semakin besar nilai moneter yang potensial merugi maka akan semakin besarrisikonya. b) Problems Conditions Affecting Exposures to Risk Masalah yang mempengaruhi risiko adalah   Kolusi  Lemahnya penerapan sanksi  Kejahatan komputer. 5. COMPUTER FRAUD AND CONTROL PROBLEMS RELATED TO COMPUTERS a) Importance of computer fraud. Computer fraud memiliki tingkat risiko yang besar. Banyak data dan transaksi serta jumlah uang yang besar dapat diakses melalui komputer. Pengaksesan komputer oleh orang yang tidak berwenang akan sangat berpotensiuntukterjadinya risiko. b) Computer crime Kejahatan komputer adalah sabotase atau kejahatan lain yang menggunakan komputer sebagaialatnya. Alasan-alasan mengapa komputer dapat menyebabkan permasalahan pengendalian antara lain adalah   Pemrosesannya terpusat  Berkurangnya pelacakan (bukti) dalam audit.  Berkurangnya pertimbangan manusia. 6. KELAYAKAN PENGENDALIAN
  • 37. 36 Mengembangkan sistem pengendalian intern yang efektif dan layak tidaklah mudah harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut  a) Pertimbangan pemeriksaan. b) Pertimbangan cost benefit. 7. PEMICU PERBAIKAN PENGENDALIAN Perbaikan pengendalian dipacu oleh hal-hal sebagaiberikut  a) Adanya kebutuhan manajemen. b) Adanya perhatian organisasiprofesi tentang masalah etika. c) Adanya peraturan lembaga pemerintahan. BAB IV CONTOH KASUS 1. Contoh kasus pengendalian intern di bank Suatu hari ada seorang nasabah giro datang ke teller sebuah bank untuk menyetorkan pembayaran uang, uang tersebut diterima oleh petugas teller sesuai dengan tugasnya, teller menandatangani dan memberikan stempel pada slip setoran tunai. Tidak seperti biasanya, kali ini teller tidak menginput setoran tersebut dalam system dengan demikian tidak ada validasi dalam slip setoran tunai. slip setoran tunai diserahkan kembali kepada penyetor sebagai bukti penerimaan uang, sedangkan copynya di simpan di meja teller beserta uangnya. Pada suatu kesempatan teller memasukan copy slip setoran tunai besertan uang yang telah diterima ke dalam tas pribadi yang dia bawa tanpa diketahui oleh siapapun, termasuk Pimpinannya, karena meja Pimpinan teller tersebut tidak menyatu dengan ruangan teller. Pada sore hari (penutupan transaksi) teller melakukan rekonsiliasi antara kas masuk dan kas keluar dibandingkan dengan
  • 38. 37 print out yang dihasilkan oleh system dan dibandingkan dengan saldo kas serta dengan bukti transaksi yang ada disaksikan oleh Pimpinan teller, dan hasilnya tentu saja cocok Kenapa cocok? karena setoran tunai yang dia terima, baik uang tunai maupun slip setoran tunai dia masukan kedalam tas pribadinya dan tidak di input kedalam system. Beberapa tahun kemudian ada komplain dari Nasabah, bahwa ada beberapa setoran-setoran yang telah dia setorkan namun tidak tercantum dalam rekening koran periode setoran. Pertanyaannya adalah: Apa yang salah dalam kasus tersebut? Dalam kasus ini, yang salah adalah ada tidak adanya pengendalian intern atau tidak jalannya pengendalian intern. yang pertama: Teller tidak dilarang membawa tas pribadi ke ruangan teller, sehingga dengan mudah teller menyimpan uang setoran nasabah kedalam tas pribadinya. yang kedua: Meja pimpinan tidak berada dalam ruangan yang sama dengan teller, tapi untuk hal ini tidak mutlak benar, karena bisa saja teller memanfaatkan kesempatan pada saat Pimpinan lengah. yang ketiga: dalam ruangan teller tidak ada CCTV atau kalaupun ada CCTV, CCTV nya tidak pernah di pantau (tidak ada pemutaran CCTV secara periodik, untukmelihat operasional). yang keempat: nasabah tidak melakukan rekonsiliasi secara periodik (sebulan sekali) sehingga nasabah mengetahui adanya setoran yang tidak tercantum dalam rekening koran setelah satu tahun berlalu. yang kelima:
  • 39. 38 Pimpinan teller tidak setiap saat melakukan kunjungan ke meja teller, sehingga tidak melihat adanya slip setoran dan uang yang berada diatas meja, dimana seharusnya slip setoran menyatu dengan slip setoran lainnya, sedangkan uang harus masuk kedalam kas teller. Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat saja tetapi juga karena kesempatan. Oleh sebab itu jangan pernah memberikan kesempatan kepada siapapun untuk melakukan kejahatan yaitu dengan cara melakukan pengendalian intern secara kontinu. 2. Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul INTISARI: Semakin besar suatu perusahaan akan meningkatkan risiko kegagalan terhadap perusahaan tersebut. Kebutuhan terhadap pengendalian internal untuk mencegah risiko tersebut menjadi semakin tinggi. Akhir-akhir ini, institusi kesehatan mendapat sorotan terkait beberapa kasus yang terjadi. Salah satunya adalah kasus dugaan malpraktik di Manado. Kasus ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai kritis dan rumah sakit dituntut selalu memberikan pelayanan yang maksimal. Di Bantul, RSUD Panembahan Senopati merupakan rumah sakit terbesar dengan peningkatan pasien rata-rata 30% per tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menilai risiko-risiko operasional RSUD Panembahan Senopati dan menilai kepatuhan manajemen terhadap COSO Internal Control Framework dengan asumsi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang digunakan rumah sakit diadopsi dari COSO Internal Control Framework. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur melalui analisis teori dari berbagai sumber dan analisis data sekunder rumah sakit,
  • 40. 39 dan studi lapangan dengan melakukan observasi dan wawancara di lingkungan rumah sakit. Wawancara dilakukan dengan sampling kepada beberapa pihak manajemen yang relevan dengan penelitian ini. Wawancara tersebut terbatas pada permasalahan penilaian risiko operasional dan kepatuhan terhadap COSO Internal Control Framework. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penilaian risiko, Bidang Keuangan, IPSRS, dan Instalasi Rekam Medis dan SIM RS menempati 3 bidang teratas yang berisiko tinggi. Manajemen dapat melakukan respon terhadap risiko-risiko tersebut dengan sharing dan reduce risk. Risiko utama yang dihadapi rumah sakit berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi operasional akibat adanya kendala dalam cash flow rumah sakit. Kemudian, secara umum, kepatuhan manajemen terhadap COSO Internal Control Framework sudah cukup baik, namun memerlukan peningkatan lagi. Isu yang paling utama adalah tidak berjalannya fungsi Satuan Pengawas Intern (SPI) rumah sakit. Peneliti menyarankan untuk bekerja sama dengan kantor akuntan publik dalam membentuk Internal Audit Charter sebagai dasar, dan menjalankan SPI berdasarkan dasartersebut. (penulis : Penulis Nano Adhi Wicaksono) 3. Sistempengendalianinterpemerintah(SPIP) kota Padang Panjang Indonesia memiliki berbagai perangkat hukum yang mengatur penyelenggaraan prinsip good governance. Serangkaian regulasi tersebut mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengendalikan langsung penyelenggaraan tata kelola Pemerintahan. Dalam tata kelola pemerintahan yang baik diwujudkan dengan sistem pengendalian yang fleksibel dan dinamis yang menyatu dengan alur penyelenggaraan pemerintahan itu sendiri, di Indonesia sistem pengendalian disebut dengan sistem pengendalian intern Pemerintah(SPIP).
  • 41. 40 Dalam perkembangannya SPIP di Indonesia mempunyai kendala-kendala baik dari segi pemahaman dan penerapannya sendiri. Pelaksanaan SPIP di Kota Padang Panjang sudah dimulai dengan baik, hal ini dibuktikan dengan terbitnya Peraturan Walikota Padang Panjang nomor : 68 tahun 2009 tentang penyelenggaraan SPIP di Pemerintah Kota Padang Panjang dan surat keputusan Walikota Padang Panjang nomor : 900/380/Wako-PP/2012 tentang pembentukan satuan tugas implementasi sistem pengendalian intern Pemerintah Kota Padang Panjang. Peraturan Walikota tersebut menjadi payung hukum dalam pelaksanaan SPIP di Pemerintahan Kota Padang Panjang. Kemudian dengan dimulainya tahap pemetaan, yang diawali dengan pemahaman serta dengan diwujudkan nya pembangunan sebuah lingkungan pengendalian pada setiap intansi pemerintah di Kota Padang Panjang. Dengan ditetapkannya satuan tugas pada setiap SKPD yang secara sistematis bertanggung jawab dalam penerapan SPIP secara utuh pada instansinya. Satuan tugas ini kemudian diberi pelatihan dan sosialisasi sebagai langkah awal pemahaman dan pemantapan penyelenggaraan SPIP yang dibimbing langsung oleh BPKP perwakilan Sumatera Barat di Padang. Akan tetapi seiring dengan hal tersebut terdapat beberapa kendala yang dihadapi setiap SKPD dalam proses penerapan SPIP yang efektif dan efesien, kurangnya sarana dan prasarana, sumber daya manusia serta beragamnya penafsiran dari berbagai pegawai tentang SPIP itu sendiri masih menjadi kendala klasik yang dapat menghalangi pencapaian tujuan, kendala yang mendasar yang menjadi perhatian peneliti yaitu dalam mengubah pola pikir para pegawai di lingkungan pemerintahan secara keseluruhan yaitu masih tertanamnya pola pengawasan melekat (WASKAT) yang sudah lama digunakan sebelum bergulirnya SPIP seperti saat sekarang ini. Salah satu kendala yang menjadi pole mik yaitu setiap instansi belum sepenuhnya mampu dalam hal merumuskan risiko
  • 42. 41 pada lingkup kerja mereka sendiri, setiap SKPD belum bisa secara keseluruhan dalam mengidentifikasi risiko-risiko yang krusial yang berpotensi pada kegagalan pencapaian visi, misi serta tujuan SKPD tersebut. Hal ini tercermin dengan laporan yang diberikan kepada Inspektorat Kota dimana setiap instansi hanya dapat mengidentifikasi risiko-risko yang bersifat umum dan wajar dalam berjalannya sebuah organisasi, belum dikembangkan kearah yang lebih spesifik yang berhubungan langsung dengan core business dari instansitersebut. Seharusnya setiap SKPD dapat menyelaraskan visi dan misi intansi dengan risiko yang berkaitan dengan hal tersebut baik dari dalam maupun luar dari entitas, sebagaimana unsur dari penilaian risiko tersebut yaitu : identifikasi risiko, analisis risiko. Selain permasalahan diatas, opini WDP yang diberikan oleh BPK pada tahun 2015 pada Pemerintah Kota Padang Panjang menjadi tolak ukur dan merupakan salah satu faktor yang melatar belakangi lemahnya penerapan SPIP pada Kota Padang Panjang. Jika ingin mencapai tujuannya maka mau tidak mau suatu Pemerintah Daerah harus berupaya meraih opini WTP dari BPK. Opini WTP adalah basic requirement untuk mewujudkan good public governance (Mardiasmo, 2010). Salah satu faktor yang menentukan pemberian opini WTP oleh BPK adalah kondisi sistem pengendalian intern di Pemerintah Daerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kota Padang Panjang berupaya memperbaiki sistem pengendalian intern di lingkungan Pemerintahannya, salah satu langkah awal dengan menetapkan 10 SKPD sebagai pilot project dalam penerapan SPIP di Pemerintah Kota Padang Panjang, yaitu SKPD Sekretariat Daerah, DPPKAD, Inspektorat, BKD, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan, Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan RSUD, yang diharapkan mampu untuk memberikan contoh kepada SKPD lainnya, dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan yang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggungjawab dalam mengawal
  • 43. 42 pelaksanaan SPIP yaitu Inspektorat, setelah pelaksanaan SPIP tersebut setiap SKPD diwajibkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis sendiri risiko pada lingkungan kerja masing-masing dengan menetapkan satuan tugas pada instansinya, kemudian setiap SKPD diwajibkan membuat laporan tentang penilain risiko tersebut. Dalam tata kelola pemerintahan yang efektif membutuhkan kemampuan pengelolaan keuangan daerah yang efisien, efektif, transparan, akuntabel dan memberikan manfaat nyata (Noor, 2014). Akuntansi dan pelaporan keuangan daerah yang baik merupakan bagian dari akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas pengelolaan keuangan di suatu daerah dapat dinilai masyarakat dari opini yang dikeluarkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan yang dibuat Pemerintah Daerah tersebut. Daerah yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK akan membuat kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Daerah semakin tinggi walaupun opini BPK tidak menjamin tidak adanya praktek-praktek korupsi dalam penyelenggaran pemerintahan. Peraturan Pemerintah nomor 60 Tahun 2008 Pasal 2 menyatakan bahwa Gubernur/Bupati/WaliKota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaran kegiatan pemerintahan dengan mempedomani SPIP. Kepala Daerah selaku pemegang otoritas tertinggi di daerahnya berkewajiban untuk mengimplementasikan SPIP dalam penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan di Daerahnya. Selain diamanatkan dalam ketentuan perundang-undangan, dalam kaitannya dengan pemberian opini BPK atas laporan keuangan Pemerintah Daerah, penerapan Sistem Pengendalian Intern. Pemerintah(SPIP) menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan opini yang akan diberikan oleh BPK (BPK, 2013). SPIP berfungsi untuk memberikan arah yang jelas atas tercapainya tujuan organisasi, dengan pengembangan lima unsur yang ada dalam SPIP tersebut yaitu : Lingkungan Pengendalian, Penilaian risiko, Kegiatan pengendalian, informasi dan komunisasi, serta pemantauan unsur tersebut terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008. Penelitian mendalam mengenai penilaian risiko masih sedikit ditelaah secara mendalam, padahal salah satu komponen
  • 44. 43 pengendalian intern ini merupakan kunci penting dalam membangun sistem pengendalian intern disuatu organisasi setelah pembentukan sebuah lingkungan pengendalian terbentuk. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti unsur penilaian risiko SPIP khususnya pada Pemerintah Kota Padang Panjang. Seperti yang diungkap pada penelitian terdahulu penilaian risiko mempunyai peranan yang penting dalam proses pembentukan SPIP pada sebuah instansi, (Istiningrum, 2011) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa penilaian risiko diawali dengan proses perumusan tujuan baik itu tujuan instansimaupun tujuan kegiatan. Setelah tujuan dirumuskan, mulailah dilakukan proses pengidentifikasian terhadap risiko serta analisis risiko. Keseluruhan langkah tersebut pada akhirnya akan memberi informasi kepada pimpinan baik itu pimpinan instansi maupun pimpinan kegiatan untuk melakukan pendekatan yang tepat guna meminimalisir dampak dari risiko. Kemudian dalam penelitiannya (Pujianik dan Suryawati, 2010) mengungkapkan bahwa SPIP mempunyai peran dan fungsi yang signifikan dalam meminimalisasi salah saji pencatatan akuntansi, hal ini dapat diminimalisir karna dengan telah dikajinya risiko-risiko yang menjadi kendala dalam penulisan laporan keuangan, sehingga dampak terjadinya risiko sudah dikendalikan dan minimalisir sedemikian rupa. 4. Contoh kasus resiko regulasi dan hukum di PT Astra Honda Motor Risiko ini dapat terjadi karena adanya perubahan regulasi atau hukum dari regulator atau pemerintah yang dapat mengancamposisi kompetitif dan kemampuan perusahaan untuk menjalankan bisnis secara efisien, demikian juga dengan kebijakan internal perusahaan yang selalu berubah-ubah. Termasuk di dalamnya ketidakpatuhan dalam standar industri. Macam-macam risiko regulasi dan hukum
  • 45. 44 yang mungkin dihadapi oleh manajemen disajikan dalam tabel di halaman belakang: Resiko Dampak Batasan-batasan dalam industri yang menyebabkan kehilangan peluang dan pendapatan. Besar Perubahan regulasi pemerintah. Besar Kehilangan lisensi. Sangat Besar Sengketa dalam perjanjian kontrak Besar Tindakan manajemen yang melanggar aturan Besar Penjelasan: · Risiko pertama, batasan-batasan dalam industri yang menyebabkan kehilangan peluang dan pendapatan dapat berdampak pada keuntungan yang dihasilkan dan strategi yang diterapkan akan berubah. Risiko ini tidak dapat dihindari karena merupakan
  • 46. 45 kebijakan pemerintah dalam menentukan batasan-batasan industri sehingga manajemen harus menyiapkan langkah antisipasinya. · Risiko kedua, perubahan regulasi pemerintah juga merupakan risiko yang tidak bisa diprediksi. Risiko ini memiliki dampak yang cukup besar pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan sehingga ketika risiko ini terjadi, manajemen diharapkan untuk menyesuaikan dengan regulasi yang baru secepatnya dan sebaiknya menyiapkan strategi cadangan untuk berjaga-jaga apabila regulasi pemerintah berubah lagi. · Risiko ketiga, risiko kehilangan lisensi memiliki dampak yang sangat besar pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun, risiko ini kecil kemungkinannya terjadi karena biasanya perusahaan akan segera mendaftarkan lisensinya begitu usaha telah berjalan. · Risiko keempat, risiko ini memiliki dampak yang besar bagi perusahaan. Masalah sengketa dalamperjanjian kontrak dengan pihak lain dalam bentuk kerjasama maupun ijin penggunaan aset/lahan untuk mendirikan tower apabila tidak segera diselesaikan, maka akan menimbulkan masalah berkepanjangan yang bisa menyebabkan kinerja perusahaan menurun. Risiko ini dapat dicegah apabila kedua belah pihak dalam perjanjian saling mematuhi aturan yang ada.
  • 47. 46 · Risiko kelima, tindakan manajemen yang melanggar aturan akan menyebabkan terganggunya kinerja perusahaan baik sebagian maupun secara keseluruhan. Risiko ini dapat dicegah dengan selalu mematuhi peraturan yang ada dan tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan perusahaan. Risiko Perubahan Tingkat Suku Bunga Risiko Dampak Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat memengaruhi tingkat suku bunga. Besar Kebijakan internal perbankan tentang tingkat suku bunga. Besar Jangka waktu yang lama membuat perubahan tingkat suku bunga semakin sering. Besar Timbul gap yang cukup besar antara pendapatan bunga dan biaya bunga akibat perubahan tingkat suku bunga. Besar Risiko tingkat suku bunga ini merupakan risiko terkait dengan kesehatan finansial perusahaan. Adanya risiko Tingkat Suku Bunga
  • 48. 47 merupakan salah satu indikasi bahwa PT. Astra Honda Motor menggunakan pendanaan atas investasi dan operasionalnya dengan modal yang berasal dari luar (external capital). Dengan demikian akan merubah struktur modal dari perusahaan. Indikasi yang dari modal yang didapatkan dari luar berupa hutang merupakan salah satu sebab berubahnya strukturmodal perusahaan. Dengan struktur modal yang berubah seiring dengan bertambahnya utang perusahaan maka akan menambah biaya kebangkrutan perusahaan walaupun taxshield nya bertambah. Biaya kebangkrutan merupakan salah satu sebab perusahaan sedang mengalami financia distress. Risiko Tingkat suku bunga ini dapat dilihat dengan mengetahui utang perusahaan dan membandingkanya dengan modal sendiri perusahaan yang terhubung dalam struktur modal. Dengan melihat perbandingan antara keduanya, maka kita bisa melihat bagaimana perusahaan tersebut mempunyai risiko perubahan tingkat suku bunga yang besar atau rendah. 5. Contoh kasus dan analisis Manajemen Resiko pada koperasi kredit Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, dan merupakan salah satu pilar ekonomi, selayaknya perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Di sisi lain, salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan dilakukan melalui program-program pemberdayaan ekonomi rakyat. Dengan demikian, melalui pemberdayaan koperasi diharapkan akan mendukung upaya pemerintah tersebut. Dalam upayanya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Negara Koperasi dan Usaha
  • 49. 48 Kecil dan Menengah dituntut untuk dapat menghasilkan program dan kebijakan yang dapat mendukung tumbuh dan berkembangnya koperasi. Risiko merupakan bahaya, risiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Namun demikian risiko juga harus dipandang sebagai peluang, yang dipandang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Jadi kata kuncinya adalah tujuan dan dampak pada sisi yang berlawanan. Dengan kata lain risiko adalah probabiltas bahwa “Baik” atau “Buruk” yang mungkin terjadi yang akan berdampak terhadap tujuan yang ingin kita capai. Untuk itu risiko perlu kita kelola dengan baik melalui proses yang logis dan sitematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi serta memonitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses atau yang biasa kita kenal dengan manajemen risiko, kembali pada perkembangan koperasi, walaupun mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan Koperasi senantiasa atau sering kali terganjal oleh sejumlah masalah klasik, diantaranya: a) Lemahnya partisipasi anggota b) Kurangnya permodalan c) Pemanfaatan pelayanan d) Lemahnya pengambilan keputusan e) Lemahnya Pengawasan f) Manajemen Resiko Masalah – masalah tersebut diatas merupakan potensi risiko yang yang tampak dan teridentifikasi, sehingga berangkat dari permasalahan umum tersebut Koperasi seharusnya sudah mampu melakukan mitigasi risiko atas permasalahan tersebut diatas. Selanjutnya bagi Koperasi yang bergerak dalam usaha simpan
  • 50. 49 pinjam merupakan industri yang sarat dengan risiko. Koperasi kredit sebenarnya adalah miniatur dari perbankan. Yang dikelola hampir sama, yakni uang masyarakat (anggota koperasi) dan kemudian menyalurkan dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat (anggota koperasi) yang membutuhkan. Dengan risiko tersebut maka sudah selayaknya jika Koperasi kredit menerapkan konsep manajemen risiko, sebagai konsekuensi dari bisnis yang penuh dengan risiko. Artinya risiko yang mungkin timbul dimitigasi dengan cara menerapkan manajemen risiko di semua lini dan bidang. Hal ini menunjukan bahwa pengurus dan pengelola Koperasi kredit sudah selayaknya memiliki kemampuan dalam hal manajemen risiko atau sudah mengikuti program sertifikasi manajemen risiko. Tentunya konsep yang ditawarkan disesuaikan dengan tingkat risiko yang melekat pada bisnis koperasi. Manajemen Risiko Salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk memperkecil ruang dan kesempatan para pembobol koperasi untuk melancarkan aksinya adalah dengan, memberlakukan manajemen risiko dalam praktek berkoperasi. Masalah ini sebenarnya masalah klise yang sudah dicoba dipecahkan jauh hari sebelum meledaknya berbagai kasus di koperasi. Fenomena ini tentunya sejalan dengan rencana penataan modal koperasi, yang seharusnya juga disesuaikan dengan kemajuan bisnis Koperas i kredit yang bersangkutan. Semua risiko yang muncul di balik gemerlapnya bisnis Koperasi kredit, harus bisa ditutup dengan modal koperasi. Itu berarti manajemen risiko merupakan back bone menuju koperasi yang sehat. Maklum, pengalaman tidak menyenangkan yang menimpa beberapa koperasi memperlihatkan bahwa persoalan manajemen risiko tidak bisa dianggap enteng. Pengalaman memberi pelajaran berharga bahwa pengelolaan risiko yang buruk dapat membahayakan kelangsungan koperasi. Pertanyaannya, risiko apa saja yang harus di-cover oleh koperasi? Faktor risiko yang melekat
  • 51. 50 pada bisnis koperasi khususnya Koperasi kredit, jika dikaji lebih jauh, ternyata jumlahnya sangat banyak(beragam), diantaranya : a) Risiko Kredit, risiko ini didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamkannya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. b) Risiko Likuiditas, risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan Koperasi tidak mampu memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. c) Risiko Operasional, risiko operasional didefinisikan sebagai resiko kerugian atau ketidakcukupan proses internal, sumber daya manusia dan sistem yang gagal atau dari peristiwa eksternal. d) Risiko Bisnis, risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan posisi persaingan antar Koperasi dan prospek keberhasilan Koperasi dalam perubahan pasar. e) Risiko Strategik, risiko strategik adalah risiko yang terkait dengan keputusan jangka panjang yang dibuat oleh pengurus dan pengelola. f) Risiko Reputasional, resiko kerusakan pada Koperasi yang diakibatkan dari hasil opnini public yang negative. g) Risiko Legal h) Risiko Politik i) Risiko Kepatuhan ANALISIS PERMASALAHAN
  • 52. 51 Menurut masalah yang ada diatas beberapa analisis yang bisa diamati adalah : a) Kurang partisipasinya anggota Koperasi, kurangnya partisipasi tersebut dikarenakan banyak anggota yang tidak peduli akan kesejahteraan koperasi dan keberlangsungan operasional Koperasi. Anggota kurang memiliki rasa empati terhadap Koperasi, hal ini mungkin disebabkan karena pelayanan koperasi atau sistem kerja koperasi yang dinilai oleh anggota Koperasi tidak memuaskan. b) Kurangnya Permodalan, hal ini dapat dilansir dari hal pada nomor satu karena kurangnya kepedulian anggota maka berkutang pula masukan dana (modal) dari para anggota yang diperoleh dari sumbangan sukarela maupun wajib. c) Pemanfaatan pelayanan, pemanfaatan pelayanan yang didapat dari pengurus haruslah memenuhi kepuasan anggota karena dengan pelayanan ini kepuasan anggota akan terpenuhi dan akan mengoptimalkan umpan balik dari anggota. d) Lemahnya pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan yang ada dalam koperasi memang sangat lama karena harus melewati beberapa proses seperti rapat anggota, menyatukan pendapatatau yang terbanyak kemudian kembali dimusyawarahkan untuk menuju mufakat maka di perlukan waktu yang sangat lama untuk mengambil keputusan, dan dalam proses pengambilan keputusan ini terkadang masih ada campur tangan akan kepentingan pribadi. e) Lemahnya Pengawasan, karena banyak hal yang harus diurus dalam segi modal, bisnis, dan pelayanan sisi yang perlu disorot juga ialah segi pengawasan yang terjadi pada koperasi. Pengawasan biasanya dilakukan oleh bagian khusus baik dari intern maupun ekstern, pada prakteknya dalam pengawasan ini sangat jarang dilakukan tinjauan lapangan tapi hanya berdasarkan laporan dari badan pengurus. Hal ini yang menyebabkan pengawasan terhadap koperasi kurang.
  • 53. 52 f) Manajemen Resiko, jarang pada koperasi yang ada yang memiliki manajemen resiko tapi hanya berdasarkan dari prosedur yang disepakati bersama oleh karena itu sebaiknya setiap koperasi hendaknya memiliki manajemen resiko untuk meminimalisir kerugian dan beberapa risiko risiko lainnya. Beberapa uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen risiko sangat diperlukan dalam berbagai bidang di koperasi guna meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dalam menjalankan proses operasionalnya. 6. Contoh kasus pengendalian internal PT. Tri Plastik Indonesia PT. Tri Plastik Indonesia telah menjadi klien audit KAP Bima, Rian, Sunardi, & Badri (BRS&B) selama beberapa tahun. PT. Tri Plastik Indonesia dirintis oleh Tri Antoro yang memiliki 51% saham perusahaan. Sisanya dimiliki oleh sekitar 200 pemegang sahamyang merupakan investor tanpa tanggung jawab operasonal. PT. Tri Plastik Indonesia membuat produk dengan bahan baku utama adalah plastik. Beberapa dibuat karena pesanan, tapi kebanyakan produk dibuat untuk persediaan. Sebuah contoh produk manufaktur PT. Tri Plastik Indonesia adalah alat kursi plastik yang digunakan dengan sistempengencang tertentu. PT. Tri Plastik Indonesia telah berkembang dari sebuah perusahaan kecil, yang hanya memproduksi dua jenis barang, ketika mereka pertama kali melakukan kontrak kerja dengan BRS&B, hingga kini menjadi perusahaan sukses dengan produk yang beragam. Pada saat Roni Hartanto dari BRS&B menjadi menejer auditnya, penjualan tahunan telah berkembang menjadi Rp 20 miliar dan laba menjadi Rp 1,9 miliar. Secara historis, perusahaan tidak memiliki masalah-masalah audit yang luar biasa, dan BRS&B telah
  • 54. 53 menerbitkan opini audit wajar tanpa pengecualian setiap tahunnya. Pendekatan audit BRS&B yang selalu diterapkan pada PT. Tri Plastik Indonesia adalah pendekatan audit “substantif”. Dalam pendekatan ini, auditor yang bertugas mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal sebagai bagian dari produser pengukuran risiko, namun risiko pengendalian nilai pada tingkat maksimum (100%). Prosedur analitis yang meluas telah dilakukan pada laporan laba rugi, dan fluktuasi yang tidak biasa telah diselidiki. Prosedur audit terperinci ditekankan pada akun-akun neraca di awal tahun, maka saldo laba dan laporan laba ruginya pasti benar. Bagian I Dalam mengevaluasi pendekatan audit untuk PT. Tri Plastik Indonesia untuk audit tahun berjalan, Roni Hartanto yakin bahwa pendekatan substantif hanya tepat utuk audit pada perusahaan – perusahaan kecil. Dalam penilaian, PT. Tri Plastik Indonesia, dengan penjualan Rp20 miliar dan 46 pegawai, telah memenuhi ukuran yang tidak ekonomis, dan mungkin juga tidak bijak, untuk mengkonsentrasikan semua pengujian pada neraca. Selain itu, ketentuan terkini di Pasal 404 Sarbanes Oxley Act dan standar 2 PCAOB terkait sekarang ini mengharuskan audit atas laporan keuangan dan pengendalian internal atas laporan keuangan. Sehingga, programaudit yang dirancang yang ditekankan pada identifikasi pengendalian internal disemua siklus-siklus transaksi penting dan dimasukkan dalam pengujian pengendalian. Selain untuk memenuhi ketentuan baru dalam PCAOB, manfaat ekonomi yang diinginkan dari pendekatan “pengurangan resiko pengendalian” adalah waktu yang dihabiskan untuk menguji pengendalian akan menjadi lebih banyak dibandingkan dengan kompensasi yang didapatkan dari pengurangan pengujian terperinici atas akun- akun neraca.
  • 55. 54 Dalam merencanakan pengujian persediaan, Roni menggunakan model resiko audit yang tercakup dalam standar audit untuk menentukan jumlah unsur persediaan yang akan diuji oleh BRS&B diakhir tahun. Karena banyaknya jenis produk, keunggulan, ukuran dan warna, persediaan PT Tri PLastik Indonesia terdiri dari 2.450 jenis barang yang berbeda. Semua persediaan tersebut dicatat dalam sistem manajemen persediaan perpetual yang menggunakan basis data relasional. Dalam menggunakan model resiko audit untuk persediaan, Roni yakin bahwa resiko audit sebanyak 5% dapat diterima. Ia menilai resiko bawaannya tinggi (199%) karena persediaannya, berdasarkan sifatnya, merupakan objek untuk banyak jenis salah saji. BAB V PENUTUP KESIMPULAN Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam perusahaan/entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor meletakkan kepercayaan atas efektivitas SPI dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi. Pengendalian intern merupakan suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas-yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : a) keandalan pelaporan keuangan, b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen karena manajemen tidak dapat melakukan pengendalian
  • 56. 55 secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya perus ahaan. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpngan yang akan terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semua transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas. Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan mungkin atau tidaknya audit dilaksanakan, salah saji material yang potensial dapat terjadi, resiko deteksi, perancangan pengujian substantif. DAFTAR PUSTAKA  http://indahjewel.blogspot.co.id/2012/09/sistem- pengendalian-internal-spi.html  https://dedih.files.wordpress.com/2008/12/kuliah-ke-9- pengelolaan-resiko.ppt  http://yustus09.blogspot.co.id/2011/07/hubungan-resiko- dan-pengendalian.html  http://kalmet.blogspot.co.id/2010/11/belajar- internal-control-melalui-kasus.html  http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_ detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_i d=69712  http://scholar.unand.ac.id/14696/  http://sherlyarianti.blogspot.co.id/2013/06/contoh-kasus- manajemen-risiko-pt-astra.html  http://nyaritugas.blogspot.co.id/2011/12/contoh-kasus-dan- analisis-manajemen.html  http://atchokers.blogspot.co.id/2012/12/contoh- kasus-audit.html
  • 57. 56