Latar belakang : Penggunaan Sistem Informasi untuk menunjang bisnis tidak lagi menjadi media pencatatan saja, akan tetapi merupakan alat sebagai pengendali internal. Yaitu suatu metode yang membantu manajemen untuk merencanakan target bisnis, memantau proses transformasi informasi, memantau pelaksanaan tahapan bisnis dan mempermudah komunikasi dan koordinasi antar departemen. Penerapan system informasi di Klinik Vaksinasi berguna sebagai pencatatan digital dari bisnis proses yang ada. Pada penelitian kali ini akan menekankan fungsi dari system informasi sebagai control dan pengendali internal.
SI-PI, Khristina Damayanti, Hapzi Ali, Implementasi Pengendalian Internal di Klinik Vakinasi, Universitas Mercu Buana, 2017.pdf
1. SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
TENTANG
IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INTERNAL DI KLINIK VAKSINASI
OLEH :
KHRISTINA DAMAYANTI (55516120065)
DOSEN :
PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TAHUN 2017
2. ABSTRACT
Latar belakang : Penggunaan Sistem Informasi untuk menunjang bisnis tidak lagi
menjadi media pencatatan saja, akan tetapi merupakan alat sebagai pengendali internal.
Yaitu suatu metode yang membantu manajemen untuk merencanakan target bisnis,
memantau proses transformasi informasi, memantau pelaksanaan tahapan bisnis dan
mempermudah komunikasi dan koordinasi antar departemen. Penerapan system informasi
di Klinik Vaksinasi berguna sebagai pencatatan digital dari bisnis proses yang ada. Pada
penelitian kali ini akan menekankan fungsi dari system informasi sebagai control dan
pengendali internal.
Metode : Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mencari dan mengumpulkan
data-data yang akan dijadikan bahan untuk menganalisa Sistem Informasi Pada Klinik
Vaksinasi di Jakarta. Data-data yang digunakan untuk menyusun laporan akhir ini adalah
data primer dan data sekunder.
Hasil: Pemahaman lebih lanjut mengenai fungsi system informasi sebagai pengendali
internal mempunyai manfaat lebih lanjut dalam membantu proses bisnis. Pengendali
internal yang dicakup yaitu pengendalian administrative.
Simpulan: Sangat penting memahami perlunya fungsi dari system informasi yang
dibangun sebagai pengendalian internal. Apabila setiap peranan system informasi dalam
pengendalian internal dipahami, maka akan sangat membantu dalam mendukung proses
bisnis.
3. HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
1.3.2 Tujuan khusus
1.4 Manfaat penelitian
BAB II KERANGKA TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
2.2. Konsep Dasar Informasi
2.3. Sistem Pengendalian Internal
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Struktur Organisasi di Klinik Vaksinasi
4.2 Bisnis Proses di Klinik Vaksinasi
4.3 Sistem Informasi untuk pengendalian Preventive, detektif dan korektif di Klinik
Vaksinasi
4.4 Integritas dan Keandalan pemrosesan
4.5 Kerahasiaan dan privasi
4.6 Authorization/access control
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Pengendalian Internal dalam akuntansi memiliki peranan penting karena
sistem pengendalian internal merupakan prosedur atau sistem yang dirancang untuk
mengontorol, mengawasi, mengarahkan organisasi agar dapat mencapai suatu tujuan.
Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan operasi perusahaan, membantu menyediakan informasi akuntansi yang
handal untuk laporan keuangan, dan menjamin dpatuhinya hukum dan peraturan yang
berlaku.
Penggunaan Sistem Informasi untuk menunjang bisnis tidak lagi menjadi media
pencatatan saja, akan tetapi merupakan alat sebagai pengendali internal. Yaitu suatu
metode yang membantu manajemen untuk merencanakan target bisnis, memantau proses
transformasi informasi, memantau pelaksanaan tahapan bisnis dan mempermudah
komunikasi dan koordinasi antar departemen.
Pada penelitian sebelumnya kita sudah merancang sistem informasi yang sesuai
dengan bisnis proses di Klinik Vaksinasi. Sehingga dalam penelitian ini akan dibahas
lebih dalam fungsi dari sistem informasi tersebut sebagai alat untuk pengendalian
internal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah:
1. Bagaimana mengimplementasikan aplikasi system informasi manajemen klinik
Vakisnasi
2. Lingkup dan tahap pengendalian apa saja yang di cakup oleh sistem informasi.
1.3 Tujuan
1. Menyempurnakan penggunaan sistem informasi sebagai pengendali internal untuk
menunjang proses bisnis
2. Sistem informasi dapat digunakan lebih efektif sebagai media pengendali internal
5. 1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada pemilik klinik tentang fungsi lebih lanjut dari sistem
informasi yang dibangun
2. Memberikan informasi pada pelaku bisnis tentang parameter dan fiture yang bisa
digunakan untuk memantau proses bisnis
3. Mempermudah menejemen menarik data untuk perencanaan, pemantauan
pelaksanaan, transformasi data bisnis.
6. BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Hapzi Ali, 2011, Sistem :Kumpulan dari sub-sub sistem atau elemen-elemen yang
saling berkerjasama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan organisasi
(informasi/target/goal)
Menurut Budi Sutedjo (2002) sistem adalah kumpulan elemen yang saling
berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai
suatu tujuan.
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sekumpulan fungsi yang bekerja secara bersama-sama dalam
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan
informasi untuk suatu tujuan tertentu. Sistem Informasi merupakan sebuah sistem yang
menerima sumber daya data sebagai input dan memprosesnya ke dalam produk
informasi sebagai outputnya.
2.3 Sistem Pengendalian Internal
2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Pengendalian intern adalah bagian dari sistem yang meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem pengendalian
internal pada dasarnya meliputi pengorganisasian, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian
dan keandalan data keuangan, mendorong efisiensi dan dipenuhinya kebijakan
menejemen (Mulyadi, 1993) atau dalam definisi yang lain, pengendalian internal
merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi harta organisasi dari
kemungkinan penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi telah disajikan
secara akurat dan memastikan bahwa peraturan telah dipatuhi sebagaimana
7. mestinya (Warren & Fees, 2006). Secara umum, Pengendalian Intern merupakan
bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan
pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.
2.3.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Pengertian sistem pengendalian itern yang diberikan tercakup pula tujuan dari
sistem pengendalian intern itu sendiri yang dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Pengendalian intern akuntansi
Pengendalian intern akuntansi meliputi struktur organisasi,metode dan ukuran-
ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan
mengecek ketelitian dan keandalandata akuntansi. Pengendalian intern
akuntansi yang baik akanmenjamin kekayaan para investor dan kreditur yang
ditanamkandalam perusahaan yang akan menghasilkan laporan keuangan
yangdapat dipercaya.
2. Pengendalian intern administratif
Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi,metode, dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan
dipatuhinnya kebijakan manajemen.
2.3.3 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Internal
Suatu pengendalian intern yang baik perlu adanya unsur-unsur yang berhubungan
langsung dengan pengendalian, sehingga tujuan dari pengendalian intern dapat
tercapai. Untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam
perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung
jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegitan pokok perusahaan.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam
organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.oleh
8. karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak
diciptakan cara-cara yang umumnya menjamin praktik yang sehat dalam
pelaksanaanya.
9. BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metodelogi Penelitian
Metodelogi penelitian adalah urutan langkah-langkah dalam pengumpulan data dan
informasi yang diperlukan dalam pembuatan tugas akhir. Metode penelitian pada data
yang penulis gunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:
3.1.1 Jenis Data dan Sumber
Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, penulis mencari dan mengumpulkan
data-data yang akan dijadikan bahan untuk menganalisa Sistem Informasi Pada
Klinik Vaksinasi di Jakarta. Data-data yang digunakan untuk menyusun laporan
akhir ini adalah:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti yaitu
Klinik Vaksinasi seperti:
a. Contoh data dan laporan dalam menunjang management untuk
pengendalian internal.
b. Bisnis proses dan penerapan system yang menunjang pengendalian internal.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber bahan buku-buku yang
menujang dalam penyusunan laporan akhir ini yang meliputi:
a. Struktur Organisasi Klinik Vaksinasi
b. Buku berisi teori system informasi
c. Buku tentang pengendalian internal dengan system informasi
3.1.2 Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan jenis dan sumber data serta maksud dan tujuan penyusunan Tugas
Akhir ini, maka dalam pengumpulan data penulisan menggunakan beberapa teknik
sebagai berikut:
1. Wawancara/interview Wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan
data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak klinik,
yang dalam hal ini langsung kepada dr. X selaku pemilik klinik.
2. Survei/Observasi
10. Survei atau observasi adalah cara mengumpulkan data secara langsung kepada
klinik yang bersangkutan. Dalam hal ini penulis melakukan survei pada bagian
medical proses vaksinasi dan contoh data yang dibutuhkan.
3. Studi Pustaka
Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan cara mempelajari
dan mencatat data dokumen yang tertulis dari buku-buku dan system yang
berhubungan dengan laporan akhir ini.
11. BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Struktur Organisasi di Klinik Vaksinasi
Struktur organisasi di Klinik Vaksinasi tertuang dalam bagan berikut :
4.2 Bisnis Proses di Klinik Vaksinasi
Bisnis proses atau alur transaksi pasti unik dan berbeda – beda. Adapun alur transaksi
yang terjadi di Klinik Vaksinasi yaitu
1. Pasien yang di vaksin bisa datang langsung atau menghubungi via media elektronik ke
marketing klinik untuk menanyakan perihal biaya dan syarat vaksin.
2. Setelah mendapat kejelasan vaksin tesedia, marketing menginformasikan ke pasien dan
menjadwalkan kedatangan pasien. Marketing menulis di buku rencana kedatangan yang
berisi Nama, Tanggal Kedatangan, Jenis Vaksin.
Untuk setiap harinya, vaksinator mengecek di buku recana kedatangan, siapa saja
pasien yang akan di vaksin hari itu. Untuk pasien yang langsung vaksin, maka
penanganan langsung.
3. Pasein datang melakukan vaksinasi dilayani oleh vaksinator, Setelah pasien di vaksin,
maka vaksinator menulis data di form rekam medis lalu di input di excel, yang berisi
Nama, Tanggal Lahir, Tanggal Datang, Rencana Selanjutnya dan Nama Vaksin.
4. Selain itu Vaksinator/ Medis harus menulis juga pengeluaran produk di Kartu Stok.
5. Dari data di form rekam medis, vaksinator harus merekap dan di input ke data reminder
pasien di program excel.
12. 6. Pasien membayar biaya vaksin ke Kasir.
7. PIC Inventory akan merekap data keluar masuk produk dan menentukan perencanaan
pembelian untuk bulan depan.
8. PIC Inventory jika menemukan stock minimum maka akan melakukan pemesanan
vaksin ke distributor
9. Setelah pemesanan diproses, distributor akan mengantarkan pemesanan vaksin. Vaksin
akan diterima oleh bagian Inventory, dan bagian inventory melakukan penulisan di
buku stock, sehingga di buku stock akan telihat kembali jumlah stock yang tersedia.
10. Bagian distributor akan memberikan invoice penagihan dari PO yang dipesan.
11. Bagian Accounting&Finance akan melakukan pelunasan invoice dari distributor.
12. Data Reminder pasien yang selalu di update itu setiap harinya digunakan untuk
mengingatkan pasien jika dalam waktu dekat pasien tersebut harus di vaksin kembali.
Bagian marketing melakukan reminder ke pasien melalui media elektronik.
Dari alur tersebut, bisa digambarkan dalam flow diagram seperti pada gambar berikut :
Berdasarkan bisnis proses yang dijalankan saat ini di Klinik Vaksinasi dapat kita analisa
kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut :
13. Kekurangan :
1. Lambatnya Bisnis Proses karena Data tidak sinkron
Bisnis proses pada bagan alur diatas masih dilakukan secara manual, sehingga distribusi data
tidak langsung tersebar dengan baik. Sebagai contoh, misalkan ada pasien datang jam telfon
jam 5 sore, pasien tersebut ingin vaksin HPV. Marketing mengecek ke kartu stok, karena
dilihat di kartu stok masih ada, maka langsung di jadwalkan esok hari. Padahal dari kartu stok
tersebut belum semua di input, yaitu ada yang sudah booking dengan DP, dll.
Pada saat pasien datang di cek ke stok produk tidak ada, hanya tersisa 1 vaksin untuk orang
yang sudah DP.
Kesalahan data karena data tidak sinkron secara realtime akan membuat penjadwalan seperti
di atas salah dan akan merugikan konsumen dan perusahaan.
2. Tidak ada validasi data master
Data yang diinput dalam Excel atau Buku itu berupa free text dan tidak ada validasi dari
standar master. Misalkan ada pasien dengan Nama Pamungkas Jayuda, dengan No.KTP
12368167283. Pasien tersebut diberikan vaksin Yellow Fever ( Demam Kuning ). Karena
tidak ada validasi dan standart penulisan maka vaksinator menuliskan nama vaksin Yellow
Fever, sedangkan vaksinator yang lain menuliskan Demam Kuning. Sehingga pada saat
dibuat rekap, dua vaksin tersebut dianggap berbeda.
3. Tidak ada history dari perubahan data
Perubahan data di Excel atau form sangat penting untuk di ketahui. Sebagai contoh, Ada
pasien yang menginginkan vaksin Hepatitis A, Marketing sudah menjadwalkan di file excel.
Pada hari H, pasien tersebut di vaksin dengan vaksin Hepatitis B oleh vaksinator. Karena
kesalahan ini vaksinator menunjukkan bukti bahwa di file Excel tersebut dijadwalkan vaksin
Hepatitis B. Setelah di konfirmasi ke bagian Marketing, pihak marketing menyatakan telah
menulis Hepatitis A. Jadi dalam kasus diatas kita tidak bisa mengetahui kapan dan oleh siapa
file tersebut di ubah.
4. Report Bulanan / Tahunan sulit di sajikan
Bisnis proses yang di jalankan manual mengakibatkan data yang tidak rapi dan tidak
terstruktur. Sehingga jika ingin ditarik data report maka harus mengerjakan manual juga satu
per satu.
14. Kelebihan :
1. Alur Transaksi lebih fleksibel
Dengan pencatatan manual memberikan akses penuh oleh Marketing, Vaksinator dll untuk
mengubah alur bisnis. Sehingga terkesan proses bisnis lebih cepat, padahal dengan
dilewatinya tahapan proses tersebut ada yang dilewati. Misalkan data pasien tidak ada No.
KTP dan NO. HP, dll
2. Tidak ada maslah jika mati listrik atau kondisi kerusakan yang lain.
Sistem yang manual atau di catat di Buku dan Excel membuat semua tahapan tidak
terkendala dengan teknologi.
4.3 Sistem Informasi untuk pengendalian Preventive, detektif
Pengendalian sistem informasi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari
pengelolaan sistem informasi, bahkan melaksanakan fungsi yang sangat penting karena
mengamati setiap tahapan dalam proses pengelolaan informasi. Tiga model pengendalian
internal yaitu
• Model Preventive
Model preventif adalah teknik pasif yang didesain untuk mengurangi frekuensi
munculnya pristiwa-pristiwa yang tidak diinginkan. Pengendalian preventif sering
disebut juga dengan pengendalian sebelum fakta pengendalian ini digunakan untuk
mencegah ketidak efisienan. Pengendalian informasi pada pelaksanaan proses bisnis
menentukan hasil akhir dari setiap tahapan. Jika pada setiap tahapan proses tersebut
terdapat panduan, standar dan prosedur yang memungkinkan kesalahan bisa terdeteksi
lebih dini maka capaian target di setiap tahap bisa terpenuhi.
Pada klinik vaksinasi hal ini dapat di terapkan pada validasi dari inputan. Sebagai
contoh, saat vaksinator selesai memberikan vaksin ke pasien, lalu vaksinator mencatat
data rekam medis. Sistem informasi memungkinkan validasi inputan seperti tidak ada
nya salah penomoran batch vaksin yang diberikan. Karena sudah ada di data master
stock vaksin. Sehingga program yang dibuat haruslah ada validasi dengan data master.
15. • Model Detektif
Kontrol detektif disebut juga dengan kontrol pertahanan kedua. Yang termasuk kontrol
ini adalah perlatan, teknik dan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasikan dan
mengekspos kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang terlepas dari kontrol
preventif.kontrol deteksi mengungkapkan kesalahan spesifik dengan membandingkan
data actual dan standar yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Control detektif pada Klinik Vaksinasi yaitu dengan penerapan triger sql. Yaitu fitur
pada SQL Server yang memungkinkan mencatat perubahan data yang terjadi. Sehingga
perubahan informasi tersebut bisa disajikan pada saat diperlukan.
• Model Korektif
Kegiatan Korektif yaitu kegiatan pengendalian yang dilakukan untuk memperbaiki
kondisi jika terdapat suatu permasalahan yang menyebabkan resiko tidak tercapainya
tujuan organisasi, yang telah ditemukan pada kegiatan pengendalian preventif maupun
detektif.
Penerapan di Klinik Vaksinasi yaitu dengan mengembalikan data dari history triger.
Jika pada data history ini tidak ada maka yang kedua yaitu dari backup database.
4.4 Integritas dan Keandalan pemrosesan
Integritas dan keandalan pemerosesan adalah pemerosesan sistem bersifat lengkap,
akurat,tepat waktu dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas apabila
dapat melaksanakan fungsi yang diperuntukan bagi sistem tersebut secara keseluruhan dan
bebas dari manipulasi sistem, baik yang tidak diotorisasi maupun yang tidak disengaja.
System computer yang dibangun pada Klinik Vaksinasi sudah menggunakan user akses di
setiap menu dan juga triger pada critical activity seperti Edit dan Delete. Sehingga setiap
hal yang mempengaruhi data akan tercatat siapa yang merubah dan akan tercatat hostname
komputernya.
16. 4.5 Privasi dan Kerahasiaan
Kerahasiaan (confidentiality)
Manajemen mengidentifikasi informasi yang sensiif dan perlu untuk dilindungi dari
pengungkapan tidak sah. Biasanya hal-hal yang masuk di dalamnya adalahrencana bisnis,
strategi harga, dan dokumen resmi.
Langkah Melindungi Kerahasiaan
• Identifikasi dan klasifikasi
Langkah pertama untuk memproteksi kerahasiaan property intelektual dan informasi
bisnis yang sensitif untuk mengidentifikasi dimana diantara informasi diletakan dan
siapa yang mengakses data tersebut. Setelah informasi yang dibutuhkan diproteksi
stelah diidentifikasi kemudian didiskusikan pada kontrol objektif untuk informasi dan
kontrol objektif teknologi yang berkaitan.
Pada proses bisnis dan dan wewenang setiap departemen di Klinik Vaksinasi sudah
dibuat dengan jelas. Sehingga sistem yang dibangun harus melaksanakan aturan
tersebut.
• Penggunaan Enkripsi
Enkripsi adalah suatu cara yang sangat penting dan alat yang efektif untuk memproteksi
kerahasiaan. Pada setiap system yang dibangun enkripsi harus dilakukan di data yagn
bersifat konfidensial.
• Akses dan Kontrol
Akses kontrol menyediakan suatu tambahan lapisan untuk memproteksi spesifik file
atau dokumen, tapi juga untuk kemungkinan aksi yang dijamin akses kesumberdaya
yang dapat dilakukan. Akses dan control lebih lanjut di klinik vaksinasi akan dibahas
di bab 4.6
• Training
dalah kontrol yang penting untuk menjaga kerahasiaan. &arya)an harus tahu
apainformasi mereka dapat share dengan orang luar dan apa informasi yang dibutuhkan
untuk diproteksi. Mereka juga harus di ajarkan bagaimana memproteksi data rahasia.
17. 4.6 Authorization/access control
Departemen di Klinik vaksinasi terdiri dari Marketing, Medis, Inventory dan Finance
Accounting. Dari pembasan bab 2.1.3 tentang unsur – unsur pengendali internal yang
terdiri dari struktur organisasi dan wewenang serta sudah di bahas pada 4.2 tentang bisnis
proses dan kewajiban dari setiap departemen, maka untuk menjaga agar transaksi bisnis
dan alur data terjaga dengan baik maka kita rancang authentication dari setiap departemen
dalam penggunaan modul di system informasi tersebut. yaitu sebagai berikut:
MENU AKSES MARKETING MEDIS INVENTORY F & A
Penjadwalan
& Registrasi
Pasien
ADD YA TIDAK TIDAK TIDAK
EDIT YA, MAN TIDAK TIDAK TIDAK
DELETE MAN MAN TIDAK TIDAK
PRINT/
DOWNLOAD
MAN MAN TIDAK YA
Pengeluaran
Vaksin /
Vaksinator
ke Pasien
ADD TIDAK YA TIDAK TIDAK
EDIT TIDAK YA TIDAK TIDAK
DELETE TIDAK MAN TIDAK TIDAK
PRINT/
DOWNLOAD
TIDAK YA TIDAK YA
Rekam
Medis
ADD TIDAK YA TIDAK TIDAK
EDIT TIDAK YA TIDAK TIDAK
DELETE TIDAK MAN TIDAK TIDAK
PRINT/
DOWNLOAD
TIDAK YA TIDAK TIDAK
Rekap
Mutasi
Harian
ADD TIDAK TIDAK YA YA
EDIT TIDAK TIDAK YA YA
DELETE TIDAK TIDAK MAN MAN
PRINT/
DOWNLOAD
TIDAK TIDAK YA YA
Request
Order ke
Distributor
ADD TIDAK TIDAK YA TIDAK
EDIT TIDAK TIDAK YA TIDAK
DELETE TIDAK TIDAK MAN TIDAK
18. PRINT/
DOWNLOAD
TIDAK TIDAK YA TIDAK
AR ADD TIDAK TIDAK TIDAK YA
EDIT TIDAK TIDAK TIDAK YA
DELETE TIDAK TIDAK TIDAK MAN
PRINT/
DOWNLOAD
TIDAK TIDAK TIDAK YA
AP ADD TIDAK TIDAK TIDAK YA
EDIT TIDAK TIDAK TIDAK YA
DELETE TIDAK TIDAK TIDAK MAN
PRINT/
DOWNLOAD
TIDAK TIDAK TIDAK YA
* MAN : Level Manager dengan Confirmasi departemen terkait
4.6 Perbedaan Pengendalian Internal menggunakan system manual dengan Sistem
Informasi
Keuntungan dalam menggunakan sistem informasi dalam pengendalian internal yaitu
yaitu:
• Kemampuan mengendalikan kegiatan perencanaan informasi.
Fungsi system informasi pada bagian ini yaitu memberikan data dan rekomendasi
tentang perencanaan yang sejalan dengan misi perusahaan. Perencanaan tersebut
tertuang dalam target dan KPI karyawan.
Sistem informasi pada klinik vaksinasi pada bagian ini yaitu memberikan data rata –
rata history penjualan dan forcast sales. Serta history dari pelaksanaan kegiatan, seperti
pencapaian KPI per karyawan. Sehingga bisa memberikan masukan ke management
untuk perencanaan pada tahun berikutnya.
• Kemampuan mengendalikan proses transformasi informasi.
Perubahan data karena proses bisnis penting untuk dicatat, diketahui dan di kendalikan
dengan baik. Karena setiap tahapan dari proses bisnis tersebut akan mempengaruhi
hasil pada tahapan berikutnya.
19. Pengendalian transformasi informasi ini pada system yang di bangun pada klinik
vaksinasi tertuang pada triger sql. Yaitu fitur pada SQL Server yang memungkinkan
mencatat perubahan data yang terjadi. Sehingga perubahan informasi tersebut bisa
disajikan pada saat diperlukan.
• Kemampuan mengendalikan organisasi pelaksanaan sistem informasi.
Pengendalian informasi pada pelaksanaan proses bisnis menentukan hasil akhir dari
setiap tahapan. Jika pada setiap tahapan proses tersebut terdapat panduan, standar dan
prosedur yang memungkinkan kesalahan bisa terdeteksi lebih dini maka capaian target
di setiap tahap bisa terpenuhi.
Pada klinik vaksinasi hal ini dapat di terapkan pada validasi dari inputan. Sebagai
contoh, saat vaksinator selesai memberikan vaksin ke pasien, lalu vaksinator mencatat
data rekam medis. Sistem informasi memungkinkan validasi inputan seperti tidak ada
nya salah penomoran batch vaksin yang diberikan. Karena sudah ada di data master
stock vaksin.
• Kemampuan-kemampuan kegiatan koordinasi.
Pada kemampuan ini system informasi memberikan kemudahan dalam koordinasi dan
transfer informasi antar bagian. Sistem informasi bisa memberikan informasi yang
diperlukan antar departemen sehingga komunikasi dan koordinasi bisa lebih baik.
Pada kasus yang terjadi di Klinik Vaksinasi yaitu informasi penggunaan vaksin oleh
departemen medis secara realtime bisa di ketahui oleh bagian gudang. Sehingga reorder
agar stok tidak kurang bisa di pantau.
Dengan kemampuan-kemampuan itu, maka terjamin kelancaran pelaksanaan
pengelolaan sistem informasi. Pengendalian sistem informasi adalah keseluruhan kegiatan
dalam bentuk mengamati, membina, dan mengawasi pelaksanaan mekanisme pengelolaan
sistem informasi, khususnya dalam fungsi-fungsi perencanaan informasi, transformasi,
organisasi, dan koordinasi.
Dengan kemampuan-kemampuan itu, maka terjamin kelancaran pelaksanaan
pengelolaan sistem informasi. Pengendalian sistem informasi adalah keseluruhan kegiatan
20. dalam bentuk mengamati, membina, dan mengawasi pelaksanaan mekanisme pengelolaan
sistem informasi, khususnya dalam fungsi-fungsi perencanaan informasi, transformasi,
organisasi, dan koordinasi.
Secara detail perbedaan pada penerapan system informasi untuk pengendalian internal
dibandingkan dengan cara konvensional / manual tertuang pada table berikut :
Kategori / Kasus Manual System Komputer
Perencanaan
Pembuatan laporan untuk
menunjang perencanaan
perusahaan
Admin harus membuat
laporan dengan cara
merekap data lama. Mulai
dari penjualan, laporan
history vaksin yang belum
bisa diberikan karena stok
kosong, dll
System secara automatic
memberikan laporan secara
berkala sebagai data dan
laporan dalam menunjang
perencanaan perusahaan
Proses Transformasi
Informasi
Data mengenai transformasi
informasi yang terjadi dalam
tahap proses bisnis.
Secara manual dilakukan
dengan mengecek tanda
tangan pada form dan
catatan pada buku atau
logbook. Serta dengan
investigasi dengan pic dari
setiap tahapan.
Secara automatic system
akan mencatat setiap
perubahan data berdasar
login dan hostname dari
computer yang digunakan.
Sehingga user yang
melakukan perbahan tercatat
dengan baik.
Pelaksanaan
Pengendalian pada
pelaksanaan tahapan proses
bisnis.
Pengendalian pada
pelaksanaan bisa dilakukan
dari PIC atau manager
departemen. Dengan
memantau langsung dari
setiap proses yang
dilakukan.
Sistem computer bisa
memberikan alert jika ada
kesalahan dalam
penginputan data dari
pelaksanaan tahapan bisnis.
Kemampuan koordinasi Koordinasi dilakukan
dengan komunikasi
Koordinasi proses bisnis bisa
dilakukan dengan
rekomendasi dari prosedur
21. Kemudahan dalam
berkoordinasi dalam proses
bisnis.
menggunakan email atau
surat tertulis.
yang sudah ditetapkan yang
berlaku dari bisnis proses.
22. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil analisa dan pembahasan tentang Sistem Pengendalian Internal di Klinik
Vaksinasi dapat disimpulkan sebagai berikut :
Sangat penting memahami perlunya fungsi dari system informasi yang dibangun sebagai
pengendalian internal. Apabila setiap peranan system informasi dalam pengendalian
internal dipahami, maka akan sangat membantu dalam mendukung proses bisnis.
5.2 Saran
1. Dengan adanya sistem yang telah dikomputerisasi disarankan agar sistem ini dapat
digunakan karyawan yang berhubungan agar dapat maksimal dalam penggunaan
sistem.
2. Banyaknya data penting yang tersimpan dalam database maka perlu dibuat file back-
up agar keamanan data terjamin.
23. DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyadi. “Sistem Akuntansi”. Jakarta : Salemba Empat. 2001.
2. Hapzi Ali, Modul Sistem Informasi & Pengendalian Internal, Dasar – dasar intelegensi
bisnis : Basis data dalam menejemen informasi, Universitas Mercubuana
3. Hapzi Ali, 2009, Sistem Informasi Manajemen, Berbasis Teknologi Informasi, Hasta
Cipta Mandiri, Jogyakarta.
4. Khristina Damayanti, Konsep Dasar Pengendalian Internal
https://www.academia.edu/32889116/SI-
PI_Khristina_Damayanti_Hapzi_Ali_Konsep_Dasar_Pengendalian_Internal_Univ
ersitas_Mercu_Buana_2017_.pdf, 2017
5. Sutabri, Tata. (2005). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi.
6. Krismiaji, 2013 Sistem Informasi Akuntansi, edisi 4, YKPN, Yogyakarta.