Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi. Ia menjelaskan definisi pengendalian internal menurut COSO yang terdiri dari 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan dan karakteristik pengendalian internal serta peran auditor dalam memahami sistem pengendalian internal perusahaan.
1. PENGENDALIAN INTERNAL
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang dibimbing oleh:
Suryanih,SE.,MM
Disusun Oleh :
Inggit Meilani ED115112069
JURUSAN PERPAJAKAN
INSTITUT STIAMI
TANGERANG
2017
2. Sistem Pengendalian Internal
istem informasi akuntansi sebagai sistem yang terbuka tidak bisa dijamin
sebagai suatu sistem yang bebas dari kesalahan maupun kecurangan.
Pengendalian intern yang baik merupakan cara bagi suatu sistem untuk
melindungi diri dari tindakan-tindakan yang merugikan. Dalam arti sempit, pengendalian
internal hanya dibatasi pada kegiatan pengecekan, penjumlahan, baik penjumlahan
mendatar maupun penjumlahan menurun.
engendalian internal atau kontrol intern
didefinisikan sebagai suatu proses, yang
dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan
sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu
organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk
mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu
organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan
mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber
daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan)
maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan
intelektual seperti merek dagang).
Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat
menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau
pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang
dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh
manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci
lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk
mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang tepat serta
menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut Pengendalian
Internal atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan
prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi
keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.
Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan
keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian
tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada
tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memastikan pembayaran terhadap pihak
ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan). Prosedur
pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan hasil
yang lebih dapat diperkirakan.
S
P
3. Tujuan Pengendalian Internal
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber
daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana
menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi
yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
Sistem Pengendalian Menurut COSO
Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO)
pada tahun 1992 mengeluarkan definisi tentang pengendalian internal. Definisi COSO
tentang pengendalian intern sebagai berikut: “sistem pengendalian internal merupakan
suatu proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan”
berikut ini:
Efektivitas dan efisiensi operasi
Keandalan pelaporan keuangan
Kepetuhan kerhadap hukum dan peraturan yang berlaku).
Untuk menjamin manajemen perusahaan/organisasi/entitas agar :
Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.
Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang
berlaku.
4. Komponen-komponen Pengendalian Internal menurut COSO
Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO)
memperkenalkan adanya lima komponen :
Pengertian Komponen-komponen pengendalian internal menurut COSO antara lain:
1. Control Environment (Pengendalian), mengatur tentang ciri, karakter dan
struktur dari organisasi, termasuk integritas, nilai etis dan kompetensi dari semua
pihak yang terlibat didalam perusahaan.
2. Risk Assesment (Penilaian Risiko), ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi
serta mencegah terjadinya hal-hal yang dapat berakibat pada ketidak-tercapaian
tujuan perusahaan.
3. Control Procedure (Prosedur Pengendalian), merupakan metode yang diambil
oleh manajemen dalam meminimalisir risiko yang mungkin terjadi.
4. Information and Communication (Informasi dan Komunikasi), berkaitan
dengan langkah yang dilakukan dalam menentukan keefektivan dari suatu
prosedur pengendalian.
5. Monitoring (Pemantauan), berkaitan dengan proses saling berinteraksi,
berkomunikasi dalam hal pelaksanaan tugas pengendalian.
5. Sistem pengendalian intern dapat dikelompokkan menjadi dua bagian:
Karakteristik sistem pengendalian intern
Kehandalan sistem pengendalian intern harus dilandasi dengan karakteristik dari sistem
tersebut yaitu :
Pengendalian intern dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Unsur-unsur pengendalian intern dalam siklus pembelian dirancang untuk
mencapai tujuan pokok pengendalian akuntansi, yaitu menjaga kekayaan (persediaan)
dan kewajiban perusahaan, menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi (utang,
kas, persediaan). Untuk merancang unsur-unsur pengendalian akuntansi yang
diterapkan dalam siklus pembelian, terdapat tiga unsur pokok yaitu :
Adanya pendelegasian wewenang kepada petugas tertentu untuk
menyetujui transaksi dan penetapan tugas, pengecekan kepada petugas
yang lain untuk mengetahui bahwa transaksi telah disetujui oleh petugas
yang berwenang.
Adanya penyelenggaraan akuntansi sedemikian rupa sehingga mudah di
cek.
Adanya pendelegasian secara fisik yang tepat, termasuk penjagaan
berganda terhadap aktiva yang dimiliki.
Adanya perifikasi secara periodik terhadap eksistensi aktiva yang dicatat.
Memiliki pegawai yang cakap, mempunyai kemampuan dan latihan yang
cukup, sesuai dengan tingkat pertanggungjawabannya.
Adanya pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi pencatatan,
dan dari pelaksanaan transaksi yang bersangkutan.
a. Organisasi
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
c. Praktik yang sehat
1. Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control)
Pengendalian intern akuntansi meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi
operasi, penyimpanan dan pencatatan serta pengawasan fisik atas kekayaan.
2. Pengendalian intern administrasi (internal administratife control)
Pengendalian intern administrasi meliputi peningkatan efisiensi usaha, dan
mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan, misalnya analisis statistik, studi waktu
dan gerak, program pelatihan, dan pengendalian mutu kegiatan perusahaan .
6. engendalian internal tidak memberikan keyakinan yang sifatnya mutlak. Artinya
laporan keuangan tidak menjamin dapat terlepas dari kesalahan penyajian yang
materil, ini disebabkan karena :
Dalam hal ini Auditor memiliki peran penting dalam melaksanakan tugasnya yaitu
melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, guna mencapai informasi yang memadai.
Dalam melakukan perencanaan audit, adalah suatu keharusan bagi audit untuk
memahami komponen dari pengendalian intrenal. Selain itu, dalam pelaksanaannya
auditor juga harus mengkomunikasikan hal-hal yang yang dianggap signifikan dan
material yang ada dalam manajemen perusahaan.
P
1. Penilaian keefektivitasan dari suatu pengendalian dapat dipengaruhi
oleh kesalahan yang disebabkan oleh manusia itu sendiri.
2. Pengendalian internal dapat dipengaruhi oleh kesalahpahaman
maksud, kekeliruan, dan kecerobohan.
3. Hak manajemen untuk menolak diadakannya pengendalian
4. Adanya pengaruh praktik kecurangan dari pihak internal, kerjasama
untuk melakukan kolusi.
5. Adanya pertimbangan terkait estimasi cost-benefit.