[Ringkasan]
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk memilih perangkat ajar dan mengorganisasikan muatan pembelajaran. Struktur kurikulum SD dibagi menjadi tiga fase dan memperhatikan alokasi waktu untuk proyek penguatan profil pelajar Pancasila.
1. 1
Hj. NUNUNG NURHAYATI, S.Pd., M.Pd
LAHIR DI GARUT, 01-08-1967
KEPALA SEKOLAH, SDN 3 CIBIUK
KIDUL
SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 2
PAK GALANG MEMBAWA SALAM
BUAT IIN SAMA MEGA
SIAPA SENANG MENJAWAB SALAM
INSSYAAALLOOH MASUK SURGA
5. Kurikulum merdeka diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan
untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan
kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama
masa pemulihan pembelajaran.
5
Tahun 2020
masa
sebelum
pandemi
menggunaka
n Kurikulum
2013
Thn 2020-2021
Masa pandemi
Kurikulum 2013
dan Kurikulum
Darurat (Kur-
2013 yang
disederhanakan
Thn 2021-2022
Kurikulum 2013,
Kurikulum
Darurat, dan
Kurikulum
Merdeka di SP
dan SMK PK
Thn 2022-2024
Kurikulum 2013,
Kurikulum Darurat,
dan Kurikulum
Merdeka sebagai
opsi bagi semua
satuan
pendidikan
Thn 2024
Penentuan
kebijakan
kurikulum
nasional
berdasarkan
evaluasi
terhadap
kurikulum
pada masa
pemulihan
pembelajaran
6. BENANG MERAH PENGEMBANGAN
KURIKULUM
Kurikulum merdeka melanjutkan arah pengembangan kurikulum
sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk mengembangkan murid
secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non-akademis,
kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang berdasarkan
kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau
materi tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang sesuai
konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan murid
6
7. PENTINGNYA PERUBAHAN RANCANGAN DAN
STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM
SECARA LEBIH KOMPREHENSIF
RANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM SAAT
INI:
• Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam
pelajaran ditentukan per minggu
• Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu
untuk melakukan pembelajaran yang mendalam
dan yang sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik
• Materi pembelajaran yang tersedia kurang
beragam sehingga guru kurang leluasa dalam
mengembangkan pembelajaran kontekstual
• Teknologi digital belum digunakan secara
sistematis untuk mendukung proses belajar guru
melalui berbagi praktik baik
ARAH PERUBAHAN
KURIKULUM:
• Struktur kurikulum yang lebih fleksibel,
jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi
dalam satu tahun
• Fokus pada materi yang esensial,
Capaian Pembelajaran diatur per fase,
bukan per tahun
• Memberikan keleluasaan bagi guru
menggunakan berbagai perangkat ajar
sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta
didik
• Aplikasi yang menyediakan berbagai
referensi bagi guru untuk dapat terus
mengembangkan praktik mengajar secara
mandiri dan berbagi praktik baik.
7
8. KEUNGGULAN KURIKULUM
MERDEKA
1. Lebih Sederhana dan
Mendalam
8
Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan
dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik
Fokus pada materi yang esensial dan pengembangan
kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi
lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan
menyenangkan
2. Lebih Merdeka
3. Lebih Relevan dan Interaktif
Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan
kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara
aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu
lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung
pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar
Pancasila
9. 3. LEBIH RELEVAN DAN INTERAKTIF
• Pembelajaran melalui kegiatan projek memberikan kesempatan
lebih luas kepada pesppPembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk
secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan,
kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter
dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila untuk mendukung
pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar
PancasilaPembelajaran melalui kegiatan projek memberikan
kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif
mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan,
dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan
9
10. SEBELUM MELANJUTKAN, DAPATKAH IBU DAN
BAPAK MEMPERKIRAKAN APA,
BAIK BERUPA ATAUPUN ,
YANG DIBUTUHKAN SATUAN PENDIDIKAN DAN
PENDIDIK UNTUK MENERAPKAN KURIKULUM
MERDEKA?
10
11. PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DIDUKUNG MELALUI
PENYEDIAAN BERAGAM PERANGKAT AJAR SERTA
PELATIHAN DAN PENYEDIAAN SUMBER BELAJAR GURU,
KEPALA SEKOLAH, DAN DINAS PENDIDIKAN
●
● BUKU CETAK DAPAT DIBELI
MENGGUNAKAN DANA BOS MELALUI
SIPLAH ATAU CETAK MANDIRI
● PELATIHAN MANDIRI BAGI GURU DAN KEPALA
SEKOLAH MELALUI MICRO LEARNING DI
APLIKASI DIGITAL.
● MENYEDIAKAN BERBAGAI NARASUMBER DALAM
PELATIHAN KURIKULUM MERDEKA. MISALNYA,
MELALUI PENGIMBASAN DARI SEKOLAH
PENGGERAK.
● BERBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK GURU
DALAM BENTUK E-BOOK, VIDEO, PODCAST DLL.,
YANG DAPAT DIAKSES DARING DAN
DIDISTRIBUSIKAN MELALUI MEDIA PENYIMPANAN
(FLASHDISK).
● GURU MEMBENTUK KOMUNITAS BELAJAR UNTUK
SALING BERBAGI PRAKTIK BAIK DALAM ADOPSI
KURIKULUM MERDEKA, BAIK DI SATUAN
PENDIDIKAN MAUPUN DI KOMUNITASNYA
● PERUBAHAN STRUKTUR
MATA PELAJARAN TIDAK
MERUGIKAN GURU
● SEMUA GURU YANG
BERHAK MENDAPATKAN
TUNJANGAN PROFESI
KETIKA MENGGUNAKAN
KURIKULUM 2013 AKAN
TETAP MENDAPATKAN HAK
TERSEBUT
11
Penyediaan Perangkat ajar: buku teks
dan bahan ajar pendukung
Pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala
sekolah, dan pemda
Jaminan jam mengajar
dan tunjangan profesi
guru
12. PERANGKAT AJAR MERUPAKAN BERBAGAI BAHAN AJAR
(TIDAK HANYA BUKU TEKS) YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENCAPAI PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN CAPAIAN
PEMBELAJARAN
12
Modul ajar
Bahasa
Indonesia untuk
Fase A,B,C (SD)
Modul projek
penguatan profil
pelajar Pancasila
dengan tema
Bhineka Tunggal
Ika untuk Fase A
Buku teks mata
pelajaran
Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaraa
n untuk siswa SD
14. 14
Karakteristik Kurikulum di Setiap Jenjang
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
Kegiatan bermain
sebagai proses
belajar yang utama
Penguatan literasi
dini dan
penanaman karakter
melalui kegiatan
bermain-belajar
berbasis buku
bacaan anak
Fase Fondasi untuk
meningkatkan
kesiapan bersekolah
Pembelajaran
berbasis projek
untuk penguatan
profil Pelajar
Pancasila dilakukan
melalui kegiatan
perayaan hari besar
dan perayaan tradisi
lokal
Penguatan kompetensi
yang mendasar dan
pemahaman holistik:
• Untuk memahami
lingkungan sekitar,
mata pelajar an IPA
dan IPS diga
bungkan sebagai
mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial
(IPAS)
• Integrasi
computational
thinking dalam mata
pelajaran Bahasa
Indonesia,
Matematika, dan
IPAS
• Bahasa Inggris
sebagai mata
pelajaran pilihan
Pembelajaran berbasis
projek untuk
penguatan profil
Pelajar Pancasila
Penyesuaian dengan
perkembangan
teknologi digital,
mata pelajaran
Informatika menja di
mata pelajaran wajib
Panduan untuk guru
Informatika
disiapkan untuk
membantu guru-guru
pemula, sehingga
guru mata pelajaran
tidak harus berlatar
belakang pendidikan
informatika
Pembelajaran
berbasis pro jek
untuk penguatan
profil Pe lajar
Pancasila dilakukan
minimal 3 kali dalam
satu tahun ajaran
Program peminatan/
penjurus an tidak
diberlakukan
Di kelas 10 pelajar
menyiap kan diri
untuk menentukan
pilihan mata pelajaran
di kelas 11. Mata
pelajaran yang dipela
jari serupa dengan di
SMP
Di kelas 11 dan 12
pelajar mengikuti
mata pelajaran dari
Kelompok Mapel
Wajib, dan memilih
mata pelajaran dari
kelompok MIPA, IPS,
Bahasa, dan
Keterampilan Vokasi
sesuai minat, bakat,
dan aspirasi nya
Pembelajaran
berbasis projek
untuk penguatan
profil Pelajar
Dunia kerja dapat
terlibat dalam
pengembangan
pembelajaran
Struktur lebih
sederhana dengan dua
kelompok mata
pelajaran, yaitu Umum
dan Kejuruan.
Persentase kelompok
kejuruan meningkat
dari 60% ke 70%
Penerapan
pembelajaran ber
basis projek dengan
mengintegra sikan
mata pelajaran terkait.
Praktek Kerja
Lapangan (PKL)
menjadi mata pelajaran
wajib minimal 6 bulan
(1 semester).
Pelajar dapat memilih
mata pelajar an di luar
Capaian
pembelajaran
pendidikan khusus
dibuat hanya untuk
yang memiliki
hambatan intelektual
Untuk pelajar di SLB
yang tidak memiliki
hambatan
intelektual, capaian
pembelajarannya
sama dengan sekolah
reguler yang
sederajat, dengan
menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum
Sama dengan pelajar
di sekolah reguler,
pelajar di SLB juga
menerapkan
pembelajaran
berbasis projek
untuk menguatkan
Pelajar Pancasila
dengan mengusung
tema yang sama
15. STRUKTUR KURIKULUM SD 15
Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga) Fase
a. Fase A untuk Kelas I dan Kelas II;
b. Fase B untuk Kelas III dan Kelas IV; dan
c. Fase Cuntuk Kelas V dan Kelas VI
Satuan pendidikan SD/MI dapat mengorganisasikan
muatan pembelajaran menggunakan pendekatan
mata pelajaran atau tematik. Proporsi beban belajar
di SD/MI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila,
dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen)
beban belajar per-tahun
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik muatan
maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan,
projek harus mengacu pada capaian profil pelajar
Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan
tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek
dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi
jam pelajaran projek penguatan profil pelajar
Pancasila dari semua mata pelajaran dan jumlah
total waktu pelaksanaan masing-masing projek
tidak harus sama.
16. ALOKASI WAKTU MATA PELAJARAN SD/MI KELAS I
• Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan
agama/kepercayaan masing-
masing.
• ** Satuan pendidikan
menyediakan minimal 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, atau Seni Tari).
• *** Maksimal 2 JP per minggu
atau 72 JP per tahun.
• **** Total JP tidak termasuk
mata pelajaran Bahasa Inggris,
Muatan Lokal, dan/atau mata
pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
16
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit Alokasi per tahun
(minggu)
Alokasi Projek
per tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288
Matematika 144 (4) 36 180
PJOK 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72
Muatan Lokal*** 72 (2) 72
Total****: 828 (23) 252 1080
17. ALOKASI WAKTU MATA PELAJARAN SD/MI KELAS II
17
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit Alokasi pertahun
(minggu)
Alokasi
Projek per
tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324
Matematika 180 (5) *** 36 216
PJOK 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72
Muatan Lokal*** 72 (2) 72
Total****: 900 (25) 252 1152
* Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan
agama/kepercayaan masing-
masing.
** Satuan pendidikan
menyediakan minimal 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Peserta didik memilih 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Seni Teater, atau Seni Tari).
*** Maksimal 2 JP per
minggu atau 72 JP per
tahun.
**** Total JP tidak termasuk
mata pelajaran Bahasa Inggris,
Muatan Lokal, dan/atau mata
pelajaran tambahan yang
diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.
18. ALOKASI WAKTU MATA PELAJARAN SD/MI KELAS III-V
18
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu
1 JP = 35 menit
Alokasi per
tahun
(minggu)
Alokasi
Projek per
tahun
TOTAL JP PER
TAHUN
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216
IPAS 180 (5) 36 216
PJOK 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**:
o Seni Musik
o Seni Rupa
o Seni Teater
o Seni Tari
108 (3) 36 144
Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72
Muatan Lokal*** 72 (2) - 72
Total****: 1044 (29) 252 1296
* Diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan agama/kepercayaan masing-
masing.
** Satuan pendidikan menyediakan
minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni
Tari). Peserta didik memilih 1 (satu)
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, atau Seni Tari).
*** Maksimal 2 JP per minggu atau 72
JP per tahun.
**** Total JP tidak termasuk mata
pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran
tambahan yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
19. Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas VI
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu K13 Program Sekolah Penggerak
Per Minggu
Alokasi per tahun
(minggu) Alokasi Projek
per tahun
Total JP Per Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 4 96 (3) 32 128
Pendidikan Pancasila 6 128 (4) 32 160
Bahasa Indonesia 10 192 (6) 32 224
Matematika 6 160 (5) 32 192
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial - 160 (5) 32 192
Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan - 96 (3) 32 128
Pilihan minimal 1:
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni Teater, d) Seni Tari
4
96 (3)
32
128
Bahasa Inggris*** 2 64 (2)*** 64***
Muatan Lokal*** 2 64 (2)*** 64***
Total*** 928(29) 224 1152
****Jam pelajaran kelas 3
SD mengalami
peningkatan, mengikuti
struktur kelas 4 karena
IPASdimulai di kelas 3
***opsional. Satuan
Pendidikan dapat
mengintegrasikan
muatan lokal dalam
mapel lain atau
diajarkan melalui
kegiatan projek.
Total JP tidak termasuk
mata pelajaran Bahasa
Inggris, Muatan Lokal
dan/atau mata pelajaran
tambahan yang
diselenggarakan oleh
satuan pendidikan
20. CATATAN
20
1. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang
dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan pendidikan.
2. Pemerintah daerah melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran
Bahasa Inggris, misalnya terkait peningkatan kompetensi dan penyediaan
pendidik.
3. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa
Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan
Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler
dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa,
dan/atau bimbingan orang tua.
21. AGENDA IMPLEMENTASI
KURIKULUM MERDEKA
21
1 2 3 4 5
PROJEK
PENGUATAN
PROFIL
PELAJAR
PANCASILA
Penyusunan
Kurikulum
Operasional
Satuan
Pendidikan dan
analisis Capaian
Pembelajaran
Tujuan
Pembelajaran
dan Alur Tujuan
Pembelajaran
Modul Ajar
Kurikulum
Merdeka,
Perencanaan
dan
Pelaksanaan
Asesmen
Diagnostik
Overview Kurikulum
Merdeka
22. TERIMA KASIH
“BERSAMA PASTI BISA”
PAK GILANG MEMBAWA SALAM
BUAT IIN SAMA MEGA
SIAPA SENANG MENJAWAB SALAM
INSSYAAALLOOH MASUK SURGA