RPP ini membahas pembelajaran tentang gaya antar molekul pada pelajaran Kimia kelas X. Materi akan diajarkan dalam 3 pertemuan dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran discovery learning. Peserta didik akan belajar tentang jenis interaksi antar molekul seperti ikatan hidrogen dan gaya Van der Waals serta pengaruhnya terhadap sifat fisik zat. Mereka diharapkan mampu menjelaskan konsep-konsep tersebut
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
GAYA ANTAR MOLEKUL
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Negeri2 Padang
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X / 1
MateriPokok : Gaya Antar Molekul
Alokasi Waktu : 3 kali 45 menit
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak
langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi
Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4
3.7 Menghubungkan interaksi antar ion,
atom dan molekul dengan sifat fisika zat
4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar
ion, atom dan molekul dalam menjelaskan sifat-
sifat fisik zat di sekitarnya
IPK dari KD3 IPK dari KD4
3.7.4 Menjelaskan jenis jenis interaksi
antar molekul
(ikatan hidrogen, gaya Van-Der Walls)
3.7. 5 Menjelaskan kaitan interaksi antar
molekul (ikatan hidrogen, gaya Van-
Der Walls) dengan sifat fisik senyawa.
4.7.1 Menerapkan konsep kepolaran untuk
menentukan kelarutan suatu zat dalam
pelarut.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali informasi dari berbagai
sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan peserta didik
terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti
dalam melakukan pengamatan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat Menjelaskan interaksi antar
molekul (ikatan hidrogen, gaya Van-Der Walls), Menjelaskan kaitan interaksi antar molekul
(ikatan hidrogen, gaya Van-Der Walls) dengan sifat fisik senyawa serta Menerapkan konsep
kepolaran untuk menentukan kelarutan suatu zat dalam pelarut.
D. Materi Pembelajaran
Gaya antar molekul
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
2. Metode Pembelajaran: Diskusi, eksperimen, presentasi, tanya jawab, dan ceramah
F. Media Pembelajaran
Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, LCD, alat Lab
G. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2013.
2. Internet.
3. Buku/ sumber lain yang relevan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
IPK :
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari
KD3.7
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari
KD 4.7
3.7.4 Menjelaskan interaksi antar molekul
(ikatan hidrogen, gaya Van-Der Walls)
3.7. 5 Menjelaskan kaitan interaksi antar
molekul (ikatan hidrogen, gaya Van-
Der Walls) dengan sifat fisik senyawa.
Pendahuluan (10 menit)
1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai;
2. Mencek kehadiran peserta didik
3. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
4. Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
(bentuk Molekul)
5. Guru menyampaikan manfaat materi pembelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari
6. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
7. Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan
Kegiatan Inti (100 menit)
a. Stimulation (memberi stimulus)
1. Peserta didik memperhatikan dan mengamati titik didih beberapa bahan kimia di
laboratorium, yaitu : air (H2O), asam klorida (HCl), asam Florida (HF) yang disajikankan
lewat LCD. Contoh bahan pengamatan
2.
Pernahkah kalian pernah melihat dan memperhatikan material berupa garam gapur,
gula dan air? Perbedaan apakah yang dapat dikemukakan dari ketiga zat tersebut? Bagaimana
atom-atom tersebut saling berikatan sehingga terbentuk senyawa.
3. b. Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
1. Perserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok (penentuan kelompok ditetapkan oleh
guru). Tiap kelompok terdiri 4–5 orang.
2. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menuliskan gaya antar molekul dan
pengaruhnya terhadap sifat fisik, baerupa kelarutan dalam air dan titik didih
3. Dibagikan bahan bacaan tambahan disamping buku-buku yang telah dimiliki peserta didik
untuk bahan diskusi perserta didik.
c. Data Collecting (mengumpulkan data);
1. Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari hasil diskusi maupun dari tanyangan
presentasitentang
a. Jeenis interaksi
b. Ikstsn hidrogen
c. Gaya vanderwall
d. Pengaruh terhadap sifat fisik
2. Peserta didik terlibat aktif dalam diskusi dan mengkaji peristiwa-peristiwa yang disajikan
kemudian menyelesaikan masalah yang ada, peserta didik termotivasi untuk berdiskusi dalam
menggali informasi dari berbagai sumber maupun hand-out yang telah dibagikan.
3. Peserta didik termotivasi untuk berdiskusi dan melakukan percobaan sederhana perbedaan
sifat senyawa ion dan senyawa kovalen.
4. Peserta didik menuliskan hasil pekerjaanya (untuk masing-masing peserta didik) dan hasil
diskusi kelompok pada kertas manila yang telah disediakan dengan kreativitas masing-
masing.
d. Data Processing (mengolah data);
1. Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada lembar aktivitas siswa
2. Guru memantau jalannya diskusi dan membimbing peserta didik untuk mempresentasikan
hasil diskusinya.
3. Masing-masing kelompok untuk mempresentasikan dengan menempelkan hasil-hasil kerja
kelompok di sekitar dinding ruang belajar.
e. Verification (memverifikasi);
1. Hasil-hasil kerja kelompok yang telah dituliskan (ditempelkan di dinding) untuk digunakan
sebagai bahan pada langkah berikutnya.
2. Perwakilan kelompok memperhatikan sajian/paparan serta menilai hasil karya dari kelompok
lain yang telah ditempelkan pada dinding sekitar ruang belajar, mencermatinya dan
membandingkan dengan hasil dari kelompoknya sendiri kemudian mendiskusikan kembali
pada kelompok masing-masing.
3. Perwakilan kelompok untuk memberikan tanggapan dengan mengajukan pertanyaan,
meminta konfirmasi ataupun memberikan masukkan terhadap kelompok lainnya.
4. 4. Guru mencatat hal-hal yang menyimpang atau tumpang tindih atau “unik” antara kelompok
yang satu dengan yang lain.
5. Guru menilai keaktifan peserta didik (individu dan kelompok) dalam kelas saat berdiskusi,
merancang/melakukan penyelidikan sederhana maupun presentasi berlangsung.
f. Generalization (menyimpulkan);
1. Peserta didik mengkaji ulang dan menyimpulkan hasil diskusi dalam kelompok tentang gaya
antar molekul dan pengaruhnya terhadap sifat fisik
2. Guru memberikan penguatan dengan memberikan penjelasan terhadap materi yang masih.
Penutup (30 menit)
1. Memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan tentang gaya antar molekul dan pengaruhnya
terhadap sifat fisik melalui review indikator yang hendak dicapai pada hari itu.
2. Memberikan tugas kepada peserta didik, dan mengingatkan peserta didik untuk mempelajari
materi yang akan dibahas dipertemuan berikutnya maupun mempersiapkan diri menghadapi
tes/ evaluasi akhir di pertemuan berikutnya (kegiatan ini dilakukan di pertemuan ke-1).
3. Melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator (kegiatan ini
dilakukan di pertemuan ke-2).
4. Memberi salam.
5.
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik, Portofolio
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan
3. Instrumen Penilaian (terlampir)
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.
5. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapainilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
- Siwa yang mencapai nilai )()( maksimumnnketuntasann diberikan materi
masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
- Siwa yang mencapai nilai )(maksimumnn diberikan materi melebihi cakupan
KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
Padang, Juli 2017
Mengetahui
Kepala SMA Negeri2 Padang, Guru Mata Pelajaran,
Drs Syamsul Bahri, M.Pd.I Wiranda, S.Pd, M.Si
NIP. 19660320 199003 1 006 NIP. 19710313 199301 1 00
5. LAMPIRAN-LAMPIRANRPP
1. Contoh Uraian Materi
GAYA ANTAR MOLEKUL
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai jenis zat yangpartikelnya berupa
molekul dan berbeda fasa. Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah (jauh di
atas titik didihnya), molekul-molekul benar-benar berdiri sendiri, tidak ada gaya tarik antarmolekul.
Akan tetapi, pada suhu yang relatif rendah dan tekanan yang relatif tinggi, yaitu mendekati titik
embunnya, terdapat suatu gaya tarik-menarik antarmolekul. Gaya tarik menarik antar molekul itulah
yang memungkinkan suatu gas dapat mengembun(James E. Brady, 1990).
Molekul-molekul dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya tarikmenarik antar molekul.
Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk menguapkan suatu zat cair diperlukan
energiuntuk mengatasi gaya tarik-menarik antar molekul. Makin kuat gaya tarik antar molekul, makin
banyak energi yang diperlukan untuk mengatasinya, maka semakin tinggi titik cair atau titik didih.
1. Ikatan Hidrogen
Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hydrogen terjadi ikatan
hidrogen. Titik didih senyawa “hidrida” dari unsur-unsur golongan A, VA, VIA, dan VIIA,
diberikan pada gambar berikut.
Gambar : Titik didih senyawahidrida dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA. Sumber: Chemistry,
The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S. Silberberg.2000.
Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, yaitu titik
didih meningkat sesuai dengan penambahan massa molekul. Kecenderungan itu sesuai dengan yang
diharapkan karena dari CH ke SnH massa molekul relatif meningkat, sehingga gaya Van der Waals
juga makin kuat. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada gambar, yaitu HF,
H2O, dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibandingkan anggota
lain dalam kelompoknya. Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang
sangat kuat dalam senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul HF, H2O, dan NH bersifat polar,
gaya dipol-dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh
ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen (James E. Brady,2000). Oleh karena unsur F, O, dan N
sangat elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam senyawa-
senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat pada atom unsur yang
sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya melalui pasangan elektron bebas pada
atom unsur berkeelektronegatifan besar itu. Ikatan hidrogen dalam H2O disajikan pada gambar berikut
:
6. Gambar : Molekul polar air (kiri) dan ikatan hidrogen pada air (kanan). Sumber:Chemistry, The Molecular Nature of
Matter and Change, Martin S. Silberberg. 2000.
2. Gaya Tarik Dipol-dipol
Molekul yang sebaran muatannya tidak simetris, bersifat polar dan
mempunyai dua ujung yang berbeda muatan (dipol). Dalam zat polarmolekulnya cenderung
menyusun diri dengan ujung (pol) positif berdekatan dengan ujung (pol) negatif dari molekul di
dekatnya. Suatu gaya tarik-menarik yang terjadi disebut gaya tarik dipol-dipoldibandingkan gaya
dispersi (gaya London), sehingga zat polar cenderung mempunyai titik cair dan titik didih lebih tinggi
dibandingkan zat nonpolar yang massa molekulnya kira-kira sama. Contohnya normal butana dan
aseton
Gaya-gaya antarmolekul, yaitu gaya dispersi (gaya London) dan gaya dipoldipol, secara
kolektif disebut gaya Van Der Waals. Gaya dispersi setiap zat, baik polar maupun nonpolar zat polar
menambah gaya dispersi dalam zat itu. Dalam membandingkan zat -zat yang mempunyai massa
molekul relatif (Mr) kira-kira sama, adanya gaya dipol-dipol dapat menghasilkan perbedaan sifat yang
cukup nyata. Misalnya,normal butana dengan aseton. Akan tetapi dalam membandingkan zat dengan
Massa molekul relatif (Mr) yang berbeda jauh, gaya dispersi menjadi lebih penting. Misalnya, HCl
dengan HI, HCl (momen dipol = 1,08) lebih polar dari HI (momen dipol = 0,38). Kenyataannya, HI
mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada HCl. Fakta itu menunjukkan bahwa gaya Vlebih kuat
daripada HCl. Berarti, lebih polarnya HCl tidak cukup untuk mengimbangi kecenderungan
peningkatan gaya dispersi akibat pertambahan massa molekul dari HI.
3. Gaya Tarik-Menarik Dipol Sesaat – Dipol Terimbas (Gaya London)
Antarmolekul nonpolar terjadi tarik-menarik yang lemah akibat terbentuknya dipol sesaat.
Pada waktu membahas struktur elektron, kita mengacu pada peluang untuk menemukan elektron di
daerah tertentu pada waktu tertentu. Elektron senantiasa bergerak dalam orbit. Perpindahan elektron
dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar
menjadi polar, sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara itu disebut
dipol sesaat karena dipol itu dapat berpindah milyaran kali dalam 1 detik. Pada saat berikutnya, dipol
itu hilang atau bahkan sudah berbalik arahnya. Suatu saat yang mungkin terjadi digambarkan pada
gambar berikut :
Gaya London
Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas pada molekul di sekitarnya, sehingga
membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik antarmolekul yang lemah.
Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan oleh Fritz London pada tahun 1928. Oleh
karena itu gaya ini disebut gaya London (disebut juga gaya dispersi).
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu
molekul disebut polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (M
7. ) dan bentuk molekul. Pada umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah
mengalami polarisasi. Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka
dapat dikatakan bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London. Misalnya, radon
(Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium (A = 4), 221 K untuk Rn
dibandingkan dengan 4 K untuk He. Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami
polarisasi dibandingkan molekul yang kecil, kompak, dan simetris. Misalnya, normal pentana
mempunyai titik cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan neopentana. Kedua zat itu
mempunyai massa molekul relatif yang sama besar.
r
8. 1. Penilaian
INTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Nama Satuan pendidikan : SMA Negeri2 Padang
Tahun pelajaran : 2017-2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia
NO WAKTU NAMA
KEJADIAN/
PERILAKU
BUTIR
SIKAP
POS/
NEG
TINDAK LANJUT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
9. INSTRUMEN PENUGASAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Padang
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3. 7 Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan
sifat fisika zat
4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar
ion, atom dan molekul dalam menjelaskan sifat-sifat fisik zat di
sekitarnya
Materi : Ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam.
Contoh Tugas:
Buatlah tugas dalam bentuk laporan kelompok yang memuat tentang:
1. Pada kehidupan sehari-hari produk -produk yang mengandung senyawa
ion dan dan produk yang mengandunf senyawa kovalen
2. Tuliskan perbedaan cara pembentukan senyawa ion dan senyawa kovalen
3. Analisis cara membedakan senyawa ion dan senyawa kovalen ditinjau dari
sifat fisika dan sifat kimia
4. Atomunsur atom X dengan atom unsur Y dengan nomor atom secara
berturut-turut 17 dan 12.
a. Tuliskan rumus kimia dan jenis ikatan yang terbentuk
b. Bila arus listrik dialirkan pada larutan senyawa yang terbentuk dari X
dan Y, apakah larutan dapat menghantarkan listrik. Jelaskan
c. Untuk senyawa X dan Y, perkirakan :
1) Apakah titik didihnya relative tinggi/rendah
2) Kelarutannya dalam air (mudah/sukar)
10. Rubrik Penilaian
Nama peserta didik/kelompok : …………………………………………………
Kelas : ………………………………………………….
Tanggal Pengumpulan : .................................................................
No Kategori Skor Alasan
1. 1. Apakah tugas dikerjakan lengkap dan sesuai
dengan tanggal pengumpulan yang telah
disepakati?
2. 3. Apakah terdapat daftar pustaka sumber
infomasi dalam penyelesaian tugas yang
dikerjakan?
3. Apakah terdapat gambar / tabel dibuat yang
menarik sesuai dengan konsep?
4. Apakah bahasa yang digunakan untuk
menginterpretasikan lugas, sederhana, runtut
dan sesuai dengan kaidah EYD?
5. Apakah laporan yang dikerjakan sesuai
dengan konsep yang telah dipelajari?
6. Apakah dibuat kesimpulan?
Jumlah
Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang
Nilai Perolehan =
SkorPerolehan
skor maksimal
× 100
11. Kisi-kisi soal
No Aspek
No
IPK
IPK Teknik
Penilaian
Bentuk
penilaian
Instrumen
Penilaian
Rubrik
Penilaian/ Kunci
Jawaban
1 Pengetahuan 3.5.7 Diberikan data sifat fisik dan daya hantar zat A dan zat B,
peserta didik dapat menentukan jenis ikatan yang terdapat pada
kedua zat tersebut dengan benar
Tertulis PG Terlampir E
3.5.3 Diberikan data no atom beberapa unsur, peserta didik dapat
menentukan pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan ion
Tertulis PG Terlampir A
3.5.8 Diberikan data keelektronegatifan beberapa unsur, peserta
didik dapat menentukan pasangan unsur yang membentuk
senyawa paling polar
Tertulis PG Terlampir A
3.5.2 Diberikan beberapa rumus senyawa dan data nomor atom,
peserta didik dapat mengelompokkan senyawa yang memenuhi
kaidah Lewis
Tertulis PG Terlampir B
3.5.4 Diberikan beberapa rumus senyawa, peserta didik dapat
mengelompokkan ke dalam kelomok senyawa ion/kovalen
Tertulis PG Terlampir D
3.5.6 Diberikan data nomor atom dua unsur, peserta didik dapat
memprediksi rumus kimia dan jenis ikatan yang terbentuk bila
dua unsur tersebut membentuk ikatan
Tertulis PG Terlampir C
2 Diberikan gambar gelas berisi campuran oli dan air serta data
keelektronegatifan beberapa unsur, peserta didik dapat
memprediksi jenis ikatan, kepolaran dan kelarutan senyawa
yang terbentuk dalam air
Tertulis PG Terlampir Terlampir
12. INSTRUMEN TES TERTULIS
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 padang
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas : X
Kompetensi dasar : 3.7 Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan sifat
fisika zat
Soal:
A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar!
1. Perhatikan data sifat fisik dari 2 buah zat berikut!
No Sifat fisik Zat A Zat B
1 Daya hantar listrik lelehan Menghantar listrik Tidak menghantar listrik
2 Daya hantar listrik larutan Menghantar listrik Tidak menghantar listrik
3 Titik didik dan titik leleh Tinggi Rendah
Data berikut ini sifat fisis dari 2 jenis zat : Berdasarkan data tersebut,jenis ikatan yang
terdapat dalam zat A dan B berturut-turut adalah.
A. logam dan kovalen polar
B. kovalen non polar dan kovalen non polar
C. kovalen polar dan ion
D. hidrogen dan kovalen polar
E. ion dan kovalen non polar
2. Diketahui beberapa unsur dengan nomor atom: 17X, 3Y, 16Z, 19A,dan 20B. Pasangan
unsur yang dapat membentuk ikatan ion adalah....
A. A dan X
B. X dan Z
C. A dan Y
D. B dan Y
E. A dan B
3. Tabel berikut berisi data keelektronegatifan lima buah unsur:
Unsur Keelektronegatifan
M 3,98
P 3,16
Q 2,96
R 2,66
T 2,20
Senyawa yang paling polar adalah ….
A. MT
B. QR
C. QT
D. MR
E. RT
13. 4. Perhatikan beberapa senyawa berikut :
(1) CO2
(2) NH3
(3) CH4
(4) BCl3
(5) H2O
Diketahui nomor atom : H = 1, B = 5, C = 6, N = 7, O = 8, dan Cl = 17
Berdasarkan struktur Lewisnya senyawa memenuhi kaidah oktet adalah ……..
A. (1), (2), dan (4)
B. (2), (3), dan (5)
C. (2), (4), dan (5)
D. (3), (4), dan (5)
E. (1), (3), dan (4)
,
5. Kelompok senyawa berikut yang merupakan kelompok senyawa ion adalah.....
A. NaCl dan HCl
B. H2O dan CO2
C. MgCl2 dan NH3
D. BaCl2 dan MgCl2
E. NaClO2 dan H2O
6. Unsur 11X23
berikatan dengan unsur 8Y16
membentuk suatu senyawa. Rumus kimia dan jenis
ikatan pada senyawa yang terbentuk adalah…
A. XY, ionik
B. XY2, ionik
C. X2Y, ionik
D. XY, kovalen
E. X2Y, kovalen
B. Selesaikan permasalahan berikut:
Minyak dan Air
Senyawa dibedakan menjadi dua berdasarkan kepolarannya, yaitu senyawa yang polar dan senyawa
yang non polar. Salah satu contoh senyawa polar adalah air, sedangkan senyawa non polar adalah oli.
14. Molekul polar umumnya memiliki titik didih dan titik leleh lebih tinggi serta lebih mudah larut
dalam air yang memiliki masa atom yang sama (hampir sama). Dua buah senyawa dengan tipe
molekul AX3Y dan AY4 jika atom pusat senyawa pertama C nomor atom 6 dan atom pusat
senyawa kedua adalah N nomor atom 7, tentukan lah:
a. Bentuk molekul senyawa senyawa tersebut
b. Kepolaran masing masing molekul
c. Titik didih manakah yang lebih tinggi
d. Gaya aantar molekul man saja yang bekerja pad kedua moleku
Pedoman pensekoran :
Alternatif Penyelesaian Skor
Ikatan pada molekul air adalah ikatan kovalen polar karena memiliki
perbedaan keelektronegatifan O dan H = 3,5 – 2,1 = 1,4
Ikatan pada oli adalah ikatan kovalen non polar karena selisih
keelektronegatifan C dan H = 2,5 – 2,1 = 0,4
Ikatan antara 7X : 2,5 dengan 1H : 1 akan membentuk XH3 yang bersifat
polar
Dengan selisih keelektronegatifan = 3,0 – 2,1 = 0,9
Karena senyawa XH3 bersifat polar maka akan larut baik bila dicampur
dengan air.
1
1
1
1
1
Total skor 5
Nilai Perolehan =
SkorPerolehan
skor maksimal
× 100
Sumber : www.pertamax7.net
15. INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI
Nama Satuan pendidikan : SMA Negeri2 padang
Tahun pelajaran : 2017-2018
Kelas/Semester : X / Semester I
Mata Pelajaran : Kimia
No Nama Siswa
Kelengkapan
Materi
Penulisan
Materi
Kemampuan
Presentasi
Total
Skor
Nilai
Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nilai Perolehan =
SkorPerolehan
Skor maksimal
× 100
16. PEDOMAN PENSKORAN:
NO ASPEK KRITERIA YANG DINILAI
SKOR
MAKS
1 Kelengkapan Materi
Presentasiterdiri atas, Judul, Isi Materi dan
Daftar Pustaka
Presentasisistematis sesuaimateri
Menuliskan rumusan masalah
Dilengkapi gambar / hal yang menarik yang
sesuaidengan materi
4
Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
2 Penulisan Materi
Materi dibuat dalam bentuk charta / Power Point
Tulisan terbaca dengan jelas
Isi materi ringkas dan berbobot
Bahasa yang digunakan sesuaidengan materi
4
Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
3 Kemampuan presentasi
Percaya diri, antusias dan bahasa yang lugas
Seluruh anggota berperan serta aktif
Dapat mengemukanan ide dan berargumentasi
dengan baik
Manajemen waktu yang baik
4
Hanya 3 kriteria yang terpenuhi 3
Hanya 2 kriteria yang terpenuhi 2
Hanya 1 kriteria yang terpenuhi 1
SKOR MAKSIMAL 12
17. LEMBAR KEGIATAN SISWA
(LKS)
Nama Siswa :..................................
Kelas/No :..................................
Kompetensi Dasar :
Menghubungkan interaksi antar ion, atom dan molekul dengan sifat fisika zat
INTERAKSI ANTAR MOLEKUL
Nama
Kelas
Indikator :
Menjelaskan interaksi antar molekul (gaya antar molekul) dengan sifatnya.
Materi :
Gaya Antar Molekul
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan berbagai jenis zat yang partikelnya berupa
molekul dan berbeda fasa. Dalam fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah
(jauh di atas titik didihnya), molekul-molekul benar-benar berdiri sendiri, tidak ada gaya tarik
antarmolekul.
Akan tetapi, pada suhu yang relatif rendah dan tekanan yang relatif tinggi, yaitu mendekati
titik embunnya, terdapat suatu gaya tarik-menarik antarmolekul. Gaya tarik menarik antar
molekul itulah yang memungkinkan suatu gas dapat mengembun (James E. Brady, 1990).
Molekul-molekul dalam zat cair atau dalam zat padat diikat oleh gaya tarikmenarik antar
molekul. Oleh karena itu, untuk mencairkan suatu zat padat atau untuk menguapkan suatu zat
cair diperlukan energi untuk mengatasi gaya tarik-menarik antar molekul.
Makin kuat gaya tarik antar molekul, makin banyak energi yang diperlukan untuk
mengatasinya, maka semakin tinggi titik cair atau titik didih.
Jenis Gaya Tarik Antar Molekul
1. Gaya Dipol – dipol
Merupakan gaya tarik – menarik listrik antara ujung (pol) negative dari satu molekul dengan
ujung (pol) positif molekul lain disekitarnya
Terdapatnya dalam senyawa kovalen polar
2. Gaya Dipol – dipol Terimbas
Merupakan gaya tarik-menarik antara dipole dari suatu molekul polar dengan dipole terimbas
dari molekul lain disekitarnya.
Terdapatnya antara zat polar dengan zat nonpolar
18. 3. Gaya Dipol Sesaat Dipol Terimbas (Gaya London = Gaya Dispersi)
Antar molekul nonpolar terjadi tarik-menarik yang lemah akibat terbentuknya dipol sesaat.
Pada waktu membahas struktur elektron, kita mengacu pada peluang untuk menemukan
elektron di daerah tertentu pada waktu tertentu.
Elektron senantiasa bergerak dalam orbit. Perpindahan electron dari suatu daerah ke daerah
lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar menjadi polar,
sehingga terbentuk suatu dipol sesaat.
Dipol yang terbentuk dengan cara itu disebut dipol sesaat karena dipol itu dapat berpindah
milyaran kali dalam 1 detik. Pada saat berikutnya, dipol itu hilang atau bahkan sudah berbalik
arahnya. Suatu saat yang mungkin terjadi digambarkan pada gambar berikut :
Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas pada molekul di sekitarnya, sehingga
membentuk suatu dipol terimbas. Hasilnya adalah suatu gaya tarik-menarik antarmolekul
yang lemah.
Penjelasan teoritis mengenai gaya-gaya ini dikemukakan oleh Fritz London pada tahun
1928. Oleh karena
itu gaya ini disebut gaya London (disebut juga gaya dispersi) (James E. Brady,1990).
Kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu
molekul disebut polarisabilitas.
Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Pada
umumnya, makin banyak jumlah elektron dalam molekul, makin mudah mengalami
polarisasi.
Oleh karena jumlah elektron berkaitan dengan massa molekul relatif, maka dapat dikatakan
bahwa makin besar massa molekul relatif, makin kuat gaya London.
Misalnya, radon (Ar = 222) mempunyai titik didih lebih tinggi dibandingkan helium (Ar = 4),
221 K untuk Rn dibandingkan dengan 4 K untuk He.
Molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan molekul
yang kecil, kompak, dan simetris.
Misalnya, normal pentana mempunyai titik cair dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan
neopentana.
Kedua zat itu mempunyai massa molekul relatif yang sama besar.
Gaya dispersi (gaya London) merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yang molekulnya
bertarikan hanya berdasarkan gaya London, yang mempunyai titik leleh dan titik didih yang
rendah dibandingkan dengan zat lain yang massa molekul relatifnya kira-kira sama. Jika
molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu biasanya berbentuk gas pada suhu kamar, misalnya
hidrogen (H2), nitrogen (N2), metana (CH4), dan gas-gas mulia.
19. 4. Ikatan Hidrogen
Antara molekul-molekul yang sangat polar dan mengandung atom hydrogen (senyawa
hidrida) terjadi ikatan hidrogen.
Titik didih senyawa “hidrida” dari unsur-unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA, diberikan
pada gambar
Perilaku normal ditunjukkan oleh senyawa hidrida dari unsur-unsur golongan IVA, yaitu titik
didih meningkat sesuai dengan penambahan massa molekul.
Kecenderungan itu sesuai dengan yang diharapkan karena dari CH4 ke SnH4 massa molekul
relatif meningkat, sehingga gaya Van der Waals juga makin kuat.
Akan tetapi, ada beberapa pengecualian seperti yang terlihat pada gambar, yaitu HF, H2O,
dan NH3. Ketiga senyawa itu mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibandingkan
anggota lain dalam kelompoknya.
Fakta itu menunjukkan adanya gaya tarik-menarik antarmolekul yang sangat kuat dalam
senyawa-senyawa tersebut. Walaupun molekul HF, H2O, dan NH3 bersifat polar, gaya dipol-
dipolnya tidak cukup kuat untuk menerangkan titik didih yang mencolok tinggi itu.
Perilaku yang luar biasa dari senyawa-senyawa yang disebutkan di atas disebabkan oleh
ikatan lain yang disebut ikatan hidrogen (James E. Brady, 2000). Oleh karena unsur F, O, dan
N sangat elektronegatif, maka ikatan F – H, O – H, dan N – H sangat polar, atom H dalam
senyawa-senyawa itu sangat positif. Akibatnya, atom H dari satu molekul terikat kuat pada
atom unsur yang sangat elektronegatif (F, O, atau N) dari molekul tetangganya melalui
pasangan elektron bebas pada atom unsur berkeelektronegatifan besar itu.
Ikatan hidrogen dalam H2O disajikan pada gambar
20. Soal :
1. Gaya Van Der Walls adalah
............................................................................................................................................................
..................................................................................................................................
2. Gaya London
adalah.................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
3. Ikatan Hidrogen
adalah.................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
4. Bagaimana pengaruh gaya tarik antar molekul terhadap sifat molekul ?
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
5. Kenapa titik didih H2O lebih tinggi dibanding dengan HF ? padahal HF merupakan molekul
polar yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan lebih besar dibanding H2O, Jelaskan !
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................