Pasien laki-laki berusia 24 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada setelah mengalami kecelakaan sepeda motor. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda hematothoraks di paru-paru kanan. Diagnosis hematothoraks kanan ditunjang dengan hasil rontgen dada dan pemeriksaan darah. Pasien ditatalaksana dengan pemasangan selang thoracostomy, antibiotik, dan oksigen.
2. Latar belakang
• Hematothoraks adalah adanya darah dalam ronggapleura.
Sumber perdarahan dapat berasal dari dinding dada, parenkim
paru-paru, jantung atau pembuluh darah besar. Jumlah
perdarahan pada hematotoraks dapat mencapai 1500 ml
• Cedera dada terjadi pada sekitar 60% kasus multiple-trauma.
Oleh karena itu, perkiraan kasar dari terjadinya hematotoraks
terkait dengan trauma di Amerika Serikat mendekati 300.000
kasus per tahun
• Sekitar 2.086 anak-anak muda Amerika Serikat, berumur 15
tahun dirawat dengan trauma tumpul atau penetrasi, 104
(4,4%) memiliki trauma toraks. Dari pasien dengan trauma
toraks, 15memiliki hemopneumothoraks(26,7% kematian), dan
14 memiliki hematotoraks (57,1%kematian)
4. Definisi
• Hemotoraks adalah adanya darah dalam rongga pleura .
Sumber berasal dari darah yang berada pada dinding
dada , parenkim paru-paru , jantung atau pembuluh
darah besar . kondisi ini biasanya konsekuensi dari
trauma tumpul atau tajam . Ini juga merupakan komplikasi
dari beberapa penyakit.
5. Etiologi
• Berdasarkan penyebab hemotoraks dapat dibagi menjadi:
• Hemotoraks spontan, Oleh karena : primer (ruptur blep ,
sekunder (infeksikeganasan), neonatal.
• Hematoraks yang didapat, Oleh karena: iatrogenik,
barotrauma, trauma.
6. Klasifikasi
• Hemotoraks dibagi berdasarkan klasifikasi sebagai
berikut :
1. Hemotoraks Kecil : yang tampak sebagian bayangan
kurang dari 15 % pada foto rontgen, perkusi pekak
sampai iga IX. Jumlah darah sampai 300 ml.
2. Hemotoraks Sedang : 35 % tertutup bayangan pada
foto rontgen, perkusi pekak sampai iga VI.jumlah darah
sampai 800 ml
3. Hemotoraks Besar : lebih 35 % pada foto rontgen,
perkusi pekak sampai cranial, iga IV. Jumlah darah
sampai lebih dari 800 ml
•
9. Gejala Klinis
• -Nyeri dada yang berkaitan dengan trauma dinding dada
• -Tanda-tanda shok seperti hipotensi, dan nadi cepat, pucat,
akral dingin
• -Tachycardia
• -Dyspnea
• -Hypoxemia
• -Anxiety (gelisah)
• -Anemia
• -Deviasi trakea ke sisi yang tidak terkena
• -Gerak dan pengembangan rongga dada tidak sama
(paradoxical)
• -Penurunan suara napas atau menghilang pada sisi yang
terkena
• -Dullness pada perkusi
• -Adanya krepitasi saat palpasi.
10. Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dari inspeksi biasanya tidak
tampak kelainan, mungkin didapatkan gerakan napas
tertinggal atau adanya pucat karena perdarahan kecuali
hemothoraks akibat trauma. Pada perkusi didapatkan
pekak dengan batas tidak jelas, sedangkan pada
auskultasi didapatkan bunyi napas menurun atau bahkan
menghilang.
• Pem. Penunjang
Chest X-ray, CT Scan, USG
11. Tatalaksana
1. Chest tube (Tube thoracostomy
drainage): tube thoracostomy drainage
merupakan terapi utama untuk pasien
dengan hemothoraks. Insersi chest tube
melalui dinding dada untuk drainase
darah dan udara.
2. Thoracotomy : merupakan prosedur
pilihan untuk operasi eksplorasi rongga
dada ketika hemothoraks massif atau
terjadi perdarahan persisten.
3. Trombolitik agen : trombolitik agen
digunakan untuk memecahkan bekuan
darah pada chest tube atau ketika
bekuan telah membentuk massa di
rongga pleura
13. Identitas pasien
• Nama : ZNS
• No. RM : 1.17.64.02
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Tgl Lahir : 01-01-1994
• Alamat : Aceh Utara
• Pekerjaan : Belum/Tidak Bekerja
• Agama : Islam
• Tanggal Masuk RS: 29 Juni 2018
14. Anamnesis
Keluhan utama
• Sesak
Keluhan tambahan
• Nyeri dada
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Daerah
Lhoksemawe dengan keluhan sesak dan juga nyeri dirasakan pada dada
lebih kurang 14 hari yang lalu. Menurut paparan pasien, awalnya pasien
mengalami kecelakaan dimana motor yang dikendarai oleh pasien
tertabrak dengan mobil . Riwayat penurunan kesadaran tidak ada, mual
tidak ada, muntah tidak ada, pusing tidak ada. Sebelumnya pasien sudah
dilakukan pemasangan chest tube di RS Daerah.
Riwayat penyakit dahulu
• Pasien tidak pernah mengalami hal yang sama sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga
• Keluarga pasien tidak ada yang mengalami atau pernah mengalami
penyakit yang serupa dengan pasien.
24. Analisa anamnesa
Teori
• Efek pendesakan dari akumulasi besar
darah dalam rongga pleura dapat
menghambat gerakan pernapasan
normal.
• Dalam kasus trauma, kelainan ventilasi
dan oksigenasi bisa terjadi, terutama jika
berhubungan dengan luka pada dinding
dada. Sebuah kumpulan yang cukup
besar darah menyebabkan pasien
mengalami dyspnea dan dapat
menghasilkan temuan klinis takipnea.
• Volume darah yang diperlukan untuk
memproduksi gejala pada individu
tertentu bervariasi tergantung pada
sejumlah faktor, termasuk organ cedera,
tingkat keparahan cedera, dan cadangan
paru dan jantung yang mendasari.
Kasus
Keluhan Utama :
• Sesak napas
Keluhan Tambahan:
• Nyeri dada
25. Analisa pemeriksaan fisik
Teori
• Volume darah yang diperlukan untuk
memproduksi gejala pada individu
tertentu bervariasi tergantung pada
sejumlah faktor, termasuk organ
cedera, tingkat keparahan cedera,
dan cadangan paru dan jantung
yang mendasari.
• Dispnea adalah gejala yang umum
dalam kasus-kasus di mana
hematothoraks berkembang dengan
cara yang membahayakan, seperti
yang sekunder untuk penyakit
metastasis. Kehilangan darah dalam
kasus tersebut tidak akut untuk
menghasilkan respon hemodinamik
terlihat, dan dispnea sering menjadi
keluhan utama.
Kasus