SlideShare a Scribd company logo
1 of 52
ACUTE
CORONARY
SYNDROME
DMES
SHARING SESSION
Pasien nyeri dada bikin panik?
Simak skenario kasus berikut ini!
SKENARIO KASUS
Seorang pria usia 50 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
nyeri dada kiri sejak 6 jam yang lalu. Nyeri dada seperti tertindih
benda berat, menjalar ke lengan kiri atas dan bahu. Nyeri sedikit
berkurang dengan istirahat, disertai keringat dingin, mual,
namun muntah disangkal. Riwayat nyeri dada sebelumnya
disangkal. Riwayat hipertensi dan diabetes melitus disangkal.
Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia 15 tahun, setengah
bungkus per hari.
Anamnesis
General Survey
 Kesadaran :
kompos mentis
GCS: E4M6V5
 TD: 120/80 mmHg
 Nadi: 82 x/menit
 RR: 24x/menit
 Suhu: 36,6 oC
 BB: 90 kg, TB: 170 cm
SKENARIO KASUS
Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan fisik dari
kepala hingga kaki tidak
ditemukan kelainan.
Pemeriksaan Penunjang
• DL normal
• Elektrolit normal
• Ureum normal
• Kreatinin normal
SKENARIO KASUS
EKG
MIND MAP
Pria, 50 thn
STEMI INFERIOR
EKG
ST elevasi di lead II,III,avF
Faktor risiko:
• Usia (>45 tahun)
• Merokok
• Obesitas (BMI – obese I)
Nyeri dada tipikal:
• Nyeri dada kiri
• Nyeri dada terasa tertindih
• Nyeri menjalar ke lengan kiri atas dan bahu
• Gejala otonom: diaphoresis, mual
Dari anamnesis, bisakah kita membedakan nyeri dada karena
kardiak dan non-kardiak?
Tatalaksana apa yang pertama kali akan diberikan pada
pasien ini?
Apakah pasien ini harus diberikan oksigen?
Bagaimana menentukan pemberian fibrinolitik dan PCI?
Bila di UGD RS Anda tidak terdapat fasilitas PCI, apa saja
terapi yang diberikan di UGD RS Anda dan bagaimana kondisi
klinis pasien yang tepat untuk dirujuk ke Faskes yang lebih
memadai?
ACUTE CORONARY
SYNDROME (ACS)
DMES
SHARING SESSION
BAHAS TUNTAS!
Definisi
ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI) adalah salah satu jenis
sindrom koroner akut (SKA) yang terjadi akibat stenosis total pembuluh
darah koroner yang erat disebabkan oleh penyakit aterosklerosis.
ACS atau SKA merupakan sekumpulan keluhan dan tanda klinis dari
iskemik miokardium akut, spektrum dari penyakit jantung coroner
(aterosklerosis koroner) .
KLASIFIKASI
ACUTE CORONARY
SYNDROME
Unstable Angina
Pectoris (UAP)
STEMI NSTEMI
ECG
ST elevation
ST depression or T
inversion
Normal Elevated
Troponin ?
No Yes
Consider alternative
diagnoses
SUDDEN CARDIAC
DEATH
PATOGENESIS
Referensi: Pathophysiology Heart Disease, Lilly, 2011.
Bagaimana Cara Mendiagnosa ACS?
Anamnesis
Onset
O
Provocative/
Paliative
Apa penyebab
timbulnya nyeri?
P
Quality
Seberapa berat
keluhan nyeri
terasa?
Bagaimana
Rasanya?
Seberapa sering?
Q
Region/
Radiation
Lokasi nyeri?
Penjalaran nyeri?
R
Severity Scale
Pengukuran
skala nyeri
S
Timing
Kapan nyeri mulai dirasakan?
Seberapa sering? Mendadak
atau bertahap?
T
Anamnesis
Keluhan ACS  Nyeri dada tipikal / Nyeri dada kardiak (retrosternal)
Karakteristik
• Rasa tertekan/tertindih daerah retrosternal
Durasi
• Berlangsung intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20
menit), pada IMA-EST nyeri tidak hilang dg istirahat/ nitrat subling
Radiation
• Menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interscapular, bahu,
atau epigastrium, dpt juga ke lengan kanan atau kedua lengan.
Gejala sistemik
• Diaphoresis, mual/muntah, sesak napas
Anamnesis
Keluhan non ACS  Nyeri dada atipikal
• Nyeri dada dengan lokasi dan kualitas angina
• Dicetuskan oleh aktifitas
• Tidak berpengaruh terhadap nitrat
Keluhan non ACS  Nyeri dada non-kardiak
• Nyeri pleuritik
• Nyeri abdomen tengah/bawah
• Nyeri dada dapat ditunjuk jari
• Nyeri menjalar ke ekstremitas bawah
• Nyeri dada diakibatkan
gerakan tubuh/palpasi
• Durasi nyeri beberapa detik
Apakah diagnosis banding pasien dengan
keluhan nyeri dada ?
DIAGNOSIS BANDING SKA
Cardiac
Pericarditis
 Nyeri pleuritik (memburuk dengan inspirasi
 Nyeri bervariasi dengan perubahan posisi (membaik dengan duduk
membungkuk ke depan)
 Auskultasi: Pleural friction rub
 EKG: ST elevasi difus
Diseksi Aorta
 Nyeri seperti ‘dirobek’ yang dapat berpindah seiring waktu (dada dan
punggung)
 Tekanan darah asimetris antar lengan kanan dan kiri
 Mediastinum melebar pada foto toraks
DIAGNOSIS BANDING SKA
Pulmonary
Emboli Paru
 Nyeri pleuritic yang terlokalisir
 Pleural friction rub mungkin +/-
 Faktor predisposisi: thrombosis vena
Pneumotoraks
 Nyeri dada pleuritik unilateral, sifat nyeri: tajam
 Suara napas menurun dan hiperesonan di paru yang terkena
 Foto toraks: peningkatan radiolusen dan pulmonary markings (-)
Gastrointestinal
Spasme
Esophagus
 Nyeri retrosternal, memburuk dengan menelan
 Riwayat disfagia
Kolesistitis Akut
 Nyeri perut kanan atas
 Disertai muntah
 Riwayat intoleransi makanan berlemak
Pemeriksaan Fisik
Faktor Pencetus Iskemia
Komplikasi Iskemia
• Aterosklerosis (abdominal aortic aneurysm, carotid arterial bruits,
dan penurunan tekanan arteri di ekstremitas)
• Faktor risiko aterosklerosis (xantelasma dan xantoma)
• Auskultasi :
• Arterial bruit, bunyi S3 dan/atau S4
• Murmur sistolik di apeks  regurgitasi katup mitral
• Ronkhi basah halus  edema paru
AHF, Syok Kardiogenik, Aritmia, Cardiac Arrest
Pada pasien DM dan/atau peny. arteri perifer
Pemeriksaan Fisik
Penyakit Penyerta
Menyingkirkan Diagnosis Banding
• Disfungsi renal
• Demensia
• Penyakit arteri perifer
• Pericardial friction rub  Pericarditis
• Perbedaan TD ekstremitas atas dan bawah  Diseksi aorta
• Regurgitasi katup aorta  Diseksi aorta
• Riwayat gagal jantung
• Riwayat infark miokard
Pemeriksaan Penunjang
• Tes Darah Rutin
• Gula Darah Sewaktu (GDS)
• Status Elektrolit
• Koagulasi Darah
• Tes Fungsi Ginjal
• Pemeriksaan Lipid Darah.
Pemeriksaan Laboratorium (Non Spesifik)
Pemeriksaan Penunjang
Parameter
Waktu Asal
Peningkatan
(jam)
Peak/Puncak
(jam)
Waktu
kembali ke
baseline
Myoglobin 1-4 4-12 24-36 jam
CK-MB 4-9 24 48-72 jam
Troponin
I/T
4-9 12-24 7-14 hari
Pemeriksaan Biomarka Jantung
Paling spesifik pada kondisi infark jantung  troponin I
Pemeriksaan Penunjang
• Dasar dalam mendiagnosis penyakit jantung iskemik akut dan kronik.
• Pemeriksaan EKG menentukan durasi (akut/kronis), luasnya lapisan
yang terkena transmural/subendocardial, letak , serta penyakit
yang mendasarinya (hipertrofi ventrikel, defek konduksi).
• Gambaran EKG pada pasien angina, yaitu: elevasi segmen ST,
depresi segmen ST atau inversi T yang didiagnostik sebagai
keadaan iskemia miokard, atau LBBB baru/persangkaan baru.
• Abnormalitas segmen ST dan gelombang T  penyakit jantung
koroner
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan EKG
Pola EKG pada (A) Iskemia Subendokardial dan (B) Iskemia Transmural/Epikardial
Pemeriksaan EKG
STEMI (ST Segment Elevation of Myocardial Infarction)
NSTEMI (Non-ST Segment Elevation of Myocardial Infarction)
NSTEMI, hasil dari oklusi thrombus koroner secara parsial sehingga menghasilkan
segmen ST depresi dan/atau inversi gelombang T.
Pemeriksaan EKG
Letak Anatomis Infark Miokard berdasarkan sadapan EKG
Sadapan dengan deviasi
Segmen ST
Lokasi Iskemik/Infark
V1-V4 Anterior
V5-V6, I , aVL Lateral
II, III, aVF Inferior
V7-V9 Posterior
V3R-V4R Ventrikel Kanan
Pemeriksaan Penunjang
• Tujuannya untuk membuat diagnosis banding, identifikasi komplikasi
dan penyakit penyerta
Pemeriksaan Foto Polos
Dada
• Tujuannya untuk menyingkirkan diagnosis banding
Pemeriksaan Ekokardiografi
• Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK
Angiografi Koroner
Kalau diagnosis udah tegak, kira-kira
apa yang harus dilakuin pertama kali
ya?
Tindakan Umum dan Langkah Awal
Oksigen
Nitrat
Antiplatelet
Clopidogrel
Morfin Morfin sulfat 1-5 mg IV
Dosis awal 300 mg
Aspirin 160-321 mg dosis awal
NTG spray/ SL tab / IV (bertahap
pada nyeri dada)
Jika saturasi oksigen <90%
ONACloM
Apakah pada pasien ini perlu
diberikan oksigen ?
Langkah Awal
Suplemen Oksigen
• Indikasi  pasien hipoksemia (SaO2 <90% atau PaO2 <60 mmHg, pasien dg nyeri
dada menetap/berulang/hemodinamik tidak stabil, pasien dengan tanda
bendungan paru (gagal jantung akut). (PERKI, 2021)
• Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
Bagaimana menentukan pemberian
reperfusi PCI dan Fibrinolitik?
Terapi Reperfusi
Tujuan penanganan infark miokard akut adalah mengembalikan perfusi
sesegera mungkin.
• NSTEMI  reperfusi dapat ditunda sesuai dengan stratifikasi risiko.
• STEMI dengan onset <12 jam  reperfusi secara mekanik atau farmakologis
harus dilakukan secepatnya.
Tentukan ada tidaknya RS sekitar yang memiliki fasilitas PCI!
• Tidak Ada  fibrinolitik
• Ada, waktu tempuh <2 jam PCI
• Ada, waktu tempuh > 2 jam  fibrinolitik. Jika memungkinkan pasien
dapat dikirim ke RS yang memiliki PCI, setelah fibrinolitik selesai
Terapi Reperfusi
Terapi Reperfusi
• Waktu iskemik totaldihitung mulai dari onset gejala hingga terapi
reperfusi dikerjakan dan merupakan waktu paling utama dalam
mempengaruhi output.
• Jika diagnosis STEMI dibuat oleh petugas LMD sebelum tiba di faskes
dan pasien harus menjalani primary PCI, maka pasien dapat langsung
dibawa ke cathlab tanpa harus melalui IGD (hemat waktu 20 menit
dari KMP(kontak media balon) ke wire crossing).
• Di faskes non-PCI: bila reperfusi yang diberikan adalah primary PCI,
target waktu KMP sampai wire melewati lesi di arteri penyebab
adalah ≤120 menit (atau <110 menit dari diagnosis ditegakkan sampai
wire melewati arteri penyebab).
Terapi Reperfusi
• Di faskes dengan primary PCI, target waktu antara KMP sampai wire
melewati lesi arteri adalah < 90 menit (atau <80 menit dari diagnosis
ditegakkan sampai wire melewati arteri penyebab).
• Jika diperkirakan lebih dari 120 menit  fibrinolitik menjadi pilihan.
• Jika fibrinolitik merupakan kontraindikasi langsung lakukan primary
PCI tanpa menghiraukan waktu.
Algoritma Perawatan Gawat Darurat pasien STEMI
Bila di UGD RS Anda tidak memiliki fasilitas
PCI, apa yang akan Anda lakukan untuk
mencegah keterlambatan pada pasien STEMI?
Terapi Fibrinolitik
• Terapi fibrinolitik direkomendasikan diberikan dalam 12 jam sejak
awitan gejala pada pasien tanpa kontraindikasi apabila primary
PCI tidak bisa dilakukan oleh tim yang berpengalaman dalam 120
menit sejak KMP.
• Pada pasien dengan onset < 2 jam dengan infark besar dan risiko
perdarahan rendah, fibrinolitik perlu dipertimbangkan bila waktu
antara KMP dengan door-to-balloon >90 menit.
• Fibrinolitik harus diberikan di ruang gawat darurat.
• Pemberian fibrinolitik, harus diberikan aspirin dan clopidogrel
diindikasikan sebagai tambahan aspirin.
Terapi Fibrinolitik
Regimen Fibrinolitik untuk Infark Miokard Akut
Dosis awal Koterapi antithrombin
Streptokinase 1,5 juta U dalam 100 mL dextrose 5%
atau larutan salin 0,9% dalam waktu
30-60 menit
Heparin I.V selama 24-48
jam
Alteplase (tPA) Bolus 15 mg intravena 0,75 mg/kg
selama 30 menit, lanjut 0,5 mg/kg
selama 60 menit. Dosis total tidak
lebih dari 100 mg
Heparin I.V. Selama 24-48
jam
Kontraindikasi Terapi Fibrinolitik
Pemantuan Selama Fibrinolitik
Selama dilakukan fibrinolysis penderita harus dimonitor secara
ketat. Tanda vital dan EKG di evaluasi setiap 5-10 menit untuk
mendeteksi risiko fibrinolisis yaitu :
• Perdarahan  stop terapi (apabila terdapat perdarahan organ
dalam ditandai hematemesis, hematochezia, dll)
• Alergi berupa urtika, diberi kortikosteroid (dexamethasone 1
ampul )
• Hipotensi  pasang dual line, loading cairan
• Aritmia maligna (VT)  perlu tindakan segera, seperti
kardioversi atau defib.
Dosis ko-terapi antiplatelet
Jenis Dosis
Aspirin
Mulai dosis 150-3000mg per oral, dosis rumatan 75-
100mg/hari
Clopidogrel
Loading dose: 300mg per oral, dosis rumatan
75mg/hari. Pasien usia ≥75 thn: loading dose 75mg,
diikuti dosis rumatan 75 mg/hari
Antikoagulan
Antikoagulan direkomendasikan pada pasien STEMI yang diobati
dengan fibrinolitik sampai revaskularisasi (bila dilakukan) atau selama
dirawat di RS hingga 5 hari. Antikoagulan yang digunakan dapat berupa:
• Enoksaparin secara subkutan (lebih disarankan dibandingkan
heparin tidak terfraksi)
• Heparin tidak terfraksi diberikan secara bolus intravena sesuai berat
badan dan infus selama 3 hari
• Pada pasien-pasien yang diberikan streptokinase, Fondaparinuks
intravena secara bolus dilanjutkan dengan dosis subkutan 24 jam
kemudian
Dosis Antikoagulan AMI
Antikoagulan Dosis
Fondaparinuks 2,5 mg subkutan
Enoksaparin 1mg/Kg, dua kali sehari
Heparin tidak
terfraksi (UFH)
Bolus Ii.v 60 U/g, dosis maksimal 4000 U.
Infus i.v 12U/Kg selama 24-48 jam dengan dosis
maksimal 1000 U/jam target aPTT 1,5-2x kontrol
Apa tanda terapi fibrinolitikmu berhasil?
Tanda Keberhasilan Fibrinolitik
Berkurangnya rasa nyeri dada
Evolusi / perubahan EKG setelah 60 menit terapi
Kembalinya elevasi segmen ST ke garis isoelektrik
Menurunnya elevasi ST >50% pada sadapan yang
paling jelas terlihat
Adanya aritmia reperfusi (muncul setelah 60 menit)
Sudah paham tentang ACS secara
keseluruhan?
Ingat hal berikut saat mendapatkan
kasus ACS  next slide
Tentukan RS sekitar yang memiliki PCI.
Jika tidak ada atau waktu tempuh > 2 jam  fibrinolitik
Kontraindikasi fibrinolitik  Lakukan PCI tanpa
menghiraukan waktu
Waspada komplikasi akut ACS dan lakukan intervensi awal
Tentukan strategi reperfusu yang tepat untuk pasien
Prinsip terapi  Time is Muscle
REFERENSI
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). 2018.
Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut, Jakarta: Centra
Communications
2. Lilly LS. (2011). Pathophysiology of heart disease. Edisi 5. Philladelpia:
Lippincolt Williams & Wilkins
3. Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J. Ischemic
Heart Diseases. Harrison’s Cardiovascular Medicine 3th ed. McGraw
Hill; 2017.
4. PERKI. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut ACLS
Indonesia. Kosasih A, editor. Jakarta; 2021.

More Related Content

What's hot

ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...SofiaNofianti
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumLetitia Kale
 
236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finishhomeworkping3
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKSulistia Rini
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
P 3b perdarahan gastrointestinal
P 3b perdarahan gastrointestinalP 3b perdarahan gastrointestinal
P 3b perdarahan gastrointestinalfikri asyura
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)Mela Roviani
 
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Yessi Perlitasari
 
Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardirezky ilhamsyah
 
Diagnosa dan Manajemen Nyeri Abdomen Akut
Diagnosa dan Manajemen Nyeri Abdomen Akut Diagnosa dan Manajemen Nyeri Abdomen Akut
Diagnosa dan Manajemen Nyeri Abdomen Akut mataharitimoer MT
 
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...Robertus Arian Datusanantyo
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGfikri asyura
 
EKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan DefibrilatorEKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan DefibrilatorADam Raeyoo
 
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia 1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia Kohita Perdana
 
Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anak
Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anakPendekatan klinis penurunan kesadaran pada anak
Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anakHury Tinus
 

What's hot (20)

ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...ANGINA: patofisiologi angina dan  gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
ANGINA: patofisiologi angina dan gagal jantung-Ischemia of heart muscle of a...
 
ketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikumketoasidosis diabetikum
ketoasidosis diabetikum
 
236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish236597716 case-besar-chf-finish
236597716 case-besar-chf-finish
 
Sindroma koroner akut
Sindroma koroner akutSindroma koroner akut
Sindroma koroner akut
 
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PERKUSI JANTUNG PADA ANAK
 
gawat abdomen
gawat abdomengawat abdomen
gawat abdomen
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
P 3b perdarahan gastrointestinal
P 3b perdarahan gastrointestinalP 3b perdarahan gastrointestinal
P 3b perdarahan gastrointestinal
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
Omi anteroseptal dan hypertension heart disease (hhd)
 
Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardi
 
Diagnosa dan Manajemen Nyeri Abdomen Akut
Diagnosa dan Manajemen Nyeri Abdomen Akut Diagnosa dan Manajemen Nyeri Abdomen Akut
Diagnosa dan Manajemen Nyeri Abdomen Akut
 
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Miokarditis
MiokarditisMiokarditis
Miokarditis
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
EKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan DefibrilatorEKG, Drug dan Defibrilator
EKG, Drug dan Defibrilator
 
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia 1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
1. ppt kasus peb+ impending eklamsia
 
Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anak
Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anakPendekatan klinis penurunan kesadaran pada anak
Pendekatan klinis penurunan kesadaran pada anak
 

Similar to Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan di UGD RS tanpa fasilitas PCI untuk mencegah keterlambatan pada pasien STEMI:1. Berikan terapi fibrinolitik secepat mungkin setelah diagnosis STEMI ditegakkan sesuai algoritma.2. Siapkan dokumen rujukan dan koordinasi dengan fasilitas rujukan yang memiliki fasilitas PCI untuk segera mengirim pasien. 3. Stabilkan kondisi pasien sebelum rujuk (man

Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)ScrubsIndo
 
ppt pericarditis aaaaaaaaaaaaaaaa[1).pptx
ppt pericarditis aaaaaaaaaaaaaaaa[1).pptxppt pericarditis aaaaaaaaaaaaaaaa[1).pptx
ppt pericarditis aaaaaaaaaaaaaaaa[1).pptxyasdikataufik
 
MI 11. Asuhan Keperawatan Pasien Tindakan Invasif.pptx
MI 11. Asuhan Keperawatan Pasien Tindakan Invasif.pptxMI 11. Asuhan Keperawatan Pasien Tindakan Invasif.pptx
MI 11. Asuhan Keperawatan Pasien Tindakan Invasif.pptxArneliaGumanti1
 
patologi_gangguan-sistem-kardiovaskuler.ppt
patologi_gangguan-sistem-kardiovaskuler.pptpatologi_gangguan-sistem-kardiovaskuler.ppt
patologi_gangguan-sistem-kardiovaskuler.pptdrArisantyNurSetiaRe
 
Sindrom koroner akut
Sindrom koroner akutSindrom koroner akut
Sindrom koroner akutilaa iloo
 
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptxST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptxrajatol
 
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...Perdudikes
 
iSlide preskas asti uki utari
iSlide preskas asti uki utariiSlide preskas asti uki utari
iSlide preskas asti uki utariastiuki
 

Similar to Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan di UGD RS tanpa fasilitas PCI untuk mencegah keterlambatan pada pasien STEMI:1. Berikan terapi fibrinolitik secepat mungkin setelah diagnosis STEMI ditegakkan sesuai algoritma.2. Siapkan dokumen rujukan dan koordinasi dengan fasilitas rujukan yang memiliki fasilitas PCI untuk segera mengirim pasien. 3. Stabilkan kondisi pasien sebelum rujuk (man (20)

SKA / CAD
SKA / CADSKA / CAD
SKA / CAD
 
Sindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner AkutSindroma Koroner Akut
Sindroma Koroner Akut
 
Pjk kmbl
Pjk kmblPjk kmbl
Pjk kmbl
 
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
 
Kuliah ACS.ppt
Kuliah ACS.pptKuliah ACS.ppt
Kuliah ACS.ppt
 
ppt pericarditis aaaaaaaaaaaaaaaa[1).pptx
ppt pericarditis aaaaaaaaaaaaaaaa[1).pptxppt pericarditis aaaaaaaaaaaaaaaa[1).pptx
ppt pericarditis aaaaaaaaaaaaaaaa[1).pptx
 
PJK.pptx
PJK.pptxPJK.pptx
PJK.pptx
 
ACS Code Blue [Autosaved].pptx
ACS Code Blue [Autosaved].pptxACS Code Blue [Autosaved].pptx
ACS Code Blue [Autosaved].pptx
 
15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom
 
DEEEEEEE
DEEEEEEEDEEEEEEE
DEEEEEEE
 
MI 11. Asuhan Keperawatan Pasien Tindakan Invasif.pptx
MI 11. Asuhan Keperawatan Pasien Tindakan Invasif.pptxMI 11. Asuhan Keperawatan Pasien Tindakan Invasif.pptx
MI 11. Asuhan Keperawatan Pasien Tindakan Invasif.pptx
 
patologi_gangguan-sistem-kardiovaskuler.ppt
patologi_gangguan-sistem-kardiovaskuler.pptpatologi_gangguan-sistem-kardiovaskuler.ppt
patologi_gangguan-sistem-kardiovaskuler.ppt
 
ASD.pptx
ASD.pptxASD.pptx
ASD.pptx
 
Sindrom koroner akut
Sindrom koroner akutSindrom koroner akut
Sindrom koroner akut
 
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptxST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
ST ELEVASI MIOKARD INFARK INFERIOR.pptx
 
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...
 
iSlide preskas asti uki utari
iSlide preskas asti uki utariiSlide preskas asti uki utari
iSlide preskas asti uki utari
 
ACS IDI LOTENG - Simposium.ppt
ACS IDI LOTENG - Simposium.pptACS IDI LOTENG - Simposium.ppt
ACS IDI LOTENG - Simposium.ppt
 
Tamponade jantung
Tamponade jantungTamponade jantung
Tamponade jantung
 
EKG
EKGEKG
EKG
 

Recently uploaded

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (18)

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan di UGD RS tanpa fasilitas PCI untuk mencegah keterlambatan pada pasien STEMI:1. Berikan terapi fibrinolitik secepat mungkin setelah diagnosis STEMI ditegakkan sesuai algoritma.2. Siapkan dokumen rujukan dan koordinasi dengan fasilitas rujukan yang memiliki fasilitas PCI untuk segera mengirim pasien. 3. Stabilkan kondisi pasien sebelum rujuk (man

  • 2. Pasien nyeri dada bikin panik? Simak skenario kasus berikut ini!
  • 3. SKENARIO KASUS Seorang pria usia 50 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 6 jam yang lalu. Nyeri dada seperti tertindih benda berat, menjalar ke lengan kiri atas dan bahu. Nyeri sedikit berkurang dengan istirahat, disertai keringat dingin, mual, namun muntah disangkal. Riwayat nyeri dada sebelumnya disangkal. Riwayat hipertensi dan diabetes melitus disangkal. Pasien memiliki riwayat merokok sejak usia 15 tahun, setengah bungkus per hari. Anamnesis
  • 4. General Survey  Kesadaran : kompos mentis GCS: E4M6V5  TD: 120/80 mmHg  Nadi: 82 x/menit  RR: 24x/menit  Suhu: 36,6 oC  BB: 90 kg, TB: 170 cm SKENARIO KASUS Pemeriksaan Fisik • Pada pemeriksaan fisik dari kepala hingga kaki tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan Penunjang • DL normal • Elektrolit normal • Ureum normal • Kreatinin normal
  • 6. MIND MAP Pria, 50 thn STEMI INFERIOR EKG ST elevasi di lead II,III,avF Faktor risiko: • Usia (>45 tahun) • Merokok • Obesitas (BMI – obese I) Nyeri dada tipikal: • Nyeri dada kiri • Nyeri dada terasa tertindih • Nyeri menjalar ke lengan kiri atas dan bahu • Gejala otonom: diaphoresis, mual
  • 7. Dari anamnesis, bisakah kita membedakan nyeri dada karena kardiak dan non-kardiak? Tatalaksana apa yang pertama kali akan diberikan pada pasien ini? Apakah pasien ini harus diberikan oksigen? Bagaimana menentukan pemberian fibrinolitik dan PCI? Bila di UGD RS Anda tidak terdapat fasilitas PCI, apa saja terapi yang diberikan di UGD RS Anda dan bagaimana kondisi klinis pasien yang tepat untuk dirujuk ke Faskes yang lebih memadai?
  • 9. Definisi ST Elevation Myocardial Infarction (STEMI) adalah salah satu jenis sindrom koroner akut (SKA) yang terjadi akibat stenosis total pembuluh darah koroner yang erat disebabkan oleh penyakit aterosklerosis. ACS atau SKA merupakan sekumpulan keluhan dan tanda klinis dari iskemik miokardium akut, spektrum dari penyakit jantung coroner (aterosklerosis koroner) .
  • 10. KLASIFIKASI ACUTE CORONARY SYNDROME Unstable Angina Pectoris (UAP) STEMI NSTEMI ECG ST elevation ST depression or T inversion Normal Elevated Troponin ? No Yes Consider alternative diagnoses SUDDEN CARDIAC DEATH
  • 13. Anamnesis Onset O Provocative/ Paliative Apa penyebab timbulnya nyeri? P Quality Seberapa berat keluhan nyeri terasa? Bagaimana Rasanya? Seberapa sering? Q Region/ Radiation Lokasi nyeri? Penjalaran nyeri? R Severity Scale Pengukuran skala nyeri S Timing Kapan nyeri mulai dirasakan? Seberapa sering? Mendadak atau bertahap? T
  • 14. Anamnesis Keluhan ACS  Nyeri dada tipikal / Nyeri dada kardiak (retrosternal) Karakteristik • Rasa tertekan/tertindih daerah retrosternal Durasi • Berlangsung intermiten (beberapa menit) atau persisten (>20 menit), pada IMA-EST nyeri tidak hilang dg istirahat/ nitrat subling Radiation • Menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, area interscapular, bahu, atau epigastrium, dpt juga ke lengan kanan atau kedua lengan. Gejala sistemik • Diaphoresis, mual/muntah, sesak napas
  • 15. Anamnesis Keluhan non ACS  Nyeri dada atipikal • Nyeri dada dengan lokasi dan kualitas angina • Dicetuskan oleh aktifitas • Tidak berpengaruh terhadap nitrat Keluhan non ACS  Nyeri dada non-kardiak • Nyeri pleuritik • Nyeri abdomen tengah/bawah • Nyeri dada dapat ditunjuk jari • Nyeri menjalar ke ekstremitas bawah • Nyeri dada diakibatkan gerakan tubuh/palpasi • Durasi nyeri beberapa detik
  • 16. Apakah diagnosis banding pasien dengan keluhan nyeri dada ?
  • 17. DIAGNOSIS BANDING SKA Cardiac Pericarditis  Nyeri pleuritik (memburuk dengan inspirasi  Nyeri bervariasi dengan perubahan posisi (membaik dengan duduk membungkuk ke depan)  Auskultasi: Pleural friction rub  EKG: ST elevasi difus Diseksi Aorta  Nyeri seperti ‘dirobek’ yang dapat berpindah seiring waktu (dada dan punggung)  Tekanan darah asimetris antar lengan kanan dan kiri  Mediastinum melebar pada foto toraks
  • 18. DIAGNOSIS BANDING SKA Pulmonary Emboli Paru  Nyeri pleuritic yang terlokalisir  Pleural friction rub mungkin +/-  Faktor predisposisi: thrombosis vena Pneumotoraks  Nyeri dada pleuritik unilateral, sifat nyeri: tajam  Suara napas menurun dan hiperesonan di paru yang terkena  Foto toraks: peningkatan radiolusen dan pulmonary markings (-) Gastrointestinal Spasme Esophagus  Nyeri retrosternal, memburuk dengan menelan  Riwayat disfagia Kolesistitis Akut  Nyeri perut kanan atas  Disertai muntah  Riwayat intoleransi makanan berlemak
  • 19. Pemeriksaan Fisik Faktor Pencetus Iskemia Komplikasi Iskemia • Aterosklerosis (abdominal aortic aneurysm, carotid arterial bruits, dan penurunan tekanan arteri di ekstremitas) • Faktor risiko aterosklerosis (xantelasma dan xantoma) • Auskultasi : • Arterial bruit, bunyi S3 dan/atau S4 • Murmur sistolik di apeks  regurgitasi katup mitral • Ronkhi basah halus  edema paru AHF, Syok Kardiogenik, Aritmia, Cardiac Arrest Pada pasien DM dan/atau peny. arteri perifer
  • 20. Pemeriksaan Fisik Penyakit Penyerta Menyingkirkan Diagnosis Banding • Disfungsi renal • Demensia • Penyakit arteri perifer • Pericardial friction rub  Pericarditis • Perbedaan TD ekstremitas atas dan bawah  Diseksi aorta • Regurgitasi katup aorta  Diseksi aorta • Riwayat gagal jantung • Riwayat infark miokard
  • 21. Pemeriksaan Penunjang • Tes Darah Rutin • Gula Darah Sewaktu (GDS) • Status Elektrolit • Koagulasi Darah • Tes Fungsi Ginjal • Pemeriksaan Lipid Darah. Pemeriksaan Laboratorium (Non Spesifik)
  • 22. Pemeriksaan Penunjang Parameter Waktu Asal Peningkatan (jam) Peak/Puncak (jam) Waktu kembali ke baseline Myoglobin 1-4 4-12 24-36 jam CK-MB 4-9 24 48-72 jam Troponin I/T 4-9 12-24 7-14 hari Pemeriksaan Biomarka Jantung Paling spesifik pada kondisi infark jantung  troponin I
  • 23. Pemeriksaan Penunjang • Dasar dalam mendiagnosis penyakit jantung iskemik akut dan kronik. • Pemeriksaan EKG menentukan durasi (akut/kronis), luasnya lapisan yang terkena transmural/subendocardial, letak , serta penyakit yang mendasarinya (hipertrofi ventrikel, defek konduksi). • Gambaran EKG pada pasien angina, yaitu: elevasi segmen ST, depresi segmen ST atau inversi T yang didiagnostik sebagai keadaan iskemia miokard, atau LBBB baru/persangkaan baru. • Abnormalitas segmen ST dan gelombang T  penyakit jantung koroner Pemeriksaan EKG
  • 24. Pemeriksaan EKG Pola EKG pada (A) Iskemia Subendokardial dan (B) Iskemia Transmural/Epikardial
  • 25. Pemeriksaan EKG STEMI (ST Segment Elevation of Myocardial Infarction) NSTEMI (Non-ST Segment Elevation of Myocardial Infarction) NSTEMI, hasil dari oklusi thrombus koroner secara parsial sehingga menghasilkan segmen ST depresi dan/atau inversi gelombang T.
  • 26. Pemeriksaan EKG Letak Anatomis Infark Miokard berdasarkan sadapan EKG Sadapan dengan deviasi Segmen ST Lokasi Iskemik/Infark V1-V4 Anterior V5-V6, I , aVL Lateral II, III, aVF Inferior V7-V9 Posterior V3R-V4R Ventrikel Kanan
  • 27. Pemeriksaan Penunjang • Tujuannya untuk membuat diagnosis banding, identifikasi komplikasi dan penyakit penyerta Pemeriksaan Foto Polos Dada • Tujuannya untuk menyingkirkan diagnosis banding Pemeriksaan Ekokardiografi • Memberikan informasi mengenai keberadaan dan tingkat keparahan PJK Angiografi Koroner
  • 28. Kalau diagnosis udah tegak, kira-kira apa yang harus dilakuin pertama kali ya?
  • 29. Tindakan Umum dan Langkah Awal Oksigen Nitrat Antiplatelet Clopidogrel Morfin Morfin sulfat 1-5 mg IV Dosis awal 300 mg Aspirin 160-321 mg dosis awal NTG spray/ SL tab / IV (bertahap pada nyeri dada) Jika saturasi oksigen <90% ONACloM
  • 30. Apakah pada pasien ini perlu diberikan oksigen ?
  • 31. Langkah Awal Suplemen Oksigen • Indikasi  pasien hipoksemia (SaO2 <90% atau PaO2 <60 mmHg, pasien dg nyeri dada menetap/berulang/hemodinamik tidak stabil, pasien dengan tanda bendungan paru (gagal jantung akut). (PERKI, 2021) • Oksigen rutin tidak direkomendasikan pada pasien dengan SaO2 ≥90%.
  • 32.
  • 34. Terapi Reperfusi Tujuan penanganan infark miokard akut adalah mengembalikan perfusi sesegera mungkin. • NSTEMI  reperfusi dapat ditunda sesuai dengan stratifikasi risiko. • STEMI dengan onset <12 jam  reperfusi secara mekanik atau farmakologis harus dilakukan secepatnya. Tentukan ada tidaknya RS sekitar yang memiliki fasilitas PCI! • Tidak Ada  fibrinolitik • Ada, waktu tempuh <2 jam PCI • Ada, waktu tempuh > 2 jam  fibrinolitik. Jika memungkinkan pasien dapat dikirim ke RS yang memiliki PCI, setelah fibrinolitik selesai
  • 36.
  • 37. Terapi Reperfusi • Waktu iskemik totaldihitung mulai dari onset gejala hingga terapi reperfusi dikerjakan dan merupakan waktu paling utama dalam mempengaruhi output. • Jika diagnosis STEMI dibuat oleh petugas LMD sebelum tiba di faskes dan pasien harus menjalani primary PCI, maka pasien dapat langsung dibawa ke cathlab tanpa harus melalui IGD (hemat waktu 20 menit dari KMP(kontak media balon) ke wire crossing). • Di faskes non-PCI: bila reperfusi yang diberikan adalah primary PCI, target waktu KMP sampai wire melewati lesi di arteri penyebab adalah ≤120 menit (atau <110 menit dari diagnosis ditegakkan sampai wire melewati arteri penyebab).
  • 38. Terapi Reperfusi • Di faskes dengan primary PCI, target waktu antara KMP sampai wire melewati lesi arteri adalah < 90 menit (atau <80 menit dari diagnosis ditegakkan sampai wire melewati arteri penyebab). • Jika diperkirakan lebih dari 120 menit  fibrinolitik menjadi pilihan. • Jika fibrinolitik merupakan kontraindikasi langsung lakukan primary PCI tanpa menghiraukan waktu.
  • 39. Algoritma Perawatan Gawat Darurat pasien STEMI
  • 40. Bila di UGD RS Anda tidak memiliki fasilitas PCI, apa yang akan Anda lakukan untuk mencegah keterlambatan pada pasien STEMI?
  • 41. Terapi Fibrinolitik • Terapi fibrinolitik direkomendasikan diberikan dalam 12 jam sejak awitan gejala pada pasien tanpa kontraindikasi apabila primary PCI tidak bisa dilakukan oleh tim yang berpengalaman dalam 120 menit sejak KMP. • Pada pasien dengan onset < 2 jam dengan infark besar dan risiko perdarahan rendah, fibrinolitik perlu dipertimbangkan bila waktu antara KMP dengan door-to-balloon >90 menit. • Fibrinolitik harus diberikan di ruang gawat darurat. • Pemberian fibrinolitik, harus diberikan aspirin dan clopidogrel diindikasikan sebagai tambahan aspirin.
  • 42. Terapi Fibrinolitik Regimen Fibrinolitik untuk Infark Miokard Akut Dosis awal Koterapi antithrombin Streptokinase 1,5 juta U dalam 100 mL dextrose 5% atau larutan salin 0,9% dalam waktu 30-60 menit Heparin I.V selama 24-48 jam Alteplase (tPA) Bolus 15 mg intravena 0,75 mg/kg selama 30 menit, lanjut 0,5 mg/kg selama 60 menit. Dosis total tidak lebih dari 100 mg Heparin I.V. Selama 24-48 jam
  • 44. Pemantuan Selama Fibrinolitik Selama dilakukan fibrinolysis penderita harus dimonitor secara ketat. Tanda vital dan EKG di evaluasi setiap 5-10 menit untuk mendeteksi risiko fibrinolisis yaitu : • Perdarahan  stop terapi (apabila terdapat perdarahan organ dalam ditandai hematemesis, hematochezia, dll) • Alergi berupa urtika, diberi kortikosteroid (dexamethasone 1 ampul ) • Hipotensi  pasang dual line, loading cairan • Aritmia maligna (VT)  perlu tindakan segera, seperti kardioversi atau defib.
  • 45. Dosis ko-terapi antiplatelet Jenis Dosis Aspirin Mulai dosis 150-3000mg per oral, dosis rumatan 75- 100mg/hari Clopidogrel Loading dose: 300mg per oral, dosis rumatan 75mg/hari. Pasien usia ≥75 thn: loading dose 75mg, diikuti dosis rumatan 75 mg/hari
  • 46. Antikoagulan Antikoagulan direkomendasikan pada pasien STEMI yang diobati dengan fibrinolitik sampai revaskularisasi (bila dilakukan) atau selama dirawat di RS hingga 5 hari. Antikoagulan yang digunakan dapat berupa: • Enoksaparin secara subkutan (lebih disarankan dibandingkan heparin tidak terfraksi) • Heparin tidak terfraksi diberikan secara bolus intravena sesuai berat badan dan infus selama 3 hari • Pada pasien-pasien yang diberikan streptokinase, Fondaparinuks intravena secara bolus dilanjutkan dengan dosis subkutan 24 jam kemudian
  • 47. Dosis Antikoagulan AMI Antikoagulan Dosis Fondaparinuks 2,5 mg subkutan Enoksaparin 1mg/Kg, dua kali sehari Heparin tidak terfraksi (UFH) Bolus Ii.v 60 U/g, dosis maksimal 4000 U. Infus i.v 12U/Kg selama 24-48 jam dengan dosis maksimal 1000 U/jam target aPTT 1,5-2x kontrol
  • 48. Apa tanda terapi fibrinolitikmu berhasil?
  • 49. Tanda Keberhasilan Fibrinolitik Berkurangnya rasa nyeri dada Evolusi / perubahan EKG setelah 60 menit terapi Kembalinya elevasi segmen ST ke garis isoelektrik Menurunnya elevasi ST >50% pada sadapan yang paling jelas terlihat Adanya aritmia reperfusi (muncul setelah 60 menit)
  • 50. Sudah paham tentang ACS secara keseluruhan? Ingat hal berikut saat mendapatkan kasus ACS  next slide
  • 51. Tentukan RS sekitar yang memiliki PCI. Jika tidak ada atau waktu tempuh > 2 jam  fibrinolitik Kontraindikasi fibrinolitik  Lakukan PCI tanpa menghiraukan waktu Waspada komplikasi akut ACS dan lakukan intervensi awal Tentukan strategi reperfusu yang tepat untuk pasien Prinsip terapi  Time is Muscle
  • 52. REFERENSI 1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). 2018. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut, Jakarta: Centra Communications 2. Lilly LS. (2011). Pathophysiology of heart disease. Edisi 5. Philladelpia: Lippincolt Williams & Wilkins 3. Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J. Ischemic Heart Diseases. Harrison’s Cardiovascular Medicine 3th ed. McGraw Hill; 2017. 4. PERKI. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut ACLS Indonesia. Kosasih A, editor. Jakarta; 2021.