SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
HIDROPNEUMOTHORAKS
O L E H :
U L FA H U L K A R I M A H : 1 8 1 0 3 1 3 0 3 5
P E M B I M B I N G :
d r. R U S S I L AWA T I , . S p . P ( K )
Case Report
Session
BAB I
PENDAHULUAN
Hidropneumothorak adalah keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam
rongga pleura yang bisa menyebabkan kolapsnya jaringan paru.
Belum terdapat penelitian mengenai seberapa besarnya insiden dan prevalensi
dari hidropneumtoraks, namun untuk pneumotoraks Insidennya mencapai 2,4-
17,8 per 100.000/tahun yang lebih sering pada laki-laki dan usia dekade 3 dan
4.
Pneumothoraks dapat terjadi spontan atau traumatik.
Pneumothoraks spontan dibagi menjadi primer dan sekunder.
Pneumothoraks Primer jika penyebab tidak diketahui, dan sekunder jika ada
penyakit dasar yang menyertai.
Pneumothoraks Traumatik dibagi menjadi iatrogenik dan bukan iatrogenik.
Tanda dan gejala yang timbul pada hidropneumotoraks tergantung
pada besarnya kerusakan yang terjadi pada sub pleura dan ada tidaknya
komplikasi penyakit paru.
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan radiologi.
Penatalaksaan ditujukan untuk menghilangkan keluhan pasien,
menurunkan kecenderungan untuk berulang kembali dan pengobatan
terhadap penyakit dasar.
Tujuan Penulisan
• Penulisan Case Report Session ini bertujuan untuk mengetahui definisi,
anatomi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis,
pemeriksaan penunjang, tatalaksana, komplikasi dan prognosis
Hidropneumothoraks.
Batasan Masalah
• Penulisan Case Report Session ini membahas tentang definisi, anatomi,
epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, pemeriksaan
penunjang, tatalaksana, komplikasi dan prognosis Hidropneumothoraks.
Metode Penulisan
• Penulisan Case Report Session ini menggunakan tinjauan kepustakaan
yang merujuk kepada berbagai literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI PNEUMOTORAKS
Pneumotorak adalah suatu keadaan terdapatnya akumulasi udara
di rongga pleura yang dapat menyebabkan kolaps paru.
Biasanya, udara yang masuk ke rongga pleura berasal dari
kebocoran paru yang sudah ada kelainan sebelumnya, dan bisa berasal
dari luar akibat trauma dinding dada.
DEFINISI HIDROPNEUMOTORAKS
• Hydropneumothorax adalah suatu keadaan dimana
terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura yang
mengakibatkan kolapsnya jaringan paru. Cairan ini bisa
juga disertai dengan nanah (empyema) dan hal ini di
namakan dengan pyopneumothoraks.
ANATOMI
Sumber gambar: Tortora GJ & Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology. 13th ed. New Jersey: Wiley; 2011.
Sumber gambar: Tortora GJ & Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology. 13th ed. New Jersey: Wiley; 2011.
EPIDEMIOLOGI
• Pencatatan mengenai insiden pneumothorax
berkisar antara 2,4-17,8 per 100.000 penduduk
per tahun.
• laki-laki 5 kali lebih berisiko dibanding
perempuan
• Pada kurang lebih 25% penderita pneumothorax
ditemukan juga sedikit cairan dalam pleuranya.
ETIOLOGI
• Trauma
• Pembedahan
• Riwayat terkini thoracosintesis untuk mengeluarkan
cairan pleura
• Fistula bronchopleural yang merupakan akibat dari
suatu tumor, pembedahan atau infeksi.
PATOMEKANISME
Infeksi TB paru
Fistel bronchopleural
Ekstravasasi
Kavitas penuh
bakteri
Ruptur
Udara masuk
dari paru
Trauma
Hydropneumothorax
(foto thorax)
Udara masuk
dari luar
Thoracosintesis Bedah
Produksi cairan ↑ Sebab sekunder
PNEUMOTHORAX
 Pneumothoraks terjadi ketika
udara memasuki rongga pleura
 Pleura viseral terlihat sebagai garis
tipis putih dengan kedua sisi
diantaranya berisikan udara
 Gambaran radiologi: adanya
bayangan radiolusen tanpa struktur
jaringan paru (avaskuler pattern)
dengan batas paru berupa garis
radioopak tipis berasal dari pleura
viseral (visceral pleural white
line)
 Pneumothorax luas akan menekan
jaringan paru ke arah hilus atau
paru menjadi kuncup/kolaps di
daerah hilus dan mendorong
mediastinum ke arah kontralateral
Sumber gambar: Herring W. Learning Radiology: Recognizing The Basic. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
HYDROPNEUMOTHORAX
Pada foto thorax (PA/AP),
hydropneumothrax
menunjukkan gambaran air-
fluid level pada hemithorax
yang ditandai dengan
pinggiran lurus dan tajam
Sumber gambar: Herring W. Learning Radiology: Recognizing The Basic. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
MANIFESTASI KLINIS
RESPIRASI
 Distress pernapasan atau
henti napas
 Takipneu
 Ekspansi paru asimetris
 Hilangnya suara napas
 Hipersonor pada perkusi
 Meredupnya focal fremitus
KARDIOVASKULAR
 Takikardi
 Pulsus paradoksus
 Hipotensi
 Distensi vena jugular
 Perpindahan apeks cor
(jarang)
PEMERIKSAAN FISIK
• mungkin terlihat sesak nafas
• Pergerakan dada berkurang
• Asimetris
• Spatium interkostalismelebar
• Fremitus melemah,
• Trakea tergeser ke arah yang
sehat
• Iktus kordis tidak teraba atau
tergeser ke arah yang sehat.
• Sonor,
• Hipersonor
• Timpani
suara nafas yang melemah
sampai menghilang.
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Inspeksi
DIAGNOSIS BANDING
Hydropneumothorax Abses Paru Pyopneumothorax Haemopneumothorax
Letak lesi Cavum pleura Parenkim paru Cavum pleura Cavum pleura
Etiologi Tramua, pembedahan,
riwayat thoracosintesis
Infeksi Infeksi Trauma
Gambaran
radiologi
Air-fluid level, hiperlusen
avaskular
Cavitas dengan
thick wall, dinding
irreguler, air-fluid
level
Air-fluid level,
hiperlusen
avaskular, pleural
thick line
Air-fluid level,
hiperlusen avascular,
multiple fraktur
Cairan
hasil
pungsi
Transudat, eksudat,
darah, pus
Tidak dilakukan
pungsi
Pus Darah
DIAGNOSIS BANDING
Abses Paru
Haemopneumothorax
Pyopneumothorax
Sumber gambar: 1) data primer; 2) google.com; 3) Procenzale J. Duke Radiology Case Review: Imaging, Differential Diagnosis, and
Discussion. 2nd ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2012.
PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI PROGNOSIS
 Water Sealed Drainage
(WSD): tindakan invasif
yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara,
cairan (darah, pus) dari
rongga pleura, rongga
thoraks, dan
mediastinum dengan
menggunakan pipa
penghubung
 Emfisema: perubahan anatomi paru
yang ditandai dengan perubahan
abnormal saluran udara (pelebaran
rongga udara) yang terjadi karena
kerusakan dinding asinus yang
terdapat di bagian distal bronkus
terminal. Emfisema yang terjadi
merupakan emfisema kompensasi
yang merupakan usaha tubuh
secara fisiologis untuk
menggantikan jaringan paru yang
tidak berfungsi
 Dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN, KOMPLIKASI &
PROGNOSIS
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. RGP
• Usia : 35 tahun
• Alamat : Pariaman
• Pekerjaan : Advokat
• Status Kawin : Kawin
• Suku : Minang
• Agama : Islam
• No. MR : 00.77
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Sesak nafas yang meningkat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sesak nafas meningkat sejak 1 minggu yang lalu, tidak menciut. Sesak dirasakan meningkat sejak
pasien batuk keras dan beraktivitas. Sesak napas sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, tetapi
tidak pernah dibawa berobat.
• Batuk ada sejak 1 tahun ini, berdahak encer, warna kekuningan , hilang timbul, meningkat 1 minggu
terakhir
• Batuk darah ada 1 hari yang lalu, lengket sedikit di dahak. Riwayat batuk darah ada pada 6 bulan
yang lalu
• Nyeri dada seperti terhimpit ada sejak 1 minggu ini, nyeri di sebelah kiri, tidak menjalar dan nyeri
meningkat dengan aktivitas dan batuk
• Demam ada sejak 1 bulan ini, tidak tinggi, hilang timbul
• Keringat malam ada sejak 1 bulan yang lalu
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Penurunan berat badan ada 95 kg --> 75 kg (16%) dalam setahun
• Suara serak tidak ada, nyeri dan sukar menelan tidak ada
• Mual muntah tidak ada
• BAB dan BAK tidak ada keluhan
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat TB tidak ada
• Riwayat keganasan tidak ada
• Riwayat diabetes melitus tidak ada
• Riwayat hipertensi tidak ada
• Riwayat penyakit jantung tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat TB paru pada keluarga tidak ada
• Riwayat keluarga penyakit jantung tidak ada
• Riwayat keluarga dengan hipertensi dan DM tidak ada
• Riwayat asma dan PPOK tidak ada
ANAMNESIS
Riwayat Pekerjaan, Sosial dan Ekonomi
• Pasien seorang advokat domisili pariaman dengan 4 anggota keluarga (salah satunya
anak usia 2 th) tidak ada keluhan resporasi
• Pasien merokok sejak usia 17 tahun selama 18 tahun, 20 batang
perhari berhenti 10 hari sebelum masuk rumah sakit. (perokok, IB
sedang)
• Rumah permanen, lantai retak tidak ada, ventilasi dan pencahayaan baik
Riwayat Pengobatan
• Tidak ada Riwayat pengobatan sebelumnya.
KU Kes TD Nadi Nafas Suhu SpO2
Sedang cmc 128/87
mmhg
113 x /
menit
25 x /
menit
36,7 0 C 98% on
NK 5
lpm
BB : 75 Kg
TB : 170 cm
• Sianosis : tidak ada
• Ikterus : tidak ada
• Edema : tidak ada
• Anemis : tidak ada
• Kulit : teraba hangat, turgor kulit normal
• KGB : tidak ada pembesaran KGB
• Kepala : normocephal
• Rambut : normal, tidak mudah dicabut
• Wajah dan leher : normal, tidak ada pembengkakan.
• Mata : pupil isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
• Telinga : otorhea (-)
• Hidung : rhinorea (-)
• Tenggorok : tidak ada kelainan
• Gigi dan mulut : tidak ada kelainan.
• Leher : tidak ada kelainan.
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di 1 jari lateral LMCS
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : jejas (-), distensi (-), sikatrik (-).
• Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), krepitasi (-)
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : bising usus (+) normal
Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2, Edema tungkai -/- clubbing finger -/-
KGB : tidak teraba pembesaran KGB
Pemeriksaan Fisik Paru
Inspeksi Statis = dinding dada kiri lebih cembung dada kanan
Dinamis = pergerakan dinding dada kiri tertinggal dari kanan
Palpasi Fremitus kiri lebih lemah dari kiri
Perkusi Tidak dilakukan
Auskultasi Kanan: suara nafas bronkovesiluler, Rh + Wh -
Kiri : suara nafas atas sampai RIC VI melemah, RIC VII sampai
bawah menghilang.
Laboratorium
02/10/2022
Rsup M Djamil
HB/Leukosit 13.1/12.180
Trombosit/Hematokrit 399.000/42
DC 0/0/66/20/14
PT/APTT/D-dimer 25.3/24.1/2108
Ureum/ Kreatinin 17/0.6
SGOT/SGPT 10/17
Na/K/Cl 136/4,8/100
GDS 329
Alb/Globulin 3.2/4,7
RONTGEN THORAKS
Kesan :
Hiperlusen avascular pada hemitoraks
kiri disertai dengan pendorongan
mediastinum ke arah kontralateral.
tampak fibroinfiltrat di lapang paru
dekstra.
Kesimpulan: Hidropneumothoraks
sinistra
RSUD Padang Pariaman
01/10/2022
Fibroinfiltrat
Hiperlusen
avaskular
DIAGNOSIS KERJA
Hidropneumothoraks sinistra ec. Susp. TB paru
Diagnosis tambahan:
DM tipe II baru dikenal
DIAGNOSIS BANDING
Hidropneumothoraks sinistra ec. PPOK + DM Tipe II
PENATALAKSANAAN
• 02/10/22
• Telah dilakukan pemasangan toraks tube No. 28 di sambungkan ke
selang WSD di linea mid aksilaris RIC VI Sinistra, Kondisi post
tindakan : sesak nafas berkurang, batuk ada, demam tidak ada, terasa
nyeri di tempat pemasangan WSD
• IVFD NaCl 0,9% / 12 jam
• N-acetylsistein 2x200 mg
• Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
FOLLOW UP POST PEMASANGAN WSD
S/ Sesak napas berkurang, demam (-), batuk (-), nyeri dada (-)
O/ KU: sedang, Kes: CM, TD: 140/90
N: 110x, RR: 24x
Paru : Ka : SN bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-)
Ki : SN melemah
WSD : bubble (+), undulasi (+), cairan (+) 150 cc, kesan WSD lancar
A/ Hidropneumothoraks sinistra ec susp. TB paru terpasang
WSD Hari-1 + DM tipe II
Dd/ Hidropneumothoraks sinistra ec susp. PPOK
P/ Pantau vital sign post Tindakan, rontgen toraks post
pemasangan WSD.
RSUP Dr. M. Djamil Padang
02/09/2022
Fibroinfiltrat
Hiperlusen
avaskular
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
03/10/2022
S/ sesak nafas (+) Berkurang , batuk (-), demam (-), nyeri dada (-)
O/
• KU : sakit sedang,
• Kes : CMC
• TD : 110/70 mmHg
• Nadi : 89 x/menit
• Nafas : 20 x/menit
• Suhu : 36,9 0 C
• SpO2 : 98 % on NK 3 LPM
Kanan: suara nafas bronkovesiluler, rh + wh -
Kiri : SN melemah atas  RIC VI - RIC VI  bawah menghilang
A/
• Hidropneumotoraks ec. Susp TB Paru
• Dd/ Hidropneumotoraks ec. Susp. PPOK
P/
• Cek TCM Sputum
• Spirometri insentif
• CEK GDP, CD2PP, dan HbA1c
• Terapi oksigen NRM
• Aspirasi cairan pleura (analisis cairan pleura, ADA cairan pleura)
• TX: IVFD NaCl 0,9% / 12 jam
• N-acetylsistein 2x200 mg
• Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
FOLLOW UP
04/10/2022
S/ sesak nafas (+) Berkurang , batuk (-), demam (-), nyeri dada (-)
O/
• KU : sakit sedang,
• Kes : CMC
• TD : 110/72 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• Nafas : 22 x/menit
• Suhu : 36,6 0 C
• SpO2 : 97 % on NK 3 LPM
A/
• Hidropneumotoraks ec. Susp TB Paru
• Dd: Hidropneumptoraks ec. Susp. PPOK
P/
• IVFD NaCl 0,9% / 12 jam
• N-acetylsistein 2x200 mg
• Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
• Cek TCM Sputum
• Spirometri insentif
• CEK GDP, CD2PP, dan HbA1c
• Terapi oksigen NRM
• Aspirasi cairan pleura (ADA cairan pleura)
FOLLOW UP
05/10/2022
S/ sesak nafas (+) Berkurang , batuk (-), demam (-), nyeri dada (+) hilang timbul
O/
• KU : sakit sedang,
• Kes : CMC
• TD : 110/72 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• Nafas : 22 x/menit
• Suhu : 36,6 0 C
• SpO2 : 97 % on NK 3 LPM
A/
• Hidropneumotoraks sinistra ec. TB Paru
Diagnosis tambahan DM Tipe II + emfisema subkutis
P/
• Follow up TCM --> Detected
• Spirometri insentif
• Terapi oksigen NRM
• Cek cairan pleura --> Eksudatif
• IVFD NaCl 0,9% / 12 jam
• N-acetylsistein 2x200 mg
• Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
• OAT FDC (Fixed Drug Combination) 1 x 4 Tablet (mulai besok)
• 06/10/2022
S/ sesak napas (+), batuk (-), demam (-), nyeri dada (-)
O/ KU: sedang, Kes: CM, TD: 128/72, HR: 94x, RR: 22x T: 36,5, SpO2: 98% NK 3 lpm
Paru : Ka: SN bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-)
Ki: SN melemah atas  RIC VI - RIC VI  bawah menghilang
A/ Hidropneumothorax sinistra ec TB paru
Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis
P/ Spirometri insentif, follow up ADA cairan pleura
Terapi: IVFD NaCL 0,9 % 500cc/12jam, N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat
3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H1)
• 07/10/2022
• S/ Sesak napas (+) berkurang
• Batuk (+)
• Demam (-)
• O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 120/70 mmHg, HR: 87x/menit, RR: 20x/menit, T:
36,5°C, SpO2: 98%
• Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-),
Kiri = SN melemah atas  RIC VI - RIC VI  bawah menghilang
• WSD H6 menempel pada dinding dada No 10. Luka tampak kering
• Undulasi (+), Bubble (+), Cairan (+), Kulit krepitasi: (+) disekitar tube
• A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru
• Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis
P/ Spirometri insentif, follow up ADA cairan pleura
Terapi: IVFD NaCL 0,9 % 500cc/12jam, N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat
3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H2)
• 08/10/2022
• S/ Sesak napas (+) berkurang
• Batuk (+)
• Demam (-)
• O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 112/78 mmHg, HR: 89 x/menit, RR: 20 x/menit, T:
36,7 °C, SpO2: 98% terpasang oksigen nk 3 lpm
• Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN melemah atas  RIC VI - RIC VI
 bawah menghilang
• WSD H7 menempel pada dinding dada No 10. Luka tampak kering,tenang
• Undulasi (+), Bubble (+), Cairan (+), Kulit krepitasi: (+) disekitar tube
• A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis
• Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis
P/ Spirometri insentif, follow up ADA cairan pleura
Terapi: IVFD NaCL 0,9 % 500cc/12jam, N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat
3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H3)
• 09/10/2022
• S/ Sesak napas (+) berkurang
• Batuk (+)
• Demam (-)
• Nyeri dada (-)
• O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 115/87 mmHg, HR: 87x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,5°C,
SpO2: 98% on NK 3 lpm
• Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri=SN melemah atas  RIC VI - RIC VI 
bawah menghilang
• WSD H8 menempel pada dinding dada No 10. Luka tampak kering
• Undulasi (+), Bubble (+), Cairan (+), Kulit krepitasi: (+) disekitar tube
• A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis
• Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis
P/ Spirometri insentif, follow up ADA cairan pleura
Terapi: N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4
tablet (H4)
• 10/10/2022
• S/ Sesak napas (+) berkurang
• Batuk (+)
• Demam (-)
• Nyeri dada (-)
• O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 118/87 mmHg, HR: 84x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,6°C,
SpO2: 98% on NK 3 lpm
• Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN melemah atas  RIC VI - RIC VI 
bawah menghilang
• WSD H9 menempel pada dinding dada No 10. Luka tampak kering
• Undulasi (+), Bubble (-), Cairan (-), Kulit krepitasi: (+) disekitar tube
• A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis
• Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis
P/ Spirometri insentif, follow up ADA cairan pleura,
Terapi: N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4
tablet (H5)
Terapi Interne : inj levemir 1x6 iu, inj novorapid 3x4 iu
• 11/10/2022
• S/ Sesak napas (+) berkurang
• Batuk (+)
• Demam (-)
• Nyeri dada (-)
• O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 110/80 mmHg, HR: 98x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,7°C,
SpO2: 98%
• Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN melemah atas  RIC VI - RIC VI 
bawah menghilang
• WSD H10 menempel pada dinding dada No 10. Luka hiperemis
• Undulasi (+), Bubble (-), Cairan (-) Kulit krepitasi: (+) disekitar tube
• A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis
• Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis
P/ Spirometri insentif, Perawatan luka 3 kali seminggu, aspiraso, follow up sesak jika
bubble (+) lakukan rontgen ulang
Terapi: N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4
tablet (H6), Vitamin B6 1x10 mg
Terapi Interne : inj levemir 1x6 iu, inj novorapid 3x4 iu
• 12/10/2022
• S/ Sesak napas (-)
• Batuk (+)
• Demam (-)
• Nyeri dada (-)
• O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 125/64 mmHg, HR: 84x/menit, RR: 18x/menit, T:
36,7°C,
• Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN atas - RIC VI : brokovesikuler, RIC
VI - bawah : melemah
• WSD H11 menempel pada dinding dada No 10. Luka hiperemis
• Undulasi (+), Bubble (-), Cairan (-) , Kulit krepitasi: (+) berkurang
• A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis
• Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis
P/ Spirometri insentif, Perawatan luka 3 kali seminggu, aspirasi bubble lalu rontgen
ulang
Terapi: N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4
tablet (H7), Vitamin B6 1x10 mg
Terapi Interne : inj levemir 1x6 iu, inj novorapid 3x4 iu
• 13/10/2022
• S/ Sesak napas (-)
• Batuk (+)
• Demam (-)
• Nyeri dada (-)
• O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 104/76 mmHg, HR: 100x/menit, RR: 18x/menit, T:
36,7°C,
• Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN atas - RIC VI : brokovesikuler, RIC
VI - bawah : melemah
• WSD H12 menempel pada dinding dada No 10. Luka hiperemis
• Undulasi (+), Bubble (-), Cairan (-) , Kulit krepitasi: (+) berkurang
• A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis
• Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis
P/ Spirometri insentif, Perawatan luka 3 kali seminggu, aspirasi bubble lalu rontgen
ulan, pasang pneumovalve
Terapi: N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4
tablet (H8), Vitamin B6 1x10 mg
Terapi Interne : inj levemir 1x6 iu, inj novorapid 3x4 iu
BAB IV
DISKUSI
DISKUSI
Pasien datang dengan keluhan utama sesak napas semakin
meningkat sejak 1 minggu yang lalu.
Sesak napas sudah ada sejak 1 tahun lalu, tidak menciut, dan
meningkat saat batuk.
Penyakit pulmonal bisa akibat  adanya keganasan, PPOK,
gangguan pleura/efusi pleura, pneumotoraks, hipertensi
pulmonal.
DISKUSI
Pasien ada keluhan batuk yang sudah ada sejak setahun
yang lalu.
Batuk berdahak kekuningan, hilang timbul. Pasien juga ada
batuk berdarah.
Penyebab batuk kronik berdahak  bronkitis kronik atau
adanya infeksi TB, atau bronkiektasis
DISKUSI
Pasien ada keluhan nyeri dada sejak 1 minggu. Di sebelah
kiri, tidak menjalar, meningkat saat aktivitas dan batuk.
Nyeri dada akibat aktivitas dapat diakibatkan oleh penyakit
jantung namun nyeri tidak menjalar. Bisa diakibatkan oleh
tekanan dari penumotoraks atau adanya infeksi seperti TB atau
pneumonia.
DISKUSI
Riwayat demam sebulan yang lalu.
● Adanya demam dan keringat malam dapat menandakan
bahwa adanya infeksi.
Penurunan nafsu makan ada sejak 6 bulan ini dan
Penurunan berat badan ada, 15 kg dalam 6 bulan ini ( 90 kg
 75 kg 16%)
● Adanya penyakit keganasan, infeksi TB atau HIV, serta
gangguan kronik seperti PPOK dapat menyebabkan
penurunan berat badan
DISKUSI
Pasien ada merokok selama 18 tahun sebanyak 20
batang/hari, berhenti sejak 10 hari ini (IB sedang).
Merokok merupakan salah satu penyebab utamanya terjadinya
penyakit PPOK, namun dari usia biasanya terjadi pada usia di
atas 40 tahun, sedangkan pasien berumur di bawah 40 tahun.
Merokok juga dapat menyebabkan adanya injury atau
perlukaan pada saluran napas.
DISKUSI
Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan dada kiri lebih
cembung dan pergerakan terlambat. Serta fremitus kiri
melemah.
Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya tekanan ataupun massa
yang terdapat pada paru kiri. Seperti pada keganasan, atau
pneumothoraks, atau adanya efusi pleura.
DISKUSI
Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan suara napas
melemah.
Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya massa atau cairan yang
terkumpul pada paru, sehingga menyebabkan perfusi udara
berkurang
DISKUSI
Pada pemeriksaan rontgen ditemukan gambaran
hiperlusen avascular pada hemitoraks kiri disertai dengan
pendorangan mediastinum, tampak fibroinfiltrat di lapang
paru dextra.
Hal ini menggambarkan adanya cairan atau hidropneumotoraks
pada paru kiri, ditandai juga dengan adanya infeksi lama dari
TB sehingga muncul gambaran fibroinfiltrat.
DISKUSI
Pasien ditegakkan hidropneumotoraks sinistra ec. Susp TB
paru.
Maka dari itu, pasien dilakukan tatalaksana pneumotoraks
dengan pemasnagan WSD, serta untuk memastikan susp. TB,
pasien dilakukan cek TCM Sputum.
DISKUSI
Regimen pengobatan terbaru pasien, termasuk pemebrian
IVFD NaCl 0,9%, N-asetilsistein, as.mefenamat, dan OAT 4
FDC.
IVFD diberikan untuk asupan nutrisi pasien, n-asetilsistein
sebagai mukolitik dan obat batuk pasien, as.mefenamat untuk
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien, serta OAT 4
FDC karena pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.

More Related Content

What's hot

PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASIPBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASIRindang Abas
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaanAzis Aimaduddin
 
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.RadImejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Raddr_kelana
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Nona Zesifa
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifAlex Susanto
 
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit DalamPanduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit DalamDokter Tekno
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerJafar Nyan
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
 

What's hot (20)

PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASIPBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
gawat abdomen
gawat abdomengawat abdomen
gawat abdomen
 
Akalasia esofagus
Akalasia esofagusAkalasia esofagus
Akalasia esofagus
 
trauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaantrauma pelvis penatalaksanaan
trauma pelvis penatalaksanaan
 
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.RadImejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
 
Peri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltratPeri apendikuler infiltrat
Peri apendikuler infiltrat
 
Cairan infuse
Cairan infuseCairan infuse
Cairan infuse
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In Loop (CIL)
 
Case hernia putri
Case hernia putriCase hernia putri
Case hernia putri
 
Syok pada anak
Syok pada anak Syok pada anak
Syok pada anak
 
Crohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratifCrohn dan kolitis ulseratif
Crohn dan kolitis ulseratif
 
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit DalamPanduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
Panduan Teknik Pemeriksaan dan Prosedur Klinis Ilmu Penyakit Dalam
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 

Similar to HIDROPNEUMOTORAKS

Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Ajo Yayan
 
Komplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleuraKomplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleuraFian Nisa
 
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptxASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptxIcuCovid1
 
Asuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAsuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAmee Hidayat
 
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxsyifa sari
 
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptxRifqiRamdhani10
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal NafasArif WR
 
haemoptysis.pptx
haemoptysis.pptxhaemoptysis.pptx
haemoptysis.pptxCakFirman2
 

Similar to HIDROPNEUMOTORAKS (20)

Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
PPT ASKEP KRITIS.pptx
PPT ASKEP KRITIS.pptxPPT ASKEP KRITIS.pptx
PPT ASKEP KRITIS.pptx
 
efusi pleura.pptx
efusi pleura.pptxefusi pleura.pptx
efusi pleura.pptx
 
Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
 
Komplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleuraKomplikasi efusi pleura
Komplikasi efusi pleura
 
kegawatan paru.ppt
kegawatan paru.pptkegawatan paru.ppt
kegawatan paru.ppt
 
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptxASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PLEURA.pptx
 
Batuk darah-des
Batuk darah-desBatuk darah-des
Batuk darah-des
 
Asuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAsuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan Emfisema
 
Pulmonari embolism
Pulmonari embolismPulmonari embolism
Pulmonari embolism
 
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptxBST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
BST BTKV Peumotoraks Spontan[1].pptx
 
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
351383036-HEMATOTHORAX-ppt.pptx
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
paket 11 151-200
paket 11 151-200  paket 11 151-200
paket 11 151-200
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Embolisme paru
Embolisme paruEmbolisme paru
Embolisme paru
 
haemoptysis.pptx
haemoptysis.pptxhaemoptysis.pptx
haemoptysis.pptx
 

Recently uploaded

penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 

Recently uploaded (18)

penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 

HIDROPNEUMOTORAKS

  • 1. HIDROPNEUMOTHORAKS O L E H : U L FA H U L K A R I M A H : 1 8 1 0 3 1 3 0 3 5 P E M B I M B I N G : d r. R U S S I L AWA T I , . S p . P ( K ) Case Report Session
  • 3. Hidropneumothorak adalah keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura yang bisa menyebabkan kolapsnya jaringan paru. Belum terdapat penelitian mengenai seberapa besarnya insiden dan prevalensi dari hidropneumtoraks, namun untuk pneumotoraks Insidennya mencapai 2,4- 17,8 per 100.000/tahun yang lebih sering pada laki-laki dan usia dekade 3 dan 4. Pneumothoraks dapat terjadi spontan atau traumatik. Pneumothoraks spontan dibagi menjadi primer dan sekunder. Pneumothoraks Primer jika penyebab tidak diketahui, dan sekunder jika ada penyakit dasar yang menyertai. Pneumothoraks Traumatik dibagi menjadi iatrogenik dan bukan iatrogenik.
  • 4. Tanda dan gejala yang timbul pada hidropneumotoraks tergantung pada besarnya kerusakan yang terjadi pada sub pleura dan ada tidaknya komplikasi penyakit paru. Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologi. Penatalaksaan ditujukan untuk menghilangkan keluhan pasien, menurunkan kecenderungan untuk berulang kembali dan pengobatan terhadap penyakit dasar.
  • 5. Tujuan Penulisan • Penulisan Case Report Session ini bertujuan untuk mengetahui definisi, anatomi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, pemeriksaan penunjang, tatalaksana, komplikasi dan prognosis Hidropneumothoraks. Batasan Masalah • Penulisan Case Report Session ini membahas tentang definisi, anatomi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, pemeriksaan penunjang, tatalaksana, komplikasi dan prognosis Hidropneumothoraks. Metode Penulisan • Penulisan Case Report Session ini menggunakan tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur.
  • 7. DEFINISI PNEUMOTORAKS Pneumotorak adalah suatu keadaan terdapatnya akumulasi udara di rongga pleura yang dapat menyebabkan kolaps paru. Biasanya, udara yang masuk ke rongga pleura berasal dari kebocoran paru yang sudah ada kelainan sebelumnya, dan bisa berasal dari luar akibat trauma dinding dada.
  • 8. DEFINISI HIDROPNEUMOTORAKS • Hydropneumothorax adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru. Cairan ini bisa juga disertai dengan nanah (empyema) dan hal ini di namakan dengan pyopneumothoraks.
  • 9. ANATOMI Sumber gambar: Tortora GJ & Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology. 13th ed. New Jersey: Wiley; 2011.
  • 10. Sumber gambar: Tortora GJ & Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology. 13th ed. New Jersey: Wiley; 2011.
  • 11. EPIDEMIOLOGI • Pencatatan mengenai insiden pneumothorax berkisar antara 2,4-17,8 per 100.000 penduduk per tahun. • laki-laki 5 kali lebih berisiko dibanding perempuan • Pada kurang lebih 25% penderita pneumothorax ditemukan juga sedikit cairan dalam pleuranya.
  • 12. ETIOLOGI • Trauma • Pembedahan • Riwayat terkini thoracosintesis untuk mengeluarkan cairan pleura • Fistula bronchopleural yang merupakan akibat dari suatu tumor, pembedahan atau infeksi.
  • 13. PATOMEKANISME Infeksi TB paru Fistel bronchopleural Ekstravasasi Kavitas penuh bakteri Ruptur Udara masuk dari paru Trauma Hydropneumothorax (foto thorax) Udara masuk dari luar Thoracosintesis Bedah Produksi cairan ↑ Sebab sekunder
  • 14. PNEUMOTHORAX  Pneumothoraks terjadi ketika udara memasuki rongga pleura  Pleura viseral terlihat sebagai garis tipis putih dengan kedua sisi diantaranya berisikan udara  Gambaran radiologi: adanya bayangan radiolusen tanpa struktur jaringan paru (avaskuler pattern) dengan batas paru berupa garis radioopak tipis berasal dari pleura viseral (visceral pleural white line)  Pneumothorax luas akan menekan jaringan paru ke arah hilus atau paru menjadi kuncup/kolaps di daerah hilus dan mendorong mediastinum ke arah kontralateral Sumber gambar: Herring W. Learning Radiology: Recognizing The Basic. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
  • 15. HYDROPNEUMOTHORAX Pada foto thorax (PA/AP), hydropneumothrax menunjukkan gambaran air- fluid level pada hemithorax yang ditandai dengan pinggiran lurus dan tajam Sumber gambar: Herring W. Learning Radiology: Recognizing The Basic. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
  • 16. MANIFESTASI KLINIS RESPIRASI  Distress pernapasan atau henti napas  Takipneu  Ekspansi paru asimetris  Hilangnya suara napas  Hipersonor pada perkusi  Meredupnya focal fremitus KARDIOVASKULAR  Takikardi  Pulsus paradoksus  Hipotensi  Distensi vena jugular  Perpindahan apeks cor (jarang)
  • 17. PEMERIKSAAN FISIK • mungkin terlihat sesak nafas • Pergerakan dada berkurang • Asimetris • Spatium interkostalismelebar • Fremitus melemah, • Trakea tergeser ke arah yang sehat • Iktus kordis tidak teraba atau tergeser ke arah yang sehat. • Sonor, • Hipersonor • Timpani suara nafas yang melemah sampai menghilang. Auskultasi Perkusi Palpasi Inspeksi
  • 18. DIAGNOSIS BANDING Hydropneumothorax Abses Paru Pyopneumothorax Haemopneumothorax Letak lesi Cavum pleura Parenkim paru Cavum pleura Cavum pleura Etiologi Tramua, pembedahan, riwayat thoracosintesis Infeksi Infeksi Trauma Gambaran radiologi Air-fluid level, hiperlusen avaskular Cavitas dengan thick wall, dinding irreguler, air-fluid level Air-fluid level, hiperlusen avaskular, pleural thick line Air-fluid level, hiperlusen avascular, multiple fraktur Cairan hasil pungsi Transudat, eksudat, darah, pus Tidak dilakukan pungsi Pus Darah
  • 19. DIAGNOSIS BANDING Abses Paru Haemopneumothorax Pyopneumothorax Sumber gambar: 1) data primer; 2) google.com; 3) Procenzale J. Duke Radiology Case Review: Imaging, Differential Diagnosis, and Discussion. 2nd ed. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2012.
  • 20. PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI PROGNOSIS  Water Sealed Drainage (WSD): tindakan invasif yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung  Emfisema: perubahan anatomi paru yang ditandai dengan perubahan abnormal saluran udara (pelebaran rongga udara) yang terjadi karena kerusakan dinding asinus yang terdapat di bagian distal bronkus terminal. Emfisema yang terjadi merupakan emfisema kompensasi yang merupakan usaha tubuh secara fisiologis untuk menggantikan jaringan paru yang tidak berfungsi  Dubia ad bonam PENATALAKSANAAN, KOMPLIKASI & PROGNOSIS
  • 22. IDENTITAS PASIEN • Nama : Tn. RGP • Usia : 35 tahun • Alamat : Pariaman • Pekerjaan : Advokat • Status Kawin : Kawin • Suku : Minang • Agama : Islam • No. MR : 00.77
  • 23. ANAMNESIS Keluhan Utama • Sesak nafas yang meningkat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit Riwayat Penyakit Sekarang • Sesak nafas meningkat sejak 1 minggu yang lalu, tidak menciut. Sesak dirasakan meningkat sejak pasien batuk keras dan beraktivitas. Sesak napas sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, tetapi tidak pernah dibawa berobat. • Batuk ada sejak 1 tahun ini, berdahak encer, warna kekuningan , hilang timbul, meningkat 1 minggu terakhir • Batuk darah ada 1 hari yang lalu, lengket sedikit di dahak. Riwayat batuk darah ada pada 6 bulan yang lalu • Nyeri dada seperti terhimpit ada sejak 1 minggu ini, nyeri di sebelah kiri, tidak menjalar dan nyeri meningkat dengan aktivitas dan batuk • Demam ada sejak 1 bulan ini, tidak tinggi, hilang timbul • Keringat malam ada sejak 1 bulan yang lalu
  • 24. ANAMNESIS Riwayat Penyakit Sekarang • Penurunan berat badan ada 95 kg --> 75 kg (16%) dalam setahun • Suara serak tidak ada, nyeri dan sukar menelan tidak ada • Mual muntah tidak ada • BAB dan BAK tidak ada keluhan
  • 25. ANAMNESIS Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat TB tidak ada • Riwayat keganasan tidak ada • Riwayat diabetes melitus tidak ada • Riwayat hipertensi tidak ada • Riwayat penyakit jantung tidak ada Riwayat Penyakit Keluarga • Riwayat TB paru pada keluarga tidak ada • Riwayat keluarga penyakit jantung tidak ada • Riwayat keluarga dengan hipertensi dan DM tidak ada • Riwayat asma dan PPOK tidak ada
  • 26. ANAMNESIS Riwayat Pekerjaan, Sosial dan Ekonomi • Pasien seorang advokat domisili pariaman dengan 4 anggota keluarga (salah satunya anak usia 2 th) tidak ada keluhan resporasi • Pasien merokok sejak usia 17 tahun selama 18 tahun, 20 batang perhari berhenti 10 hari sebelum masuk rumah sakit. (perokok, IB sedang) • Rumah permanen, lantai retak tidak ada, ventilasi dan pencahayaan baik Riwayat Pengobatan • Tidak ada Riwayat pengobatan sebelumnya.
  • 27. KU Kes TD Nadi Nafas Suhu SpO2 Sedang cmc 128/87 mmhg 113 x / menit 25 x / menit 36,7 0 C 98% on NK 5 lpm BB : 75 Kg TB : 170 cm
  • 28. • Sianosis : tidak ada • Ikterus : tidak ada • Edema : tidak ada • Anemis : tidak ada • Kulit : teraba hangat, turgor kulit normal • KGB : tidak ada pembesaran KGB • Kepala : normocephal • Rambut : normal, tidak mudah dicabut • Wajah dan leher : normal, tidak ada pembengkakan. • Mata : pupil isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) • Telinga : otorhea (-) • Hidung : rhinorea (-) • Tenggorok : tidak ada kelainan • Gigi dan mulut : tidak ada kelainan. • Leher : tidak ada kelainan.
  • 29. Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat Palpasi : Iktus kordis teraba di 1 jari lateral LMCS Perkusi : Batas jantung normal Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen • Inspeksi : jejas (-), distensi (-), sikatrik (-). • Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), krepitasi (-) • Perkusi : timpani • Auskultasi : bising usus (+) normal Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan Anus : tidak dilakukan pemeriksaan Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2, Edema tungkai -/- clubbing finger -/-
  • 30. KGB : tidak teraba pembesaran KGB Pemeriksaan Fisik Paru Inspeksi Statis = dinding dada kiri lebih cembung dada kanan Dinamis = pergerakan dinding dada kiri tertinggal dari kanan Palpasi Fremitus kiri lebih lemah dari kiri Perkusi Tidak dilakukan Auskultasi Kanan: suara nafas bronkovesiluler, Rh + Wh - Kiri : suara nafas atas sampai RIC VI melemah, RIC VII sampai bawah menghilang.
  • 31. Laboratorium 02/10/2022 Rsup M Djamil HB/Leukosit 13.1/12.180 Trombosit/Hematokrit 399.000/42 DC 0/0/66/20/14 PT/APTT/D-dimer 25.3/24.1/2108 Ureum/ Kreatinin 17/0.6 SGOT/SGPT 10/17 Na/K/Cl 136/4,8/100 GDS 329 Alb/Globulin 3.2/4,7
  • 32. RONTGEN THORAKS Kesan : Hiperlusen avascular pada hemitoraks kiri disertai dengan pendorongan mediastinum ke arah kontralateral. tampak fibroinfiltrat di lapang paru dekstra. Kesimpulan: Hidropneumothoraks sinistra RSUD Padang Pariaman 01/10/2022 Fibroinfiltrat Hiperlusen avaskular
  • 33. DIAGNOSIS KERJA Hidropneumothoraks sinistra ec. Susp. TB paru Diagnosis tambahan: DM tipe II baru dikenal DIAGNOSIS BANDING Hidropneumothoraks sinistra ec. PPOK + DM Tipe II
  • 34. PENATALAKSANAAN • 02/10/22 • Telah dilakukan pemasangan toraks tube No. 28 di sambungkan ke selang WSD di linea mid aksilaris RIC VI Sinistra, Kondisi post tindakan : sesak nafas berkurang, batuk ada, demam tidak ada, terasa nyeri di tempat pemasangan WSD • IVFD NaCl 0,9% / 12 jam • N-acetylsistein 2x200 mg • Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
  • 35. FOLLOW UP POST PEMASANGAN WSD S/ Sesak napas berkurang, demam (-), batuk (-), nyeri dada (-) O/ KU: sedang, Kes: CM, TD: 140/90 N: 110x, RR: 24x Paru : Ka : SN bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-) Ki : SN melemah WSD : bubble (+), undulasi (+), cairan (+) 150 cc, kesan WSD lancar
  • 36. A/ Hidropneumothoraks sinistra ec susp. TB paru terpasang WSD Hari-1 + DM tipe II Dd/ Hidropneumothoraks sinistra ec susp. PPOK P/ Pantau vital sign post Tindakan, rontgen toraks post pemasangan WSD.
  • 37. RSUP Dr. M. Djamil Padang 02/09/2022 Fibroinfiltrat Hiperlusen avaskular
  • 38. PROGNOSIS • Quo ad vitam : dubia ad bonam • Quo ad functionam : dubia ad bonam • Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
  • 39. FOLLOW UP 03/10/2022 S/ sesak nafas (+) Berkurang , batuk (-), demam (-), nyeri dada (-) O/ • KU : sakit sedang, • Kes : CMC • TD : 110/70 mmHg • Nadi : 89 x/menit • Nafas : 20 x/menit • Suhu : 36,9 0 C • SpO2 : 98 % on NK 3 LPM Kanan: suara nafas bronkovesiluler, rh + wh - Kiri : SN melemah atas  RIC VI - RIC VI  bawah menghilang
  • 40. A/ • Hidropneumotoraks ec. Susp TB Paru • Dd/ Hidropneumotoraks ec. Susp. PPOK P/ • Cek TCM Sputum • Spirometri insentif • CEK GDP, CD2PP, dan HbA1c • Terapi oksigen NRM • Aspirasi cairan pleura (analisis cairan pleura, ADA cairan pleura) • TX: IVFD NaCl 0,9% / 12 jam • N-acetylsistein 2x200 mg • Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
  • 41. FOLLOW UP 04/10/2022 S/ sesak nafas (+) Berkurang , batuk (-), demam (-), nyeri dada (-) O/ • KU : sakit sedang, • Kes : CMC • TD : 110/72 mmHg • Nadi : 88 x/menit • Nafas : 22 x/menit • Suhu : 36,6 0 C • SpO2 : 97 % on NK 3 LPM
  • 42. A/ • Hidropneumotoraks ec. Susp TB Paru • Dd: Hidropneumptoraks ec. Susp. PPOK P/ • IVFD NaCl 0,9% / 12 jam • N-acetylsistein 2x200 mg • Asam mefenamat 3 x 500 mg PO • Cek TCM Sputum • Spirometri insentif • CEK GDP, CD2PP, dan HbA1c • Terapi oksigen NRM • Aspirasi cairan pleura (ADA cairan pleura)
  • 43. FOLLOW UP 05/10/2022 S/ sesak nafas (+) Berkurang , batuk (-), demam (-), nyeri dada (+) hilang timbul O/ • KU : sakit sedang, • Kes : CMC • TD : 110/72 mmHg • Nadi : 88 x/menit • Nafas : 22 x/menit • Suhu : 36,6 0 C • SpO2 : 97 % on NK 3 LPM
  • 44. A/ • Hidropneumotoraks sinistra ec. TB Paru Diagnosis tambahan DM Tipe II + emfisema subkutis P/ • Follow up TCM --> Detected • Spirometri insentif • Terapi oksigen NRM • Cek cairan pleura --> Eksudatif • IVFD NaCl 0,9% / 12 jam • N-acetylsistein 2x200 mg • Asam mefenamat 3 x 500 mg PO • OAT FDC (Fixed Drug Combination) 1 x 4 Tablet (mulai besok)
  • 45. • 06/10/2022 S/ sesak napas (+), batuk (-), demam (-), nyeri dada (-) O/ KU: sedang, Kes: CM, TD: 128/72, HR: 94x, RR: 22x T: 36,5, SpO2: 98% NK 3 lpm Paru : Ka: SN bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-) Ki: SN melemah atas  RIC VI - RIC VI  bawah menghilang
  • 46. A/ Hidropneumothorax sinistra ec TB paru Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis P/ Spirometri insentif, follow up ADA cairan pleura Terapi: IVFD NaCL 0,9 % 500cc/12jam, N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H1)
  • 47. • 07/10/2022 • S/ Sesak napas (+) berkurang • Batuk (+) • Demam (-) • O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 120/70 mmHg, HR: 87x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,5°C, SpO2: 98% • Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN melemah atas  RIC VI - RIC VI  bawah menghilang
  • 48. • WSD H6 menempel pada dinding dada No 10. Luka tampak kering • Undulasi (+), Bubble (+), Cairan (+), Kulit krepitasi: (+) disekitar tube • A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru • Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis P/ Spirometri insentif, follow up ADA cairan pleura Terapi: IVFD NaCL 0,9 % 500cc/12jam, N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H2)
  • 49. • 08/10/2022 • S/ Sesak napas (+) berkurang • Batuk (+) • Demam (-) • O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 112/78 mmHg, HR: 89 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,7 °C, SpO2: 98% terpasang oksigen nk 3 lpm • Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN melemah atas  RIC VI - RIC VI  bawah menghilang
  • 50. • WSD H7 menempel pada dinding dada No 10. Luka tampak kering,tenang • Undulasi (+), Bubble (+), Cairan (+), Kulit krepitasi: (+) disekitar tube • A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis • Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis P/ Spirometri insentif, follow up ADA cairan pleura Terapi: IVFD NaCL 0,9 % 500cc/12jam, N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H3)
  • 51. • 09/10/2022 • S/ Sesak napas (+) berkurang • Batuk (+) • Demam (-) • Nyeri dada (-) • O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 115/87 mmHg, HR: 87x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,5°C, SpO2: 98% on NK 3 lpm • Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri=SN melemah atas  RIC VI - RIC VI  bawah menghilang
  • 52. • WSD H8 menempel pada dinding dada No 10. Luka tampak kering • Undulasi (+), Bubble (+), Cairan (+), Kulit krepitasi: (+) disekitar tube • A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis • Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis P/ Spirometri insentif, follow up ADA cairan pleura Terapi: N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H4)
  • 53. • 10/10/2022 • S/ Sesak napas (+) berkurang • Batuk (+) • Demam (-) • Nyeri dada (-) • O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 118/87 mmHg, HR: 84x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,6°C, SpO2: 98% on NK 3 lpm • Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN melemah atas  RIC VI - RIC VI  bawah menghilang
  • 54. • WSD H9 menempel pada dinding dada No 10. Luka tampak kering • Undulasi (+), Bubble (-), Cairan (-), Kulit krepitasi: (+) disekitar tube • A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis • Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis P/ Spirometri insentif, follow up ADA cairan pleura, Terapi: N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H5) Terapi Interne : inj levemir 1x6 iu, inj novorapid 3x4 iu
  • 55. • 11/10/2022 • S/ Sesak napas (+) berkurang • Batuk (+) • Demam (-) • Nyeri dada (-) • O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 110/80 mmHg, HR: 98x/menit, RR: 20x/menit, T: 36,7°C, SpO2: 98% • Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN melemah atas  RIC VI - RIC VI  bawah menghilang
  • 56. • WSD H10 menempel pada dinding dada No 10. Luka hiperemis • Undulasi (+), Bubble (-), Cairan (-) Kulit krepitasi: (+) disekitar tube • A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis • Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis P/ Spirometri insentif, Perawatan luka 3 kali seminggu, aspiraso, follow up sesak jika bubble (+) lakukan rontgen ulang Terapi: N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H6), Vitamin B6 1x10 mg Terapi Interne : inj levemir 1x6 iu, inj novorapid 3x4 iu
  • 57. • 12/10/2022 • S/ Sesak napas (-) • Batuk (+) • Demam (-) • Nyeri dada (-) • O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 125/64 mmHg, HR: 84x/menit, RR: 18x/menit, T: 36,7°C, • Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN atas - RIC VI : brokovesikuler, RIC VI - bawah : melemah
  • 58. • WSD H11 menempel pada dinding dada No 10. Luka hiperemis • Undulasi (+), Bubble (-), Cairan (-) , Kulit krepitasi: (+) berkurang • A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis • Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis P/ Spirometri insentif, Perawatan luka 3 kali seminggu, aspirasi bubble lalu rontgen ulang Terapi: N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H7), Vitamin B6 1x10 mg Terapi Interne : inj levemir 1x6 iu, inj novorapid 3x4 iu
  • 59. • 13/10/2022 • S/ Sesak napas (-) • Batuk (+) • Demam (-) • Nyeri dada (-) • O/ KU: Sedang, Kes: CMC, TD: 104/76 mmHg, HR: 100x/menit, RR: 18x/menit, T: 36,7°C, • Paru: Kanan = SN Bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-), Kiri = SN atas - RIC VI : brokovesikuler, RIC VI - bawah : melemah
  • 60. • WSD H12 menempel pada dinding dada No 10. Luka hiperemis • Undulasi (+), Bubble (-), Cairan (-) , Kulit krepitasi: (+) berkurang • A/ Hidropneumotoraks sinistra ec TB Paru kasus baru terkonfirmasi bakteriologis • Diagnosis Tambahan : DM Tipe II + emfisema subkutis P/ Spirometri insentif, Perawatan luka 3 kali seminggu, aspirasi bubble lalu rontgen ulan, pasang pneumovalve Terapi: N-asetilsistein 2x200 mg po, As. Mefenamat 3x500 mg po + OAT 4 DC 1x4 tablet (H8), Vitamin B6 1x10 mg Terapi Interne : inj levemir 1x6 iu, inj novorapid 3x4 iu
  • 61.
  • 62.
  • 63.
  • 65. DISKUSI Pasien datang dengan keluhan utama sesak napas semakin meningkat sejak 1 minggu yang lalu. Sesak napas sudah ada sejak 1 tahun lalu, tidak menciut, dan meningkat saat batuk. Penyakit pulmonal bisa akibat  adanya keganasan, PPOK, gangguan pleura/efusi pleura, pneumotoraks, hipertensi pulmonal.
  • 66. DISKUSI Pasien ada keluhan batuk yang sudah ada sejak setahun yang lalu. Batuk berdahak kekuningan, hilang timbul. Pasien juga ada batuk berdarah. Penyebab batuk kronik berdahak  bronkitis kronik atau adanya infeksi TB, atau bronkiektasis
  • 67. DISKUSI Pasien ada keluhan nyeri dada sejak 1 minggu. Di sebelah kiri, tidak menjalar, meningkat saat aktivitas dan batuk. Nyeri dada akibat aktivitas dapat diakibatkan oleh penyakit jantung namun nyeri tidak menjalar. Bisa diakibatkan oleh tekanan dari penumotoraks atau adanya infeksi seperti TB atau pneumonia.
  • 68. DISKUSI Riwayat demam sebulan yang lalu. ● Adanya demam dan keringat malam dapat menandakan bahwa adanya infeksi. Penurunan nafsu makan ada sejak 6 bulan ini dan Penurunan berat badan ada, 15 kg dalam 6 bulan ini ( 90 kg  75 kg 16%) ● Adanya penyakit keganasan, infeksi TB atau HIV, serta gangguan kronik seperti PPOK dapat menyebabkan penurunan berat badan
  • 69. DISKUSI Pasien ada merokok selama 18 tahun sebanyak 20 batang/hari, berhenti sejak 10 hari ini (IB sedang). Merokok merupakan salah satu penyebab utamanya terjadinya penyakit PPOK, namun dari usia biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun, sedangkan pasien berumur di bawah 40 tahun. Merokok juga dapat menyebabkan adanya injury atau perlukaan pada saluran napas.
  • 70. DISKUSI Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan dada kiri lebih cembung dan pergerakan terlambat. Serta fremitus kiri melemah. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya tekanan ataupun massa yang terdapat pada paru kiri. Seperti pada keganasan, atau pneumothoraks, atau adanya efusi pleura.
  • 71. DISKUSI Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan suara napas melemah. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya massa atau cairan yang terkumpul pada paru, sehingga menyebabkan perfusi udara berkurang
  • 72. DISKUSI Pada pemeriksaan rontgen ditemukan gambaran hiperlusen avascular pada hemitoraks kiri disertai dengan pendorangan mediastinum, tampak fibroinfiltrat di lapang paru dextra. Hal ini menggambarkan adanya cairan atau hidropneumotoraks pada paru kiri, ditandai juga dengan adanya infeksi lama dari TB sehingga muncul gambaran fibroinfiltrat.
  • 73. DISKUSI Pasien ditegakkan hidropneumotoraks sinistra ec. Susp TB paru. Maka dari itu, pasien dilakukan tatalaksana pneumotoraks dengan pemasnagan WSD, serta untuk memastikan susp. TB, pasien dilakukan cek TCM Sputum.
  • 74. DISKUSI Regimen pengobatan terbaru pasien, termasuk pemebrian IVFD NaCl 0,9%, N-asetilsistein, as.mefenamat, dan OAT 4 FDC. IVFD diberikan untuk asupan nutrisi pasien, n-asetilsistein sebagai mukolitik dan obat batuk pasien, as.mefenamat untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien, serta OAT 4 FDC karena pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.

Editor's Notes

  1. Levemir adalah insulin buatan yang cara pakainya dilakukan dengan menyuntikkan ke jaringan subkutan (atau disebut juga jaringan di bawah kulit). Suntikkan ini ke dalam tubuh Anda tepat sesuai dengan yang diinstruksikan dokter Anda. Dosis bersifat individual. Dosis awal: 10 Unit atau 0,1-0,2 Unit/kg berat badan, diberikan 1 kali sehari melalui injeksi sub kutan (melalui bawah kulit) dan dalam kombinasi dengan antidiabetes oral atau tambahan liraglutide atau lixisenetide. Dapat digunakan sendiri sebagai insulin basal atau kombinasi dengan insulin bolus. Novorapid termasuk dalam golongan obat keras, penggunaanny harus berdasarkan rekomendasi dokter. Dosis individual Subkutan. Dosis umum: 0,5-1 Unit/kgBB setiap hari dalam kombinasi dengan insulin kerja menengah atau jangka panjang. Infus IV: 0,05-1 U / mL.
  2. Levemir adalah insulin buatan yang cara pakainya dilakukan dengan menyuntikkan ke jaringan subkutan (atau disebut juga jaringan di bawah kulit). Suntikkan ini ke dalam tubuh Anda tepat sesuai dengan yang diinstruksikan dokter Anda. Dosis bersifat individual. Dosis awal: 10 Unit atau 0,1-0,2 Unit/kg berat badan, diberikan 1 kali sehari melalui injeksi sub kutan (melalui bawah kulit) dan dalam kombinasi dengan antidiabetes oral atau tambahan liraglutide atau lixisenetide. Dapat digunakan sendiri sebagai insulin basal atau kombinasi dengan insulin bolus. Novorapid termasuk dalam golongan obat keras, penggunaanny harus berdasarkan rekomendasi dokter. Dosis individual Subkutan. Dosis umum: 0,5-1 Unit/kgBB setiap hari dalam kombinasi dengan insulin kerja menengah atau jangka panjang. Infus IV: 0,05-1 U / mL.
  3. Levemir adalah insulin buatan yang cara pakainya dilakukan dengan menyuntikkan ke jaringan subkutan (atau disebut juga jaringan di bawah kulit). Suntikkan ini ke dalam tubuh Anda tepat sesuai dengan yang diinstruksikan dokter Anda. Dosis bersifat individual. Dosis awal: 10 Unit atau 0,1-0,2 Unit/kg berat badan, diberikan 1 kali sehari melalui injeksi sub kutan (melalui bawah kulit) dan dalam kombinasi dengan antidiabetes oral atau tambahan liraglutide atau lixisenetide. Dapat digunakan sendiri sebagai insulin basal atau kombinasi dengan insulin bolus. Novorapid termasuk dalam golongan obat keras, penggunaanny harus berdasarkan rekomendasi dokter. Dosis individual Subkutan. Dosis umum: 0,5-1 Unit/kgBB setiap hari dalam kombinasi dengan insulin kerja menengah atau jangka panjang. Infus IV: 0,05-1 U / mL.
  4. Levemir adalah insulin buatan yang cara pakainya dilakukan dengan menyuntikkan ke jaringan subkutan (atau disebut juga jaringan di bawah kulit). Suntikkan ini ke dalam tubuh Anda tepat sesuai dengan yang diinstruksikan dokter Anda. Dosis bersifat individual. Dosis awal: 10 Unit atau 0,1-0,2 Unit/kg berat badan, diberikan 1 kali sehari melalui injeksi sub kutan (melalui bawah kulit) dan dalam kombinasi dengan antidiabetes oral atau tambahan liraglutide atau lixisenetide. Dapat digunakan sendiri sebagai insulin basal atau kombinasi dengan insulin bolus. Novorapid termasuk dalam golongan obat keras, penggunaanny harus berdasarkan rekomendasi dokter. Dosis individual Subkutan. Dosis umum: 0,5-1 Unit/kgBB setiap hari dalam kombinasi dengan insulin kerja menengah atau jangka panjang. Infus IV: 0,05-1 U / mL.