Pasien laki-laki berusia 35 tahun dengan keluhan sesak nafas yang meningkat selama sebulan terakhir. Pemeriksaan fisik menunjukkan pernapasan kiri tertinggal dan suara nafas melemah di paru kiri. Rontgen thoraks menunjukkan hiperlusen avascular pada hemitoraks kiri disertai pendorongan mediastinum. Diagnosis hidropneumotoraks kiri ditegakkan.
1. HIDROPNEUMOTHORAKS
O L E H :
U L FA H U L K A R I M A H : 1 8 1 0 3 1 3 0 3 5
P E M B I M B I N G :
d r. R U S S I L AWA T I , . S p . P ( K )
Case Report
Session
3. Hidropneumothorak adalah keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam
rongga pleura yang bisa menyebabkan kolapsnya jaringan paru.
Belum terdapat penelitian mengenai seberapa besarnya insiden dan prevalensi
dari hidropneumtoraks, namun untuk pneumotoraks Insidennya mencapai 2,4-
17,8 per 100.000/tahun yang lebih sering pada laki-laki dan usia dekade 3 dan
4.
Pneumothoraks dapat terjadi spontan atau traumatik.
Pneumothoraks spontan dibagi menjadi primer dan sekunder.
Pneumothoraks Primer jika penyebab tidak diketahui, dan sekunder jika ada
penyakit dasar yang menyertai.
Pneumothoraks Traumatik dibagi menjadi iatrogenik dan bukan iatrogenik.
4. Tanda dan gejala yang timbul pada hidropneumotoraks tergantung
pada besarnya kerusakan yang terjadi pada sub pleura dan ada tidaknya
komplikasi penyakit paru.
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan radiologi.
Penatalaksaan ditujukan untuk menghilangkan keluhan pasien,
menurunkan kecenderungan untuk berulang kembali dan pengobatan
terhadap penyakit dasar.
5. Tujuan Penulisan
• Penulisan Case Report Session ini bertujuan untuk mengetahui definisi,
anatomi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis,
pemeriksaan penunjang, tatalaksana, komplikasi dan prognosis
Hidropneumothoraks.
Batasan Masalah
• Penulisan Case Report Session ini membahas tentang definisi, anatomi,
epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, diagnosis, pemeriksaan
penunjang, tatalaksana, komplikasi dan prognosis Hidropneumothoraks.
Metode Penulisan
• Penulisan Case Report Session ini menggunakan tinjauan kepustakaan
yang merujuk kepada berbagai literatur.
7. DEFINISI PNEUMOTORAKS
Pneumotorak adalah suatu keadaan terdapatnya akumulasi udara
di rongga pleura yang dapat menyebabkan kolaps paru.
Biasanya, udara yang masuk ke rongga pleura berasal dari
kebocoran paru yang sudah ada kelainan sebelumnya, dan bisa berasal
dari luar akibat trauma dinding dada.
8. DEFINISI HIDROPNEUMOTORAKS
• Hydropneumothorax adalah suatu keadaan dimana
terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura yang
mengakibatkan kolapsnya jaringan paru. Cairan ini bisa
juga disertai dengan nanah (empyema) dan hal ini di
namakan dengan pyopneumothoraks.
10. Sumber gambar: Tortora GJ & Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology. 13th ed. New Jersey: Wiley; 2011.
11. EPIDEMIOLOGI
• Pencatatan mengenai insiden pneumothorax
berkisar antara 2,4-17,8 per 100.000 penduduk
per tahun.
• laki-laki 5 kali lebih berisiko dibanding
perempuan
• Pada kurang lebih 25% penderita pneumothorax
ditemukan juga sedikit cairan dalam pleuranya.
12. ETIOLOGI
• Trauma
• Pembedahan
• Riwayat terkini thoracosintesis untuk mengeluarkan
cairan pleura
• Fistula bronchopleural yang merupakan akibat dari
suatu tumor, pembedahan atau infeksi.
13. PATOMEKANISME
Infeksi TB paru
Fistel bronchopleural
Ekstravasasi
Kavitas penuh
bakteri
Ruptur
Udara masuk
dari paru
Trauma
Hydropneumothorax
(foto thorax)
Udara masuk
dari luar
Thoracosintesis Bedah
Produksi cairan ↑ Sebab sekunder
14. PNEUMOTHORAX
Pneumothoraks terjadi ketika
udara memasuki rongga pleura
Pleura viseral terlihat sebagai garis
tipis putih dengan kedua sisi
diantaranya berisikan udara
Gambaran radiologi: adanya
bayangan radiolusen tanpa struktur
jaringan paru (avaskuler pattern)
dengan batas paru berupa garis
radioopak tipis berasal dari pleura
viseral (visceral pleural white
line)
Pneumothorax luas akan menekan
jaringan paru ke arah hilus atau
paru menjadi kuncup/kolaps di
daerah hilus dan mendorong
mediastinum ke arah kontralateral
Sumber gambar: Herring W. Learning Radiology: Recognizing The Basic. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
15. HYDROPNEUMOTHORAX
Pada foto thorax (PA/AP),
hydropneumothrax
menunjukkan gambaran air-
fluid level pada hemithorax
yang ditandai dengan
pinggiran lurus dan tajam
Sumber gambar: Herring W. Learning Radiology: Recognizing The Basic. 3rd ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
17. PEMERIKSAAN FISIK
• mungkin terlihat sesak nafas
• Pergerakan dada berkurang
• Asimetris
• Spatium interkostalismelebar
• Fremitus melemah,
• Trakea tergeser ke arah yang
sehat
• Iktus kordis tidak teraba atau
tergeser ke arah yang sehat.
• Sonor,
• Hipersonor
• Timpani
suara nafas yang melemah
sampai menghilang.
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Inspeksi
18. DIAGNOSIS BANDING
Hydropneumothorax Abses Paru Pyopneumothorax Haemopneumothorax
Letak lesi Cavum pleura Parenkim paru Cavum pleura Cavum pleura
Etiologi Tramua, pembedahan,
riwayat thoracosintesis
Infeksi Infeksi Trauma
Gambaran
radiologi
Air-fluid level, hiperlusen
avaskular
Cavitas dengan
thick wall, dinding
irreguler, air-fluid
level
Air-fluid level,
hiperlusen
avaskular, pleural
thick line
Air-fluid level,
hiperlusen avascular,
multiple fraktur
Cairan
hasil
pungsi
Transudat, eksudat,
darah, pus
Tidak dilakukan
pungsi
Pus Darah
20. PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI PROGNOSIS
Water Sealed Drainage
(WSD): tindakan invasif
yang dilakukan untuk
mengeluarkan udara,
cairan (darah, pus) dari
rongga pleura, rongga
thoraks, dan
mediastinum dengan
menggunakan pipa
penghubung
Emfisema: perubahan anatomi paru
yang ditandai dengan perubahan
abnormal saluran udara (pelebaran
rongga udara) yang terjadi karena
kerusakan dinding asinus yang
terdapat di bagian distal bronkus
terminal. Emfisema yang terjadi
merupakan emfisema kompensasi
yang merupakan usaha tubuh
secara fisiologis untuk
menggantikan jaringan paru yang
tidak berfungsi
Dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN, KOMPLIKASI &
PROGNOSIS
22. IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. RGP
• Usia : 35 tahun
• Alamat : Pariaman
• Pekerjaan : Advokat
• Status Kawin : Kawin
• Suku : Minang
• Agama : Islam
• No. MR : 00.77
23. ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Sesak nafas yang meningkat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sesak nafas meningkat sejak 1 minggu yang lalu, tidak menciut. Sesak dirasakan meningkat sejak
pasien batuk keras dan beraktivitas. Sesak napas sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, tetapi
tidak pernah dibawa berobat.
• Batuk ada sejak 1 tahun ini, berdahak encer, warna kekuningan , hilang timbul, meningkat 1 minggu
terakhir
• Batuk darah ada 1 hari yang lalu, lengket sedikit di dahak. Riwayat batuk darah ada pada 6 bulan
yang lalu
• Nyeri dada seperti terhimpit ada sejak 1 minggu ini, nyeri di sebelah kiri, tidak menjalar dan nyeri
meningkat dengan aktivitas dan batuk
• Demam ada sejak 1 bulan ini, tidak tinggi, hilang timbul
• Keringat malam ada sejak 1 bulan yang lalu
24. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Penurunan berat badan ada 95 kg --> 75 kg (16%) dalam setahun
• Suara serak tidak ada, nyeri dan sukar menelan tidak ada
• Mual muntah tidak ada
• BAB dan BAK tidak ada keluhan
25. ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat TB tidak ada
• Riwayat keganasan tidak ada
• Riwayat diabetes melitus tidak ada
• Riwayat hipertensi tidak ada
• Riwayat penyakit jantung tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat TB paru pada keluarga tidak ada
• Riwayat keluarga penyakit jantung tidak ada
• Riwayat keluarga dengan hipertensi dan DM tidak ada
• Riwayat asma dan PPOK tidak ada
26. ANAMNESIS
Riwayat Pekerjaan, Sosial dan Ekonomi
• Pasien seorang advokat domisili pariaman dengan 4 anggota keluarga (salah satunya
anak usia 2 th) tidak ada keluhan resporasi
• Pasien merokok sejak usia 17 tahun selama 18 tahun, 20 batang
perhari berhenti 10 hari sebelum masuk rumah sakit. (perokok, IB
sedang)
• Rumah permanen, lantai retak tidak ada, ventilasi dan pencahayaan baik
Riwayat Pengobatan
• Tidak ada Riwayat pengobatan sebelumnya.
27. KU Kes TD Nadi Nafas Suhu SpO2
Sedang cmc 128/87
mmhg
113 x /
menit
25 x /
menit
36,7 0 C 98% on
NK 5
lpm
BB : 75 Kg
TB : 170 cm
28. • Sianosis : tidak ada
• Ikterus : tidak ada
• Edema : tidak ada
• Anemis : tidak ada
• Kulit : teraba hangat, turgor kulit normal
• KGB : tidak ada pembesaran KGB
• Kepala : normocephal
• Rambut : normal, tidak mudah dicabut
• Wajah dan leher : normal, tidak ada pembengkakan.
• Mata : pupil isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
• Telinga : otorhea (-)
• Hidung : rhinorea (-)
• Tenggorok : tidak ada kelainan
• Gigi dan mulut : tidak ada kelainan.
• Leher : tidak ada kelainan.
29. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di 1 jari lateral LMCS
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : jejas (-), distensi (-), sikatrik (-).
• Palpasi : supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), krepitasi (-)
• Perkusi : timpani
• Auskultasi : bising usus (+) normal
Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2, Edema tungkai -/- clubbing finger -/-
30. KGB : tidak teraba pembesaran KGB
Pemeriksaan Fisik Paru
Inspeksi Statis = dinding dada kiri lebih cembung dada kanan
Dinamis = pergerakan dinding dada kiri tertinggal dari kanan
Palpasi Fremitus kiri lebih lemah dari kiri
Perkusi Tidak dilakukan
Auskultasi Kanan: suara nafas bronkovesiluler, Rh + Wh -
Kiri : suara nafas atas sampai RIC VI melemah, RIC VII sampai
bawah menghilang.
32. RONTGEN THORAKS
Kesan :
Hiperlusen avascular pada hemitoraks
kiri disertai dengan pendorongan
mediastinum ke arah kontralateral.
tampak fibroinfiltrat di lapang paru
dekstra.
Kesimpulan: Hidropneumothoraks
sinistra
RSUD Padang Pariaman
01/10/2022
Fibroinfiltrat
Hiperlusen
avaskular
33. DIAGNOSIS KERJA
Hidropneumothoraks sinistra ec. Susp. TB paru
Diagnosis tambahan:
DM tipe II baru dikenal
DIAGNOSIS BANDING
Hidropneumothoraks sinistra ec. PPOK + DM Tipe II
34. PENATALAKSANAAN
• 02/10/22
• Telah dilakukan pemasangan toraks tube No. 28 di sambungkan ke
selang WSD di linea mid aksilaris RIC VI Sinistra, Kondisi post
tindakan : sesak nafas berkurang, batuk ada, demam tidak ada, terasa
nyeri di tempat pemasangan WSD
• IVFD NaCl 0,9% / 12 jam
• N-acetylsistein 2x200 mg
• Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
35. FOLLOW UP POST PEMASANGAN WSD
S/ Sesak napas berkurang, demam (-), batuk (-), nyeri dada (-)
O/ KU: sedang, Kes: CM, TD: 140/90
N: 110x, RR: 24x
Paru : Ka : SN bronkovesikuler, Rh (+), Wh (-)
Ki : SN melemah
WSD : bubble (+), undulasi (+), cairan (+) 150 cc, kesan WSD lancar
36. A/ Hidropneumothoraks sinistra ec susp. TB paru terpasang
WSD Hari-1 + DM tipe II
Dd/ Hidropneumothoraks sinistra ec susp. PPOK
P/ Pantau vital sign post Tindakan, rontgen toraks post
pemasangan WSD.
37. RSUP Dr. M. Djamil Padang
02/09/2022
Fibroinfiltrat
Hiperlusen
avaskular
38. PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
39. FOLLOW UP
03/10/2022
S/ sesak nafas (+) Berkurang , batuk (-), demam (-), nyeri dada (-)
O/
• KU : sakit sedang,
• Kes : CMC
• TD : 110/70 mmHg
• Nadi : 89 x/menit
• Nafas : 20 x/menit
• Suhu : 36,9 0 C
• SpO2 : 98 % on NK 3 LPM
Kanan: suara nafas bronkovesiluler, rh + wh -
Kiri : SN melemah atas RIC VI - RIC VI bawah menghilang
65. DISKUSI
Pasien datang dengan keluhan utama sesak napas semakin
meningkat sejak 1 minggu yang lalu.
Sesak napas sudah ada sejak 1 tahun lalu, tidak menciut, dan
meningkat saat batuk.
Penyakit pulmonal bisa akibat adanya keganasan, PPOK,
gangguan pleura/efusi pleura, pneumotoraks, hipertensi
pulmonal.
66. DISKUSI
Pasien ada keluhan batuk yang sudah ada sejak setahun
yang lalu.
Batuk berdahak kekuningan, hilang timbul. Pasien juga ada
batuk berdarah.
Penyebab batuk kronik berdahak bronkitis kronik atau
adanya infeksi TB, atau bronkiektasis
67. DISKUSI
Pasien ada keluhan nyeri dada sejak 1 minggu. Di sebelah
kiri, tidak menjalar, meningkat saat aktivitas dan batuk.
Nyeri dada akibat aktivitas dapat diakibatkan oleh penyakit
jantung namun nyeri tidak menjalar. Bisa diakibatkan oleh
tekanan dari penumotoraks atau adanya infeksi seperti TB atau
pneumonia.
68. DISKUSI
Riwayat demam sebulan yang lalu.
● Adanya demam dan keringat malam dapat menandakan
bahwa adanya infeksi.
Penurunan nafsu makan ada sejak 6 bulan ini dan
Penurunan berat badan ada, 15 kg dalam 6 bulan ini ( 90 kg
75 kg 16%)
● Adanya penyakit keganasan, infeksi TB atau HIV, serta
gangguan kronik seperti PPOK dapat menyebabkan
penurunan berat badan
69. DISKUSI
Pasien ada merokok selama 18 tahun sebanyak 20
batang/hari, berhenti sejak 10 hari ini (IB sedang).
Merokok merupakan salah satu penyebab utamanya terjadinya
penyakit PPOK, namun dari usia biasanya terjadi pada usia di
atas 40 tahun, sedangkan pasien berumur di bawah 40 tahun.
Merokok juga dapat menyebabkan adanya injury atau
perlukaan pada saluran napas.
70. DISKUSI
Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan dada kiri lebih
cembung dan pergerakan terlambat. Serta fremitus kiri
melemah.
Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya tekanan ataupun massa
yang terdapat pada paru kiri. Seperti pada keganasan, atau
pneumothoraks, atau adanya efusi pleura.
71. DISKUSI
Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan suara napas
melemah.
Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya massa atau cairan yang
terkumpul pada paru, sehingga menyebabkan perfusi udara
berkurang
72. DISKUSI
Pada pemeriksaan rontgen ditemukan gambaran
hiperlusen avascular pada hemitoraks kiri disertai dengan
pendorangan mediastinum, tampak fibroinfiltrat di lapang
paru dextra.
Hal ini menggambarkan adanya cairan atau hidropneumotoraks
pada paru kiri, ditandai juga dengan adanya infeksi lama dari
TB sehingga muncul gambaran fibroinfiltrat.
73. DISKUSI
Pasien ditegakkan hidropneumotoraks sinistra ec. Susp TB
paru.
Maka dari itu, pasien dilakukan tatalaksana pneumotoraks
dengan pemasnagan WSD, serta untuk memastikan susp. TB,
pasien dilakukan cek TCM Sputum.
74. DISKUSI
Regimen pengobatan terbaru pasien, termasuk pemebrian
IVFD NaCl 0,9%, N-asetilsistein, as.mefenamat, dan OAT 4
FDC.
IVFD diberikan untuk asupan nutrisi pasien, n-asetilsistein
sebagai mukolitik dan obat batuk pasien, as.mefenamat untuk
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien, serta OAT 4
FDC karena pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.
Editor's Notes
Levemir adalah insulin buatan yang cara pakainya dilakukan dengan menyuntikkan ke jaringan subkutan (atau disebut juga jaringan di bawah kulit). Suntikkan ini ke dalam tubuh Anda tepat sesuai dengan yang diinstruksikan dokter Anda.
Dosis bersifat individual.
Dosis awal: 10 Unit atau 0,1-0,2 Unit/kg berat badan, diberikan 1 kali sehari melalui injeksi sub kutan (melalui bawah kulit) dan dalam kombinasi dengan antidiabetes oral atau tambahan liraglutide atau lixisenetide. Dapat digunakan sendiri sebagai insulin basal atau kombinasi dengan insulin bolus.
Novorapid termasuk dalam golongan obat keras, penggunaanny harus berdasarkan rekomendasi dokter. Dosis individual Subkutan. Dosis umum: 0,5-1 Unit/kgBB setiap hari dalam kombinasi dengan insulin kerja menengah atau jangka panjang. Infus IV: 0,05-1 U / mL.
Levemir adalah insulin buatan yang cara pakainya dilakukan dengan menyuntikkan ke jaringan subkutan (atau disebut juga jaringan di bawah kulit). Suntikkan ini ke dalam tubuh Anda tepat sesuai dengan yang diinstruksikan dokter Anda.
Dosis bersifat individual.
Dosis awal: 10 Unit atau 0,1-0,2 Unit/kg berat badan, diberikan 1 kali sehari melalui injeksi sub kutan (melalui bawah kulit) dan dalam kombinasi dengan antidiabetes oral atau tambahan liraglutide atau lixisenetide. Dapat digunakan sendiri sebagai insulin basal atau kombinasi dengan insulin bolus.
Novorapid termasuk dalam golongan obat keras, penggunaanny harus berdasarkan rekomendasi dokter. Dosis individual Subkutan. Dosis umum: 0,5-1 Unit/kgBB setiap hari dalam kombinasi dengan insulin kerja menengah atau jangka panjang. Infus IV: 0,05-1 U / mL.
Levemir adalah insulin buatan yang cara pakainya dilakukan dengan menyuntikkan ke jaringan subkutan (atau disebut juga jaringan di bawah kulit). Suntikkan ini ke dalam tubuh Anda tepat sesuai dengan yang diinstruksikan dokter Anda.
Dosis bersifat individual.
Dosis awal: 10 Unit atau 0,1-0,2 Unit/kg berat badan, diberikan 1 kali sehari melalui injeksi sub kutan (melalui bawah kulit) dan dalam kombinasi dengan antidiabetes oral atau tambahan liraglutide atau lixisenetide. Dapat digunakan sendiri sebagai insulin basal atau kombinasi dengan insulin bolus.
Novorapid termasuk dalam golongan obat keras, penggunaanny harus berdasarkan rekomendasi dokter. Dosis individual Subkutan. Dosis umum: 0,5-1 Unit/kgBB setiap hari dalam kombinasi dengan insulin kerja menengah atau jangka panjang. Infus IV: 0,05-1 U / mL.
Levemir adalah insulin buatan yang cara pakainya dilakukan dengan menyuntikkan ke jaringan subkutan (atau disebut juga jaringan di bawah kulit). Suntikkan ini ke dalam tubuh Anda tepat sesuai dengan yang diinstruksikan dokter Anda.
Dosis bersifat individual.
Dosis awal: 10 Unit atau 0,1-0,2 Unit/kg berat badan, diberikan 1 kali sehari melalui injeksi sub kutan (melalui bawah kulit) dan dalam kombinasi dengan antidiabetes oral atau tambahan liraglutide atau lixisenetide. Dapat digunakan sendiri sebagai insulin basal atau kombinasi dengan insulin bolus.
Novorapid termasuk dalam golongan obat keras, penggunaanny harus berdasarkan rekomendasi dokter. Dosis individual Subkutan. Dosis umum: 0,5-1 Unit/kgBB setiap hari dalam kombinasi dengan insulin kerja menengah atau jangka panjang. Infus IV: 0,05-1 U / mL.