1. Rupture Abdominal Aneurysm Aorta In Elderly:
The Role Of Multi Slice Computed Tomography
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS STASE RADIOLOGI
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN KARDIOLOGI DAN
KEDOKTERAN VASKULAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2021
Laporan Kasus Radiologi
Oleh:
dr. Agustinus Fatola
dr. Fathlina
dr. Ika Defriany
dr. Bambang Gunawan
Pembimbing:
dr. Nikmatia Latief, Sp.Rad (K)
2. Aneurisma aorta abdominalis (AAA) didefinisikan sebagai dilatasi aorta subdiafragma dengan
diameter lebih dari 3.0 cm.
AAA terjadi pada 4-7% pria dan 1% wanita usia 50 tahun keatas. Walaupun angka kejadiannya
lebih sering ditemukan pada pria, namun angka mortalitasnya pada wanita lebih besar, dan
lebih sering dengan presentasi rupture AAA
Ruptur AAA adalah keadaan gawat darurat yang menimbulkan perdarahan masif yang dapat
menyebabkan kematian sangat cepat, sering tidak sempat mendapat penanganan medis. Ini
terkait dengan kematian pra-rumah sakit yang tinggi
PENDAHULUAN
3. IDENTITAS
PASIEN
Nama : Tn L
Tgl.Lahi
r
: 12-31-1960 / 60Th
Jenis kelamin : Laki-Laki
No.MR : 956682
LAPORAN KASUS
4. Seorang laki-laki berusia 61 tahun dirujuk oleh internist dari
kabupaten Soppeng ke Pusat Jantung Terpadu (PJT) Rumah Sakit
Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar dengan diagnosis
Aneurisma Aorta Abdominalis suspek diseksi aorta dan kolik
abdomen
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri yang dirasakan
sejak satu minggu sebelum masuk rumah sakit di mana
intensitas nyeri bertambah kuat (VAS 4/10) dan frekuensi
timbulnya nyeri bertambah sering
Nyeri ini disertai nyeri pada punggung yang dirasakan terus -
menerus seperti dirobek, yang muncul tiba-tiba dan tidak
disertai keringat dingin. dan tidak dipicu oleh aktivitas. Sesak
nafas dan berdebar-debar tidak ada. Riwayat batuk dan
demam tidak ada. Pasien menyangkal adanya nyeri dada khas
angina
ANAMNESIS
5. Riwayat hipertensi baru diketahui sejak 1 tahun lalu
namun tidak rutin berobat. Riwayat diabetes tidak ada.
Riwayat merokok ada hingga sekarang sebanyak 1
bungkus/hari selama lebih dari 30 tahun terakhir hingga
saat ini
Saat di RS perujuk, pasien mendapatkan terapi
Candesartan 8mg/24 jam/oral. atorvastatin 20
mg/24 jam/oral, doxycycline 100 mg/24 jam/oral,
Bisoprolol 2.5 mg/24 jam/oral
6. Berat Badan : 70 kg, Tinggi Badan : 165cm
Konjungtiva Anemis (-), Sklera ikterik (-), Visus OD 6/6
(afakia), Visus OS 0
Suara nafas vesikular, wheezing (-) Dibagian punggung,
menonjol dari vertebra shift ke sisi kanan
S1/S2 Reguler, murmur (+), Tekanan darah : 150/60mmHg
Nadi : 75 x/menit, Pernapasan : 20 x/menit, Suhu : 36.6 °C
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan massa abdomen di regio kuadran kiri
bawah dengan ukuran kurang lebih 10 cm x 12 cm, batas tegas, tepi tumpul,
tidak nyeri tekan, tidak dapat digerakkan dari dasar (immobile), konsistensi
padat, dan berdenyut
9. • cardiomegaly
• dilatation et elongation aortae
• TB Paru Aktif Lesi Luas
• cardiomegaly
• dilatation et elongation aortae
• Efusi Pleura minimal bilateral terutama dekstra
10.
11.
12. Kesan
• Normal LV systolic function, EF 62.6% (TEICH)
• Normal RV systolic function, TAPSE 1,8 cm
• Global Normokinetic
• Aorta Ascendens 2,94 cm , Aorta Abdominalis 6.0 x 5.8 cm
19. ANATOMI AORTA ABDOMINAL
• Aorta adalah pembuluh darah terbesar dalam
sistem peredarah darah.
• aorta melewati diafragma, aorta
diklasifikasikan menjadi aorta abdominalis
kemudianbercabang menjadi arteri iliaka
komunis kiri dan arteri iliaka komunis
• Area aorta abdominalis dimulai dari hiatus
diafragma setentang T12
• Aorta abdominalis memiliki 3 cabang, yaitu;
arteri soliakus (setentang T12-L1), arteri
mesenterika superior (setentang L1- L2), serta
arteri mesenterika inferior (setentang L3 – L4
Leonard S Lily, MD Wolters Kluwer, MD Pathophysiology of Heart Disease : A collaborative Projects of Medical Student and Faculty, sixth edition, chapter 15 : Diseases Of the Peripheral Vasculature, 2016
20. DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI
AAAA pelebaran aorta infra renal minimal 1,5
x diameter normal/ minimal 50% dari diameter
normal aorta sesuai umur dan jenis kelamin yang
bersifat permanen dan ireversibel
• Penyebab kematian dini yang signifikan di seluruh
dunia tingkat mortalitas 2.8/100000
• Sekitar 10:100.000 orang di Amerika Serikat
mengalami aneurisma aorta setiap tahunnya
• Ruptur dan diseksi aorta lebih sering terjadi pada
aorta ascendens bila diameter > 60 mm (31 %
pasien ) dan aorta descendens bila > 70 mm (43 %
pasien ).
Laksono GA, Tahalele PL. A Systematic Overview Of Abdominal Aortic Aneurysm (AAA).
JOURNAL OF WIDYA MEDIKA JUNIOR. 2020 Feb 3;2(1):75-85
Guirguis-Blake JM, Beil TL, Senger CA, Coppola EL. Primary care screening for abdominal aortic
aneurysm: updated evidence report and systematic review for the US Preventive Services Task
Force. Jama. 2019 Dec 10;322(22):2219-38
21. ETIOLOGI
Tidak dapat dikontrol
Dapat dikontrol
Penyakit genetik ( Marfan Syndrome, Ehlers-Danlos
Syndrome, congenital defect )
aterosklerosis dan faktor resikonya termasuk
merokok, tekanan darah tinggi, dislipidemia, jenis
kelamin pria dan kelamin pria dan usia lanjut usia
lanjut.
Etiologi dari terjadinya AAA bervariasi tergantung dari lokasi dari lesi
Pada Kasus Kami
pasien mengalami AAA yang kemungkinan disebabkan oleh penyebab yang dapat dikontrol.
Lily Ismudiati, Faisal Baraas, Santoso Karo Karo, Buku Ajar Kardiologi Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Bab IX Penyakit Pembuluh Darah Perifer 2003
22. FAKTOR RISIKO DAN
PATOGENESIS
Pada Kasus Kami
dari anamnesis didapatkan riwayat merokok selama 30
tahuun, usia 61 tahun, dan jenis kelamin laki-laki
Keisler B, Carter C. Abdominal aortic aneurysm. American family physician. 2015 Apr 15;91(8):538-43
23. RISIKO RUPTUR
Pada Kasus Kami
• pasien memiliki ukuran diameter Aorta
Abdominalis 4.4cm x 4.2 cm
berdasarkan ekokardiografi dan ukuran
diameter aorta abdominalis sekitar 6.75
cm sepanjang 12 cm.
• Dilatasi dari aorta abdominalis ini
kemudian menyebabkan terjadinya
rupur
• Pasien ini memiliki ukuran diameter
sekitar 6.75 cm dimana risiko rupturnya
adalah 10-20 %.
Brewster DC, Cronenwett JL, Hallett Jr JW, Johnston KW, Krupski WC, Matsumura JS. Guidelines for the treatment of abdominal aortic aneurysms: report of a subcommittee of the Joint Council of the American
Association for Vascular Surgery and Society for Vascular Surgery. Journal of vascular surgery. 2003 May 1;37(5):1106-17
24. KLASIFIKASI ANEURISMA AORTA
ABDOMINALIS
Berdasarkan morfologi Berdasarkan hubungan dengan arteri renalis
Pada Kasus Kami
• Pasien termasuk AAA fusiform berdasarkan morfologinya, dan AAA infrarenal
berdasarkan hubungannya dengan arteri renalis.
• Ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan MSCTA thoracoabdominalis
Lily Ismudiati, Faisal Baraas, Santoso Karo Karo, Buku Ajar Kardiologi Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Bab IX Penyakit Pembuluh Darah Perifer 2003
25. Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Penunjang
Kebanyakan bersifat asimptomatik
Simptomatik nyeri dada, punggung, abdomen
Massa abdomen yang bersifat pulsatil
Triad ruptur aneurisma hipotensi, nyeri abdomen, massa abdomen pulsatil
Foto thoraks
USG abdomen
TTE
CT scan
2014 ESC Guidelines on the diagnosis and treatment of aortic diseases: document covering acute and chronic aortic diseases of the thoracic and abdominal aorta of the adult The
Task Force for the Diagnosis and Treatment of Aortic Diseases of the European Society of Cardiology (ESC). European heart journal, 35(41), 2873-2926.
26. Foto thoraks aneurisma aorta
Gambaran USG pada view transversal AAA
Draped aorta sign
Gambaran crescent sign high attenuation
Pada pasien ini didapatkan
adanya keluhan nyeri perut
yang disertai benjolan pada
perut. Pada pemeriksaan fisis
didapatkan anemis dan teraba
benjolan di perut yang bersifat
pulsatil. Kami mencurigai pasien
ini mengalami rupture aorta dd
diseksi aorta. Sehingga pasien
dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut. Pemeriksaan MSCT
thorako- abdominal dengan
kontras didapatkan adanya
aneurisma aorta abdominalis
infrarenal setinggi level CV L1-
L5 hingga a.illiaca komunis
bilateral disertai rupture dan
hematoma retroperitoneal.
Skandhan, A., Jones, J. Abdominal aortic aneurysm rupture.
Reference article, Radiopaedia.org. (accessed on 17 Dec 2021)
https://doi.org/10.53347/rID-25600
27. Terapi
Tujuan utama menurunkan shear stress pada segmen aorta dengan cara menurunkan tekanan darah
dan kontraktilitas jantung.
Terapi medis B blocker, ACE inhibitor, statin
Endovascular abdominal aortic aneurysm repair (EVAR)
Open surgical repair (OSR)
Pada pasien ini kemudian dikonsul ke Bedah Thoraks Kardiovaskuler dan dilakukan tindakan open surgery.
Braverman, AC; Schermerhorn, M (2018). Braunwald's heart disease: a textbook of cardiovascular medicine. BMH Medical Journal-ISSN 2348–392X, 5(2), 63-63
2014 ESC Guidelines on the diagnosis and treatment of aortic diseases: document covering acute and chronic aortic diseases of the thoracic and abdominal aorta of the adult The Task Force for the Diagnosis and Treatment of Aortic
Diseases of the European Society of Cardiology (ESC). European heart journal, 35(41), 2873-2926.
28. KESIMPULAN
Telah dilaporkan laporan kasus pasien laki- laki usia 60 tahun yang datang dengan presentasi
nyeri perut disertai adanya benjolan di perut.
Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan pasien mengalami aneurisma aorta disertai adanya
rupture pada retroperitoneal.
Penegakan diagnosis aneurisma aorta perlu dilakukan secara komprehensif dari anamnesis
hingga pemeriksaan penunjang.
CT scan dengan kontras dapat membantu dalam menegakkan diagnosis aneurisma aorta disertai
ruptur.