SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
CHIKUNGUNYA DAN
DEMAM BERDARAH
Dewinta Nur Alvionita, S.Si, M.Si
Demam Berdarah Dengue (DBD)
• Demam Berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Demam Berdarah (Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus). Virus dengue masuk
famili Flaviviridae dan genus Flavivirus.
• Terdapat 4 virus dengue, yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3
dan DEN-4. Begitu pulih dari demam berdarah,
imunitas akan terbentuk namun hanya sampai strain
tertentu sehingga dimungkinkan dapat terinfeksi lagi
Chikungunya
Chikungunya adalah infeksi Virus yang disebabkan oleh Chikungunya
Virus (CHKIV). Virus Chikungunya berasal dari Genus Alphavirus dan
family Togaviridae dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Jenis nyamuk
yang menularkan virus ini sama dengan yang menyebabkan Demam
Berdarah yaitu (Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus)
Di Indonesia, chikungunya juga dikaitkan dengan istilah flu tulang karena
infeksi virus ini memengaruhi persendian. Transmisi chikungunya dapat
melalui 2 siklus, yaitu urban dan sylvatik. Pada siklus urban, terjadi
transmisi dari manusia ke nyamuk, lalu ke manusia lain. Pada siklus
sylvatik, transmisi terjadi dari binatang ke nyamuk, lalu ke manusia. Masa
inkubasi chikungunya adalah 3–7 hari
Aedes aegypti
Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegepty
 memiliki bentuk relatif kecil.
 adanya corak loreng-loreng putih dan hitam
pada kaki dan bagian tubuh lainnya.
 Menggigit/menghisap darah manusia pada
pagi dan sore hari.
 Senang hinggap pada pakaian yang
digantung dikamar.
Pagi : 09.00 –10.00
Sore : 15.00 –16. 00
Jentik Nyamuk
Dari bentuk awal (telur) sampai dengan nyamuk dewasa
membutuhkan waktu 8 –10 hari
Epidemiologi demam dengue atau dengue fever (DF) menjadi beban kesehatan dunia,
karena penyebaran penyakit virus dengan vektor nyamuk Aedes sp ini terjadi paling cepat
di dunia. Penyakit ini umumnya lebih sering ditemukan pada wilayah tropis dan subtropis.
Beberapa bagian negara, seperti Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, dan Asia,
merupakan beberapa area endemis dengue.
PERKEMBANGAN DBD DI INDONESIA
TAHUN 1968 - 2021
01
52 Tahun Perkembangan Kasus DBD
 Rata – rata Peningkatan tertinggi Kasus Terjadi di setiap ± 10 tahun sekali.
 Dalam 5 tahun terakhir, rata – rata kasus DBD ditemukan sebanyak 121.191 kasus setiap tahunnya
 Secara significant terjadi penurunan angka kematian (CFR). Angka Kematian tertinggi terjadi pada
tahun 1968 (41,3 %) dan saat ini Angka Kematian 0,69 %
 Angka Kesakitan (IR) tertinggi terjadi pada tahun 2007 (71,78/100.000 pddk). IR Tahun 2019
tercatat 51,48/100.000 pddk
02
Penambahan Kasus Harian 2021
 Update penambahan kasus harian tercatat 212 kasus baru ditemukan
pada minggu ke 5 Tahun 2021
 Terdapat laporan kematian akibat DBD sebanyak 5 kematian
03
Situasi DBD Tahun 2020 *
Total Kasus 103.509 kasus dengan
Kematian 725 yang dilaporkan dari
475 kab/kota dari 34 provinsi
Situasi DBD Tahun 2021 sd Mg
Ke 5
Total Kasus 354 kasus dengan 5
Kematian yang dilaporkan dari 45
kab/kota dari 6 provinsi
Fase Demam Berdarah
Fase Demam Berdarah
Fase Demam ( hari 1 – 3)
• Demam Tinggi sampai 40 °C
• Disertai nyeri otot/diseluruh tubuh, sakit
kepala, sakit sekitar bola mata, mual
dan muntah
• Dianjurkan untuk banyak minum
Fase Kritis ( Hari 4 – 5)
• Fase “pengecoh”
• Ditandai dengan penurunan suhu tubuh sampai
37 °C
• Apabila tidak mendapatkan pengobatan,
trombosit akan terus menurun secara
drastis, dan pendarahan yang tidak
disadari (kebocoran pembuluh darah)
Fase Penyembuhan ( hari 6 – 7)
• Akan kembali merasakan demam
• Trombosit akan kembali naik
• Peningkatan nafsu makan.
Cara Mencegah Demam Berdarah
3 M
Menguras Bak Kamar
Mandi Minimal
Seminggu sekali
Menutup Tempat
Penampungan Air
Mengubur barang
bekas
Tambahan......
Menggunakan kelambu
J
angan menggantung
baju terlalu lama
Menggunakan lotion anti
nyamuk
Menghindari berpergian
ke daerah EndemisDBD
Menyemprotkan obat
pembasmi nyamuk/serangga
Fogging
Epidemiologi Chikungunya
Secara global, diperkirakan lebih dari 75% populasi dunia tinggal di daerah yang berisiko
terinfeksi chikungunya. Persebaran insidensi dilaporkan serupa pada semua kelompok usia,
dan juga berdasarkan jenis kelamin. Virus chikungunya pertama kali diidentifikasi pada
wabah yang terjadi di Tanzania pada tahun 1952–1953.
Di Asia, proporsi imunoglobuin G (IgG) paling tinggi yang pernah dilaporkan adalah di India,
yaitu 68% dan di Thailand, yaitu 62%. Sedangkan seroprevalensi terendah dilaporkan pada
negara-negara yang tidak pernah mengalami wabah, seperti Iran, Qatar, dan Singapura.
Pada benua Amerika, insidensi chikungunya tertinggi yang pernah dilaporkan adalah di
Suriname, yaitu sebanyak 2.670 kasus per 10.000 penduduk. Tingkat
IgG seropositivity berkisar antara 0–48%. Karakteristik wabah di benua Amerika adalah
wabah besar, diikuti penurunan angka transmisi pada area yang terkena wabah.
Di Eropa, dilaporkan terjadi 5 wabah antara tahun 2010–2017, 2 wabah terjadi di Italia dan 3
wabah terjadi di Perancis. Epidemiologi wabah di Eropa adalah adanya wabah berskala kecil
yang disebabkan oleh transmisi lokal, diikuti dengan peningkatan kasus impor. Berdasarkan
studi seroprevalensi, tingkat seropositivity berkisar antara 0,4% di Turki, dan 10% di Italia.
Epidemiologi Chikungunya
Data epidemiologi chikungunya di Indonesia dilaporkan pada tinjauan
sistematis oleh Harapan, et al. pada tahun 2019. Insidensi chikungunya
dilaporkan antara 0,16–36,2 kasus per 100.000 orang-tahun. Median
seroprevalensi antibodi imunoglobulin M (IgM) anti-CHIKV, baik pada
keadaan wabah atau bukan wabah, adalah 13,3%. Sedangkan median
antibodi IgG, baik pada keadaan wabah atau bukan wabah, adalah 18,5%.
Berdasarkan sequencing, didapatkan berbagai genotipe virus yang terdapat
di Indonesia. Sebanyak 92,3% disebabkan oleh genotipe Asia dan sisanya
disebabkan oleh genotipe East/Central/South African (ECSA)
Faktor Risiko penyebab terjadinya
Chikungunya :
- Perubahan iklim dan cuaca
- Mobilisasi penduduk dari dan ke daerah yang terinfeksi
- Perilaku masyarakat
- Sanitasi lingkungan
- Jenis kelamin, chikungunya banyak terjadi pada wanita dan anak-anak
karena mereka lebih banyak berada di rumah pada siang hari
Terima kasih

More Related Content

Similar to PPT CHIKUNGUNYA.pptx

Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaFauziacakrawinata
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaFauziacakrawinata
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesianidannrs2
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaYuliaulfah123
 
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENELaporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENEMuhtaSyam1
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfigdsadikin
 
Referat chikungunya
Referat chikungunyaReferat chikungunya
Referat chikungunyasoroylardo1
 
UJIAN PRAKTEK SIK 2019
UJIAN PRAKTEK SIK 2019UJIAN PRAKTEK SIK 2019
UJIAN PRAKTEK SIK 2019resna adtya
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueNajMah Usman
 
Kasus cikungunya 2013 2018
Kasus cikungunya 2013 2018Kasus cikungunya 2013 2018
Kasus cikungunya 2013 2018liapurnm
 
415 1924-1-pb.pdf
415 1924-1-pb.pdf415 1924-1-pb.pdf
415 1924-1-pb.pdfYus Ani
 
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docxFadhilah Culan
 
Investigasi Wabah.pptx
Investigasi Wabah.pptxInvestigasi Wabah.pptx
Investigasi Wabah.pptxRisha69
 
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanHIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanM Saidi Basri
 
Peranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang MerugikanPeranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang Merugikanirestya
 

Similar to PPT CHIKUNGUNYA.pptx (20)

Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di IndonesiaKematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di 5 Provinsi di Indonesia
 
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENELaporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
Laporan Investigasi Wabah Fix KAB. MAJENE
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
 
Bismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptx
Bismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptxBismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptx
Bismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptx
 
Referat chikungunya
Referat chikungunyaReferat chikungunya
Referat chikungunya
 
UJIAN PRAKTEK SIK 2019
UJIAN PRAKTEK SIK 2019UJIAN PRAKTEK SIK 2019
UJIAN PRAKTEK SIK 2019
 
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah DengueBAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
BAB 10 EPidemiologi Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue
 
Kasus cikungunya 2013 2018
Kasus cikungunya 2013 2018Kasus cikungunya 2013 2018
Kasus cikungunya 2013 2018
 
Dengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic FeverDengue Hemorargic Fever
Dengue Hemorargic Fever
 
DHF
DHFDHF
DHF
 
415 1924-1-pb.pdf
415 1924-1-pb.pdf415 1924-1-pb.pdf
415 1924-1-pb.pdf
 
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx
243547889 laporan-kedokteran-komunitas-skenario-1-docx
 
Investigasi Wabah.pptx
Investigasi Wabah.pptxInvestigasi Wabah.pptx
Investigasi Wabah.pptx
 
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm KewarganegaraanHIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
HIV/AIDS dalm Kewarganegaraan
 
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
Askep dhf AKPER PEMKAB MUNA
 
Peranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang MerugikanPeranan Virus Yang Merugikan
Peranan Virus Yang Merugikan
 
Referat.docx no name
Referat.docx no nameReferat.docx no name
Referat.docx no name
 

Recently uploaded

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilancahyadewi17
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 

Recently uploaded (20)

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilanpresentasi mola hidatidosa pada kehamilan
presentasi mola hidatidosa pada kehamilan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 

PPT CHIKUNGUNYA.pptx

  • 1. CHIKUNGUNYA DAN DEMAM BERDARAH Dewinta Nur Alvionita, S.Si, M.Si
  • 2. Demam Berdarah Dengue (DBD) • Demam Berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Demam Berdarah (Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus). Virus dengue masuk famili Flaviviridae dan genus Flavivirus. • Terdapat 4 virus dengue, yaitu virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Begitu pulih dari demam berdarah, imunitas akan terbentuk namun hanya sampai strain tertentu sehingga dimungkinkan dapat terinfeksi lagi
  • 3. Chikungunya Chikungunya adalah infeksi Virus yang disebabkan oleh Chikungunya Virus (CHKIV). Virus Chikungunya berasal dari Genus Alphavirus dan family Togaviridae dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Jenis nyamuk yang menularkan virus ini sama dengan yang menyebabkan Demam Berdarah yaitu (Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus) Di Indonesia, chikungunya juga dikaitkan dengan istilah flu tulang karena infeksi virus ini memengaruhi persendian. Transmisi chikungunya dapat melalui 2 siklus, yaitu urban dan sylvatik. Pada siklus urban, terjadi transmisi dari manusia ke nyamuk, lalu ke manusia lain. Pada siklus sylvatik, transmisi terjadi dari binatang ke nyamuk, lalu ke manusia. Masa inkubasi chikungunya adalah 3–7 hari
  • 4. Aedes aegypti Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegepty  memiliki bentuk relatif kecil.  adanya corak loreng-loreng putih dan hitam pada kaki dan bagian tubuh lainnya.  Menggigit/menghisap darah manusia pada pagi dan sore hari.  Senang hinggap pada pakaian yang digantung dikamar. Pagi : 09.00 –10.00 Sore : 15.00 –16. 00
  • 5. Jentik Nyamuk Dari bentuk awal (telur) sampai dengan nyamuk dewasa membutuhkan waktu 8 –10 hari
  • 6. Epidemiologi demam dengue atau dengue fever (DF) menjadi beban kesehatan dunia, karena penyebaran penyakit virus dengan vektor nyamuk Aedes sp ini terjadi paling cepat di dunia. Penyakit ini umumnya lebih sering ditemukan pada wilayah tropis dan subtropis. Beberapa bagian negara, seperti Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, dan Asia, merupakan beberapa area endemis dengue.
  • 7. PERKEMBANGAN DBD DI INDONESIA TAHUN 1968 - 2021 01 52 Tahun Perkembangan Kasus DBD  Rata – rata Peningkatan tertinggi Kasus Terjadi di setiap ± 10 tahun sekali.  Dalam 5 tahun terakhir, rata – rata kasus DBD ditemukan sebanyak 121.191 kasus setiap tahunnya  Secara significant terjadi penurunan angka kematian (CFR). Angka Kematian tertinggi terjadi pada tahun 1968 (41,3 %) dan saat ini Angka Kematian 0,69 %  Angka Kesakitan (IR) tertinggi terjadi pada tahun 2007 (71,78/100.000 pddk). IR Tahun 2019 tercatat 51,48/100.000 pddk 02 Penambahan Kasus Harian 2021  Update penambahan kasus harian tercatat 212 kasus baru ditemukan pada minggu ke 5 Tahun 2021  Terdapat laporan kematian akibat DBD sebanyak 5 kematian 03 Situasi DBD Tahun 2020 * Total Kasus 103.509 kasus dengan Kematian 725 yang dilaporkan dari 475 kab/kota dari 34 provinsi Situasi DBD Tahun 2021 sd Mg Ke 5 Total Kasus 354 kasus dengan 5 Kematian yang dilaporkan dari 45 kab/kota dari 6 provinsi
  • 8.
  • 10. Fase Demam Berdarah Fase Demam ( hari 1 – 3) • Demam Tinggi sampai 40 °C • Disertai nyeri otot/diseluruh tubuh, sakit kepala, sakit sekitar bola mata, mual dan muntah • Dianjurkan untuk banyak minum Fase Kritis ( Hari 4 – 5) • Fase “pengecoh” • Ditandai dengan penurunan suhu tubuh sampai 37 °C • Apabila tidak mendapatkan pengobatan, trombosit akan terus menurun secara drastis, dan pendarahan yang tidak disadari (kebocoran pembuluh darah) Fase Penyembuhan ( hari 6 – 7) • Akan kembali merasakan demam • Trombosit akan kembali naik • Peningkatan nafsu makan.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14. Cara Mencegah Demam Berdarah 3 M Menguras Bak Kamar Mandi Minimal Seminggu sekali Menutup Tempat Penampungan Air Mengubur barang bekas
  • 15. Tambahan...... Menggunakan kelambu J angan menggantung baju terlalu lama Menggunakan lotion anti nyamuk Menghindari berpergian ke daerah EndemisDBD Menyemprotkan obat pembasmi nyamuk/serangga Fogging
  • 16. Epidemiologi Chikungunya Secara global, diperkirakan lebih dari 75% populasi dunia tinggal di daerah yang berisiko terinfeksi chikungunya. Persebaran insidensi dilaporkan serupa pada semua kelompok usia, dan juga berdasarkan jenis kelamin. Virus chikungunya pertama kali diidentifikasi pada wabah yang terjadi di Tanzania pada tahun 1952–1953. Di Asia, proporsi imunoglobuin G (IgG) paling tinggi yang pernah dilaporkan adalah di India, yaitu 68% dan di Thailand, yaitu 62%. Sedangkan seroprevalensi terendah dilaporkan pada negara-negara yang tidak pernah mengalami wabah, seperti Iran, Qatar, dan Singapura. Pada benua Amerika, insidensi chikungunya tertinggi yang pernah dilaporkan adalah di Suriname, yaitu sebanyak 2.670 kasus per 10.000 penduduk. Tingkat IgG seropositivity berkisar antara 0–48%. Karakteristik wabah di benua Amerika adalah wabah besar, diikuti penurunan angka transmisi pada area yang terkena wabah. Di Eropa, dilaporkan terjadi 5 wabah antara tahun 2010–2017, 2 wabah terjadi di Italia dan 3 wabah terjadi di Perancis. Epidemiologi wabah di Eropa adalah adanya wabah berskala kecil yang disebabkan oleh transmisi lokal, diikuti dengan peningkatan kasus impor. Berdasarkan studi seroprevalensi, tingkat seropositivity berkisar antara 0,4% di Turki, dan 10% di Italia.
  • 17. Epidemiologi Chikungunya Data epidemiologi chikungunya di Indonesia dilaporkan pada tinjauan sistematis oleh Harapan, et al. pada tahun 2019. Insidensi chikungunya dilaporkan antara 0,16–36,2 kasus per 100.000 orang-tahun. Median seroprevalensi antibodi imunoglobulin M (IgM) anti-CHIKV, baik pada keadaan wabah atau bukan wabah, adalah 13,3%. Sedangkan median antibodi IgG, baik pada keadaan wabah atau bukan wabah, adalah 18,5%. Berdasarkan sequencing, didapatkan berbagai genotipe virus yang terdapat di Indonesia. Sebanyak 92,3% disebabkan oleh genotipe Asia dan sisanya disebabkan oleh genotipe East/Central/South African (ECSA)
  • 18. Faktor Risiko penyebab terjadinya Chikungunya : - Perubahan iklim dan cuaca - Mobilisasi penduduk dari dan ke daerah yang terinfeksi - Perilaku masyarakat - Sanitasi lingkungan - Jenis kelamin, chikungunya banyak terjadi pada wanita dan anak-anak karena mereka lebih banyak berada di rumah pada siang hari
  • 19.