SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
PENGETAHUAN PASIEN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS
ABSTRAK
EENK, S.T., M.M.Pd.
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang cara penularannya paling sering di sebabkan oleh
bakteri mycobacterium tuberculosis. Di Indonesia, jumlah untuk kasus penderita tuberculosis
menempati urutan kedua terbanyak di dunia, yaitu dengan 399 orang dalam seratus ribu populasi.
Berdasarkan laporan WHO angka kejadian TB. Di Indonesia tahun 2014, rata-rata insidensinya
adalah sekitar 1 juta orang World Health Organization,2015 5000 kasus dari total populasi 229.965
jiwa. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh mycobacterium
Tuberkulosis. penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan yang utama, baik di dunia
maupun di Indonesia sendiri. Provinsi Jawa Barat menjadi jumlah penderita Tuberkulosis terbanyak
seindonesia, yaitu sekitar 18% Jumlah kasus tuberkulosis adalah sebesar 62.225 penderita pada tahun,
2012. Teori Green mengemukakan, bahwa perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor
predisposisi (predisposing factor) yang mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, persepsi,
tradisi/kebudayaan dan persepsi manusia.
Kata Kunci : Pengetahuan, TB
PENDAHULUAN
Tuberkulosis merupakan penyakit menular
yang cara penularannya paling sering di
sebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosis dan paling sering menyerang
mengenai paru-paru. Saat ini tuberculosis,
merupakan penyakit yang menjadi salah satu
masalah kesehatan masyarakat dunia.
Tuberculosis ini juga dapat menyebabkan
buruknya kondisi kesehatan dan jutaan orang
di dunia setiap tahunnya. Bahkan penyakit ini
menjadi salah satu penyebab kematian
terbanyak kedua akibat infeksi, setelah Human
Immunodeficiency Virus (HIV).World health
Organization telah mencatatkan tuberculosis
sebagai global public health emergency. Pada
tahun 2014. Di dapatkan sebanyak 9,6 juta
orang yang telah di diagnosis sebagai penderita
tuberculosis dan 1,5 juta orang telah
meninggal akibat tuberculosis. Prevalensi
yang terbesar pada kasus penderita
tuberculosis baru, yaitu sekitar 58% terdapat di
kawasan Asia Tenggara dan pasifik barat
(World Health Organization,2015).
Di Indonesia, jumlah untuk kasus penderita
tuberculosis menempati urutan kedua
terbanyak di dunia, yaitu dengan 399 orang
dalam seratus ribu populasi. Berdasarkan
laporan WHO angka kejadian penderita
tuberculosis di Indonesia tiap tahunya bahkan
tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Pada tahun 2014, rata-rata insidensinya adalah
sekitar 1 juta orang dan untuk prevalisasinya
adalah 1,6 juta orang (World Health
Organization,2015). walaupun demikian
sebagian besar negara-negara di dunia belum
berhasil mengendalikan penyakit TB angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit TB
cenderung menetap dan meningkat (Zazkya
dan Tri 2016). WHO menunjukan ada sekitar
22 negara dengan insiden, (high burden of TB
number) daya estimasi sebanyak 9,4 juta jiwa
yang mengidap penyakit TB dan Indonesia
menepati urutan kelima teratas. Total angka
kejadian di Indonesia sendiri pada tahun 2010
mencapai 5000 kasus dari total populasi
229.965 jiwa, (WHO,2012). Tuberkulosis
(TB) merupakan penyakit menular yang masih
menjadi permasalahan di dunia kesehatan
hingga saat ini Ini. Indonesia merupakan
negara ke-4 dengan jumlah pasien tuberculosis
terbanyak di dunia pengobatan tuberculosis
merupakan salah satu cara untuk
mengendalikan nfeksi dan menurunkan
penularan tuberculosis (kemenkes 2018).
Menurut Departemen kesehatan RI
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi
menular yang di sebabkan oleh
mycobacterium Tuberkulosis. penyakit
Tuberkulosis masih menjadi masalah
kesehatan yang utama, baik di dunia maupun
di Indonesia sendiri (Ishak & Daud,2010).
Negara Indonesia merupakan negara dengan
kasus Tuberkulosis terbanyak ke-3 di dunia
setelah India dan China ,diperkiraan jumlah ini
terus meningkat dengan kasus TB paru sekitar
10% dari seluruh yang ada di dunia. (The
Indonesia Association againt Tuberculosis,
2012).
Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
dalam Depkes RI tahun (2014) pada tahun
2013 menunjukan bahwa penyakit TB paru
merupakan penyebab kematian nomor dua
setelah penyakit kardiovaskuler pada semua
kelompok usia, dan nomor satu dari golongan
penyakit infeksi, prevalensi TB paru
berdasarkan diagnosis sebesar 0,4% dari
jumlah penduduk di Indonesia.
Provinsi Jawa Barat menjadi jumlah penderita
Tuberkulosis terbanyak seindonesia, yaitu
sekitar 18% Jumlah kasus tuberkulosis adalah
sebesar 62.225 penderita pada tahun, 2012
(Depkes,2013). Berdasarkan laporan dari dinas
kesehatan Kota Bandung tahun (2013),
penderita tuberculosis yang telah didiagnosis
secara klinis maupun dari hasil laboratorium di
Kota Bandung mencapai 2.456 kasus dan
kasus TB dengan hasil BTA positif sebanyak
1.173 kasus. Angka ini tidak berbeda jauh
dengan tahun 2011 mencapai 2.482 kasus
tuberculosis tersebut berhubungan dalam
menilai tingkat keberhasilan program
pengendalian tuberculosis, salah satunya
adalah dimana angka penemuan pada kasus,
Case Detection Rate (CDR) dan angka
kesembuhan Cure Rate/ Treatment Succeas
Rate. Target nasional yang di capai untuk CDR
adalah 70% dan angka kesembuhan (cure rate)
minimal 85%, CDR sendiri di Indonesia
mencapai angka sebesar 46% pada tahun
2014%, untuk angka kesembuhan sendiri di
Jawa Barat masih di bawah target yaitu sebesar
81% (Depkes,2015)
Teori Green mengemukakan, bahwa perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana
faktor predisposisi (predisposing factor) yang
mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan,
nilai, persepsi, tradisi/kebudayaan dan persepsi
manusia. Lalu dilanjutkan dengan faktor
penguat (enabling factor) yang mencakup hal-
hal seperti keterampilan, sumber daya, dana,
jarak tempuh, dan waktu. Kemudian diikuti
oleh faktor penguat (reinforcing factor) yang
menentukan tindakan kesehatan yang dapat
mendukung berjalannya suatu kegiatan seperti
kebijakan, perilaku dan sikap petugas, tokoh
masyarakat dan lain sebagainya (Notoadmojo,
2010).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
(Yuliastuti at all, 2019) menyatakan bahwa
adanya hubungan antara tingkat pengetahuan
tentang TB paru dengan penggunaan masker.
Begitu juga didukung dengan penelitian
(Setiadi and Adi, 2019) bahwa masyarakat
masih ada yang belum mengetahui cara
penularan TB Paru dan pencegahannya.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif korelatif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan (Sugiyono, 2014). Metode korelatif
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Tanpa melakukan perubahan, tambahan atau
manipulasi terhadap data yang memang sudah
ada (Sugiyono, 2014). Pada penelitian
dilakukan untuk mengetahui Hubungan
Kepatuhan Orang tua dalam berobat dengan
Kejadian TBberulang pada balita.Pendekatan
waktu dalam pengumpulan data menggunakan
pendekatan cross sectional, yaitu suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(point time approach) (Notoatmodjo, 2010).
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
data mengenai hubungan Kepatuhan orang tua
dalam berobat dengan kejadian TBberulang di
Puskesmas Kota Bandung adalah dengan cara
observasi dan dilakukan dengan mengisi
kuesioner kepada keluarga yang datang untuk
berobat membawa anaknya dengan kejadian
TB berulang yang diketahuinya yaitu tingkat
kepatuhan.
Variabel mengandung pengertian ukuran atau
ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu
kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki
oleh kelompok lain. Definisi lain mengatakan
bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki
atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu (Hidayat,
2007).
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada
dua macam variabel, yaitu variabel
independen dan variabel dependen (Arikunto, 2006)
.
Adapun variable dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
Variabel ini sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel independen merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (Sugiyono, 2014).
Variabel
independen penelitian ini yaitu Kepatuhan
orang tua dalam berobat dengan kejadian
TBberulang pada balita.
Variabel ini sering disebut sebagai variabel
output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel dependen merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Hidayat, 2007)
.
Variabel dependen penelitian ini yaitu
kejadian TB berulang pada balita di Puskesmas
Ibrahim Adjie.
Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang
artinya dibawa dan “thesa” yang artinya
“kebenaran“. Jadi hipotesis yang kemudian
cara menulisnya di sesuaikan dengan ejaan
Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan
berkembang menjadi hipotesis. Jadi hipotesis
adalah dugaan sementara yang kebenarannya
masih perlu diuji (dibawah kebenaran).
(Hidayat, 2007).
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian
atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005).
Populasi yang menjadi sasaran dalam
penelitian ini adalah jumlah balita TBberulang
dengan kepatuhan orang tua yang datang
berobat ke Puskesmas Ibrahrim Adjie dengan
Kejadian TBPneumonia dan bukan pneumonia
rata – rata perbulan sebanyak 133 orang/
bulan.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Hidayat,2007). Bila besar populasi yang dapat
mewakili dari populasi yang di teliti. Menurut
(Azwar, 2009). Sampel merupakan bagian
populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Adapun teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik
Purposive Sampling yaitu pengambilan
sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang diperlukan. Dalam
bahasa sederhana purposive sampling itu dapat
dikatakan mengambil sampel tertentu (jika
orang, maka berarti orang-orang tertentu)
sesuai dengan kriteria inklusi dan berorientasi
pada tujuan (Hidayat, 2007).
Instrumen penelitian merupakan alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data (Nursalam, 2008).
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah Dalam pengumpulan data ini
peneliti menggunakan lembar kuesioner.
Kemudian, akan dipandu oleh peneliti untuk
pengisian kuesioner tersebut. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini didapatkan
langsung dari pengisian kuesioner (angket)
yang ditujukan kepada responden. Kuesioner
dalam penelitian ini terdiri atas penyataan
kepatuhan orang tua dalam berobat TBpada
balita.
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan
data akan dilakukan di Puskesmas Kota
Bandung pada Orang tua yang datang
membawa balita dengan kejadian TBberulang.
Kemudian, untuk pengisian kuisioner dengan
kategori tingkat kepatuhan akan dilakukan
pada orang tua dalam berobat dengan kejadian
TBberulang pada balita. Kemudian, untuk
kategori kejadian TBberulang pada balita akan
dilakukan menggunakan observasi dengan
melihat apakah balita tersebut baru pertama
kali terkena TB(kasus baru) atau sudah lebih
dari 1 kali (berulang), sedangkan untuk
pemberian Imunisasi Dasar Lengkap, ASI
Ekslusif, dan Status gizi lengkap diukur
dengan menggunakan lembar observasi
dengan cara melihat KMS/KIA balita. Lembar
observasi imunisasi dasar lengkap terdiri dari
macam-macam jenis imunisasi. Lembar
observasi diisi dengan cara menceklis ( √ )
jenis imunisasi yang sudah diterima balita.
Pemberian imunisasi sudah lengkap apabila
seluruh jenis imunisasi sudah diterima bayi.
yaitu berupa lembar ceklis ( √ ).
Analisa data yang merupakan proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan di interpretasikan
dengan menggunakan statistik, kemudian
diberikan interpretasi dan membandingkan
hasil penelitian dengan teori yang ada. Analisa
data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah univariat dan bivariate
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan dijelaskan gambaran
kepatuhan orang tua dalam berobat, gambaran
kejadian TBberulang pada balita, dan
hubungannya yang akan disesuaikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi beserta
penjelasnnya yaitu:
Kepatuhan orang tua dalam berobat
TBpada balita di Puskesmas Ibrahim Adjie
Berikut disajikan tabel tentang kepatuhan
orang tua dalam berobat TBdengan kejadian
TBberulang pada balita yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kepatuhan
orang tua dalam berobat TB pada balita di
Puskesmas Kota Bandung (N=50)
Kepatuhan f %
Sangat Patuh 12 24
Kepatuhan
Rendah
Tidak Patuh
12
26
24
52
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa
dari 50 responden berdasarkan distribusi
frekuensi kepatuhan orang tua dalam berobat
TBpada balita didapatkan hasil bahwa
perilaku sangat patuh sebanyak 12 orang
(24%), kepatuhan rendah 12 orang (24%) dan
tidak patuh sebanyak 26 (52%).
Kejadian TBberulang pada balita di
Puskesmas Ibrahim Adjie
Berikut akan disajikan tabel tentang
Kepatuhan orang tua dalam berobat dengan
kejadian TBberulang pada balita yaitu sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi TBBerulang
Pada Balita Di Puskesmas Kota Bandung
(N=50)
TBBerulang f %
TBberulang 29 58
TBtidak
berulang
21 42
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
dari 50 balita berdasarkan distribusi frekuensi
kejadian TBberulang pada balita sebanyak 29
(58%) serta kejadian TBtidak berulang
sebanyak 21 orang (42%).
Hubungan Kepatuhan orang tua dalam
berobat dengan kejadian TB berulang pada
balita
Hubungan kepatuhan orang tua dalam berobat
dengan kejadian TBberulang pada balita
dilihat di Puskesmas Kota Bandung sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Hubungan kepatuhan orang tua
dalam berobat dengan kejadian TB
berulang pada balita di Puskesmas Kota
Bandung (N=50)
Kepatuhan
berobat
Kejadian ISPA
Chi-
Square
Tests
TBberulang
ISPA
Tdk
berulang
P-value
f % f %
Sangat Patuh 3 10,3 9 42,9
0.002Kepatuhan
Rendah
Tidak Patuh
5
21
17,2
72,4
7
5
33,3
23,8
Berdasarkan tabel 4.3 memperlihatkan bahwa
terdapat 21 orang (72,4%) orang tua yang tidak
patuh dalam berobat dengan Kejadian
TBberulang pada balita, dengan P-Value 0,002
artinya H0 5% < 0,005 ditolak yang berarti ada
hubungan Antara Kepatuhan orang tua dalam
berobat dengan kejadian TBberulang pada
balita.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Kepatuhan orang tua dalam berobat TBpada
balita didapatkan orang tua yang tidak
patuh sebanyak 26 (52%), kepatuhan
rendah 12 (24%) dan sangat patuh 12
(24%).
2. Berdasarkan kejadian TBberulang pada
balita didapatkan 29 (58%) dan TBtidak
berulang 21 (42%).
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara
kepatuhan orang tua dalam berobat dengan
kejadian TBberulang pada balita di
Puskesmas Ibrahaim Adjie (nilai p=0,002)
yang berarti ada hubungan yang signifikan
Antara kepatuhan orang tua dalam berobat
dengan kejadian TBberulang pada balita di
Puskesmas Ibrahim Adjie.
Saran
1. Masukan untuk perawat atau tenaga
kesehatan di Puskesmas Kota Bandung
dapat memberikan konseling dalam bentuk
penyuluhan berupa pendidikan kesehatan
kepada para orang tua khususnya yang
mempunyai balita TBberulang agar patuh
dalam pengobatan serta melalukan
kunjungan yang rutin kerumah-rumah
setiap minggunya, serta mengatur kontrol.
2. Dapat memahami bahwa TBberulang pada
balita sangat penting dari perilaku orang tua
dalam melakukan kepatuhan berobat,
karena balita masih bergantung pada
perilaku orang tua tersebut, dan dapat
mengatur kontrol.
3. Diharapkan agar peneliti selajutnya
meneliti tentang pengaruh tingkat
pendidikan orang tua terhadap perilaku
orang tua dalam melakukan kepatuhan
berobat TBpada balita.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, S,. 2009. Sikap Manusia, Teori dan
Pengukurannya, Jakarta : Pustaka Pelajar.
Hartono. (2006). Teori Kepatuhan. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Dan
Tehnik Analisis Data. Surabaya: Salemba.
Hurlock, E. (2000). Perkembangan Anak.
Jakarta : Erlangga
Isbagio, H. 2012. Artritis yang Berhubungan
dengan Penyakit Defisiensi Imun. Diambil
pada tanggal 25 Oktober 2014 dari
httpwww.kalbe.co.idfilescdk
files09_ArtritisyangBerhubunganDenganP
enyakit.pdf09_ArtritisyangBerhubunganD
enganPenyakit.html.
Kementrian Kesehatan RI 2012. Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut. Jakarta : Ditjen PP dan
PL.
Latifah, Nurul. (2014). Gambaran Tingkat
Kepatuhan Orang Tua Dalam Pengobatan
Pneumonia Pada Balita Di Wilayah
Puskesmas Pasirkaliki Bandung.
Universitas Padjajaran
Muaris.H. 2006. Sarapan Sehat Untuk Anak
Balita. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama

More Related Content

What's hot

Proposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatanProposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatanDinnurAulia
 
5 skripsi tuberkulosis
5 skripsi tuberkulosis 5 skripsi tuberkulosis
5 skripsi tuberkulosis Icha Stevany
 
Derm atopi (2)
Derm atopi (2)Derm atopi (2)
Derm atopi (2)StNurul
 
Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Qarin Erni
 
Surveilans TBC
Surveilans TBC Surveilans TBC
Surveilans TBC Riri Santu
 
Konsep Epidemiologi
Konsep EpidemiologiKonsep Epidemiologi
Konsep Epidemiologipjj_kemenkes
 
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3DR Irene
 
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)NorniStg
 
Epidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananEpidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananHayar Laode
 
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)NajMah Usman
 
Dasar dasar epidemologi
Dasar dasar epidemologiDasar dasar epidemologi
Dasar dasar epidemologiFlower Flower
 
Pengantar epidemiologi prof_bhisma_murti
Pengantar epidemiologi prof_bhisma_murtiPengantar epidemiologi prof_bhisma_murti
Pengantar epidemiologi prof_bhisma_murtiRomi Wido
 

What's hot (20)

Proposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatanProposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatan
 
Jurnal penelitian omsk
Jurnal penelitian omskJurnal penelitian omsk
Jurnal penelitian omsk
 
5 skripsi tuberkulosis
5 skripsi tuberkulosis 5 skripsi tuberkulosis
5 skripsi tuberkulosis
 
Derm atopi (2)
Derm atopi (2)Derm atopi (2)
Derm atopi (2)
 
Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1
 
Bab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siapBab 1 2 uda siap
Bab 1 2 uda siap
 
Surveilans TBC
Surveilans TBC Surveilans TBC
Surveilans TBC
 
epidemiologi surveilance
epidemiologi surveilanceepidemiologi surveilance
epidemiologi surveilance
 
Konsep Epidemiologi
Konsep EpidemiologiKonsep Epidemiologi
Konsep Epidemiologi
 
Adddnn
AdddnnAdddnn
Adddnn
 
Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1Epidemiologi klp1
Epidemiologi klp1
 
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
Design buku pedoman tb 2012 revisi 3
 
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Epidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidananEpidemiologi kebidanan
Epidemiologi kebidanan
 
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
 
Epidemiologi dasar
Epidemiologi dasarEpidemiologi dasar
Epidemiologi dasar
 
Proposal
Proposal Proposal
Proposal
 
Dasar dasar epidemologi
Dasar dasar epidemologiDasar dasar epidemologi
Dasar dasar epidemologi
 
Pengantar epidemiologi prof_bhisma_murti
Pengantar epidemiologi prof_bhisma_murtiPengantar epidemiologi prof_bhisma_murti
Pengantar epidemiologi prof_bhisma_murti
 

Similar to PENGETAHUAN PASIEN TB

JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfJURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfsriwahyuni25836
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012humasditjenppdanpl
 
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxEncepIzmal2
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Operator Warnet Vast Raha
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...Nanang Soleh
 
Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan sistem respirasi (pneumonia) di er...
 Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan sistem respirasi (pneumonia) di er... Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan sistem respirasi (pneumonia) di er...
Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan sistem respirasi (pneumonia) di er...Universitas Katolik Musi Charitas
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxAyuAndira59
 
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Operator Warnet Vast Raha
 
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdf
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdfProgram Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdf
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdftulus14
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatanPanca Titis
 
10995 article text-35086-1-10-20171001
10995 article text-35086-1-10-2017100110995 article text-35086-1-10-20171001
10995 article text-35086-1-10-20171001FRISKASEPTIAPANJAITA
 
Karya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatanKarya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatanRiana Apriliia
 

Similar to PENGETAHUAN PASIEN TB (20)

Jurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan maskerJurnal pengetahuan masker
Jurnal pengetahuan masker
 
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdfJURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL DETERMINAN PENYAKIT KUSTA_SRI WAHYUNI.pdf
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
 
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
 
Hiv menurut usia
Hiv menurut usiaHiv menurut usia
Hiv menurut usia
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
 
Bab 1 fix
Bab 1 fixBab 1 fix
Bab 1 fix
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
 
Tugas epid b.utik
Tugas epid b.utikTugas epid b.utik
Tugas epid b.utik
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
 
Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan sistem respirasi (pneumonia) di er...
 Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan sistem respirasi (pneumonia) di er... Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan sistem respirasi (pneumonia) di er...
Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan sistem respirasi (pneumonia) di er...
 
makalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docxmakalah komunitas REGINA.docx
makalah komunitas REGINA.docx
 
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
Hubungan pemberian imunisasi bcg dengan kejadian tuberkulosis paru pada anak ...
 
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdf
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdfProgram Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdf
Program Skrining TB_Alfira(124)_Angsoka(125).pdf
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatan
 
10995 article text-35086-1-10-20171001
10995 article text-35086-1-10-2017100110995 article text-35086-1-10-20171001
10995 article text-35086-1-10-20171001
 
Karya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatanKarya tulis ilmiah kesehatan
Karya tulis ilmiah kesehatan
 
Tb hamil
Tb hamilTb hamil
Tb hamil
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 

More from nrukmana rukmana

Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilJurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilnrukmana rukmana
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILnrukmana rukmana
 
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawatJurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawatnrukmana rukmana
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campaknrukmana rukmana
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campaknrukmana rukmana
 
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasiJurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasinrukmana rukmana
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diarenrukmana rukmana
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dininrukmana rukmana
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulannrukmana rukmana
 
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitaJurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitanrukmana rukmana
 
Jurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayarakaJurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayarakanrukmana rukmana
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilnrukmana rukmana
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumnrukmana rukmana
 
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepang
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepangJurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepang
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepangnrukmana rukmana
 
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balitaJurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balitanrukmana rukmana
 
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokokJurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokoknrukmana rukmana
 
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajarJurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajarnrukmana rukmana
 

More from nrukmana rukmana (20)

Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamilJurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Jurnal Pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
 
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawatJurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
Jurnal hubungan motivasi kerja dengan kinerja perawat
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
 
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campakJurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
Jurnal evaluasi perencanaan program imunisasi campak
 
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasiJurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
Jurnal faktor risiko diare pada klinik sanitasi
 
Bentuk jurnal penelitian
Bentuk jurnal penelitianBentuk jurnal penelitian
Bentuk jurnal penelitian
 
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diareJurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
Jurnal status gizi yang berhubungan dengan kejadian diare
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dini
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
 
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balitaJurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
Jurnal perilaku ibu dalam pemberian makan balita
 
Jurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayarakaJurnal pemberdayaan mayaraka
Jurnal pemberdayaan mayaraka
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
 
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepang
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepangJurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepang
Jurnal motivasi perawat indonesia untuk bekerja ke jepang
 
Jurnal klinik sanitasi
Jurnal klinik sanitasiJurnal klinik sanitasi
Jurnal klinik sanitasi
 
Jurnal karies gigi
Jurnal karies gigiJurnal karies gigi
Jurnal karies gigi
 
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balitaJurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
Jurnal hubungan sanitasi lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita
 
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokokJurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan  perilaku merokok
Jurnal hubungan antara paparan iklan rokok dengan perilaku merokok
 
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajarJurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
Jurnal faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar
 

Recently uploaded

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsedyardy
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 

Recently uploaded (12)

pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 

PENGETAHUAN PASIEN TB

  • 1. PENGETAHUAN PASIEN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS ABSTRAK EENK, S.T., M.M.Pd. Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang cara penularannya paling sering di sebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Di Indonesia, jumlah untuk kasus penderita tuberculosis menempati urutan kedua terbanyak di dunia, yaitu dengan 399 orang dalam seratus ribu populasi. Berdasarkan laporan WHO angka kejadian TB. Di Indonesia tahun 2014, rata-rata insidensinya adalah sekitar 1 juta orang World Health Organization,2015 5000 kasus dari total populasi 229.965 jiwa. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh mycobacterium Tuberkulosis. penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan yang utama, baik di dunia maupun di Indonesia sendiri. Provinsi Jawa Barat menjadi jumlah penderita Tuberkulosis terbanyak seindonesia, yaitu sekitar 18% Jumlah kasus tuberkulosis adalah sebesar 62.225 penderita pada tahun, 2012. Teori Green mengemukakan, bahwa perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor predisposisi (predisposing factor) yang mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, persepsi, tradisi/kebudayaan dan persepsi manusia. Kata Kunci : Pengetahuan, TB PENDAHULUAN Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang cara penularannya paling sering di sebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis dan paling sering menyerang mengenai paru-paru. Saat ini tuberculosis, merupakan penyakit yang menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis ini juga dapat menyebabkan buruknya kondisi kesehatan dan jutaan orang di dunia setiap tahunnya. Bahkan penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak kedua akibat infeksi, setelah Human Immunodeficiency Virus (HIV).World health Organization telah mencatatkan tuberculosis sebagai global public health emergency. Pada tahun 2014. Di dapatkan sebanyak 9,6 juta orang yang telah di diagnosis sebagai penderita tuberculosis dan 1,5 juta orang telah meninggal akibat tuberculosis. Prevalensi yang terbesar pada kasus penderita tuberculosis baru, yaitu sekitar 58% terdapat di kawasan Asia Tenggara dan pasifik barat (World Health Organization,2015). Di Indonesia, jumlah untuk kasus penderita tuberculosis menempati urutan kedua terbanyak di dunia, yaitu dengan 399 orang dalam seratus ribu populasi. Berdasarkan laporan WHO angka kejadian penderita tuberculosis di Indonesia tiap tahunya bahkan tidak mengalami penurunan yang signifikan. Pada tahun 2014, rata-rata insidensinya adalah sekitar 1 juta orang dan untuk prevalisasinya adalah 1,6 juta orang (World Health Organization,2015). walaupun demikian sebagian besar negara-negara di dunia belum berhasil mengendalikan penyakit TB angka kesakitan dan kematian akibat penyakit TB cenderung menetap dan meningkat (Zazkya dan Tri 2016). WHO menunjukan ada sekitar 22 negara dengan insiden, (high burden of TB number) daya estimasi sebanyak 9,4 juta jiwa yang mengidap penyakit TB dan Indonesia menepati urutan kelima teratas. Total angka kejadian di Indonesia sendiri pada tahun 2010 mencapai 5000 kasus dari total populasi
  • 2. 229.965 jiwa, (WHO,2012). Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang masih menjadi permasalahan di dunia kesehatan hingga saat ini Ini. Indonesia merupakan negara ke-4 dengan jumlah pasien tuberculosis terbanyak di dunia pengobatan tuberculosis merupakan salah satu cara untuk mengendalikan nfeksi dan menurunkan penularan tuberculosis (kemenkes 2018). Menurut Departemen kesehatan RI Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh mycobacterium Tuberkulosis. penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan yang utama, baik di dunia maupun di Indonesia sendiri (Ishak & Daud,2010). Negara Indonesia merupakan negara dengan kasus Tuberkulosis terbanyak ke-3 di dunia setelah India dan China ,diperkiraan jumlah ini terus meningkat dengan kasus TB paru sekitar 10% dari seluruh yang ada di dunia. (The Indonesia Association againt Tuberculosis, 2012). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam Depkes RI tahun (2014) pada tahun 2013 menunjukan bahwa penyakit TB paru merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler pada semua kelompok usia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi, prevalensi TB paru berdasarkan diagnosis sebesar 0,4% dari jumlah penduduk di Indonesia. Provinsi Jawa Barat menjadi jumlah penderita Tuberkulosis terbanyak seindonesia, yaitu sekitar 18% Jumlah kasus tuberkulosis adalah sebesar 62.225 penderita pada tahun, 2012 (Depkes,2013). Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan Kota Bandung tahun (2013), penderita tuberculosis yang telah didiagnosis secara klinis maupun dari hasil laboratorium di Kota Bandung mencapai 2.456 kasus dan kasus TB dengan hasil BTA positif sebanyak 1.173 kasus. Angka ini tidak berbeda jauh dengan tahun 2011 mencapai 2.482 kasus tuberculosis tersebut berhubungan dalam menilai tingkat keberhasilan program pengendalian tuberculosis, salah satunya adalah dimana angka penemuan pada kasus, Case Detection Rate (CDR) dan angka kesembuhan Cure Rate/ Treatment Succeas Rate. Target nasional yang di capai untuk CDR adalah 70% dan angka kesembuhan (cure rate) minimal 85%, CDR sendiri di Indonesia mencapai angka sebesar 46% pada tahun 2014%, untuk angka kesembuhan sendiri di Jawa Barat masih di bawah target yaitu sebesar 81% (Depkes,2015) Teori Green mengemukakan, bahwa perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor predisposisi (predisposing factor) yang mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, persepsi, tradisi/kebudayaan dan persepsi manusia. Lalu dilanjutkan dengan faktor penguat (enabling factor) yang mencakup hal- hal seperti keterampilan, sumber daya, dana, jarak tempuh, dan waktu. Kemudian diikuti oleh faktor penguat (reinforcing factor) yang menentukan tindakan kesehatan yang dapat mendukung berjalannya suatu kegiatan seperti kebijakan, perilaku dan sikap petugas, tokoh masyarakat dan lain sebagainya (Notoadmojo, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Yuliastuti at all, 2019) menyatakan bahwa adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang TB paru dengan penggunaan masker. Begitu juga didukung dengan penelitian (Setiadi and Adi, 2019) bahwa masyarakat masih ada yang belum mengetahui cara penularan TB Paru dan pencegahannya. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan (Sugiyono, 2014). Metode korelatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada (Sugiyono, 2014). Pada penelitian dilakukan untuk mengetahui Hubungan Kepatuhan Orang tua dalam berobat dengan Kejadian TBberulang pada balita.Pendekatan waktu dalam pengumpulan data menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010).
  • 3. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data mengenai hubungan Kepatuhan orang tua dalam berobat dengan kejadian TBberulang di Puskesmas Kota Bandung adalah dengan cara observasi dan dilakukan dengan mengisi kuesioner kepada keluarga yang datang untuk berobat membawa anaknya dengan kejadian TB berulang yang diketahuinya yaitu tingkat kepatuhan. Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Hidayat, 2007). Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada dua macam variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen (Arikunto, 2006) . Adapun variable dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2014). Variabel independen penelitian ini yaitu Kepatuhan orang tua dalam berobat dengan kejadian TBberulang pada balita. Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Hidayat, 2007) . Variabel dependen penelitian ini yaitu kejadian TB berulang pada balita di Puskesmas Ibrahim Adjie. Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang artinya dibawa dan “thesa” yang artinya “kebenaran“. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya di sesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. Jadi hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih perlu diuji (dibawah kebenaran). (Hidayat, 2007). Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah jumlah balita TBberulang dengan kepatuhan orang tua yang datang berobat ke Puskesmas Ibrahrim Adjie dengan Kejadian TBPneumonia dan bukan pneumonia rata – rata perbulan sebanyak 133 orang/ bulan. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,2007). Bila besar populasi yang dapat mewakili dari populasi yang di teliti. Menurut (Azwar, 2009). Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan mengambil sampel tertentu (jika orang, maka berarti orang-orang tertentu) sesuai dengan kriteria inklusi dan berorientasi pada tujuan (Hidayat, 2007). Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Nursalam, 2008). Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan lembar kuesioner. Kemudian, akan dipandu oleh peneliti untuk pengisian kuesioner tersebut. Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan langsung dari pengisian kuesioner (angket) yang ditujukan kepada responden. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri atas penyataan kepatuhan orang tua dalam berobat TBpada balita. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data akan dilakukan di Puskesmas Kota Bandung pada Orang tua yang datang membawa balita dengan kejadian TBberulang. Kemudian, untuk pengisian kuisioner dengan kategori tingkat kepatuhan akan dilakukan pada orang tua dalam berobat dengan kejadian TBberulang pada balita. Kemudian, untuk kategori kejadian TBberulang pada balita akan
  • 4. dilakukan menggunakan observasi dengan melihat apakah balita tersebut baru pertama kali terkena TB(kasus baru) atau sudah lebih dari 1 kali (berulang), sedangkan untuk pemberian Imunisasi Dasar Lengkap, ASI Ekslusif, dan Status gizi lengkap diukur dengan menggunakan lembar observasi dengan cara melihat KMS/KIA balita. Lembar observasi imunisasi dasar lengkap terdiri dari macam-macam jenis imunisasi. Lembar observasi diisi dengan cara menceklis ( √ ) jenis imunisasi yang sudah diterima balita. Pemberian imunisasi sudah lengkap apabila seluruh jenis imunisasi sudah diterima bayi. yaitu berupa lembar ceklis ( √ ). Analisa data yang merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan dengan menggunakan statistik, kemudian diberikan interpretasi dan membandingkan hasil penelitian dengan teori yang ada. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah univariat dan bivariate HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini akan dijelaskan gambaran kepatuhan orang tua dalam berobat, gambaran kejadian TBberulang pada balita, dan hubungannya yang akan disesuaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi beserta penjelasnnya yaitu: Kepatuhan orang tua dalam berobat TBpada balita di Puskesmas Ibrahim Adjie Berikut disajikan tabel tentang kepatuhan orang tua dalam berobat TBdengan kejadian TBberulang pada balita yaitu sebagai berikut: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kepatuhan orang tua dalam berobat TB pada balita di Puskesmas Kota Bandung (N=50) Kepatuhan f % Sangat Patuh 12 24 Kepatuhan Rendah Tidak Patuh 12 26 24 52 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 50 responden berdasarkan distribusi frekuensi kepatuhan orang tua dalam berobat TBpada balita didapatkan hasil bahwa perilaku sangat patuh sebanyak 12 orang (24%), kepatuhan rendah 12 orang (24%) dan tidak patuh sebanyak 26 (52%). Kejadian TBberulang pada balita di Puskesmas Ibrahim Adjie Berikut akan disajikan tabel tentang Kepatuhan orang tua dalam berobat dengan kejadian TBberulang pada balita yaitu sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi TBBerulang Pada Balita Di Puskesmas Kota Bandung (N=50) TBBerulang f % TBberulang 29 58 TBtidak berulang 21 42 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 50 balita berdasarkan distribusi frekuensi kejadian TBberulang pada balita sebanyak 29 (58%) serta kejadian TBtidak berulang sebanyak 21 orang (42%). Hubungan Kepatuhan orang tua dalam berobat dengan kejadian TB berulang pada balita Hubungan kepatuhan orang tua dalam berobat dengan kejadian TBberulang pada balita dilihat di Puskesmas Kota Bandung sebagai berikut : Tabel 4.3 Hubungan kepatuhan orang tua dalam berobat dengan kejadian TB berulang pada balita di Puskesmas Kota Bandung (N=50) Kepatuhan berobat Kejadian ISPA Chi- Square Tests TBberulang ISPA Tdk berulang P-value f % f % Sangat Patuh 3 10,3 9 42,9 0.002Kepatuhan Rendah Tidak Patuh 5 21 17,2 72,4 7 5 33,3 23,8 Berdasarkan tabel 4.3 memperlihatkan bahwa terdapat 21 orang (72,4%) orang tua yang tidak patuh dalam berobat dengan Kejadian TBberulang pada balita, dengan P-Value 0,002
  • 5. artinya H0 5% < 0,005 ditolak yang berarti ada hubungan Antara Kepatuhan orang tua dalam berobat dengan kejadian TBberulang pada balita. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kepatuhan orang tua dalam berobat TBpada balita didapatkan orang tua yang tidak patuh sebanyak 26 (52%), kepatuhan rendah 12 (24%) dan sangat patuh 12 (24%). 2. Berdasarkan kejadian TBberulang pada balita didapatkan 29 (58%) dan TBtidak berulang 21 (42%). 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan orang tua dalam berobat dengan kejadian TBberulang pada balita di Puskesmas Ibrahaim Adjie (nilai p=0,002) yang berarti ada hubungan yang signifikan Antara kepatuhan orang tua dalam berobat dengan kejadian TBberulang pada balita di Puskesmas Ibrahim Adjie. Saran 1. Masukan untuk perawat atau tenaga kesehatan di Puskesmas Kota Bandung dapat memberikan konseling dalam bentuk penyuluhan berupa pendidikan kesehatan kepada para orang tua khususnya yang mempunyai balita TBberulang agar patuh dalam pengobatan serta melalukan kunjungan yang rutin kerumah-rumah setiap minggunya, serta mengatur kontrol. 2. Dapat memahami bahwa TBberulang pada balita sangat penting dari perilaku orang tua dalam melakukan kepatuhan berobat, karena balita masih bergantung pada perilaku orang tua tersebut, dan dapat mengatur kontrol. 3. Diharapkan agar peneliti selajutnya meneliti tentang pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap perilaku orang tua dalam melakukan kepatuhan berobat TBpada balita. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, S,. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Jakarta : Pustaka Pelajar. Hartono. (2006). Teori Kepatuhan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Dan Tehnik Analisis Data. Surabaya: Salemba. Hurlock, E. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga Isbagio, H. 2012. Artritis yang Berhubungan dengan Penyakit Defisiensi Imun. Diambil pada tanggal 25 Oktober 2014 dari httpwww.kalbe.co.idfilescdk files09_ArtritisyangBerhubunganDenganP enyakit.pdf09_ArtritisyangBerhubunganD enganPenyakit.html. Kementrian Kesehatan RI 2012. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta : Ditjen PP dan PL. Latifah, Nurul. (2014). Gambaran Tingkat Kepatuhan Orang Tua Dalam Pengobatan Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Puskesmas Pasirkaliki Bandung. Universitas Padjajaran Muaris.H. 2006. Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama