HUBUNGAN PENGETAHUAN DBD DENGAN ABJ DI KECAMATAN RAJABASA
1. HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE
DENGAN ANGKA BEBAS JENTIK DI KECAMATAN RAJABASA
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2022
SEMINAR PROPOSAL
KHAIRUNNISA SALSABILA
1918011069
Pembimbing 1 : dr. Hanna Mutiara, M.Kes., Sp.Par.K
Pembimbing 2 : dr. Rizki Hanriko, Sp.PA
Pembahas : Dr. dr. Betta Kurniawan, M.Kes., Sp.Par.K, AIFO-K
3. BAB 1
BAB 3
Outline
BAB 2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
15/09/2022
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk, Aedes aegypti dan Aedes albopictus
(WHO,2020)
Penyakit ini dapat menyerang semua usia dan sekitar 30-50%
penderita demam berdarah dengue akan mengalami renjatan
dan dapat berakhir pada kematian jika tidak ditangani secara
dini dan adekuat (Husni, Isfanda dan Rahmayanti, 2018;
Raveendran, 2016).
4. BAB 1
BAB 3
Outline
BAB 2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
15/09/2022
Salah satu indikator yang digunakan dalam menilai upaya pengendalian penyakit
demam berdarah dengue adalah ABJ (Angka Bebas Jentik). ABJ adalah metode survei
ketidakberadaan jentik/larva pada tempat-tempat penampungan air (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Ketidakberadaan jentik/larva ini dapat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat di suatu
lingkungan, salah satu faktor yang memengaruhi perilaku masyarakat adalah
pengetahuan (Notoatmodjo dikutip dalam Masturoh dan Anggita, 2018).
Menurut hasil penelitian Ekawati (2020), terdapat hubungan antara pengetahuan
warga tentang demam berdarah dengue dengan angka kejadian demam berdarah
dengue, dimana warga yang berpengetahuan kurang baik 7,4 kali lebih berisiko
terkena demam berdarah dengue dibandingkan dengan yang berpengetahuan baik
5. BAB 1
BAB 3
Outline
BAB 2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
15/09/2022
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Sanad, Suryani
dan Cenderadewi (2016),
terdapat hubungan bermakna
antara pengetahuan mengenai
demam berdarah dengue
dengan tingkat kepadatan jentik
yang diukur dengan ABJ di
Kelurahan Monjok Timur. nilai
ABJ yang didapatkan adalah
76%, hal ini dapat menandakan
tingginya transmisi penyakit
demam berdarah dengue
Secara nasional target
program ABJ yang harus
dicapai yaitu sebesar ≥95%.
Apabila ABJ melebihi angka
95% atau sama dengan 95%,
maka penularan demam
berdarah dengue dapat dicegah
atau dikurangi (Oriwarda,
Hayatie dan Djalalluddin, 2021).
6. BAB 1
BAB 3
Outline
BAB 2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
15/09/2022
Menurut Kementerian
Kesehatan Republik
Indonesia (2017), Angka
bebas jentik di Indonesia
pada tahun:
2015 = 80,2%,
2016 = 76,2%,
2017 = 79,3%,
2018 = 80,09%.
Pada setiap tahunnya nilai
ABJ di Indonesia, masih
naik turun dan belum
mencapai target nasional
yang sudah ditetapkan
yaitu 95%.
7. BAB 1
BAB 3
Outline
BAB 2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
15/09/2022
Infeksi virus dengue telah menyebar luas di dunia dan kini menjadi endemik pada lebih dari 100
negara di dunia, termasuk Benua Afrika, Amerika, Mediteranian Timur, Asia Tenggara, dan
Pasifik Barat. Terdapat 129 negara dengan resiko infeksi virus dengue dan 70% diantaranya
terdapat di Benua Asia (WHO, 2022).
India, Indonesia, Myanmar, Sri Lanka, dan Thailand adalah lima negara di Asia Tenggara
yang termasuk dalam 30 negara endemik tertinggi di dunia. Selama tahun 2015 hingga
2019, terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue di wilayah Asia Tenggara
sebesar 46%
Di Indonesia pada tahun 2021 terdapat 73.518 kasus demam berdarah dengue dengan
jumlah kematian sebanyak 705 kasus. Pada tahun 2020 yaitu 108.303 kasus dan 747
kasus kematian sedangkan pada tahun 2019 tercatat jumlah kasus demam berdarah
dengue sebesar 138.127 dan kasus kematian sebanyak 919 kasus (Kemenkes RI, 2022).
8. BAB 1
ANGKA KESAKITAN DBD: PROVINSI LAMPUNG
BAB 2
BAB 3
1
Angka Kesakitan sebesar
64,4 per 100.000 penduduk
2019
2
Angka Kesakitan demam
berdarah dengue di Provinsi
Lampung sebesar 70,4 per
100.000 penduduk
2020
3
Angka Kesakitan Sebesar 26,4
per 100.000 penduduk
2021
Outline
PENDAHULUAN
15/09/2022
(Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2020; Kemenkes RI, 2022).
9. BAB 1
BAB 3
Outline
BAB 2
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
15/09/2022
Berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung
tahun 2019-2021
terdapat kasus demam
berdarah dengue
sebanyak 1.198,
1.048, dan 624 kasus
secara berturut-turut.
Tercatat Kecamatan
Rajabasa memiliki Angka
Kasus demam berdarah
dengue tertinggi pada tahun
2021 yaitu sebesar 97 kasus,
hal ini merupakan
peningkatan jika
dibandingkan pada tahun
2020 dengan 76 kasus
(Badan Pusat Statistik, 2021).
10. BAB 1
BAB 3
Outline
BAB 2
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang
demam berdarah dengue dengan angka bebas jentik di
Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung?
15/09/2022
11. BAB 1
BAB 3
Outline
BAB 2
PENDAHULUAN
TUJUAN UMUM
PENELITIAN
Menganalisis hubungan
antara pengetahuan
tentang demam berdarah
dengue dengan angka
bebas jentik di
Kecamatan Rajabasa,
Kota Bandar Lampung.
TUJUAN KHUSUS
PENELITIAN
1. Mengetahui tingkat
pengetahuan tentang
demam berdarah dengue
di Kecamatan Rajabasa
2. Mengetahui nilai angka
bebas jentik di
Kecamatan Rajabasa
15/09/2022
12. BAB 1
MANFAAT PENELITIAN
BAB 2
BAB 3
1
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberi masukan dan
menjadi referensi bagi
pengembangan konsep dan
teori dalam ilmu kedokteran
dan ilmu kesehatan terkait
penyakit demam berdarah
dengue di Indonesia.
BAGI PRAKTISI
2
Diharapkan dapat memberikan
informasi yang berguna dalam
bidang parasitologi dan dapat
menjadi dasar dari promosi
kesehatan
BAGI MASYARAKAT
3
Peneliti dapat mengetahui
hubungan antara pengetahuan
tentang demam berdarah
dengue dengan angka bebas
jentik di Kecamatan Rajabasa,
Kota Bandar Lampung.
BAGI PENELITI
Outline
PENDAHULUAN
15/09/2022
13. DEMAM BERDARAH DENGUE
BAB 1
BAB 2
BAB 3
1
Penyakit DBD adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue
dengan manifestasi klinis seperti
demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi
yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, trombositopenia, dan
diatesis hemoragik. (Suhendro,
Nainggolan, Chen, dan Herdiman,
2014).
DEFINISI
2
Virus dengue yang termasuk dalam
genus Flavivirus, famili Flaviviridae.
Terdapat 4 serotipe virus yang dapat
menyebabkan demam dengue atau
demam berdarah dengue yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. DEN-3
merupakan serotipe terbanyak di
Indonesia.
ETIOLOGI
3
Virus dengue ditularkan melalui gigitan
vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Jika menginfeksi manusia, virus
ini akan masuk ke tubuh dengan masa
inkubasi 3-10 hari. Pengisapan darah
dilakukan dari pagi sampai petang dengan
dua puncak waktu yaitu setelah matahari
terbit (08.00-11.00) dan sebelum matahari
terbenam (15.00-17.00) (Sutanto, Ismid,
Sjarifuddin, dan Singkar, 2017).
VEKTOR
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
15/09/2022
14. DEMAM BERDARAH DENGUE
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
Ae.aegypti cenderung berkembang biak di
tempat-tempat air bersih yang berdekatan
dengan rumah penduduk dengan jarak ±500
meter. Tempat perindukan berupa
tempayan/gentong tempat penyimpanan air
minum, bak mandi, pot bunga, kaleng, botol,
drum (Sutanto, Ismid, Sjarifuddin, dan Singkar,
2017).
4
TEMPAT PERINDUKAN
15/09/2022
15. DEMAM BERDARAH DENGUE
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
5
SIKLUS HIDUP
15/09/2022
Nyamuk betina akan meletakkan
telurnya di dinding tempat
perindukan 1-2 cm diatas
permukaan air. Telur menetas
dalam 2 hari atau berbulan-bulan
untuk menjadi larva. Larva hidup di
dalam air dan minimal dalam 5 hari
akan berkembang menjadi pupa.
Dalam 2-3 hari pupa akan
berkembang menjadi nyamuk
dewasa yang dapat terbang.
(Renchie dan Johnsen, 2012; Sutanto, Ismid, Sjarifuddin, dan Singkar, 2017).
16. DEMAM BERDARAH DENGUE: FAKTOR RESIKO
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
15/09/2022
1
2
Vektor dapat meningkat
perkembangbiakannya jika pengendalian
nyamuk kurang efektif di daerah endemik
atau adanya peningkatan jumlah jentik
nyamuk di lingkungan domestik, yang
mana hal ini dipengaruhi oleh
meningkatnya tempat pembiakan nyamuk
seperti, penggunaan plastik yang tidak
dapat didegradasi dan ban mobil bekas
(Ooi dan Gubler, 2011).
Adanya penderita di lingkungan yang sama dapat
meningkatkan transmisi virus dengue, hal ini disebabkan
nyamuk yang telah terinfeksi virus dengue dapat
menularkan virus dengue kepada beberapa manusia di
suatu lingkungan, sehingga besar kemungkinan akan
terjadi penularan virus dengue di lingkungan tersebut (Ooi
dan Gubler, 2011; Prasetyani, 2015).
Pengetahuan masyakarat yang baik mengenai penyakit
demam berdarah dengue akan membentuk sikap
masyarakat yang proaktif dalam melakukan upaya-upaya
pencegahan penyakit demam berdarah dengue (Ekawati,
2020)
17. DEMAM BERDARAH DENGUE: FAKTOR RESIKO
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
15/09/2022
3
Faktor lingkungan seperti curah hujan, suhu,
sanitasi lingkungan, dan kepadatan penduduk
dapat memengaruhi penularan virus dengue
(Suhendro, Nainggolan, Chen, dan Herdiman,
2014). Semakin padat penduduk maka jarak
antar rumah semakin dekat, hal ini akan
mempermudah nyamuk untuk menyebar dari satu
tempat ke tempat lain (Prasetyani, 2015).
Adanya pot tanaman dapat menjadi breeding place
bagi nyamuk untuk berkembang biak dan menaruh
telurnya (Sona, Amir dan Herlina, 2020).
Curah hujan juga dapat menaikkan suhu dan
kelembaban udara dan juga memperbanyak
breeding place nyamuk Ae. Aegypti.
Berdasarkan penelitian Rinasari, dkk (dikutip dalam
Tansil, Rampengan dan Wilar, 2021), rumah
dengan kelembaban yang mendukung
perkembangbiakan nyamuk mempunyai risiko 3
kali lebih besar terkena demam berdarah dengue
dibandingkan dengan rumah dengan kelembaban
yang tidak mendukung.
18. PENGETAHUAN DEMAM BERDARAH DENGUE
BAB 1
BAB 2
BAB 3
1
Menurut Notoatmodjo (dikutip
dalam Masturoh dan Anggita,
2018), pengetahuan
merupakan awal pengenalan
terhadap suatu objek yang
diamati, sehingga jika
pengetahuan seseorang
terhadap suatu objek kurang
baik akan memengaruhi
perilaku seseorang tersebut.
2
Pengetahuan masyarakat mengenai
demam berdarah dengue dapat
berpengaruh terhadap baik atau
buruknya pelaksanaan program
pencegahan demam berdarah
dengue, salah satunya adalah PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk).
Semakin baik pengetahuan
masyarakat mengenai penyakit
demam berdarah dengue dan
upaya pencegahannya maka akan
semakin sedikit pula penyebaran
penyakit DBD (Jastika, 2018).
3
Berdasarkan hasil penelitian
Mutiawati dan Nasution
(2021), menyatakan terdapat
hubungan antara
pengetahuan dengan
kejadian demam berdarah
dengue. Responden yang
berpengetahuan baik akan
cenderung melakukan
tindakan pencegahan kejadian
demam berdarah dengue.
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
15/09/2022
19. SURVEILANS VEKTOR
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
15/09/2022
Surveilans vektor demam berdarah dengue adalah proses pengamatan,
pengumpulan, pencatatan, pengolaha, analisis, dan interpretasi data vector.
Tujuannya adalah untuk mengetahui kepadatan vektor demam berdarah dengue
dan mengukur indeks larva/jentik (ABJ, CI, HI, dan BI).
Survei vektor demam berdarah dengue dilakukan di lokasi yang diduga sebagai
tempat perkembangbiakan/istirahat nyamuk Ae. aegypti yang berdekatan dengan
kegiatan manusia, seperti permukiman penduduk, tempat-tempat umum, wilayah
endemis demam berdarah dengue (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2017).
Metode survei vektor demam berdarah dengue dapat dilakukan dengan cara
survei telur, survei jentik, survei nyamuk, serta survei uji kerentanan nyamuk
20. SURVEILANS VEKTOR
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
Dilakukan dengan cara memasang perangkap telur
(ovitrap) yang terbuat dari potongan bambu, kaleng,
dan gelas plastik/kaca yang dinding dalamnya dicat
hitam dan diberi air ½ -2/3 nya. Ovitrap diletakkan di
dalam dan di luar rumah yang gelap dan lembab,
masing-masing 1 buah. Setelah 1 minggu dilakukan
pemeriksaan ada atau tidaknya telur nyamuk di padel
SURVEI TELUR
15/09/2022
21. SURVEI JENTIK/LARVA
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
Dilakukan pengamatan terhadap
semua media perairan seperti
bak mandi, drum, ember plastik
dan tempat lain yang berpotensi
menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk Ae.
aegypti baik di dalam maupun di
luar rumah.
15/09/2022
Pengamatan jentik dilakukan
selama 3-5 menit menggunakan
senter. Kepadatan populasi
nyamuk dapat ditentukan dengan
Density Figure dengan kategori
penularan rendah (1), sedang (2-
5), dan tinggi (>5) (Prasetyowati
et al., 2016).
22. SURVEI JENTIK/LARVA
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
15/09/2022
BI =
Jumlah kontainer dengan jentik dalam 100 rumah
Jumlah kontainer yang diperiksa
× 100%
ABJ =
RTJ
RD
× 100%
HI =
RJ
RD
× 100%
CI =
CJ
CD
× 100%
Nilai DF dapat ditentukan dengan mengetahui terlebih dahulu indeks entomologi HI,
CI, BI, dan Angka Bebas Jentik (ABJ), yang dapat dilakukan analisis dengan rumus
perhitungan berikut:
23. Kerangka Teori
BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
15/09/2022
Keterangan:
: tidak diteliti
: diteliti
: faktor yang
mempengaruhi
24. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Konsep
15/09/2022
Variabel independen Variabel dependen
25. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
Hipotesis
H0: Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang demam
berdarah dengue dengan angka bebas jentik di Kecamatan
Rajabasa, Kota Bandar Lampung.
H1: Terdapat hubungan antara pengetahuan demam berdarah
dengue dengan angka bebas jentik di Kecamatan Rajabasa, Kota
Bandar Lampung.
15/09/2022
26. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian kuantitatif
dengan metode
penelitian
observasional, desain
penelitian analitik cross
sectional.
Waktu dan Tempat
Penelitian
Oktober-November 2022
Kecamatan Rajabasa, Kota
Bandar Lampung
Subjek Penelitian
a. Populasi
Penduduk di Kelurahan Rajabasa Jaya dan
Kelurahan Gedong Meneng Baru dengan angka
kejadian demam berdarah dengue tinggi dan
rendah di Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar
Lampung.
Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik proportional simple random sampling.
Proporsional digunakan untuk menentukan
jumlah sampel pada masing-masing Rukun
Warga (RW) di Kelurahan Rajabasa Jaya dan
Kelurahan Gedong Meneng Baru yang dipilih
menjadi lokasi penelitian.
b. Sampel
15/09/2022
27. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
Besar Sampel
15/09/2022
𝑛 =
𝑍2𝑝 1 − 𝑝 𝑁
𝑑²(𝑁 − 1 + 𝑍²𝑝(1 − 𝑝
Dalam penelitian ini besar sampel ditentukan dengan rumus estimasi proporsi:
Keterangan :
n = perkiraan besar sampel minimal
N = jumlah populasi (jumlah rumah yang ada di Kelurahan Rajabasa Jaya dan
Gedong Meneng Baru) = 2.400 (Open Street Map)
Z = derajat kepercayaan (90% = 1,645)
p = proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi = 50% (0,5) (Saputri dan
Rahmasari, 2016)
d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan (10% = 0,1)
28. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
TINJAUAN PUSTAKA
Besar Sampel
15/09/2022
𝑛 =
(2,706 (0,5 0,5 (2.400
(0,01 (2.399 + (2,706 (0,5 (0,5
𝑛 =
1623,6
24,6665
𝑛 = 65,822~ 66 rumah
Berdasarkan perhitungan, didapatkan besar sampel yang perlu diambil sebanyak 65,822
dibulatkan menjadi 66, sehingga jumlah sampel sebanyak 66 rumah. Maka, jumlah
sampel yang akan diambil di Kelurahan Rajabasa Jaya adalah 66 rumah dan di
Kelurahan Gedong Meneng Baru adalah 66 rumah, sehingga total sampel yang akan
diambil adalah 132 rumah.
29. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
METODOLOGI PENELITIAN
Kriteria Inklusi dan Ekslusi
a. Kriteria Inklusi
1. Penduduk Kecamatan
Rajabasa yang berusia ≥
15 tahun
2. Penduduk Kecamatan
Rajabasa yang bersedia
menjadi responden
3. Penduduk Kecamatan
Rajabasa yang dapat
berkomunikasi dengan
baik
15/09/2022
b. Kriteria Ekslusi
1. Penduduk Kecamatan
Rajabasa yang mengisi
data kuesioner tidak
lengkap
30. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
METODOLOGI PENELITIAN
Definisi Operasional
15/09/2022
31. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
METODOLOGI PENELITIAN
Pengolahan Data
• Editing
• Coding
• Processing
• Cleaning
• Tabulating
• Output
15/09/2022
Prosedur Penelitian
Pembuatan proposal perizinan, pengajuan
kaji etika penelitian dan koordinasi
Informed consent kepada responden
Pengisian kuesioner dan observasi serta
pengumpulan data
Melakukan input data
Pengolahan dan analisis data
32. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
METODOLOGI PENELITIAN
Analisis Data
Analisis Univariat
Menggambarkan distribusi
frekuensi karakteristik
subyek penelitian yaitu
usia, jenis kelamin, tingkat
pengetahuan terkait DBD,
dan keberadaan jentik di
rumah (ABJ)
Analisis Bivariat
• Uji Hipotesis chi-square
15/09/2022
33. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
METODOLOGI PENELITIAN
Etika Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini diambil dari kuesioner. Ethical
clearance diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti
tidak mencantumkan data pribadi responden seperti nama dan alamat
responden pada laporan hasil penelitian.
15/09/2022
34. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
METODOLOGI PENELITIAN
Dummy Table
Tabel 1. Karakteristik dan Persentase Demografi Subyek Penelitian Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan
Rajabasa
15/09/2022
Karakteristik Subyek Frekuensi (n) Persentase (%)
Usia
15-25
26-35
36-45
46-55
56-65
>65
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pengetahuan
Kurang
Baik
Total
35. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
METODOLOGI PENELITIAN
Dummy Table
Tabel 2. Karakteristik dan Persentase Demografi Subyek Penelitian Kelurahan Gedong Meneng Baru,
Kecamatan Rajabasa
15/09/2022
Karakteristik Subyek Frekuensi (n) Persentase (%)
Usia
15-25
26-35
36-45
46-55
56-65
>65
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pengetahuan
Kurang
Baik
Total
36. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
METODOLOGI PENELITIAN
Dummy Table
Tabel 3. Distribusi ABJ di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa
15/09/2022
Keberadaan Jentik Jumlah Rumah (n) Persentase (%)
Rumah ditemukan jentik
Rumah tidak ditemukan jentik
Jumlah
Tabel 4. Distribusi ABJ di Kelurahan Gedong Meneng Baru, Kecamatan
Rajabasa
Keberadaan Jentik Jumlah Rumah (n) Persentase (%)
Rumah ditemukan jentik
Rumah tidak ditemukan jentik
Jumlah
37. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
METODOLOGI PENELITIAN
Dummy Table
Tabel 5. Analisis Bivariat
15/09/2022
Angka Bebas Jentik
Pengetahuan Tinggi Rendah p-value
n % n %
Baik
Buruk
Total
38. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
DAFTAR PUSTAKA
Arsula SY, Cahyati WH. 2017. ‘Pembentukan Mawas Demam Berdarah Dengue (DBD) terhadap Angka Bebas
Jentik (ABJ)’, Jurnal Care, 5(1):1–9.
Badriah L. 2019. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Karakteristik Tempat Perindukan Nyamuk dengan
Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Desa Sedarat Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo [skripsi].
Madiun: STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
Bhatt. et al. 2013. The global distribution and burden of dengue. Nature. 496(7446):504–507. doi:
10.1038/nature12060.
Dewi NLPK. 2019. Demam Dengue [laporan PBL]. Denpasar: Universitas Udayana.
Ekawati N. 2020. Hubungan Tingkat Pengetahuan Warga Tentang Pencegahan Demam Berdarah Metode
Ovitrap dengan Angka Kejadian DBD di RT 01 Beji, Depok, Jawa Barat. Prosiding Senantias 2020.
1(1):607–614. Available at: http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/Senan/article/view/8506/5463.
15/09/2022
39. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
DAFTAR PUSTAKA
Husni J, Isfanda, Rahmayanti Y. 2018. Studi Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Terhadap Keberadaan Vektor Aedes aegypti di Gampong Ateuk Pahlawan Kota
Banda Aceh. Sel Jurnal Penelitian Kesehatan. 5(1):26–35.
Jastika FR. 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan DBD (Demam Berdarah Dengue) pada Kader di kota Malang [skripsi].
Malang: Universitas Brawijaya.
Jihaan S, Chairani A, Mashoedojo. 2017. Hubungan Antara Perilaku Keluarga Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue
Di Kelurahan Pancoran Mas. Jurnal Profesi Medika. 11(1):41–47. doi: 10.33533/jpm.v11i1.211.
Kemenkes RI. 2022. Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Info Datin: Situasi Demam Berdarah Dengue di Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue Di Indonesia. Pedoman pencegahan dan
pengendalian demam berdarah di indonesia. 5:1–128. Available at: https://drive.google.com/file/d/1IATZEcgGX3x3BcVUcO_l8Yu9B5REKOKE/view.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Lampung. Bandar Lampung: Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Available at:
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/336019/setahun-pandemi-pernikahan-usia-dini-di-ngawi-terus-mengalami-kenaikan.
15/09/2022
40. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
DAFTAR PUSTAKA
Lapau B. 2013. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Thesis dan Desertasi. 2nd ed. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.
Martínez M, Canneva B, Ronderos MM. 2010. Diptera, Ceratopogonidae, Dasyhelea necrophila Spinelli and Rodriguez, 1999: Detection of eggs in ovitraps, in
Uruguay. Check List, 6(2):239–241. doi: 10.15560/6.2.239.
Masturoh I, Anggita N. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Mutiawati L, Nasution SA. 2021. Hubungan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue (Dbd) Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd) pada
Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Semerap Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Scientia Journal. 10(2):264–272. Available at:
https://portal.unaja.ac.id/index.php/SCJ/article/view/44.
Ooi EE, Gubler DJ. 2011. Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. dalam Guerrant RL, Walker DH, Weller PF. (eds) Tropical Infectious Diseases : Principle,
Pathogens and Practice. 3rd ed. Edinburgh: Saunders Elsevier.
Oriwarda E, Hayatie L. Djalalluddin. 2021. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat tentang PSN dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti. Hemoestasis.
4(1). 189–202.
Prasetyani RD. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Majority. 4(7):61–66.
Prasetyowati H, et al. 2016. Seputar Dengue Dan Malaria. Bandung: Media Akselerasi.
15/09/2022
41. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
DAFTAR PUSTAKA
Raveendran S. 2016. Dengue Syok Sindrom [Laporan PBL]. Denpasar: Universitas Udayana.
Renchie DL, Johnsen M. 2012. Aedes Mosquito life cycle. CDC. 11–12. Available at: http://www.cdc.gov/Dengue/entomologyEcology/m_lifecycle.html.
Sanad SM, Suryani D, Cenderadewi M. 2016. Hubungan Pengetahuan Ibu Mengenai Demam Berdarah Dengue dengan Tingkat Kepadatan Jentik di Kelurahan
Monjok Timur Kota Mataram. Jurnal Kedokteran. 5(2):20–24.
Saputri NDT, Rahmasari FV. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Penduduk dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kecamatan Depok dan Moyudan, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. doi: 10.31857/s013116462104007x.
Sona, Amir R, Herlina. 2020. Hubungan Keberadaan Breeding dan Resting Place dengan Kejadian DBD di Kelurahan Kalosi Kecamatan Alla. Jurnal Ilmiah:
JHESTECH. 3(1):9–19.
Suhendro, et al. 2014. Demam Berdarah Dengue. dalam Sudoyo AW,et al. (ed) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. edisi VI. Jakarta: Interna Publishing. 1825–
1829.
Sutanto, et al. 2017. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. 4th ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tansil MG, Rampengan NH, Wilar R. 2021. Faktor Risiko Terjadinya Kejadian Demam Berdarah Dengue Pada Anak. Jurnal Biomedik. 13(2):90–99. doi:
10.35790/jbm.13.2.2021.31816.
15/09/2022
42. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever, WHO Regional Publication SEARO. New Delhi:
World Health Organization. Available at:
http://scholar.google.com/scholar?hl=en&btnG=Search&q=intitle:Comprehensive+Guidelines+for+Prevention+and+Control+of+Dengue+and+Dengue+Hae
morrhagic+Fever#1.
WHO. 2012. Handbook for Clinical Management of Dengue, World Health Organization. Geneva: World Health Organization. Available at:
http://www.who.int/about/licensing/copyright_form/en/index.html%0Ahttp://www.who.int/about/licensing/copyright_form/en/index.html%5Cnhttp://scholar.g
oogle.com/scholar?hl=en&btnG=Search&q=intitle:Handbook+for+CliniCal+ManageMent+of+dengue#1%5Cnhttp://schol.
WHO. 2020. Dengue Bulletin: Dengue in the South-East Asia. New Delhi: World Health Organization. Available at: https://www.who.int/publications/i/item/dengue-
bulletin-vol-41?sequence=1&isAllowed=y.
Wibisono E, Susilo A, Nainggolan L. 2014. Demam Berdarah Dengue. dalam Tanto, et al. (eds) Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. edisi IV. Jakarta: Media
Aesculapius.
Yacoub S, Farrar J. 2014. Dengue. dalam Farrar, et al. (eds) Manson’s Tropical Disease. 23rd ed. China: Elsevier. Available at:
https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_governance/link/548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.econ.upf.edu/~reynal
/Civil wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-asia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://www.jstor.org/stable/41857625.
15/09/2022
43. BAB 1
BAB 2
BAB 3
Outline
DAFTAR PUSTAKA
Wong TY, Sun J, Kawasaki R, Ruamviboonsuk P, Gupta N, Lansingh VC, et al. 2018. Guidelines on diabetic eye care the international council of ophthalmology
recommendations for screening, follow-up, referral, and treatment based on resource settings. Am Acad Ophthalmol. Hal.1–15.
Xie XW, Xu L, Wang YX, Jonas JB. 2008. Prevalence and associated factors of diabetic retinopathy. The Beijing Eye Study 2006. Graefes Arch Clin Exp
Ophthalmol. 246:1519-26.
Yin L, Zhang D, Ren Q, Su X, Sun Z. 2020. Prevalence and risk factors of diabetic retinopathy in diabetic patients: A community based cross-sectional study.
Medicine (Baltimore). 99(9):e19236.
Zhang H, Wang J, Ying GS, Shen L, Zhang Z. 2014. Diabetic retinopathy and renal function in Chinese type 2 diabetic patients. Int Urol Nephrol. 46:1375-81.
Zhang X, Saaddine JB, Chou CF, et al. 2010. Prevalence of diabetic retinopathy in the United States, 2005-2008. JAMA. 304:649-56.
Shrestha S, Karki DB, Byanju R, Mulla DK, Shreshtha SM, Pradhananga CL. 2007. Visual outcome of laser treatment in diabetic retinopathy. Kathmandu Univ M.
Journal. 5(1): 72-80.
Neubauer AS, Ulbig MW. Laser treatment in diabetic retinopathy. 2007. Department of ophthalmology, Ludwig Maximilians University, Munich, Germany.
Ophthalmologica. 221(2):95-102.
15/09/2022
Atas: ae. Aegypti
Bawah: ae. Albopictus
Cari perbedaannya!
Atas: ae. Aegypti
Bawah: ae. Albopictus
Cari perbedaannya!
Atas: ae. Aegypti
Bawah: ae. Albopictus
Cari perbedaannya!
Atas: ae. Aegypti
Bawah: ae. Albopictus
Cari perbedaannya!
- Cari tau tentang uji hipotesis chi-square, cantumin alasan kenapa chi square
??- kenapa kamu memilih judul ini?Alasan saya memilih judul ini adalah sebagian besar penelitian mengenai DBD hanya meneliti hubungan variable pengetahuan dengan keberadaan jentik di suatu wilayah tanpa menghitung indeks angka bebas jentik, sedangkan variable dependen yang saya gunakan adalah angka bebas jentik, yang mana variable ini masih belum banyak diteliti. Dari literature searching yang saya lakukan didapatkan hanya 1 sumber yaitu penelitian oleh nova dwi tyas saputri tahun 2016, dengan judul hubungan tingkat pengetahuan dengan abj di kecamatadepok dan moyudan, kota Yogyakarta. Sehingga saya tertarik untuk meneliti lebih lanjut hubungan tingkat pengetahuan dengan abj di kecamatan rajabasa, kota bandarlampung.
- apa keterbaruan dari penelitian ekawati?
Penelitian saya berbda denga penelitian dari ekawati tahun 2020, dapat dilihat dari variable yang diteliti, ekawati meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan tentang pencegahan dbd metode ovitrap dengan angka kejadian dbd di kota depok, jawabarat. Sedangkan penelitian saya meneliti hubungan variable pengetahuan tentang dbd secara umum mulai dari pencegahan, karakteristik, dan vector nyamuknya dengan variable angka bebas jentik di kecamatan rajabasa. Tanpa melihat angka kejadian dbd itu sendiri.
-kenapa memilih teknik proporsional simple random sampling?
Teknik probability sampling adalah cara pengambilan sampel dengan semua objek atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. salah satunya adalah simple random sampling. Pengambilan sampel proporsional yang dimaksud adalah metode pengambilan sampel di mana peneliti membagi populasi terbatas menjadi subpopulasi dan kemudian menerapkan teknik pengambilan sampel acak untuk setiap subpopulasi. Pada teknik sampling ini dilakukan secara acak, agar setiap individu dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel, teknik sampling ini memiliki bias terkecil dan generalisasi tinggi.
- apa yg membedakan dengan penelitian nova dwi tyas saputri
Dari penelitian nova dwi tyas saputri dilakukan di kota Yogyakarta, yang mana hal ini dapat menjadi keterbaruan di penelitian saya karena di kota bandarlampung ini sendiri belum ada penelitian yang meneliti tingkat pengetahuan dengan angka bebas jentik dalam waktu yang bersamaan. Selain itu, di kota Yogyakarta dengan kota bandarlampung itu sendiri terdapat perbedaan dari segi geografis dan lingkungan masyarakatnya, sehingga factor-factor ini dapat memengaruhi hasil penelitian yang akan saya lakukan nantinya.
- bagaimana menentukan tempat kelurahan dengan angka dbd terendah ?
Kelurhanan dengan angka dbd terendah saya tentukan dengan melihat factor resiko tempat perindukan nyamuk, seperti kebun, sawah, atau genangan2 air, jika dilihat dari peta geografis, diantara 7 kelurahan di kecamatan rajabasa, kelurahan gedong meneng baru memiliki resiko tempat perindukan yang sedikit, dilihat dari sedikitnya wilayah sawah/kebun. Sedangkan menurut data presurvey ke puskesmas rajabasa indah, kelurahan rajabasa jaya adalah kelurahan tertinggi angka dbd nya, hal ini dapat diperkuat dilihat dari resiko tempat perindukan nyamuknya yaitu lahan sawah dan kebun sangat luas dibandingkan dengan 6 kelurahan lain.
Mengapa hanya memperkirakan seperti itu, memang tidak bias dapat angka yg pasti?
Sebelumnya sudah saya lakukan presurvey ke puskesmas rajabasa indah, dan data yang diberikan terbatas hanya kelurahan dengan dbd tertinggi. Mohon maaf dok, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan akses dan memerlukan surat perizinan dari dinas kesehatan, agar bias mendapatkan angka pastinya, untuk saat ini surat perizinan sedang saya proses lebih lanjut, dengan harapan setelah seminar proposal dilakukan saya sudah bias mengetahui kelurahan pasti yang memiliki angka kasus dbd terendah.
- apa yang dimaksud dengan proporsional random sampling ?
feedback
Masukin referensi abj di malang
Wilayah populasi penelitian dapat berubah jika sudah mendapatkan angka pasti dbd terendah