Dokumen tersebut membahas implikasi etis dari teknologi informasi dengan fokus pada moral, etika, dan hukum dalam penggunaan sistem informasi. Dokumen tersebut juga membahas bagaimana budaya etika diterapkan di perusahaan melalui kredo perusahaan, program etika, dan kode etik. Selain itu, dokumen tersebut juga membahas alasan pentingnya etika komputer dan hak-hak sosial yang berhubungan dengan komputer.
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Implikasi Etis dari Teknologi Informasi PT IDEA FIELD INDONESIA
Disusun oleh :
Nama : RIAN
Nim : 43219110213
Dosen : Yananto Mihadi Putra, SE, M.S
FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS
AKUNTANSI S1
2020
2. Abstrak
Moral memiliki sejarah dan ada dalam bentuk peraturan-peraturan Etika, di lain pihak
terutama dipengaruhi oleh masyarakat kita dan dapat berbeda dari satu masyarajat dengan
masyarakat lainnya. Hukum ada dalam bentuk tertulis dan mewakili perilaku yang
diharapkan oleh penguasa berdaulat. Moral, etika, dan hukum sangat dibutuhkan di dalam
menetapkan budaya etika di dalam teknologi informasi/sistem komputerisasi Etika
komputer mengharuskan user untuk waspada pada implikasi etis dari teknologi informasi
terutama etika penggunaan komputer dan menempatkan kebijakan yang memasti kan
kepatuhan pada budaya etika
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer, etika komputer
dirasa sangat penting bagi masyarakat. Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat
perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Etika berkomputer amat penting karena
masyarakat memiliki persepsi dan ketakutan tertentu dengan penggunaan komputer. Fitur-
fitur penggunaan komputer yang mengkhawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk
memprogram komputer untuk melakukan apa saja.
Oleh karena itu perlindungan terhadap akses masuk untuk suatu komputer diperlukan.
Untuk menjaga itu semua diperlukanlah sebuah aturan atau undang-undang yang mengatur
mengenai itu. Banyak Negara maju telah mempunyai undang-undang khusus mengenai
komputer. Hal yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah akses data pribadi secara
bebas tapi juga menyangkut kejahatan komputer dan juga hak paten peranti lunak. Pada
3. dasarnya masyarakat memiliki empat hak dasar yang berkenaan dengan penggunaan
komputer yaitu, pribadi, akurasi, properly, dan akses. Kesemua itu tentunya harus didukung
dengan sikap kita yang bijaksana. Setiap perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan
hukum. Maka dari itu, penggunaan komputer pun ada moral, etika, dan hukumnya
Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa
komputer dapat mengganggu hak privasi individual, properti dan akses. Sedangkan dalam
dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah masalah pembajakan
perangkat alat lunak yang dapat mengurangi pendapatan penjual perangkat lunak cukup
signifikan. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan
pembajakan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara
yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar,
berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan salah. Moral adalah
institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai perilaku
moral semenjak kecil: “Perilaku orang lain sebagaimana layaknya kita ingin diperlakukan.”
“Selalu ucapkan terima kasih,” Saat kita tumbuh dewasa secara fisik dan mental, kita
belajar mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita ikuti. Aturan
perilaku ini adalah moral kita.
4. Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak semuanya mengikuti seperangkat moral
yang sama, terdapat kesamaan di antara semuanya. “Melakukan apa yang secara moral
benar,” adalah landasan dasar perilaku sosial kita.
Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang
berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan
yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seorang atau masyarakat. Semua individu
bertanggung jawab terhadap komunitas mereka atas perilaku mereka, Komunitas dapat
berarti rukun tetangga, kota, Negara, atau profesi.
Tidak seperti moral, etika bisa jadi amat bervariasi dari satu komunitas dengan yang lain.
Keberagaman di bidang computer ini terlihat dalam bentuk peranti lunak bajakan (pirated
software) peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudian digunakan atau dijual
Hukum
Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang
berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama sekitar 10
tahun pertama penggunaan computer dibidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat
hukum yang berkaitan dengan penggunaan computer. Hal ini dikarenakan pada saat itu
computer merupakan inovasi baru, dan system hokum membutuhkan waktu untuk
mengejarnya.
5. LITERATUR TEORI
Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas dari manajeman tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikanya
merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap
karyawan. Para eksekutif dapat mencari implementasi ini melalui tiga tingkat, dalam
bentuk kredo perusahaan, program etika, dank ode perusahaan yang telah disesuaikan.
Kredo Perusahaan (Corporate credo) adalah pernyataan singkat mengenai nilai-nilai yang
ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk memberitahu individu
dan organisasi, baik didalam maupun diluar perusahaan, akan nilai-nilai etis yang dianut
perusahaan tersebut.
Program Etika (ethics program) adalah upaya yang terdiri atas berbagai aktivitas yang di
desain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk menjalankan kredo
perusahaan. Aktivitas yang biasa dilakukan adalah sesi orientasi yang diadakan untuk para
karyawan baru. Selama sesi ini perhatian cukup besar ditujukan untuk masalah etika.Kode
Perusahaan Yang Disesuaikan. Banyak perusahaan merancang sendiri kode etik
perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik ini merupakan adaptasi dari kode untuk
industry atau profesi tertentu. Di bab yang akan datang akan dipelajari kode etik untuk
profesi system informasi.
Perlunya perhatian terhadap etika moral dan hukum.Dalam kehidupan kita sehari-hari kita
dihadapkan oleh banyak pengaruh, baik pengaruh yang positif maupun pengaruh negatif.
Sebagai warga masyarakat yang berkesadaran sosial tinggi, kita ingin melakukan apa yang
benar secara moral, etika, dan menurut hukum. Karena itu bagaimana moral diterapkan,
6. bagaimana etika harus dibudayakan, dan bagaimana hukum harus ditegakkan adalah menjadi
komitmen bersama di dalam organisasi perusahaan/bisnis yang dikelolanya. Moral, etika, dan
hukum, secara universal semua mengatur perilaku kita, demikian juga di dalam aktivitas
organisasi perusahaan/bisnis. Moral memiliki sejarah dan ada dalam bentuk peraturan-
peraturan. Etika di lain pihak, terutama dipengaruhi oleh masyarakat kita dan dapat berbeda dari
satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Tugas dari manajemen tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikanya
merasuk keseluruh organisasi, dan turun kejajaran bawah sehingga menyentuh setiap
karyawan.
Kredo Perusahaan (Corporate Credo) : Pernyataan singkat mengenal nilai-nilai yang ingin
di junjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk memberi tahu individu dan
organisasi, baik di dalam dan di luar perusahaan akan nilai-nilai etis yang dianut
perusahaan tersebut.
Program Etika (Ethics Program) : Upaya yang terdiri atas berbagai aktivitas yang didesain
untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk menjalankan kredo perusahaan.
James Moor mengidentifikasi tiga alasan utama dibalik minat masyarakat yang tingi akan
etika komputer: kelenturan secara logis,faktor tranformasi,dan faktor ketidak tampakan.
Kelenturan secara logis (Logical Malleability)
Moor mengartikannya sebagai kemampuan untuk memprogram komputer untuk
melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan.
Faktor tranformasi (The Transformation Factor)
7. Hukum komputer di Amerika Serikat telah diterapkan untuk mengatasi hal-hal seperti hak
dan pembatasan atas data, privasi, kejahatan komputer, dan paten piranti lunak. Keputusan
pengadilan, seperti state street decision, juga berkontribusi terhadap hukum-hukum ini.
Uni Eropa telah mempertimbangkan untuk memperketat persyaratan untuk mematenkan
piranti lunak yang tercantum di state street decision. Di China, perhatian telah diberikan
kepada masalah-masalah penggunaan komputer seperti keamanan negara, kepentingan
sosial, kepentingan warga negara yang berdasarkan hukum, dan kode etik, dengan urutan
seperti yang disebutkan disini.
Masyarakat mengharapkan komputer untuk digunakan secara etis karena tiga alasan.
Kelenturan logis berarti bahwa komputer dapat diprogram untuk melakukan hampir
semua hal. Faktor transformasi menyadari bahwa komputer dapat melakukan perubahan-
perubahan dramatis pada keseharian kita. Faktor ketidaktampakan mengakui bahwa
pemprosesan internal komputer tersembunyi dari pandangan kita. Pemprosesan internal
ini dapat mencakup nilai-nilai pada program, perhitungan yang rumit, dan kriminalitas
komputer.
8. Association for Computing Machinary (ACM) telah menyusun kode etik dan prilaku
profesional untuk para anggotanya, yang dapat digunakan oleh siapapun di industri
komputer. Kode ini terdiri atas keharusan-keharusan dalam tiga kategori: keharusan
moral umum, tanggung jawab profesional yang lebih spesifik, dan keharusan
kepemimpinan organisasi. ACM juga menyusun kode untuk rekayasa piranti lunak yang
terdiri atas ekspektasi di delapan wilayah : publik, klien dan atasan, produk, penilaian,
manajemen, profesi, kolega, dan diri sendiri.
Edukasi etika komputer dapat dilakukan melalui mata kuliah formal yang ditawarkan
perguruan tinggi, program profesional seperti Asosiasi Manajemen Amerika, dan
program edukasi swasta yang dapat mengirimkan materi melalui Internet.
CIO dapat memberikan kontribusi besar kepada operasional perusahaan yang etis
dengan cara memahami prinsip-prinsip akuntansi, menjaga agar sistem pelaporan
finansial efektif, mendidik para eksekutif perusahaan mengenai sistem keuangan,
memastikan bahwa alarm terpasang dalam sistem keuangan untuk memberitahu
manajemen jika perusahaan melenceng dari jalurnya, menjadi pelaku aktif dalam
mengkomunikasikan informasi ke lingkungan mengenai sistem keuangan perusahaan,
dan menjaga pengendalian pengeluaran TI secara ketat.
PEMBAHASAN
Alasan Pentingnya Etika Komputer
James Moor mengidentifikasi tiga alasan utama dibalik minat masyarakat yang tingi
akan etika komputer: kelenturan secara logis,faktor tranformasi,dan faktor ketidak
tampakan.
9. Kelenturan secara logis Moor mengartikannya sebagai kemampuan untuk
memprogram komputer untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan.
Faktor tranformasi alasan atas etika komputer ini didasarkan pada fakta bahwa
komputer dapat mengubah cara kita mengerjakan sesuatu dengan draktis. Salah satu
contoh yang baik adalah e-mail.
Faktor ketidaktampakan : alasan ketidak untuk minat masyarakat atas etika komputer
adalah karena masyarakat memandang komputer sebagai kotak hitam. Ketidak
tampakan operasi internal ini memberikan kesempatan terjadinya nilai-nilai
pemrograman yang tidak tampak ,dan menyalah gunakan yang tidak tampak :
Nilai pemrograman yang tidak tampak adalah perintah rutin yang dikodekan program
kedalam program yang menghasilkan proses yang diinginkan si pengguna.
Perhitungan rumit yang tidak tampak berbentuk program yang sangat rumit sehingga
penguna tidak dapat memahaminya.
Penyalah gunaan yang tidak tampak mencangkup tindakan yang disengaja yang
melintasi batasan hukum maupun etis. Semua tindakan kejahatan computer berada
pada kategori ini, misalnya tindakan tak etis seperti pelanggaran hak individu akan
privasi.
b. Hak Sosial dan Komputer
Masyarakat tidak hanya mengharapkan dan dunia usaha untuk menggunakan komputer
secara etis, namun juga menuntut beberapa hak yang berhubungan dengan komputer.
Klasifikasi hak-hak manusia dalam wujud komputer yang paling banyak
dipublikasikan adalah PAPA rancangan Richard O. Mason. Mason menciptakan
10. akronim PAPA untuk mempersentasikan empat hak dasar masyarakat sehubungan
dengan informasi
Contoh kasus pada Kasus PT Idea Field Indonesia Dengan Mediance
PT Idea Field Indonesia berlokasi di jalan burangrang No 34 Bandung. Jawa Barat.
Indonesia. adalah perusahaan yang sedang berkembang, dan bergerak dalam bidang
desain grafis dan desain multimedia. Perusahaan ini menciptakan desain dengan isi dan
konteks yang kuat, menciptakan produk-produk ( desain ) yang yang indah dan tiap
kliennya di tangani dengan detail dan teliti. karya desain grafis PT IDEA FIELD
INDONESIA bersifat dinamis dan dapat berubah-ubah mengikuti perkembang zaman.
Perusahaan ini memasarkan dan memperdagangkan jasanya secara nasional dan
internsional, melalui pemasaran secara langsung maupun melalui media internet agar
karya desain grafisnya dikenal dan digunakan secara internasional.
Melalui http://www.elance.com PT Idea Field Indonesia memasarkan karya-karya
desain grafisnya didunia maya (internet), dalam website ini PT Idea Field Indonesia
dihubungkan dengan para pembeli karya desain grafis atau pembeli jasa untuk
membuat desain grafis. Dalam website ini PT Idea Field Indonesia diharuskan me-
upload katalog yang berisi karyakarya desain grafis, agar para pembeli bisa melihat
hasil-hasil karya yang diciptakan oleh perusahaan.
Salah satu katalog yang di-upload di internet Pada tanggal 13 Juni 2008 PT. Idea Field
Indonesia mendapatkan laporan dari http://www.elance.com bahwa katalog berisi
karya-karya desain grafis digunakan tanpa izin oleh pihak Mediance dalam website
elance.com dan lambang the idea field diubah menjadi lambang Mediance.Sehingga
11. katalog tersebut berhasil menarik para pembeli jasa pembuat karya desain grafis untuk
membeli karya dan jasa Mediance, bahkan Mediance berhasil menjual salah satu karya
desain grafis dalam catalog tersebut.
Undang-Undang yang berlaku
Dalam Kasus Tersebut tidak dijelaskan UU yang berlaku, tetapi jika di analisa maka
kasus tersebut terkena UUHC pasal 72 ayat 2 yang berbunyi :
“Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait
sebagaimana di maksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama lima
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).”
KESIMPULAN
Moral, etika dan hukum semua mengatur prilaku kita. Moral memiliki sejarah dan ada
dalam bentuk peraturan-peraturan. Etika, dilain pihak, terutama dipengaruhi oleh
masyarakat dan dapat berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Hukum ada dalam bentuk tertulis dan mewakili prilaku yang diharapkan oleh penguasa
berdaulat. Para eksekutif menekankan budaya etis pada organisasi mereka dalam
metode tiga lapis, yaitu menetapkan credo etika, membuat program-program etika, dan
menyesuaikan kode etik untuk internal perusahaan.
12. Oleh karena itu perlindungan terhadap akses masuk untuk suatu komputer diperlukan.
Untuk menjaga itu semua diperlukanlah sebuah aturan atau undang-undang yang
mengatur mengenai itu. Banyak Negara maju telah mempunyai undang-undang khusus
mengenai komputer. Hal yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah akses data
pribadi secara bebas tapi juga menyangkut kejahatan komputer dan juga hak paten
peranti lunak.intinya hal yang perlu diketahui yaitu Moral,dimana Moral adalah
keyakinan dan penilaian secara tradisi tentang baik atau buruknya hal yang dilakukan.
Moral juga merupakan institusi social yang memiliki sejarah dan aturan-aturan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization,
Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting
Information System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality
The Quality of MSME ’ s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics,
Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 (3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-
2020.163573
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of
Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference
13. Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 , (2).
https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775
Nugroho, L., Mastur, A.A., Fardinal, F., Putra, Y.M., (2019). Hajj, Civilization and
Islamic Banking Contribution Discourses. Location of Islamic Banks ). The 1st Annual
Conference Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS)
2019, 1 (11), http://dx.doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290773
Putra, Y. M., (2018). Implikasi Etis dari Teknologi Informasi. Modul Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using
Accounting Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-
826. https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing
(Empirical Testing of Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and
Bekasi). EPRA International Journal of Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-
161.