SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
ARTIKEL ILMIAH
IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI PADA KARYAWAN PT LEN INDUSTRI
(PERSERO)
Dosen Pengampu :
Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Disusun Oleh :
Nama : Ayu Endah Lestari
NIM : 43219120019
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2021
ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer, etika
komputer dirasa sangat penting bagi masyarakat. Etika dalam penggunaan komputer
sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Etika berkomputer
amat penting karena masyarakat memiliki persepsi dan ketakutan tertentu dengan
penggunaan komputer. Fitur-fitur penggunaan komputer yang mengkhawatirkan
masyarakat adalah kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan apa
saja, fakta bahwa komputer dapat mengubah kehidupan sehari-hari dan fakta bahwa
apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh orang yang menjadi korban.
Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa
komputer dapat mengganggu hak privasi individual, properti dan akses. Sedangkan
dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah masalah
pembajakan perangkat alat lunak yang dapat mengurangi pendapatan penjual
perangkat lunak cukup signifikan. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada
masalah privasi dan pembajakan.
PENDAHULUAN
Perilaku kehidupan kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-
undang mengenal komputer telah diterapkan dibanyak negara untuk mengatasi
kekhawatiran seperti hak mendapatkan akses data, hak akan privasi, kejahatan
komputer, dan paten peranti lunak. Beberapa negara lebih maju dibandingkan yang
lain dalam hal mengeluarkan undang-undang semacam ini, dan hukum di satu negara
dapat mempengaruhi penggunaan komputer di tempat lain di dunia.
Sekarang terdapat perhatian yang lebih besar pada etika dalam penggunaan
komputer. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran
bahwa komputer dapat mengganggu hak privasi individu. Dalam dunia bisnis, salah
satu alasan utama terhadap perhatian tersebut adalah pembajakan perangkat keras dan
perangkat lunak yang semakin semarak. Namun subyek etika komputer lebih dalam
daripada masalah privasi dan pembajakan. Itu karena komputer adalah peralatan sosial
yang penuh daya, yang dapat membantu atau mengganggu mayarakat dalam banyak
cara. Semua tergantung pada cara penggunaannya.
Dampak sosial dari komputer dalam konteks etika, yaitu bagaimana komputer
seharusnya digunakan untuk kebaikan masyarakat. Mengapa etika komputer sangat
penting dalam dunia bisnis. Karena itu di dalam bisnis/perusahaan, perlunya
manajemen puncak menetapkan budaya etika secara menyeluruh di semua
aktivitasnya. Budaya ini menyediakan kerangka kerja etika, seperti halnya kode etik
dari berbagai asosiasi professional di bidang teknologi informasi/sistem informasi,
dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip etika bisnis secara umum.
Etika mempengaruhi bagaimana para spesialis teknologi informasi
melaksanakan tugas mereka dengan baik. Adalah tanggung jawab CIO di dalam
perusahaan untuk mencapai etika pada sistem yang dibuat dan pada orang-orang yang
membuatnya. Untuk memenuhi tanggung jawab ini CIO dapat mengikuti strategi yang
terencana baik. Semua kembali pada pertanyaan diri kita sendiri.
Pemahaman serta kesadaran untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan
prinsip-prinsip etika secara umum sangat diperlukan, khususnya etika dalam
mengaplikasikan program-program komputer. Salah satu upaya yang harus dilakukan
adalah revitalisasi nilai-nilai etis untuk melengkapi norma-norma hukum yang
mengatur penggunaan teknologi informasi (sistem komputerisasi). Mengapa hal ini
harus dilakukan, karena para manajer corporate/business memberi perhatian yang
semakin besar pada manajemen informasi selama beberapa tahun terakhir ini dengan
dua alasan utama. Pertama, kegiatan bisnis telah menjadi semakin rumit. Kedua,
komputer dalam perkembangannya telah mencapai kemampuan yang semakin baik.
PT Len Industri (Persero) adalah perusahaan peralatan elektronik industri milik
Pemerintah Indonesia (BUMN) yang berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat. PT Len
Industri saat ini bergerak di bidang industri elektronik. Teknologi yang telah
dikembangkan Len memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang disalurkan melaui produk-produk energi terbarukan. LEN juga terus
aktif mendukung kedaulatan negara dengan menyediakan produk-produk di bidang
pertahanan, transportasi dan ICT (Information & Communication Technology).
Dalam menjalankan bisnisnya, tentu saja PT Len Industri (Persero)
menjunjung tinggi implikasi etis terutama dalam pemnafaatan teknologi informasi.
Perusahaan memiliki kewajiban untuk menetapkan budaya etika yang harus diikuti
oleh para karyawannya. Budaya ini didukung oleh kredo perusahaan dan program-
program etika.
LITERATUR TEORI
A. Definisi Moral, Etika dan Hukum
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai
warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang
secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum.
1. Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan salah. Moral
adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai
belajar mengenai perilaku moral semenjak kecil: “Perilaku orang lain
sebagaimana layaknya kita ingin diperlakukan.” “Selalu ucapkan terima
kasih,” Saat kita tumbuh dewasa secara fisik dan mental, kita belajar
mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita ikuti.
Aturan perilaku ini adalah moral kita. Meskipun masyarakat di sekeliling
dunia tidak semuanya mengikuti seperangkat moral yang sama, terdapat
kesamaan di antara semuanya. “Melakukan apa yang secara moral benar,”
adalah landasan dasar perilaku sosial kita.
2. Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa
Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan
kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke
dalam seorang atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab terhadap
komunitas mereka atas perilaku mereka, Komunitas dapat berarti rukun
tetangga, kota, Negara, atau profesi.
Tidak seperti moral, etika bisa jadi amat bervariasi dari satu
komunitas dengan yang lain. Keberagaman di bidang computer ini terlihat
dalam bentuk peranti lunak bajakan (pirated software) peranti lunak yang
diduplikasi secara illegal dan kemudian digunakan atau dijual. Di beberapa
Negara praktik ini lebih menyebar disbandingkan yang lain. Pada tahun 2004,
diperkirakan sekitar 21 persen peranti lunak yang digunakan di Amerika
Serikat telah dibajak; angka ini melonjak menjadi 32 persen di Australia dan
90 persen di Cina.
Beberapa orang mungkin berkata bahwa angka-angka ini
menunjukkan bahwa para pengguna computer di Cina tidak seetis pengguna
computer di Amerika Serikat. Namun sebenarnya tidak selalu demikian.
Beberapa budaya, khususnya budaya di Negara-negara Asia, mendorong
orang-orang untuk saling berbagi. Dalam peribahasa Cina “Orang yang
berbagi harus dihargai, sedangkan yang tidak harus dihukum.” Meskipun
demikian,pembajakan peranti lunak adalah suatu masalah, karena tidak
terdapat insentif untuk merancang dan mendistribusikan peranti lunak baru
kecuali jika para penggunanya menyadari nilai ekonomisnya.
3. Hukum
Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh
otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga
negaranya. Selama sekitar 10 tahun pertama penggunaan computer dibidang
bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum yang berkaitan dengan
penggunaan computer. Hal ini dikarenakan pada saat itu computer
merupakan inovasi baru, dan system hokum membutuhkan waktu untuk
mengejarnya.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan computer pertama menjadi berita
ketika seorang programmer untuk sebuah bank mengubah suatu program
computer sehingga program tersebut tidak akan menandai rekeningnya ketika
terlalu banyak uang ditarik. Ia dapat terus menulis cek meskipun tidak ada
uang di dalam rekeningnya. Tipuan ini bekerja hingga computer tersebut
rusak, dan pemrosesan manual mengungkapkan rekening dengan saldo yang
sudah negatih dan tidak ditandai tersebut. Programmer tersebut tidak dituntut
atas kejahatan computer, karena pada saat itu tidak ada hokum mengenai
kejahatan tersebut. Sebaliknya, ia dituntut atas tuduhan membuat entri palsu
pada catatan bank.
B. Perlunya Perhatian Terhadap Moral, Etika dan Hukum
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita dihadapkan oleh banyak pengaruh,
baik pengaruh yang positif maupun pengaruh negatif. Sebagai warga masyarakat
yang berkesadaran sosial tinggi, kita ingin melakukan apa yang benar secara
moral, etika, dan menurut hukum. Karena itu bagaimana moral diterapkan,
bagaimana etika harus dibudayakan, dan bagaimana hukum harus ditegakkan
adalah menjadi komitmen bersama di dalam organisasi perusahaan/bisnis yang
dikelolanya. Moral, etika, dan hukum, secara universal semua mengatur perilaku
kita, demikian juga di dalam aktivitas organisasi perusahaan/bisnis.
Moral memiliki sejarah dan ada dalam bentuk peraturan-peraturan. Etika
di lain pihak, terutama dipengaruhi oleh masyarakat kita dan dapat berbeda dari
satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Sedangkan hukum ada dalam bentuk
tertulis dan mewakili perilaku yang diharapkan oleh penguasa yang berdaulat.
Selama tahuntahun pertama era komputerisasi tidak ada hukum yang dirancang
untuk menuntut kejahatan komputer. Sebagian besar undang-undang yang dibuat
masih belum mengikat kepada pelanggaran-pelanggaran komputer. Organisasi
dalam corporate/business umumnya belum terlindungi oleh undang-undang
komputer dan hanya bergantung pada etika mereka sendiri dan lingkungan sekitar
mereka.
Kasus pertama kejahatan komputer terjadi pada tahun 1966, ketika
seorang programmer pada suatu bank membuat program pengambilan uang di
bank dengan sistem komputerisasi. Namun program tersebut tidak dapat
menunjukkan bahwa pengambilan uang dari rekeningnya telah melampaui saldo,
hal ini menimbulkan kerugian yang besar bagi bank. Programer tersebut tidak
dituntut melakukan kejahatan komputer, atau pelanggaran etika komputer, karena
kode etiknya dan peraturan hukumnya belum ada. Sebaliknya, programmer itu
dituntut membuat entry palsu dicatatan bank. Atas dasar pengalaman itulah maka
Amerika Serikat menetapkan peraturan komputer pada tahun 1966, dengan
Freedom of Information Act of 1966.
Semenjak itulah berkembang peraturan-peraturan tentang penggunaan
komputer sebagai kode etik dan hukum di Amerika Serikat. Kemudian
berkembang juga peraturan-peraturan tentang penggunaan komputer di berbagai
Negara sampai dengan sekarang, yang dijadikan sebagai kode etik dan hukum di
dalam sistem komputerisasi. Bagaimana menempatkan moral, etika, dan hukum
dalam perspektif bisnis, terutama di dalam penggunaan sistem komputerisasi.
Penggunaan komputer dalam perusahaan/ bisnis harus diarahkan pada nilai-nilai
moral, dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai, dan juga
pada hukum-hukum yang berlaku. Hal ini sesuai dengan arahan Caux Round
(dalam Sukrisno Agoes :2009:126), bahwa prinsip-prinsip di dalam etika bisnis
harus mengacu pada :
a. Tanggung jawab bisnis dari Shareholders ke Stakeholders.
b. Dampak Ekonomis dan Sosial dalam Bisnis; memperhatikan inovasi,
keadilan.
c. Perilaku Pebisnis, dari hukum yang tersurat ke semangat saling percaya.
d. Sikap menghormati aturan dan etika profesi yang ditetapkan.
e. Sikap menghormati lingkungan.
f. Menghindari operasi-operasi yang tidak etis.
Tetapi dalam kenyataan di lapangan, penggunaan sistem komputerisasi masih
banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, yang notabene melanggar etika,
moral, dan hukum.
C. Etika Komputer di Indonesia
Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi
komputer, Indonesia pun tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di
bidang tersebut. Mengadopsi pemikir dunia di atas, etika di bidang komputer
berkembang menjadi kurikulum wajib yang dilakukan hampir semua perguruan
tinggi di bidang komputer di Indonesia.
1. Etika dan Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia,
seperti revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir
manusia, baik dalam usaha pemecahan masalah, perencanaan, maupun dalam
pengambilan keputusan. Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia
akan berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap
etika dan norma-norma dalam kehidupannya. Orang yang biasanya
berinteraksi secara fisik, melakukan komunikasi secara langsung dengan
orang lain, karena perkembangan teknologi internet dan email maka interaksi
tersebut menjadi berkurang.
Teknologi sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk
menjawab tantangan hidup. Jadi, faktor manusia dalam teknologi sangat
penting. Ketika manusia membiarkan dirinya dikuasai teknologi maka
manusia yang lain akan mengalahkannya. Oleh karena itu, pendidikan
manusiawi termasuk pelaksanaan norma dan etika kemanusiaan tetap harus
berada pada peringkat teratas, serta tidak hanya melakukan pemujaan
terhadap teknologi belaka.
Ada beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat
yaitu :
a. Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi
manusia sebagai pekerja
b. Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani
secara manual
c. Pengangguran dan pemindahan kerja
d. Kurangnya tanggung jawab profesi
e. Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi
informasi
Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut maka dapat dilakukan :
a. Di rancang sebuah teknologi yang berpusat pada manusia
b. Adanya dukungan dari suatu organisasi, kompleksitas dapat ditangani
dengan Teknologi Informasi
c. Adanya pendidikan yang mengenalkan teknologi informasi sehingga
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kemajuan teknologi
informasi.
d. Jika adanya peningkatan pendidikan maka akan adanya umpan balik dan
imbalan yang diberikan oleh suatu organisasi
e. Perkembangan teknologi akan semakin meningkat namun hal ini harus
di sesuaikan dengan hukum yang berlaku sehingga etika dalam
berprofesi di bidang teknologi informasi dapat berjalan dengan baik.
2. Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi
Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat
berminat untuk menggunakan komputer yaitu;
a. Kelenturan logika (logical malleability)
Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan
apapun yang diinginkan oleh programmer untuk penggunannya.
b. Faktor Transformasi (transformation factors)
Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun
pengguna akan menuju ke suatu tempat.
c. Faktor tak kasat mata (invisibility factors)
Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal
computer sehingga tidak ada peluang bagi penyusup untuk
menyalahgunakan operasi tersebut.
3. Hak Etika Komputer
a. Hak Sosial dan Komputer
 Hak atas akses computer
Setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak
harus memilikinya.
 Hak atas keahlian computer
Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas
terhadap masyarakat akan terjadinya pengangguran karena beberapa
peran digantikan oleh komputer. Tetapi pada kenyataannya dengan
keahlian di bidang komputer dapat membuka peluang pekerjaan
yang lebih banyak
 Hak atas spesialis komputer,
Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat
pada komputer yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu
diperlukan spesialis bidang komputer
 Hak atas pengambilan keputusan computer
Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, namun
masyarakat memiliki hak tersebut.
b. Hak atas Informasi
 Hak atas privasi
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu
maupun dalam suatu organisasi mendapatkan perlindungan atas
hukum tentang kerahasiannya
 Hak atas Akurasi
Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa
dicapai oleh sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun
tidak selalu tercapai
 Hak atas kepemilikan.
Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam
bentuk program-program computer yang dengan mudahnya
dilakukan penggandaan atau disalin secara ilegal
 Hak atas akses.
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan
mengaksesnya harus melakukan account atau izin pada pihak yang
memiliki informasi tersebut. Sebagai contoh kita dapat membaca
data-data penelitian atau buku-buku online di Internet yang harus
bayar untuk dapat mengaksesnya.
Kedua hak tersebut tidak dapat diambil oleh siapapun, namun sebagai
pengguna teknologi ini, pengguna harus belajar bagaimana mempunyai etika
yang baik dalam berkomputer. Berikut etika berkomputer, yang nantinya
akan mengurangi dampak negatif dari penggunaan komputer, yaitu :
a. Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain
b. Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain
c. Jangan memata-matai file-file yang bukan haknya
d. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
e. Jangan menggunakan komputer untuk memberikan kesaksian palsu
f. Jangan menduplikasi atau menggunakan software tanpa membayar
g. Jangan menggunakan sumberdaya komputer orang lain tanpa
sepengetahuan yang bersangkutan
h. Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain
i. Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau
sistem komputer yang dirancang
j. Selalu mempertimbangkan dan menaruh respek terhadap sesama
saat menggunakan komputer.
D. Peranan Etika
Etika memiliki peranan atau fungsi diantaranya yaitu:
a. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian
tentang Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau
kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai
mahasiswa.
b. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita
hadapi sekarang.
c. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam
menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.
d. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika
kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.
E. Hukum Pada Teknologi Informasi
Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga
negaranya untuk mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang
didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman, yang secara
umum disebut Hukum. Hukum dalam arti luas , sesungguhnya mencakup segala
macam ketentuan hukum yang ada, baik materi hukum tertulis ( tertuang dalam
perundang-undangan ) dan hukum tidak tertulis ( tertuang dalam kebiasaan
ataupun praktek bisnis yang berkembang). Keberadaan hukum sebagai rule of
law berbanding lurus dengan melihat sejauh mana pemahaman hukum dan
kesadaran hukum masyarakat itu sendiri terhadap informasi hukum yang tengah
berlaku.
Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan
perundang-undangan yang baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu
kajian yang mendalam mengenai sejauh mana sistem hukum yang berlaku dapat
dioptimalkan. Pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi telah
mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula
menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan
perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian
cepat. teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana
efektif perbuatan melawan hukum.. Perkembangan teknologi ini menyebabkan
munculnya suatu ilmu hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atau
cyber law.
1. Hukum Telematika
Pada saat ini banyak kegiatan sosial maupun komersial dilakukan
melalui jaringan sistem komputer dan sistem komunikasi, baik dalam
lingkup lokal maupun global (Internet), dimana permasalahan hukum
seringkali dihadapi ketika terkait dengan adanya penyampaian informasi,
komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal
pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang
dilaksanakan melalui sistem elektronik, untuk
mengakomodasi permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang
hukum yaitu hukum informatika, hukum telekomunikasi dan hukum media
yang saat ini dikenal dengan hukum telematika.
Masalah – masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas,
karena tidak lagi dibatasi oleh teritori suatu Negara, dan dapat diakses
kapanpun dimanapun. Salah satu contoh yaitu kerugian dapat terjadi baik pada
pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan
transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di
Internet. Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting,
mengingat informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem
hukum secara komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk
diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam
waktu hitungan detik.
Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian
kompleks dan rumit, sehingga perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian
hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar
dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan
untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum,
aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan
keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum
bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan
teknologi informasi menjadi tidak optimal.
2. Relevansi Etika dan Teknologi
Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk
memudahkan pekerjaannya. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan
dan pergeseran yang cepat dalam suatu kehidupan tanpa batas. Pemanfaatan
teknologi tersebut telah mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat, karena
berbagai informasi dapat disajikan melalui hubungan jarak jauh dan mereka
yang ingin mengadakan transaksi tidak harus bertemu muka, akan tetapi cukup
melalui peralatan komputer dan telekomunikasi.
Namun, dengan kemajuan teknologi informasi, harus tetap memiliki
peraturan, etika dan sopan santun yang harus dipahami. Maka dari itu,
seseorang harus berhati-hati dalam menulis di blog, mengirimkan suatu pesan
dari email atau mengirimkan gambar, video tanpa memperhatikan etika, cara
orang berkomunikasi, by email or by surat, membawa perubahan signifikan,
dalam sapaan/tutur kata.
F. Pentingnya Etika Dalam Teknologi Informasi
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi adalah
sebagai berikut :
a. Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang
mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
b. Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup dalam
dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli
dalam berinteraksi.
c. Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi
informasi memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya
ada juga pengguna yang suka iseng dengan melakukan hal–hal yang tidak
seharusnya dilakukan.
d. Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu
bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru.
G. Tantangan Pelaksanaan Etika
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan
etika dalam dunia usaha bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan
perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner :
a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan yang
begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang
terjadi memberikan “tekanan” bagi masyarakat atau perusahaan untuk
mengikuti perubahan tersebut.
b. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi. Globalisasi menciptakan
apa yang disebut lingkungan verikal di mana setiap perusahaan diibaratkan
sebagai pemain yang harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang.
c. Tantangan pergaulan internasional. Sering terjadi bahwa perusahaan
internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di
suatu negara.
d. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi cepat, memberikan tantangan penegakan
nilai – nilai etika dan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan
dan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusiaan.
e. Tantangan pengembangan sumber daya manusia sebuah institusi bisnis, tidak
hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber daya
manusia yang berguna bagi pengembangan bisnis tersebut.
H. Menetapkan Moral, Etika, dan Hukum dalam Perspektif
Kita dapat melihat bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan
oleh nilai-nilai moral dan etika seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai
serta hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diinterpretasikan karena
bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak
disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika
komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.
Pendapat umum dalam bisnis bahwa perusahaan mencerminkan
kepribadian pemimpinnya. Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan
dasar budaya etika. Jika perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus
etis dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin
dengan memberi contoh. Prilaku ini adalah budaya etika.
1. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar
di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua
pegawai. Hal tersebut dicapai melalui metode tiga lapis yaitu :
a. Menetapkan credo perusahaan;
Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai etis yang ditegakkan
perusahaan, yang diinformasikan kepada orang-orang dan organisasi-
organisasi baik di dalam maupun di luar perusahaan.
b. Menetapkan program etika;
Suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk
mengarahkan pegawai dalam melaksanakan lapis pertama. Misalnya
pertemuan orientasi bagi pegawai baru dan audit etika.
c. Menetapkan kode etik perusahaan
Setiap perusahaan memiliki kode etiknya masing-masing. Kadang-
kadang kode etik tersebut diadaptasi dari kode etik industri tertentu.
2. Etika Dan Jasa Informasi
Etika komputer, menurut James H. Moor merupakan analisis mengenai sifat
dan dampak sosial teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi
kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis. Oleh karena itu,
etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama, yaitu :
a. Waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat;
b. Memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa
teknologi tersebut digunakan secara tepat.
3. Kontrak sosial jasa informasi
Guna memecahkan permasalahan etika komputer, Mason menyarankan
bahwa jasa informasi harus msuk ke dalam suatu kontrak sosial yang
memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan sosial. Kontrak
tersebut menyatakan bahwa :
a. Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu
privasi seseorang.
b. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan
komputer.
c. Hak milik intelektual akan dilindungi.
d. Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat
terhindar dari ketidaktahuan informasi.
Dengan demikian, masyarakat jasa informasi harus bertanggung jawab atas
kontrak sosial yang timbul dari sistem yang dirancang dan diterapkannya.
4. Kode Etik
Ada empat asosiasi profesional komputer AS telah membuat kode etik
sebagai panduan bagi para anggotanya, yaitu :
a. Kode etik ACM (Association for Computing Machinery - 1947)
Kode perilaku profesionalnya menyatakan bahwa seorang anggota ACM
selalu bertindak dengan integritas, berusaha meningkatkan
kemampuannya serta kemampuan dan prestise profesinya, bertanggung
jawab atas pekerjaannya, bertindak dengan tanggung jawa profesional,
dan menggunakan pengetahuan dan keahlian khususnya untuk
kesejahteraan umat manusia.
b. Kode etik DPMA (Data Processing Management Association – 1951)
Misi dari DPMA adalah menjunjung manajemen informasi yang efektif
dan bertanggung jawab untuk kebaikan para anggotanya, para pemberi
kerja, dan masyarakat bisnis. Kode etik DPMA terdiri dari standar
prilaku yang menguraikan kewajiban manajer pengolahan data pada
manajemen perusahaan, rekan anggota DPMA dan profesi, masyarakat
dan pemberi kerja.
c. Kode etik ICCP (Institute for Certification of Komputer
Professionals – 1973)
Maksud dari ICCP adalah memberi sertifikasi kepada para profesional
komputer, yang meliputi certified computer programmer (CCP), certified
in data processing (CDP). Hal tersebut harus ditempuh dengan ujian dan
harus setuju dengan kode etik ICCP. Kode etik ICCP ada yang bersifat
permanen dan dapat diperbaharui secara berkala. Kode etik ICCP
yang menyatakan bahwa para anggotanya bertanggung pada pprofesi,
pemberi kerja dan kliennya. Bile terjadi pelanggaran maka dapat
mengakibatkan sertifikasinya dicabut.
d. Kode etik ITAA (Information Technology Association America –
1961)
ITAA merupakan suatu asosiasi bagi organisasi-organisasi yang
memasarkan perangkat lunak dan jasa yang berkaitan dengan komputer.
Kode etik ITAA terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mengatur
penilaian, komunikasi, dan kualitas jasa dengan klien. Perusahaan dan
pegawai diharapkan menegakkan integritas profesional industri
komputer.
5. Etika dan CIO (Chief Information Officer)
Perilaku CIO dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu hukum, budaya etika
perusahaan, kode etik profesional, tekanan sosial (orang atau kelompok di
luar perusahaan) dan tekanan pribadi (mungkin berala dari dalam
perusahaan). Berdasarkan hasil survey oleh Scott J. Vitell dan Donald L.
Davis, diperoleh hasil :
a. CIO tidak bertindak yang tidak etis, walaupun kesempatan untuk berbuat
yang tidak ada.
b. CIO yang berhasil senantiasan berbuat etis.
c. Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawa sosial.
d. Manajer mendukung keyakinan etika mereka dengan tindakan.
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang dan Tata Perilaku (Code of Conduct) PT LEN Industri
(Persero)
PT. LEN Industri (Persero) yang lebih dikenal dengan LEN, adalah
perusahaan elektronik industri dan prasarana yang bergerak dalam bidang
tranportasi, informasi & energy. PT Len Industri (Persero) sebagai Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), berkomitmen untuk melaksanakan praktik-praktik Good
Corporate Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik sebagai bagian dari
usaha untuk pencapaian visi dan misi perusahaan. Penyusunan Code of
Conduct ini merupakan salah satu wujud komitmen tersebut dan menjabarkan
nilai-nilai dalam budaya kerja PT Len Industri (Persero) ke dalam interpretasi
perilaku yang terkait dengan etika usaha dan tata perilaku.
Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini disusun untuk
menjadi acuan perilaku bagi Komisaris termasuk perangkatnya, Direksi dan
karyawan sebagai Insan Len dalam mengelola perusahaan guna mencapai visi,
misi dan tujuan perusahaan melalui peningkatan daya saing dan memberikan nilai
tambah kepada perusahaan.Produk yang dikelola Pertamina meliputi bahan bakar
minyak (BBM) PSO dan non PSO, bahan bakar khusus (BBK), Gas, non BBM,
dan Petrokimia. BBM36 PSO (Public Service Obligation) adalah bahan bakar
minyak yang telah di subsidi oleh Pemerintah sedangkan non PSO bahan bakar
yang tidak disubsidi oleh Pemerintah. PSO seperti Premium sedangkan non PSO
meliputi Pertamax, Pertamax Dex, Pertamax Plus. Bahan bakar non BBM meliputi
Aspal, Pelumas sedangkan Gas meliputi LPG, BBG (Bahan Bakar Gas), Misicool
(Pengganti CFC Yang Ramah Lingkungan).
B. Tujuan Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct)
Penerapan Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini dimaksudkan
untuk:
1. Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan Visi dan
Misi perusahaan.
2. Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh Insan
Len dalam melaksanakan tugas.
3. Menjadi acuan perilaku Insan Len dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders perusahaan.
4. Menjelaskan secara rinci standar etika agar Insan Len dapat menilai bentuk
kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika
menemui keragu-raguan dalam bertindak.
C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
1. Visi Perusahaan
PT Len Industri (Persero) adalah satu-satunya BUMN yang bergerak dalam
bisnis elektronika industri dan infrastruktur. Arah pengembangan perusahaan
dijelaskan dalam visi perusahaan, yaitu: “Menjadi Perusahaan Elektronika
Kelas Dunia”. Dengan penetapan visi tersebut, diharapkan perusahaan dapat
beroperasi dengan standar bisnis internasional serta mampu bermain di pasar
global. Usaha untuk mencapai visi perusahaan tersebut, tercermin dalam
Rencana Jangka Panjang Perusahaan Tahun 2012–2016 dengan skenario
pengembangan perusahaan yang dibagi dalam 3 (tiga) periode, yaitu:
a. Periode Penguatan Basis Manufaktur dan Bisnis
b. Kontraktor/EPC (Engineering, Procurement dan Contractor) (2012)
c. Periode National Standard & Domestic Player (2013-2014)
d. Periode Global Standard & Regional Player (2015-2016)
2. Misi Perusahaan
Misi perusahaan ditetapkan sebagai berikut:
“Meningkatkan Kesejahteraan Stakeholder Melalui Inovasi Produk
Elektronika Industri dan Prasaran”
Dengan misi tersebut perusahaan mempunyai komitmen untuk selalu
meningkatkan benefit kepada seluruh stakeholder. Kepada pelanggan,
perusahaan akan senantiasa memberikan layanan produk dan jasa dengan
kualitas tinggi, harga yang kompetitif serta pelayanan yang memuaskan.
Sedangkan kepada karyawan, perusahaan akan memberikan penghasilan
yang baik, jaminan kelangsungan kerja, sistem karir yang memadai serta rasa
kebanggaan kepada perusahaan. Kepada pemegang saham, perusahaan
mempunyai komitmen untuk selalu meningkatkan dividen serta nilai pasar
(market value) perusahaan. Demikian pula untuk stakeholder lainnya
(masyarakat, pemerintah dan lain-lain), perusahaan akan memberikan benefit
sesuai dengan porsinya.
Faktor kunci sukses Len yang dijabarkan dalam misi tersebut adalah
melakukan inovasi produk elektronika yang berorientasi pasar melalui
perbaikan yang berkelanjutan (continuous product improvement) disertai
penguasaan teknologi. Selanjutnya bidang elektronika yang menjadi garapan
utama adalah produk elektronika industri (barang-barang modal untuk
industri dan vendor item) serta elektronika prasarana (infrastruktur
swasta/BUMN/Pemerintah).
3. Misi Perusahaan
Tujuan perusahaan adalah :
“Turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di
bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional pada umumnya dan khususnya
dalam bidang Industri Elektronika dan Prasarana, yang mencakup bidang-
bidang Broadcasting, Multimedia, Teknologi Informasi, Elektronika Daya,
Elektronika Energi, Jaringan Telekomunikasi, Sistem Pengendalian dan
Pengaturan, Navigasi, Persinyalan Kereta Api, Elektronika Kelautan
(Maritim), Elektronika Penerbangan (Avionics), Elektronika Pertahanan baik
perangkat lunak maupun perangkat kerasnya, selanjutnya disebut Elektronika
Industri dan Prasarana serta rekayasa di bidang keteknikan lainnya serta
optimalisasi aset-aset Perseroan, dengan menerapkan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas.”
D. Nilai Budaya
Budaya Kerja PT Len Industri (Persero) adalah 442-ICE yang terdiri dari nilai-
nilai untuk membangun :
Personal Character. Nilai-nilai budaya 4-I :
1. Integrity (Integritas).
Setiap insan memiliki pandangan dan pemikiran bahwa dirinya merupak
an bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan dan selalu ingin bersikap
jujur dan memberikan kontribusi positif kepada perusahaan.
2. Innovation (Inovasi).
Setiap insan memiliki sikap kreatif dan dapat mengembangkan ide -ide (out
of the box) serta mampu menjabarkan ide-ide tersebut secara operasional.
3. Independence (Independensi).
Setiap insan memiliki kemandirian dalam berpikir, bertindak, bekerja
dan berani mengambil keputusan dengan memperhitungkan risiko yang
bertanggung jawab.
4. Insistence (Pantang Menyerah).
Setiap insan memiliki semangat yang tinggi, gigih, pantang menyerah,
danberusaha keras untuk kepentingan perusahaan dan memiliki motivasi
yang tinggi untuk mengembangkan perusahaan.
Working Principle. Nilai-nilai budaya 4-C :
1. Customer Focus (Fokus Pada Pelanggan).
Setiap insan fokus terhadap kebutuhan dan keinginan Pelanggan dan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut dalam
mewujudkan kepuasan Pelanggan.
2. Continuous Improvement (Perbaikan Berkesinambungan).
Setiap insan berusaha melakukan perbaikan -perbaikan terhadap kualitas
produk dan jasa secara berkesinambungan.
3. Commitment (Komitmen).
Setiap insan memiliki ikatan yang kuat terhadap pekerjaan dan selalu
berusaha menghasilkan yang terbaik.
4. Competence (Kompetensi). Setiap insan memiliki kemampuan yang sesuai
dengan kebutuhan karyawanan dan selalu berusaha meningkatkan
kemampuan.
Performance. Nilai-nilai budaya 2-E :
1. Effectiveness (Efektivitas). Setiap insan menghasilkan produk atau jasa yang
sesuai dengan target atau standar ditinjau dari sudut kualitas, biaya, dan waktu.
2. Efficiency (Efisiensi). Setiap insan menghasilkan produk atau jasa dengan cara
yang tepat, sehingga terjadi keseimbangan antara keluaran (output) dan masukan
(input).
E. Tanggung Jawab
1. Insan Len
a. Mempelajari secara detil Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code
of Conduct) yang terkait dengan pekerjaannya. Setiap Insan Len harus
memahami standar etika yang dituangkan dalam Pedoman Etika Usaha
dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini;
b. Menghubungi atasan langsung, Unit Kerja Corporate Secretary, Unit
Kerja Human Capital & General Affairs, atau pihak-pihak yang telah
ditetapkan oleh Direksi, apabila Insan Len mempunyai pertanyaan
mengenai pelaksanaan Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of
Conduct);
c. Segera membicarakan kepada pihak-pihak yang telah ditetapkan oleh
Direksi, setiap dijumpai masalah mengenai kemungkinan pelanggaran
terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct);
d. Memahami prosedur yang dipakai untuk memberitahukan atau
melaporkan kemungkinan pelanggaran terhadap Pedoman Etika Usaha
dan Tata Perilaku (Code of Conduct);
e. Bersedia untuk bekerjasama dalam proses investigasi terhadap
kemungkinan pelanggaran terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata
Perilaku (Code of Conduct).
2. Pemimpin Len
a. Membangun dan menjaga budaya kepatuhan terhadap Pedoman Etika
Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) melalui:
 Secara pribadi mendorong kepatuhan terhadap Pedoman Etika
Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct);
 Melakukan pengawasan secara teratur mengenai program-program
yang bertujuan untuk mendorong kepatuhan Insan Len terhadap
Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct);
 Memberikan contoh yang baik dalam cara bersikap maupun dalam
bertindak sehari-hari.
b. Memastikan bahwa setiap Insan Len mengerti bahwa ketaatan atas
Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) sama
pentingnya dengan pencapaian unjuk kerja.
c. Mendorong Insan Len untuk bertanya mengenai berbagai masalah
integritas dan etika bisnis.
d. Mempertimbangkan masalah kepatuhan terhadap Pedoman Etika Usaha
dan Tata Perilaku (Code of Conduct) dalam mengevaluasi dan
memberikan penghargaan pada Insan Len.
e. Mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Pedoman Etika
Usaha dan Tata Perilaku Perusahaan (Code of Conduct) melalui upaya :
 Memastikan bahwa risiko kemungkinan terjadinya pelanggaran atas
Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) yang
berhubungan dengan proses bisnis dapat diidentifikasi secara dini
dan sistematis;
 Melakukan identifikasi dan melaporkan sesuai prosedur yang
ditetapkan terhadap kegiatan anak perusahaan, afiliasi serta mitra
kerja yang dapat menimbulkan kemungkinan pelanggaran terhadap
Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct);
 Memastikan dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan tentang
Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) bagi
seluruh Insan Len, anak perusahaan, afiliasi dan melakukan
sosialisasi kepada mitra kerja agar pihak-pihak tersebut mengerti
dan memahami Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of
Conduct) secara menyeluruh.
f. Melakukan deteksi atas kemungkinan pelanggaran terhadap Pedoman
Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) melalui:
 Menerapkan pengawasan melekat untuk memperkecil resiko
kemungkinan terjadinya pelanggaran atas Pedoman Etika Usaha dan
Tata Perilaku (Code of Conduct);
 Menciptakan sistem pelaporan atas kemungkinan terjadinya
pelanggaran atas Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of
Conduct) yang sesuai untuk melindungi kerahasiaan dari Insan Len
yang melaporkan;
 Memastikan dilaksanakannya evaluasi secara berkala terhadap
pelaksanaan Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of
Conduct) oleh Satuan Pengawasan Internal untuk menilai efektivitas
pelaksanaan dan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada.
g. Menindaklanjuti laporan kemungkinan terjadinya pelanggaran atas
Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) melalui:
 Memperbaiki secara cepat kekurangan yang dijumpai dalam
penilaian kepatuhan atas pelaksanaan Pedoman Etika Usaha dan
Tata Perilaku (Code of Conduct);
 Memberikan tindakan-tindakan indisipliner yang sesuai;
 Melakukan konsultasi dengan Corporate Secretary cq Unit Kerja
Legal dan Satuan Pengawasan Internal, serta Unit Kerja Human
Capital & General Affairs jika pelanggaran terhadap Pedoman Etika
Usaha dan Tata Perilaku (iii) yang terjadi memerlukan campur
tangan penegak hukum atau pihak yang berwajib.
--STANDAR ETIKA--
A. Etika Perusahaan dengan Karyawan
Len memperlakukan karyawan secara setara (fair) dan tidak membedakan suku,
agama, ras dan antar golongan dalam segala aspek. Len menyadari bahwa
karyawan mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai
pelaku dan tujuan Perusahaan. Oleh karena itu setiap karyawan dituntut dapat
berpartisipasi dan berperan aktif dengan jalan meningkatkan produksi dan
produktivitas kerja melalui hubungan yang dinamis, harmonis, selaras, serasi dan
seimbang antara Perusahaan dan karyawan. Dalam melaksanakan etika ini,
Perusahaan:
1. Mengacu kepada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dalam hal kesejahteraan
karyawan, penyediaan sarana dan prasarana kerja.
2. Melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) secara konsisten.
3. Memastikan setiap karyawan telah mendapat sosialisasi isi PKB.
4. Menempatkan Ikatan Karyawan Len (IKL) sebagai mitra Perusahaan
terkait dengan hubungan industrial.
B. Etika Perusahaan dengan Pelanggan
Len mengutamakan kepuasan dan kepercayaan pelanggan dengan:
1. Menjual produk sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
2. Membuka layanan pelanggan dan menindaklanjuti keluhan pelanggan tanpa
melakukan diskriminasi terhadap pelanggan.
3. Melakukan promosi yang berkesinambungan secara sehat, fair, jujur, tidak
menyesatkan serta diterima oleh norma-norma masyarakat.
C. Etika Perusahaan dengan Pesaing
Len menempatkan pesaing sebagai pemacu peningkatan diri dan introspeksi
dengan cara:
1. Melakukan market research dan market intelligent untuk mengetahui posisi
pesaing.
2. Melakukan persaingan yang sehat dengan mengedepankan keunggulan
produk dan layanan yang bermutu.
D. Etika Perusahaan dengan Pemasok
Len meningkatkan iklim saling percaya, menghargai, dan memupuk kebersamaan
dengan pemasok sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis yang berlaku dengan cara :
1. Menetapkan penyedia barang dan jasa berdasarkan kepada kemampuan dan
prestasi.
2. Melaksanakan pembayaran kepada penyedia barang dan jasa dengan tepat
waktu dan tepat jumlah.
3. Menjatuhkan sanksi yang tegas terhadap penyedia barang dan jasa yang
melakukan pelanggaran.
4. Memelihara komunikasi yang baik dengan penyedia barang dan jasa
termasuk menindaklanjuti keluhan dan keberatan.
5. Menerapkan teknologi pengadaan barang dan jasa terkini (misalnya e-
procurement).
E. Etika Perusahaan dengan Mitra Kerja
Len meningkatkan iklim saling percaya, menghargai, dan memupuk kebersamaan
dengan mitra kerja sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis yang berlaku dengan cara:
1. Membuat perjanjian kerja yang berimbang dan saling menguntungkan
dengan mitra kerja dan tidak melanggar aturan dan prosedur.
2. Mengutamakan pencapaian hasil optimal sesuai standar yang berlaku dan
terbaik.
3. Membangun komunikasi secara intensif dengan mitra kerja untuk mencari
solusi yang terbaik dalam rangka peningkatan kinerja.
F. Etika Perusahaan dengan Kreditur /Investor
Len menerima pinjaman/penanaman modal hanya ditujukan untuk kepentingan
bisnis dan peningkatan nilai tambah Perusahaan dengan cara:
1. Menyediakan informasi yang aktual dan prospektif bagi calon
kreditur/investor.
2. Memilih kreditur/investor berdasarkan aspek kredibilitas dan bonafiditas
yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Menerima pinjaman/penanaman modal yang diikat melalui perjanjian yang
sah dengan klausul perjanjian yang mengedepankan prinsip kewajaran
(fairness).
4. Berkomitmen untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur/Investor sesuai
perjanjian yang telah disepakati bersama.
5. Melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk melindungi kepentingan
kreditur/Investor sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama.
6. Berkomitmen melaksanakan kegiatan bisnis dengan sebaik-baiknya dan
berhasil dalam upaya memberikan imbal balik yang wajar kepada investor.
7. Menghindari benturan kepentingan dengan kreditur/investor.
8. Mendasarkan hubungan dengan kreditur/investor pada persamaan, kesetaraan
dan saling percaya
9. Memberikan informasi tentang penggunaan dana untuk meningkatkan
kepercayaan kreditur/investor.
10. Menjajaki peluang bisnis dengan kreditur/Investor untuk meningkatkan
pertumbuhan Perusahaan.
G. Etika Perusahaan dengan Pemerintah
Len berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan cara:
1. Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah Pusat dan
Daerah.
2. Menerapkan standar terbaik (best practices) dengan memperhatikan peraturan
yangberlaku mengenai kualitas produk, kesehatan, keselamatan, lingkungan
dan pelayanan.
H. Etika Perusahaan dengan Masyarakat
Len melaksanakan program tanggung jawab sosial dan dapat bersinergi dengan
program-program Pemerintah terkait, dengan cara:
1. Memberi kesempatan kepada masyarakat yang ingin mengetahui kegiatan-
kegiatan Perusahaan dalam batas tertentu.
2. Mengoptimalkan penyaluran program-program bantuan Perusahaan kepada
masyarakat.
3. Melarang karyawan memberikan janji-janji kepada masyarakat di luar
kewenangannya.
4. Tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada diskriminasi
masyarakat berdasar suku, agama, ras dan antar golongan.
I. Etika Perusahaan dengan Media Massa
Len menjadikan media massa sebagai mitra dan alat promosi untuk membangun
citra yang baik dengan:
1. Memberikan informasi yang relevan dan berimbang kepada media massa.
2. Menerima dan menindaklanjuti kritik-kritik membangun yang disampaikan
melalui media massa, namun tetap memperhatikan aspek risiko dan biaya.
3. Mengundang media massa untuk mengekspose berita tentang Perusahaan.
J. Etika Perusahaan mengenai keterbukaan dan kerahasiaan informasi
1. Perusahaan berkomitmen untuk mengungkapkan informasi bersifat material
yang penting dalam pengambilan keputusan kepada pihak berkepentingan.
2. Pengungkapan informasi material dan relevan tentang perusahaan kepada
stakeholders perusahaan merupakan hal penting untuk penerapan transparansi
dan pembentukan citra yang baik bagi perusahaan. Namun informasi yang
berakibat menurunkan daya saing perusahaan tidak diperkenankan untuk
diungkapkan.
K. Etika Perusahaan dengan Organisasi Profesi
Len menjalin kerjasama yang baik dan berkelanjutan dengan organisasi profesi
untuk memperoleh informasi perkembangan bisnis, mendapatkan peluang bisnis
dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan:
1. Menerapkan standar-standar yang ditetapkan organisasi profesi.
2. Memberikan perlakuan yang setara terhadap organisasi profesi.
--STANDAR TATA PERILAKU--
A. Persamaan dan Penghormatan pada Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah suatu yang bersifat universal. Len senantiasa
mendorong usaha-usaha untuk menjamin terpenuhinya hak asasi manusia. Len
berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap kegiatan operasi perseroan tidak
melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia dan masyarakat sekitar.
B. Etika Kerja Sesama Insan Len
Etika kerja antar sesama InsanLen dilandasi dengan:
1. Bekerja profesional dan sadar biaya untuk menghasilkan kinerja yang
optimal.
2. Jujur, sopan dan tertib.
3. Saling menghargai, terbuka menerima kritik dan saran serta menyelesaikan
masalah denganmusyawarah mufakat.
4. Saling membantu, memotivasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas.
5. Mengkomunikasikan setiap ide baru dan saling mentransfer pengetahuan dan
kemampuan.
6. Mengambil inisiatif dan mengembangkan kompetensi dalam melaksanakan
tugas.
7. Berani mendiskusikan kebijakan yang kurang tepat untuk melakukan koreksi
yang konstruktif secara santun.
8. Menghargai perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan.
C. Menjaga Kerahasiaan Data dan Informasi Perusahaan
Insan Len memanfaatkan data dan informasi perusahaan untuk meningkatkan
nilai tambah perusahaan dan pengambilan keputusan dengan cara:
1. Menggunakan sistem keamanan data yang memadai.
2. Memberikan informasi yang relevan dan proporsional kepada stakeholders
dengan tetap mempertimbangkan kepentingan perusahaan.
3. Menghindari penyebarluasan data dan informasi kepada pihak lain yang tidak
berkepentingan baik selama bekerja maupun setelah berhenti bekerja.
4. Menyerahkan semua data yang berhubungan dengan perusahaan pada saat
berhenti bekerja.
5. Menjaga kerahasiaan informasi tentang pelanggan.
D. Menjaga Aset Perusahaan
Insan Len mengoptimalkan penggunaan Aset perusahaan dengan cara:
1. Bertanggung jawab atas pengelolaan aset perusahaan dan menghindarkan
penggunaannya diluar kepentingan perusahaan.
2. Mengamankan harta perusahaan dari kerusakan dan kehilangan.
3. Melakukan penghematan pemakaian energi.
E. Penghormatan atas hak kekayaan intelektual
Insan Len wajib menghormati hak kekayaan intelektual pihak lain karena
setiap penggunaan yang tidak sah atas hak milik intelektual orang lain
dapat mengakibatkan Len menanggung gugatan hukum dan ganti rugi.
Setiap insan Len harus berpartisipasi secara aktif untuk melindungi hak atas
kekayaan intelektual milik Len;
F. Menjaga Keamanan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan
Insan Len menjadikan keamanan dan K3L sebagai bagian dari budaya kerja untuk
menciptakan suasana kerja yang tertib, aman, handal, nyaman dan berwawasan
lingkungan dengan cara:
1. Len berkomitmen untuk mencapai standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Lingkungan Perseroan (K3LH) yang tinggi;
2. Pencapaian standar yang tinggi atas implementasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta Lingkungan Perseroan tersebut merupakan tanggung
jawab bersama seluruh Insan Len.
G. Mencatat Data dan Pelaporan
Insan Len mengelola data secara rapi, tertib, teliti, akurat dan tepat waktu dengan
cara:
1. Mencatat data dan menyusun laporan berdasarkan sumber yang benar dan
dapatdipertanggungjawabkan.
2. Menyajikan laporan secara singkat, jelas, tepat, komunikatif untuk
dipergunakan dalam pengambilan keputusan dan sebagai umpan balik guna
perbaikan kinerja.
3. Tidak menyembunyikan data dan laporan yang seharusnya disampaikan.
KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai
warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang
secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum. Sama halnya seperti
pelaksanaan teknologi informasi walaupun berkecimpung di dunia maya namaun perlu
mengetahui regulasi yang ada. Oleh karena itu perlindungan terhadap akses masuk
untuk suatu komputer diperlukan. Untuk menjaga itu semua diperlukanlah sebuah
aturan atau undang-undang yang mengatur mengenai itu. Banyak Negara maju telah
mempunyai undang-undang khusus mengenai komputer. Hal yang dapat ditimbulkan
bukan hanya masalah akses data pribadi secara bebas tapi juga menyangkut kejahatan
komputer dan juga hak paten peranti lunak. Intinya hal yang perlu diketahui yaitu
moral, dimanamoral adalah keyakinan dan penilaian secara tradisi tentang baik atau
buruknya hal yang dilakukan. Moral juga merupakan institusi social yang memiliki
sejarah dan aturan-aturan tertentu. Kita mulai mempelajari aturan-aturan moral sejak
masa anak-anak, kita dapatkan itu mulai dari orang tua, lingkungan keluarga,
lingkungan rumah, ataupun lingkungan sekolah dan masyarakat.dengan terciptanya
moral manusia yang bagus akan memperlancar proses kehidupan yang aman dan
sejahtera.dengan demikian tidak terjadi pelanggaran dalam hal apapun seperti contoh
teknologi informasi di atas
DAFTAR PUSTAKA
Atih, Ani. (2013). Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi. URL :
https://aniatih.blogspot.com/2013/05/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html.
Diakses tanggal 31 Maret 2021.
Putra, Y. M., (2018). Implikasi Etis dari Teknologi Informasi. Modul Kuliah Sistem
Informasi Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
http://ernaparj.blogspot.com/2015/06/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html.
Diakses tanggal 29 Maret 2021.
http://blog.ub.ac.id/arfianprambudi/2017/12/26/implikasi-etis-teknologi-informasi-
keamanan-sistem/. Diakses tanggal 29 Maret 2021.
https://www.len.co.id/tata-kelola-perusahaan/standar-etika-usaha-dan-tata-perilaku/.
Diakses tanggal 30 Maret 2021.
http://dahlanrais.blogspot.com/2015/05/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html.
Diakses tanggal 30 Maret 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Len_Industri. Diakses tanggal 31 Maret 2021.

More Related Content

What's hot

Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis ...
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis ...Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis ...
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis ...Universitas Mercu Buana
 
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi eti...
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi eti...Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi eti...
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi eti...DhitaAyuAnggreany
 
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,: Ethical Implication of IT:
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,: Ethical Implication of IT:SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,: Ethical Implication of IT:
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,: Ethical Implication of IT:ilhamakbar7155
 
Tugas pertemuan 4
Tugas pertemuan 4Tugas pertemuan 4
Tugas pertemuan 4rian rian
 
Sim 11 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, implikasi etis ti, un...
Sim 11 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, implikasi etis ti, un...Sim 11 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, implikasi etis ti, un...
Sim 11 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, implikasi etis ti, un...Ellya Yasmien
 
Tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si. implikasi etis d...
Tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si.  implikasi etis d...Tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si.  implikasi etis d...
Tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si. implikasi etis d...AchmatNurfauzi
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,implikasi etis dari te...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,implikasi etis dari te...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,implikasi etis dari te...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,implikasi etis dari te...SarahFarhani
 
Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, kode etik, isu pelanggaran moral, etika dan ...
Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, kode etik, isu pelanggaran moral, etika dan ...Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, kode etik, isu pelanggaran moral, etika dan ...
Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, kode etik, isu pelanggaran moral, etika dan ...Yuli Dwi Astuti
 
Tugas sim. rama nurrajib. yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis dari ...
Tugas sim. rama  nurrajib. yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis dari ...Tugas sim. rama  nurrajib. yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis dari ...
Tugas sim. rama nurrajib. yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis dari ...RamaNurrajib
 
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Implikasi etis dalam teknol...
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Implikasi etis dalam teknol...SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Implikasi etis dalam teknol...
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Implikasi etis dalam teknol...DedenKrisdyanto
 
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. implika...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. implika...Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. implika...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. implika...TheodoraTerdunGintin
 
Artikel sim implikasi etis dari teknologi informasi mega nurastuti 43219110270
Artikel sim implikasi etis dari teknologi informasi mega nurastuti   43219110270Artikel sim implikasi etis dari teknologi informasi mega nurastuti   43219110270
Artikel sim implikasi etis dari teknologi informasi mega nurastuti 43219110270MegaNurastuti
 
Tugas sim dewi-yananto putra mihadi-implikasi etis dari teknologi informasi-2018
Tugas sim dewi-yananto putra mihadi-implikasi etis dari teknologi informasi-2018Tugas sim dewi-yananto putra mihadi-implikasi etis dari teknologi informasi-2018
Tugas sim dewi-yananto putra mihadi-implikasi etis dari teknologi informasi-2018DewiSartika91
 
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P...
 TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P... TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P...
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P...AnenayaNurulAfifah
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...UtariAnataya
 
Implikasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfatan Teknologi Informasi
Implikasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfatan Teknologi InformasiImplikasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfatan Teknologi Informasi
Implikasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfatan Teknologi InformasiJenifer Andalangi
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiaudi15Ar
 
11,sim,fathia suwaninda ,hapzi ali ,akuntansi,universitas mercu buana 2017
11,sim,fathia suwaninda ,hapzi ali ,akuntansi,universitas mercu buana 201711,sim,fathia suwaninda ,hapzi ali ,akuntansi,universitas mercu buana 2017
11,sim,fathia suwaninda ,hapzi ali ,akuntansi,universitas mercu buana 2017fathiamunaf
 
Tugas 11, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi e...
Tugas 11, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si,  implikasi e...Tugas 11, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si,  implikasi e...
Tugas 11, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi e...CELINEDANARIS
 
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...dechavns
 

What's hot (20)

Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis ...
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis ...Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis ...
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis ...
 
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi eti...
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi eti...Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi eti...
Tugas sim, dhita ayu anggreany, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi eti...
 
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,: Ethical Implication of IT:
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,: Ethical Implication of IT:SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,: Ethical Implication of IT:
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,: Ethical Implication of IT:
 
Tugas pertemuan 4
Tugas pertemuan 4Tugas pertemuan 4
Tugas pertemuan 4
 
Sim 11 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, implikasi etis ti, un...
Sim 11 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, implikasi etis ti, un...Sim 11 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, implikasi etis ti, un...
Sim 11 ellya yasmien, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, implikasi etis ti, un...
 
Tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si. implikasi etis d...
Tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si.  implikasi etis d...Tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si.  implikasi etis d...
Tugas sim, achmat nurfauzi, yananto mihadi putra, se, m.si. implikasi etis d...
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,implikasi etis dari te...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,implikasi etis dari te...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,implikasi etis dari te...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,implikasi etis dari te...
 
Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, kode etik, isu pelanggaran moral, etika dan ...
Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, kode etik, isu pelanggaran moral, etika dan ...Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, kode etik, isu pelanggaran moral, etika dan ...
Sim, yuli dwi astuti, hapzi ali, kode etik, isu pelanggaran moral, etika dan ...
 
Tugas sim. rama nurrajib. yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis dari ...
Tugas sim. rama  nurrajib. yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis dari ...Tugas sim. rama  nurrajib. yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis dari ...
Tugas sim. rama nurrajib. yananto mihadi putra se m.si, implikasi etis dari ...
 
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Implikasi etis dalam teknol...
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Implikasi etis dalam teknol...SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Implikasi etis dalam teknol...
SIM,Deden krisdyanto,prof.dr.ir.hapzi ali,mm,cma ,Implikasi etis dalam teknol...
 
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. implika...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. implika...Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. implika...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. implika...
 
Artikel sim implikasi etis dari teknologi informasi mega nurastuti 43219110270
Artikel sim implikasi etis dari teknologi informasi mega nurastuti   43219110270Artikel sim implikasi etis dari teknologi informasi mega nurastuti   43219110270
Artikel sim implikasi etis dari teknologi informasi mega nurastuti 43219110270
 
Tugas sim dewi-yananto putra mihadi-implikasi etis dari teknologi informasi-2018
Tugas sim dewi-yananto putra mihadi-implikasi etis dari teknologi informasi-2018Tugas sim dewi-yananto putra mihadi-implikasi etis dari teknologi informasi-2018
Tugas sim dewi-yananto putra mihadi-implikasi etis dari teknologi informasi-2018
 
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P...
 TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P... TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P...
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P...
 
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...
TUGAS SIM, UTARI ANATAYA, YANANTO MIHADI PUTRA SE, M.Si, IMPLIKASI ETIS DARI ...
 
Implikasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfatan Teknologi Informasi
Implikasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfatan Teknologi InformasiImplikasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfatan Teknologi Informasi
Implikasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfatan Teknologi Informasi
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
 
11,sim,fathia suwaninda ,hapzi ali ,akuntansi,universitas mercu buana 2017
11,sim,fathia suwaninda ,hapzi ali ,akuntansi,universitas mercu buana 201711,sim,fathia suwaninda ,hapzi ali ,akuntansi,universitas mercu buana 2017
11,sim,fathia suwaninda ,hapzi ali ,akuntansi,universitas mercu buana 2017
 
Tugas 11, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi e...
Tugas 11, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si,  implikasi e...Tugas 11, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si,  implikasi e...
Tugas 11, celine danaris gracia, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi e...
 
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...
 

Similar to ETIKA TEKNOLOGI

Tugas sim implikasi etis dari teknologi informasi
Tugas sim   implikasi etis dari teknologi informasiTugas sim   implikasi etis dari teknologi informasi
Tugas sim implikasi etis dari teknologi informasiTheresia Magdalena
 
11,sim foru quiz,amelia diana angesti,hapzi ali,ethical implication of it,uni...
11,sim foru quiz,amelia diana angesti,hapzi ali,ethical implication of it,uni...11,sim foru quiz,amelia diana angesti,hapzi ali,ethical implication of it,uni...
11,sim foru quiz,amelia diana angesti,hapzi ali,ethical implication of it,uni...ameliaangesti
 
Artikel implikasi etis dari teknologi informasi - pertemuan 11
Artikel implikasi etis dari teknologi informasi - pertemuan 11Artikel implikasi etis dari teknologi informasi - pertemuan 11
Artikel implikasi etis dari teknologi informasi - pertemuan 11Ismania1912
 
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...AnisHaerunisa2
 
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...Dian Anggraeni
 
IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASIIMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASIGita Oktavianti
 
Implikasi etis dari teknologi informasi
Implikasi etis dari teknologi informasiImplikasi etis dari teknologi informasi
Implikasi etis dari teknologi informasiUlmi_Kalsum
 
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi inform...
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi inform...Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi inform...
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi inform...Munika .
 
Etika pada teknologi sistem informasi!
Etika pada teknologi sistem informasi!Etika pada teknologi sistem informasi!
Etika pada teknologi sistem informasi!gerypangs
 
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...Fajar Muh Triadi Sakti
 
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...Fajar Muh Triadi Sakti
 
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...Fajar Muh Triadi Sakti
 
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...Deby Christin
 
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...Deby Christin
 
Tugas sim ahmad huzaini - yananto mihadi p - implikasi etis dari teknologi ...
Tugas sim   ahmad huzaini - yananto mihadi p - implikasi etis dari teknologi ...Tugas sim   ahmad huzaini - yananto mihadi p - implikasi etis dari teknologi ...
Tugas sim ahmad huzaini - yananto mihadi p - implikasi etis dari teknologi ...ucenlala
 
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, kode etik, isu pelanggaran mor...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, kode etik, isu pelanggaran mor...Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, kode etik, isu pelanggaran mor...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, kode etik, isu pelanggaran mor...kairunnisa
 
Sim , mella andani 43115120110
Sim , mella andani 43115120110Sim , mella andani 43115120110
Sim , mella andani 43115120110ratnadwi anjani
 

Similar to ETIKA TEKNOLOGI (17)

Tugas sim implikasi etis dari teknologi informasi
Tugas sim   implikasi etis dari teknologi informasiTugas sim   implikasi etis dari teknologi informasi
Tugas sim implikasi etis dari teknologi informasi
 
11,sim foru quiz,amelia diana angesti,hapzi ali,ethical implication of it,uni...
11,sim foru quiz,amelia diana angesti,hapzi ali,ethical implication of it,uni...11,sim foru quiz,amelia diana angesti,hapzi ali,ethical implication of it,uni...
11,sim foru quiz,amelia diana angesti,hapzi ali,ethical implication of it,uni...
 
Artikel implikasi etis dari teknologi informasi - pertemuan 11
Artikel implikasi etis dari teknologi informasi - pertemuan 11Artikel implikasi etis dari teknologi informasi - pertemuan 11
Artikel implikasi etis dari teknologi informasi - pertemuan 11
 
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...
Tugas sim, anis haerunisa, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...
 
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...
Tugas sim, dian anggraeni, yananto mihadi putra, se, m.si, implikasi etis dar...
 
IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASIIMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
 
Implikasi etis dari teknologi informasi
Implikasi etis dari teknologi informasiImplikasi etis dari teknologi informasi
Implikasi etis dari teknologi informasi
 
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi inform...
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi inform...Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi inform...
Tugas sim, munika, yananto mihadi putra, implikasi etis dari teknologi inform...
 
Etika pada teknologi sistem informasi!
Etika pada teknologi sistem informasi!Etika pada teknologi sistem informasi!
Etika pada teknologi sistem informasi!
 
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
 
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
 
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
Sim, fajar muh triadi sakti, hapzi ali, implikasi etis ti, universitas mercu ...
 
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...
 
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...
Sim, deby christin nm, hapzi ali, isu pelanggaran moral, etika dan hukum dala...
 
Tugas sim ahmad huzaini - yananto mihadi p - implikasi etis dari teknologi ...
Tugas sim   ahmad huzaini - yananto mihadi p - implikasi etis dari teknologi ...Tugas sim   ahmad huzaini - yananto mihadi p - implikasi etis dari teknologi ...
Tugas sim ahmad huzaini - yananto mihadi p - implikasi etis dari teknologi ...
 
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, kode etik, isu pelanggaran mor...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, kode etik, isu pelanggaran mor...Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, kode etik, isu pelanggaran mor...
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, kode etik, isu pelanggaran mor...
 
Sim , mella andani 43115120110
Sim , mella andani 43115120110Sim , mella andani 43115120110
Sim , mella andani 43115120110
 

More from AyuEndahLestari

PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI...
PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI...PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI...
PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI...AyuEndahLestari
 
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...AyuEndahLestari
 
IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT TELKOM INDONESIA (...
IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT TELKOM INDONESIA (...IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT TELKOM INDONESIA (...
IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT TELKOM INDONESIA (...AyuEndahLestari
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
 SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE... SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...AyuEndahLestari
 
PENERAPAN E-COMMERCE PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
PENERAPAN E-COMMERCE PADA PT GARUDA INDONESIA TBKPENERAPAN E-COMMERCE PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
PENERAPAN E-COMMERCE PADA PT GARUDA INDONESIA TBKAyuEndahLestari
 
STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS PADA PT HERO SUP...
STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS PADA PT HERO SUP...STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS PADA PT HERO SUP...
STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS PADA PT HERO SUP...AyuEndahLestari
 
KEAMANAN INFORMASI DALAM PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT TELKOM AKSES ...
KEAMANAN INFORMASI DALAM PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT TELKOM AKSES ...KEAMANAN INFORMASI DALAM PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT TELKOM AKSES ...
KEAMANAN INFORMASI DALAM PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT TELKOM AKSES ...AyuEndahLestari
 
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA PT GLOBAL PRIMA UTAMA
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA PT GLOBAL PRIMA UTAMAPENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA PT GLOBAL PRIMA UTAMA
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA PT GLOBAL PRIMA UTAMAAyuEndahLestari
 
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL PADA PT TELKOM I...
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL PADA PT TELKOM I...IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL PADA PT TELKOM I...
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL PADA PT TELKOM I...AyuEndahLestari
 
IMPLEMENTASI KONSEP SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA...
IMPLEMENTASI KONSEP SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA...IMPLEMENTASI KONSEP SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA...
IMPLEMENTASI KONSEP SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA...AyuEndahLestari
 
PEMANFAATAN SUMBER DAYA KOMPUTASI DAN KOMUNIKASI PADA PT KRAKATAU STEEL (PERS...
PEMANFAATAN SUMBER DAYA KOMPUTASI DAN KOMUNIKASI PADA PT KRAKATAU STEEL (PERS...PEMANFAATAN SUMBER DAYA KOMPUTASI DAN KOMUNIKASI PADA PT KRAKATAU STEEL (PERS...
PEMANFAATAN SUMBER DAYA KOMPUTASI DAN KOMUNIKASI PADA PT KRAKATAU STEEL (PERS...AyuEndahLestari
 
Sumber Daya Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan Pada PT Pertamina (P...
Sumber Daya Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan Pada PT Pertamina (P...Sumber Daya Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan Pada PT Pertamina (P...
Sumber Daya Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan Pada PT Pertamina (P...AyuEndahLestari
 
Daya Saing Bisnis Elektronik Global dan Kolaborasi Teknologi dengan E-Commerc...
Daya Saing Bisnis Elektronik Global dan Kolaborasi Teknologi dengan E-Commerc...Daya Saing Bisnis Elektronik Global dan Kolaborasi Teknologi dengan E-Commerc...
Daya Saing Bisnis Elektronik Global dan Kolaborasi Teknologi dengan E-Commerc...AyuEndahLestari
 
Implementasi Konsep Sistem Informasi Pada PT Nusa Prima Pangan (Solaria)
Implementasi Konsep Sistem Informasi Pada PT Nusa Prima Pangan (Solaria)Implementasi Konsep Sistem Informasi Pada PT Nusa Prima Pangan (Solaria)
Implementasi Konsep Sistem Informasi Pada PT Nusa Prima Pangan (Solaria)AyuEndahLestari
 

More from AyuEndahLestari (14)

PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI...
PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI...PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI...
PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI...
 
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN DIGITALISASI PERU...
 
IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT TELKOM INDONESIA (...
IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT TELKOM INDONESIA (...IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT TELKOM INDONESIA (...
IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT TELKOM INDONESIA (...
 
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
 SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE... SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
SISTEM INFORMASI PENGELOLA PENGETAHUAN DAN SUMBER DAYA PADA PT PERTAMINA (PE...
 
PENERAPAN E-COMMERCE PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
PENERAPAN E-COMMERCE PADA PT GARUDA INDONESIA TBKPENERAPAN E-COMMERCE PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
PENERAPAN E-COMMERCE PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
 
STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS PADA PT HERO SUP...
STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS PADA PT HERO SUP...STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS PADA PT HERO SUP...
STRATEGI PENGGUNAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BISNIS PADA PT HERO SUP...
 
KEAMANAN INFORMASI DALAM PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT TELKOM AKSES ...
KEAMANAN INFORMASI DALAM PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT TELKOM AKSES ...KEAMANAN INFORMASI DALAM PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT TELKOM AKSES ...
KEAMANAN INFORMASI DALAM PEMANFATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT TELKOM AKSES ...
 
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA PT GLOBAL PRIMA UTAMA
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA PT GLOBAL PRIMA UTAMAPENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA PT GLOBAL PRIMA UTAMA
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA PT GLOBAL PRIMA UTAMA
 
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL PADA PT TELKOM I...
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL PADA PT TELKOM I...IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL PADA PT TELKOM I...
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL PADA PT TELKOM I...
 
IMPLEMENTASI KONSEP SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA...
IMPLEMENTASI KONSEP SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA...IMPLEMENTASI KONSEP SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA...
IMPLEMENTASI KONSEP SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA...
 
PEMANFAATAN SUMBER DAYA KOMPUTASI DAN KOMUNIKASI PADA PT KRAKATAU STEEL (PERS...
PEMANFAATAN SUMBER DAYA KOMPUTASI DAN KOMUNIKASI PADA PT KRAKATAU STEEL (PERS...PEMANFAATAN SUMBER DAYA KOMPUTASI DAN KOMUNIKASI PADA PT KRAKATAU STEEL (PERS...
PEMANFAATAN SUMBER DAYA KOMPUTASI DAN KOMUNIKASI PADA PT KRAKATAU STEEL (PERS...
 
Sumber Daya Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan Pada PT Pertamina (P...
Sumber Daya Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan Pada PT Pertamina (P...Sumber Daya Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan Pada PT Pertamina (P...
Sumber Daya Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan Pada PT Pertamina (P...
 
Daya Saing Bisnis Elektronik Global dan Kolaborasi Teknologi dengan E-Commerc...
Daya Saing Bisnis Elektronik Global dan Kolaborasi Teknologi dengan E-Commerc...Daya Saing Bisnis Elektronik Global dan Kolaborasi Teknologi dengan E-Commerc...
Daya Saing Bisnis Elektronik Global dan Kolaborasi Teknologi dengan E-Commerc...
 
Implementasi Konsep Sistem Informasi Pada PT Nusa Prima Pangan (Solaria)
Implementasi Konsep Sistem Informasi Pada PT Nusa Prima Pangan (Solaria)Implementasi Konsep Sistem Informasi Pada PT Nusa Prima Pangan (Solaria)
Implementasi Konsep Sistem Informasi Pada PT Nusa Prima Pangan (Solaria)
 

ETIKA TEKNOLOGI

  • 1. ARTIKEL ILMIAH IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KARYAWAN PT LEN INDUSTRI (PERSERO) Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si Disusun Oleh : Nama : Ayu Endah Lestari NIM : 43219120019 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2021
  • 2. ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer, etika komputer dirasa sangat penting bagi masyarakat. Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Etika berkomputer amat penting karena masyarakat memiliki persepsi dan ketakutan tertentu dengan penggunaan komputer. Fitur-fitur penggunaan komputer yang mengkhawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan apa saja, fakta bahwa komputer dapat mengubah kehidupan sehari-hari dan fakta bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh orang yang menjadi korban. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat mengganggu hak privasi individual, properti dan akses. Sedangkan dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah masalah pembajakan perangkat alat lunak yang dapat mengurangi pendapatan penjual perangkat lunak cukup signifikan. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan.
  • 3. PENDAHULUAN Perilaku kehidupan kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang- undang mengenal komputer telah diterapkan dibanyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak mendapatkan akses data, hak akan privasi, kejahatan komputer, dan paten peranti lunak. Beberapa negara lebih maju dibandingkan yang lain dalam hal mengeluarkan undang-undang semacam ini, dan hukum di satu negara dapat mempengaruhi penggunaan komputer di tempat lain di dunia. Sekarang terdapat perhatian yang lebih besar pada etika dalam penggunaan komputer. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat mengganggu hak privasi individu. Dalam dunia bisnis, salah satu alasan utama terhadap perhatian tersebut adalah pembajakan perangkat keras dan perangkat lunak yang semakin semarak. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan. Itu karena komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau mengganggu mayarakat dalam banyak cara. Semua tergantung pada cara penggunaannya. Dampak sosial dari komputer dalam konteks etika, yaitu bagaimana komputer seharusnya digunakan untuk kebaikan masyarakat. Mengapa etika komputer sangat penting dalam dunia bisnis. Karena itu di dalam bisnis/perusahaan, perlunya manajemen puncak menetapkan budaya etika secara menyeluruh di semua aktivitasnya. Budaya ini menyediakan kerangka kerja etika, seperti halnya kode etik dari berbagai asosiasi professional di bidang teknologi informasi/sistem informasi, dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip etika bisnis secara umum. Etika mempengaruhi bagaimana para spesialis teknologi informasi melaksanakan tugas mereka dengan baik. Adalah tanggung jawab CIO di dalam perusahaan untuk mencapai etika pada sistem yang dibuat dan pada orang-orang yang membuatnya. Untuk memenuhi tanggung jawab ini CIO dapat mengikuti strategi yang terencana baik. Semua kembali pada pertanyaan diri kita sendiri. Pemahaman serta kesadaran untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip etika secara umum sangat diperlukan, khususnya etika dalam mengaplikasikan program-program komputer. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah revitalisasi nilai-nilai etis untuk melengkapi norma-norma hukum yang mengatur penggunaan teknologi informasi (sistem komputerisasi). Mengapa hal ini
  • 4. harus dilakukan, karena para manajer corporate/business memberi perhatian yang semakin besar pada manajemen informasi selama beberapa tahun terakhir ini dengan dua alasan utama. Pertama, kegiatan bisnis telah menjadi semakin rumit. Kedua, komputer dalam perkembangannya telah mencapai kemampuan yang semakin baik. PT Len Industri (Persero) adalah perusahaan peralatan elektronik industri milik Pemerintah Indonesia (BUMN) yang berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat. PT Len Industri saat ini bergerak di bidang industri elektronik. Teknologi yang telah dikembangkan Len memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang disalurkan melaui produk-produk energi terbarukan. LEN juga terus aktif mendukung kedaulatan negara dengan menyediakan produk-produk di bidang pertahanan, transportasi dan ICT (Information & Communication Technology). Dalam menjalankan bisnisnya, tentu saja PT Len Industri (Persero) menjunjung tinggi implikasi etis terutama dalam pemnafaatan teknologi informasi. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menetapkan budaya etika yang harus diikuti oleh para karyawannya. Budaya ini didukung oleh kredo perusahaan dan program- program etika.
  • 5. LITERATUR TEORI A. Definisi Moral, Etika dan Hukum Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum. 1. Moral Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan salah. Moral adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai perilaku moral semenjak kecil: “Perilaku orang lain sebagaimana layaknya kita ingin diperlakukan.” “Selalu ucapkan terima kasih,” Saat kita tumbuh dewasa secara fisik dan mental, kita belajar mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini adalah moral kita. Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak semuanya mengikuti seperangkat moral yang sama, terdapat kesamaan di antara semuanya. “Melakukan apa yang secara moral benar,” adalah landasan dasar perilaku sosial kita. 2. Etika Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seorang atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab terhadap komunitas mereka atas perilaku mereka, Komunitas dapat berarti rukun tetangga, kota, Negara, atau profesi. Tidak seperti moral, etika bisa jadi amat bervariasi dari satu komunitas dengan yang lain. Keberagaman di bidang computer ini terlihat dalam bentuk peranti lunak bajakan (pirated software) peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudian digunakan atau dijual. Di beberapa Negara praktik ini lebih menyebar disbandingkan yang lain. Pada tahun 2004, diperkirakan sekitar 21 persen peranti lunak yang digunakan di Amerika Serikat telah dibajak; angka ini melonjak menjadi 32 persen di Australia dan
  • 6. 90 persen di Cina. Beberapa orang mungkin berkata bahwa angka-angka ini menunjukkan bahwa para pengguna computer di Cina tidak seetis pengguna computer di Amerika Serikat. Namun sebenarnya tidak selalu demikian. Beberapa budaya, khususnya budaya di Negara-negara Asia, mendorong orang-orang untuk saling berbagi. Dalam peribahasa Cina “Orang yang berbagi harus dihargai, sedangkan yang tidak harus dihukum.” Meskipun demikian,pembajakan peranti lunak adalah suatu masalah, karena tidak terdapat insentif untuk merancang dan mendistribusikan peranti lunak baru kecuali jika para penggunanya menyadari nilai ekonomisnya. 3. Hukum Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama sekitar 10 tahun pertama penggunaan computer dibidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum yang berkaitan dengan penggunaan computer. Hal ini dikarenakan pada saat itu computer merupakan inovasi baru, dan system hokum membutuhkan waktu untuk mengejarnya. Pada tahun 1966, kasus kejahatan computer pertama menjadi berita ketika seorang programmer untuk sebuah bank mengubah suatu program computer sehingga program tersebut tidak akan menandai rekeningnya ketika terlalu banyak uang ditarik. Ia dapat terus menulis cek meskipun tidak ada uang di dalam rekeningnya. Tipuan ini bekerja hingga computer tersebut rusak, dan pemrosesan manual mengungkapkan rekening dengan saldo yang sudah negatih dan tidak ditandai tersebut. Programmer tersebut tidak dituntut atas kejahatan computer, karena pada saat itu tidak ada hokum mengenai kejahatan tersebut. Sebaliknya, ia dituntut atas tuduhan membuat entri palsu pada catatan bank. B. Perlunya Perhatian Terhadap Moral, Etika dan Hukum Dalam kehidupan kita sehari-hari kita dihadapkan oleh banyak pengaruh, baik pengaruh yang positif maupun pengaruh negatif. Sebagai warga masyarakat
  • 7. yang berkesadaran sosial tinggi, kita ingin melakukan apa yang benar secara moral, etika, dan menurut hukum. Karena itu bagaimana moral diterapkan, bagaimana etika harus dibudayakan, dan bagaimana hukum harus ditegakkan adalah menjadi komitmen bersama di dalam organisasi perusahaan/bisnis yang dikelolanya. Moral, etika, dan hukum, secara universal semua mengatur perilaku kita, demikian juga di dalam aktivitas organisasi perusahaan/bisnis. Moral memiliki sejarah dan ada dalam bentuk peraturan-peraturan. Etika di lain pihak, terutama dipengaruhi oleh masyarakat kita dan dapat berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Sedangkan hukum ada dalam bentuk tertulis dan mewakili perilaku yang diharapkan oleh penguasa yang berdaulat. Selama tahuntahun pertama era komputerisasi tidak ada hukum yang dirancang untuk menuntut kejahatan komputer. Sebagian besar undang-undang yang dibuat masih belum mengikat kepada pelanggaran-pelanggaran komputer. Organisasi dalam corporate/business umumnya belum terlindungi oleh undang-undang komputer dan hanya bergantung pada etika mereka sendiri dan lingkungan sekitar mereka. Kasus pertama kejahatan komputer terjadi pada tahun 1966, ketika seorang programmer pada suatu bank membuat program pengambilan uang di bank dengan sistem komputerisasi. Namun program tersebut tidak dapat menunjukkan bahwa pengambilan uang dari rekeningnya telah melampaui saldo, hal ini menimbulkan kerugian yang besar bagi bank. Programer tersebut tidak dituntut melakukan kejahatan komputer, atau pelanggaran etika komputer, karena kode etiknya dan peraturan hukumnya belum ada. Sebaliknya, programmer itu dituntut membuat entry palsu dicatatan bank. Atas dasar pengalaman itulah maka Amerika Serikat menetapkan peraturan komputer pada tahun 1966, dengan Freedom of Information Act of 1966. Semenjak itulah berkembang peraturan-peraturan tentang penggunaan komputer sebagai kode etik dan hukum di Amerika Serikat. Kemudian berkembang juga peraturan-peraturan tentang penggunaan komputer di berbagai Negara sampai dengan sekarang, yang dijadikan sebagai kode etik dan hukum di dalam sistem komputerisasi. Bagaimana menempatkan moral, etika, dan hukum dalam perspektif bisnis, terutama di dalam penggunaan sistem komputerisasi. Penggunaan komputer dalam perusahaan/ bisnis harus diarahkan pada nilai-nilai
  • 8. moral, dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai, dan juga pada hukum-hukum yang berlaku. Hal ini sesuai dengan arahan Caux Round (dalam Sukrisno Agoes :2009:126), bahwa prinsip-prinsip di dalam etika bisnis harus mengacu pada : a. Tanggung jawab bisnis dari Shareholders ke Stakeholders. b. Dampak Ekonomis dan Sosial dalam Bisnis; memperhatikan inovasi, keadilan. c. Perilaku Pebisnis, dari hukum yang tersurat ke semangat saling percaya. d. Sikap menghormati aturan dan etika profesi yang ditetapkan. e. Sikap menghormati lingkungan. f. Menghindari operasi-operasi yang tidak etis. Tetapi dalam kenyataan di lapangan, penggunaan sistem komputerisasi masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, yang notabene melanggar etika, moral, dan hukum. C. Etika Komputer di Indonesia Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi komputer, Indonesia pun tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di bidang tersebut. Mengadopsi pemikir dunia di atas, etika di bidang komputer berkembang menjadi kurikulum wajib yang dilakukan hampir semua perguruan tinggi di bidang komputer di Indonesia. 1. Etika dan Teknologi Informasi Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik dalam usaha pemecahan masalah, perencanaan, maupun dalam pengambilan keputusan. Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia akan berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma-norma dalam kehidupannya. Orang yang biasanya berinteraksi secara fisik, melakukan komunikasi secara langsung dengan orang lain, karena perkembangan teknologi internet dan email maka interaksi tersebut menjadi berkurang.
  • 9. Teknologi sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk menjawab tantangan hidup. Jadi, faktor manusia dalam teknologi sangat penting. Ketika manusia membiarkan dirinya dikuasai teknologi maka manusia yang lain akan mengalahkannya. Oleh karena itu, pendidikan manusiawi termasuk pelaksanaan norma dan etika kemanusiaan tetap harus berada pada peringkat teratas, serta tidak hanya melakukan pemujaan terhadap teknologi belaka. Ada beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat yaitu : a. Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi manusia sebagai pekerja b. Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani secara manual c. Pengangguran dan pemindahan kerja d. Kurangnya tanggung jawab profesi e. Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi informasi Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut maka dapat dilakukan : a. Di rancang sebuah teknologi yang berpusat pada manusia b. Adanya dukungan dari suatu organisasi, kompleksitas dapat ditangani dengan Teknologi Informasi c. Adanya pendidikan yang mengenalkan teknologi informasi sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kemajuan teknologi informasi. d. Jika adanya peningkatan pendidikan maka akan adanya umpan balik dan imbalan yang diberikan oleh suatu organisasi e. Perkembangan teknologi akan semakin meningkat namun hal ini harus di sesuaikan dengan hukum yang berlaku sehingga etika dalam berprofesi di bidang teknologi informasi dapat berjalan dengan baik. 2. Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat
  • 10. berminat untuk menggunakan komputer yaitu; a. Kelenturan logika (logical malleability) Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan apapun yang diinginkan oleh programmer untuk penggunannya. b. Faktor Transformasi (transformation factors) Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna akan menuju ke suatu tempat. c. Faktor tak kasat mata (invisibility factors) Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal computer sehingga tidak ada peluang bagi penyusup untuk menyalahgunakan operasi tersebut. 3. Hak Etika Komputer a. Hak Sosial dan Komputer  Hak atas akses computer Setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak harus memilikinya.  Hak atas keahlian computer Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas terhadap masyarakat akan terjadinya pengangguran karena beberapa peran digantikan oleh komputer. Tetapi pada kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat membuka peluang pekerjaan yang lebih banyak  Hak atas spesialis komputer, Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat pada komputer yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan spesialis bidang komputer  Hak atas pengambilan keputusan computer Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak tersebut.
  • 11. b. Hak atas Informasi  Hak atas privasi Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupun dalam suatu organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiannya  Hak atas Akurasi Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai  Hak atas kepemilikan. Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-program computer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan atau disalin secara ilegal  Hak atas akses. Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut. Sebagai contoh kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku online di Internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya. Kedua hak tersebut tidak dapat diambil oleh siapapun, namun sebagai pengguna teknologi ini, pengguna harus belajar bagaimana mempunyai etika yang baik dalam berkomputer. Berikut etika berkomputer, yang nantinya akan mengurangi dampak negatif dari penggunaan komputer, yaitu : a. Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain b. Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain c. Jangan memata-matai file-file yang bukan haknya d. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri e. Jangan menggunakan komputer untuk memberikan kesaksian palsu f. Jangan menduplikasi atau menggunakan software tanpa membayar g. Jangan menggunakan sumberdaya komputer orang lain tanpa sepengetahuan yang bersangkutan h. Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain
  • 12. i. Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau sistem komputer yang dirancang j. Selalu mempertimbangkan dan menaruh respek terhadap sesama saat menggunakan komputer. D. Peranan Etika Etika memiliki peranan atau fungsi diantaranya yaitu: a. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa. b. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi sekarang. c. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitas kemahasiswaanya. d. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat. E. Hukum Pada Teknologi Informasi Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga negaranya untuk mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman, yang secara umum disebut Hukum. Hukum dalam arti luas , sesungguhnya mencakup segala macam ketentuan hukum yang ada, baik materi hukum tertulis ( tertuang dalam perundang-undangan ) dan hukum tidak tertulis ( tertuang dalam kebiasaan ataupun praktek bisnis yang berkembang). Keberadaan hukum sebagai rule of law berbanding lurus dengan melihat sejauh mana pemahaman hukum dan kesadaran hukum masyarakat itu sendiri terhadap informasi hukum yang tengah berlaku. Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan perundang-undangan yang baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu kajian yang mendalam mengenai sejauh mana sistem hukum yang berlaku dapat
  • 13. dioptimalkan. Pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.. Perkembangan teknologi ini menyebabkan munculnya suatu ilmu hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atau cyber law. 1. Hukum Telematika Pada saat ini banyak kegiatan sosial maupun komersial dilakukan melalui jaringan sistem komputer dan sistem komunikasi, baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet), dimana permasalahan hukum seringkali dihadapi ketika terkait dengan adanya penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik, untuk mengakomodasi permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang hukum yaitu hukum informatika, hukum telekomunikasi dan hukum media yang saat ini dikenal dengan hukum telematika. Masalah – masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas, karena tidak lagi dibatasi oleh teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun dimanapun. Salah satu contoh yaitu kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum secara komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik. Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian
  • 14. kompleks dan rumit, sehingga perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal. 2. Relevansi Etika dan Teknologi Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memudahkan pekerjaannya. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dan pergeseran yang cepat dalam suatu kehidupan tanpa batas. Pemanfaatan teknologi tersebut telah mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat, karena berbagai informasi dapat disajikan melalui hubungan jarak jauh dan mereka yang ingin mengadakan transaksi tidak harus bertemu muka, akan tetapi cukup melalui peralatan komputer dan telekomunikasi. Namun, dengan kemajuan teknologi informasi, harus tetap memiliki peraturan, etika dan sopan santun yang harus dipahami. Maka dari itu, seseorang harus berhati-hati dalam menulis di blog, mengirimkan suatu pesan dari email atau mengirimkan gambar, video tanpa memperhatikan etika, cara orang berkomunikasi, by email or by surat, membawa perubahan signifikan, dalam sapaan/tutur kata. F. Pentingnya Etika Dalam Teknologi Informasi Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi adalah sebagai berikut : a. Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda. b. Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi. c. Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi
  • 15. informasi memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga pengguna yang suka iseng dengan melakukan hal–hal yang tidak seharusnya dilakukan. d. Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru. G. Tantangan Pelaksanaan Etika Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika dalam dunia usaha bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner : a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan “tekanan” bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut. b. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi. Globalisasi menciptakan apa yang disebut lingkungan verikal di mana setiap perusahaan diibaratkan sebagai pemain yang harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang. c. Tantangan pergaulan internasional. Sering terjadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. d. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi cepat, memberikan tantangan penegakan nilai – nilai etika dan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusiaan. e. Tantangan pengembangan sumber daya manusia sebuah institusi bisnis, tidak hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber daya manusia yang berguna bagi pengembangan bisnis tersebut. H. Menetapkan Moral, Etika, dan Hukum dalam Perspektif Kita dapat melihat bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai serta hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diinterpretasikan karena
  • 16. bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian. Pendapat umum dalam bisnis bahwa perusahaan mencerminkan kepribadian pemimpinnya. Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh. Prilaku ini adalah budaya etika. 1. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Hal tersebut dicapai melalui metode tiga lapis yaitu : a. Menetapkan credo perusahaan; Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai etis yang ditegakkan perusahaan, yang diinformasikan kepada orang-orang dan organisasi- organisasi baik di dalam maupun di luar perusahaan. b. Menetapkan program etika; Suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan lapis pertama. Misalnya pertemuan orientasi bagi pegawai baru dan audit etika. c. Menetapkan kode etik perusahaan Setiap perusahaan memiliki kode etiknya masing-masing. Kadang- kadang kode etik tersebut diadaptasi dari kode etik industri tertentu. 2. Etika Dan Jasa Informasi Etika komputer, menurut James H. Moor merupakan analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis. Oleh karena itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama, yaitu : a. Waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat; b. Memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan secara tepat.
  • 17. 3. Kontrak sosial jasa informasi Guna memecahkan permasalahan etika komputer, Mason menyarankan bahwa jasa informasi harus msuk ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan sosial. Kontrak tersebut menyatakan bahwa : a. Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi seseorang. b. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan komputer. c. Hak milik intelektual akan dilindungi. d. Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari ketidaktahuan informasi. Dengan demikian, masyarakat jasa informasi harus bertanggung jawab atas kontrak sosial yang timbul dari sistem yang dirancang dan diterapkannya. 4. Kode Etik Ada empat asosiasi profesional komputer AS telah membuat kode etik sebagai panduan bagi para anggotanya, yaitu : a. Kode etik ACM (Association for Computing Machinery - 1947) Kode perilaku profesionalnya menyatakan bahwa seorang anggota ACM selalu bertindak dengan integritas, berusaha meningkatkan kemampuannya serta kemampuan dan prestise profesinya, bertanggung jawab atas pekerjaannya, bertindak dengan tanggung jawa profesional, dan menggunakan pengetahuan dan keahlian khususnya untuk kesejahteraan umat manusia. b. Kode etik DPMA (Data Processing Management Association – 1951) Misi dari DPMA adalah menjunjung manajemen informasi yang efektif dan bertanggung jawab untuk kebaikan para anggotanya, para pemberi kerja, dan masyarakat bisnis. Kode etik DPMA terdiri dari standar prilaku yang menguraikan kewajiban manajer pengolahan data pada manajemen perusahaan, rekan anggota DPMA dan profesi, masyarakat
  • 18. dan pemberi kerja. c. Kode etik ICCP (Institute for Certification of Komputer Professionals – 1973) Maksud dari ICCP adalah memberi sertifikasi kepada para profesional komputer, yang meliputi certified computer programmer (CCP), certified in data processing (CDP). Hal tersebut harus ditempuh dengan ujian dan harus setuju dengan kode etik ICCP. Kode etik ICCP ada yang bersifat permanen dan dapat diperbaharui secara berkala. Kode etik ICCP yang menyatakan bahwa para anggotanya bertanggung pada pprofesi, pemberi kerja dan kliennya. Bile terjadi pelanggaran maka dapat mengakibatkan sertifikasinya dicabut. d. Kode etik ITAA (Information Technology Association America – 1961) ITAA merupakan suatu asosiasi bagi organisasi-organisasi yang memasarkan perangkat lunak dan jasa yang berkaitan dengan komputer. Kode etik ITAA terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mengatur penilaian, komunikasi, dan kualitas jasa dengan klien. Perusahaan dan pegawai diharapkan menegakkan integritas profesional industri komputer. 5. Etika dan CIO (Chief Information Officer) Perilaku CIO dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu hukum, budaya etika perusahaan, kode etik profesional, tekanan sosial (orang atau kelompok di luar perusahaan) dan tekanan pribadi (mungkin berala dari dalam perusahaan). Berdasarkan hasil survey oleh Scott J. Vitell dan Donald L. Davis, diperoleh hasil : a. CIO tidak bertindak yang tidak etis, walaupun kesempatan untuk berbuat yang tidak ada. b. CIO yang berhasil senantiasan berbuat etis. c. Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawa sosial. d. Manajer mendukung keyakinan etika mereka dengan tindakan.
  • 19. PEMBAHASAN A. Latar Belakang dan Tata Perilaku (Code of Conduct) PT LEN Industri (Persero) PT. LEN Industri (Persero) yang lebih dikenal dengan LEN, adalah perusahaan elektronik industri dan prasarana yang bergerak dalam bidang tranportasi, informasi & energy. PT Len Industri (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), berkomitmen untuk melaksanakan praktik-praktik Good Corporate Governance atau Tata Kelola perusahaan yang baik sebagai bagian dari usaha untuk pencapaian visi dan misi perusahaan. Penyusunan Code of Conduct ini merupakan salah satu wujud komitmen tersebut dan menjabarkan nilai-nilai dalam budaya kerja PT Len Industri (Persero) ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika usaha dan tata perilaku. Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini disusun untuk menjadi acuan perilaku bagi Komisaris termasuk perangkatnya, Direksi dan karyawan sebagai Insan Len dalam mengelola perusahaan guna mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan melalui peningkatan daya saing dan memberikan nilai tambah kepada perusahaan.Produk yang dikelola Pertamina meliputi bahan bakar minyak (BBM) PSO dan non PSO, bahan bakar khusus (BBK), Gas, non BBM, dan Petrokimia. BBM36 PSO (Public Service Obligation) adalah bahan bakar minyak yang telah di subsidi oleh Pemerintah sedangkan non PSO bahan bakar yang tidak disubsidi oleh Pemerintah. PSO seperti Premium sedangkan non PSO meliputi Pertamax, Pertamax Dex, Pertamax Plus. Bahan bakar non BBM meliputi Aspal, Pelumas sedangkan Gas meliputi LPG, BBG (Bahan Bakar Gas), Misicool (Pengganti CFC Yang Ramah Lingkungan). B. Tujuan Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) Penerapan Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini dimaksudkan untuk: 1. Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan Visi dan
  • 20. Misi perusahaan. 2. Menjabarkan Tata Nilai sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh Insan Len dalam melaksanakan tugas. 3. Menjadi acuan perilaku Insan Len dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders perusahaan. 4. Menjelaskan secara rinci standar etika agar Insan Len dapat menilai bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika menemui keragu-raguan dalam bertindak. C. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 1. Visi Perusahaan PT Len Industri (Persero) adalah satu-satunya BUMN yang bergerak dalam bisnis elektronika industri dan infrastruktur. Arah pengembangan perusahaan dijelaskan dalam visi perusahaan, yaitu: “Menjadi Perusahaan Elektronika Kelas Dunia”. Dengan penetapan visi tersebut, diharapkan perusahaan dapat beroperasi dengan standar bisnis internasional serta mampu bermain di pasar global. Usaha untuk mencapai visi perusahaan tersebut, tercermin dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan Tahun 2012–2016 dengan skenario pengembangan perusahaan yang dibagi dalam 3 (tiga) periode, yaitu: a. Periode Penguatan Basis Manufaktur dan Bisnis b. Kontraktor/EPC (Engineering, Procurement dan Contractor) (2012) c. Periode National Standard & Domestic Player (2013-2014) d. Periode Global Standard & Regional Player (2015-2016) 2. Misi Perusahaan Misi perusahaan ditetapkan sebagai berikut: “Meningkatkan Kesejahteraan Stakeholder Melalui Inovasi Produk Elektronika Industri dan Prasaran”
  • 21. Dengan misi tersebut perusahaan mempunyai komitmen untuk selalu meningkatkan benefit kepada seluruh stakeholder. Kepada pelanggan, perusahaan akan senantiasa memberikan layanan produk dan jasa dengan kualitas tinggi, harga yang kompetitif serta pelayanan yang memuaskan. Sedangkan kepada karyawan, perusahaan akan memberikan penghasilan yang baik, jaminan kelangsungan kerja, sistem karir yang memadai serta rasa kebanggaan kepada perusahaan. Kepada pemegang saham, perusahaan mempunyai komitmen untuk selalu meningkatkan dividen serta nilai pasar (market value) perusahaan. Demikian pula untuk stakeholder lainnya (masyarakat, pemerintah dan lain-lain), perusahaan akan memberikan benefit sesuai dengan porsinya. Faktor kunci sukses Len yang dijabarkan dalam misi tersebut adalah melakukan inovasi produk elektronika yang berorientasi pasar melalui perbaikan yang berkelanjutan (continuous product improvement) disertai penguasaan teknologi. Selanjutnya bidang elektronika yang menjadi garapan utama adalah produk elektronika industri (barang-barang modal untuk industri dan vendor item) serta elektronika prasarana (infrastruktur swasta/BUMN/Pemerintah). 3. Misi Perusahaan Tujuan perusahaan adalah : “Turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional pada umumnya dan khususnya dalam bidang Industri Elektronika dan Prasarana, yang mencakup bidang- bidang Broadcasting, Multimedia, Teknologi Informasi, Elektronika Daya, Elektronika Energi, Jaringan Telekomunikasi, Sistem Pengendalian dan Pengaturan, Navigasi, Persinyalan Kereta Api, Elektronika Kelautan (Maritim), Elektronika Penerbangan (Avionics), Elektronika Pertahanan baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya, selanjutnya disebut Elektronika Industri dan Prasarana serta rekayasa di bidang keteknikan lainnya serta optimalisasi aset-aset Perseroan, dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.”
  • 22. D. Nilai Budaya Budaya Kerja PT Len Industri (Persero) adalah 442-ICE yang terdiri dari nilai- nilai untuk membangun : Personal Character. Nilai-nilai budaya 4-I : 1. Integrity (Integritas). Setiap insan memiliki pandangan dan pemikiran bahwa dirinya merupak an bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan dan selalu ingin bersikap jujur dan memberikan kontribusi positif kepada perusahaan. 2. Innovation (Inovasi). Setiap insan memiliki sikap kreatif dan dapat mengembangkan ide -ide (out of the box) serta mampu menjabarkan ide-ide tersebut secara operasional. 3. Independence (Independensi). Setiap insan memiliki kemandirian dalam berpikir, bertindak, bekerja dan berani mengambil keputusan dengan memperhitungkan risiko yang bertanggung jawab. 4. Insistence (Pantang Menyerah). Setiap insan memiliki semangat yang tinggi, gigih, pantang menyerah, danberusaha keras untuk kepentingan perusahaan dan memiliki motivasi yang tinggi untuk mengembangkan perusahaan. Working Principle. Nilai-nilai budaya 4-C : 1. Customer Focus (Fokus Pada Pelanggan). Setiap insan fokus terhadap kebutuhan dan keinginan Pelanggan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut dalam mewujudkan kepuasan Pelanggan. 2. Continuous Improvement (Perbaikan Berkesinambungan). Setiap insan berusaha melakukan perbaikan -perbaikan terhadap kualitas produk dan jasa secara berkesinambungan.
  • 23. 3. Commitment (Komitmen). Setiap insan memiliki ikatan yang kuat terhadap pekerjaan dan selalu berusaha menghasilkan yang terbaik. 4. Competence (Kompetensi). Setiap insan memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan karyawanan dan selalu berusaha meningkatkan kemampuan. Performance. Nilai-nilai budaya 2-E : 1. Effectiveness (Efektivitas). Setiap insan menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan target atau standar ditinjau dari sudut kualitas, biaya, dan waktu. 2. Efficiency (Efisiensi). Setiap insan menghasilkan produk atau jasa dengan cara yang tepat, sehingga terjadi keseimbangan antara keluaran (output) dan masukan (input). E. Tanggung Jawab 1. Insan Len a. Mempelajari secara detil Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) yang terkait dengan pekerjaannya. Setiap Insan Len harus memahami standar etika yang dituangkan dalam Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini; b. Menghubungi atasan langsung, Unit Kerja Corporate Secretary, Unit Kerja Human Capital & General Affairs, atau pihak-pihak yang telah ditetapkan oleh Direksi, apabila Insan Len mempunyai pertanyaan mengenai pelaksanaan Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct); c. Segera membicarakan kepada pihak-pihak yang telah ditetapkan oleh Direksi, setiap dijumpai masalah mengenai kemungkinan pelanggaran terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct);
  • 24. d. Memahami prosedur yang dipakai untuk memberitahukan atau melaporkan kemungkinan pelanggaran terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct); e. Bersedia untuk bekerjasama dalam proses investigasi terhadap kemungkinan pelanggaran terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct). 2. Pemimpin Len a. Membangun dan menjaga budaya kepatuhan terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) melalui:  Secara pribadi mendorong kepatuhan terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct);  Melakukan pengawasan secara teratur mengenai program-program yang bertujuan untuk mendorong kepatuhan Insan Len terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct);  Memberikan contoh yang baik dalam cara bersikap maupun dalam bertindak sehari-hari. b. Memastikan bahwa setiap Insan Len mengerti bahwa ketaatan atas Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) sama pentingnya dengan pencapaian unjuk kerja. c. Mendorong Insan Len untuk bertanya mengenai berbagai masalah integritas dan etika bisnis. d. Mempertimbangkan masalah kepatuhan terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) dalam mengevaluasi dan memberikan penghargaan pada Insan Len. e. Mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku Perusahaan (Code of Conduct) melalui upaya :  Memastikan bahwa risiko kemungkinan terjadinya pelanggaran atas
  • 25. Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) yang berhubungan dengan proses bisnis dapat diidentifikasi secara dini dan sistematis;  Melakukan identifikasi dan melaporkan sesuai prosedur yang ditetapkan terhadap kegiatan anak perusahaan, afiliasi serta mitra kerja yang dapat menimbulkan kemungkinan pelanggaran terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct);  Memastikan dilaksanakannya pendidikan dan pelatihan tentang Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) bagi seluruh Insan Len, anak perusahaan, afiliasi dan melakukan sosialisasi kepada mitra kerja agar pihak-pihak tersebut mengerti dan memahami Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) secara menyeluruh. f. Melakukan deteksi atas kemungkinan pelanggaran terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) melalui:  Menerapkan pengawasan melekat untuk memperkecil resiko kemungkinan terjadinya pelanggaran atas Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct);  Menciptakan sistem pelaporan atas kemungkinan terjadinya pelanggaran atas Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) yang sesuai untuk melindungi kerahasiaan dari Insan Len yang melaporkan;  Memastikan dilaksanakannya evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) oleh Satuan Pengawasan Internal untuk menilai efektivitas pelaksanaan dan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. g. Menindaklanjuti laporan kemungkinan terjadinya pelanggaran atas Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) melalui:  Memperbaiki secara cepat kekurangan yang dijumpai dalam
  • 26. penilaian kepatuhan atas pelaksanaan Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct);  Memberikan tindakan-tindakan indisipliner yang sesuai;  Melakukan konsultasi dengan Corporate Secretary cq Unit Kerja Legal dan Satuan Pengawasan Internal, serta Unit Kerja Human Capital & General Affairs jika pelanggaran terhadap Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (iii) yang terjadi memerlukan campur tangan penegak hukum atau pihak yang berwajib. --STANDAR ETIKA-- A. Etika Perusahaan dengan Karyawan Len memperlakukan karyawan secara setara (fair) dan tidak membedakan suku, agama, ras dan antar golongan dalam segala aspek. Len menyadari bahwa karyawan mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan Perusahaan. Oleh karena itu setiap karyawan dituntut dapat berpartisipasi dan berperan aktif dengan jalan meningkatkan produksi dan produktivitas kerja melalui hubungan yang dinamis, harmonis, selaras, serasi dan seimbang antara Perusahaan dan karyawan. Dalam melaksanakan etika ini, Perusahaan: 1. Mengacu kepada Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dalam hal kesejahteraan karyawan, penyediaan sarana dan prasarana kerja. 2. Melaksanakan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) secara konsisten. 3. Memastikan setiap karyawan telah mendapat sosialisasi isi PKB. 4. Menempatkan Ikatan Karyawan Len (IKL) sebagai mitra Perusahaan terkait dengan hubungan industrial. B. Etika Perusahaan dengan Pelanggan Len mengutamakan kepuasan dan kepercayaan pelanggan dengan:
  • 27. 1. Menjual produk sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan. 2. Membuka layanan pelanggan dan menindaklanjuti keluhan pelanggan tanpa melakukan diskriminasi terhadap pelanggan. 3. Melakukan promosi yang berkesinambungan secara sehat, fair, jujur, tidak menyesatkan serta diterima oleh norma-norma masyarakat. C. Etika Perusahaan dengan Pesaing Len menempatkan pesaing sebagai pemacu peningkatan diri dan introspeksi dengan cara: 1. Melakukan market research dan market intelligent untuk mengetahui posisi pesaing. 2. Melakukan persaingan yang sehat dengan mengedepankan keunggulan produk dan layanan yang bermutu. D. Etika Perusahaan dengan Pemasok Len meningkatkan iklim saling percaya, menghargai, dan memupuk kebersamaan dengan pemasok sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis yang berlaku dengan cara : 1. Menetapkan penyedia barang dan jasa berdasarkan kepada kemampuan dan prestasi. 2. Melaksanakan pembayaran kepada penyedia barang dan jasa dengan tepat waktu dan tepat jumlah. 3. Menjatuhkan sanksi yang tegas terhadap penyedia barang dan jasa yang melakukan pelanggaran. 4. Memelihara komunikasi yang baik dengan penyedia barang dan jasa termasuk menindaklanjuti keluhan dan keberatan. 5. Menerapkan teknologi pengadaan barang dan jasa terkini (misalnya e- procurement).
  • 28. E. Etika Perusahaan dengan Mitra Kerja Len meningkatkan iklim saling percaya, menghargai, dan memupuk kebersamaan dengan mitra kerja sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis yang berlaku dengan cara: 1. Membuat perjanjian kerja yang berimbang dan saling menguntungkan dengan mitra kerja dan tidak melanggar aturan dan prosedur. 2. Mengutamakan pencapaian hasil optimal sesuai standar yang berlaku dan terbaik. 3. Membangun komunikasi secara intensif dengan mitra kerja untuk mencari solusi yang terbaik dalam rangka peningkatan kinerja. F. Etika Perusahaan dengan Kreditur /Investor Len menerima pinjaman/penanaman modal hanya ditujukan untuk kepentingan bisnis dan peningkatan nilai tambah Perusahaan dengan cara: 1. Menyediakan informasi yang aktual dan prospektif bagi calon kreditur/investor. 2. Memilih kreditur/investor berdasarkan aspek kredibilitas dan bonafiditas yang dapat dipertanggungjawabkan. 3. Menerima pinjaman/penanaman modal yang diikat melalui perjanjian yang sah dengan klausul perjanjian yang mengedepankan prinsip kewajaran (fairness). 4. Berkomitmen untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur/Investor sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama. 5. Melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk melindungi kepentingan kreditur/Investor sesuai perjanjian yang telah disepakati bersama. 6. Berkomitmen melaksanakan kegiatan bisnis dengan sebaik-baiknya dan berhasil dalam upaya memberikan imbal balik yang wajar kepada investor. 7. Menghindari benturan kepentingan dengan kreditur/investor.
  • 29. 8. Mendasarkan hubungan dengan kreditur/investor pada persamaan, kesetaraan dan saling percaya 9. Memberikan informasi tentang penggunaan dana untuk meningkatkan kepercayaan kreditur/investor. 10. Menjajaki peluang bisnis dengan kreditur/Investor untuk meningkatkan pertumbuhan Perusahaan. G. Etika Perusahaan dengan Pemerintah Len berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan cara: 1. Membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan Pemerintah Pusat dan Daerah. 2. Menerapkan standar terbaik (best practices) dengan memperhatikan peraturan yangberlaku mengenai kualitas produk, kesehatan, keselamatan, lingkungan dan pelayanan. H. Etika Perusahaan dengan Masyarakat Len melaksanakan program tanggung jawab sosial dan dapat bersinergi dengan program-program Pemerintah terkait, dengan cara: 1. Memberi kesempatan kepada masyarakat yang ingin mengetahui kegiatan- kegiatan Perusahaan dalam batas tertentu. 2. Mengoptimalkan penyaluran program-program bantuan Perusahaan kepada masyarakat. 3. Melarang karyawan memberikan janji-janji kepada masyarakat di luar kewenangannya. 4. Tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada diskriminasi masyarakat berdasar suku, agama, ras dan antar golongan.
  • 30. I. Etika Perusahaan dengan Media Massa Len menjadikan media massa sebagai mitra dan alat promosi untuk membangun citra yang baik dengan: 1. Memberikan informasi yang relevan dan berimbang kepada media massa. 2. Menerima dan menindaklanjuti kritik-kritik membangun yang disampaikan melalui media massa, namun tetap memperhatikan aspek risiko dan biaya. 3. Mengundang media massa untuk mengekspose berita tentang Perusahaan. J. Etika Perusahaan mengenai keterbukaan dan kerahasiaan informasi 1. Perusahaan berkomitmen untuk mengungkapkan informasi bersifat material yang penting dalam pengambilan keputusan kepada pihak berkepentingan. 2. Pengungkapan informasi material dan relevan tentang perusahaan kepada stakeholders perusahaan merupakan hal penting untuk penerapan transparansi dan pembentukan citra yang baik bagi perusahaan. Namun informasi yang berakibat menurunkan daya saing perusahaan tidak diperkenankan untuk diungkapkan. K. Etika Perusahaan dengan Organisasi Profesi Len menjalin kerjasama yang baik dan berkelanjutan dengan organisasi profesi untuk memperoleh informasi perkembangan bisnis, mendapatkan peluang bisnis dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan: 1. Menerapkan standar-standar yang ditetapkan organisasi profesi. 2. Memberikan perlakuan yang setara terhadap organisasi profesi.
  • 31. --STANDAR TATA PERILAKU-- A. Persamaan dan Penghormatan pada Hak Asasi Manusia Hak asasi manusia adalah suatu yang bersifat universal. Len senantiasa mendorong usaha-usaha untuk menjamin terpenuhinya hak asasi manusia. Len berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap kegiatan operasi perseroan tidak melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia dan masyarakat sekitar. B. Etika Kerja Sesama Insan Len Etika kerja antar sesama InsanLen dilandasi dengan: 1. Bekerja profesional dan sadar biaya untuk menghasilkan kinerja yang optimal. 2. Jujur, sopan dan tertib. 3. Saling menghargai, terbuka menerima kritik dan saran serta menyelesaikan masalah denganmusyawarah mufakat. 4. Saling membantu, memotivasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas. 5. Mengkomunikasikan setiap ide baru dan saling mentransfer pengetahuan dan kemampuan. 6. Mengambil inisiatif dan mengembangkan kompetensi dalam melaksanakan tugas. 7. Berani mendiskusikan kebijakan yang kurang tepat untuk melakukan koreksi yang konstruktif secara santun. 8. Menghargai perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan. C. Menjaga Kerahasiaan Data dan Informasi Perusahaan Insan Len memanfaatkan data dan informasi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan dan pengambilan keputusan dengan cara:
  • 32. 1. Menggunakan sistem keamanan data yang memadai. 2. Memberikan informasi yang relevan dan proporsional kepada stakeholders dengan tetap mempertimbangkan kepentingan perusahaan. 3. Menghindari penyebarluasan data dan informasi kepada pihak lain yang tidak berkepentingan baik selama bekerja maupun setelah berhenti bekerja. 4. Menyerahkan semua data yang berhubungan dengan perusahaan pada saat berhenti bekerja. 5. Menjaga kerahasiaan informasi tentang pelanggan. D. Menjaga Aset Perusahaan Insan Len mengoptimalkan penggunaan Aset perusahaan dengan cara: 1. Bertanggung jawab atas pengelolaan aset perusahaan dan menghindarkan penggunaannya diluar kepentingan perusahaan. 2. Mengamankan harta perusahaan dari kerusakan dan kehilangan. 3. Melakukan penghematan pemakaian energi. E. Penghormatan atas hak kekayaan intelektual Insan Len wajib menghormati hak kekayaan intelektual pihak lain karena setiap penggunaan yang tidak sah atas hak milik intelektual orang lain dapat mengakibatkan Len menanggung gugatan hukum dan ganti rugi. Setiap insan Len harus berpartisipasi secara aktif untuk melindungi hak atas kekayaan intelektual milik Len; F. Menjaga Keamanan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Insan Len menjadikan keamanan dan K3L sebagai bagian dari budaya kerja untuk menciptakan suasana kerja yang tertib, aman, handal, nyaman dan berwawasan
  • 33. lingkungan dengan cara: 1. Len berkomitmen untuk mencapai standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Perseroan (K3LH) yang tinggi; 2. Pencapaian standar yang tinggi atas implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Perseroan tersebut merupakan tanggung jawab bersama seluruh Insan Len. G. Mencatat Data dan Pelaporan Insan Len mengelola data secara rapi, tertib, teliti, akurat dan tepat waktu dengan cara: 1. Mencatat data dan menyusun laporan berdasarkan sumber yang benar dan dapatdipertanggungjawabkan. 2. Menyajikan laporan secara singkat, jelas, tepat, komunikatif untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan dan sebagai umpan balik guna perbaikan kinerja. 3. Tidak menyembunyikan data dan laporan yang seharusnya disampaikan.
  • 34. KESIMPULAN Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum. Sama halnya seperti pelaksanaan teknologi informasi walaupun berkecimpung di dunia maya namaun perlu mengetahui regulasi yang ada. Oleh karena itu perlindungan terhadap akses masuk untuk suatu komputer diperlukan. Untuk menjaga itu semua diperlukanlah sebuah aturan atau undang-undang yang mengatur mengenai itu. Banyak Negara maju telah mempunyai undang-undang khusus mengenai komputer. Hal yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah akses data pribadi secara bebas tapi juga menyangkut kejahatan komputer dan juga hak paten peranti lunak. Intinya hal yang perlu diketahui yaitu moral, dimanamoral adalah keyakinan dan penilaian secara tradisi tentang baik atau buruknya hal yang dilakukan. Moral juga merupakan institusi social yang memiliki sejarah dan aturan-aturan tertentu. Kita mulai mempelajari aturan-aturan moral sejak masa anak-anak, kita dapatkan itu mulai dari orang tua, lingkungan keluarga, lingkungan rumah, ataupun lingkungan sekolah dan masyarakat.dengan terciptanya moral manusia yang bagus akan memperlancar proses kehidupan yang aman dan sejahtera.dengan demikian tidak terjadi pelanggaran dalam hal apapun seperti contoh teknologi informasi di atas
  • 35. DAFTAR PUSTAKA Atih, Ani. (2013). Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi. URL : https://aniatih.blogspot.com/2013/05/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html. Diakses tanggal 31 Maret 2021. Putra, Y. M., (2018). Implikasi Etis dari Teknologi Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta http://ernaparj.blogspot.com/2015/06/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html. Diakses tanggal 29 Maret 2021. http://blog.ub.ac.id/arfianprambudi/2017/12/26/implikasi-etis-teknologi-informasi- keamanan-sistem/. Diakses tanggal 29 Maret 2021. https://www.len.co.id/tata-kelola-perusahaan/standar-etika-usaha-dan-tata-perilaku/. Diakses tanggal 30 Maret 2021. http://dahlanrais.blogspot.com/2015/05/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html. Diakses tanggal 30 Maret 2021. https://id.wikipedia.org/wiki/Len_Industri. Diakses tanggal 31 Maret 2021.