Dokumen tersebut membahas tentang implementasi sistem pengambilan keputusan pada PT Bina Usaha Tani. Secara garis besar dibahas proses pengambilan keputusan manajerial meliputi identifikasi masalah, pencarian alternatif, pemilihan alternatif terbaik, pelaksanaan keputusan, dan evaluasi. Juga dibahas beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan seperti ketersediaan informasi, risiko, dan ketidakpast
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
1. IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA
PT BINA USAHA TANI
Dosen : Yananto MihadiPutra,SE, M.Si
Mata Kuliah: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Oleh :
RIAN (43219110213)
Tahun Ajaran 2020/2021
Universitas Mercubuana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prodi Akuntansi
2020
2. Abstrak
Pengambilan keputusan pada dasarnya dimulai dari pendekatan
ekonomi yang melihat bagaimana sebuah keputusan sebaiknya dibuat untuk
memperoleh hasil yang optimum, karena karena proses pengambilan keputusan tidak hanya
berada pada satu titik. proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang yang
dipersepsikan oleh supervisor di bagian produksi sebuah industri.
Seorang pemimpin organisasi harus mampu mengambil keputusan, walaupun banyakfaktor
lain yang sangat besar pengaruhnya terhadap keputusanya, karena seseorang pada saattertentu
sudah mengambil keputusan, tetapi hal ini bisa berbeda keputusan disaat yang lain.Karena
sebagian fungsi terpenting dari seorang pemimpin adalah sebagai pengambilkeputusan,
sehingga keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin sangat berkenan danmenentukan
terhadap tindakan apa yang perlu dilaksanakan.
ada umumnya para indi"idu cenderung menggunakan strategi yang sederhana, walaudalam
masalah serumit apapun guna mendapatkan penyelesaian yang diinginkan, karena
penyelesaian itu dibatasi oleh informasi yang kurang sempurna, factor waktu dan
biaya,keterbatasan pikiran dan tekanan psikologis yang dialami oleh pelaku pengambil
keputusan
Pendahuluan
Seorang manajer harus, secara terus-menerus, membuat keputusan. Keputusan dibuat dalam
rangka menyelesaikan masalah. Pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah adalah
proses berkelanjutan dalam hal evaluasi atas kondisi organisasi atau masalah yang muncul,
mempertimbangkan alternatif, membuat pilihan, dan tindakan-tindakan yang diperlukan
sebagai bagian dari keputusan.
pengambilan keputusan dalam organisasi tidak terlepas dari apa yang dimaksud dengan
keputusan. Menurut Robbins and Coulter, keputusan adalah membuat pilihan dari dua atau
lebih alternatif. Mengapa keputusan harus dibuat? Keputusan dibuat karena ada masalah. Apa
yang dimaksud masalah? Masalah adalah kesenjangan antara kondisi yang ada dengan
kondisi yang diharapkan. Masalah ditanggapi secara berbeda antara orang yang satu dengan
orang lainnya.
3. Proses pembuatan keputusan diawali dengan identifikasi masalah oleh manajer. Masalah
tersebut harus yang sesungguhnya, bukan rekaan. Jika masalah tidak ditentukan secara
akurat, setiap langkah pengambilan keputusan akan salah pijakannya dan keputusan pun tidak
akan menyelesaikan masalah yang sesungguhnya. Salah satu cara mengenali masalah yang
sesungguhnya adalah dengan memisahkan masalah dari kembangan-kembangannya
Setelah manajer memilih seluruh alternatif, ia wajib memutuskan satu yang terbaik. Alternatif
terbaik adalah yang menghasilkan banyak keuntungan dan sedikit ruginya. Kadang, proses
pemilihan dapat berlangsung cepat seperti yang banyak pro-nya ketimbang kontra-nya.
Kadang pula, solusi optimal merupakan kombinasi antar alternatif.
Literatur Teori
KONDISI YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
Selain ketersediaan informasi yang sangat erat dengan hasil keputusan, juga hal – hallain
yang mempengaruhi kondisi tersebut dan perlu diperhatikan, yaitu!
Kondisi Kepastian:
Kondisi kepastian merupakan kondisi dimana pengambil keputusanmempunyai informasi
yang lengkap mengenai masalah yang dihadapi, alternatip pemecahan masalah dan hasil yang
mungkin diperoleh, sehingga pengambil keputusandalam kondisi yang pasti, jika dirinya
dapat mengontrol dan mengantisipasi sepenuhnyaterhadap kejadian yang akan timbul.
Risiko:
Risiko merupakan kondisi yang dapat diindentifikasi, didefinisikan, diprediksikemungkinan
terjadinya dan kemungkinan hasil dari setiap alternatif yang diambil, biasanya kondisi yang
demikian itu timbul jika pengambil keputusan dalam keadaanketerbatasan informasi yang
berkaitan dengan keputusan yang akan ditetapkanya,sebaliknya , suatu risiko tidak akan
terjadi jika pengambil keputusan dapat merumuskansuatu kemungkinan secara obyektif.
Kondisi Ketidakpastian:
Merupakan kondisi dimana pengambil keputusan tidakmemiliki informasi yang diperlukan
dalam pengambil keputusan. &alam hal yangdemikian , pengambil keputusan juga tak
mampu untuk menetapkan berbagaikemungkinan yang akan terjadi sebagai hasil dari
4. pemilihan alternatif yang diambilnya.Karena keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan
sering kali mengandalkan intuisiyang semata sebagai pedomanya.
Proses pengambilan keputusan.
• Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang menghalangi
atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus
dikenali apa masalahnya.
• Mencari alternatif pemecahan
Setelah masalh dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap alternatif-alrternatif yang
mungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif hendaknya
tidak mamikirkan masalah efisiensi dan efektifitas. Ynag terpenting adalah mengumpulkan
sebanyak-banyaknya alternatif. Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari
yang paling diinginkan sampai yang tidak diinginkan.
• Memilih alternatif
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat memberikan
manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap
alternatif.
• Pelaksanaan alternatif
Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan.
pelaksanaan harus sesuai denga rencana, agar tujuan memecahkan masalh dapat tercapai.
• Evaluasi
Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah selesai.
Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai
tidak maksimal, sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif
lainnya. Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif
potensial benar-benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.
5. Seorang pemimpin diharapkan mengikuti pendapat Terry dalam Marzuki (2015 : 2), bahwa
dalam mengambil keputusan hendaklah memilih yang terbaik dari berbagai altenatif yang
tersedia. Salah satu tugas terpenting seorang pemimpin adalah untuk menentukan yang
terbaik bagi organisasi dan para anggotanya.Namun dalam mengambil keputusan, terkadang
pemimpin pun menghadapi dilema dan seolah berada di persimpangan jalan.
Pembahasan
Pengambilan keputusan dapat dikelompokkan berdasarkan prosesnya, berdasarkan jumlah
orang yang ikut serta dalam pembuatan keputusan dan berdasarkan jenis problem.
pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi dua yaitu:
• Pengambilan keputusan emosional
pengambilan keputusan berdasarkan emosi. Pengambilan keputusan hanya berdasarkan
perasaannya tidak berupaya untuk mencari alternatif-alternatif yang merupakan solusi
problem. Solusi hanya muncul dalam emosi pemimpin berdasarkan pengalaman hidupnya.
Pengalaman tersebut memberikan kecenderungan untk mengambil solusi yang selama ini
telah dianggap baik dalam menyelesaikan problem yang dihadapi
• Pengambilan keputusan rasional
6. keputusan yang berdasarkan informasi yang objektif dan proses logis. Prosesnya konsisten
dengan pola terusji, melakukan penilaian dan perhitungan alternatif-alternatif yang bersedia
mencapai pilihan maksimal dalam keterbatasan sumber-sumber dalam lingkungan
• Gaya Pengambilan keputusan
Dalam membuat keputusan pemimpin/manajer menggunakan gaya pengambilan keputusan.
Menurut Robert dan Angelo (2007) gaya pengambilan keputusan merupakan kombinasi
mengenai bagaimana individu mempresepsikan dan memahami stimuli dan cara umum
dimana ia memilih untuk informasi
Empat gaya pengambilan keputusan, antara lain:
• Gaya membuat keputusan direktif. Orang dengan gaya mengambil keputusan direktif
mempunyai toleransi untuk ambiguitas dan berorientasi memerhatikan ke arah tugas
dan teknikal ketika mengambil keputusan.
• Gaya mengambil keputusan analitikal. Gaya mengambil keputusan ini mempunyai
toleransi untuk ambiguitas dan karakteristiknya cenderung untuk terlalu menganalisis
interaksi. Orang dengan gaya ini senang untuk mempertimbangkan lebih banyak
informasi dan alternatif daripada gaya pengambilan keputusan direktif.
• Gaya mengambil keputusan konseptual. Orang dengan gaya mengambil keputusan
konseptual mempunyai toleransi untuk ambiguitas dan cenderung untuk
memfokuskan pada orang atau aspek sosial dari situasi kerja.
• Gaya mengambil keputusan behavioral. Gaya mengambil keputusan ini paling
berorientasi pada orang. Orang yang mempunyai gaya pengambilan keputusan ini
dapat bekerja baik dengan orang yang menyenangi interaksi sosial dimana pendapat
dikemukakan dan dipertukarkan secara terbuka.
Enam model pengambilan keputusan, antara lain:
• Model Normatif Simon
Model ini berusaha untuk mengindentifikasi proses yang benar-benar digunakan oleh para
manajer saat membuat keputusan. Berbeda dengan model rasional, model normatif simon
menganjurkan bahwa pengambilan keputusan ditandai dengan pengelolaan informasi
terbatas, penggunaan penilaian hasil temuan sendiri, serta pemuasan.
7. • Model Rasional
Model rasional menganjurkan para manajer menggunakan empat langkah ketika membuat
keputusan.Menurut model ini para manajer bersifat sepenuhnya ojektif dan memiliki
informasi lengkap untuk membuat sebuah keputusan. Meskipun terdapat beberapa kritikan
karena tidak realistis, model rasional mengandung pelajaran karena ia secara analitis merinci
pengambilan keputusan dan tidak bertindak sebagai jangkar konseptual.
• Model Klasik
Model pengambilan keputusan klasik berasumsi bahwa keputusan merupakan proses rasional
ketika pengambilan keputusan diambil dari salah satu alternatif terbaik. Model klasik ini
didasarkan pada konsep rasionalitas lengkap.Sesuai dengan model klasik, proses
pengambilan keputusan dibagi atas enam langkah logis seperti, identifikasi masalah,
menentukan alternatif, menilai alternatif, memilih alternatif, menerapkan alternatif, dan
menilai keputusan alternatif.
• Model Administratif
Hobert Simon (1957), merupakan tokoh pertama yang memperkenalkan model administratif
pengambilan keputusan untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang cara-cara
aktual sekaligus ideal yang ditempuh oleh penyelenggara sekolah dalam mengambil
keputusan organisasi (Wayne dan Miskel, 2014:491).
• Model Perilaku
Model ini didasarkan pada seberapa jauh keputusan itu dapat memberikan kepuasan.Model
ini juga mempertimbangkan pengambilan keputusan atas dasar rasionalitas kontekstual dan
rasionalitas respektif.Rasionalitas kontekstual artinya keputusan tidak didasarkan oleh
ketentuan tersurat, tetapi juga bersifat kontekstual.Pendekatan dasarnya adalah pemuasan
artinya, menemukan solusi yang memuaskan, bukan yang terbaik
• Model Kontigensi
Kesimpulan
8. Model kontigensi adalah pendekatan yang paling cocok dengan situasi.Model administratif
itu fleksibel dan heuristik.Keputusannya didasarkan pada perbandingan di antara konsekuensi
alternatif dan tingkat aspirasi pengambilan keputusannya. Kurangnya waktu tentu saja, bisa
memotong prosesnya dengan memaksakan pertimbangan atas opsi-opsi yang lebih sedikit
(Wayne dan Miskel, 2014).
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen.
Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan
sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses
perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam
pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah,
dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang
mungkin timbul
Daftar Pustaka
Anggraini, D. (2019). The Effect Accounting Conservatism, Firm Size And Dividend Policy
On Earning Response Coefficient. EPRA International Journal of Multidisciplinary Research,
4(4), 281-293
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization,
Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting Information
System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The
Quality of MSME ’ s Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics, Business,
and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 (3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of
Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 , (2).
https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775
9. Kharisma, M., & Faisol, D. A. (2019). Effect of Corporate Social Responsibility and
Company Transparency on Tax Avoidance with Profitability as Moderating Variables (In
Manufacturing Companies That Are Listing on The Idx 2015-2017 Period). Scholar Bulletin,
5(8), 439-443
Nugroho, L., Mastur, A.A., Fardinal, F., Putra, Y.M., (2019). Hajj, Civilization and Islamic
Banking Contribution Discourses. Location of Islamic Banks ). The 1st AnnuaScl Conference
Economics, Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 (11),
http://dx.doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290773
Putra, Y. M., (2018). Sistem Pengambilan Keputusan. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129
Soelton, M., Ramli, Y., Anggraini, D., & Khosasi, D. (2020). Implementing Good Corporate
Governance to Engage Corporate Social Rerponsibility in Financial Performance. European
Research Studies, 23(1), 239.
Surjandari, D. A., Anggraeni, D., Arlita, D. P., & Purba, R. M. (2019). Analysis of Non-
Financial Determinants of Company Value In Manufacturing Companies in Indonesia. Jurnal
Akuntansi, 23(2), 230-252.
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing (Empirical
Testing of Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). EPRA International
Journal of Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.