Implikasi Etis Teknologi Informasi Dalam Pemanfatan Teknologi Informasi
1. TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMANFATAN TEKNOLOGI
INFORMASI PADA PT. GARUDA INDONESIA
Oleh :
Jenifer Merryeth Monicha Andalangi (43218010200)
Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Mercu Buana Jakarta
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si., CMA.
Abstract
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis
informasi dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk
diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi secara tepat dan
biasanya tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat. Dalam artikel ini aan dibahas
betapa pentingnya etika,moral,dan hukum bagi para pengguna teknologi informasi terutama
yang bekerja di sebuah perusahaan.
Kata kunci : etika, teknologi, informasi
1.Introduction
Perilaku kehidupan kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang mengenal
komputer telah diterapkan dibanyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak
mendapatkan akses data, hak akan privasi, kejahatan komputer, dan paten peranti lunak.
Beberapa negara lebih maju dibandingkan yang lain dalam hal mengeluarkan undang-undang
semacam ini, dan hukum di satu negara dapat mempengaruhi penggunaan komputer di tempat
lain di dunia.
Perusahaan memiliki kewajiban untuk menetapkan budaya etika yang harus diikuti oleh para
karyawannya. Budaya ini didukung oleh kredo perusahaan dan program-program etika.
Audit internal perusahaan dapat berkontribusi terhadap penggunaan etis sistem informasi
dengan cara melakukan tiga jenis audit-operasional, finansial, dan beriringan-serta melibatkan
diri dalam desain sistem pengendalian internal.
Direktur infomasi (Chief Infomation Officer-CIO) dapat memainkan peran yang amat penting
dalam praktik etika komputer suatu perusahaan. CIO dapat menjalankan program proaktif untuk
menjaga agar sistem informasi memberikan informasi yang diperlukan para eksekutif dan
manajer untuk mendukung upaya-upaya etis perusahaan tersebut, agar eksekutif dan manajer
bukan hanya memahami infomasi yang menyediakan data finansial namun juga berkontribusi
terhadap perancangannya, agar elemen-elemen lingkungan seperti pemegang saham dan
pemilik memahami bahwa perusahaan tersebut menggunakan komputernya secara etis, dan
agar biata IT tidak terbuang sia-sia.
2. Dengan memainkan peranan ini, CIO menjaga agar perusahaanya tersebut memenuhi
kewajibannya untuk menyusun keterangan keunagan secara akrat dan tepat waktu. Seperti yang
diharuskan oleh Undang-undang Sarbanes-Okley. Kunci terhadap jasa-jasa informasi yang
menyediakan dukungan ini adalah gabungan pengendalian terhadap semua sistem yang akan
mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.
2. Literature Review
Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah. Moral adalah institusi
social dengan suatu sejarah dan daftar peraturan. Walau berbagai masyarakat tidak megnikuti
satu set moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yang mendasar. Misalnya, anak-anak
jepang di ajarkan untuk mengucapkan “terima kasih”
Etika
Etika adalah satu set kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu,
kelompok atau masyarakat. Etika sangat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Perbedaan ini di dibidang komputer dalam bentuk perangkat lunak bajakan – perangkat lunak
yang digandakan secara illegal lalu di gunakan atau dijual. Pada tahun 1990, diperkirakan bahwa
pembajakan perangkat lunak mengakibatkan penjual perangkat lunak AS kehilangan
pendapatan tahunan lebih dari $40 milyar.
Hukum
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang dipaksakan oleh ototritas berdaulat, seperti
pemerintah, pada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini sangat sedikit hukum yang
mengatur penggunaan komputer. Hal ini karena komputer merupakan penemuan baru –
umurnya hanya sekitar empat puluh tahun – dan teknologinya berubah sangat cepat selama
periode tersebut. Sistem hukum sulit mengikutinya.
Etika dan jasa informasi
Menurut James H.Moor,profesor dari Dormouth mendefinisikan etika komputer sebagai analisis
mengenai dampak dan dampak sosial teknologi komputer,serta formulasi dan justifikasi
kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis. Karna itu terdapat manajer yang
paling bertangg ung jawab atas aktivitas tersebut adalah CIO. Namun bukan hanya CIO sendiri
yang bertanggung jawab atas etika komputer melainkan user computing saat ini.
Alasan Pentingnya Etika Komputer
Kelenturan logika adalah kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apa pun yang
kita inginkan. Komputer bekerja tepat seperti yang diinstruksikan oleh programernya.
Faktor Transformasi adalah alasan kepedulian pada etika komputer ini didasarkan pada fakta
bahwa komputer dapat mengubah secara drastis cara kita melakukan sesuatu.
Faktor Tak Kasat Mata adalah karena komputer dipandang sebagai suatu kotak hitam. Semau
operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal yang tidak nampak ini
membuka peluang pada nilai-nilai pemograman yang tidak terlihat, perhitungan rumit yang tidak
terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat.
nilai-nilai pemograman yang tidak terlihat adalah perintah-perintah yang programmer kodekan
menjadi program yang mungkin dapat atau tidak menghasilkan pemrosesan yang diinginkan
pemakai.
3. perhitungan rumit yang tidak terlihat bebrbentuk program-program yang demikian rumit sehingga
tidak dimengerti oleh pemakai. Program-program ini umumnya model matematika kompleks atau
penerapan kecerdasan buatan.
penyalahgunaan yang tidak terlihat meliputi tindakan yang sengaja melanggar hukum dan etika.
Hak atas komputer
Komputer adalah peralatan yang begitu penuh daya sehingga tidak dapat di pisahkan
dari masyarakat.yakni bahwa masyarakat memiliki hak akses komputer,keahlian
komputer.,sppesialis komputer dan pengambilan keputusan komputer.
a.Hak atas akses komputer
Setiap orang tidak perlu memiliki komputer,seperti juga tidak setiap orang memiliki mobil.
Namun,pemilikan atau akses komputer merupakan kunci mencapai hak-hak tertentu lainnya.
Misalnya akses komputer berarti kunci mendapatkan pendidikan yang baik.
b.Hak atas keahlian komputer
Saat komputer mula-mula muncul,ada ketakutan yang luas dari para pekerja bahwa komputer
akan mengakibatkan pemutusan kerja masal. Hal itu tidak terjadi. Kenyataannya,komputer telah
menciptakan pekerjaan lebih banyak dari pada yang di hilangkan.
c.Hak atas spesialis komputer
Mustahil setiap orang memperoleh setiap pengetahuan dan keahlian komputer yang di perlukan.
Karena itu kita harus memiliki akses ke para spesialis tersebut.
d.Hak atas pengambilan keputusan komputer
Walaupun masyarakat tidak banyak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai
bagaimana komputer di terapkan,masyarakat memiliki hak tersebut.
Hak atas Informasi
a.Hak atas privacy : meningkatnya kemampuan computer untuk digunakan bagi pengintaian, dan
yang lain adalah meningkatnya nilai informasi dalam dalam pengambilan keputusan. Pemerintah
federal mengatasi sebagian masalah ini dalam Privacy Act of 1974.
b.Hak atas Akurasi : komputer dipercaya mampu mencapai tingkat akurasi yang tidak dapat
dicapai oleh sstem nonkomputer.
c.Hak atas kepemilikan : para penjual perangkat lunak dapat menjaga hak milik intelektual
mereka dari pencurian melalui hak cipta, paten, dan perjanjian lisensi. Hingga tahun 1980-an,
perangkat lunak tidak dilindungi oleh UU hak cipta atau paten.
d.Hak atas Akses : banyak informasi tersebut yang telah diubah menjadidatabase komersial
yang menjadikannya kurang dapat diakses masyarakat. Dengan melihat fakta bahwa komputer
dapat mengakses data dari penyimpanan lebih cepat dan lebih mudah dari teknologi lain.
Kontrak sosial jasa informasi
Yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan sosial. Jasa informasi
membuat konterk tersebut dengan individu dan kelompok yang menggunakan atau yang di
pengaruhi oleh output informasinya. Kontrak ini tidak tertulis etapi tersirat dalam segala sesuatu
yang di lakukan jasa informasi.
4. Kontrak tersebut menyatakan bahwa:
• Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja mengganggu privacy seseorang.
• Setipa ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemerosesan komputer.
• Hal milik intelektual akan di lindungi.
• Komputer akan dapat di akses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari
ketidak tahuan informasi.
Kode-kode Etik
a.Kode prilaku profesional ACM.
ACM dibentuk pada 1947 dan sekarang merupakan perkumpulan profesional komputer AS
tertua. Dan memiliki 80.000 anggota di seluruh dunia. Kode prilaku profesional terdiri dari lima
canon;
Seorang anggota ACM selalu bertindak dengan integritas.
Seorang anggota ACM harus berusaha meningkatkan kemampuannya serta kemampuan dan
prestiseprofesi.
Seorang anggota ACM bertanggung jawab atas pekerjaannya.
Seorang anggota ACM bertindak dengan tanggung jawab dan profesional.
Seorang anggota ACM harus menggunakan pengetahuannya dan keahlian khususnya untuk
kesejahteraan umat manusia.
b.Kode etik DPMA
Didirikan pada tahun 1951 dan memliki sekitar 35.000 anggota di seluruh dunia.misinya
adalah”menjunjung manajemen informasi yang efektif dan bertanggun jawab untuk kebaikan
para angotanya,para bemberi kerja,dan masyarakat bisnis.
c.Kode etik ICCP
Didirikan tahun 1973 dengan maksud memberi sertifikat pada para profisional komputr. Sertifikat
ICCP meliputi Certified Computer Programer (CCP) dan certified in data processing (CDP).
Untuk mendapat sertifikat, pelamar harus lulus ujian dan setuju untuk terikat pada kode etik
ICCP.
d.Kode etik ITAA
Didirikan tahun 1961 sebagai suatu asosiasi bagi organisai-organisasi yang memasarkan
perangkat lunak dan jasa yang berkaitan dengan komputer.keanggotaanya meliputi ratusan
perusahaan seperti Microsoft dan Lotus DevelopmentComporation.dan terdiri atas prinsip-prinsip
dasar yang mengatur penilaian,komunikasi dan kualitas jasa dengan klien.
e.Model SRI
Idealnya,semua perlumpulan profesional bergabung membuat suatu kode etik. Kode etik
tersebut harus membahas tanggung jawab setiap orang dalam profesi dalam hal etika
penggunaan komputer. Model sri ini unik karena tidak terbatas pada profesional komputer yang
beroprasi dalam lingkungan bisnis, tetapi luas jangkkauannya.
3. Result & Discussion
Kebijakan perlindungan terhadap rahasia perusahaan disusun untuk menjamin keamanan
informasi dan memastikan bahwa informasi yang perlu diungkapkan oleh Garuda Indonesia,
telah secara adil dan merata disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tanpa
5. adanya perlakuan istimewa untuk pihak tertentu. Informasi yang dianggap sebagai rahasia
meliputi rencana bisnis dan strategi perusahaan, hasil-hasil penelitian dan pengembangan yang
digunakan dalam proses produksi, standar dan prosedur operasi perusahaan, dokumendokumen
internal yang ditandatangani oleh Pegawai Pimpinan perusahaan, hak kekayaan intelektual
ataupun informasi-informasi penting lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja Garuda Indonesia
apabila tersebar ke luar Garuda Indonesia, kecuali apabila informasi tersebut telah
dipublikasikan.
Perilaku yang harus ditampilkan oleh Insan Garuda Indonesia :
(1) Melindungi data, informasi dan dokumen perusahaan yang bersifat rahasia sejak dibuat
hingga pemusnahannya.
(2) Menggunakan data, informasi dan dokumen perusahaan yang bersifat rahasia sesuai
dengan batasan kewenangan yang telah ditetapkan
(3) Melaporkan dengan segera kepada pimpinan saat mengetahui adanya penyalahgunaan data,
informasi dan dokumen perusahaan yang bersifat rahasia.
(4) Melindungi kepentingan Pemegang Saham yang berpotensi dirugikan oleh tindakan
perdagangan yang dilakukan oleh orang dalam (insider trading).
(5) Menghormati hak-hak kepemilikan informasi perusahaan lain dan mematuhi semua peraturan
perundangan yang berkaitan dengan masalah hak kepemilikan informasi;
(6) Upaya pengumpulan informasi dari perusahaan lain harus dilaksanakan dengan
sepengetahuan atasan langsung atau Unit Kerja Corporate Secretary; 36/47 Edisi: 2 Revisi: 2 07
Oktober 2015
(7) Menghubungi Unit Kerja Corporate Secretary, apabila ada keraguan ataupun masalah yang
timbul dalam kaitannya dengan masalah informasi Garuda Indonesia.
Perilaku yang tidak boleh ditampilkan oleh Insan Garuda Indonesia :
(1) Mengungkapkan secara lisan maupun tertulis semua data, informasi dan dokumen Garuda
Indonesia di luar tugas, tanggungjawab dan kewenangannya, termasuk mengungkapkan
informasi material yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
(2) Mengakses, menggandakan, mereproduksi data atau informasi dan dokumen perusahaan
yang bersifat rahasia secara langsung atau tidak langsung, kecuali dalam melaksanakan tugas
dan pekerjaan untuk perusahaan.
(3) Menyimpan data, informasi dan dokumen perusahaan yang bersifat rahasia pada komputer
pribadi atau media lain yang bukan milik Garuda Indonesia kecuali ditentukan lain dan/atau
seizin atasan langsung
(4) Membicarakan “informasi material” mengenai perusahaan kepada siapapun. Pelarangan ini
meliputi suami atau istri, rekan di rumah, sanak saudara, sanak saudara dari rekan di rumah,
pialang (broker) dan Insan Garuda Indonesia lainnya (kecuali rekan kerja yang perlu mengetahui
tentang hal tersebut);
(5) Melakukan jual beli saham perusahaan apabila yang bersangkutan memiliki informasi yang
dapat mempengaruhi harga saham Garuda Indonesia tersebut;
6. (6) Menggunakan dengan cara yang tidak sah atau pemberian informasi rahasia tersebut
kepada pihak eksternal tanpa sepengetahuan Unit Kerja Corporate Secretary;
(7) Bagi Insan Garuda Indonesia dilarang keras mengambil informasiinformasi rahasia sebelum
meninggalkan perusahaan. Semua dokumen yang telah dibuat oleh Insan Garuda Indonesia
yang bersangkutan, menjadi hak milik perusahaan sepenuhnya. Sebelum meninggalkan
perusahaan, Insan Garuda Indonesia tidak diperkenankan untuk membawa dokumen apapun
(8) Mengumpulkan informasi eksternal yang dilakukan secara tidak sah, seperti memata-matai,
mencuri informasi, atau dengan memalsukan identitas diri;
(9) Bagi Insan Garuda Indonesia yang tidak bekerja lagi di perusahaan, Garuda Indonesia
melarang keras pemalsuan identitas dengan menggunakan nama Garuda Indonesia untuk
memperoleh informasi rahasia dari perusahaan lain;
4. Conclusion
Teknologi Informasi adalah salah satu sarana yang dapat memudahkan dalam pencarian
informasi serta memudahkan pula dalam berkomunikasi. Akan tetapi dalam penggunaannya
tetap harus memperhatikan beberapa etika, karena menggunakan teknologi informasi pada
dasarnya adalah kita berhubungan dengan orang lain dan berhubungan dengan orang lain
membutuhkan kode etik tertentu.
5. Recommendation
Menyadari bahwa dalam penulisan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang kajian teori di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
7. Bibliography
Putra, Y. M., (2018). Implikasi Etis dari Teknologi Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3)
Arijanto, A., Hikmah, D., & Nashar, Muhammad. (2015). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Universitas Mercu Buana. Yogyakarta: Sibuku Media
Mcleod, Raymond. (2004). Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Anonym 1, 2015. https://www.garuda-indonesia.com/files/pdf/investor-relations/corporate-
governance/Pedoman_Etika_Kerja_dan_Etika_Bisnis_disahkan_BoD_dan_BoC.pdf, ( 25
November 2019, jam 21.49 )