Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang implikasi perilaku etis dari pemanfaatan teknologi informasi, dengan mendefinisikan konsep moral, etika, dan hukum terkait penggunaan teknologi informasi secara etis.
2. Dokumen juga membahas pentingnya penerapan budaya etika dalam penggunaan teknologi informasi guna mencapai tujuan awalnya untuk mempermudah kehidupan
1. Implikasi Perilaku Etis Dari Pemanfaatan Teknologi Informasi
Disusun Oleh
Akbar Nurhisyam
43217010116
Dosen Pengampu:
Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Universitas Mercu Buana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Akuntansi
2018
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-orang, hardware,
software jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah,dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi adalah satu kesatuan
data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik
dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan. Sistem informasi adalah sekumpulan
komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan
komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang
tertentu. Tetapi pengertian Sistem Informasi secara umum merupakan kegiatan atau
aktifitas yang melibatkan serangkaian proses dan berisi informasi-informasi yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Sistem ini mampu memberikan kemudahan pihak
pengelola menjalankan kegiatannya dan meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas
dalam berbagai bidang.
Proses penggunaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan dasar yang
muncul dan dikenal sebagai Informatika Masyarakat. Masyarakat informatika melibatkan
diri lebih dari sekedar pengadopsian teknologi informasi dan komunikasidi dalamnya,
tetapi ikut dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi demi keuntungan
masyarakat lokal.
Komunikasi telah memainkan peranan penting dalam mengembangkan dan
mempertahankan kesehjateraan masyarakat secara geografis sepanjang sejarah. Sejak
permulaan, tujuan utama teknologi masyarakat adalah untuk menggunakan prasarana,
aplikasi, dan layanan informasi dan komunikasi untuk memberdayakan dan melestarikan
modal sosial masyarakat lokal (jaringan, organisasi,kelompok, aktivitas, dan nilai yang
mendasari kehidupan masyarakat). Namun, terkadang terdapat beberapa pihak dalam
masyarakat yang kurang tepat menggunakan teknologi informasi secara bijak. Hal itu
terlihat pada beberapa penyalahgunaan mereka dalam beberapa hal yang tidak sesuai
dengan nilai, dan norma yang ada dalam masyarakat. Pentingnya pengetahuan etis dalam
penggunaan teknologi inormasi menjadi kajian lanjut yang perlu dipelajari demi
tercapainya tujuan awal teknologi informasi untuk mempermudah kehidupan
1.2 Rumusan Masalah
2
3. Berdasarkan latar belakang di atas, dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah
sebagai berikut.
1. Apakah pengertian dari moral. Etika, dan hukum?
2. Bagaimana etika etis penggunaann teknologi komputer?
3. Mengapa budaya etika perlu diterapkan?
4. Apakah keterkaitan audit informasi dengan implikasi etis TI?
5. Bagaimana menerapkan etika penggunaan TI?
6. Apa sajakah pendidikan etika komputer?
7. Seperti apakah contoh penerapan dari sistem informasi manajemen?
8. Apa sajakah undang undang yang mengenai TI?
9. Bagaimanakah Implementasi perilaku etis dari teknologi informasi terhadap para
karyawannya?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Memahami pengertian moral, etika serta hukum.
2. Memahami etika yang baik dalam penggunaan teknologi komputer.
3. Memahami kebutuhan akan budaya etika dalam penerapannya,
4. Memahami audit informasi dan kaitannya dengan implikasi TI.
5. Memahami penerapan etika penggunaan TI.
6. Memahami macam-macam pendidikan komputer.
7. Mengetahui contoh penerapan SIM yang baik dan yang kurang baik.
8. Mengetahui undang undang yang mengenai TI
9. Mengetahui Implementasi perilaku etis dari teknologi informasi terhadap para
karyawann.
3
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Moral, Etika, dan Hukum
a. Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan salah. Moral
adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita telah diajarkan
mengenai moral sejak kita kecil. Kita dapatkan itu mulai dari orang tua, lingkungan
keluarga, lingkungan rumah, ataupun lingkungan sekolah dan masyarakat. Seiring
dengan pertumbuhan kita baik secara fisik maupun mental, seiringan dengan
pertambahnya usia, kita belajar mengenai peraturan-peraturan masyarakat untuk kita
ikuti. Aturan perilaku inilah yang akan menjadi moral kita.
Tidak semua masyarakat di dunia ini memiliki moral yang sama, namun pada
prinsipnya ada satu kesamaan yaitu “Melakukan apa yang secara moral benar”
merupakan landasan dasar perilaku sosial masyarakat pada umumnya.
b. Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa yunani “ethos”,
yang berarti “karakter”. Etika (Ethics) adalah sekumpulan kepercayaan standart atau
teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seseorang atau masyarakat. Setiap
individu bertanggung jawab atas komunitas mereka atas perilaku mereka.
Etika berbeda dengan moral. Etika bisa bervariasi dari komunitas satu dengan
komunitas lainnya. Keberagaman dalam komputer ini terlihat dalam bentuk peranti lunak
bajakan (pirated software) – peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudian
digunakan atau dijual. Apapun alasan untuk pembajakan peranti lunak tidak seharusnya
diterima begitu saja. Pembajakan peranti lunak adalah suatu masalah, karena tidak
terdapat insentif untuk merancang dan mendistribusikan peranti lunak baru kecuali jika
penggunanya menyadari nilai ekonomisnya.
c. Hukum
4
5. Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang ditetapkan oleh otoritas yang
berwenang seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Pada awalnya
sekitar 10 tahun pertama penggunaan komputer di bidang bisnis dan pemerintahan, tidak
ada hukum yang berkaitan dengan penggunaan komputer. Hal ini dikarenakan pada saat
itu komputer merupakan inovasi baru, dan system hukum membutuhkan waktu untuk
mengejarnya.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama menjadi berita ketika seorang
programmer untuk sebuah bank mengubah suatu program komputer sehingga sehingga
program tersebut tidak akan menandai rekeningnya. Ia dapat terus menulis cek meskipun
tidak ada uang di dalam rekeningnya. Tipuan ini bekerja sehingga komputer tersebut
rusak, dan pemrosesan manual mengungkapkan rekening dengan saldo yang sudah
negative dan tidak ditandai tersebut. Programmer tersebut tidak dituntut atas kejahatan
komputer tersebut, karena pada saat itu tidak ada hukum mengenai kejahatan tersebut.
Sebaliknya, ia dituntut atas tuduhan membuat entri palsu dan catatan bank.
Jadi, Moral ialah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar atau salah. Etika ialah
satu set kepercayaan, standart atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok
dan masyarakat. Hukum adalah peraturan perilaku yang dipaksakan oleh otoritas
berdaulat, seperti pemerintah pada rakyat atau warga negaranya.Penggunaan komputer
dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para manajer, spesialis
informasi dan pemakai dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling mudah
diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain pihak etika moral tidak didefinisikan
secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat.
2.2 Etika Etis Penggunaann Teknologi Komputer
James H. Moor mendefinisikan Etika Komputer (computer ethics) sebagai analisis
sifat dan dampak sosial teknologi komputer serta perumusan dan justifikasi dari
kebijakan-kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi tersebut secara etis.
Dengan demikian, etika komputer terdiri dari 2 aktivitas utama. Orang di perusahaan
yang paling logis menjadi pilihan untuk menerapkan program etika ini adalah CIO.
Seorang CIO harus menyadari dampak penggunaan komputer terhadap masyarakat dan
merumuskan kebijakan yang menjaga agar teknologi tersebut digunakan diseluruh
perusahaan secara etis.
Satu hal amatlah penting, CIO tidak menggunakan tanggung jawab manajerial untuk
penggunaan komputer secara etis sendirian. Eksekutif-eksekutif lain juga harus
5
6. memberikan kontribusi. Keterlibatan di seluruh perusahaan ini merupakan kebutuhan
absolute dalam era komputasi pengguna akhir masa kini, dimana semua manajer
diseluruh wilayah bertanggung jawab untuk menggunakan komputer diwilayah mereka
secara etis. Selain manajer, seluruh karyawan pun bertanggung jawab untuk tindakan
mereka yang berkaitan dengan komputer.
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer, yaitu:
1. Hak atas komputer :
a. Hak atas akses komputer
b. hak atas keahlian komputer
c. hak atas spesialis komputer
d. hak atas pengambilan keputusan komputer
James Moor mengidentifikasi 3 alasan utama di balik minat masyarakat yang tinggi akan
etika komputer,yaitu :
1. Kelenturan secara Logis
Moor mengartikan kelenturan secara logis (logical malleability) sebagai kemampuan
untuk memprogram komputer untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita
lakukan. Komputer akan dengan tepat melakukan apa yang kita instruksikan, dan hal
ini bisa menjadi pikiran yang menakutkan. Tetapi, jika komputer digunakan untuk
melakukan hal yang tidak etis bahayanya bukan terletak pada komputer tersebut,
melainkan pada orang-orang yang berada di balik komputer tersebutlah yang
bersalah.
2. Faktor Transformasi
Alasan atas etika komputer yang satu ini didasarkan pada fakta bahwa komputer
dapat mengubah cara kita mengerjakan sesuatu dengan drastic. Salah satu contoh
yang baik adalah e-mail. E-mail tidak menggantikan surat biasa atau sambungan
telepon melainkan menyediakan cara berkomunikasi yang benar-benar baru.
Transformasi yang sama juga dilihat dari manajer harus berkumpul secara fisik di
lokasi yang sama, kini dapat mengadakan pertemuan dalam bentuk konferensi video.
3. Faktor Ketidakpastian
Alasan ketiga untuk minat masyarakat atas etika komputer adalah karena masyarakat
memandang komputer sebagai kotak hitam. Seluruh operasi internal komputer
tersebut tersembunyi dari penglihatan. Ketidakpastian operasi internal ini
memberikan kesempatan terjadinya nilai-nilai diantaranya :
6
7. a. Nilai pemograman yang tidak tampak
Adalah perintah rutin yang dikodekan programmer ke dalam program yang
menghasilkan proses yang diinginkan si pengguna. Selama proses penulisan
program, programmer tersebut harus melakukan serangkaian penilaian
mengenai bagaimana program tersebut harus mencapai tugasnya. Hal ini bukan
merupakan tindakan jahat yang dilakukan pemogram, tetapi lebih pada
kurangnya pemahaman.
b. Perhitungan rumit yang tidak tampak
Berbentuk progam yang sangat rumit sehingga pengguna tidak dapat
memahaminya. Seorang manajer dapat menggunakan program semacam ini
tanpa mengetahui bagaimana komputer melakaukan semua perhitungan
tersebut.
c. Penyalahgunaan yang tidak tampak
Mencakup tindakan yang disengaja yang melintasi batas hukum maupun etis.
Semua tindakan kejahatan komputer berada pada kategori ini, misalnya tindakan
tak etis seperti pelanggaran hak individu akan privasi dan memata-matai orang
lain.
Richard O. Mason juga mempresentasikan empat hak dasar masyarakat sehubungan
dengan informasi yang tergabungn dalam hak sosial komputer yang dikenal dengan akronim
“Hak PAPA” yaitu :
1. Hak Privasi (Privacy)
Mason merasa bahwa hak ini terancam oleh dua hal. Pertama adalah meningkatnya
kemampuan komputer untuk digunakan dalam kegiatan mata-mata dan yang kedua
adalah meningkatnya nilai informasi dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Mason, para pembuat keputusan menempatkan nilai yang amat tinggi pada
informasi sehingga mereka seringkali melanggar hak privasi seseorang untuk
mendapatkannya.
2. Hak untuk mendapatkan Keakuratan
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai dengan system
nonkomputer. Potensi ini memang tersedia, namun tidak selalu didapatkan. Beberapa
system yang berbasis komputer lebih banyak berisikan kesalahan daripada yang
diberikan system manual.
7
8. 3. Hak Kepemilikan
Yang dimaksud dengan hak kepemilikan disini adalah hak kepemilikan intelektual,
biasanya dalam bentuk program komputer. Vendor peranti lunak dapat menghindari
pencurian hak kepemilikan intelektual melalui undang-undang hak cipta, hak paten, atau
persetujuan lisensi.
4. Hak Mendapatkan Akses
Informasi berisikan berita, hasil penelitian ilmiah, statistic pemerintah dan lain-lain.
Untuk dapat mengakses informasi tersebut pada era sekarang seseorang harus
mempunyai peranti keras dan peranti lunak komputer yang diharuskan dan membayar
biaya akses.
Dalam praktiknya biasanya penerapan hak-hak atau etika computer ini mengalami
masalah. Untuk memecahkan permasalahan etika komputer, jasa informasi harus masuk
ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk
kebaikan sosial. Jasa informasi membuat kontrak dengan individu dan kelompok yang
menggunakan atau yang mempengaruhi oleh output informasinya. Kontrak ini tidak
tertulis tetapi tersirat dalam segala sesuatu yang dilakukan jasa informasi. Kontrak
tersebutb, menyatakan bahwa :
a) Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja mengganggu privasi orang
b) Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan computer
c) Hak milik intelektual akan dilindungi
d) Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi.
2.3 Kebutuhan Akan Budaya Etika
Opini yang dipegang secara luas di dunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan
kepribadian dari pemimpinnya. Keterkaitan antara CEO dengan perusahaannya
merupakan dasar untuk budaya etika. Jika perusahaan dituntut untuk berlaku etis, maka
manajemen tingkat tinggi harus bersikap etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan
dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus memimpin melalui contoh. Perilaku ini
disebut dengan budaya etika (ethics culture).
a. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
8
9. Tugas dari manajeman tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep
etikanya merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga
menyentuh setiap karyawan. Para eksekutif dapat mencari implementasi ini melalui
tiga tingkat, dalam bentuk kredo perusahaan, program etika, dan kode perusahaan
yang telah disesuaikan.
1. Kredo Perusahaan (Corporate credo) adalah pernyataan singkat mengenai
nilai-nilai yang ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk
memberitahu individu dan organisasi, baik didalam maupun diluar perusahaan,
akan nilai-nilai etis yang dianut perusahaan tersebut.
2. Program Etika (ethics program) adalah upaya yang terdiri atas berbagai
aktivitas yang di desain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan
untuk menjalankan kredo perusahaan. Aktivitas yang biasa dilakukan adalah
sesi orientasi yang diadakan untuk para karyawan baru. Selama sesi ini
perhatian cukup besar ditujukan untuk masalah etika.
3. Kode Perusahaan Yang Disesuaikan. Banyak perusahaan merancang sendiri
kode etik perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik ini merupakan adaptasi
dari kode untuk industry atau profesi tertentu. Di bab yang akan datang akan
dipelajari kode etik untuk profesi system informasi.
b. Meletakkan Kredo, Program, dan Kode pada Tempatnya
Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika
perusahaan. Kode etik tersebut menggambarkan perilaku-perilaku tertentu yang
diharapkan dilaksanakan oleh para karyawan perusahaan dalam berinteraksi antara
satu dengan lain dan dengan elemen-elemen lingkungan perusahaan.
2.4 Audit Informasi
Saat menyusun etika penggunaan computer, satu kelompok dapat memegang
peranan yang amat penting. Mereka adalah para auditor internal. Perusahaan dengan
semua ukuran mengandalkan auditor eksternal (ekternal auditor) dari luar organisasi
untuk memverifikasi keakuratan catatan akuntansi. Perusahaan-perusahaan yang lebih
besar memiliki staf tersendiri yang berfungsi sebagai auditor internal (internal auditor),
yang melaksanakan analisis yang sama seperti auditor eksternal namun memiliki
tanggung jawab yang lebih luas. Beberapa auditor eksternal juga melaksanakan beberapa
jenis audit internal dan mengawasi pekerjaan para auditor internal, namun setelah
9
10. peristiwa Enron praktik ini tidak berlanjut. Praktik ini merupakan salah satu kegagalan
Arthur Andersen dengan Enron. Badan Pengawas Pasar Modal (Securities and Echange
Comission) telah menerapkan pembatasan-pembatasan pada jumlah audit internal yang
dapat dilakukan oleh auditor eksternal. Hal ini juga merupakan salah satu kegagalan
Arthur Andersen dengan Emerson.
Gambar dibawah menunjukkan salah satu cara popular yang menempatkan audit
internal di dalam organisasi. Dewan direktur mencakup komite audit (audit committee),
yang mendefinisikan tanggung jawab dari departemen audit internal dan menerima
sebagian besar laporan audit. Direktur audit internal (director of internal audit)
mengelola departemen audit internal dan biasanya melapor ke CEO atau direktur
keuangan (chief financial officer-CFO).
Posisi tingkat tinggi audit internal di dalam organisasi menjaga agar posisi ini
dihormati sebagai aktivitas yang penting dan mendapatkan kerja sama dari para manajer
di semua tingkat.
a. Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang ditawarkan oleh auditor internal adalah objektivitas. Mereka
beroperasi secara independen terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak memiliki
hubungan dengan individu atau kelompok lain di dalam perusahaan. Keterlibatan
mereka satu-satunya adalah dengan dewan komisaris, CEO, dan CFO.
Agar para Auditor dapat menjaga objektivitas, mereka harus menyatakan
bahwa mereka tidak menginginkan tanggung jawab operasional system yang mereka
bantukembangkan. Mereka hanya bekerja dengan kapasitas sebagai penasihat. Mereka
membuat rekomendasi untuk manajemen, dan manajemen memutuskan apakah
mereka akan menerapkan rekomendasi-rekomendasi tersebut.
b. Jenis Aktivitas Audit
Terdapat empat jenis dasar aktivitas audit internal: financial, operasional,
beriringan, dan desain system pengendalian internal.
Audit Financial (financial audit) memverifikasi catatan-catatan perusahaan dan
merupakan jenis aktivitas yang dilaksanakan auditor eksternal. Pada beberapa tugas,
10
11. auditor internal bekerja sama dengan auditor eksternal. Pada tugas lain, auditor
internal merupakan seluruh pekerjaan audit sendiri.
Audit operasional (operational audit) tidak dilaksanakan untuk memverifikasi
keakuratan catatan, melainkan untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Audit jenis
ini merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh analisis system pada tahap
analisis dari masa siklus perancangan system. Sistem yang dipelajari hampir selalu
berbentuk virtual dan bukan fisik, namun tidak selalu melibatkan computer.
Ketika para auditor internal melaksanakan audit opersional, mereka mencari
tiga fitur system dasar:
• Kecukupan pengendalian.
• Efisiensi.
• Kepatuhan dengan kebijakan perusahaan.
Ketika para spesialis informasi merancang system, mereka mencari fitur-fitur yang
sama ini.
• Audit berkelanjutan
• Desain system pengendalian internal.
c. Subsistem Audit Internal
Dalam system informasi financial, subsistem audit internal merupakan salah
satu subsistem input. Melibatkan auditor internal dalam tim perancangan system
merupakan suatu langkah yang baik untuk mendapatkan system informasi yang
terkendali dengan baik, dan system tersebut merupakan langkah yang baik untuk
memberikan yang mereka perlukan kepada manajemen informasi guna mencapai dan
mengelola operasional bisnis yang beretika.
2.5 Menerapkan Etika Dalam Teknologi Informasi
Bantuan dalam bentuk kode etik dan program edukasi etika yang dapat
memberikan fondasi untuk budaya tersebut. Program edukasi dapat membantu menyusun
kredo perusahaan dan meletakkan program etika pada tempatnya. Kode etik dapat
digunakan seperti apa adanya atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.
a. Kode Etik. Association for Computing Machinery (ACM) yang didirikan pada tahun
1947, adalah sebuah organisasi komputer professional tertua di dunia. ACM telah
11
12. menyusun kode etik dan perilaku professional (Code of Ethics and Professional
Practice) yang diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan
Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics
and Professional Parctice) dinuat dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan
untuk mengajarkan dan mempraktikkan rekayasa peranti lunak, yaitu penggunaan
prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan peranti lunak.
b. Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM. Bentuk kode etik ACM yang ada saat
ini diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan “keharusan”, yang merupakan pernyataan
tanggung jawab pribadi. Kode ini dibagi lagi menjadi empat bagian. Masing-masing
keharusan ditulis dengan sebuah narasi singkat.
1. Keharusan Moral Umum. Keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral
(member kontribusi kepada masyarakat; menghindari bahaya; berlaku jujur, dapat
dipercaya, dan adil) dan isu-isu yang pada saat ini mendapatkan perhatian hokum
(hak milik, hak cipta, privasi, dan kerahasiaan).
2. Tanggung Jawab Profesional yang Lebih Spesifik. Hal ini berkenaan dengan
dimensi-dimensi kinerja professional. Isu moral seperti berlaku jujur dalam
melakukan evaluasi dan menghargai komitmen dibahas disini. Isu hokum dan
tanggung jawab sosial untuk berkontribusi terhadap pemahaman umum mengenai
computer juga dibahas.
3. Keharusan Kepemimpinan Organisasi. Sebagai pemimpin, anggota ACM
memiliki tanggung jawab untuk mendukung penggunaan sah sumber daya
computer, menstimulasi orang lain di organisasi untuk memenuhi tanggung jawab
sosial, memungkinkan pihak lain di dalam organisasi mendapatkan manfaat dari
computer, serta melindungi kepentingan para pengguna.
4. Kepatuhan terhadap Kode Etik. Di sini, anggota ACM harus mengindikasi
dukungan untuk kode etik.
c. Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak Kode etik ini
mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti lunak pada system
informasi dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
1. Masyarakat
12
13. 2. Kien dan atasan
3. Produk
4. Penilaian
5. Manajemen
6. Profesi
7. Kolega
8. Diri Sendiri
Lima dari hal diatas berkaitan dengan tanggung jawab dimana ahli tersebut
menjadi bagian (Masyarakat, Klien dan Atasan, Manajemen, Profesi dan Kolega).
Dua hal (Produk dan Penilaian) berkaitan dengan kinerja professional, dan satu hal
(Diri sendiri) mengacu pada peningkatan diri sendiri.
2.6 Pendidikan Etika Komputer
Program edukasi formal dalam etika computer tersedia dari beragam sumber –
mata kuliah di perguruan tinggi, program professional, dan program edukasi swasta.
Mata Kuliah di Perguruan Tinggi.
Mata kuliah perguruan tinggi memungkinkan para mahasiswa untuk bersiap-siap
mengatasi permasalahan etika ketika mereka memasuki industry.
Program Profesional.
Program professional dan swasta memungkinkan manajer dan karyawan di setiap
tingkatan untuk menjaga kesadaran beretika serta komitmen mereka seiring dengan
perubahan tuntutan sosial.
Program Edukasi Swasta
2.7 Contoh Penerapan Sistem Teknologi Informasi Manajemen
a. Contoh Perbuatan yang Etis Dalam Penerapan Atau Penggunaan Teknologi
Informasi
1. Sistem Informasi Registrasi dan Pembayaran Biaya Kuliah
13
14. Sistem ini dibangun untuk melakukan kegiatan pencatatan dan menyajikan informasi
– infomasi yang berkaitan dengan jumlah mata kuliah dan sistem kredit semester
yang dilakukan oleh para mahasiswa. Pemilihan matakuliah tentu saja akan terkait
dengan siapa pengajarnya dan beberapakapasitas ruangnya. Sistem ini juga dapat
menghitung berapa banyak mahasiswa yang melakukan registrasi, mencetak daftar
nilai dan presensi, serta memberikan informasi tentang pengajar mana yang di sukai,
konsentrasi apa yang paling diminati. Titik kritis dari sistem ini terletak pada
pemodelan database, dimana satu mahasiswa dapat mengambil banyak mata kuliah,
satu matakuliah dapat diambil banyak mahasiswa, satu dosen dapat mengajar
beberapa kelas dan beberapa mata kuliah. Selain itu, faktor yang sangat penting
adalah tentang matakuliah dan nilai prasyarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa
agar dapat mengambil matakuliah yang dipilihnya.
2. Sistem Informasi Supermaket
Sistem ini dibangun untuk meningkatkan kontrol baik terhadap tingkat pembelian,
persediaan barang maupun omset supermarket tersebut. Karena supermarket
mrupakan pasar modern yang harus menyediakan kebutuhan harian, maka dengan
bantuan SI Supermarket ini pihak pengelola dapat mngetahui setiap saat jenis barang
yang harus disorder kembali, direktur atau tidak dipsan lagi karena tidak terjual
dalam jangka waktu yang lama. Titik kritis ini adalah permodelan database untuk
mendetksi dimana satu jenis produk tersedia dalam jumlah yang banyak, atau bauran
produk yang sejenis, seperti indomie tersedia seribu kantong, tetapi baurannya ada
indomie goring, sup ayam, kari ayam, rasa sate, rasa soto, sup bakso dll. Disamping
itu permodelan database yang ada juga dihadapkan pada tantangan untuk
pendeteksian tanggal kadaluarsa. Faktor kontrol penting yang lainnya adalah
mengenai barang yang akan yang segera kadaluarsa, jumlah barang yang segera
habis, pembatasan hak akses kasir dalam penentuan harga jual dan pembatalan
transaksi karena konsumen tidak jadi membeli
3.Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem ini sangat konmpleks karena harus dapat melakukan pencatatan transaksi
mulai dari pemeriksaan dokter, laboratorium, pemondokan, apotik, dan poliklinik
untuk obat jalan, srta fasilitas – fasilitas tambahan seperti infus, operasi dll. Lebih
jelasnya sebagai berikut :
14
15. 1. SIM adalah perangkat prosedur yang terorganisasi apabila dijalankan akan
memberikan umpan balik dan informasi kepada manajemen tentang masukan,
proses, dan keluaran dari suatu siklus manajemen, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian.
2. SIM merupakan sebuah sistem mesin pemakai yang terintegrasi yang
menyediakan informasi untuk menunjang operasi manajemen dan fungsi-fungsi
pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi. Sistem tersebut
memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer, dan prosedur-prosedur
manual;model-model untuk analisis, perencanaan, pengawasan, dan pengambilan
keputusan; dan suatu “database” (Gordon B.Davis dan Margareth H.Olson).
3. Management Information System is a spesifically designed communication
system in which data are gathered, stored, analyzed, formulated, and reported to
manager (Rakich-Longest-Darr).
Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit adalah sebuah sistem komputerisasi
yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan
kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi
untuk memperoleh informasi secara tepat dan tepat. sistem informasi rumah sakit
umumnya mencakup masalah klinikas (media), pasien dan informasi-informasi
yang berkaitan dengan kegiatan rumah sakit itu sendiri.
TUJUAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT ITU SENDIRI :
1. Lebih menigkatkan pelayanan rumah sakit
15
16. 2. Agar data-data yang ada dalam rumah sakit tersusun rapih.
3. Kemudahan dalam pencarian data obat, pasien dll yang berhubungan dengan rumah
sakit.
4. Meningktakan citra pelayanan rumah sakit.
MEKANISME KONTROL :
Mendukung pengendalian mutu pelayanan medis, penilaian produktivitas, analisis,
pemanfaatam dan perkiraan kebutuhan, perencanaan dan evaluasi program,
menyederhanakan pelayanan, penilaian klinis, sistem ini berguna untuk menunjang proses
fungsi fungsi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan
kesehatan dirumah sakit.
Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan
teknologi informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan dengan prosedur manual dan
prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk
mendukung proses pengambilan keputusan manajemen, sehingga dalam tahapannya akan
membuat bebrapa SOP baru guna menungjang kelancaran penerapan Sistem yang tertata
dengan rapih dan baik.
Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem Informasi Manajemen
menjadi 5 komponen utama guna menunjang terlaksanana penerapan sistem informasi yang
benar dan sesuai kebutuhan:
1. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)
2. Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)
3. Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)
4. SOP (Standar Operasional Prosedur)
5. Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama
mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di Input)
6. SDM (sumberdaya manusia adalah factor utama suksesnya sebuah sistem dimana data
diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SMD tersebut)
Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai
nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai daya saing serta
kompetensi utama sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.
16
17. Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi
Manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat untuk menyongsong
Indonesia Sehat.
b. Contoh Perbuatan Yang Tidak Etis Dalam Penerapan Atau Penggunaan Teknologi Informasi
1. Menggunakan perangkat komputer untuk membahayakan orang lain.
2. Mencampuri pekerjaan komputer orang lain.
3. Mengintip file orang lain.
4. Menggunakan perangkat komputer untuk pekerjaan ilegal.
5. Menggunakan perangkat komputer untuk membuat kesaksian palsu.
6. Menggunakan atau menyalin perangkat lunak yang belum dibayar.
7. Menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorasi
8. Mengambil hasil intelektual orang lain untuk diri kita sendiri atau orang lain
9. Tidak memikirkan akibat sosial dari program yang kita tulis.
10. Tidak menggunakan komputer dengan cara yang menunjukan tenggang rasa.
2.8 pemerintah melalui hukum yang berlaku di Indonesia mengatur Teknologi Informasi
Besarnya tingkat pembajakan di Indonesia membuat pemerintah Republik Indonesia semakin
gencar menindak pelaku kejahatan komputer berdasarkan Undang-Undang Hak Cipta No. 19
Tahun 2002 (penyempurnaan dari UUHC No. 6 Tahun 1982 dan UUHC No. 12 Tahun 1997).
Upaya ini dilakukan oleh pemerintah RI untuk melindungi hasil karya orang lain dan
menegakkan etika dalam penggunaan komputer di Indonesia.
Undang-Undang Hak Cipta No. 19 Tahun 2002
Pasal 1 ayat 8 tentang definisi program komputer
Program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam suatu bahasa, kode,
skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca
dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi
17
18. khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang
instruksi-instruksi tersebut.
Pasal 2 ayat 2 tentang pemegang hak cipta atas program komputer
Pencipta dan/atau pemegang hak cipta atas karya sinematografi dan Program Komputer
memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuaanya
menyewakan ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.
Pasal 12 ayat 1 a
Dalam undang-undang ini ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni dan sastra, yang mencakup : buku, Program Komputer, pamphlet,
perwajahan (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain.
Pasal 15 ayat 1 g
Pasal ini menyatakan bahwa pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh
pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri tidak
dianggap sebagai pelanggaran hak cipta.
Pasal 30 ayat 1
Bahwa masa berlaku hak ciptaan program komputer adalah 50 tahun sejak ciptaan tersebut
diumumkan.
Pasal 72 ayat 3
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan
komersial suatuProgram Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah
2.9 Implementasi perilaku etis dari teknologi informasi terhadap para karyawannya
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis
informasi, dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk
diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan
mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat.
1. Kebutuhan akan Budaya Etika
18
19. Opini yang dipegang luas di dunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan kepribadian dari
pemimpinnya. Misalnya pengaruh seorang CEO sangat mempengaruhi kepribadia dari
perusahaannya. Sehingga CEO yang memiliki pengaruh yang amat penting pada
organisasinya sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut seperti CEO-
nya.
Jika perusahaan di tuntut untuk berlaku etis, maka manajemen tingkat tinggi harus bersikap
etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus
memimpin melalui contoh. Perilaku ini disebut budaya etika.
2. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas manajemen tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikany merasuk ke
seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap karyawan. Para
eksekutif dapat mencapai implementasi ini melalui tiga tingkat yaitu:
a. Kredo Perusahaan
Kredo perusahaan adalah pernyataan singkat mengenai nilai-nilai yang ingin
dijunjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk memberitahu individu-individu
dan organisasi, baik dalam dan diluar perusahaan, akan nilai-nilai yang dianut perusahaan
tersebut.
b. Program Etika
Program etika dalah upaya yang terdiri atas berbagai desain untuk memberikan petunjuk
kepada para karyawan untuk menjalankan kredo perusahaan. Aktivitas yang bisa dilakukan
adalah sesi orientasi yang diadakan untuk karyawan baru. Contoh lain dari program etika
adalah audit etika.
c. Kode Perusahaan yang Disesuaikan
Banyak perusahaanyang merancang sendiri kode etiknya. Terkadang kode-kode etik ini
merupakan adaptasi dari kode etik untuk industry atau profesi tertentu.
3. Meletakkan Kredo, Prigram, dan Kode pada Tempatnya
Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika perusahaan. Kode etik
tersebut menggambarkan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan dilaksanakan oleh para
karyawan perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan elemen-elemen
lingkungan perusahaan.
19
20. 2.10 implementasi konsep perilaku etis dari teknologi informasi pada perusahaan-perusahaan
1.Corporate credo: Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakkan
perusahaan.
2.Program etika: Merupakan suatu system yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang
untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan corporate credo.
3.Kode Etik Khusus Perusahaan: Banyak perusahaan merancang kode etik khusus untuk
perusahaannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga
Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral
benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum. Sama halnya seperti pelaksanaan teknologi
informasi walaupun berkecimpung di dunia maya namaun perlu mengetahui regulasi yang
ada. Oleh karena itu perlindungan terhadap akses masuk untuk suatu komputer
diperlukan. Untuk menjaga itu semua diperlukanlah sebuah aturan atau undang-undang
yang mengatur mengenai itu. Banyak Negara maju telah mempunyai undang-undang
khusus mengenai komputer. Hal yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah akses data
pribadi secara bebas tapi juga menyangkut kejahatan komputer dan juga hak paten peranti
lunak.intinya hal yang perlu diketahui yaitu Moral,dimana Moral adalah keyakinan dan
penilaian secara tradisi tentang baik atau buruknya hal yang dilakukan. Moral juga
20
21. merupakan institusi social yang memiliki sejarah dan aturan-aturan tertentu. Kita mulai
mempelajari aturan-aturan moral sejak masa anak-anak, kita dapatkan itu mulai dari
orang tua, lingkungan keluarga, lingkungan rumah, ataupun lingkungan sekolah dan
masyarakat.dengan terciptanya moral manusia yang bagus akan memperlancar proses
kehidupan yang aman dan sejahtera.dengan demikian tidak terjadi pelanggaran dalam hal
apapun seperti contoh teknologi informasi di atas
DAFTAR PUSTAKA
Mc. Leod. Raymond. “Sistem Informasi Manajemen”. 2008. Jakarta: Salemba Empat
Donn B. Parker, “Ethics for Information Systems Personnel” Journal of Information Systems Management 5
(Summer 1988), 46.
Sutanta, Edhy,S.T. “Sistem Informasi Manajemen”. 2003. Yogyakarta : Graha Ilmu
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi Sistem Informasi. FEB -
Universitas Mercu Buana: Jakarta.)
21