Teks tersebut merupakan makalah yang membahas implikasi etis dari teknologi informasi. Makalah ini membahas perbedaan moral, etika, dan hukum; hubungan antara etika dengan jasa informasi; hak sosial terkait komputer; serta penerapan kode etik dalam teknologi informasi.
1. KARYA TULIS ILMIAH
“ TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI“
Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si
Disusun Oleh:
Theresia Magdalena(43218110075)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2019
2. Abstrak
Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang mengenai komputer
telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak mendapatkan
akses data, hak akan privasi, kejahatan komputer, dan paten peranti lunak.
Perusahaan memiliki kewajiban untuk menetapkan budaya etika yang harus diikuti
oleh para karyawannya. Budaya ini didukung oleh kredo perusahaan dan program-program
etika. Direktur informasi dapat memainkan peranan yang penting dalam praktik etika
komputer suatu perusahaan.
Etika komputer amat penting karena masyarakat memiliki persepsi dan ketakutan
tertentu yang terkait dengan penggunaan komputer. Fitur-fitur penggunaan komputer yang
menghawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk memprogram komputer untuk
melakukan nyaris apa saja.
Masyarakat memiliki empat hak dasar yang berkenaan dengan penggunaan
komputer; privasi, akurasi, property, dan akses.
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sanpaikan kepada Tuhan YME yang telah memberikan
petunjuk Nya dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun latar belakang penulis membuat
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si Sebagai
dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
membantu dalam rangka penyelesaikan proposal ini, selain itu kerja sama yang baik
diantara semua pihak yang terlibat dengan penulis membuat proposal ini dapat
terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Seperti kata pepatah, tidak ada gadingyang tak retak. Penulis menyadari bahwa
proposal ini masih jauh dari sempurna, masih banyak hal yang kurang dalam penulisan
proposal ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penulis dapat memperbaikinya. Harapanpenulis, semogaproposalini dapat bermanfaatdan
menjadi sumber ilmu yang baru bagi kita semua.
Jakarta, 25 November 2019.
4. Pendahuluan
A. Latar Belakang.
Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari brainware, hardware,
software jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah,
mengolah dan menghasilkan output berupa informasi dalam bentuk gambar, suara maupun
tulisan. Sistem Informasi merupakan komponen pembentuk sistem yang mempunyai
keterkaitan dengan melibatkan serangkaian proses yang berisi informasi- informasi untuk
mencapai tujuan tertentu.
Teknologi adalah gabungan alat, mesin, material dan proses yang sudah
dikembangkan dan diaplikasikan untuk menolong manusia menyelesaikan masalahnya dan
pekerjaannya. Informasi merupakan data yang sudah diproses.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yang digunakan untuk
keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk
pengambilan keputusan. Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada hardware dan
software yang akan digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan
mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan/menyebarkan informasi.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimanakah perbedaan moral, etika, dan hukum ?
2. Apa hubungan etika dengan jasa informasi ?
3. Bagaimanakah Hak Sosial dan komputer itu ?
4. Bagaimanakah penerapkan kode etik dalam Teknologi Informasi ?
5. C. Tujuan.
1. Menjelaskan perbedaan moral, etika, dan hukum.
2. Menjelaskan hubungan antara etika dengan jasa informasi.
3. Menjelaskan tentang hak sosial dan komputer.
4. Menjelaskan tentang bagaimanakah penerapkan kode etik dalam Teknologi Informasi.
Literatur Teori
A. Perbedaan Etika, Moral, dan Hukum.
1. Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang salah.
Moral adalah institusi social dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai
belajar mengenai perilaku moral semenjak kecil. Saat kita tumbuh dewasa secara
fisik adan mental, kita belajar mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan
masyarakat untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini adalah moral.
2. Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani
ethos, yang berarti karakter. Etika adalah sekumpulan keprcayaan, standar, atau
teladan yang mengarahkan, yang masuk kedalam seseorang atau masyarakat.
Tidak seperti moral, etika bias jadi amat bervariasi dari satu komunitas dengan
komunitas yang lain. Keberagaman komputer ini bias dilihat dala bentuk peranti
lunak bajakan yaitu peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudia
digunakan atau dijual.
3. Hukum
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang
berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama
10 tahun pertama penggunaan komputer di bidang bisnis dan pemerintahan,
tidak terdapat hukum yang berkaitan dengan komputer. Hal ini dikarenakan
karena komputer merupakan inovasi baru, dan sistem hukum membutuhkan
waktu untuk mengerjakannya.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling
mudah diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain pihak etika dan moral tidak
didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga negara yang
memiliki tanggung jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar, berlaku
etis, dan mematuhi hukum.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama terjadi, yaitu seorang
programer sebuah bank mengubah suatu program komputer sehingga program tersebut
tidak akan menandia rekeningnya ketika terlau banyak menarik uang. Programer tersebut
6. tidak di tuntut atas kejahtan komputer, karena tidak ada landasan hukumnya. Ia dituntut
atas tuduhan membuat entri palsu pada catatan bank.
B. Etika dan Jasa Informasi.
1. Etika.
komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi
kompuetr, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tsb
secara etis. (James H. Moor) Manajer yang paling bertanggungjawab terhadap etika
komputer adalah CIO. Etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu :
a. CIO harus waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat.
b. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan kebijakan-kebijakan yang
memastikan bahwa teknologi tersebut secara tepat.
Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa bukan hanya CIO sendiri yang
bertanggungjawab atas etika komputer. Para manajer puncak lain juga
bertanggungjawab. Keterlibatan seluruh perusahaan merupakan keharusan mutlak
dalam dunia end user computing saat ini. Semua manajer di semua area
bertanggungjawab atas penggunaan komputer yang etis di area mereka. Selain manajer
setiap pegawai bertanggungjawab atas aktivitas mereka yang berhubungan dengan
komputer.
Alasan pentingnya etika komputer yaitu Menurut James H. Moor ada tiga alasan
utama minat masyarakat yang tinggi pada komputer, yaitu :
a. Kelenturan logika : kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun
yang kita inginkan .
b. Faktor transformasi : komputer dapat mengubah secara drastis cara kita melakukan
sesuatu.
c. Faktor tak kasat mata : semua operasi internal komputer tersembunyi dari
penglihatan.
Faktor ini membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat,
perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat.
2. Jasa Informasi.
Kontrak sosial jasa informasi Untuk memecahkan permasalahan etika komputer,
jasa informasi harus masuk ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa
komputer akan digunakan untuk kebaikan sosial. Jasa informasi membuat kontrak
dengan individu dan kelompok yang menggunakan atau yang mempengaruhi oleh
output informasinya. Kontrak ini tidak tertulis tetapi tersirat dalam segala sesuatu
yang dilakukan jasa informasi. Kontrak tersebutb, menyatakan bahwa :
a. Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja mengganggu privasi orang.
7. b. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan komputer.
c. Hak milik intelektual akan dilindungi.
d. Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi.
C. Hak Sosial dan Komputer.
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer, yaitu :
1. Hak atas komputer :
Hak atas akses komputer.
Yaitu setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak
harus memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer dengan
memanfaatkan software yang ada.
hak atas keahlian komputer.
Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas terhadap
masyarakat akan terjadinya pengangguran karena beberapa peran digantikan
oleh komputer. Tetapi pada kenyataannya dengan keahlian di bidang
komputer dapat membuka peluang pekerjaan yang lebih banyak.
hak atas spesialis komputer.
Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat pada
komputer yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan
spesialis bidang komputer, seperti kita membutuhkan dokter atau pengacara.
hak atas pengambilan keputusan komputer.
Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
mengenai bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak
tersebut.
2. Hak atas informasi :
Klasifikasi hak-hak manusia dalam wilayah komputer yang paling banyak
dipublikasikan adalah PAPA rancangan Richard O. Mason. Mason menciptakan
akronim PAPA untuk mempresentasikan empat hak dasar masyarakat sehubungan
dengan informasi: privasi (privacy), akurasi (accuracy), kepemilikan (property), dan
aksesibilitas (accessbility).
Privasi.
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupu dalam
suatu organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang
kerahasiannya.
Akurasi.
8. Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai
dengansistem nonkomputer.Potensi ini memang tersedia, namuntidak selalu
didapatkan. Beberapa sistem berbasis komputer berisikan lebih banyak
kesalahan daripada yang diberikan sistem manual.
Kepemilikan.
Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk
program-program komputer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan
atau disalin secara ilegal. Ini bisa dituntut di pengadilan. Vedor peranti lunak
dapat menghindari pencurian hak kepemilikan intelektual melalui undang-
undang hak cipta, hak paten, dan persetujuan lisensi. Peranti lunak tidak
dilindungi oleh hak cipta atau hukum paten. Sekarang, keduanya dapat
digunakan untuk memberikan perlindungan.
Aksesibilitas.
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus
melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut.
Sebelum diperkenalkannya basis data yang terkomputerisasi, kebanyakan
informasi tersedia untuk masyarakat umum dalam bentuk dokumen cetak
atau gambar mikroformat yang disimpan diperpustakaan. Informasi ini
berisikan berita, hasil penelitian ilmiah, statistik pemerintah, dan lain-lain.
Sebagai contoh kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku
online di Internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya. Sekarang,
kebanyakan informasi ini telah dikonvesikan ke basis data komersial,
sehingga membuat ketersediaannya untuk masyarakat berkurang.
D. Penerapan Kode Etik.
Bagaimanakah budaya etika dicapai dalam sebuah perusahaan? Perusahaan
tersebut tidak harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan dalam bentuk
kode etik dan program edukasi etika yang dapat memberikan fondasi untuk budaya
tersebut. Kode etika dapat digunakan seperti apa adanya atau disesuaikan dengan
perusahaan tersebut.
1. Kode Etik.
Association For Computing Machinery (ACM) yang didirikan pada tahun 1947,
adalah sebuah organisasi dan perilaku professional (Code of Ethis and
Profesional Practice) yang diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain
itu, Kode etik dan praktik professional rekayasa perantai lunak (Software
Engineering CodeofEthis and ProfessionalPractise)dibuat dengantujuan agar
bertindak sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktekkan rekayasa
peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam
pengembangan peranti lunak.
2. Perilaku Profesional ACM.
9. Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi pada tahun 1992 dan
berisikan “keharusan,” yang merupakan pernyataan tanggung jawab
pribadi.Kode ini dibagi menjadi empat bagian. Masing-masing keharusan
ditulis dengan sebuah narasi singkat.
Keharusan moral umum.
keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral (member kontribusi kepada
masyarakat ; menghindari budaya ; berlaku jujur, dapat dipercaya, dan adil )
dan isu-isu yang pada saat ini mendapatkan perhatian hukum (hak milik,hak
cipta,privasi, dan kerahasiaan ).
Tanggung jawab professional yang lebih spesifik.
hal ini berkenaan dengan dimensi-dimensi kinerja professional. Isu moral
seperti berlaku jujur dalam melakukan evaluasi dan menghargai kometmen
dibahas di sini. Isu hukum dan tanggung jawab social untuk berkontribusi
terhadap pemahaman umum mengenai komputer juga dibahas.
Keharusan kepemimpinan organisasi.
Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki tanggung jawab untuk mendukung
penggunaan sah sumber daya komputer, menstimulasi orang lain di
organisasi untuk memenuhi tanggung jawab social, memungkinan pihak lain
di dalam organisasi mendapatkan manfaat dari komputer, serta melindungi
kepentingan para pengguna.
Kepatuhan terhadap kode.
Disini, anggota ACM harus mengindidikasikan dukungan untuk kode etik.
Kode ACM membahas lima dimensi utama pekerjaan yang berkaitan dengan
komputer-moral, hukum, kinerja professional, tanggung jawab sosial, dan
dukungan internal.
3. Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak.
Kode ini mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti
lunak pada sistem dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
Masyarakat, Klien dan Atasan, Produk, Penilaian, Manajemen, Profesi,
Kolega,dan Diri Sendiri.
4. Pendidikan Etika Komputer.
Mata Kuliah di Perguruan Tinggi.
Perguruan tinggi dan universitas telah mengajarkan etika komputer sejak
beberapa waktu lamanya. Sekolah-sekolah bisnis biasanya menawarkan mata
kuliah etika komputer atau mengintegrasikan ilmu tersebut kedalam mata
kuliah bisnis seperti pemasaran dan akuntansi.
Program Profesional.
Misalnya, Asosiasi Manajemen Amerika menawarkan program khusus yang
membahas masalah-masalah penting saat ini, seperti etika.
Program Edukasi Swasta.
LegalKnowlede Company,menawarkan modul mata kuliah berbasisweb yang
membahas berbagai permaslahan hukum dan etika. Mata kuliah ini
10. ditunujukan untuk diperunakna perusahaan yang beruahan meningkatkan
keadaran beretika karyawannya. Program profesioanal memungkinkan
manajer dan karyawan di setiap tingkatan untuk menjaga keadran beretika
serta komitmen mereka seiring dengan perubahan tuntutan social.
Pembahasan ( Studi kasus )
ContohKasusPelanggaran Etika Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. Pembobolan Situs KPU
Pada hari Sabtu, 17 April 2004, Dani Firmansyah(25 th), konsultan Teknologi
Informasi (TI) PT Danareksa di Jakarta berhasil membobol situs milik Komisi
Pemilihan Umum (KPU) di http://tnp.kpu.go.id dan mengubah nama-nama partai di
dalamnya menjadi nama-nama unik seperti Partai Kolor Ijo, Partai Mbah Jambon,
Partai Jambu, dan lain sebagainya. Dani menggunakan teknik SQL Injection(pada
dasarnya teknik tersebut adalah dengan cara mengetikkan string atau perintah
tertentu di address bar browser) untuk menjebol situs KPU. Kemudian Dani
tertangkap pada hari Kamis, 22 April 2004.
Moral yang dapat kita ambil dari cerita di atas adalah Kita tdak boleh membobol situs
penting milik negara karena itu akan merugikan orang banyak.
2. Contoh Kasus Cybercrime
Komputer di gedung DPR disusupi situs porno. Sebuah alamat situs porno lengkap
dengan tampilan gambar-gambar asusilanya tiba-tiba muncul di layar informasi
kegiatan DPR yang diletakkan di depan ruang wartawan DPR, Senayan, Jakarta, Senin
(2/8). Situs http://www.dpr.go.id berubah menjadi http://www.tube8.com dan
situs porno itu tampil lebih kurang selama 15 menit, tanpa bisa ditutup ataupun
dimatikan. “Wiiih gile…kok bisa muncul,” kata salah seorang wartawan yang melihat
gambar-gambar asusila tersebut. Puluhan wartawan yang sedang melakukan
peliputan di gedung DPR kemudian serentak mengerumuni. Beberapa terlihat
tertawa dan berteriak-teriak setelah melihat gambar-gambar asusila yang silih
berganti itu. Pada saat yang sama, wartawan foto juga terus sibuk mengabadikan
peristiwa langka di gedung wakil rakyat tersebut. Munculnya situs porno kemudian
menjadi perhatian tidak hanyaparawartawan, tetapi juga parapengunjungdan tamu
dewan. Sementara Kabag Pemberitaan DPR, Suratna, terlihat panik dan berusaha
untuk menutup situs penyusup tersebut. Namun demikian, alamat situs porno itu
tetap tak bisa dimatikan. Justru, gambar yang tadinya kecil lama-kelamaan makin
11. besar dan nyaris memenuhi layar monitor. Semua usaha yang dilakukan tak berbuah,
tiba-tiba sekitar 15 menit kemudian gambar tersebut hilang dengan sendirinya.
Moral yang dapat kita ambil adalah kit tidak boleh melakukan perbuatan seperti itu,
kalau kita ada kelebihan atau pintar di bidang teknologi harusnya kita melakukannya
di jalan positif tidak di jalan negatif.
3. Pemalsuan ijazah
Polrestabes semarang telah menangkap pelaku yang melakukan tindak pidana
pelmasuan ijazah. Tersangka bernama Dwi Hartono alias Ferry, mahasiswa Fakultas
Kedokteran (FK) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) angkatan 2004.
Moral yang dapat kita ambil adalah kita tidak boleh memalsukan surat resmi dari
negara karena itu telah melanggar hukum.
Kesimpulan
A. Kesimpulan.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari
para manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum yang berlaku.
Etika komputer mengharuskanCIO untuk waspada padaetika penggunaankomputer
dan menempatkan kebijakan yang memastikan kepatuhan pada budaya etika. Manajer-
manajer lain dan semua pegawai yang menggunakan komputer atau yang terpengaruh oleh
komputer turut bergabung dengan CIO dalam tanggung jawab ini.
Masyarakat memiliki hak tertentu berkaitan dengan komputer, yaitu :
Hak atas komputer :
a. Hak atas akses komputer.
b. Hak atas keahlian komputer.
c. Hak atas spesialis komputer.
d. Hak atas pengambilan keputusan komputer
Hak atas informasi :
a. Hak atas privasi.
b. Hak atas akurasi.
c. Hak atas kepemilikan.
d. Hak atas akses.
Suatu perusahaan tidak harus mengusahakan semua pekerjaannya sendiri. Bantuan
dalam bentuk kode etik dan program edukasi etika, dapat memberikan fondasi yang kokoh.
12. B. Saran.
Pengguna IT sebaiknya bisa memperhatikan kode etik/implikasi etis dengan baik
dan menerapkannya. Agar penggunaan IT tidak disalahgunakan dalam hal apapun.
Daftar Pustaka
Putra, Y. M. (2018). Implikasi Etis dari Teknologi Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta: FEB-Universitas Mercu Buana
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3).
http://aniatih.blogspot.com/2013/05/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html
https://rumahradhen.wordpress.com/materi-kuliahku/semester-i/pengantar-sistem-
informasi/makalah-implikasi-etis-dari-teknologi-informasi/
https://lamtiur.wordpress.com/2010/11/25/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi/
http://indriananita.blogspot.com/2014/04/makalah-implikasi-etis-dari-teknologi.html
http://evo89cruiser.blogspot.com/2010/05/etika-dan-pemanfaatan-teknologi.html
https://rumahradhen.wordpress.com/materi-kuliahku/semester-i/pengantar-sistem-
informasi/makalah-implikasi-etis-dari-teknologi-informasi/
http://www.slideshare.net/audi15Ar/bab-10-implikasi-etis-dari-teknologi-informasi