1. MAKALAH
IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI
DISUSUN OLEH:
EVI YULIANA SARI (43217110345)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
2. A. CAKUPAN PERSPEKTIF VERSUS CAKUPAN DESKRIPTIF
Cakupan perspektif untuk MIS menentukan bagaimana MIS sebaiknya
dikembangkan dan digunakan di dalam suatu perusahaan. Jelas ini merupakan
pendekatan yang lebih baik untuk menampilkan materi kepada mahasiswa yang
memasuki dunia bisnis dibandingkan dengan memberikan cakupan deskriptif yang
menjelaskan bagaimana hal-hal yang sedang dilaksanakan.
B. MORAL, ETIKADAN HUKUM
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai
warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang
secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan salah.
Moral adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai
belajar mengenai perilaku moral semenjak kecil: “Perilaku orang lain sebagaimana
layaknya kita ingin diperlakukan.” “Selalu ucapkan terima kasih,” Saat kita tumbuh
dewasa secara fisik dan mental, kita belajar mengenai peraturan-peraturan yang
diharapkan masyarakat untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini adalah moral kita.
Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak semuanya mengikuti
seperangkat moral yang sama, terdapat kesamaan di antara semuanya. “Melakukan
apa yang secara moral benar,” adalah landasan dasar perilaku sosial kita.
Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa
Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan,
standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seorang atau
masyarakat. Semua individu bertanggung jawab terhadap komunitas mereka atas
perilaku mereka, Komunitas dapat berarti rukun tetangga, kota, Negara, atau profesi.
Tidak seperti moral, etika bisa jadi amat bervariasi dari satu komunitas
dengan yang lain. Keberagaman di bidang computer ini terlihat dalam bentuk peranti
lunak bajakan (pirated software) peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan
kemudian digunakan atau dijual. Di beberapa Negara praktik ini lebih menyebar
disbandingkan yang lain. Pada tahun 2004, diperkirakan sekitar 21 persen peranti
lunak yang digunakan di Amerika Serikat telah dibajak; angka ini melonjak menjadi
32 persen di Australia dan 90 persen di Cina.
Beberapa orang mungkin berkata bahwa angka-angka ini menunjukkan
bahwa para pengguna computer di Cina tidak seetis pengguna computer di Amerika
Serikat. Namun sebenarnya tidak selalu demikian. Beberapa budaya, khususnya
3. budaya di Negara-negara Asia, mendorong orang-orang untuk saling berbagi. Dalam
peribahasa Cina “Orang yang berbagi harus dihargai, sedangkan yang tidak harus
dihukum.” Meskipun demikian,pembajakan peranti lunak adalah suatu masalah,
karena tidak terdapat insentif untuk merancang dan mendistribusikan peranti lunak
baru kecuali jika para penggunanya menyadari nilai ekonomisnya.
Hukum
Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas
yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya.
Selama sekitar 10 tahun pertama penggunaan computer dibidang bisnis dan
pemerintahan, tidak terdapat hukum yang berkaitan dengan penggunaan computer.
Hal ini dikarenakan pada saat itu computer merupakan inovasi baru, dan system
hokum membutuhkan waktu untuk mengejarnya.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan computer pertama menjadi berita ketika
seorang programmer untuk sebuah bank mengubah suatu program computer
sehingga program tersebut tidak akan menandai rekeningnya ketika terlalu banyak
uang ditarik. Ia dapat terus menulis cek meskipun tidak ada uang di dalam
rekeningnya. Tipuan ini bekerja hingga computer tersebut rusak, dan pemrosesan
manual mengungkapkan rekening dengan saldo yang sudah negatih dan tidak
ditandai tersebut. Programmer tersebut tidak dituntut atas kejahatan computer,
karena pada saat itu tidak ada hokum mengenai kejahatan tersebut. Sebaliknya, ia
dituntut atas tuduhan membuat entri palsu pada catatan bank.
C. MELETAKKANMORAL, ETIKADAN HUKUM PADA TEMPATNYA
Penggunaan computer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer,
spesialis informasi, dan pengguna, serta hokum yang berlaku. Hukum adalah yang
termudah untuk diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi
demikian tepat, dan mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat.
Wilayah etika computer yang kompleks inilah yang saat ini sangat banyak
diperhatikan.
Kode-kode Etik
A. Kode prilaku profesional ACM.
ACM dibentuk pada 1947 dan sekarang merupakan perkumpulan profesional
komputer AS tertua. Dan memiliki 80.000 anggota di seluruh dunia. Kode prilaku
profesional terdiri dari lima canon;
1. Seorang anggota ACM selalu bertindak dengan integritas.
2. Seorang anggota ACM harus berusaha meningkatkan kemampuannya serta
kemampuan dan prestiseprofesi.
3. Seorang anggota ACM bertanggung jawab atas pekerjaannya.
4. Seorang anggota ACM bertindak dengan tanggung jawab dan profesional.
4. 5. Seorang anggota ACM harus menggunakan pengetahuannya dan keahlian
khususnya untuk kesejahteraan umat manusia.
B. Kode etik DPMA
Didirikan pada tahun 1951 dan memliki sekitar 35.000 anggota di seluruh
dunia.misinya adalah”menjunjung manajemen informasi yang efektif dan bertanggun
jawab untuk kebaikan para angotanya,para bemberi kerja,dan masyarakat bisnis.
C. Kode etik ICCP
Didirikan tahun 1973 dengan maksud memberi sertifikat pada para profisional
komputr. Sertifikat ICCP meliputi Certified Computer Programer (CCP) dan certified
in data processing (CDP). Untuk mendapat sertifikat, pelamar harus lulus ujian dan
setuju untuk terikat pada kode etik ICCP.
D. Kodde etik ITAA
Didirikan tahun 1961 sebagai suatu asosiasi bagi organisai-organisasi yang
memasarkan perangkat lunak dan jasa yang berkaitan dengan
komputer.keanggotaanya meliputi ratusan perusahaan seperti Microsoft dan
Lotus DevelopmentComporation.dan terdiri atas prinsip-prinsip dasar yang mengatur
penilaian,komunikasi dan kualitas jasa dengan klien.
E. Model SRI
Idealnya,semua perlumpulan profesional bergabung membuat suatu kode etik.
Kode etik tersebut harus membahas tanggung jawab setiap orang dalam profesi
dalam hal etika penggunaan komputer. Model sri ini unik karena tidak terbatas pada
profesional komputer yang beroprasi dalam lingkungan bisnis, tetapi luas
jangkkauannya.
5. D. KEBUTUHAN AKAN BUDAYA ETIKA
Opini yang dipegang secara luas di dunia bisnis adalah bahwa bisnis
merefleksikan kepribadian dari pemimpinnya. Sebagai contoh, pengaruh James
Cash Penney pada JCPenney Colonel John Patterson di National Cash Register,
atau Thomas J. Watson, Sr. di IBM menentukan kepribadian dari perusahaan-
perusahaan tersebut. Di masa kini CEO perusahaab seperti FedEX, Southwest
Airlines, dan Microsoft memiliki pengaruh yang penting pada organisasinya sehingga
masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut seperti CEO-nya.
Keterkaitan antara CEO dengan perusahaannya merupakan dasar untuk
budaya etika. Jika perusahaan dituntut untuk berlaku etis, maka manajemen tingkat
tinggi harus bersikap etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakannya.
Manajemen tingkat atas harus memimpin melalui contoh. Perilaku ini disebut dengan
budaya etika (ethics culture).
Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas dari manajeman tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep
etikanya merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga
menyentuh setiap karyawan. Para eksekutif dapat mencari implementasi ini melalui
tiga tingkat, dalam bentuk kredo perusahaan, program etika, dank ode perusahaan
yang telah disesuaikan.
Kredo Perusahaan (Corporate credo) adalah pernyataan singkat mengenai
nilai-nilai yang ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk
memberitahu individu dan organisasi, baik didalam maupun diluar perusahaan, akan
nilai-nilai etis yang dianut perusahaan tersebut.
Program Etika (ethics program) adalah upaya yang terdiri atas berbagai
aktivitas yang di desain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk
menjalankan kredo perusahaan. Aktivitas yang biasa dilakukan adalah sesi orientasi
yang diadakan untuk para karyawan baru. Selama sesi ini perhatian cukup besar
ditujukan untuk masalah etika.
Kode Perusahaan Yang Disesuaikan. Banyak perusahaan merancang sendiri
kode etik perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik ini merupakan adaptasi
dari kode untuk industry atau profesi tertentu. Di bab yang akan datang akan
dipelajari kode etik untuk profesi system informasi.
Meletakkan Kredo, Program, dan Kode pada Tempatnya Kredo perusahaan
memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika perusahaan. Kode etik tersebut
menggambarkan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan dilaksanakan oleh para
karyawan perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan
elemen-elemen lingkungan perusahaan.
6. E. ALASAN DI BALIK ETIKAKOMPUTER
James H.Moor mendefinisikan etika komputer sebagai analisis sifat dan
dampak sosial teknologi komputer serta perumusan dan justivikasi dari kebijakan-
kebijakan yang terkait untuk penggunaan teknologi tersebut secara etis. Dengan
demikian,etika komputer terdiri atas dua aktifitas utama. Orang diprusahaan yang
merupakan pilihan yang logis untuk menerapkan program etika ini adalah CIO.
Seorang CIO harus :
Menyadari dampak penggunaan komputer terhadap masyarakat dan
Merumuskan kebijakan yang menjaga agar teknologi tersebut digunakan
diseluruh perusahaan secara etis.
Satu hal amatlah penting : CIO tidak menanggung tanggung jawab manajerial
untuk penggunaan komputer secara etis sendiri. Eksekutif-eksekutif lain juga harus
memberikan kontribusi. Keterlibatan di seluruh perusahaan ini merupakan
kebutuhan absolute dalam era komputasi pengguna akhir masa kini, dimana para
manajer di semua wilayah bertanggung jawab untuk menggunakan computer di
wilayah merekan secara etis. Selain para manajer, seluruh karyawan bertanggung
jawab untuk tindakan mereka yang berkaitan dengan computer.
Alasan Pentingnya Etika Komputer
James Moor mengidentifikasi tiga alasan utama dibalik minat masyarakat
yang tingi akan etika komputer: kelenturan secara logis,faktor tranformasi,dan faktor
ketidak tampakan.
Kelenturan secara logis Moor mengartikannya sebagai kemampuan untuk
memprogram komputer untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan.
Faktor tranformasi alasan atas etika komputer ini didasarkan pada fakta bahwa
komputer dapat mengubah cara kita mengerjakan sesuatu dengan draktis. Salah
satu contoh yang baik adalah e-mail.
Faktor ketidaktampakan : alasan ketidak untuk minat masyarakat atas etika
komputer adalah karena masyarakat memandang komputer sebagai kotak hitam.
Ketidak tampakan operasi internal ini memberikan kesempatan terjadinya nilai-
nilai pemrograman yang tidak tampak ,dan menyalah gunakan yang tidak
tampak :
- Nilai pemrograman yang tidak tampak adalah perintah rutin yang dikodekan
program kedalam program yang menghasilkan proses yang diinginkan si
pengguna.
- Perhitungan rumit yang tidak tampak berbentuk program yang sangat rumit
sehingga penguna tidak dapat memahaminya.
- Penyalahgunaan yang tidak tampak mencangkup tindakan yang disengaja
yang melintasi batasan hukum maupun etis. Semua tindakan kejahatan
computer berada pada kategori ini, misalnya tindakan tak etis seperti
pelanggaran hak individu akan privasi.
7. Hak Sosial dan Komputer
Masyarakat tidak hanya mengharapkan dan dunia usaha untuk menggunakan
komputer secara etis, namun juga menuntut beberapa hak yang berhubungan
dengan komputer. Klasifikasi hak-hak manusia dalam wujud komputer yang paling
banyak dipublikasikan adalah PAPA rancangan Richard O. Mason. Mason
menciptakan akronim PAPA untuk mempersentasikan empat hak dasar masyarakat
sehubungan dengan informasi :
Peivasi
Akurasi
Kepemilikan
Aseksibilitas
Hak Privasi
Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat, Louis Brandeis dikenal karena
memperkenalkan “ hak agar dibiarkan sendiri”. Mason merasa bahwa hak ini
terancam oleh dua hal, yaitu:
Meningkatkan kemampuan komputer untuk digunakan dalam kegiatan mata-
mata.
Meningkatkan nilai informasi dalam proses pengambilan keputusan.
Hak untuk Mendapatkan Keakuratan
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai dengan
sistem nonkomputer. Potensi ini memang tersedia, namun tidak selalu didapatkan.
Beberapa sistem berbasis komputer berisikan lebih banyak kesalahan daripada
yang diberikan sistem manual.
Hak Kepemilikan
Di sini yang dibahas adalah hak kepemilikan intelektual, biasanya dalam
bentuk program komputer. Vendor peranti lunak dapat menghindari pencurian hak
kepemilikan intelektual melalui undang-undang hak cipta, hak paten, dan
persetujuan lisensi. Hingga tahun 1980-an, peranti lunak tidak dilindungi oleh hak
cipta atau hukum paten.
8. Hak Mendapatkan Akses
Sebelum diperkenalkanya basis data yang terkomputerisasi, kebanyakan
informasi tersedia untuk masyarakat umum dalam bentuk dokumen cetak atau
gambar mikroformat yang disimpan di perpustakaan.
F. AUDIT INFORMASI
Saat menyusun etika penggunaan computer, satu kelompok dapat
memegang peranan yang amat penting. Mereka adalah para auditor internal.
Perusahaan dengan semua ukuran mengandalkan auditor eksternal (ekternal
auditor) dari luar organisasi untuk memverifikasi keakuratan catatan akuntansi.
Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki staf tersendiri yang berfungsi
sebagai auditor internal (internal auditor), yang melaksanakan analisis yang sama
seperti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas. Beberapa
auditor eksternal juga melaksanakan beberapa jenis audit internal dan mengawasi
pekerjaan para auditor internal, namun setelah peristiwa Enron praktik ini tidak
berlanjut. Praktik ini merupakan salah satu kegagalan Arthur Andersen dengan
Enron. Badan Pengawas Pasar Modal (Securities and Echange Comission) telah
menerapkan pembatasan-pembatasan pada jumlah audit internal yang dapat
dilakukan oleh auditor eksternal. Hal ini juga merupakan salah satu kegagalan Arthur
Andersen dengan Emerson.
Posisi tingkat tinggi audit internal di dalam organisasi menjaga agar posisi ini
dihormati sebagai aktivitas yang penting dan mendapatkan kerja sama dari para
manajer di semua tingkat.
Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang ditawarkan oleh auditor internal adalah objektivitas. Mereka
beroperasi secara independen terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak
memiliki hubungan dengan individu atau kelompok lain di dalam perusahaan.
Keterlibatan mereka satu-satunya adalah dengan dewan komisaris, CEO, dan CFO.
Agar para Auditor dapat menjaga objektivitas, mereka harus menyatakan
bahwa mereka tidak menginginkan tanggung jawab operasional system yang
mereka bantukembangkan. Mereka hanya bekerja dengan kapasitas sebagai
penasihat. Mereka membuat rekomendasi untuk manajemen, dan manajemen
memutuskan apakah mereka akan menerapkan rekomendasi-rekomendasi tersebut.
9. Jenis Aktivitas Audit
Terdapat empat jenis dasar aktivitas audit internal: financial, operasional,
beriringan, dan desain system pengendalian internal.
Audit Financial (financial audit) memverifikasi catatan-catatan perusahaan
dan merupakan jenis aktivitas yang dilaksanakan auditor eksternal. Pada
beberapa tugas, auditor internal bekerja sama dengan auditor eksternal. Pada
tugas lain, auditor internal merupakan seluruh pekerjaan audit sendiri.
Audit operasional (operational audit) tidak dilaksanakan untuk memverifikasi
keakuratan catatan, melainkan untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Audit
jenis ini merupakan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh analisis system pada
tahap analisis dari masa siklus perancangan system. Sistem yang dipelajari
hampir selalu berbentuk virtual dan bukan fisik, namun tidak selalu melibatkan
computer.
Ketika para auditor internal melaksanakan audit opersional, mereka mencari tiga fitur
system dasar:
- Kecukupan pengendalian.
- Efisiensi.
- Kepatuhan dengan kebijakan perusahaan.
Ketika para spesialis informasi merancang system, mereka mencari fitur-fitur yang
sama ini.
- Audit berkelanjutan
- Desain system pengendalian internal.
Subsistem Audit Internal
Dalam system informasi financial, subsistem audit internal merupakan salah
satu subsistem input. Melibatkan auditor internal dalam tim perancangan system
merupakan suatu langkah yang baik untuk mendapatkan system informasi yang
terkendali dengan baik, dan system tersebut merupakan langkah yang baik untuk
memberikan yang mereka perlukan kepada manajemen informasi guna mencapai
dan mengelola operasional bisnis yang beretika.
10. G. MENERAPKAN ETIKA DALAM TEKNOLOGIINFORMASI
Bantuan dalam bentuk kode etik dan program edukasi etika yang dapat
memberikan fondasi untuk budaya tersebut. Program edukasi dapat membantu
menyusun kredo perusahaan dan meletakkan program etika pada tempatnya. Kode
etik dapat digunakan seperti apa adanya atau disesuaikan dengan perusahaan
tersebut.
Kode Etik
Association for Computing Machinery (ACM) yang didirikan pada tahun 1947,
adalah sebuah organisasi komputer professional tertua di dunia. ACM telah
menyusun kode etik dan perilaku professional (Code of Ethics and Professional
Practice) yang diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan
Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics
and Professional Parctice) dinuat dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan
untuk mengajarkan dan mempraktikkan rekayasa peranti lunak, yaitu penggunaan
prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan peranti lunak.
Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM. Bentuk kode etik ACM yang ada
saat ini diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan “keharusan”, yang merupakan
pernyataan tanggung jawab pribadi. Kode ini dibagi lagi menjadi empat bagian.
Masing-masing keharusan ditulis dengan sebuah narasi singkat.
1. Keharusan Moral Umum. Keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral
(member kontribusi kepada masyarakat; menghindari bahaya; berlaku jujur, dapat
dipercaya, dan adil) dan isu-isu yang pada saat ini mendapatkan perhatian hokum
(hak milik, hak cipta, privasi, dan kerahasiaan).
2. Tanggung Jawab Profesional yang Lebih Spesifik. Hal ini berkenaan dengan
dimensi-dimensi kinerja professional. Isu moral seperti berlaku jujur dalam
melakukan evaluasi dan menghargai komitmen dibahas disini. Isu hokum dan
tanggung jawab sosial untuk berkontribusi terhadap pemahaman umum mengenai
computer juga dibahas.
3. Keharusan Kepemimpinan Organisasi. Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki
tanggung jawab untuk mendukung penggunaan sah sumber daya computer,
menstimulasi orang lain di organisasi untuk memenuhi tanggung jawab sosial,
memungkinkan pihak lain di dalam organisasi mendapatkan manfaat dari computer,
serta melindungi kepentingan para pengguna.
4. Kepatuhan terhadap Kode Etik. Di sini, anggota ACM harus mengindikasi
dukungan untuk kode etik.
11. Kode ACM membahas lima dimensi utama pekerjaan yang berkaitan dengan
computer - moral, hukum, kinerja professional, tanggung jawab sosial, dan
dukungan internal. Tabel 10.1 mengilustrasikan bagaimana lima wilayah ini dibahas
oleh tiga bagian utama. Meskipun kode ACM ditujukan untuk pengarahan para
anggota ACM, kode ini memberikan panduan yang baik untuk semua professional
computer.
Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak
Kode etik ini mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti
lunak pada system informasi dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
1. Masyarakat
2. Kien dan atasan
3. Produk
4. Penilaian
5. Manajemen
6. Profesi
7. Kolega
8. Diri Sendiri
Lima dari hal diatas berkaitan dengan tanggung jawab dimana ahli tersebut
menjadi bagian (Masyarakat, Klien dan Atasan, Manajemen, Profesi dan Kolega).
Dua hal (Produk dan Penilaian) berkaitan dengan kinerja professional, dan satu hal
(Diri sendiri) mengacu pada peningkatan diri sendiri.
Pendidikan Etika Komputer
Program edukasi formal dalam etika computer tersedia dari beragam sumber
– mata kuliah di perguruan tinggi, program professional, dan program edukasi
swasta.
Ø Mata Kuliah di Perguruan Tinggi. Di awal pendiriannya, ACM merancang suatu
model kurikulum computer yang menentukan berbagai mata kuliah computer yang
harus ditawarkan institusi pendidikan.
Ø Program Profesional. Asosiasi Manajemen Amerika (American Management
Association) menawarkan program khusus yang membahas masalah-masalah
penting saat ini, seperti etika.
12. Ø Program Edukasi Swasta. LRN*, Leagal Knowledge Company, menawarkan
modul mata kuliah berbasis Web yang membahas berbagai permasalahan hukum
dan etika.
Mata kuliah perguruan tinggi memungkinkan para mahasiswa untuk bersiap-
siap mengatasi permasalahan etika ketika mereka memasuki industry, dan program
professional dan swasta memungkinkan manajer dan karyawan di setiap tingkatan
untuk menjaga kesadaran beretika serta komitmen mereka seiring dengan
perubahan tuntutan sosial.
H. ETIKADAN CIO
Kebutuhan untuk mengembalikan integritas ke dalam dunia bisnis Amerika
tidak pernah menjadi lebih besar. Sejak tahun 2002, para CEO dan CFO diharuskan
oleh hukum untuk mendatangani keakuratan laporan keuangan mereka. Persyaratan
ini meletakkan tanggung jawab di bahu para eksekutih serta unit pelayanan
informasi yang berkenaan dengan bisnis untuk memberikan informasi financial yang
dibutuhkan kepada para eksekutif.
Pelayanan informasi hanyalah merupakan satu unit di dalam struktur
organisasi, namu berada pada posisi kunci yang memiliki pengaruh terbesar dalam
memenuhi tuntutan pemerintah maupun masyarakat akan pelaporan keuangan yang
akurat. Terlebih lagi, sebagai seorang esekutif yang memiliki tanggung jawab
terhadap informasi penuh waktu, CIO merupakan orang yang tepat untuk memimpin
upaya-upaya untuk memenuhi tujuan pelaporan ini. CIO dapat memenuhi ekspektasi
pelaporan keuangan dengan cara mengikuti program yang mencakup hal-hal
berikut:
Mencapai tingkat pemahaman yang lebih baik akan pemahaman prinsip-
prinsip akuntansi.
Mempelajari system informasi yang menyelesaikan laporan keuangan dan
mengambil tindakan perbaikan.
Mendidik eksekutif perusahaan mengenai system-sistem keuangan.
Mengintegrasikan ke dalam system informasi alarm yang memperingatkan
eksekutif terhadap aktivitas yang membutuhkan perhatian.
Secara aktif berpartisipasi di dalam memberikan informasi keuangan
kepada elemen lingkungan.
Mengendalikan dengan ketat keuangan yang dihabiskan untuk sumber
daya informasi.
13. I. PENGARUH SARBANES-OXLEY
SOX terdiri dari 10 pasal utama, 2 diantaranya secara langsung mempengaruhi unit
pelayanan informasi perusahaan:
CEO dan CFO harus menandatangani laporan keuangan.
Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat disyaratkan untuk memiliki unit audit
internal.
SOX 404
Ketetapan SOX yang memberikan dampak terbesar pada TI adalah bagian
404, yang membahas tentang penilaian manajemen mengenai pengendalian
keuangan. Bagian ini mensyaratkan bahwa harus terdapat suatu bentuk
pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
Agar memenuhi persyaratan pengendalian yang diwajibkan oleh SOX,
seorang CIO harus menjaga agar pengendalian seperti ini berbeda di dalam sistem
selama proses perencanaan sistem. Aktivitas perencanaan harus mencakup:
Identifikasi sistem yang memainkan peranan dalam pelaporan keuangan
Identifikasi resiko yang dihadapi sistem ini
Mendesain pengendalian yang mengatasi resiko ini
Mendokumentasikan dan menguji pengendalian tersebut
Memonitor efektifitas pengendalian seiring waktu
Memperbaharui pengendalian sebagaimana Dibutuhkan
CIO harus memastikan agar CEO, CFO, dan para eksekutif lain memahami
pengendalian tersebut dan memberitahu mereka mengenai perkembangan
pengendalian melalui penggunaan mekanisme pelaporan komite pengawas MIS.
SOX 409
Ketetapan SOX lain yang mempengaruhi pelayanan informasi adalah 409,
yang membahas mengenai pengungkapan secara real time. Ini berarti bahwa
perusahaan tersebut harus mampu melaporkan perubahan mengenai kondisi
keuangannya secara real time – atau pada saat perubahan berlangsung.
14. SOX dan COBIT
CUBIT disebut sebagai organisasi industri yang dapat memberikan standar
keamana untuk sumber daya informasi perusahaan. Organisasi yang sama dapat
memberikan bantuan kepada perusahaan untuk menangani tanggung jawab SOX.
Standar COBIT amat selaras dengan ekspetasi SOX. Karena COBIT memiliki lebih
dari 47.000 anggota diseluruh dunia, standar pelaporan keuangan dapat
memberikan dampak global.
Meletakan Serbanas-Oxyley pada Tempatnya
Di awal bab ini, telah dikatakan bahwa pendekatan preskriptif diambil untuk
menggambarkan SIM-hal ini digambarkan sebagaimana seharusnya SIM harus
dipraktikan. Serbanas-Oxley merupakan salah satu argumen yang baik untuk
pendekatan seperti ini. Perusahaan dan CIO yang menerapkan MIS sebagaimana
yang digambarkan seharusnya tidak menghadapi kesulitan untuk memenuhi
persyaratan SOX. Dengan kata lain, SOX mengharapkan eksekutif, sistem
keuangan, dan Ti untuk bekerja sebagaimana mereka seharusnya bekerja-yaitu
secara etis.
J. ETIKAKOMPUTERDI INDONESIA
Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi
komputer, Indonesia pun tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di
bidang tersebut. Mengadopsi pemikir dunia di atas, etika di bidang komputer
berkembang menjadi kurikulum wajib yang dilakukan hampir semua perguruan tinggi
di bidang komputer di Indonesia.
A. Etika Dan Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti
revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik
dalam usaha pemecahan masalah, perencanaan, maupun dalam pengambilan
keputusan.
Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia akan
berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan
norma-norma dalam kehidupannya. Orang yang biasanya berinteraksi secara fisik,
melakukan komunikasi secara langsung dengan orang lain, karena perkembangan
teknologi internet dan email maka interaksi tersebut menjadi berkurang.
Teknologi sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk menjawab
tantangan hidup. Jadi, faktor manusia dalam teknologi sangat penting. Ketika
manusia membiarkan dirinya dikuasai teknologi maka manusia yang lain akan
mengalahkannya. Oleh karena itu, pendidikan manusiawi termasuk pelaksanaan
15. norma dan etika kemanusiaan tetap harus berada pada peringkat teratas, serta tidak
hanya melakukan pemujaan terhadap teknologi belaka.
Ada beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat yaitu :
Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi
manusia sebagai pekerja
Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani
secara manual
Pengangguran dan pemindahan kerja
Kurangnya tanggung jawab profesi
Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi
informasi
Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut maka dapat dilakukan :
Di rancang sebuah teknologi yang berpusat pada manusia
Adanya dukungan dari suatu organisasi, kompleksitas dapat ditangani
dengan Teknologi Informasi
Adanya pendidikan yang mengenalkan teknologi informasi sehingga dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kemajuan teknologi informasi.
Jika adanya peningkatan pendidikan maka akan adanya umpan balik dan
imbalan yang diberikan oleh suatu organisasi
Perkembangan teknologi akan semakin meningkat namun hal ini harus di
sesuaikan dengan hukum yang berlaku sehingga etika dalam berprofesi di
bidang teknologi informasi dapat berjalan dengan baik.
b. Etika Pemanfaatan Teknologi Informasi
1) Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama mengapa masyarakat
berminat untuk menggunakan komputer yaitu;
a) Kelenturan logika (logical malleability),
Memiliki kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan apapun yang
diinginkan oleh programmer untuk penggunannya.
16. b) Faktor Transformasi (transformation factors)
Memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna akan
menuju ke suatu tempat.
c) Faktor tak kasat mata (invisibility factors).
Memiliki kemampuan untuk menyembunyikan semua operasi internal computer
sehingga tidak ada peluang bagi penyusup untuk menyalahgunakan operasi
tersebut.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut di atas maka terdapat implikasi etis
terhadap penggunaan teknologi informasi meliputi moral, etika dan hukum. Sebelum
di bahas mengenai hukum yang berlaku, ada hak sosial dan komputer (Deborah
Johnson) dan hak atas informasi (Richard O. Masson) yang harus dijabarkan:
2) Hak Sosial dan Komputer (Deborah Johnson)
a) Hak atas akses computer
Setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak harus
memilikinya.
b) Hak atas keahlian computer
Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas terhadap masyarakat
akan terjadinya pengangguran karena beberapa peran digantikan oleh komputer.
Tetapi pada kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat membuka
peluang pekerjaan yang lebih banyak;
c) Hak atas spesialis komputer,
Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat pada komputer
yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan spesialis bidang
komputer,
d) Hak atas pengambilan keputusan computer
Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai
bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak tersebut.
17. 3) Hak atas Informasi (Richard O. Masson)
a) Hak atas privasi,
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupun dalam suatu
organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiannya;
b) Hak atas Akurasi.
Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh
sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai;
c) Hak atas kepemilikan.
Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-
program computer yang dengan mudahnya dilakukan penggandaan atau disalin
secara ilegal. Ini bisa dituntut di pengadilan;
d) Hak atas akses.
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus
melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut. Sebagai
contoh kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku online di Internet
yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya.
Kedua hak tersebut tidak dapat diambil oleh siapapun, namun sebagai
pengguna teknologi ini, pengguna harus belajar bagaimana mempunyai etika yang
baik dalam berkomputer.
Berikut etika berkomputer, yang nantinya akan mengurangi dampak negatif dari
penggunaan komputer, yaitu
- Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain
- Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain
- Jangan memata-matai file-file yang bukan haknya
- Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
- Jangan menggunakan komputer untuk memberikan kesaksian palsu
- Jangan menduplikasi atau menggunakan software tanpa membayar
- Jangan menggunakan sumberdaya komputer orang lain tanpa sepengetahuan
yang bersangkutan
18. - Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain
- Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau
sistem komputer yang dirancang
- Selalu mempertimbangkan dan menaruh respek terhadap sesama
saat menggunakan Komputer.
c. Peranan Etika
Etika memiliki peranan atau fungsi diantaranya yaitu:
- Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian
tentang perilaku manusia.
- Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok
dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa.
- Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita
hadapi sekarang.
- Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam
menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.
- Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika
kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.
K. HUKUM PADA TEKNOLOGIINFORMASI
Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga
negaranya untuk mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang
didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman, yang secara
umum disebut Hukum.
Hukum dalam arti luas , sesungguhnya mencakup segala macam ketentuan
hukum yang ada, baik materi hukum tertulis ( tertuang dalam perundang-
undangan ) dan hukum tidak tertulis ( tertuang dalam kebiasaan ataupun praktek
bisnis yang berkembang). Keberadaan hukum sebagai rule of law berbanding lurus
dengan melihat sejauh mana pemahaman hukum dan kesadaran
hukum masyarakat itu sendiri terhadap informasi hukum yang tengah berlaku.
Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan
perundang-undangan yang baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu kajian
yang mendalam mengenai sejauh mana sistem hukum yang berlaku dapat
dioptimalkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah
baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global.
19. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan
hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan
sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat.
teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan,
kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan
melawan hukum.. Perkembangan teknologi ini menyebabkan munculnya suatu ilmu
hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atau cyber law.
a. Hukum Telematika
Pada saat ini banyak kegiatan sosial maupun komersial dilakukan melalui
jaringan sistem komputer dan sistem komunikasi, baik dalam lingkup lokal maupun
global (Internet), dimana permasalahan hukum seringkali dihadapi ketika terkait
dengan adanya penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara
elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait dengan perbuatan
hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik, untuk
mengakomodasi permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang hukum yaitu
hukum informatika, hukum telekomunikasi dan hukum media yang saat ini dikenal
dengan hukum telematika.
Masalah – masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas,
karena tidak lagi dibatasi oleh teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun
dimanapun. Salah satu contoh yaitu kerugian dapat terjadi baik pada
pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan transaksi,
misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Di samping
itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat informasi
elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum secara
komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap,
dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik.
Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan
rumit, sehingga perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam
pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang
secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan
di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial,
budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan
sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa kepastian
hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal.
b. Relevansi Etika dan Teknologi
Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk
memudahkan pekerjaannya. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dan
pergeseran yang cepat dalam suatu kehidupan tanpa batas. Pemanfaatan teknologi
tersebut telah mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat, karena berbagai
informasi dapat disajikan melalui hubungan jarak jauh dan mereka yang ingin
mengadakan transaksi tidak harus bertemu muka, akan tetapi cukup melalui
peralatan komputer dan telekomunikasi. Namun, dengan kemajuan teknologi
20. informasi, harus tetap memiliki peraturan, etika dan sopan santun yang harus
dipahami. Maka dari itu, seseorang harus berhati-hati dalam menulis di blog,
mengirimkan suatu pesan dari email atau mengirimkan gambar, video tanpa
memperhatikan etika, cara orang berkomunikasi, by email or by surat, membawa
perubahan signifikan, dalam sapaan/tutur kata.
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi adalah
sebagai berikut :
- Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang
mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
- Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup dalam
dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam
berinteraksi.
- Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi informasi
memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga pengguna
yang suka iseng dengan melakukan hal–hal yang tidak seharusnya dilakukan.
- Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu
bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru.
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan
etika dalam dunia usaha bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan
perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner :
- Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan yang
begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi
memberikan “tekanan” bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti
perubahan tersebut.
- Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi. Globalisasi menciptakan
apa yang disebut lingkungan verikal di mana setiap perusahaan diibaratkan sebagai
pemain yang harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang.
- Tantangan pergaulan internasional. Sering terjadi bahwa perusahaan
internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu
negara.
- Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi cepat, memberikan tantangan penegakan nilai –
nilai etika dan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan
teknologi tersebut bagi kemanusiaan.
- Tantangan pengembangan sumber daya manusia sebuah institusi bisnis, tidak
hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber daya manusia
yang berguna bagi pengembangan bisnis tersebut
21. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen:
Implementasi Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)
http://kumpulanmakalahsim.blogspot.com/2014/05/implikasi-etis-dari-teknologi-
informasi.html
http://ernaparj.blogspot.com/2015/06/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html