1. Dokumen tersebut membahas tentang etika, moral, dan hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi. Termasuk perlunya kode etik bagi pembuat, pengelola, dan pengguna teknologi informasi.
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
(Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA)
“INFORMATION SECURITY”
Disusun Oleh :
Nurfanida Putri Hikmalia
43117110382
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
2. Kode Etik, Isu Pelanggaran Moral, Etika Dan Hukum Dalam Implementasi Sistem
Informasi Dan Pemakaian Internet
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos, yang berarti karakter. Etika adalah kepercayaan, standar,
atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat. Semua individu bertanggung
jawab kepada masyarakat atas prilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota,negara atau profesi.
Tindakan kita juga diarahkan oleh etika.(Deni, 2013)
Kode etik adalah merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat
berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan
sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common
sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian kode etik adalah refleksi dari apa yang
disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Pelanggaran kode etik profesi adalah penyelewengan/
penyimpangan terhadap norma yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang
mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus
menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat. (Chandra Silaen, 2010)
Perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banya keuntungan. Salah satu
manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan pengambilan keputusan dapat
dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas. Namun, di sisi lain, perkembangan
teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan masalah baru. Bahwa banyak sekarang
penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan teknologi
komputer, dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah.
Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan kriminal. Hal-hal inilah
yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya dengan
penggunaan sistem informasi berbasis komputer, mengingat salah satu penyebab pentingnya etika
adalah karena etika melingkupi wilayah – wilayah yang belum tercakup dalam wilayah hukum. Faktor
etika disini menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam penggunaan
sistem informasi berbasis komputer.
3. 1. Perilaku Moral , Konsep Etika dan Hukum
Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang
diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum
yang berlaku.. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah.
Moral dipelajari setiap orang sejak kecil sewaktu yang bersangkutan masih anak-anak. Sejak
kecil , anak-anak sudah diperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan
buruk, mana yang boleh dan tidak, atau mana tindakan yang terpuji dan tercela. Sebagai contoh:
anak-anak diminta berlaku sopan terhadap orang tua, menghormati guru, atau tidak menyakiti
teman-temannya. Pada saat anak-anak telah dewasa, dia akan mempelajari berbagai peraturan
yang berlaku di masyarakat dan diharapkan untuk diikuti. Peraturan-peraturan tingkah laku ini
adalah perilaku moral yang diharapkan dimiliki setiap individu.
Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang
untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen. Suatu
aktivitas yang umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama
pertemuan ini, subyek etika mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari program etika adalah
audit etika. Dalam audit etika, sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang
manajer selama beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan
pernyataan komitmen. Kode etik khusus instansi, Banyak instansi telah merancang kode etika
mereka sendiri. Kadang-kadang kode ini diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis.
2. Perlunya Etika Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi
Perlindungan atas hak individu di internet dan membangun hak informasi merupakan
sebagian dari permasalahan etika dan sosial dengan penggunaan sistem informasi yang
berkembang luas. Permasalahan etika dan sosial lainnya, di antaranya adalah: perlindungan hak
kepemilikan intelektual, membangun akuntabilitas sebagai dampak pemanfaatan sistem
informasi, menetapkan standar untuk pengamanan kualitas sistem informasi yang mampu
melindungi keselamatan individu dan masyarakat, mempertahankan nilai yang dipertimbangkan
sangat penting untuk kualitas hidup di dalam suatu masyarakat informasi.
4. Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan
pemanfaatan sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan manajemen untuk
dihadapi, yaitu:
a. Memahami risiko-risiko moral dari teknologi baru. Perubahan teknologi yang cepat
mengandung arti bahwa pilihan yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat
begitu pula keseimbangan antara risiko dan hasil serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya
tindakan yang tidak benar. Perlindungan atas hak privasi individu telah menjadi
permasalahan etika yang serius dewasa ini. Di samping itu, penting bagi manajemen untuk
melakukan analisis mengenai dampak etika dan sosial dari perubahan teknologi. Mungkin
tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak
ada perhatian atau manajemen tahu mengenai risiko-risiko moral dari teknologi baru.
b. Membangun kebijakan etika organisasi yang mencakup permasalahan etika dan sosial atas
sistem informasi. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, dan
menjelaskan kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan sistem
informasi meliputi, antara lain: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan
kualitas hidupnya. Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan program
pendidikan atau pelatihan, termasuk penerapan permasalahan kebijakan etika yang
dibutuhkan.
c. Etika merupakan prinsip-prinsip mengenai suatu yang benar dan salah yang dilakukan setiap
orang dalam menentukan pilihan sebagai pedoman perilaku mereka. Perkembangan teknologi
dan sistem informasi menimbulkan pertanyaan baik untuk individu maupun masyarakat
pengguna karena perkembangan ini menciptakan peluang untuk adanya perubahan sosial
yang hebat dan mengancam adanya distribusi kekuatan, uang, hak, dan kewajiban.
Dengan menggunakan sistem informasi, penting untuk dipertanyakan, bagaimana tanggung
jawab secara etis dan sosial dapat ditempatkan dengan memadai dalam pemanfaatan sistem
informasi. Etika, sosial, dan politik merupakan tiga hal yang berhubungan dekat sekali.
Permasalahan etika yang dihadapi dalam perkembangan sistem informasi manajemen umumnya
tercermin di dalam lingkungan sosial dan politik.
5. Untuk dapat memahami lebih baik hubungan ketiga hal tersebut di dalam pemanfaatan sistem
informasi, diidentifikasi lima dimensi moral dari era informasi yang sedang berkembang ini,
yaitu:
- Hak dan kewajiban informasi; apa hak informasi yang dimiliki oleh seorang individu atau
organisasi atas informasi? Apa yang dapat mereka lindungi? Kewajiban apa yang dibebankan
kepada setiap individu dan organisasi berkenaan dengan informasi?
- Hak milik dan kewajiban; bagaimana hak milik intelektual dilindungi di dalam suatu
masyarakat digital di mana sulit sekali untuk masalah kepemilikan ini ditrasir dan ditetapkan
akuntabilitasnya, dan begitu mudahnya hak milik untuk diabaikan?
- Akuntabilitas dan pengendalian; siapa bertanggung jawab terhadap kemungkinan adanya
gangguan-gangguan yang dialami individu, informasi, dan hak kepemilikan?
- Kualitas sistem; standar data dan kualitas sistem apa yang diinginkan untuk melindungi hak
individu dan keselamatan masyarakat?
- Kualitas hidup; nilai apa yang harus dipertahankan di dalam suatu informasi dan
masyarakat berbasis pengetahuan? Lembaga apa yang harus ada untuk melindungi
dari kemungkinan terjadinya pelanggaran informasi? Nilai budaya dan praktik-praktik apa
yang diperlukan di dalam era teknologi informasi yang baru?
Perkembangan teknologi dan sistem informasi banyak membawa perubahan pada berbagai
aspek kehidupan, khususnya yang mempengaruhi etika dan sosial masyarakat. Beberapa
organisasi telah mengembangkan kode etik sistem informasi. Namun demikian, tetap ada
perdebatan berkaitan dengan kode etik yang dapat diterima secara umum dengan kode etik
sistem informasi yang dibuat secara spesifik. Sebagai manajer maupun pengguna sistem
informasi, kita didorong untuk mengembangkan seperangkat standar etika untuk pengembangan
kode etika sistem informasi, yaitu yang berbasiskan pada lima dimensi moral yang telah
disampaikan di awal, yaitu:
a. Hak dan kewajiban informasi; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti:
privasi e-mail setiap karyawan, pemantauan tempat kerja, perlakuan informasi organisasi, dan
kebijakan informasi untuk pengguna.
6. b. Hak milik dan kewajiban; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti:
lisensi penggunaan perangkat lunak, kepemilikan data dan fasilitas organisasi, kepemilikan
perangkat lunak yang buat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi,
masalah copyrights perangkat lunak. Pedoman tertentu untuk hubungan kontraktual dengan
pihak ketiga juga harus menjadi bagian dari topik di sini.
c. Akuntabilitas dan pengendalian; Kode etik harus menyebutkan individu yang bertanggung jawab
untuk seluruh sistem informasi dan menggaris bawahi bahwa individu-individu inilah yang
bertanggung jawab terhadap hak individu, perlindungan terhadap hak kepemilikan, kualitas
sistem dan kualitas hidup.
d. Kualitas sistem; Kode etik sistem informasi harus menggambarkan tingkatan yang umum dari
kualitas data dan kesalahan sistem yang dapat ditoleransi. Kode etik juga harus dapat
mensyaratkan bahwa semua sistem berusaha mengestimasi kualitas data dan kemungkinan
kesalahan sistem.
e. Kualitas hidup; Kode etik sistem informasi juga harus dapat menyatakan bahwa tujuan dari
sistem adalah meningkatkan kualitas hidup dari pelanggan dan karyawan dengan cara mencapai
tingkatan yang tinggi dari kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan kepuasan karyawan.
Moral, Etika, dan Hukum
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai prilaku benar dan salah. Kita mulai mempelajari
peraturan-peraturan dari prilaku moral sejak kecil. Walau berbagai masyarakat tidak mengikuti satu
set moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yg mendasar. ”Melakukan apa yang benar secara
moral” merupakan landasan prilaku sosial kita. Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari
satu masyarakat ke masyarakat lain. Kita melihat perbedaan ini di bidang komputer dalam bentuk
perangkat lunak bajakan (perangkat lunak yang digandakan secara illegal lalu digunakan atau dijual).
Pada tahun 1994 diperkirakan 35 % perangkat lunak yang digunakan di Amerika Serikat telah
dibajak, dan angka ini melonjak menjadi 92 % di Jepang dan 99 % di Tailand. Angka-angka tersebut
menunjukkan bahwa para pemakai komputer di Jepang dan Tailand kurang etis dibandingkan
pemakai Amerika Serikat. Namun tidak pasti demikian. Beberapa kebudayaan, terutama di negara-
negara Timur yang menganjurkan sikap berbagi. Hukum adalah peraturan prilaku formal yang
dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti Pemerintah kepada rakyat atau warga negaranya. Hingga
7. kini sangat sedikit hukum yg mengatur penggunaan komputer. Hal ini karena komputer merupakan
penemuan baru dan sistem hukum kesulitan mengikutinya.
Etika untuk pembuat teknologi informasi
Pembuat adalah orang yang menciptakan teknologi informasi, biasanya adalah lembaga besar dengan
para ahli-ahli teknologi di beberapa bidang namun tidak menutup kemungkinan dilakukan secara
individu, dalam membuat teknologi informasi tentu harus memperhatikan etika IT yaitu tidak
menjiplak atau mengambil ide/ info dari orang lain secara ilegal, salah satu contohnya adalah kasus
dimana apple mengugat samsung dikarenakan bentuk produk yang dimuliki samsung memiliki
bentuk yang menyerupai produk apple, dan setelah dilakukan persidangan akhirnya dimenangkan
oleh pihak dari apple.
Etika untuk pengelola teknologi informasi
Pengelola adalah orang yang mengelola teknologi informasi, misalnya adalah provider
telekomunikasi, etika bagi pengelola adalah merahasiakan data pribadi yang dimiliki oleh client
mereka, selain itu juga tidak melakukan pelanggaran perundang-undangan ITE
Etika untuk pengguna teknologi informasi
Pengguna adalah orang yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu menyelesaikan
masalah dan mempermudah pekerjaan mereka, etika bagi pengguna adalah tidak melakukan atau
menggunakan apliksi bajakan yang dapat merugikan pembuat, menghormati hak cipta yang milik
orang lain, tidak merusak teknologi informasi , contohnya adalah bila mengutip tulisan dari blog atau
halaman lain yang dimasukan kedalam blog pribadi,maka diharuskan untuk menulis atau
mencantumkan backlink sebagai bentuk pertangungjawaban atas kutipan yang telah dilakukan.
Kita menyadari perlunya manajemen puncak menetapkan budaya etika menyeluruh di perusahaan.
Budaya ini menyediakan kerangka kerja etika, seperti halnya kode etika dari berbagai asosiasi
profesional di bidang sistem informasi. Etika mempengaruhi bagaimana para spesialis informasi
melaksanakan tugas mereka Dengan demikian tanggung jawab CIO untuk mencapai etika pada
sistem yang dibuat dan pada orang-orang yang membuatnya. Untuk memenuhi tanggung jawab
tersebut CIO dapat mengikuti strategi yang terencana dengan baik. (Deni, 2013)
8. Berbagai kejahatan computer yang sudah dikenal oleh masyarakat yaitu:
1. Computer crime (cyber crime), merupakan kegiatan melawan hukum yang dilakukan dengan
memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh
keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.
2. Unauthorized Access to Computer System and Service, merupakan Kejahatan yang dilakukan
dengan memasuki/ menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa
izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.
3. Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang sesuatu hal yang tidak benar dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu
ketertiban umum.
4. Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting
yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet.
5. Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan
kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer
network system) pihak sasaran.
6. Cyber Sabotage and Extortion, merupakan kejahatan dengan membuat gangguan, perusakan atau
penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang
terhubung dengan internet.
7. Offense Against Intellectual Property, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap hak atas
kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
8. Infringements of Privacy, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap informasi seseorang
yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap
keterangan seseorang pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang
apabila diketahui oleh orang lain akan dapat merugikan korban secara materil maupun immateril,
seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
9. Dengan demikian hukum bagi penggunakan computer berangsur-angsur mulai dikenal dan semakin
bertambah. Beberapa sebab kejahatan computer yaitu:
Aplikasi bisnis yang berbasis komputer atau internet meningkat
Electronic commerce (e-commerce)
Electronic data interchange (EDI)
Desentralisasi server
Transisi dari single vendor ke multi vendor
Teknologi yang semakin canggih
Pada saat ini penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika
seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai serta hukum yang berlaku. Hukum paling
mudah diinterpretasikan karena bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara
persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika
komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.
Tiga alasan utama atas minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, adalah :
1. Kelenturan logis, kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun yang kita
inginkan.
2. Faktor transformasi, berdasarkan fakta bahwa komputer dapat mengubang secara drastic cara
kita melakukan sesuatu (misalnya penggunaan e-mail, konferensi video, dan konferensi jarak
jauh).
3. Faktor tak kasat mata, komputer dipandang sebagai kota hitam. Semua operasi internal komputer
tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal tersebut membuka peluang pada nilai-nilai
pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang
tidak terlihat.
10. Hak sosial dan komputer
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer. Hak ini dapat
dipandang dari segi komputer atau dari segi informasi yang dihasilkan computer yaitu:
Hak atas komputer
Hak atas akses komputer
Hak atas keahlian komputer
Hak atas spesialis komputer
Hak atas pengambilan keputusan
Hak atas informasi
Hak atas Privacy
Hak atas Accuracy
Hak atas Property
Hak atas Accessibility
Masalah etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem informasi.
Masalah ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986 (Zwass, 1998) yang mencakup
privasi, akurasi, property, dan akses.
1. Privai
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan
oleh orang lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu mengenai privasi
sehubungan diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang
ingin mengamati email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak
berhubungan dengan email pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan
kekuasaannya dapat melakukan hal itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya.
11. 2. Akurasi
Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi.
Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dam bahkan
membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami
oleh Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan pemerintah
menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem
informasi menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus
diperhatikan.
3. Properti
Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan
sebutan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur melalui 3
mekanisme yaitu hak cipta (copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret).
a. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian
kekayaan intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta
buku, artikel, rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan
semi konduktor. Hak seperti ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya
selama masih hidup penciptanya ditambah 70 tahun.
b. Paten
Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit
didapat karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna.
Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun
c. Rahasia Perdagangan
Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak.
Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk
tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual. (Deni,
2013)
12. Fenomena Sosial Berkaitan Dengan Isu Pelanggaran Moral, Etika Dan Hukum
Dalam Implementasi Sistem Informasi Dan Pemanfaatan Internet.
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis informasi
dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk diinterpretasikan karena
bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi secara tepat dan biasanya tidak disetujui oleh semua
anggota masyarakat, selain itu harus ada tindakan tegas bagi para pelaku yang telah melakukan tindakan
melanggar hukum, agar para pelanggar hukum jera, dan tidak ada yang mengikuti contoh buruk itu, dan
pagi pencinta dan pembuat bloger harus memetingkan etika dan moral dalam pembuatan bloger mereka
karena etika dan moral yang baik akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik. Jadi etika,moral,dan
hukum merupakan penetu pengguna sistem informasi dalam menentukan perilaku yang baik dan buruk
(aturan-aturan) dalam menggunakan sistem informasi.
1. Hacking/cracking
Tindakan pembobolan data rahasia suatu institusi, membeli barang lewat internet dengan
menggunakan nomor kartu kredit orang lain tanpa izin (carding) merupakan contoh-contoh dari
tindakan hacking. Orang yang melakukan hacking disebut hacker. Begitu pula dengan membuka
kode program tertentu atau membuat suatu proses agar beberapa tahap yang harus dilakukan
menjadi terlewatkan (contoh: cracking serial number) apabila dilakukan tanpa izin juga
merupakan tindakan yang menyalahi hukum.
Contoh kasus;” pembobolan sistus resmi presiden SBY yang dilakukan oleh seorang pelajar
(hecker).
2. Pembajakan
Mengutip atau menduplikasi suatu produk, misalkan program komputer, kemudian
menggunakan dan menyebarkan tanpa izin atau lisensi dari pemegang hak cipta merupakan
pembajakan, dan masuk kategori kriminal. Contoh, ketika seseorang menduplikasi program
Microsoft Office, kemudian diinstalasi tanpa membeli lisensi yang sah. Walaupun memang
harga lisensi program tersebut relatif mahal untuk ukuran rata-rata pendapatan per kapita di
Indonesia, namun apabila tindakan tersebut dituntut oleh pemegang hak cipta, maka pelaku
pembajakan yang dalam posisi lemah akan dikenai sanksi dan konsekuensi sesuai hukum yang
berlaku, belum lagi program-program lainnya, seperti mengcrack Antivirus, Office, dan lain-lain.
13. Selain pembajakan dan pengcrackan, juga ada black mark yang menyediakan download gratis,
yang harusnya kita membayarnya, seperti untuk system operasi Android yang kebanyakan
program-program dan aplikasi yang di download harus bayar, tetapi sekarang sudah adah
program yang dapat membuat semua aplikasi itu gratis atau sering di sebut black mark. Hal itu
tentusaya saja sangat merugikan para programmer-programer yang bersusah payah untuk
membuat aplikasi atau program yang telah mereka buat, tetapi para pengguna yang tidak
bertanggung jawap seenak nya saja mendowload secara geratis tanpa memberi imbalan sedikit
pun kepada para perogramer yang telah membuat aplikasi itu.
3. Moral
Browsing situs-situs yang tidak sesuai dengan moral Membuka situs dewasa bagi orang yang
belum layak merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan moral . Teknologi internet yang dapat
memberikan informasi tanpa batas akan mengakibatkan tindakan yang beragam, mulai dari
tindakan-tindakan positif sampai negatif.
Contoh kasus ; Browsing video porno Ariel dan Luna Maya di yang secara bebas didapatkan
diwanet.
Lalu para pengguna bloger yang tidak bertanggung jawap, seperti memasang iklan-iklan obat
kuat dan yang lain-lain. Tidak masalah kalo yang di iklan kan itu adalah produk nya, tetapi
kebanyakan mereka juga ikut menyertakan gambar-gambar yang tidak patut untuk di lihat oleh
kalangan yang masi di bawah umur. (Darmawati, 2013)
14. DAFTAR PUSTAKA
Silaen, Chandra, 2010. https://chandrasilaen.wordpress.com/2010/04/20/kode-etik/ diakses pada 31 Mei
2018 Pukul 10.28 WIB.
Permana, Deni. 2013. http://danipermana66.blogspot.com/2013/11/etika-dalam-sistem-informasi.html.
Diakses pada 31 Mei 2018 Pukul 10.52 WIB
Darmawati, 2013. http://nonidarmawati.blogspot.com/2013/05/etika-moral-dan-hukum-dalam-
sistem.html. Diakses pada 31 Mei 2018 Pukul 11.09 WIB