MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Tugas sim, pratiwi rosantry,yananto mihadi putra,se, m.si, implikasi etis dari teknologi informasi, 2018
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pertemuan Ke-11
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Informasi Manajemen”
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Disusun Oleh:
Pratiwi Rosantry (43217110253)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer etika komputer
dirasa sangat penting bagi masyarakat. Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat
perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Etika berkomputer amat penting karena
masyarakat memiliki persepsi dan ketakutan tertentu dengan penggunaan komputer. Fitur-fitur
penggunaan komputer yang mengkhawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk
memprogram komputer untuk melakukan apa saja, fakta bahwa komputer dapat mengubah
kehidupan sehari-hari dan fakta bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh
orang yang menjadi korban. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena
kesadaran bahwa komputer dapat mengganggu hak privasi individual, properti dan akses.
Sedangkan dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah masalah
pembajakan perangkat alat lunak yang dapat mengurangi pendapatan penjual perangkat lunak
cukup signifikan. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan
pembajakan.
Komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau
mengganggu masyarakat dengan banyak cara yang semuanya itu tergantung pada cara
penggunaannya.
Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang mengenai komputer
telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak mendapatkan akses
data, hak akan privasi.
A. MORAL, ETIKA DAN HUKUM
Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara
yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar, berlaku
etis, dan mematuhi hukum.
1. Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan salah. Moral adalah
institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai perilaku
moral semenjak kecil: “Perilaku orang lain sebagaimana layaknya kita ingin diperlakukan.”
“Selalu ucapkan terima kasih,” Saat kita tumbuh dewasa secara fisik dan mental, kita belajar
mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita ikuti. Aturan perilaku
ini adalah moral kita.
3. Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak semuanya mengikuti seperangkat moral
yang sama, terdapat kesamaan di antara semuanya. “Melakukan apa yang secara moral
benar,” adalah landasan dasar perilaku sosial kita.
2. Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa
Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar,
atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seorang atau masyarakat. Semua
individu bertanggung jawab terhadap komunitas mereka atas perilaku mereka, Komunitas
dapat berarti rukun tetangga, kota, Negara, atau profesi.
Tidak seperti moral, etika bisa jadi amat bervariasi dari satu komunitas dengan yang
lain. Keberagaman di bidang computer ini terlihat dalam bentuk peranti lunak
bajakan (pirated software) peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudian
digunakan atau dijual. Di beberapa Negara praktik ini lebih menyebar disbandingkan yang
lain. Pada tahun 2004, diperkirakan sekitar 21 persen peranti lunak yang digunakan di
Amerika Serikat telah dibajak; angka ini melonjak menjadi 32 persen di Australia dan 90
persen di Cina.
Beberapa orang mungkin berkata bahwa angka-angka ini menunjukkan bahwa para
pengguna computer di Cina tidak seetis pengguna computer di Amerika Serikat. Namun
sebenarnya tidak selalu demikian. Beberapa budaya, khususnya budaya di Negara-negara
Asia, mendorong orang-orang untuk saling berbagi. Dalam peribahasa Cina “Orang yang
berbagi harus dihargai, sedangkan yang tidak harus dihukum.” Meskipun
demikian,pembajakan peranti lunak adalah suatu masalah, karena tidak terdapat insentif untuk
merancang dan mendistribusikan peranti lunak baru kecuali jika para penggunanya menyadari
nilai ekonomisnya.
3. Hukum
Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang
berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama sekitar 10
tahun pertama penggunaan computer dibidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum
4. yang berkaitan dengan penggunaan computer. Hal ini dikarenakan pada saat itu computer
merupakan inovasi baru, dan system hokum membutuhkan waktu untuk mengejarnya.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan computer pertama menjadi berita ketika seorang
programmer untuk sebuah bank mengubah suatu program computer sehingga program
tersebut tidak akan menandai rekeningnya ketika terlalu banyak uang ditarik. Ia dapat terus
menulis cek meskipun tidak ada uang di dalam rekeningnya. Tipuan ini bekerja hingga
computer tersebut rusak, dan pemrosesan manual mengungkapkan rekening dengan saldo
yang sudah negatih dan tidak ditandai tersebut. Programmer tersebut tidak dituntut atas
kejahatan computer, karena pada saat itu tidak ada hokum mengenai kejahatan tersebut.
Sebaliknya, ia dituntut atas tuduhan membuat entri palsu pada catatan bank.
B. MELETAKKAN MORAL, ETIKA DAN HUKUM PADA TEMPATNYA
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis
informasi, dan pengguna, serta hokum yang berlaku. Hukum adalah yang termudah untuk
diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan
mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota masyarakat. Wilayah etika computer yang
kompleks inilah yang saat ini sangat banyak diperhatikan.
1. Kebutuhan Akan Budaya Etika
Opini yang dipegang secara luas di dunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan
kepribadian dari pemimpinnya. Sebagai contoh, pengaruh James Cash Penney pada JCPenney
Colonel John Patterson di National Cash Register, atau Thomas J. Watson, Sr. di IBM
menentukan kepribadian dari perusahaan-perusahaan tersebut. Di masa kini CEO perusahaab
seperti FedEX, Southwest Airlines, dan Microsoft memiliki pengaruh yang penting pada
organisasinya sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut seperti CEO-
nya.
Keterkaitan antara CEO dengan perusahaannya merupakan dasar untuk budaya etika.
Jika perusahaan dituntut untuk berlaku etis, maka manajemen tingkat tinggi harus bersikap
etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus
memimpin melalui contoh. Perilaku ini disebut dengan budaya etika (ethics culture).
5. 2. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan
Tugas dari manajeman tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikanya
merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap
karyawan. Para eksekutif dapat mencari implementasi ini melalui tiga tingkat, dalam bentuk
kredo perusahaan, program etika, dank ode perusahaan yang telah disesuaikan.
Kredo Perusahaan (Corporate credo) adalah pernyataan singkat mengenai nilai-nilai
yang ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk memberitahu
individu dan organisasi, baik didalam maupun diluar perusahaan, akan nilai-nilai etis yang
dianut perusahaan tersebut.
Program Etika (ethics program) adalah upaya yang terdiri atas berbagai aktivitas yang di
desain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk menjalankan kredo
perusahaan. Aktivitas yang biasa dilakukan adalah sesi orientasi yang diadakan untuk para
karyawan baru. Selama sesi ini perhatian cukup besar ditujukan untuk masalah etika.
Kode Perusahaan Yang Disesuaikan, banyak perusahaan merancang sendiri kode etik
perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik ini merupakan adaptasi dari kode untuk
industry atau profesi tertentu. Di bab yang akan datang akan dipelajari kode etik untuk
profesi system informasi.
3. Meletakkan Kredo, Program, dan Kode pada Tempatnya
Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika perusahaan.
Kode etik tersebut menggambarkan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan dilaksanakan
oleh para karyawan perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan
elemen-elemen lingkungan perusahaan.
C. Etika dan Jasa Informasi
Etika komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial tekhnologi
komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan tekhnologi tsb secara
etis. Manajer yang paling bertanggungjawab terhadap etika komputer adalah CIO (Chief
Information Officer). Etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu :
6. 1. CIO harus waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat.
2. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan kebijakan – kebijakan yang memastikan
bahwa teknologi tersebut secara tepat.
Kekuatan yg dimiliki CIO dalam menerapkan etika IT (Information Technology) pada
perusahaannya dan jg masyarakat sangat dipengaruhi kesadaran hukum, budaya etika dan kode
etik profesional oleh CIO itu sendiri. Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa bukan
hanya CIO sendiri yang bertanggungjawab atas etika komputer. Para manajer puncak lain juga
bertanggungjawab.
D. ALASAN DI BALIK ETIKA KOMPUTER
James H.Moor mendefinisikan etika komputer sebagai analisis sifat dan dampak sosial
teknologi komputer serta perumusan dan justivikasi dari kebijakan-kebijakan yang terkait untuk
penggunaan teknologi tersebut secara etis. Dengan demikian,etika komputer terdiri atas dua
aktifitas utama. Orang diprusahaan yang merupakan pilihan yang logis untuk menerapkan
program etika ini adalah CIO, seorang CIO harus :
1) Menyadari dampak penggunaan komputer terhadap masyarakat dan
2) Merumuskan kebijakan yang menjaga agar teknologi tersebut digunakan diseluruh perusahaan
secara etis.
Satu hal amatlah penting : CIO tidak menanggung tanggung jawab manajerial untuk
penggunaan komputer secara etis sendiri. Eksekutif-eksekutif lain juga harus memberikan
kontribusi. Keterlibatan di seluruh perusahaan ini merupakan kebutuhan absolute dalam era
komputasi pengguna akhir masa kini, dimana para manajer di semua wilayah bertanggung jawab
untuk menggunakan computer di wilayah merekan secara etis. Selain para manajer, seluruh
karyawan bertanggung jawab untuk tindakan mereka yang berkaitan dengan computer.
1. Alasan Pentingnya Etika Komputer
James Moor mengidentifikasi tiga alasan utama dibalik minat masyarakat yang tingi akan
etika computer, yaitu :
7. a. Kelenturan secara logis
Moor mengartikan kelenturan secara logis sebagai kemampuan untuk memprogram
komputer untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan. Komputer akan
melakukan terpat seperti apa yang diinstruksikan oleh pemogram, dan hal ini bisa menjadi
pikiran yang menakutkan. Tetapi, jika komputer digunakan untuk melakukan kegiatan
yang tidak etis bahayanya bukan terletak pada komputer tersebut, melainkan orang-orang
yang berada di balik komputer tersebutlah yang bersalah.
b. Faktor tranformasi
Alasan atas etika komputer ini didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat
mengubah cara kita mengerjakan sesuatu dengan draktis. Salah satu contoh yang baik
adalah e-mail. E-mail tidak menggantikan surat biasa atau sambungan telepon, melainkan
menyediakan cara berkomunikasi yagn benar-benar baru.
c. Faktor ketidaktampakan
Alasan ketiga untuk minat masyarakat atas etika komputer adalah karena masyarakat
memandang komputer sebagai kotak hitam. Ketidak tampakan operasi internal ini
memberikan kesempatan terjadinya nilai-nilai pemrograman yang tidak tampak ,dan
menyalah gunakan yang tidak tampak :
Nilai pemrograman yang tidak tampak adalah perintah rutin yang dikodekan
programer ke dalam program yang menghasilkan proses yang diinginkan si
pengguna. Selama proses penulisan program, programer tersebut harus melakukan
serangkaian penilaian mengenai bagaimana program tersebut harus mencapai
tugasnya. Hal ini bukan merupakan tindakan jahat yang dilakukan pemogram, tapi
lebih pada kurangnya pemahaman.
Perhitungan rumit yang tidak tampak berbentuk program yang sangat rumit
sehingga penguna tidak dapat memahaminya.
Penyalahgunaan yang tidak tampak mencangkup tindakan yang disengaja yang
melintasi batasan hukum maupun etis. Semua tindakan kejahatan computer berada
pada kategori ini, misalnya tindakan tak etis seperti pelanggaran hak individu akan
privasi.
8. 2. Hak Sosial dan Komputer
Masyarakat tidak hanya mengharapkan dan dunia usaha untuk menggunakan komputer
secara etis, namun juga menuntut beberapa hak yang berhubungan dengan komputer.
Klasifikasi hak-hak manusia dalam wujud komputer yang paling banyak dipublikasikan
adalah PAPA rancangan Richard O. Mason. Mason menciptakan akronim PAPA untuk
mempersentasikan empat hak dasar masyarakat sehubungan dengan informasi : privasi
(accuracy), kepemilikan (property), dan aksesibilitas (accessibility)
a. Hak Privasi
Hakim Mahkamah Agung Amerika Serikat, Louis Brandeis dikenal karena
memperkenalkan “ hak agar dibiarkan sendiri”. Mason merasa bahwa hak ini terancam
oleh dua hal, yaitu:
Untuk meningkatkan kemampuan komputer untuk digunakan dalam kegiatan mata-
mata.
Untuk meningkatkan nilai informasi dalam proses pengambilan keputusan.
b. Hak untuk Mendapatkan Keakuratan
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai dengan sistem
nonkomputer. Potensi ini memang tersedia, namun tidak selalu didapatkan. Beberapa
sistem berbasis komputer berisikan lebih banyak kesalahan daripada yang diberikan sistem
manual.
c. Hak Kepemilikan
Di sini yang dibahas adalah hak kepemilikan intelektual, biasanya dalam bentuk program
komputer. Vendor peranti lunak dapat menghindari pencurian hak kepemilikan intelektual
melalui undang-undang hak cipta, hak paten, dan persetujuan lisensi. Hingga tahun 1980-
an, peranti lunak tidak dilindungi oleh hak cipta atau hukum paten.
d. Hak Mendapatkan Akses
Sebelum diperkenalkanya basis data yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi tersedia
untuk masyarakat umum dalam bentuk dokumen cetak atau gambar mikroformat yang
disimpan di perpustakaan.
9. E. AUDIT INFORMASI
Saat menyusun etika penggunaan computer, satu kelompok dapat memegang peranan yang
amat penting. Mereka adalah para auditor internal. Perusahaan dengan semua ukuran
mengandalkan auditor eksternal (ekternal auditor) dari luar organisasi untuk memverifikasi
keakuratan catatan akuntansi. Perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki staf tersendiri
yang berfungsi sebagai auditor internal (internal auditor), yang melaksanakan analisis yang sama
seperti auditor eksternal namun memiliki tanggung jawab yang lebih luas. Beberapa auditor
eksternal juga melaksanakan beberapa jenis audit internal dan mengawasi pekerjaan para auditor
internal, namun setelah peristiwa Enron praktik ini tidak berlanjut. Praktik ini merupakan salah
satu kegagalan Arthur Andersen dengan Enron. Badan Pengawas Pasar Modal (Securities and
Echange Comission) telah menerapkan pembatasan-pembatasan pada jumlah audit internal yang
dapat dilakukan oleh auditor eksternal. Hal ini juga merupakan salah satu kegagalan Arthur
Andersen dengan Emerson.
1. Pentingnya Objektivitas
Hal unik yang ditawarkan oleh auditor internal adalah objektivitas. Mereka beroperasi
secara independen terhadap unit-unit bisnis perusahaan dan tidak memiliki hubungan dengan
individu atau kelompok lain di dalam perusahaan. Keterlibatan mereka satu-satunya adalah
dengan dewan komisaris, CEO, dan CFO.
Agar para Auditor dapat menjaga objektivitas, mereka harus menyatakan bahwa mereka
tidak menginginkan tanggung jawab operasional system yang mereka bantukembangkan.
Mereka hanya bekerja dengan kapasitas sebagai penasihat. Mereka membuat rekomendasi
untuk manajemen, dan manajemen memutuskan apakah mereka akan menerapkan
rekomendasi-rekomendasi tersebut.
2. Jenis Aktivitas Audit
Terdapat empat jenis dasar aktivitas audit internal, yaitu :
a. Audit Financial, memverifikasi catatan-catatan perusahaan dan merupakan jenis aktivitas
yang dilaksanakan auditor eksternal. Pada beberapa tugas, auditor internal bekerja sama
dengan auditor eksternal. Pada tugas lain, auditor internal merupakan seluruh pekerjaan
audit sendiri.
b. Audit Operasional, tidak dilaksanakan untuk memverifikasi keakuratan catatan,
melainkan untuk memvalidasi efektivitas prosedur. Audit jenis ini merupakan jenis
10. pekerjaan yang dilakukan oleh analisis system pada tahap analisis dari masa siklus
perancangan system. Sistem yang dipelajari hampir selalu berbentuk virtual dan bukan
fisik, namun tidak selalu melibatkan Komputer.
Ketika para auditor internal melaksanakan audit opersional, mereka mencari tiga fitur
sistem dasar, antara lain:
Kecukupan pengendalian
Efisiensi
Kepatuhan dengan kebijakan perusahaan.
c. Audit berkelanjutan, sama dengan audit internal tetapi audit berkelanjutan berlangsung
terus-menerus.
d. Desain sistem pengendalian internal, dalam audit operasional dan beriringan, auditor
internal mempelajari sistem yang sudah ada. Namun auditor idak harus menunggu hingg
sistem diimplementasikan untuk mempengaruhi sistem tersebut. Auditor internal
selayaknya berpartisipasi secara aktif dalam perancangan sistem karena dua alasan.
Pertama biaya untuk memperbaiki kelemahan sistem meningkat secara dramatis seiring
dengan siklus masa hidup sistem. Kedua, untuk melibatkan para auditor internal dalam
perancanan sistem adalah mereka menawarkan keahlian yang dapat meningkatkan kualitas
sistem tersebut.
3. Subsistem Audit Internal
Dalam sistem informasi financial, subsistem audit internal merupakan salah satu
subsistem input. Melibatkan auditor internal dalam tim perancangan system merupakan
suatu langkah yang baik untuk mendapatkan system informasi yang terkendali dengan baik,
dan sistem tersebut merupakan langkah yang baik untuk memberikan yang mereka perlukan
kepada manajemen informasi guna mencapai dan mengelola operasional bisnis yang
beretika.
F. MENERAPKAN ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI
Bantuan dalam bentuk kode etik dan program edukasi etika yang dapat memberikan
fondasi untuk budaya tersebut. Program edukasi dapat membantu menyusun kredo perusahaan
11. dan meletakkan program etika pada tempatnya. Kode etik dapat digunakan seperti apa adanya
atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.
1. Kode Etik
Association for Computing Machinery (ACM) yang didirikan pada tahun 1947, adalah
sebuah organisasi komputer professional tertua di dunia. ACM telah menyusun Kode Etik
Dan Perilaku Professional (Code Of Ethics And Professional Practice) yang diharapkan
diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa
Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics and Professional Parctice) dibuat
dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktikkan
rekayasa peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan
peranti lunak.
a. Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM
Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan
“keharusan”, yang merupakan pernyataan tanggung jawab pribadi. Kode ini dibagi lagi
menjadi empat bagian. Masing-masing keharusan ditulis dengan sebuah narasi singkat.
Keharusan Moral Umum. Keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral (member
kontribusi kepada masyarakat; menghindari bahaya; berlaku jujur, dapat dipercaya, dan
adil) dan isu-isu yang pada saat ini mendapatkan perhatian hokum (hak milik, hak cipta,
privasi, dan kerahasiaan).
Tanggung Jawab Profesional yang Lebih Spesifik. Hal ini berkenaan dengan
dimensi-dimensi kinerja professional. Isu moral seperti berlaku jujur dalam melakukan
evaluasi dan menghargai komitmen dibahas disini. Isu hokum dan tanggung jawab
sosial untuk berkontribusi terhadap pemahaman umum mengenai computer juga
dibahas.
Keharusan Kepemimpinan Organisasi. Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki
tanggung jawab untuk mendukung penggunaan sah sumber daya computer,
menstimulasi orang lain di organisasi untuk memenuhi tanggung jawab sosial,
memungkinkan pihak lain di dalam organisasi mendapatkan manfaat dari computer,
serta melindungi kepentingan para pengguna.
Kepatuhan terhadap Kode Etik. Di sini, anggota ACM harus mengindikasi dukungan
untuk kode etik.
12. Kode ACM membahas lima dimensi utama pekerjaan yang berkaitan dengan
computer - moral, hukum, kinerja professional, tanggung jawab sosial, dan dukungan
internal. Tabel 10.1 mengilustrasikan bagaimana lima wilayah ini dibahas oleh tiga bagian
utama. Meskipun kode ACM ditujukan untuk pengarahan para anggota ACM, kode ini
memberikan panduan yang baik untuk semua professional komputer.
2. Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak
Kode etik ini mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti lunak
pada system informasi dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting: Masyarakat, Klien
dan Atasan, Produk, Penilaian, Manajemen, Profesi, Kolega, Diri Sendiri
Lima dari hal diatas berkaitan dengan tanggung jawab dimana ahli tersebut menjadi
bagian (Masyarakat, Klien dan Atasan, Manajemen, Profesi dan Kolega). Dua hal (Produk
dan Penilaian) berkaitan dengan kinerja professional, dan satu hal (Diri sendiri) mengacu pada
peningkatan diri sendiri.
3. Pendidikan Etika Komputer
Program edukasi formal dalam etika computer tersedia dari beragam sumber – mata
kuliah di perguruan tinggi, program professional, dan program edukasi swasta.
1) Mata Kuliah di Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi dan universitas telah mengajarkan etika komputer sejak beberapa waktu
lamanya. Sekolah-sekolah bisnis biasanya menawarkan mata kuliah etika komputer atau
mengintegrasikan ilmu tersebut kedalam mata kuliah bisnis seperti pemasaran dan
akuntansi.
2) Program Profesional
Misalnya, Asosiasi Manajemen Amerika (American Management Association)
menawarkan program khusus yang membahas masalah-masalah penting saat ini, seperti
etika.
3) Program Edukasi Swasta.
Leagal Knowledge Company, menawarkan modul mata kuliah berbasis Web yang
membahas berbagai permasalahan hukum dan etika. Mata kuliah ini ditunujukan untuk
diperunakna perusahaan yang beruahan meningkatkan keadaran beretika karyawannya.
Program profesioanal memungkinkan manajer dan karyawan di setiap tingkatan untuk
13. menjaga keadran beretika serta komitmen mereka seiring dengan perubahan tuntutan
sosial.
G. ETIKA DAN CIO
Kebutuhan untuk mengembalikan integritas ke dalam dunia bisnis Amerika tidak pernah
menjadi lebih besar. Sejak tahun 2002, para CEO dan CFO diharuskan oleh hukum untuk
mendatangani keakuratan laporan keuangan mereka. Persyaratan ini meletakkan tanggung jawab
di bahu para eksekutih serta unit pelayanan informasi yang berkenaan dengan bisnis untuk
memberikan informasi financial yang dibutuhkan kepada para eksekutif.
Pelayanan informasi hanyalah merupakan satu unit di dalam struktur organisasi, namu
berada pada posisi kunci yang memiliki pengaruh terbesar dalam memenuhi tuntutan pemerintah
maupun masyarakat akan pelaporan keuangan yang akurat. Terlebih lagi, sebagai seorang
esekutif yang memiliki tanggung jawab terhadap informasi penuh waktu, CIO merupakan orang
yang tepat untuk memimpin upaya-upaya untuk memenuhi tujuan pelaporan ini. CIO dapat
memenuhi ekspektasi pelaporan keuangan dengan cara mengikuti program yang mencakup hal-
hal berikut:
1) Mencapai tingkat pemahaman yang lebih baik akan pemahaman prinsip-prinsip
akuntansi.
2) Mempelajari system informasi yang menyelesaikan laporan keuangan dan mengambil
tindakan perbaikan.
3) Mendidik eksekutif perusahaan mengenai system-sistem keuangan.
4) Mengintegrasikan ke dalam system informasi alarm yang memperingatkan eksekutif
terhadap aktivitas yang membutuhkan perhatian.
5) Secara aktif berpartisipasi di dalam memberikan informasi keuangan kepada elemen
lingkungan.
6) Mengendalikan dengan ketat keuangan yang dihabiskan untuk sumber daya informasi.
H. UNDANG-UNDANG KOMPUTER DI INDONESIA
Indonesia merupakan salah satu negara pengguna komputer terbesar di dunia sehingga
penerapan etika komputer dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Indonesia menggunakan dasar
14. pemikiran yang sama dengan negara-negara lain sesuai dengan sejarah etika komputer yang ada.
Pengenalan teknologi komputer menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah
Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA sederajat). Pelajar, mahasiswa dan karyawan
dituntut untuk bisa mengoperasikan program-program komputer dasar seperti Microsoft Office.
Tingginya penggunaan komputer di Indonesia memicu pelanggaran-pelanggaran dalam
penggunaan internet. Survei Business Software Alliance (BSA) tahun 2001 menempatkan
Indonesia di urutan ketiga sebagai negara dengan kasus pembajakan terbesar di dunia setelah
Vietnam dan China. Besarnya tingkat pembajakan di Indonesia membuat pemerintah Republik
Indonesia semakin gencar menindak pelaku kejahatan komputer berdasarkan Undang-Undang
Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 (penyempurnaan dari UUHC No. 6 Tahun 1982 dan UUHC No.
12 Tahun 1997). Upaya ini dilakukan oleh pemerintah RI untuk melindungi hasil karya orang
lain dan menegakkan etika dalam penggunaan komputer di Indonesia.
Isu Seputar Etika Komputer
Lahirnya etika komputer sebagai sebuah disiplin ilmu baru dalam bidang teknologi
tidak dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan seputar penggunaan komputer yang
meliputi kejahatan komputer, netiket, e-commerce, pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan
Intelekstual) dan tanggung jawab profesi.
a. Kejahatan Komputer
Kejahatan komputer atau computer crime adalah kejahatan yang ditimbulkan karena
penggunaan komputer secara ilegal. Kejahatan komputer terus berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi komputer saat ini. Beberapa jenis kejahatan komputer meliputi Denial
of Services (melumpuhkan layanan sebuah sistem komputer), penyebaran virus, spam,
carding (pencurian melalui internet) dan lain-lain.
b. Netiket
Internet merupakan aspek penting dalam perkembangan teknologi komputer. Internet
merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan komputer di dunia sehingga komputer
dapat mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru dalam
perkembangan bisnis, pendidikan, kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang
lainnya. Melalui internet, interaksi manusia dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka.
Tingginya tingkat pemakaian internet di dunia melahirkan sebuah aturan baru di bidang
internet yaitu netiket. Netiket merupakan sebuah etika acuan dalam berkomunikasi
15. menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering
Task Force), sebuah komunitas internasional yang terdiri dari operator, perancang jaringan
dan peneliti yang terkait dengan pengoperasian internet.
c. E-commerce
Berkembangnya penggunaan internet di dunia berpengaruh terhadap kondisi
ekonomi dan perdagangan negara. Melalui internet, transaksi perdagangan dapat dilakukan
dengan cepat dan efisien. Akan tetapi, perdagangan melalui internet atau yang lebih
dikenal dengan e-commerce ini menghasilkan permasalahan baru seperti perlindungan
konsumen, permasalahan kontrak transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan
tanda tangan digital. Untuk menangani permasalahan tersebut, para penjual dan pembeli
menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996 sebagai acuan dalam
melakukan transaksi lewat internet.
d. Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh internet menyebabkan terjadinya
pelanggaran HAKI seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan
pengunduhan ilegal.
e. Tanggung Jawab Profesi
Berkembangnya teknologi komputer telah membuka lapangan kerja baru
seperti programmer, teknisi mesin komputer, desainer grafis dan lain-lain. Para pekerja
memiliki interaksi yang sangat tinggi dengan komputer sehingga diperlukan pemahaman
mendalam mengenai etika komputer dan tanggung jawab profesi yang berlaku.
I. PATEN PERANTI LUNAK
Menurut pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta,
program komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode,
skema ataupun bentuk lain yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan
komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau
untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi
tersebut. Program komputer sebagai hasil pemikiran intelektual dari pembuat program adalah
diakui sebagai suatu Karya Cipta, yaitu karya dari perwujudan cipta, rasa dan karsanya. Hal
inilah yan dilindungi oleh hukum. Obyek perlindungan sebuah rogram komputer adalah
16. serangkaian kode yang mengisi instruksi. Instruksi-instruksi dan bahasa yang tertulis ini
dirancang untuk mengatur microprocessor agar dapat melakukan tugas-tugas sederhana yang
dikehendaki secara tahap demi tahap serta untuk menghasilkan hasil yang diinginkan. Dan di
dalam instruksi inilah terlihat ekspresi dari si pembuat program atau pencipta.
Perlindungan yang layak yang diberikan oleh hukum terhadap program komputer ini
adalah perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual. Pemberian perlindungan hak kekayaan
intelektual ini dimaksudkan untuk melindungi inovasi di dalam program komputer tersebut.
Undang-undang hak cipta pertama kali di Indonesia, yaitu UU No. 6 Tahun 1982, yang
kemudian disempurnakan menjadi UU No. 7 Tahun 1987, dan kemudian disempurnakan lagi
menjadi UU No. 12 Tahun 1997. Pada tahun 2002, Pemerintah kembali mengeluarkan Undang –
Undang Hak Cipta, yaitu UU No. 19 Tahun 2002, dengan penambahan Hak Cipta tentang
perangkat lunak.
Pasal yang mengatur hak cipta atas perangkat lunak tersebut adalah pasal 15 e yang
berbunyi sebagai berikut: “Perbanyakan suatu Ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas
dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu
pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang non-komersial semata-mata untuk
keperluan aktivitasnya;” tidak melanggar undang-undang.
Pasal 72 ayat 3 UU Hak Cipta berbunyi, “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak
memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)”. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi kita untuk
menggunakan program komputer secara tidak sah. Hak cipta untuk program komputer biasanya
hanya berlaku untuk jangka waktu 50 tahun. Setelah masa waktu itu berakhir, biasanya ciptaan
menjadi milik umum. Biasanya, pemilik hak cipta kembali memperbaharui hak cipta dari
produknya dengan melakukan revisi dan mendaftarkan kembali ke lembaga Hak Cipta.
Dengan diberlakukannya Undang-undang hak cipta tersebut, berarti masyarakat Indonesia
yang merupakan bagian dari konsumen perangkat lunak tertentu, dengan sendirinya terikat
secara hukum untuk mematuhi Undang-undang tersebut. Segala bentuk pelanggaran terhadap
undang-undang yang melindungi program-program tersebut akan dikenakan sanksi pidana atau
denda.
17. J. IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI
Penggunaan teknologi informasi akan berkaitan erat dengan moral, etika dan hukum.
Moral merupakan tradisi kepercayaan mengenai prilaku yang benar dan salah dan berlaku secara
universal. Sementara itu, etika adalah suatu kepercayaan, standar atau pemikiran yang mengisi
suatu individu, kelompok atau masyarakat tertentu.
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada
sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa
komputer dapat menganggu hak privasi individual. Dalam dunia bisnis salah satu alasan utama
perhatian tsb adalah pembajakan perangkat alat lunak yang menggerogoti pendapatan penjual
perangkat lunak hingga milyaran dolar setahun.
K. HUKUM PADA TEKNOLOGI INFORMASI
Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga negaranya untuk
mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang didasarkan atas keserasian antara
ketertiban dengan ketentraman, yang secara umum disebut Hukum.
Hukum dalam arti luas , sesungguhnya mencakup segala macam ketentuan hukum yang
ada, baik materi hukum tertulis ( tertuang dalam perundang-undangan ) dan hukum tidak tertulis
( tertuang dalam kebiasaan ataupun praktek bisnis yang berkembang). Keberadaan hukum
sebagai rule of law berbanding lurus dengan melihat sejauh mana pemahaman hukum dan
kesadaran hukum masyarakat itu sendiri terhadap informasi hukum yang tengah berlaku.
Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan perundang-
undangan yang baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu kajian yang mendalam
mengenai sejauh mana sistem hukum yang berlaku dapat dioptimalkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku
masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan
menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian
cepat. teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan,
kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum..
Perkembangan teknologi ini menyebabkan munculnya suatu ilmu hukum baru yang merupakan
18. dampak dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan hukum
telematika atau cyber law.
a. Hukum Telematika
Pada saat ini banyak kegiatan sosial maupun komersial dilakukan melalui jaringan
sistem komputer dan sistem komunikasi, baik dalam lingkup lokal maupun global (Internet),
dimana permasalahan hukum seringkali dihadapi ketika terkait dengan adanya penyampaian
informasi, komunikasi, dan/atau transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian
dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik,
untuk mengakomodasi permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang hukum yaitu
hukum informatika, hukum telekomunikasi dan hukum media yang saat ini dikenal dengan
hukum telematika.
Masalah – masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas, karena tidak lagi
dibatasi oleh teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun dimanapun. Salah satu contoh
yaitu kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak
pernah melakukan transaksi, misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di
Internet. Di samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat
informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum secara
komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan, dan
dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik. Dengan demikian, dampak
yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan rumit, sehingga perlu diperhatikan sisi
keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan
komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan
untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi,
aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan
sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum,
persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal.
b. Relevansi Etika dan Teknologi
Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memudahkan
pekerjaannya. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dan pergeseran yang cepat
dalam suatu kehidupan tanpa batas. Pemanfaatan teknologi tersebut telah mendorong
19. pertumbuhan bisnis yang pesat, karena berbagai informasi dapat disajikan melalui hubungan
jarak jauh dan mereka yang ingin mengadakan transaksi tidak harus bertemu muka, akan
tetapi cukup melalui peralatan komputer dan telekomunikasi. Namun, dengan kemajuan
teknologi informasi, harus tetap memiliki peraturan, etika dan sopan santun yang harus
dipahami. Maka dari itu, seseorang harus berhati-hati dalam menulis di blog, mengirimkan
suatu pesan dari email atau mengirimkan gambar, video tanpa memperhatikan etika, cara
orang berkomunikasi, by email or by surat, membawa perubahan signifikan, dalam
sapaan/tutur kata.
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi adalah sebagai
berikut:
Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang mungkin memiliki
budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia
anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi informasi
memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga pengguna yang
suka iseng dengan melakukan hal–hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu bertambah setiap saat
dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru.
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika dalam
dunia usaha bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang
sering kali terjadi secara revolusioner :
Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan yang begitu cepat
dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan
“tekanan” bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut.
Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi. Globalisasi menciptakan apa yang
disebut lingkungan verikal di mana setiap perusahaan diibaratkan sebagai pemain yang
harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang.
Tantangan pergaulan internasional. Sering terjadi bahwa perusahaan internasional
mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara.
20. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi cepat, memberikan tantangan penegakan nilai – nilai etika dan
moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi tersebut
bagi kemanusiaan.
Tantangan pengembangan sumber daya manusia sebuah institusi bisnis, tidak hanya
memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber daya manusia yang berguna
bagi pengembangan bisnis tersebut.
L. ETIKA DAN JASA INFORMASI
Etika komputer, menurut James H. Moor merupakan analisis mengenai sifat dan dampak
sosial teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan
teknologi tersebut secara etis. Oleh karena itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama,
yaitu :
Waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat;
Memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut
digunakan secara tepat.
M. KONTRAK SOSIAL JASA INFORMASI
Guna memecahkan permasalahan etika komputer, Mason menyarankan bahwa jasa
informasi harus msuk ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan
digunakan untuk kebaikan sosial. Kontrak tersebut menyatakan bahwa :
Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi seseorang.
Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan komputer.
Hak milik intelektual akan dilindungi.
Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi.
Dengan demikian, masyarakat jasa informasi harus bertanggung jawab atas kontrak sosial yang
timbul dari sistem yang dirancang dan diterapkannya.
21. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi
Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta
Rais, Dahlan. (2015, Mei). Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi. Diperoleh 05 Desember
2018, dari http://dahlanrais.blogspot.com/2015/05/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html
Putri, Erna. (2015, 29 Juni). Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi. Diperoleh 05 Desember
2018, dari http://ernaparj.blogspot.com/2015/06/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html.
Anonim. (2012, 28 Desember). Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi. Diperoleh 05 Desember
2018, dari https://muhamadsyani.wordpress.com/2012/12/28/implikasi-etis-dari-teknologi-
informasi/.
Kool, Fery. (2015, 10 Maret). Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi. Diperoleh 05 Desember
2018, dari http://fekool.blogspot.com/2015/03/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html
Atih, Ani. (2013, 11 Mei). Implikasi Etis Dari Teknologi Informasi. Diperoleh 05 Desember
2018, dari http://aniatih.blogspot.com/2013/05/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html