SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014
1
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI FINLANDIA
oleh:
Moch Reza Agung Yudhalaksana (22)
NPM: 134060018326
Semester VII D-IV Akuntansi Kelas BPKP Angkatan II, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan
utsukushihito@gmail.com
Abstrak –Finlandia adalah salah satu negara terbesar di kawasan Eropa Skandinavia. Indeks persepsi korupsi
(IPK) Finlandia tahun 2013 berdasarkan hasil survey Lembaga Transparansi Internasional ada pada peringkat
ke-3 dunia. Di lain pihak, Indonesia berada pada peringkat ke-114. Ketertinggalan Indonesia terhadap
pencegahan dan pemberantasan korupsi di Finlandia tersebut memerlukan kajian mendalam, agar dapat
dijadikan bahan untuk meningkatkan prestasi atas pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Kata Kunci : Korupsi, Finlandia, NBI, NAO, OCRC, NCCP, Helsinski
1. PENDAHULUAN
1) Gambaran Umum Negara Finlandia
Finlandianegeri asal Nokia dan Angry Bird ini
adalah sebuah negara Republik dengan sistem
pemerintahan Semi Presidensil, dengan Presiden
sebagai Kepala Negara dan Perdana Menteri
sebagai Kepala Pemerintahan. Finlandia yang
memiliki luas wilayah 338.424km2
yang
memiliki penduduk berjumlah sekitar 5,5 juta
jiwa dan pendapatan per kapita sebesar
USD46.000 atau setara Rp527 jutamerupakan
salah satu negara termaju di dunia.
2) Peringkat Korupsi Finlandia di dunia
Kemakmuran dan kemajuan Republik Finlandia
tidak terlepas dari komitmen rakyat dan
pemerintahannya untuk mencegah dan
memberantas korupsi.
Hal ini terlihat dari hasil survey Lembaga
Transparansi Internasional yang memberikan
peringkat ke-3 dunia untuk Finlandia dengan
Skor 89 pada tahun 2013.
Dengan skor tersebut,Finlandialebih unggul dari
segi pencegahan dan pemberantasan korupsi
dibandingkan dengan Indonesia yang bertengger
pada peringkat ke-114 dengan skor 32 pada
tahun 2013.
3) Tujuan Penulisan Paper
Melalui paper ini, penulis mencoba menganalisis
upaya pencegahan dan penanganan kasus
korupsi diFinlandiasehingga menjadi peringkat
ke-3 dunia sebagai negara terbersih yang bebas
dari tindak pidana korupsi sehingga dari analisis
tersebut menghasilkan faktor-faktor yang dapat
ditiru oleh Indonesia dalam rangka melakukan
upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi
yang sudah mengakar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sehingga menjadi
bahaya laten nasional yang harus segera
dimusnahkan.
2. PEMBAHASAN
1) Persepsi Tentang Korupsi
Negara Finlandia mendefinisikan korupsi
sebagai eksploitasi posisi pengaruh untuk
keuntungan pribadi. Hal ini mencakup
penyuapan (aktif dan pasif), penggelapan,
penyalahgunaan wewenang, dan memperkaya
diri dengan kecurangan.
2) Pengaruh Budaya
Terdapat nilai luhur kebudayaan yang menjadi
faktor utama pencegahan korupsi di Finlandia,
yaitu:
(1) Obidience (sikap taat atau patuh terhadap
hukum),
(2) Honesty (sikap jujur kepada diri sendiri dan
org lain dimana telah menjadi motto hidup
bahwa Honesty is the best policy)
(3) gaya hidup sederhana dan tidak konsumeris.
(4) Keteladanan Pejabat mencerminkan perilaku
masyarakat secara umum
(5) Sektor Swasta menerapkan Best Practices,
Fairness, dan Kejujuran. Para pengusaha di
Finlandia meyakini bahwa kepatuhan
terhadap peraturan adalah hal utama dalam
menjalankan bisnisnya.
Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014
2
3) Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan di Finlandia sangat tertata
rapi dengan menerapkan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
(1) Kesetaraan kesempatan (equal
opportunities),
(2) Pendidikan komprehensif,
(3) Kompetensi guru yang tinggi,
(4) Pembinaan siswa dan pendidikan khusus
bagi siswa yang membutuhkan perlakuan
khusus,
(5) Evaluasi partisipasi dan dorongan
pemerintah dan masyarakat terhadap
pendidikan,
(6) Sistem pendidikan yang lentur berdasarkan
pada penguatan kerja sama seluruh
pemangku kepentingan pendidikan di
Finlandia;
(7) Pendidikan yang berorientasi pada siswa
(student-oriented education),
(8) Prinsip longlife learning.
4) Tata Hukum dan Administrasi Pemerintahan
Hukum Finlandia mengharamkan dan
mengkriminalisasi berbagai macam pelanggaran
secara spesifik, yang diatur dalam:
(1) Konstitusi,
(2) Undang-Undang Prosedur Administrasi,
(3) UU tentang Keterbukaan Kegiatan
Pemerintah,
(4) KUHP,
(5) Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara,
(6) UU Akuntansi,
(7) UU Auditing dan
(8) UU Pengadaan Publik.
Peradilan Finlandia mencakup:
(1) Kantor Ombudsman Parlemen,
(2) Kanselir Kehakiman
(3) Pengadilan administratif
(4) Kejaksaan
(5) Kepolisian
(6) National Bureau of Investigation
(7) National Audit Office
(8) OCRC
(9) NCCP
(10) Financial Supervision Authority
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
terdapat pasal-pasal khusus yang mengatur
perbuatan-perbuatan pegawai pemerintah yang
dikategorikan sebagai melanggar hukum, seperti
menerima suap, melakukan pemerasan,
menerima suap sebagai anggota parlemen,
membocorkan rahasia jabatan, dan melanggar
kewajiban jabatan.
Kanselir Kehakiman dan Parlemen Ombudsman
memonitor tindakan semua pegawai negeri dari
tingkat tertinggi ke bawah. Keduanya
independen, dengan kewenangan untuk
menyelidiki tindakan anggota DPR, menteri dan
bahkan kepala negara.
Kantor Ombudsman secara khusus memantau
pengumuman harta kekayaan.
Konstitusi Finlandia mewajibkan pengisian
jabatan publik harus didasarkan pada hukum
dengan cara fit and proper test.
Setiap warga negara tidak puas dengan
keputusan administratif mengenai hak atau
kewajibannya dapat menantang legalitas
sebelum pengadilan administratif.
Hak banding tercakup dalam ketentuan
administratif Judicial Procedures Act. Undang-
undang ini mewajibkan pengadilan administratif
untuk memastikan bahwa setiap kasus diperiksa
dengan benar. Oleh karena itu, pihak-pihak
dalam persidangan biasanya mampu mengejar
kasus mereka tanpa bantuan hukum profesional,
yang memfasilitasi prosedur banding dan akses
ke pemulihan hukum. Administrasi Mahkamah
Agung adalah jalan terakhir dalam kasus-kasus
administratif.
Finlandia terinspirasi oleh tradisi legalis yang
kuat yang ditegakkan oleh persyaratan
kualifikasi yang jelas, kewajiban untuk
menjelaskan secara terbuka alasan di balik
semua keputusan, sistem pemasyarakatan yang
efisien, metode investigasi state-of-the-art,serta
anggaran, akuntansi dan audit yang modern.
Semua ini, didukung oleh akses publik terhadap
dokumen resmi dan kebebasan pers,
mempermudahpendeteksian pelanggaran.
Penggunaan kriteria profesional untuk
menyelidiki kejahatan memastikan probabilitas
tinggi bahwa pelaku tindak pidana korupsi akan
diidentifikasi dan dihukum.
Kewajiban untuk menjelaskan keputusan publik
meningkatkan transparansi dan kepercayaan
publik dalam pemerintahan dan menghindari
keputusan partisan dan bias. Pengawasan
independen dari LSM, pelapor, sistem yang
mapan juga membantu mencegah pelanggaran
oleh desentralisasi kekuatan pegawai negeri.
Desentralisasi kekuasaan memainkan peran
penting dalam meningkatkan efisiensi
pemerintah dan menghindari sentralisasi yang
berlebihan.
Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014
3
5) Kejaksaan (Valtakunnansyyttäjä)
Kejaksaan berada di bawah Kementerian
Kehakiman yang terdiri dari 320 jaksa di
kejaksaan distrik dan 13 jaksa di Kejaksaan
Agung.
Jaksa distrik berwenang melakukan penyidikan
dan penuntutan atas semua jenis kasus
kejaksaan. Sedangkan untuk kasus yang
berdampak lebih luas seperti korupsi ditangani
oleh Jaksa Negara.
6) National Bureau of Investigation
(Keskusrikospoliisi)
Biro Nasional Investigasi adalah sebuah
lembaga yang berada di bawah naungan
Kepolisian Nasional Finlandia. Kepolisian
sendiri berada di bawah naungan Kementerian
Dalam Negeri Finlandia.
NBI sebagai pusat kegiatan intelijen berfokus
pada kejahatan serius dan terorganisir. NBI juga
bekerja sama dengan Interpol. Laboratorium
Forensik kami bertanggung jawab atas forensik
dan investigasi kejahatan adegan di Finlandia
NBI memiliki kewenangan sebagai berikut:
(1) Melawan kejahatan internasional dan
terorganisir
(2) Memberikan jasa spesialis dalam memerangi
kejahatan
(3) Menghasilkan up-to-date dan kesadaran
situasional yang dapat diandalkan terhadap
kejahatan dengan penekanan khusus pada
kejahatan terorganisir
(4) Memimpin proses pemilihan target dalam
kasus-kasus kejahatan serius
(5) Mengembangkan metode untuk memerangi
kejahatan.
Sejak tahun 2007, Biro Investigasi Nasional
telah mengoperasikan unit anti – korupsi dengan
fungsi utamanya adalah untuk mendeteksi
pelanggaran ekonomi. Sumber daya yang
ditujukan untuk unit anti - korupsi masih
terbatas.
Dalam prakteknya, hanya ada satu petugas yang
terletak di National Bureau of Investigation.
Fungsi utama dari orang ini adalah untuk
menjaga dan memperbarui gambaran situasi
nasional dalam hal korupsi, dan untuk
mendukung deteksi dan penyelidikan kejahatan
yang berkaitan dengan korupsi.
7) National Audit Office (Valtiontalouden
tarkastusvirasto)
Pengendalian administratif didesentralisasikan
ke berbagai institusi pemerintah dan pencegahan
korupsi ditangani oleh beberapa institusi. Hal ini
dilakukan karena pemerintahan setempat tidak
mempunyai lembaga khusus untuk menangani
masalah korupsi. Audit internal pun akhirnya
memegang peran penting dalam mencegah
korupsi karena kedudukannya yang semi-
otonomi dan fungsinya sebagai lembaga
penelaah mekanisme pengendalian internal. Di
samping itu, di Finlandia juga terdapat The
National Audit Office (semacam BPK di
Indonesia) yang mandiri. Tugasnya melakukan
audit keuangan dan audit kinerja. Masyarakat
dapat menyampaikan komplain/ keluhan atas
berbagai masalah terkait dengan manajemen
keuangan pemerintah, ekonomi publik, atau
dugaan penyalahgunaan dana pemerintah.
8) Criminal Investigation of Corruption
Criminal Investigation of Corruption (O.C.R.C.)
atau Lembaga Investigasi Korupsi yang
didirikan pada tanggal 17 Februari 1998 ini
bertugas hanya jika diminta oleh kejaksaan dan
tidak dapat bertindak atas inisiatif sendiri.
OCRC bertanggung jawab untuk:
(1) Menyelidiki kejahatan yang kompleks dan
serius serta pelanggaran kepentingan publik
termasuk korupsi di sektor swasta;
(2) Mendukung brigade polisi peradilan (judicial
police) dalam menyelidiki pelanggaran dan
kejahatan tersebut;
(3) mendukung kegiatan dalam kasus
menyelidiki pelanggaran yang dilakukan
terkait dengan kontrak pengadaan publik dan
subsidi publik. OCRC juga bertugas
mengawasi urusan otorisasi, izin, dan
persetujuan yang relatif rawan korupsi,
(4) Mengelola dan memanfaatkan dokumentasi
khusus dalam mencegah dan melawan
korupsi.
9) Dewan Nasional untuk Pencegahan
Kejahatan (Rikoksentorjunta/National
Council for Crime Prevention)
NCCP juga berperan dalam pencegahan korupsi.
NCCP adalah sebuah otoritas di Finlandia yang
bertugas mendampingi lembaga negara lain
dalam mengembangkan dan melaksanakan
pengukuran spesifik dalam aksi pencegahan
korupsi.
Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014
4
10)Keterwakilan Wanita di Parlemen
Studi Bank Dunia tmenunjukkan korelasi antara
keterwakilan perempuan di parlemen dan pos
publik terhadap pencegahan korupsi dan budaya
pertanggungjawaban. Hal ini menunjukkan
pentingnya kesetaraan gender dalam mencegah
korupsi.
Perempuan berperan penting dalam administrasi
publik di Finlandia sejak lama. Pada tahun 1906,
Finlandia menjadi negara pertama di dunia yang
memberikan hak baik untuk memilih dan
mencalonkan diri untuk jabatan terpilih
perempuan. 19 anggota parlemen perempuan
terpilih dalam pemilihan umum pertama yang
diselenggarakan di Finlandia pada tahun
berikutnya adalah perintis untuk jenis kelamin
mereka di bidang ini di seluruh dunia.
Lebih dari sepertiga anggota Parlemen Finlandia
dan Dewan Kota adalah perempuan, seperti
setengah anggota kabinet saat ini. Menetapkan
kuota jender memastikan keterwakilan
perempuan yang lebih seimbang di semua
tingkat pelayanan publik. Hal ini menjadikan
Finlandia sebagai negara dengan tingkat
keterwakilan perempuan tertinggi di dunia.
11)National Integrity System
Finlandia juga membangun Sistem Integritas
Nasional. Di Finlandia, Sistem Integritas
Nasional mampu menciptakan masyarakat yang
bersih, korupsi termasuk suap di sektor bisnis
hampir nol. Supremasi hukum benar-benar
ditegakkan.Sistem Integritas Nasional itulah,
akhirnya menjadikan Finlandia tidak perlu
mengeluarkan banyak keringat birokrasi dan
proses produksi dunia usaha berjalan sangat
efisien.
12)Indeks-indeks Pengukuran Tingkat Korupsi
Berdasar Transparansi Internasional
(1) Indeks Persepsi Korupsi peringkat 3 dari 177
negara dengan skor 89 dari 100.
(2) Penegakan Konvensi Anti Suap OECD
dengan peringkat “moderat”
(3) Pengendalian dan penanganan kasus korupsi
sebesar 98% pada tahun 2010.
(4) Indeks Kompetitivitas Dunia dengan
peringkat ke-3 dari 142 negara.
(5) Independensi Lembaga Kehakiman peringkat
ke-4 dari 142 negara.
(6) Indeks Pembangunan SDM peringkat ke-22
dari 187 negara.
(7) Penegakan Hukum dengan persentase 100%
(8) Kebebasan Pers dengan peringkat ke-1 dari
179 negara
(9) Kebebasan Bersuara dan Akuntabilitas
dengan persentase 97%.
13)Barometer Korupsi Global
Berdasarkan survey masyarakat terhadap
penanganan korupsi di Finlandia, Transparansi
Internasional melaporkan bahwa pelaporan
penyuapan di Korea hanya sekitar 9% yang
diekspos/dilaporkan.
Hanya 36% masyarakat menganggap langkah
pemerintah mengatasi korupsi telah efektir.
Sekitar 29% masyarakat menganggap bahwa
penanganan korupsi di korea mengalami
stagnasi. Sekitar 46% menganggap terjadi
peningkatan kasus korupsi, dan 25%
menganggap bahwa korupsi menurun.
Berdasarkan survey, bahwa lembaga yang paling
korup adalah swasta.
14)Komitmen Pemerintah Finlandia
Memberantas Korupsi
(1) Menciptakan tata pemerintahan dan tata
administrasi yang baik. Pegawai Negeri
diberikan kebebasan untuk menjadi anggota
partai, namun tetap menjaga integritas
kinerjanya. Ketika terpilih menjadi anggota
legislatif, PNS tersebut harus melepaskan
jabatannya di pemerintahan selama menjadi
anggota legislatif.
(2) Untuk mendorong integritas, Pemerintah
Finlandia meninggikan gaji PNS sehingga
terjadi disparitas yang rendah antara
pendapatan sektor swasta dengan pemerintah
atau antar sesama PNS itu sendiri. Hal ini
dilakukan dalam rangka menghapuskan
kesenjangan sosial dan menghapuskan niatan
individu untuk melakukan korupsi.
(3) Mewajibkan kota dan daerah agar
menegakkan transparansi dalam kontrak
publik dengan pengusaha swasta.
(4) Mengaktifkan unit anti - korupsi dari Biro
Nasional Investigasi untuk secara efektif
mendukung deteksi dan investigasi kejahatan
terkait korupsi, dan untuk
mengkoordinasikan prosedur anti - korupsi
antara lembaga pemerintah.
(5) Koordinasi prosedur anti - korupsi antara
lembaga pemerintah
(6) Berpartisipasi dalam kerjasama nasional dan
internasional dengan otoritas yang kompeten.
15)Keunggulan Pemberantasan Korupsi
Finlandia yang Patut Diteladani
(1) Rasa yang kuat dari aturan hukum
Pejabat publik dan warga menerima begitu
saja bahwa hukum harus dan akan diikuti.
Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014
5
(2) Pencegahan konflik kepentingan
Persyaratan umum dan mutlak bahwa tidak
ada pejabat publik (atau hakim) dapat
berpartisipasi dalam membuat keputusan di
mana ia (atau kerabat dekat atau tanggungan)
memiliki kepentingan pribadi.
(3) Refendary System
Setiap keputusan harus ditandatangani oleh
lebih dari satu institusi/pejabat berwenang.
(4) Kesederhanaan dan transparansi
administratif dan hukum
Semua pihak yang berkepentingan dengan
keputusan memiliki hak konstitusional untuk
didengar oleh otoritas yang tepat, semua
keputusan administratif dan peradilan harus
dilakukan secara tertulis, dengan alasan
substantif dan hukum untuk keputusan jelas
ditata, dan instruksi yang diberikan untuk
banding.
(5) Pengawasan Publik
Pengawasan publik terhadap kinerja pejabat
publik dibudayakan dengan baik.
Siapapun, dimanapun dapat meminta
informasi mengenai dokumen yang dimiliki
oleh otoritas publik, kecuali pengecualian
tertentu yang ditetapkan dalam undang-
undang.
(6) Pendidikan dan kesadaran hukum
Warga diberikan informasi tentang hak-hak
mereka dan tentang hukum, dan akan
berusaha keras untuk memiliki masalah
ditangani dengan benar.
(7) e-demokrasi
Sebagian besar, aplikasi dan permintaan
dapat disampaikan kepada pihak berwenang
secara online.
(8) Birokrasi Peradilan Pro Rakyat
Kemudahan dan keterjangkauan birokrasi
dan pengambilan jalur hukum bagi mereka
yang percaya bahwa hak-hak mereka telah
dilanggar.
16)Contoh Kasus Korupsi di Finlandia
(1) Kebohongan Publik PM Jaatteenmaki
Perdana Menteri (PM) perempuan pertama
Finlandia, Anneli Jaatteenmaki harus mundur
dari jabatannya bulan Juni 2003 setelah
menduduki jabatannya selama 69 hari
semenjak pelantikan karenamelakukan
kebohongan publik terkait kebocoran
informasi politik selama kampanye.
Jaatteenmaki dituduh telah meminta
informasi soal pembicaraan antara PM Paavo
Liponnen dan Presiden Amerika Serikat
George W. Bush, mengenai isu-isu Irak dan
lainnya yang dijadikannya sebagai modal
untuk memenangkan pemilu.
Jaatteenmaki berdusta bahwa informasi soal
pembicaraan isu Irak itu masuk begitu saja
ke faksimilenya. Belakangan diketahui,
Jaatteenmaki sengaja meminta informasi tadi
dari pihak Kementerian Luar Negeri.
(2) Korupsi Pembangunan
Berdasarkan hasil audit keuangan tahun 2012
pada Kantor Konstruksi Publik Helsinski
terdapat 6 orang yang ditangkap karena
menerima suap dalam proyek pembangunan
Kota Helsinski.
Mantan Walikota Kota Espoo Marketta
Kokkonen, dan Olavi Louko, direktur Espoo
Teknis dan Lingkungan Jasa, menerima
tuduhan penyuapan terkait dengan
perusahaan konstruksi besar di tahun 2010.
(3) Kasus Pajak PLTN
Finlandia kehilangan potensi pajak sebesar
320 juta euro setiap tahun karena masih
terbatasnya petugas pemeriksa pajak.
Proyek pembangunan pabrik nuklir Olkiluoto
dituduh menyelundupkan pekerja asing tanpa
memberitahukan secara jelas untuk
menghindari pengenaan pembayaran pajak
atas pekerja asing. Controller atau polisi
tidak punya akses informasi para pekerja.
Setelah pemberitahuan keadaan kerja sering
berubah. Selain itu para pekerja asing sering
meninggalkan negara itu sebelum kasus
pidana dievaluasi. Tenaga Kerja berubah
banyak dan orang-orang yang bekerja tidak
terdaftar dalam pajak atau register resmi
lainnya.
(4) Kasus Suap Koalisi Politik
Direktur Mikko Laaksonen dari Administrasi
Pajak menemukan pemilihan perusahaan
dana untuk Koalisi Partai Nasional yang
salah dikurangi biaya operasional perusahaan
di tahun 1980-an. Pada tahun 1979 biaya
iklan surat kabar di Helsinki yang dibiayai
oleh Anggota Komite Pembangunan.
Mikko Sauli diberitahu (Helsingin Sanomat
2012/11/05) bahwa organisasi pemuda
politik memiliki kebiasaan melebih-lebihkan
Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014
6
jumlah anggota mereka untuk memiliki lebih
banyak dukungan keuangan negara. Semua
partai besar menolak untuk memberikan
daftar anggota mereka untuk otoritas
pengendalian. Hal tersebut adalah ilegal.
Partai-partai politik telah mengendalikan
kebijakan. Dukungan negara itu pada tahun
2012 terbesar bagi Partai Centre € 670.000
dan Koalisi Partai Nasional € 657.000.
Ilkka Kanerva Nasional Koalisi Partai
dihukum pada bulan April 2012 karena
menerima suap. Dia mengundurkan diri dari
dewan Turku pada Mei 2012.
(5) Penggelapan Pajak dan Suap Salora
Pada tahun 1977 terjadi penggelapan pajak
dan kasus suap. TV Nurmi dan Salora
menjual televisi di nilai FMK 6 juta yang
tidak dicatat dalam prosedur akuntansi
selama 1970-1975. Dalam Imatra memulai
sebuah pabrik baru Valco (biaya
pembangunan FMK 265 juta) pada tahun
1978, yang mengalami kebangkrutan setelah
dua tahun. Politisi dituduh menerima suap
dari Salora (TV dan peralatan stereo). Tak
satu pun dari politisi terkemuka divonis di
pengadilan, tapi Koalisi Partai Sosial
Demokrat hilang dalam pemilu berikutnya
karena menerima (selain RKP, Liberal dan
politisi partai pusat) dari Salora. Bror
Wahlroos, ayah dari Björn Wahlroos,
dituduh menerima peralatan audio stereo
nilai FMK 2 ribu. Dia didenda sebesarFMK
3 ribu.
Kepala direktur Salora dihukum karena suap
lima menteri, dua sekretaris jenderal, satu
gubernur dan 30 petugas pajak. Dipenjara
selama 3,5 tahun.
3. SIMPULAN
Korupsi di Finlandia sangat jarang terjadi
disebabkan etika budaya yang menjunjung tinggi
nilai kejujuran dan integritas.
Selain itu pemerintah berkomitmen kuat dalam hal
pemberantasan korupsi.
Efektivitas kinerja dan kerja sama antar lembaga
penegak hukum yang sinergis seperti kejaksaan,
kepolisian, kehakiman, OCRC, NAO, NCCP
menjadi faktor penting dalam penanganan kasus
korupsi secara tuntas dan lugas.
DAFTAR REFERENSI
[1] Komisi Pemberantasan Korupsi. 2006.
Memahami Untuk Membasmi: Buku Saku Untuk
Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta:
Komisi Pemberantasan Korupsi.
[2] Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan. 2013. Petunjuk Pelaksanaan
Sosialisasi Program Anti Korupsi Tahun 2013.
Jakarta: BPKP.
[3] http://www.transparency.org/country#FIN_Data
Research
[4] http://en.wikipedia.org/wiki/Corruption_in_Finla
nd
[5] http://en.wikipedia.org/wiki/Finland
[6] http://yle.fi/uutiset/finland_slips_in_corruption_i
ndex/6965697
[7] http://www.envio.org.ni/articulo/3255
[8] http://www.icac.org.hk/newsl/issue29eng/button
3.htm
[9] http://www.vksv.oikeus.fi/en/index.html
[10] http://blog.transparency.org/2011/12/07/what-
makes-new-zealand-denmark-finland-sweden-
and-others-“cleaner”-than-most-countries/
[11] http://www.poliisi.fi/poliisi/krp/home.nsf/pages/
5A23874F6668B910C225702F0023A86E?Open
document
[12] http://www.rikoksentorjunta.fi/en/Etusivu/Neuv
osto
[13] Joutsen, Matti; Keranen, Juha.2009.Ministry of
Justice: Corruption and The Prevention of
Corruption in Finland.Helsinski:Keili Oy
[14] European Commission.2014.Annex Finland to
the EU Anti-Corruption Report.Brussel:
European Commission
[15] GRECO.2013.Evaluation Report-Finland-
Corruption Prevention in Respect of Members of
Parliament, Judges, and Prosecutors.
Strasbourg:GRECO.

More Related Content

What's hot

Bab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsiBab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsinatal kristiono
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptAisyah Turidho
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatRika Mouri
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMSiti Sahati
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaDini Audi
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsinatal kristiono
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraRizza Magfira
 
Presentasi terorisme
Presentasi terorismePresentasi terorisme
Presentasi terorismeadi setyawan
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
PPT Group 6 (Pendidikan Anti Korupsi).pptx
PPT Group 6 (Pendidikan Anti Korupsi).pptxPPT Group 6 (Pendidikan Anti Korupsi).pptx
PPT Group 6 (Pendidikan Anti Korupsi).pptxNehaWulandari
 
pemberantasan korupsi di cina
pemberantasan korupsi di cinapemberantasan korupsi di cina
pemberantasan korupsi di cinaReza Yudhalaksana
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiReynes E. Tekay
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjilahmad sururi
 

What's hot (20)

Bab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsiBab 3 bentuk bentuk korupsi
Bab 3 bentuk bentuk korupsi
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Integrasi nasional ppt
Integrasi nasional pptIntegrasi nasional ppt
Integrasi nasional ppt
 
Anti korupsi presentasi
Anti korupsi presentasiAnti korupsi presentasi
Anti korupsi presentasi
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
 
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSIPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
 
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan IndonesiaPowerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
Powerpoint Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
 
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraUUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 
Presentasi terorisme
Presentasi terorismePresentasi terorisme
Presentasi terorisme
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasiReformasi birokrasi
Reformasi birokrasi
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 
PPT Group 6 (Pendidikan Anti Korupsi).pptx
PPT Group 6 (Pendidikan Anti Korupsi).pptxPPT Group 6 (Pendidikan Anti Korupsi).pptx
PPT Group 6 (Pendidikan Anti Korupsi).pptx
 
pemberantasan korupsi di cina
pemberantasan korupsi di cinapemberantasan korupsi di cina
pemberantasan korupsi di cina
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 

Viewers also liked

Peran Pers Berantas Korupsi 7 Desember 2011
Peran Pers Berantas Korupsi   7 Desember 2011Peran Pers Berantas Korupsi   7 Desember 2011
Peran Pers Berantas Korupsi 7 Desember 2011ajijogja
 
Global Governance dan Korupsi di Korea Selatan
Global Governance dan Korupsi di Korea SelatanGlobal Governance dan Korupsi di Korea Selatan
Global Governance dan Korupsi di Korea SelatanRidha Mutiara
 
pemberantasan korupsi di korea
pemberantasan korupsi di koreapemberantasan korupsi di korea
pemberantasan korupsi di koreaReza Yudhalaksana
 
Economic essay
Economic essayEconomic essay
Economic essayBrayden
 
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandiarisyanti ALENTA
 

Viewers also liked (6)

Peran Pers Berantas Korupsi 7 Desember 2011
Peran Pers Berantas Korupsi   7 Desember 2011Peran Pers Berantas Korupsi   7 Desember 2011
Peran Pers Berantas Korupsi 7 Desember 2011
 
korupsi di finlandia
korupsi di finlandiakorupsi di finlandia
korupsi di finlandia
 
Global Governance dan Korupsi di Korea Selatan
Global Governance dan Korupsi di Korea SelatanGlobal Governance dan Korupsi di Korea Selatan
Global Governance dan Korupsi di Korea Selatan
 
pemberantasan korupsi di korea
pemberantasan korupsi di koreapemberantasan korupsi di korea
pemberantasan korupsi di korea
 
Economic essay
Economic essayEconomic essay
Economic essay
 
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
3 finlandia kurikulum pendidikan finlandia
 

Similar to KORUPSI FINLANDIA

Pemberantasan Korupsi di Finlandia
Pemberantasan Korupsi di FinlandiaPemberantasan Korupsi di Finlandia
Pemberantasan Korupsi di FinlandiaM Arief Fakhruddin
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptxcahyomeiyana
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Desain Pencegahan Korupsi di Indonesia
Desain Pencegahan Korupsi di IndonesiaDesain Pencegahan Korupsi di Indonesia
Desain Pencegahan Korupsi di IndonesiaChabibah Nur Afida
 
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-iPerbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-iHello Katie
 
Anlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_indAnlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_indverdy anto
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiAzinuddin Haq
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfIntan Wachyuni
 
Ppt etik kelompok 15 (1)
Ppt etik kelompok 15  (1)Ppt etik kelompok 15  (1)
Ppt etik kelompok 15 (1)SalmaHanifah14
 
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana Korupsi
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana KorupsiCara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana Korupsi
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana KorupsiAndrean Tan
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxriopongsarani88
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxriopongsarani88
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxriopongsarani88
 
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptxKel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptxSaputraTambora
 
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKNbe dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKNFIkri Aulawi Rusmahafi
 
pemberantasan korupsi di singapura
pemberantasan korupsi di singapurapemberantasan korupsi di singapura
pemberantasan korupsi di singapuraReza Yudhalaksana
 

Similar to KORUPSI FINLANDIA (20)

Pemberantasan Korupsi di Finlandia
Pemberantasan Korupsi di FinlandiaPemberantasan Korupsi di Finlandia
Pemberantasan Korupsi di Finlandia
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
Be & gg, fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, ...
 
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
 
Desain Pencegahan Korupsi di Indonesia
Desain Pencegahan Korupsi di IndonesiaDesain Pencegahan Korupsi di Indonesia
Desain Pencegahan Korupsi di Indonesia
 
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-iPerbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
 
Anlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_indAnlss erpa, sia,_ind
Anlss erpa, sia,_ind
 
Bahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten KorupsiBahaya Laten Korupsi
Bahaya Laten Korupsi
 
Bab viii pak
Bab viii pakBab viii pak
Bab viii pak
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
 
Corruption and Fraud
Corruption and FraudCorruption and Fraud
Corruption and Fraud
 
Ppt etik kelompok 15 (1)
Ppt etik kelompok 15  (1)Ppt etik kelompok 15  (1)
Ppt etik kelompok 15 (1)
 
06 Anti Korupsi.pdf
06 Anti Korupsi.pdf06 Anti Korupsi.pdf
06 Anti Korupsi.pdf
 
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana Korupsi
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana KorupsiCara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana Korupsi
Cara Pengadilan Mengeksekusi Tindak Pidana Korupsi
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
 
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptxUPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
UPAYAH PEMBERANTASAN KORUPSI KELOMPOK 4 (1)-2.pptx
 
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptxKel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
 
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKNbe dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
 
pemberantasan korupsi di singapura
pemberantasan korupsi di singapurapemberantasan korupsi di singapura
pemberantasan korupsi di singapura
 

More from Reza Yudhalaksana

SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...Reza Yudhalaksana
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunReza Yudhalaksana
 
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...Reza Yudhalaksana
 
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipReza Yudhalaksana
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahReza Yudhalaksana
 
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidance
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidanceCSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidance
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidanceReza Yudhalaksana
 
Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS
Nilai-nila Kepemimpinan Musa ASNilai-nila Kepemimpinan Musa AS
Nilai-nila Kepemimpinan Musa ASReza Yudhalaksana
 

More from Reza Yudhalaksana (8)

SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...
 
Advertorial APBN 2014
Advertorial APBN 2014Advertorial APBN 2014
Advertorial APBN 2014
 
Paper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiunPaper kel 3 dilema dana pensiun
Paper kel 3 dilema dana pensiun
 
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...
 
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spipmanajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
manajemen risiko coso-erm, as/nzs ISO 31000, basel, pbi, spip
 
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahpersamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintah
 
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidance
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidanceCSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidance
CSR as philanthropic strategy, intervening variable, promotion and tax avoidance
 
Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS
Nilai-nila Kepemimpinan Musa ASNilai-nila Kepemimpinan Musa AS
Nilai-nila Kepemimpinan Musa AS
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 

KORUPSI FINLANDIA

  • 1. Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014 1 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI FINLANDIA oleh: Moch Reza Agung Yudhalaksana (22) NPM: 134060018326 Semester VII D-IV Akuntansi Kelas BPKP Angkatan II, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan utsukushihito@gmail.com Abstrak –Finlandia adalah salah satu negara terbesar di kawasan Eropa Skandinavia. Indeks persepsi korupsi (IPK) Finlandia tahun 2013 berdasarkan hasil survey Lembaga Transparansi Internasional ada pada peringkat ke-3 dunia. Di lain pihak, Indonesia berada pada peringkat ke-114. Ketertinggalan Indonesia terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi di Finlandia tersebut memerlukan kajian mendalam, agar dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan prestasi atas pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia. Kata Kunci : Korupsi, Finlandia, NBI, NAO, OCRC, NCCP, Helsinski 1. PENDAHULUAN 1) Gambaran Umum Negara Finlandia Finlandianegeri asal Nokia dan Angry Bird ini adalah sebuah negara Republik dengan sistem pemerintahan Semi Presidensil, dengan Presiden sebagai Kepala Negara dan Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan. Finlandia yang memiliki luas wilayah 338.424km2 yang memiliki penduduk berjumlah sekitar 5,5 juta jiwa dan pendapatan per kapita sebesar USD46.000 atau setara Rp527 jutamerupakan salah satu negara termaju di dunia. 2) Peringkat Korupsi Finlandia di dunia Kemakmuran dan kemajuan Republik Finlandia tidak terlepas dari komitmen rakyat dan pemerintahannya untuk mencegah dan memberantas korupsi. Hal ini terlihat dari hasil survey Lembaga Transparansi Internasional yang memberikan peringkat ke-3 dunia untuk Finlandia dengan Skor 89 pada tahun 2013. Dengan skor tersebut,Finlandialebih unggul dari segi pencegahan dan pemberantasan korupsi dibandingkan dengan Indonesia yang bertengger pada peringkat ke-114 dengan skor 32 pada tahun 2013. 3) Tujuan Penulisan Paper Melalui paper ini, penulis mencoba menganalisis upaya pencegahan dan penanganan kasus korupsi diFinlandiasehingga menjadi peringkat ke-3 dunia sebagai negara terbersih yang bebas dari tindak pidana korupsi sehingga dari analisis tersebut menghasilkan faktor-faktor yang dapat ditiru oleh Indonesia dalam rangka melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yang sudah mengakar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga menjadi bahaya laten nasional yang harus segera dimusnahkan. 2. PEMBAHASAN 1) Persepsi Tentang Korupsi Negara Finlandia mendefinisikan korupsi sebagai eksploitasi posisi pengaruh untuk keuntungan pribadi. Hal ini mencakup penyuapan (aktif dan pasif), penggelapan, penyalahgunaan wewenang, dan memperkaya diri dengan kecurangan. 2) Pengaruh Budaya Terdapat nilai luhur kebudayaan yang menjadi faktor utama pencegahan korupsi di Finlandia, yaitu: (1) Obidience (sikap taat atau patuh terhadap hukum), (2) Honesty (sikap jujur kepada diri sendiri dan org lain dimana telah menjadi motto hidup bahwa Honesty is the best policy) (3) gaya hidup sederhana dan tidak konsumeris. (4) Keteladanan Pejabat mencerminkan perilaku masyarakat secara umum (5) Sektor Swasta menerapkan Best Practices, Fairness, dan Kejujuran. Para pengusaha di Finlandia meyakini bahwa kepatuhan terhadap peraturan adalah hal utama dalam menjalankan bisnisnya.
  • 2. Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014 2 3) Sistem Pendidikan Sistem pendidikan di Finlandia sangat tertata rapi dengan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) Kesetaraan kesempatan (equal opportunities), (2) Pendidikan komprehensif, (3) Kompetensi guru yang tinggi, (4) Pembinaan siswa dan pendidikan khusus bagi siswa yang membutuhkan perlakuan khusus, (5) Evaluasi partisipasi dan dorongan pemerintah dan masyarakat terhadap pendidikan, (6) Sistem pendidikan yang lentur berdasarkan pada penguatan kerja sama seluruh pemangku kepentingan pendidikan di Finlandia; (7) Pendidikan yang berorientasi pada siswa (student-oriented education), (8) Prinsip longlife learning. 4) Tata Hukum dan Administrasi Pemerintahan Hukum Finlandia mengharamkan dan mengkriminalisasi berbagai macam pelanggaran secara spesifik, yang diatur dalam: (1) Konstitusi, (2) Undang-Undang Prosedur Administrasi, (3) UU tentang Keterbukaan Kegiatan Pemerintah, (4) KUHP, (5) Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, (6) UU Akuntansi, (7) UU Auditing dan (8) UU Pengadaan Publik. Peradilan Finlandia mencakup: (1) Kantor Ombudsman Parlemen, (2) Kanselir Kehakiman (3) Pengadilan administratif (4) Kejaksaan (5) Kepolisian (6) National Bureau of Investigation (7) National Audit Office (8) OCRC (9) NCCP (10) Financial Supervision Authority Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana terdapat pasal-pasal khusus yang mengatur perbuatan-perbuatan pegawai pemerintah yang dikategorikan sebagai melanggar hukum, seperti menerima suap, melakukan pemerasan, menerima suap sebagai anggota parlemen, membocorkan rahasia jabatan, dan melanggar kewajiban jabatan. Kanselir Kehakiman dan Parlemen Ombudsman memonitor tindakan semua pegawai negeri dari tingkat tertinggi ke bawah. Keduanya independen, dengan kewenangan untuk menyelidiki tindakan anggota DPR, menteri dan bahkan kepala negara. Kantor Ombudsman secara khusus memantau pengumuman harta kekayaan. Konstitusi Finlandia mewajibkan pengisian jabatan publik harus didasarkan pada hukum dengan cara fit and proper test. Setiap warga negara tidak puas dengan keputusan administratif mengenai hak atau kewajibannya dapat menantang legalitas sebelum pengadilan administratif. Hak banding tercakup dalam ketentuan administratif Judicial Procedures Act. Undang- undang ini mewajibkan pengadilan administratif untuk memastikan bahwa setiap kasus diperiksa dengan benar. Oleh karena itu, pihak-pihak dalam persidangan biasanya mampu mengejar kasus mereka tanpa bantuan hukum profesional, yang memfasilitasi prosedur banding dan akses ke pemulihan hukum. Administrasi Mahkamah Agung adalah jalan terakhir dalam kasus-kasus administratif. Finlandia terinspirasi oleh tradisi legalis yang kuat yang ditegakkan oleh persyaratan kualifikasi yang jelas, kewajiban untuk menjelaskan secara terbuka alasan di balik semua keputusan, sistem pemasyarakatan yang efisien, metode investigasi state-of-the-art,serta anggaran, akuntansi dan audit yang modern. Semua ini, didukung oleh akses publik terhadap dokumen resmi dan kebebasan pers, mempermudahpendeteksian pelanggaran. Penggunaan kriteria profesional untuk menyelidiki kejahatan memastikan probabilitas tinggi bahwa pelaku tindak pidana korupsi akan diidentifikasi dan dihukum. Kewajiban untuk menjelaskan keputusan publik meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik dalam pemerintahan dan menghindari keputusan partisan dan bias. Pengawasan independen dari LSM, pelapor, sistem yang mapan juga membantu mencegah pelanggaran oleh desentralisasi kekuatan pegawai negeri. Desentralisasi kekuasaan memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi pemerintah dan menghindari sentralisasi yang berlebihan.
  • 3. Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014 3 5) Kejaksaan (Valtakunnansyyttäjä) Kejaksaan berada di bawah Kementerian Kehakiman yang terdiri dari 320 jaksa di kejaksaan distrik dan 13 jaksa di Kejaksaan Agung. Jaksa distrik berwenang melakukan penyidikan dan penuntutan atas semua jenis kasus kejaksaan. Sedangkan untuk kasus yang berdampak lebih luas seperti korupsi ditangani oleh Jaksa Negara. 6) National Bureau of Investigation (Keskusrikospoliisi) Biro Nasional Investigasi adalah sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Kepolisian Nasional Finlandia. Kepolisian sendiri berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri Finlandia. NBI sebagai pusat kegiatan intelijen berfokus pada kejahatan serius dan terorganisir. NBI juga bekerja sama dengan Interpol. Laboratorium Forensik kami bertanggung jawab atas forensik dan investigasi kejahatan adegan di Finlandia NBI memiliki kewenangan sebagai berikut: (1) Melawan kejahatan internasional dan terorganisir (2) Memberikan jasa spesialis dalam memerangi kejahatan (3) Menghasilkan up-to-date dan kesadaran situasional yang dapat diandalkan terhadap kejahatan dengan penekanan khusus pada kejahatan terorganisir (4) Memimpin proses pemilihan target dalam kasus-kasus kejahatan serius (5) Mengembangkan metode untuk memerangi kejahatan. Sejak tahun 2007, Biro Investigasi Nasional telah mengoperasikan unit anti – korupsi dengan fungsi utamanya adalah untuk mendeteksi pelanggaran ekonomi. Sumber daya yang ditujukan untuk unit anti - korupsi masih terbatas. Dalam prakteknya, hanya ada satu petugas yang terletak di National Bureau of Investigation. Fungsi utama dari orang ini adalah untuk menjaga dan memperbarui gambaran situasi nasional dalam hal korupsi, dan untuk mendukung deteksi dan penyelidikan kejahatan yang berkaitan dengan korupsi. 7) National Audit Office (Valtiontalouden tarkastusvirasto) Pengendalian administratif didesentralisasikan ke berbagai institusi pemerintah dan pencegahan korupsi ditangani oleh beberapa institusi. Hal ini dilakukan karena pemerintahan setempat tidak mempunyai lembaga khusus untuk menangani masalah korupsi. Audit internal pun akhirnya memegang peran penting dalam mencegah korupsi karena kedudukannya yang semi- otonomi dan fungsinya sebagai lembaga penelaah mekanisme pengendalian internal. Di samping itu, di Finlandia juga terdapat The National Audit Office (semacam BPK di Indonesia) yang mandiri. Tugasnya melakukan audit keuangan dan audit kinerja. Masyarakat dapat menyampaikan komplain/ keluhan atas berbagai masalah terkait dengan manajemen keuangan pemerintah, ekonomi publik, atau dugaan penyalahgunaan dana pemerintah. 8) Criminal Investigation of Corruption Criminal Investigation of Corruption (O.C.R.C.) atau Lembaga Investigasi Korupsi yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1998 ini bertugas hanya jika diminta oleh kejaksaan dan tidak dapat bertindak atas inisiatif sendiri. OCRC bertanggung jawab untuk: (1) Menyelidiki kejahatan yang kompleks dan serius serta pelanggaran kepentingan publik termasuk korupsi di sektor swasta; (2) Mendukung brigade polisi peradilan (judicial police) dalam menyelidiki pelanggaran dan kejahatan tersebut; (3) mendukung kegiatan dalam kasus menyelidiki pelanggaran yang dilakukan terkait dengan kontrak pengadaan publik dan subsidi publik. OCRC juga bertugas mengawasi urusan otorisasi, izin, dan persetujuan yang relatif rawan korupsi, (4) Mengelola dan memanfaatkan dokumentasi khusus dalam mencegah dan melawan korupsi. 9) Dewan Nasional untuk Pencegahan Kejahatan (Rikoksentorjunta/National Council for Crime Prevention) NCCP juga berperan dalam pencegahan korupsi. NCCP adalah sebuah otoritas di Finlandia yang bertugas mendampingi lembaga negara lain dalam mengembangkan dan melaksanakan pengukuran spesifik dalam aksi pencegahan korupsi.
  • 4. Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014 4 10)Keterwakilan Wanita di Parlemen Studi Bank Dunia tmenunjukkan korelasi antara keterwakilan perempuan di parlemen dan pos publik terhadap pencegahan korupsi dan budaya pertanggungjawaban. Hal ini menunjukkan pentingnya kesetaraan gender dalam mencegah korupsi. Perempuan berperan penting dalam administrasi publik di Finlandia sejak lama. Pada tahun 1906, Finlandia menjadi negara pertama di dunia yang memberikan hak baik untuk memilih dan mencalonkan diri untuk jabatan terpilih perempuan. 19 anggota parlemen perempuan terpilih dalam pemilihan umum pertama yang diselenggarakan di Finlandia pada tahun berikutnya adalah perintis untuk jenis kelamin mereka di bidang ini di seluruh dunia. Lebih dari sepertiga anggota Parlemen Finlandia dan Dewan Kota adalah perempuan, seperti setengah anggota kabinet saat ini. Menetapkan kuota jender memastikan keterwakilan perempuan yang lebih seimbang di semua tingkat pelayanan publik. Hal ini menjadikan Finlandia sebagai negara dengan tingkat keterwakilan perempuan tertinggi di dunia. 11)National Integrity System Finlandia juga membangun Sistem Integritas Nasional. Di Finlandia, Sistem Integritas Nasional mampu menciptakan masyarakat yang bersih, korupsi termasuk suap di sektor bisnis hampir nol. Supremasi hukum benar-benar ditegakkan.Sistem Integritas Nasional itulah, akhirnya menjadikan Finlandia tidak perlu mengeluarkan banyak keringat birokrasi dan proses produksi dunia usaha berjalan sangat efisien. 12)Indeks-indeks Pengukuran Tingkat Korupsi Berdasar Transparansi Internasional (1) Indeks Persepsi Korupsi peringkat 3 dari 177 negara dengan skor 89 dari 100. (2) Penegakan Konvensi Anti Suap OECD dengan peringkat “moderat” (3) Pengendalian dan penanganan kasus korupsi sebesar 98% pada tahun 2010. (4) Indeks Kompetitivitas Dunia dengan peringkat ke-3 dari 142 negara. (5) Independensi Lembaga Kehakiman peringkat ke-4 dari 142 negara. (6) Indeks Pembangunan SDM peringkat ke-22 dari 187 negara. (7) Penegakan Hukum dengan persentase 100% (8) Kebebasan Pers dengan peringkat ke-1 dari 179 negara (9) Kebebasan Bersuara dan Akuntabilitas dengan persentase 97%. 13)Barometer Korupsi Global Berdasarkan survey masyarakat terhadap penanganan korupsi di Finlandia, Transparansi Internasional melaporkan bahwa pelaporan penyuapan di Korea hanya sekitar 9% yang diekspos/dilaporkan. Hanya 36% masyarakat menganggap langkah pemerintah mengatasi korupsi telah efektir. Sekitar 29% masyarakat menganggap bahwa penanganan korupsi di korea mengalami stagnasi. Sekitar 46% menganggap terjadi peningkatan kasus korupsi, dan 25% menganggap bahwa korupsi menurun. Berdasarkan survey, bahwa lembaga yang paling korup adalah swasta. 14)Komitmen Pemerintah Finlandia Memberantas Korupsi (1) Menciptakan tata pemerintahan dan tata administrasi yang baik. Pegawai Negeri diberikan kebebasan untuk menjadi anggota partai, namun tetap menjaga integritas kinerjanya. Ketika terpilih menjadi anggota legislatif, PNS tersebut harus melepaskan jabatannya di pemerintahan selama menjadi anggota legislatif. (2) Untuk mendorong integritas, Pemerintah Finlandia meninggikan gaji PNS sehingga terjadi disparitas yang rendah antara pendapatan sektor swasta dengan pemerintah atau antar sesama PNS itu sendiri. Hal ini dilakukan dalam rangka menghapuskan kesenjangan sosial dan menghapuskan niatan individu untuk melakukan korupsi. (3) Mewajibkan kota dan daerah agar menegakkan transparansi dalam kontrak publik dengan pengusaha swasta. (4) Mengaktifkan unit anti - korupsi dari Biro Nasional Investigasi untuk secara efektif mendukung deteksi dan investigasi kejahatan terkait korupsi, dan untuk mengkoordinasikan prosedur anti - korupsi antara lembaga pemerintah. (5) Koordinasi prosedur anti - korupsi antara lembaga pemerintah (6) Berpartisipasi dalam kerjasama nasional dan internasional dengan otoritas yang kompeten. 15)Keunggulan Pemberantasan Korupsi Finlandia yang Patut Diteladani (1) Rasa yang kuat dari aturan hukum Pejabat publik dan warga menerima begitu saja bahwa hukum harus dan akan diikuti.
  • 5. Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014 5 (2) Pencegahan konflik kepentingan Persyaratan umum dan mutlak bahwa tidak ada pejabat publik (atau hakim) dapat berpartisipasi dalam membuat keputusan di mana ia (atau kerabat dekat atau tanggungan) memiliki kepentingan pribadi. (3) Refendary System Setiap keputusan harus ditandatangani oleh lebih dari satu institusi/pejabat berwenang. (4) Kesederhanaan dan transparansi administratif dan hukum Semua pihak yang berkepentingan dengan keputusan memiliki hak konstitusional untuk didengar oleh otoritas yang tepat, semua keputusan administratif dan peradilan harus dilakukan secara tertulis, dengan alasan substantif dan hukum untuk keputusan jelas ditata, dan instruksi yang diberikan untuk banding. (5) Pengawasan Publik Pengawasan publik terhadap kinerja pejabat publik dibudayakan dengan baik. Siapapun, dimanapun dapat meminta informasi mengenai dokumen yang dimiliki oleh otoritas publik, kecuali pengecualian tertentu yang ditetapkan dalam undang- undang. (6) Pendidikan dan kesadaran hukum Warga diberikan informasi tentang hak-hak mereka dan tentang hukum, dan akan berusaha keras untuk memiliki masalah ditangani dengan benar. (7) e-demokrasi Sebagian besar, aplikasi dan permintaan dapat disampaikan kepada pihak berwenang secara online. (8) Birokrasi Peradilan Pro Rakyat Kemudahan dan keterjangkauan birokrasi dan pengambilan jalur hukum bagi mereka yang percaya bahwa hak-hak mereka telah dilanggar. 16)Contoh Kasus Korupsi di Finlandia (1) Kebohongan Publik PM Jaatteenmaki Perdana Menteri (PM) perempuan pertama Finlandia, Anneli Jaatteenmaki harus mundur dari jabatannya bulan Juni 2003 setelah menduduki jabatannya selama 69 hari semenjak pelantikan karenamelakukan kebohongan publik terkait kebocoran informasi politik selama kampanye. Jaatteenmaki dituduh telah meminta informasi soal pembicaraan antara PM Paavo Liponnen dan Presiden Amerika Serikat George W. Bush, mengenai isu-isu Irak dan lainnya yang dijadikannya sebagai modal untuk memenangkan pemilu. Jaatteenmaki berdusta bahwa informasi soal pembicaraan isu Irak itu masuk begitu saja ke faksimilenya. Belakangan diketahui, Jaatteenmaki sengaja meminta informasi tadi dari pihak Kementerian Luar Negeri. (2) Korupsi Pembangunan Berdasarkan hasil audit keuangan tahun 2012 pada Kantor Konstruksi Publik Helsinski terdapat 6 orang yang ditangkap karena menerima suap dalam proyek pembangunan Kota Helsinski. Mantan Walikota Kota Espoo Marketta Kokkonen, dan Olavi Louko, direktur Espoo Teknis dan Lingkungan Jasa, menerima tuduhan penyuapan terkait dengan perusahaan konstruksi besar di tahun 2010. (3) Kasus Pajak PLTN Finlandia kehilangan potensi pajak sebesar 320 juta euro setiap tahun karena masih terbatasnya petugas pemeriksa pajak. Proyek pembangunan pabrik nuklir Olkiluoto dituduh menyelundupkan pekerja asing tanpa memberitahukan secara jelas untuk menghindari pengenaan pembayaran pajak atas pekerja asing. Controller atau polisi tidak punya akses informasi para pekerja. Setelah pemberitahuan keadaan kerja sering berubah. Selain itu para pekerja asing sering meninggalkan negara itu sebelum kasus pidana dievaluasi. Tenaga Kerja berubah banyak dan orang-orang yang bekerja tidak terdaftar dalam pajak atau register resmi lainnya. (4) Kasus Suap Koalisi Politik Direktur Mikko Laaksonen dari Administrasi Pajak menemukan pemilihan perusahaan dana untuk Koalisi Partai Nasional yang salah dikurangi biaya operasional perusahaan di tahun 1980-an. Pada tahun 1979 biaya iklan surat kabar di Helsinki yang dibiayai oleh Anggota Komite Pembangunan. Mikko Sauli diberitahu (Helsingin Sanomat 2012/11/05) bahwa organisasi pemuda politik memiliki kebiasaan melebih-lebihkan
  • 6. Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April2014 6 jumlah anggota mereka untuk memiliki lebih banyak dukungan keuangan negara. Semua partai besar menolak untuk memberikan daftar anggota mereka untuk otoritas pengendalian. Hal tersebut adalah ilegal. Partai-partai politik telah mengendalikan kebijakan. Dukungan negara itu pada tahun 2012 terbesar bagi Partai Centre € 670.000 dan Koalisi Partai Nasional € 657.000. Ilkka Kanerva Nasional Koalisi Partai dihukum pada bulan April 2012 karena menerima suap. Dia mengundurkan diri dari dewan Turku pada Mei 2012. (5) Penggelapan Pajak dan Suap Salora Pada tahun 1977 terjadi penggelapan pajak dan kasus suap. TV Nurmi dan Salora menjual televisi di nilai FMK 6 juta yang tidak dicatat dalam prosedur akuntansi selama 1970-1975. Dalam Imatra memulai sebuah pabrik baru Valco (biaya pembangunan FMK 265 juta) pada tahun 1978, yang mengalami kebangkrutan setelah dua tahun. Politisi dituduh menerima suap dari Salora (TV dan peralatan stereo). Tak satu pun dari politisi terkemuka divonis di pengadilan, tapi Koalisi Partai Sosial Demokrat hilang dalam pemilu berikutnya karena menerima (selain RKP, Liberal dan politisi partai pusat) dari Salora. Bror Wahlroos, ayah dari Björn Wahlroos, dituduh menerima peralatan audio stereo nilai FMK 2 ribu. Dia didenda sebesarFMK 3 ribu. Kepala direktur Salora dihukum karena suap lima menteri, dua sekretaris jenderal, satu gubernur dan 30 petugas pajak. Dipenjara selama 3,5 tahun. 3. SIMPULAN Korupsi di Finlandia sangat jarang terjadi disebabkan etika budaya yang menjunjung tinggi nilai kejujuran dan integritas. Selain itu pemerintah berkomitmen kuat dalam hal pemberantasan korupsi. Efektivitas kinerja dan kerja sama antar lembaga penegak hukum yang sinergis seperti kejaksaan, kepolisian, kehakiman, OCRC, NAO, NCCP menjadi faktor penting dalam penanganan kasus korupsi secara tuntas dan lugas. DAFTAR REFERENSI [1] Komisi Pemberantasan Korupsi. 2006. Memahami Untuk Membasmi: Buku Saku Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi. [2] Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Sosialisasi Program Anti Korupsi Tahun 2013. Jakarta: BPKP. [3] http://www.transparency.org/country#FIN_Data Research [4] http://en.wikipedia.org/wiki/Corruption_in_Finla nd [5] http://en.wikipedia.org/wiki/Finland [6] http://yle.fi/uutiset/finland_slips_in_corruption_i ndex/6965697 [7] http://www.envio.org.ni/articulo/3255 [8] http://www.icac.org.hk/newsl/issue29eng/button 3.htm [9] http://www.vksv.oikeus.fi/en/index.html [10] http://blog.transparency.org/2011/12/07/what- makes-new-zealand-denmark-finland-sweden- and-others-“cleaner”-than-most-countries/ [11] http://www.poliisi.fi/poliisi/krp/home.nsf/pages/ 5A23874F6668B910C225702F0023A86E?Open document [12] http://www.rikoksentorjunta.fi/en/Etusivu/Neuv osto [13] Joutsen, Matti; Keranen, Juha.2009.Ministry of Justice: Corruption and The Prevention of Corruption in Finland.Helsinski:Keili Oy [14] European Commission.2014.Annex Finland to the EU Anti-Corruption Report.Brussel: European Commission [15] GRECO.2013.Evaluation Report-Finland- Corruption Prevention in Respect of Members of Parliament, Judges, and Prosecutors. Strasbourg:GRECO.