SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
KELOMPOK 5
UPAYA PEMBERANTASAN
KORUPSI
Oleh :
1. Moh. Saputra Tambora
(NPP. 32. 0858)
2. M. Nurrachman Firlian
(NPP. 32. 0283)
3. Bintang Fitriyana Wibowo
(NPP. 32.
1. Represif
2. Perbaikan
Sistem
Strategi Cara Pemberantasan Korupsi
3. Edukasi dan
Kampanye
4. Strategi
Preventif
5. Strategi Detektif
1. Represif
Melalui strategi represif, KPK menjerat koruptor ke meja hijau, membacakan tuntutan, serta
menghadirkan saksi-saksi dan alat bukti yang menguatkan. Inilah tahapan yang dilakukan:
A. Penanganan Laporan Pengaduan Masyarakat
Bagi KPK, pengaduan masyarakat merupakan salah satu sumber informasi
terpenting. Sebagian besar kasus korupsi ditemukan melalui
pengaduan masyarakat. Sebelum memutuskan apakah suatu pengaduan dapat
masuk ke tahap penyidikan, KPK melakukan proses verifikasi dan review.
B. Penyelidikan
Kegiatan yang dilakukan KPK bertujuan untuk menemukan. Alat bukti yang
cukup. Bukti permulaan yang cukup dianggap ada jika ditemukan sedikitnya 2
alat bukti. Jika bukti permulaan yang cukup tidak ditemukan, penyidik ??2
menghentikan penyelidikan.
Jika kasus tersebut diusut, KPK akan melakukan sendiri penyidikan atau dapat
melimpahkan kasus kepada penyidik ??kepolisian atau kejaksaan. Jika
penyidikan dilimpahkan ke kepolisian atau kejaksaan, maka polisi atau
kejaksaan wajib mengoordinasikan dan melaporkan perkembangan penyidikan
kepada KPK.
C. Penyidikan
Tahap ini salah satunya ditandai dengan penetapan seseorang sebagai
tersangka. Jika ada dugaan kuat bahwa ada bukti permulaan yang cukup,
penyidik ??dapat menyita izin ketua pengadilan negeri. Pasal juga
memungkinkan penyidik ??KPK untuk terlebih dahulu memperoleh izin untuk
memanggil tersangka atau menahan tersangka yang pejabat publik yang
menurut undang-undang, tindakan polisi terhadap mereka harus diperoleh
terlebih dahulu.
Untuk kepentingan penyidikan, tersangka wajib memberikan keterangan kepada
penyidik ?? tentang segala harta bendanya dan harta benda pasangannya,
anak-anaknya dan harta benda orang lain atau perusahaan yang diketahui atau
dicurigai orang itu.
Terkait dengan perilaku koruptif tersangka. KPK tidak berwenang mengeluarkan.
Perintah penghentian penyidikan dan penuntutan kasus korupsi. Artinya, setelah
KPK menetapkan orang sebagai tersangka, prosesnya harus dilanjutkan hingga
penuntutan.
D. Penuntutan
Penuntutan dilakukan oleh penuntut umum setelah penyidik ??menerima berkas.
Dalam waktu 1 hari kerja setelah menerima berkas, berkas tersebut harus
diserahkan ke pengadilan negeri
Dalam hal ini, Penuntut Umum KPK dapat melakukan penahanan terhadap
tersangka selama 20 hari dan dapat diperpanjang lagi dengan izin pengadilan
untuk paling lama 30 hari. Pelimpahan ke Pengadilan Tipikor disertai berkas
perkara dan surat dakwaan. Dengan dilimpahkannya ke pengadilan,
kewenangan penahanan secara yuridis beralih ke hakim yang menangan
E. Pelaksanaan Putusan Pengadilan
Jaksa melakukan eksekusi dengan kekuatan hukum tetap. Untuk itu, panitera
mengirimkan salinan putusan kepada jaksa.
Istilah Hukum dalam Penanganan
Kasus Tindak Pidana Korupsi
● Saksi: Orang yang dapat memberikan keterangan untuk kepentingan penyidikan,
penuntutan, dan peradilan suatu perkara pidana yang pernah didengar, dilihat, dan
dialaminya sendiri.
● Tersangka: Seseorang yang berdasarkan perbuatan atau keadaannya, berdasarkan
bukti permulaan, patut diduga telah melakukan kejahatan.
● Terdakwa: Seorang tersangka yang dituntut, ditanyai, dan diadili oleh pengadilan.
● Dihukum: Seseorang yang dihukum oleh pengadilan dengan kekuatan hukum tetap.
● Tindakan perbaikan: Kejaksaan atau terdakwa dapat mengambil tindakan perbaikan
jika mereka menganggap keputusan pengadilan tingkat pertama di pengadilan distrik
tidak memuaskan.
● Kasasi: Upaya hukum dapat dilakukan oleh Penuntut Umum atau oleh termohon jika
keputusan akhir dari pengadilan selain Mahkamah Agung ditemukan tidak cukup.
● Inkrah: Putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
● Saksikan: Tindakan Hukum Luar Biasa Terhadap Mahkamah Agung setelah adanya
putusan yang berkekuatan hukum tetap
2. Perbaikan Sistem
Tidak dapat disangkal bahwa banyak sistem di Indonesia yang justru
menyisakan celah bagi terjadinya praktik korupsi. Misalnya, prosedur
kepegawaian menjadi lebih rumit, sehingga menimbulkan suap, dll.
Tentu saja, ada banyak lagi. Tidak hanya terkait dengan utilitas, tetapi juga
terkait dengan perizinan, pembelian barang dan jasa, dll. Tentu saja, perbaikan
diperlukan. Karena sistem yang baik dapat meminimalisir terjadinya korupsi.
Misalnya, melalui layanan publik online, sistem pemantauan terintegrasi, dll.
KPK juga telah melakukan berbagai upaya untuk membenahi sistem tersebut.
Berdasarkan berbagai kajian yang dilakukan, KPK memberikan rekomendasi
kepada kementerian/lembaga terkait untuk melakukan tindakan perbaikan.
Selain itu, juga dengan penataan pelayanan publik melalui koordinasi dan
pemantauan preventif (korsupgah), serta dengan mendorong transparansi
otoritas publik (PN). Sedangkan untuk mendorong transparansi dari
Penyelenggara Negara (PN), KPK menerima laporan dan bonus dari LHKPN.
Untuk LHKPN, setiap penyelenggara negara wajib melaporkan harta
kekayaannya kepada KPK.
Upaya pencegahan tertentu melalui pemantauan dan koordinasi preventif
(Korsupgah) yang dilakukan KPK bekerjasama dengan BPKP 70
● Dalam melaksanakan tugas koordinasinya, KPK berhak meminta laporan dari
instansi yang berwenang tentang pencegahan korupsi. Sedangkan dalam
pelaksanaan fungsi pengawasan, KPK berhak melakukan pengawasan,
penyidikan, atau pemeriksaan terhadap instansi yang menjalankan fungsi dan
kewenangannya terkait dengan pemberantasan korupsi dan Instansi
pelaksanaan tugas.
● Kegiatan Korsupgah yang dilakukan KPK meliputi perencanaan dan
penganggaran APBD, pengadaan barang dan jasa, utilitas rumah sakit,
pelayanan uji kelayakan kendaraan bermotor dan utilitas di PTSP.
● Berdasarkan pengamatan tersebut, KPK
kemudian mengidentifikasi masalah dan penyebabnya dalam proses
pelayanan publik dan APBD yang dikelola untuk program ketahanan pangan,
pertambangan dan pendapatan dan mengidentifikasi kelemahan dalam
sistem pengendalian internal dan risiko di unit kerja.
● Selain itu, KPK sedang menyusun rencana aksi pencegahan korupsi dan
peningkatan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk
mengurangi kemungkinan kejahatan korupsi dan tingkat korupsi.
3. Edukasi dan Kampanye
Salah satu hal penting dalam pemberantasan korupsi, adalah kesamaan
pemahaman mengenai tindak pidana korupsi itu sendiri. Dengan adanya
persepsi yang sama, pemberantasan korupsi bisa dilakukan secara tepat dan
terarah. Sayangnya, tidak semua masyarakat memiliki pemahaman seperti itu.
Contoh paling sederhana adalah ide ucapan terima kasih kepada PNS, yang
dianggap biasa saja. Contoh lainnya adalah tidak semua orang memiliki minat
yang sama terhadap korupsi.
Hanya karena mereka merasa “tidak mengenal” si pelaku, atau karena mereka
merasa “hanya orang biasa”, banyak orang merasa tidak memiliki kewajiban
moral untuk berpartisipasi.
4. Strategi Preventif
Upaya pencegahan atau preventif adalah upaya pencegahan korupsi untuk mengurangi
penyebab dan peluang seseorang melakukan perilaku korupsi. Upaya penahanan dapat
dipelopori dengan:
● Penguatan Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR.
● Memperkuat Mahkamah Agung dan tingkat peradilan di bawahnya.
● Mengembangkan kode etik di sektor publik.
● Mengembangkan kode etik di bidang partai politik, organisasi profesi dan asosiasi
bisnis.
● Terus-menerus mencari penyebab korupsi.
● Meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia atau personalia dan meningkatkan
kesejahteraan PNS.
● Memerlukan penyusunan rencana strategis dan pelaporan tanggung jawab kinerja
kepada instansi pemerintah.
● Meningkatkan kualitas penerapan sistem pengendalian manajemen.
● Pengelolaan Barang Milik Negara atau BKMN Lengkap.
● Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat.
● Kampanye menciptakan nilai atau value dalam skala nasional.
5. Strategi Detektif
Upaya Pendeteksian adalah upaya untuk mendeteksi terjadinya kasus korupsi
secara cepat, tepat dan biaya rendah. Jadi bisa langsung dilacak. Berikut upaya
detektif dalam mencegah korupsi:
● Memperbaiki sistem dan memantau pengaduan masyarakat.
● Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu.
● Pelaporan harta pribadi pemegang kekuasaan dan fungsi publik.
● Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di
kancah internasional.
● Peningkatan kemampuan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah atas
APFP dalam mendeteksi tindak pidana korupsi.
 Pembentukan Lembaga
Anti Korupsi
 Pencegahan Korupsi
di Sektor Publik
 Pencegahan Sosial dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Cara Pencegahan Korupsi
Pembentukan Lembaga Anti Korupsi
Kejaksaan Kepolisian
Komisi
Pemberantasan
Korupsi
……
……
…...
Pencegahan Korupsi di Sektor Publik
1) Memperkuat Dewan Perwakilan Rakyat
2) Memperkuat Mahkamah Agung dan jajaran peradilan di
bawahnya
3) Membangun kode etik di sektor publik
4) Membangun kode etik di sektor Parpol, Organisasi Profesi
dan Asosiasi Bisnis
5) Meneliti sebab-sebab perbuatan korupsi secara
berkelanjutan.
Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
Salah satu upaya pemberantasan
korupsi adalah dengan memberikan
hak akses informasi kepada
masyarakat. Harus ada sistem agar
publik (termasuk media) berhak
meminta semua informasi mengenai
kebijakan pemerintah yang berdampak
pada kehidupan banyak orang.
Kesimpulan
Korupsi berkaitan dengan kekuasaan karena
dengan kekuasaan itu penguasa dapat
menyalahgunakan kekuasaannya untuk
kepentingan pribadi, keluarga dan kroninya.
Pemberantasan korupsi, memerlukan kemaun
politik luar biasa sehingga Presiden sebagai kepala
Negara menjadi figur penting dalam menggerakan
dan mengordinasikan peran Polisi, Jaksa,
Pengadilan, dan KPK.
SEKIAN
TERIMA KASIH
“ Di pundak pemimpin yang bebas korupsi,
Di situlah masa depan negeri.“
- Najwa Shihab

More Related Content

Similar to Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx

Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Fathur Rohman
 
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-iPerbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Hello Katie
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
AiniAzahraErinatasya
 

Similar to Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx (20)

15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
pemberantasan korupsi di singapura
pemberantasan korupsi di singapurapemberantasan korupsi di singapura
pemberantasan korupsi di singapura
 
PPT PBAK - Pencegahan korupsi
PPT PBAK - Pencegahan korupsiPPT PBAK - Pencegahan korupsi
PPT PBAK - Pencegahan korupsi
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
 
Pendidikan anti korupsi - Perencanaan aksi pencegahan korupsi di Indonesia (I...
Pendidikan anti korupsi - Perencanaan aksi pencegahan korupsi di Indonesia (I...Pendidikan anti korupsi - Perencanaan aksi pencegahan korupsi di Indonesia (I...
Pendidikan anti korupsi - Perencanaan aksi pencegahan korupsi di Indonesia (I...
 
Strategi modul 1 submodul 4
Strategi modul 1 submodul 4Strategi modul 1 submodul 4
Strategi modul 1 submodul 4
 
Slate Materi Anti Korupsi Pramuka Sanggau ok.pdf
Slate Materi Anti Korupsi Pramuka Sanggau ok.pdfSlate Materi Anti Korupsi Pramuka Sanggau ok.pdf
Slate Materi Anti Korupsi Pramuka Sanggau ok.pdf
 
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
Materi 8 pemberantasan korupsi_negara_lain 2010_
 
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-iPerbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
Perbandingan kebijakan pemberantasan korupsi s h-i
 
Kb 3 pemberantasan-korupsi
Kb 3 pemberantasan-korupsiKb 3 pemberantasan-korupsi
Kb 3 pemberantasan-korupsi
 
PKN.pptx
PKN.pptxPKN.pptx
PKN.pptx
 
contoh upaya upaya pemberantasan korupsi
contoh upaya upaya pemberantasan korupsicontoh upaya upaya pemberantasan korupsi
contoh upaya upaya pemberantasan korupsi
 
pemberantasan korupsi di korea
pemberantasan korupsi di koreapemberantasan korupsi di korea
pemberantasan korupsi di korea
 
Solusi Pencegahan korupsi : Formula Vaksin Anti Korupsi
Solusi Pencegahan korupsi : Formula Vaksin Anti KorupsiSolusi Pencegahan korupsi : Formula Vaksin Anti Korupsi
Solusi Pencegahan korupsi : Formula Vaksin Anti Korupsi
 
Anti Korupsi
Anti KorupsiAnti Korupsi
Anti Korupsi
 
Tugas Kelompok 1
Tugas Kelompok 1Tugas Kelompok 1
Tugas Kelompok 1
 
Dialog rri
Dialog rriDialog rri
Dialog rri
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx

  • 1. KELOMPOK 5 UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI Oleh : 1. Moh. Saputra Tambora (NPP. 32. 0858) 2. M. Nurrachman Firlian (NPP. 32. 0283) 3. Bintang Fitriyana Wibowo (NPP. 32.
  • 2. 1. Represif 2. Perbaikan Sistem Strategi Cara Pemberantasan Korupsi 3. Edukasi dan Kampanye 4. Strategi Preventif 5. Strategi Detektif
  • 3. 1. Represif Melalui strategi represif, KPK menjerat koruptor ke meja hijau, membacakan tuntutan, serta menghadirkan saksi-saksi dan alat bukti yang menguatkan. Inilah tahapan yang dilakukan: A. Penanganan Laporan Pengaduan Masyarakat Bagi KPK, pengaduan masyarakat merupakan salah satu sumber informasi terpenting. Sebagian besar kasus korupsi ditemukan melalui pengaduan masyarakat. Sebelum memutuskan apakah suatu pengaduan dapat masuk ke tahap penyidikan, KPK melakukan proses verifikasi dan review. B. Penyelidikan Kegiatan yang dilakukan KPK bertujuan untuk menemukan. Alat bukti yang cukup. Bukti permulaan yang cukup dianggap ada jika ditemukan sedikitnya 2 alat bukti. Jika bukti permulaan yang cukup tidak ditemukan, penyidik ??2 menghentikan penyelidikan.
  • 4. Jika kasus tersebut diusut, KPK akan melakukan sendiri penyidikan atau dapat melimpahkan kasus kepada penyidik ??kepolisian atau kejaksaan. Jika penyidikan dilimpahkan ke kepolisian atau kejaksaan, maka polisi atau kejaksaan wajib mengoordinasikan dan melaporkan perkembangan penyidikan kepada KPK. C. Penyidikan Tahap ini salah satunya ditandai dengan penetapan seseorang sebagai tersangka. Jika ada dugaan kuat bahwa ada bukti permulaan yang cukup, penyidik ??dapat menyita izin ketua pengadilan negeri. Pasal juga memungkinkan penyidik ??KPK untuk terlebih dahulu memperoleh izin untuk memanggil tersangka atau menahan tersangka yang pejabat publik yang menurut undang-undang, tindakan polisi terhadap mereka harus diperoleh terlebih dahulu.
  • 5. Untuk kepentingan penyidikan, tersangka wajib memberikan keterangan kepada penyidik ?? tentang segala harta bendanya dan harta benda pasangannya, anak-anaknya dan harta benda orang lain atau perusahaan yang diketahui atau dicurigai orang itu. Terkait dengan perilaku koruptif tersangka. KPK tidak berwenang mengeluarkan. Perintah penghentian penyidikan dan penuntutan kasus korupsi. Artinya, setelah KPK menetapkan orang sebagai tersangka, prosesnya harus dilanjutkan hingga penuntutan.
  • 6. D. Penuntutan Penuntutan dilakukan oleh penuntut umum setelah penyidik ??menerima berkas. Dalam waktu 1 hari kerja setelah menerima berkas, berkas tersebut harus diserahkan ke pengadilan negeri Dalam hal ini, Penuntut Umum KPK dapat melakukan penahanan terhadap tersangka selama 20 hari dan dapat diperpanjang lagi dengan izin pengadilan untuk paling lama 30 hari. Pelimpahan ke Pengadilan Tipikor disertai berkas perkara dan surat dakwaan. Dengan dilimpahkannya ke pengadilan, kewenangan penahanan secara yuridis beralih ke hakim yang menangan E. Pelaksanaan Putusan Pengadilan Jaksa melakukan eksekusi dengan kekuatan hukum tetap. Untuk itu, panitera mengirimkan salinan putusan kepada jaksa.
  • 7. Istilah Hukum dalam Penanganan Kasus Tindak Pidana Korupsi ● Saksi: Orang yang dapat memberikan keterangan untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan suatu perkara pidana yang pernah didengar, dilihat, dan dialaminya sendiri. ● Tersangka: Seseorang yang berdasarkan perbuatan atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan, patut diduga telah melakukan kejahatan. ● Terdakwa: Seorang tersangka yang dituntut, ditanyai, dan diadili oleh pengadilan. ● Dihukum: Seseorang yang dihukum oleh pengadilan dengan kekuatan hukum tetap. ● Tindakan perbaikan: Kejaksaan atau terdakwa dapat mengambil tindakan perbaikan jika mereka menganggap keputusan pengadilan tingkat pertama di pengadilan distrik tidak memuaskan. ● Kasasi: Upaya hukum dapat dilakukan oleh Penuntut Umum atau oleh termohon jika keputusan akhir dari pengadilan selain Mahkamah Agung ditemukan tidak cukup. ● Inkrah: Putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. ● Saksikan: Tindakan Hukum Luar Biasa Terhadap Mahkamah Agung setelah adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap
  • 8. 2. Perbaikan Sistem Tidak dapat disangkal bahwa banyak sistem di Indonesia yang justru menyisakan celah bagi terjadinya praktik korupsi. Misalnya, prosedur kepegawaian menjadi lebih rumit, sehingga menimbulkan suap, dll. Tentu saja, ada banyak lagi. Tidak hanya terkait dengan utilitas, tetapi juga terkait dengan perizinan, pembelian barang dan jasa, dll. Tentu saja, perbaikan diperlukan. Karena sistem yang baik dapat meminimalisir terjadinya korupsi. Misalnya, melalui layanan publik online, sistem pemantauan terintegrasi, dll. KPK juga telah melakukan berbagai upaya untuk membenahi sistem tersebut. Berdasarkan berbagai kajian yang dilakukan, KPK memberikan rekomendasi kepada kementerian/lembaga terkait untuk melakukan tindakan perbaikan.
  • 9. Selain itu, juga dengan penataan pelayanan publik melalui koordinasi dan pemantauan preventif (korsupgah), serta dengan mendorong transparansi otoritas publik (PN). Sedangkan untuk mendorong transparansi dari Penyelenggara Negara (PN), KPK menerima laporan dan bonus dari LHKPN. Untuk LHKPN, setiap penyelenggara negara wajib melaporkan harta kekayaannya kepada KPK. Upaya pencegahan tertentu melalui pemantauan dan koordinasi preventif (Korsupgah) yang dilakukan KPK bekerjasama dengan BPKP 70 ● Dalam melaksanakan tugas koordinasinya, KPK berhak meminta laporan dari instansi yang berwenang tentang pencegahan korupsi. Sedangkan dalam pelaksanaan fungsi pengawasan, KPK berhak melakukan pengawasan, penyidikan, atau pemeriksaan terhadap instansi yang menjalankan fungsi dan kewenangannya terkait dengan pemberantasan korupsi dan Instansi pelaksanaan tugas.
  • 10. ● Kegiatan Korsupgah yang dilakukan KPK meliputi perencanaan dan penganggaran APBD, pengadaan barang dan jasa, utilitas rumah sakit, pelayanan uji kelayakan kendaraan bermotor dan utilitas di PTSP. ● Berdasarkan pengamatan tersebut, KPK kemudian mengidentifikasi masalah dan penyebabnya dalam proses pelayanan publik dan APBD yang dikelola untuk program ketahanan pangan, pertambangan dan pendapatan dan mengidentifikasi kelemahan dalam sistem pengendalian internal dan risiko di unit kerja. ● Selain itu, KPK sedang menyusun rencana aksi pencegahan korupsi dan peningkatan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mengurangi kemungkinan kejahatan korupsi dan tingkat korupsi.
  • 11. 3. Edukasi dan Kampanye Salah satu hal penting dalam pemberantasan korupsi, adalah kesamaan pemahaman mengenai tindak pidana korupsi itu sendiri. Dengan adanya persepsi yang sama, pemberantasan korupsi bisa dilakukan secara tepat dan terarah. Sayangnya, tidak semua masyarakat memiliki pemahaman seperti itu. Contoh paling sederhana adalah ide ucapan terima kasih kepada PNS, yang dianggap biasa saja. Contoh lainnya adalah tidak semua orang memiliki minat yang sama terhadap korupsi. Hanya karena mereka merasa “tidak mengenal” si pelaku, atau karena mereka merasa “hanya orang biasa”, banyak orang merasa tidak memiliki kewajiban moral untuk berpartisipasi.
  • 12. 4. Strategi Preventif Upaya pencegahan atau preventif adalah upaya pencegahan korupsi untuk mengurangi penyebab dan peluang seseorang melakukan perilaku korupsi. Upaya penahanan dapat dipelopori dengan: ● Penguatan Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR. ● Memperkuat Mahkamah Agung dan tingkat peradilan di bawahnya. ● Mengembangkan kode etik di sektor publik. ● Mengembangkan kode etik di bidang partai politik, organisasi profesi dan asosiasi bisnis. ● Terus-menerus mencari penyebab korupsi. ● Meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia atau personalia dan meningkatkan kesejahteraan PNS. ● Memerlukan penyusunan rencana strategis dan pelaporan tanggung jawab kinerja kepada instansi pemerintah. ● Meningkatkan kualitas penerapan sistem pengendalian manajemen. ● Pengelolaan Barang Milik Negara atau BKMN Lengkap. ● Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat. ● Kampanye menciptakan nilai atau value dalam skala nasional.
  • 13. 5. Strategi Detektif Upaya Pendeteksian adalah upaya untuk mendeteksi terjadinya kasus korupsi secara cepat, tepat dan biaya rendah. Jadi bisa langsung dilacak. Berikut upaya detektif dalam mencegah korupsi: ● Memperbaiki sistem dan memantau pengaduan masyarakat. ● Pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi keuangan tertentu. ● Pelaporan harta pribadi pemegang kekuasaan dan fungsi publik. ● Partisipasi Indonesia pada gerakan anti korupsi dan anti pencucian uang di kancah internasional. ● Peningkatan kemampuan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah atas APFP dalam mendeteksi tindak pidana korupsi.
  • 14.  Pembentukan Lembaga Anti Korupsi  Pencegahan Korupsi di Sektor Publik  Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Cara Pencegahan Korupsi
  • 15. Pembentukan Lembaga Anti Korupsi Kejaksaan Kepolisian Komisi Pemberantasan Korupsi
  • 16. …… …… …... Pencegahan Korupsi di Sektor Publik 1) Memperkuat Dewan Perwakilan Rakyat 2) Memperkuat Mahkamah Agung dan jajaran peradilan di bawahnya 3) Membangun kode etik di sektor publik 4) Membangun kode etik di sektor Parpol, Organisasi Profesi dan Asosiasi Bisnis 5) Meneliti sebab-sebab perbuatan korupsi secara berkelanjutan.
  • 17. Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Salah satu upaya pemberantasan korupsi adalah dengan memberikan hak akses informasi kepada masyarakat. Harus ada sistem agar publik (termasuk media) berhak meminta semua informasi mengenai kebijakan pemerintah yang berdampak pada kehidupan banyak orang.
  • 18. Kesimpulan Korupsi berkaitan dengan kekuasaan karena dengan kekuasaan itu penguasa dapat menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi, keluarga dan kroninya. Pemberantasan korupsi, memerlukan kemaun politik luar biasa sehingga Presiden sebagai kepala Negara menjadi figur penting dalam menggerakan dan mengordinasikan peran Polisi, Jaksa, Pengadilan, dan KPK.
  • 19. SEKIAN TERIMA KASIH “ Di pundak pemimpin yang bebas korupsi, Di situlah masa depan negeri.“ - Najwa Shihab