SlideShare a Scribd company logo
1 of 122
Download to read offline
PESERTA LATSAR PEMERINTAH
KABUPATEN KARAWANG
ANGKATAN 06 TAHUN 2019
PENDAHULUAN DENGAN ANIMASI
BERANTAS KKN
➢Mata Diklat ini memfasilitasi
pembentukan nilai-nilai dasar anti
korupsi pada peserta Diklat melalui
pembelajaran penyadaran anti korupsi,
menjauhi perilaku korupsi, membangun
sistem integritas, proses internalisasi
nilai-nilai dasar anti korupsi beserta
analisis dampaknya.
➢Mata Diklat disajikan berbasis
pengalaman langsung (experiential
learning), dengan penekanan pada
proses internalisasi nilai-nilai dasar
tersebut, melalui kombinasi metode
ceramah interaktif, diskusi, studi kasus,
simulasi, menonton film pendek, studi
lapangan dan demonstrasi.
➢Keberhasilan peserta dinilai dari
kemampuanya mengaktualisasian nilai-
nilai dasar anti korupsi dalam
pelaksanaan tugas jabatannya
Setelah mengikuti pembelajaran ini
para peserta diharapkan mampu
membentuk sikap dan perilaku yang
amanah, jujur dan mampu mencegah
terjadinya korupsi di lingkungannya.
1) Menyadari dampak perilaku dan tindak
pidana korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat, dan bangsa;
2) Menjelaskan cara-cara menghindari perilaku
dan tindak pidana korupsi;
3) Menjelaskan pembangunan sistem integritas
untuk mencegah terjadinya korupsi di
lingkungannya.
Kata korupsi berasal dari bahasa latin
yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan.
Selaras dengan kata asalnya, korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar
biasa, salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup,
pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi
dalam kurun waktu yang pendek, namun
dapat berdampak secara jangka panjang.
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini
peserta Latsar dapat:
1. menjelaskan berbagai dampak dari
perilaku dan tindak pidana korupsi
2. memahami pengertian korupsi
3. mengetahui delik-delik tindak pidana
korupsi
4. memiliki niat, semangat dan komitmen
melakukan pemberantasan korupsi
5. membuat impian Indonesia yang
bebas dari korupsi.
Kehidupan telah diciptakan dengan
penuh harmoni, semua berjalan sesuai
dengan orbitnya, ketika sesuatu mengalami
penyimpangan maka terjadi kerusakan di
muka bumi.
Film pendek berdurasi + 15 menit
berhubungan dengan dampak
perilaku KORUPSI
Silakan perhatikan, maknai, renungkan dan
tuliskan apa yang terlintas pada pola pikir
saudara terhadap aktivitas tersebut
Dampak Korupsi
perbedaan yang ada di
depan mata & tanpa jarak
RENUNGKAN INFORMASI INI
➢ Negara korup harus membayar
hutang yang lebih besar.
➢ Harga infrastruktur lebih tinggi
➢ Tingkat korupsi yang lebih tinggi meningkatkan
ketimpangan pendapatan dan kemiskinan.
➢ Korupsi menurunkan investasi dan karenanya
menurunkan pertumbuhan ekonomi.
➢ Negara-negara yang dianggap memiliki tingkat
korupsi yang relatif rendah selalu menarik investasi
lebih banyak daripada negara rentan korupsi.
www.phylopop.com
Dibalik semua fenomena kehidupan yang mengandung
kerusakan selalu ada kaitannya dengan korupsi:
1.Fenomena tentang kerusakan hutan atau lingkungan,
2.Fenomena tentang bangunan yang cepat rusak,
3.Fenomena penegakan hukum yang tidak dapat tegak
dan berlaku adil,
4.Fenomena layanan yang lama, sulit dan birokrasinya
panjang,
5.Fenomena merebaknya narkoba,
6.Fenomena negara dengan sumber daya alam yang
melimpah namun tidak dapat memberikan
kesejahteraan bagi rakyatnya, dan
7.Fenomena-fenomena lainnya.
Gambarlah
Jenis dan
Dampak Korupsi
seperti membuat
sebuah komik
Semua tujuan anda, tujuan organisasi, tujuan
nasional hanya akan menjadi mimpi belaka
selama korupsi masih
menyertai dalam setiap
proses pencapaiannya.
Tindak Pidana adalah suatu
perbuatan yang diancam
dengan pidana oleh Undang-
Undang, bertentangan
dengan hukum, dilakukan
dengan kesalahan oleh
seseorang yang mampu
bertanggungjawab
Korupsi berasal dari Bahasa
Latin Coruptio dan Corruptus
yang berarti kerusakan atau
kebobrokan.
Dalam Bahasa Yunani
Corruptio perbuatan yang tidak
baik, buruk, curang, dapat
disuap, tidak bermoral,
menyimpang dari kesucian,
melanggar norma-norma agama,
material, mental, dan umum.
E t i m o l o g i …
Bhs. Inggris Bhs. Perancis
Bhs. Belanda
Corruption,
Corrupt
Corruption Corruptie,
Korruptie
Jahat, rusak,
curang
Rusak
Istilah “korupsi” yang dipakai di Indonesia
merupakan turunan dari bahasa Belanda
C = CORRUPTION
M = MONOPOLY OF FOWER
D = DISCRETION OF OFFICIAL
A = ACCOUNTABILITY
Pressure
Opportunity
Rationalization
Capability
Korup = suka menerima uang
sogok, menyelewengkan uang
/barang milik perusahaan atau
negara, menerima uang
dengan menggunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi
(kamus hukum, 2002)
Korupsi = tingkah laku/tindakan seseorang/
lebih yang melanggar norma-norma yang ber-
laku dengan menggunakan dan/atau menya-
lahgunakan kekuasaan/kesempatan melalui
proses pengadaan, penetapan pungutan pe-
nerimaan/pemberian fasilitas/jasa lainnya yang
dilakukan pada kegiatan penerimaan dan/atau
pengeluaran uang/kekayaan, penyimpanan
uang/kekayaan dengan tujuan keuntungan
pribadi/golongannya sehingga langsung/ tidak
langsung merugikan kepentingan/keuntungan
negara/masyarakat
(Juniadi Suwartojo)
Tindak pidana korupsi:
Tindakan yang mengakibatkan kerugian
keuangan negara, suap-menyuap,
penggelapan dalam jabatan, pemerasan,
perbuatan curang, benturan kepentingan
dalam pengadaan, gratifikasi, dan tindakan
lain yang mendukung terjadinya tindak atau
perilaku korupsi
(UU No 31/1999 jo UU No. 20/2001 tentang
Tindak Pidana Korupsi)
44
• Skor IPK 2013 Indonesia 3.2,
di ASEAN peringkat 114 dari
177 negara
• Persepsi Korupsi menurut
pebisnis – gambaran
pelayanan publik
• PERC – Annual Graft
Ranking, skor Indonesia 2006
= 8,16.
• 2004, 2005, dan 2006
terkorup se-Asia.
PERC
Ltd.
• Barometer Korupsi Global
→ Korupsi sudah terjadi di
semua sektor.
• Global
Competitiveness
Report : 2014
Indonesia ranking 34
dari 144 Negara di
ASEAN Institute of
Management
Development
(IMD) Geneva
• Growth
Competitiveness Index
→ Indonesia ranking 50
dengan skor 4,26.
• Jumlah hari
mendapatkan ijin di
Indonesia → contoh
waktu yang diperlukan
untuk mengurus ijin-ijin
tertentu di Indonesia.
• Indikator Kemudahan
Melakukan Bisnis →
waktu menunggu
persetujuan ijin-ijin relatif
lebih lama dibanding
negara Asia lain.
Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Kontrol
Masyarakat
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah
Evaluasi dan Penilaian
Kinerja Anggaran
Out Come Jangka Pendek
& Jangka Panjang
Implementasi
Alokasi Sektor,
Pelaksanaan,
serta Pengawasan Format
Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
KORUPSI TRANSAKTIF :
Korupsi yang menunjukkan
adanya kesepakatan timbal
balik antara pemberi dan
penerima demi keuntungan
bersama. Kedua pihak sama-
sama aktif menjalankan
perbuatan tersebut.
1
KORUPSI EKSTROAKTIF :
Korupsi yang menyatakan ben-tuk-
bentuk korelasi (penekan-an)
dimana pihak pemberi dipaksa
untuk memberikan suap guna
mencegah kerugian yang
mengancam dirinya, kepentingan
orang-orangnnya, serta hal-hal
yang dihargainya.
2
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
KORUPSI INVESTIF :
Korupsi yang melibatkan
suatu penawaran barang atau
jasa tanpa adanya pertalian
langsung dengan keuntungan
yang memberi. Keuntungan
diharapkan akan terjadi atau
akan diperoleh dimasa yang
akan datang.
3
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
KORUPSI NEPOTISME :
korupsi yang berupa
pemberian kelakuan khusus
kepada teman atau yang
memiliki kedekatan hubungan
dalam rangka menduduki
jabatan politik.
4
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
KORUPSI AUTOGENIK :
Korupsi yang dilakukan
individu kerena mempunyai
kesem-patan untuk
mendapatkan keuntungan
dari pengetahuan dan
pemahamannya atas sesuatu
yang diketahuinya sendiri.
5
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
KORUPSI SUPORTIF :
Korupsi yang mengacu pada
penciptaan suasana kondusif untuk
melindungi atau mempertahankan
keberadaan tindak pidana korupsi
yang dilakukan.
6
KORUPSI DEFENSIF :
Korupsi yang terpaksa dilakukan dalam
rangka mempertahankan diri dari
pemerasan.
7
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
Tindak Pidana Korupsi
adalah suatu perbuatan
yang diancam dengan
pidana oleh Undang-
Undang bertentangan
dengan hukum, dilakukan
dengan kesalahan oleh
seseorang yang mampu
bertanggungjawab.
Menurut UU Nomor 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 Kelompok TIPIKOR di
Indonesia yang terdiri dari:
1. Kerugian keuangan negara (2, 3)
2. Suap menyuap (5:1.a, 5:1.b, 13, 5:2, 12.a,
12.b, 11, 6:1.a, 6:1.b, 6:2, 12.c, 12.d)
3. Pemerasan (12.e-g)
4. Perbuatan curang (7:1.a-d, 7:2, 12.h)
5. Penggelapan dalam jabatan (8, 9, 10.a-c)
6. Benturan kepentingan dlm pengadaan (12.i)
7. Gratifikasi (12.b jo 12.c)
Pidana lain
terkait
korupsi
Rintangi proses
pemeriksaan (21)
Saksi/ahli tdk beri
ket. Atau beri ket.
palsu (22 jo 35)
Tidak beri ket.
atau beri ket.
palsu (12 jo 28)
Bank tdk beri ket.
rek tersangka (22
jo 29)
Orang yg pegang
rahasia jabatan tdk
beri ket. atau beri
ket. Palsu (22 jo 36)
Saksi buka
identitas pelapor
(24 jo 31)
Spiritual Accountability
(Pertanggungjawaban Kerohanian)
Itulah sebabnya mengapa
seseorang dapat melaksanakan
pekerjaan dengan hasil yang
berbeda dengan orang lain, atau
mengapa suatu instansi dengan
instansi yang lainnya dapat
menghasilkan kuantitas dan
kualitas yang berbeda terhadap
suatu pekerjaan yang sama
BENTUK Spiritual Accountability
(Pertanggungjawaban Kerohanian)
Spiritual
accountabilit
y
Niat
Baik
Visi
&
Misi
Baik
Usaha
terbaik
LATIHAN
KELOMPOK
Buatlah simbol yang
berhubungan dengan Anti Korupsi,
kemudian simbol tersebut:
a. Dilakukan simulasi seakan-akan semakin kuat
dan semakin menempel pada diri Saudara
b. Dirangkai menjadi suatu simbol menyeluruh
yang merupakan konsep kesadaran diri Saudara
yang utuh dan terintegrasi, sehingga setiap
Saudara ingat akan simbol menyeluruh
tersebut, maka diri Saudara langsung secara
otomatis ingat dan langsung memiliki
kesadaran diri yang memuncak.
BERAGAM SIMBOL YANG BISA
SAUDARA BUAT
DREAMTEGRITY
Impian Indonesia Berintegritas
Level komitmen yang semakin tinggi akan
memudahkan untuk mendapatkan impian
Indonesia yang bebas dari korupsi (Indonesia
dengan budaya integritas yang tinggi)
Membuat kolase impian Indonesia Masa
depan. (menggunakan potongan gambar yang
disediakan kemudian dipresentasikan / film /
ilustrasi)
• Latihan/tugas
• Refleksi/perenungan
Negeri ini butuh para pemimpin yang sdh
selesai dengan dirinya. Ia tidak identik dengan
orang kaya, karena tidak sedikit orang kaya pun
terus mencari tambahan kekayaannya lewat
korupsi.
Mereka adalah yang:
1.Berorientasi pada pengabdian
2.Kompeten
3.Bahagia
Tunas integritas merupakan
terjemahan dari konsep yg
berprinsip bahwa manusia
sbg faktor kunci perubahan,
dan pendekatan yang se-
utuhnya terkait manusia sbg
makhluk dengan aspek jas-
mani dan rohani, serta
makhluk sosial yg harus
berinteraksi dengan
lingkungannya.
• Menjadi jembatan masa depan kesuksesan
organisasi, mereka menjadi kumpulan
orang yg sll terdepan utk memastikan
tujuan org tercapai;
• Membangun sistem integritas,
berpartisipasi aktif dlm pembangunan
sistem integritas hingga semua peluang
korupsi dan berbagai penyimpangan
lainnya dpt ditutupi;
• Mempengaruhi orang lain, khususnya mitra
kerja untuk berintegritas tinggi.
SHADR
RAGU-RAGU
BURUK
BAIK
KONASI
EMOSI
KOGNISI
LUBB
FUAD
QALB
KONDISI
SQ
BERANI KUKUH
INGAT
SABAR
PEMURA
H
PNYG
ARIF
KAPABILITI
LINKUNGAN
IHSAN
KOMPETENSI
GEN
IBADAH
IMAN
EQ
IQ
SQ
MELIHAT
IMAN
IBADAH
IHSAN
CINT
A
MALU
TAKUT
FENOMENA
ALAM
CIPT
ALAM
MERASAKAN
CINT
A
MALU
TAKUT
FENOMENA
ALAM
CIPT
ALAM
MERASAKAN
Mata Tuhan ada disegala
tempat, mengawasi orang jahat
dan orang baik. Amsal 15 : 34
Komitmen Integritas
Saat Saudara telah mencapai
KESADARAN ANTI KORUPSI
secara menyeluruh dan utuh,
maka hal tersebut tidak hanya
sampai menjadi Semangat,
namun akan terus bergerak
hingga menjadi KOMITMEN
INTEGRITAS. Saudara sudah
melangkah lebih jauh, bukan
sekedar menghindar namun
mencari solusi terhadap fenomena
korupsi.
TUGAS SAUDARA
• Baca setiap kasus yang
telah Saudara terima
• Analisis kasus tersebut
dengan menguraikan
juga bentuk tindak
pidana yang dikenakan
• Buatlah kesimpulannya
dengan menempelkan
hasil analisa kasus
tersebut ke salah satu
flipchart bedah kasus di
hadapan saudara
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik Lingkar
Madani Ray Rangkuti menilai sanksi pencabutan hak
politik bisa menjadi peringatan tegas bagi para politisi
untuk menjauhi praktik korupsi.
Menurutnya, pencabutan tersebut bisa diterapkan jika
politisi terbukti melakukan tindak pidana korupsi.
“Mereka yang melakukan korupsi itu adalah
menyangkut kejahatan terhadap hak publik. Nah apa
maksudnya? Rata-rata itu mereka menyalahgunakan
kekuasaannya dalam rangka untuk korupsi,” kata Ray
di Sanggar Prathivi Building, Jakarta, Kamis
(19/4/2018).
Ray menegaskan, para mantan koruptor telah
mengkhianati hak politik yang telah diberikan oleh
rakyat. Sehingga, negara bisa melakukan pencabutan
hak itu melalui mekanisme hukum yang berlaku.
Ia juga melihat sanksi pidana belum efektif
menimbulkan efek jera bagi para koruptor. Sebab, kata
dia, ada beberapa kasus mantan narapidana korupsi
kembali terjun dalam pusaran korupsi.
“Kenyataannya politisi ini sangat takut sekali kalau hak
politiknya dicabut, jadi ada pikiran lebih baik di penjara
5 tahun daripada hak politiknya dicabut. Dalam pikiran
saya tidak ada mantan koruptor yang betul betul
bertaubat setelah di penjara,” ujarnya.
9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
J
U
J
U
R
•Selalu berbicara dan berbuat sesuai
dengan fakta (konsisten),
•Tidak melakukan perbuatan curang,
•Tidak berbohong,
•Tidak mengakui milik orang lain sebagai
miliknya
9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
P
E
D
U
L
I
•Menjaga diri dan lingkungan agar tetap
konsisten dengan aturan yang berlaku,
•Selalu berusaha untuk menjadi teladan
dalam menegakkan disiplin, kejujuran,
dan tanggung jawab bersama
9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
M
A
N
D
I
R
I
•Selalu menuntaskan pekerjaan tanpa
mengandalkan bantuan dari orang lain,
•Tidak menyuruh atau menggunakan
kewenangannya untuk menyuruh orang
lain untuk sesuatu yang mampu
dikerjakan sendiri
9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
DISIPLIN
Berkomitmen untuk selalu berperilaku
konsisten dan berpegang teguh pada
aturan yang ada dalam semua kegiatan
TANGGUN
G
JAWAB
Selalu menyelesaikan pekerjaan atau
tugas-tugas secara tuntas dengan hasil
terbaik
9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
KERJA
KERAS
•Selalu berupaya untuk menuntaskan
suatu pekerjaan dengan hasil yang
terbaik,
•Menghindari perilaku instan (jalan
pintas) yang mengarah pada
kecurangan
9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
SEDERHANA
•Selalu berpenampilan apa adanya,
tidak berlebihan, tidak pamer dan tidak
ria
9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
B
E
R
A
N
I
•Berani jujur,
•Berani menolak ajakan untuk berbuat
curang,
•Berani melaporkan adanya kecurangan,
•Berani mengakui kesalahan
ADIL
•Selalu menghargai perbedaan,
•Tidak pilih kasih
Film pendek berdurasi 10 menitan
berhubungan dengan dampak
perilaku KORUPSI
Silakan perhatikan, maknai, renungkan
dan tuliskan apa yang terlintas pada pola
pikir saudara terhadap aktivitas tersebut
1. Silakan susun organisasi kelompok yang terdiri dari:
seorang ketua, seorang penulis, seorang moderator,
dua orang penyaji, dan tiga orang anggota.
2. Rembugkan nama kelompok yang supaya lebih
terkesan dan bermakna anti korupsi merupakan
singkatan dari Sembilan nilai anti korupsi, misalnya:
3. Pokok bahasan kelompok berhubungan
dengan aktivitas atau kegiatan rutinitas
baik di lingkungan tempat kerja maupun di
lingkungan tempat tinggal.
4. Alur materi pembahasan meliputi:
➢ Kasus (kemungkinan perilaku aparatur)
➢ Seharusnya (sesuai dengan aturan dan
norma)
➢ Solusinya
➢ Kemanfaatan untuk individu dan institusi
➢ Nilai anti korupsi
Instrumen / lembar kerja:
memunculkan nilai-nilai organisasi,
diselaraskan dengan nilai anti korupsi, lalu
diselaraskan dengan visi dan misi
organisasi.
Kelman (1958) dan Brigham (1991) menyebutkan
adanya 3 proses sosial yang berperan dalam proses
perubahan sikap & perilaku:
1.Kesediaan (compliance) – Pencitraan, tidak akan
bertahan lama
2.Identifikasi (identification) – Meniru integritas orang/
kelompok lain.
3.Internalisasi (internalization):
➢ Individu bersedia bersikap & berperilaku integritas
karena sesuai yang dipercaya dan sistem nilai
yang dianut;
➢ Internalisasi integritas akan maksimal ketika
individu mampu menggabungkan pendekatan in
side out dan out side in
Identifikasi integritas
terjadi ketika individu
meniru integritas se-
seorang atau kelom-
pok lain karena inte-
gritas sudah sesuai
dengan harapannya.
Pada anak-anak dan orang berusia muda
proses identifikasi tampak jelas, dengan mudah
kita dapat mengamati adanya peniruan sikap
dan model yang diidolakannya
Pemahaman ttg pentingnya
internalisasi integritas yg lebih
permanen bertahan dalam diri
seseorang, membuat Saudara
mempunyai keinginan kuat
untuk mempelajari berbagai
teknik yg diperlukan u/ mela-
kukan internalisasi integritas
Internalisasi Integritas akan maksimal ketika kita mampu
menggabungkan pendekatan inside out dan out side in.
Untuk terjadinya hal tersebut maka :
❑ Lingkungan yang berintegritas
❑ Proteksi integritas
❑ Perubahan Sistem nilai agar yang negatif dapat
dihapuskan dan diganti dengan yang positif
Mengapa Korupsi Terjadi
⚫ Secara sederhana dapat dikatakan bahwa korupsi
terjadi sebagai pertemuan antara niat dan kesempatan.
⚫ Niat terkait dengan perilaku,
dan perilaku tidak dapat
dipisahkan dg nilai/values.
⚫ Kesempatan untuk korupsi
banyak dibuka oleh
kelemahan sistem.
⚫ Karena itulah Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
didefinisikan sebagai serangkaian tindakan untuk
mencegah dan memberantas TPK melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan-penyidikan-
penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan
dengan peran serta masyarakat.
99
Perilaku,
Nilai2/Moral
Kelemahan
Sistem
NIAT KESEMPATAN
KORUPSI
Contoh :
• Mengubah orientasi perilaku korupsi yg
berbentuk kolusi menjadi gotong royong.
Dalam hal ini orientasi (niat) yang diubah,
tanpa harus mengubah kandungan yang
membentuk budaya.
• Re-framing juga dapat dilakukan dengan cara
sikap, perilaku dan kompetensi negatif, maka
akan menghasilkan sikap, perilaku atau
kompetensi positif.
• Unsur-unsur yang membentuk kolusi baik
perilaku, ucapan, emosi, maupun pikiran
(paradigma) atau disebut sebagai Konten,
dilakukan perubahan/dikembalikan pada
orientasi (konteks) menjadi gotong royong
yang sebelumnya telah menjadi budaya yang
sangat kuat di masyarakat Indonesia
7 Semangat Dasar yg diharapkan dapat
ditumbuhkan kembali di bumi Pertiwi
1. Semangat ketakwaan pada Tuhan
2. Semangat keikhlasan & ketulusan
3. Semangat pengabdian & tanggung jawab
4. Semangat menghasilkan yang terbaik
5. Kekeluargaan
6. Semangat Keadilan dan Kemanusiaan
7. Semangat perjuangan
Merupakan upaya untuk menanamkan pengaruh integritas
pada bawah sadar hingga dapat membentuk perilaku,
kebiasaan dan budaya integritas
3 aspek penting yang perlu disadari terkait pertempuran
antara integritas dan korupsi ;
1. Koruptor menggoda biasanya pada saat seseorang
sedang diluar sistem
2. Koruptor menggoda biasanya pada saat keadaan sepi dan
rahasia
3. Koruptor menggoda dengan beragam cara dan
menggunakan pengaruh yang sebelumnya diluar
perkiraan (WOW effect)
Organisasi dengan sistem integritas yang baik
dapat mempengaruhi individu menjadi tunas
integritas.
Komponen sistem integritas organisasi:
• Sistem-sistem operasional organisasi;
Manajemen SDM (perekrutan, pengembangan
dan manajemen kinerja). Akuntabilitas keuangan
dan kinerja, pengelolaan asset, pengadaan
barjas sesuai kebutuhan, keterbukaan, informasi
public & kehandalan SOP.
• Sistem-sistem khusus pengendalian korupsi
dan standar etika: peningkatan pengawasan
internal, pos employment, integrity checking,
pengungkapan isu integritas, pengendalian
gratifikasi, pelaporan harta kekayaan,
analisis resiko terhadap integritas, revitalisasi
kode etik dan pedoman perilaku seleksi dan
keteladanan pimpinan puncak, serta evaluasi
eksternal integritas
• Sistem Integritas yang akan dibangun
merupakan lingkungan yang kondusif bagi
peningkatan dan penjagaan integritas,
seakan terjadi penyelarasan antara rohani
dan jasmani dalam diri, penyelarasan jiwa,
pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan
dengan nurani lingkungan (sistem & budaya
integritas) inilah yang disebut dengan
pelembagaan integritas-integritas yang
terlembagakan dalam diri dan organisasi.
Contoh :
• Mengubah orientasi perilaku korupsi yg
berbentuk kolusi menjadi gotong royong.
Dalam hal ini orientasi (niat) yang diubah,
tanpa harus mengubah kandungan yang
membentuk budaya.
• Re-framing juga dapat dilakukan dengan cara
sikap, perilaku dan kompetensi negatif, maka
akan menghasilkan sikap, perilaku atau
kompetensi positif.
• Unsur-unsur yang membentuk kolusi baik
perilaku, ucapan, emosi, maupun pikiran
(paradigma) atau disebut sebagai Konten,
dilakukan perubahan/dikembalikan pada
orientasi (konteks) menjadi gotong royong
yang sebelumnya telah menjadi budaya yang
sangat kuat di masyarakat Indonesia
7 Semangat Dasar yg diharapkan dapat
ditumbuhkan kembali di bumi Pertiwi
1. Semangat ketakwaan pada Tuhan
2. Semangat keikhlasan & ketulusan
3. Semangat pengabdian & tanggung jawab
4. Semangat menghasilkan yang terbaik
5. Kekeluargaan
6. Semangat Keadilan dan Kemanusiaan
7. Semangat perjuangan
Merupakan upaya untuk menanamkan pengaruh integritas
pada bawah sadar hingga dapat membentuk perilaku,
kebiasaan dan budaya integritas
3 aspek penting yang perlu disadari terkait pertempuran
antara integritas dan korupsi ;
1. Koruptor menggoda biasanya pada saat seseorang
sedang diluar sistem
2. Koruptor menggoda biasanya pada saat keadaan sepi dan
rahasia
3. Koruptor menggoda dengan beragam cara dan
menggunakan pengaruh yang sebelumnya diluar
perkiraan (WOW effect)
Organisasi dengan sistem integritas yang baik
dapat mempengaruhi individu menjadi tunas
integritas.
Komponen sistem integritas organisasi:
• Sistem-sistem operasional organisasi;
Manajemen SDM (perekrutan, pengembangan
dan manajemen kinerja). Akuntabilitas keuangan
dan kinerja, pengelolaan asset, pengadaan
barjas sesuai kebutuhan, keterbukaan, informasi
public & kehandalan SOP.
• Sistem-sistem khusus pengendalian korupsi
dan standar etika: peningkatan pengawasan
internal, pos employment, integrity checking,
pengungkapan isu integritas, pengendalian
gratifikasi, pelaporan harta kekayaan,
analisis resiko terhadap integritas, revitalisasi
kode etik dan pedoman perilaku seleksi dan
keteladanan pimpinan puncak, serta evaluasi
eksternal integritas
• Sistem Integritas yang akan dibangun
merupakan lingkungan yang kondusif bagi
peningkatan dan penjagaan integritas,
seakan terjadi penyelarasan antara rohani
dan jasmani dalam diri, penyelarasan jiwa,
pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan
dengan nurani lingkungan (sistem & budaya
integritas) inilah yang disebut dengan
pelembagaan integritas-integritas yang
terlembagakan dalam diri dan organisasi.
06 Anti Korupsi.pdf

More Related Content

Similar to 06 Anti Korupsi.pdf

Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Ppt etik kelompok 15 (1)
Ppt etik kelompok 15  (1)Ppt etik kelompok 15  (1)
Ppt etik kelompok 15 (1)SalmaHanifah14
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxwallzui321
 
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraudBE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraudmaya indrawati
 
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKNbe dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKNFIkri Aulawi Rusmahafi
 
01pendahuluan-konsep dasar.pdf
01pendahuluan-konsep dasar.pdf01pendahuluan-konsep dasar.pdf
01pendahuluan-konsep dasar.pdfSrie Maryati
 
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesia
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesiaPenyebab kegagalan birokrasi di indonesia
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesiaMendeko Jo
 
Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...
Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...
Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...FIkri Aulawi Rusmahafi
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptxSuriskaDestriyanti
 
Monev Tata Laksana Pemerintahan
Monev Tata Laksana PemerintahanMonev Tata Laksana Pemerintahan
Monev Tata Laksana Pemerintahanmonalisaibrahim
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptxAiniAzahraErinatasya
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxDarmapoeteraMaulana
 
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannyaArtikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannyaArini Dyah
 
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption Fraud, UMB, 2017
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption  Fraud, UMB, 2017BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption  Fraud, UMB, 2017
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption Fraud, UMB, 2017Basori Basori
 

Similar to 06 Anti Korupsi.pdf (20)

Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
Be & gg ; fikri aulawi, 55117110125, prof. dr. ir. h. hapzi ali, pre msc, mm,...
 
Ppt etik kelompok 15 (1)
Ppt etik kelompok 15  (1)Ppt etik kelompok 15  (1)
Ppt etik kelompok 15 (1)
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptx
 
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraudBE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
BE & GG, Maya Dwi Indrawati, Hapzi Ali, Corruption & fraud
 
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKNbe dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
be dan gg, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, KKN
 
Anti Korupsi
Anti KorupsiAnti Korupsi
Anti Korupsi
 
01pendahuluan-konsep dasar.pdf
01pendahuluan-konsep dasar.pdf01pendahuluan-konsep dasar.pdf
01pendahuluan-konsep dasar.pdf
 
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesia
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesiaPenyebab kegagalan birokrasi di indonesia
Penyebab kegagalan birokrasi di indonesia
 
Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...
Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...
Be & gg, fikri aulawi, 551117110125, prof. dr. ir. hapzi ali, cma, korupsi ko...
 
Corruption and Fraud
Corruption and FraudCorruption and Fraud
Corruption and Fraud
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
 
Agenda2_AntiKorupsi.pptx
Agenda2_AntiKorupsi.pptxAgenda2_AntiKorupsi.pptx
Agenda2_AntiKorupsi.pptx
 
Monev Tata Laksana Pemerintahan
Monev Tata Laksana PemerintahanMonev Tata Laksana Pemerintahan
Monev Tata Laksana Pemerintahan
 
Bab i,234
Bab i,234Bab i,234
Bab i,234
 
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
1-pengertian-dan-prinsip-anti-korupsi.pptx
 
Bab viii pak
Bab viii pakBab viii pak
Bab viii pak
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
 
Presentation1 130903215347-(1)
Presentation1 130903215347-(1)Presentation1 130903215347-(1)
Presentation1 130903215347-(1)
 
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannyaArtikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya
Artikel tentang korupsi di Indonesia serta cara penanganannya
 
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption Fraud, UMB, 2017
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption  Fraud, UMB, 2017BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption  Fraud, UMB, 2017
BE & GG13, Basori, Hapzi Ali, Corruption Fraud, UMB, 2017
 

Recently uploaded

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 

Recently uploaded (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 

06 Anti Korupsi.pdf

  • 1. PESERTA LATSAR PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG ANGKATAN 06 TAHUN 2019
  • 2.
  • 5. ➢Mata Diklat ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar anti korupsi pada peserta Diklat melalui pembelajaran penyadaran anti korupsi, menjauhi perilaku korupsi, membangun sistem integritas, proses internalisasi nilai-nilai dasar anti korupsi beserta analisis dampaknya.
  • 6. ➢Mata Diklat disajikan berbasis pengalaman langsung (experiential learning), dengan penekanan pada proses internalisasi nilai-nilai dasar tersebut, melalui kombinasi metode ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi, menonton film pendek, studi lapangan dan demonstrasi.
  • 7. ➢Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuanya mengaktualisasian nilai- nilai dasar anti korupsi dalam pelaksanaan tugas jabatannya
  • 8. Setelah mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku yang amanah, jujur dan mampu mencegah terjadinya korupsi di lingkungannya.
  • 9. 1) Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan diri pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa; 2) Menjelaskan cara-cara menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi; 3) Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya korupsi di lingkungannya.
  • 10.
  • 11. Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
  • 12.
  • 13. Setelah mengikuti kegiatan belajar ini peserta Latsar dapat: 1. menjelaskan berbagai dampak dari perilaku dan tindak pidana korupsi 2. memahami pengertian korupsi 3. mengetahui delik-delik tindak pidana korupsi 4. memiliki niat, semangat dan komitmen melakukan pemberantasan korupsi 5. membuat impian Indonesia yang bebas dari korupsi.
  • 14. Kehidupan telah diciptakan dengan penuh harmoni, semua berjalan sesuai dengan orbitnya, ketika sesuatu mengalami penyimpangan maka terjadi kerusakan di muka bumi.
  • 15.
  • 16. Film pendek berdurasi + 15 menit berhubungan dengan dampak perilaku KORUPSI Silakan perhatikan, maknai, renungkan dan tuliskan apa yang terlintas pada pola pikir saudara terhadap aktivitas tersebut
  • 17.
  • 18.
  • 19. Dampak Korupsi perbedaan yang ada di depan mata & tanpa jarak
  • 20. RENUNGKAN INFORMASI INI ➢ Negara korup harus membayar hutang yang lebih besar. ➢ Harga infrastruktur lebih tinggi ➢ Tingkat korupsi yang lebih tinggi meningkatkan ketimpangan pendapatan dan kemiskinan. ➢ Korupsi menurunkan investasi dan karenanya menurunkan pertumbuhan ekonomi. ➢ Negara-negara yang dianggap memiliki tingkat korupsi yang relatif rendah selalu menarik investasi lebih banyak daripada negara rentan korupsi.
  • 21.
  • 23.
  • 24. Dibalik semua fenomena kehidupan yang mengandung kerusakan selalu ada kaitannya dengan korupsi: 1.Fenomena tentang kerusakan hutan atau lingkungan, 2.Fenomena tentang bangunan yang cepat rusak, 3.Fenomena penegakan hukum yang tidak dapat tegak dan berlaku adil, 4.Fenomena layanan yang lama, sulit dan birokrasinya panjang, 5.Fenomena merebaknya narkoba, 6.Fenomena negara dengan sumber daya alam yang melimpah namun tidak dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, dan 7.Fenomena-fenomena lainnya.
  • 26. Semua tujuan anda, tujuan organisasi, tujuan nasional hanya akan menjadi mimpi belaka selama korupsi masih menyertai dalam setiap proses pencapaiannya.
  • 27. Tindak Pidana adalah suatu perbuatan yang diancam dengan pidana oleh Undang- Undang, bertentangan dengan hukum, dilakukan dengan kesalahan oleh seseorang yang mampu bertanggungjawab
  • 28. Korupsi berasal dari Bahasa Latin Coruptio dan Corruptus yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Dalam Bahasa Yunani Corruptio perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama, material, mental, dan umum.
  • 29.
  • 30. E t i m o l o g i … Bhs. Inggris Bhs. Perancis Bhs. Belanda Corruption, Corrupt Corruption Corruptie, Korruptie Jahat, rusak, curang Rusak Istilah “korupsi” yang dipakai di Indonesia merupakan turunan dari bahasa Belanda
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39. C = CORRUPTION M = MONOPOLY OF FOWER D = DISCRETION OF OFFICIAL A = ACCOUNTABILITY
  • 41. Korup = suka menerima uang sogok, menyelewengkan uang /barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi (kamus hukum, 2002)
  • 42. Korupsi = tingkah laku/tindakan seseorang/ lebih yang melanggar norma-norma yang ber- laku dengan menggunakan dan/atau menya- lahgunakan kekuasaan/kesempatan melalui proses pengadaan, penetapan pungutan pe- nerimaan/pemberian fasilitas/jasa lainnya yang dilakukan pada kegiatan penerimaan dan/atau pengeluaran uang/kekayaan, penyimpanan uang/kekayaan dengan tujuan keuntungan pribadi/golongannya sehingga langsung/ tidak langsung merugikan kepentingan/keuntungan negara/masyarakat (Juniadi Suwartojo)
  • 43. Tindak pidana korupsi: Tindakan yang mengakibatkan kerugian keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, gratifikasi, dan tindakan lain yang mendukung terjadinya tindak atau perilaku korupsi (UU No 31/1999 jo UU No. 20/2001 tentang Tindak Pidana Korupsi)
  • 44. 44 • Skor IPK 2013 Indonesia 3.2, di ASEAN peringkat 114 dari 177 negara • Persepsi Korupsi menurut pebisnis – gambaran pelayanan publik • PERC – Annual Graft Ranking, skor Indonesia 2006 = 8,16. • 2004, 2005, dan 2006 terkorup se-Asia. PERC Ltd. • Barometer Korupsi Global → Korupsi sudah terjadi di semua sektor. • Global Competitiveness Report : 2014 Indonesia ranking 34 dari 144 Negara di ASEAN Institute of Management Development (IMD) Geneva • Growth Competitiveness Index → Indonesia ranking 50 dengan skor 4,26. • Jumlah hari mendapatkan ijin di Indonesia → contoh waktu yang diperlukan untuk mengurus ijin-ijin tertentu di Indonesia. • Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis → waktu menunggu persetujuan ijin-ijin relatif lebih lama dibanding negara Asia lain.
  • 45. Kontrol masyarakat sangat diperlukan Kontrol Masyarakat Proses Perencanaan Program Pembangunan, Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja Negara atau Daerah Evaluasi dan Penilaian Kinerja Anggaran Out Come Jangka Pendek & Jangka Panjang Implementasi Alokasi Sektor, Pelaksanaan, serta Pengawasan Format Laporan Pertanggungjawaban Out Put (Teknisi Fisik dan Administrasi)
  • 46. 7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS KORUPSI TRANSAKTIF : Korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik antara pemberi dan penerima demi keuntungan bersama. Kedua pihak sama- sama aktif menjalankan perbuatan tersebut. 1
  • 47. KORUPSI EKSTROAKTIF : Korupsi yang menyatakan ben-tuk- bentuk korelasi (penekan-an) dimana pihak pemberi dipaksa untuk memberikan suap guna mencegah kerugian yang mengancam dirinya, kepentingan orang-orangnnya, serta hal-hal yang dihargainya. 2 7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
  • 48. KORUPSI INVESTIF : Korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan yang memberi. Keuntungan diharapkan akan terjadi atau akan diperoleh dimasa yang akan datang. 3 7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
  • 49. KORUPSI NEPOTISME : korupsi yang berupa pemberian kelakuan khusus kepada teman atau yang memiliki kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan politik. 4 7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
  • 50. KORUPSI AUTOGENIK : Korupsi yang dilakukan individu kerena mempunyai kesem-patan untuk mendapatkan keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang diketahuinya sendiri. 5 7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
  • 51. KORUPSI SUPORTIF : Korupsi yang mengacu pada penciptaan suasana kondusif untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak pidana korupsi yang dilakukan. 6 KORUPSI DEFENSIF : Korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka mempertahankan diri dari pemerasan. 7 7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
  • 52. Tindak Pidana Korupsi adalah suatu perbuatan yang diancam dengan pidana oleh Undang- Undang bertentangan dengan hukum, dilakukan dengan kesalahan oleh seseorang yang mampu bertanggungjawab.
  • 53. Menurut UU Nomor 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 Kelompok TIPIKOR di Indonesia yang terdiri dari: 1. Kerugian keuangan negara (2, 3) 2. Suap menyuap (5:1.a, 5:1.b, 13, 5:2, 12.a, 12.b, 11, 6:1.a, 6:1.b, 6:2, 12.c, 12.d) 3. Pemerasan (12.e-g) 4. Perbuatan curang (7:1.a-d, 7:2, 12.h) 5. Penggelapan dalam jabatan (8, 9, 10.a-c) 6. Benturan kepentingan dlm pengadaan (12.i) 7. Gratifikasi (12.b jo 12.c)
  • 54. Pidana lain terkait korupsi Rintangi proses pemeriksaan (21) Saksi/ahli tdk beri ket. Atau beri ket. palsu (22 jo 35) Tidak beri ket. atau beri ket. palsu (12 jo 28) Bank tdk beri ket. rek tersangka (22 jo 29) Orang yg pegang rahasia jabatan tdk beri ket. atau beri ket. Palsu (22 jo 36) Saksi buka identitas pelapor (24 jo 31)
  • 55. Spiritual Accountability (Pertanggungjawaban Kerohanian) Itulah sebabnya mengapa seseorang dapat melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang berbeda dengan orang lain, atau mengapa suatu instansi dengan instansi yang lainnya dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas yang berbeda terhadap suatu pekerjaan yang sama
  • 56. BENTUK Spiritual Accountability (Pertanggungjawaban Kerohanian) Spiritual accountabilit y Niat Baik Visi & Misi Baik Usaha terbaik
  • 57. LATIHAN KELOMPOK Buatlah simbol yang berhubungan dengan Anti Korupsi, kemudian simbol tersebut: a. Dilakukan simulasi seakan-akan semakin kuat dan semakin menempel pada diri Saudara b. Dirangkai menjadi suatu simbol menyeluruh yang merupakan konsep kesadaran diri Saudara yang utuh dan terintegrasi, sehingga setiap Saudara ingat akan simbol menyeluruh tersebut, maka diri Saudara langsung secara otomatis ingat dan langsung memiliki kesadaran diri yang memuncak.
  • 58. BERAGAM SIMBOL YANG BISA SAUDARA BUAT
  • 59. DREAMTEGRITY Impian Indonesia Berintegritas Level komitmen yang semakin tinggi akan memudahkan untuk mendapatkan impian Indonesia yang bebas dari korupsi (Indonesia dengan budaya integritas yang tinggi) Membuat kolase impian Indonesia Masa depan. (menggunakan potongan gambar yang disediakan kemudian dipresentasikan / film / ilustrasi)
  • 60. • Latihan/tugas • Refleksi/perenungan Negeri ini butuh para pemimpin yang sdh selesai dengan dirinya. Ia tidak identik dengan orang kaya, karena tidak sedikit orang kaya pun terus mencari tambahan kekayaannya lewat korupsi. Mereka adalah yang: 1.Berorientasi pada pengabdian 2.Kompeten 3.Bahagia
  • 61.
  • 62.
  • 63.
  • 64. Tunas integritas merupakan terjemahan dari konsep yg berprinsip bahwa manusia sbg faktor kunci perubahan, dan pendekatan yang se- utuhnya terkait manusia sbg makhluk dengan aspek jas- mani dan rohani, serta makhluk sosial yg harus berinteraksi dengan lingkungannya.
  • 65. • Menjadi jembatan masa depan kesuksesan organisasi, mereka menjadi kumpulan orang yg sll terdepan utk memastikan tujuan org tercapai; • Membangun sistem integritas, berpartisipasi aktif dlm pembangunan sistem integritas hingga semua peluang korupsi dan berbagai penyimpangan lainnya dpt ditutupi; • Mempengaruhi orang lain, khususnya mitra kerja untuk berintegritas tinggi.
  • 72.
  • 73. Mata Tuhan ada disegala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik. Amsal 15 : 34
  • 74. Komitmen Integritas Saat Saudara telah mencapai KESADARAN ANTI KORUPSI secara menyeluruh dan utuh, maka hal tersebut tidak hanya sampai menjadi Semangat, namun akan terus bergerak hingga menjadi KOMITMEN INTEGRITAS. Saudara sudah melangkah lebih jauh, bukan sekedar menghindar namun mencari solusi terhadap fenomena korupsi.
  • 75. TUGAS SAUDARA • Baca setiap kasus yang telah Saudara terima • Analisis kasus tersebut dengan menguraikan juga bentuk tindak pidana yang dikenakan • Buatlah kesimpulannya dengan menempelkan hasil analisa kasus tersebut ke salah satu flipchart bedah kasus di hadapan saudara
  • 76. JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai sanksi pencabutan hak politik bisa menjadi peringatan tegas bagi para politisi untuk menjauhi praktik korupsi. Menurutnya, pencabutan tersebut bisa diterapkan jika politisi terbukti melakukan tindak pidana korupsi. “Mereka yang melakukan korupsi itu adalah menyangkut kejahatan terhadap hak publik. Nah apa maksudnya? Rata-rata itu mereka menyalahgunakan kekuasaannya dalam rangka untuk korupsi,” kata Ray di Sanggar Prathivi Building, Jakarta, Kamis (19/4/2018).
  • 77. Ray menegaskan, para mantan koruptor telah mengkhianati hak politik yang telah diberikan oleh rakyat. Sehingga, negara bisa melakukan pencabutan hak itu melalui mekanisme hukum yang berlaku. Ia juga melihat sanksi pidana belum efektif menimbulkan efek jera bagi para koruptor. Sebab, kata dia, ada beberapa kasus mantan narapidana korupsi kembali terjun dalam pusaran korupsi. “Kenyataannya politisi ini sangat takut sekali kalau hak politiknya dicabut, jadi ada pikiran lebih baik di penjara 5 tahun daripada hak politiknya dicabut. Dalam pikiran saya tidak ada mantan koruptor yang betul betul bertaubat setelah di penjara,” ujarnya.
  • 78.
  • 79.
  • 80. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK NILAI CONTOH INDIKATOR J U J U R •Selalu berbicara dan berbuat sesuai dengan fakta (konsisten), •Tidak melakukan perbuatan curang, •Tidak berbohong, •Tidak mengakui milik orang lain sebagai miliknya
  • 81. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK NILAI CONTOH INDIKATOR P E D U L I •Menjaga diri dan lingkungan agar tetap konsisten dengan aturan yang berlaku, •Selalu berusaha untuk menjadi teladan dalam menegakkan disiplin, kejujuran, dan tanggung jawab bersama
  • 82. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK NILAI CONTOH INDIKATOR M A N D I R I •Selalu menuntaskan pekerjaan tanpa mengandalkan bantuan dari orang lain, •Tidak menyuruh atau menggunakan kewenangannya untuk menyuruh orang lain untuk sesuatu yang mampu dikerjakan sendiri
  • 83. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK NILAI CONTOH INDIKATOR DISIPLIN Berkomitmen untuk selalu berperilaku konsisten dan berpegang teguh pada aturan yang ada dalam semua kegiatan TANGGUN G JAWAB Selalu menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugas secara tuntas dengan hasil terbaik
  • 84. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK NILAI CONTOH INDIKATOR KERJA KERAS •Selalu berupaya untuk menuntaskan suatu pekerjaan dengan hasil yang terbaik, •Menghindari perilaku instan (jalan pintas) yang mengarah pada kecurangan
  • 85. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK NILAI CONTOH INDIKATOR SEDERHANA •Selalu berpenampilan apa adanya, tidak berlebihan, tidak pamer dan tidak ria
  • 86. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK NILAI CONTOH INDIKATOR B E R A N I •Berani jujur, •Berani menolak ajakan untuk berbuat curang, •Berani melaporkan adanya kecurangan, •Berani mengakui kesalahan ADIL •Selalu menghargai perbedaan, •Tidak pilih kasih
  • 87. Film pendek berdurasi 10 menitan berhubungan dengan dampak perilaku KORUPSI Silakan perhatikan, maknai, renungkan dan tuliskan apa yang terlintas pada pola pikir saudara terhadap aktivitas tersebut
  • 88.
  • 89.
  • 90. 1. Silakan susun organisasi kelompok yang terdiri dari: seorang ketua, seorang penulis, seorang moderator, dua orang penyaji, dan tiga orang anggota. 2. Rembugkan nama kelompok yang supaya lebih terkesan dan bermakna anti korupsi merupakan singkatan dari Sembilan nilai anti korupsi, misalnya:
  • 91. 3. Pokok bahasan kelompok berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan rutinitas baik di lingkungan tempat kerja maupun di lingkungan tempat tinggal. 4. Alur materi pembahasan meliputi: ➢ Kasus (kemungkinan perilaku aparatur) ➢ Seharusnya (sesuai dengan aturan dan norma) ➢ Solusinya ➢ Kemanfaatan untuk individu dan institusi ➢ Nilai anti korupsi
  • 92.
  • 93. Instrumen / lembar kerja: memunculkan nilai-nilai organisasi, diselaraskan dengan nilai anti korupsi, lalu diselaraskan dengan visi dan misi organisasi.
  • 94.
  • 95. Kelman (1958) dan Brigham (1991) menyebutkan adanya 3 proses sosial yang berperan dalam proses perubahan sikap & perilaku: 1.Kesediaan (compliance) – Pencitraan, tidak akan bertahan lama 2.Identifikasi (identification) – Meniru integritas orang/ kelompok lain. 3.Internalisasi (internalization): ➢ Individu bersedia bersikap & berperilaku integritas karena sesuai yang dipercaya dan sistem nilai yang dianut; ➢ Internalisasi integritas akan maksimal ketika individu mampu menggabungkan pendekatan in side out dan out side in
  • 96.
  • 97. Identifikasi integritas terjadi ketika individu meniru integritas se- seorang atau kelom- pok lain karena inte- gritas sudah sesuai dengan harapannya. Pada anak-anak dan orang berusia muda proses identifikasi tampak jelas, dengan mudah kita dapat mengamati adanya peniruan sikap dan model yang diidolakannya
  • 98. Pemahaman ttg pentingnya internalisasi integritas yg lebih permanen bertahan dalam diri seseorang, membuat Saudara mempunyai keinginan kuat untuk mempelajari berbagai teknik yg diperlukan u/ mela- kukan internalisasi integritas Internalisasi Integritas akan maksimal ketika kita mampu menggabungkan pendekatan inside out dan out side in. Untuk terjadinya hal tersebut maka : ❑ Lingkungan yang berintegritas ❑ Proteksi integritas ❑ Perubahan Sistem nilai agar yang negatif dapat dihapuskan dan diganti dengan yang positif
  • 99. Mengapa Korupsi Terjadi ⚫ Secara sederhana dapat dikatakan bahwa korupsi terjadi sebagai pertemuan antara niat dan kesempatan. ⚫ Niat terkait dengan perilaku, dan perilaku tidak dapat dipisahkan dg nilai/values. ⚫ Kesempatan untuk korupsi banyak dibuka oleh kelemahan sistem. ⚫ Karena itulah Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi didefinisikan sebagai serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas TPK melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan-penyidikan- penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat. 99 Perilaku, Nilai2/Moral Kelemahan Sistem NIAT KESEMPATAN KORUPSI
  • 100.
  • 101.
  • 102.
  • 103.
  • 104.
  • 105.
  • 106. Contoh : • Mengubah orientasi perilaku korupsi yg berbentuk kolusi menjadi gotong royong. Dalam hal ini orientasi (niat) yang diubah, tanpa harus mengubah kandungan yang membentuk budaya. • Re-framing juga dapat dilakukan dengan cara sikap, perilaku dan kompetensi negatif, maka akan menghasilkan sikap, perilaku atau kompetensi positif.
  • 107. • Unsur-unsur yang membentuk kolusi baik perilaku, ucapan, emosi, maupun pikiran (paradigma) atau disebut sebagai Konten, dilakukan perubahan/dikembalikan pada orientasi (konteks) menjadi gotong royong yang sebelumnya telah menjadi budaya yang sangat kuat di masyarakat Indonesia
  • 108. 7 Semangat Dasar yg diharapkan dapat ditumbuhkan kembali di bumi Pertiwi 1. Semangat ketakwaan pada Tuhan 2. Semangat keikhlasan & ketulusan 3. Semangat pengabdian & tanggung jawab 4. Semangat menghasilkan yang terbaik 5. Kekeluargaan 6. Semangat Keadilan dan Kemanusiaan 7. Semangat perjuangan
  • 109. Merupakan upaya untuk menanamkan pengaruh integritas pada bawah sadar hingga dapat membentuk perilaku, kebiasaan dan budaya integritas 3 aspek penting yang perlu disadari terkait pertempuran antara integritas dan korupsi ; 1. Koruptor menggoda biasanya pada saat seseorang sedang diluar sistem 2. Koruptor menggoda biasanya pada saat keadaan sepi dan rahasia 3. Koruptor menggoda dengan beragam cara dan menggunakan pengaruh yang sebelumnya diluar perkiraan (WOW effect)
  • 110. Organisasi dengan sistem integritas yang baik dapat mempengaruhi individu menjadi tunas integritas. Komponen sistem integritas organisasi: • Sistem-sistem operasional organisasi; Manajemen SDM (perekrutan, pengembangan dan manajemen kinerja). Akuntabilitas keuangan dan kinerja, pengelolaan asset, pengadaan barjas sesuai kebutuhan, keterbukaan, informasi public & kehandalan SOP.
  • 111. • Sistem-sistem khusus pengendalian korupsi dan standar etika: peningkatan pengawasan internal, pos employment, integrity checking, pengungkapan isu integritas, pengendalian gratifikasi, pelaporan harta kekayaan, analisis resiko terhadap integritas, revitalisasi kode etik dan pedoman perilaku seleksi dan keteladanan pimpinan puncak, serta evaluasi eksternal integritas
  • 112. • Sistem Integritas yang akan dibangun merupakan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan dan penjagaan integritas, seakan terjadi penyelarasan antara rohani dan jasmani dalam diri, penyelarasan jiwa, pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan dengan nurani lingkungan (sistem & budaya integritas) inilah yang disebut dengan pelembagaan integritas-integritas yang terlembagakan dalam diri dan organisasi.
  • 113.
  • 114.
  • 115. Contoh : • Mengubah orientasi perilaku korupsi yg berbentuk kolusi menjadi gotong royong. Dalam hal ini orientasi (niat) yang diubah, tanpa harus mengubah kandungan yang membentuk budaya. • Re-framing juga dapat dilakukan dengan cara sikap, perilaku dan kompetensi negatif, maka akan menghasilkan sikap, perilaku atau kompetensi positif.
  • 116. • Unsur-unsur yang membentuk kolusi baik perilaku, ucapan, emosi, maupun pikiran (paradigma) atau disebut sebagai Konten, dilakukan perubahan/dikembalikan pada orientasi (konteks) menjadi gotong royong yang sebelumnya telah menjadi budaya yang sangat kuat di masyarakat Indonesia
  • 117. 7 Semangat Dasar yg diharapkan dapat ditumbuhkan kembali di bumi Pertiwi 1. Semangat ketakwaan pada Tuhan 2. Semangat keikhlasan & ketulusan 3. Semangat pengabdian & tanggung jawab 4. Semangat menghasilkan yang terbaik 5. Kekeluargaan 6. Semangat Keadilan dan Kemanusiaan 7. Semangat perjuangan
  • 118. Merupakan upaya untuk menanamkan pengaruh integritas pada bawah sadar hingga dapat membentuk perilaku, kebiasaan dan budaya integritas 3 aspek penting yang perlu disadari terkait pertempuran antara integritas dan korupsi ; 1. Koruptor menggoda biasanya pada saat seseorang sedang diluar sistem 2. Koruptor menggoda biasanya pada saat keadaan sepi dan rahasia 3. Koruptor menggoda dengan beragam cara dan menggunakan pengaruh yang sebelumnya diluar perkiraan (WOW effect)
  • 119. Organisasi dengan sistem integritas yang baik dapat mempengaruhi individu menjadi tunas integritas. Komponen sistem integritas organisasi: • Sistem-sistem operasional organisasi; Manajemen SDM (perekrutan, pengembangan dan manajemen kinerja). Akuntabilitas keuangan dan kinerja, pengelolaan asset, pengadaan barjas sesuai kebutuhan, keterbukaan, informasi public & kehandalan SOP.
  • 120. • Sistem-sistem khusus pengendalian korupsi dan standar etika: peningkatan pengawasan internal, pos employment, integrity checking, pengungkapan isu integritas, pengendalian gratifikasi, pelaporan harta kekayaan, analisis resiko terhadap integritas, revitalisasi kode etik dan pedoman perilaku seleksi dan keteladanan pimpinan puncak, serta evaluasi eksternal integritas
  • 121. • Sistem Integritas yang akan dibangun merupakan lingkungan yang kondusif bagi peningkatan dan penjagaan integritas, seakan terjadi penyelarasan antara rohani dan jasmani dalam diri, penyelarasan jiwa, pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan dengan nurani lingkungan (sistem & budaya integritas) inilah yang disebut dengan pelembagaan integritas-integritas yang terlembagakan dalam diri dan organisasi.