5. ➢Mata Diklat ini memfasilitasi
pembentukan nilai-nilai dasar anti
korupsi pada peserta Diklat melalui
pembelajaran penyadaran anti korupsi,
menjauhi perilaku korupsi, membangun
sistem integritas, proses internalisasi
nilai-nilai dasar anti korupsi beserta
analisis dampaknya.
6. ➢Mata Diklat disajikan berbasis
pengalaman langsung (experiential
learning), dengan penekanan pada
proses internalisasi nilai-nilai dasar
tersebut, melalui kombinasi metode
ceramah interaktif, diskusi, studi kasus,
simulasi, menonton film pendek, studi
lapangan dan demonstrasi.
7. ➢Keberhasilan peserta dinilai dari
kemampuanya mengaktualisasian nilai-
nilai dasar anti korupsi dalam
pelaksanaan tugas jabatannya
8. Setelah mengikuti pembelajaran ini
para peserta diharapkan mampu
membentuk sikap dan perilaku yang
amanah, jujur dan mampu mencegah
terjadinya korupsi di lingkungannya.
9. 1) Menyadari dampak perilaku dan tindak
pidana korupsi bagi kehidupan diri pribadi,
keluarga, masyarakat, dan bangsa;
2) Menjelaskan cara-cara menghindari perilaku
dan tindak pidana korupsi;
3) Menjelaskan pembangunan sistem integritas
untuk mencegah terjadinya korupsi di
lingkungannya.
10.
11. Kata korupsi berasal dari bahasa latin
yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan.
Selaras dengan kata asalnya, korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar
biasa, salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup,
pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi
dalam kurun waktu yang pendek, namun
dapat berdampak secara jangka panjang.
12.
13. Setelah mengikuti kegiatan belajar ini
peserta Latsar dapat:
1. menjelaskan berbagai dampak dari
perilaku dan tindak pidana korupsi
2. memahami pengertian korupsi
3. mengetahui delik-delik tindak pidana
korupsi
4. memiliki niat, semangat dan komitmen
melakukan pemberantasan korupsi
5. membuat impian Indonesia yang
bebas dari korupsi.
14. Kehidupan telah diciptakan dengan
penuh harmoni, semua berjalan sesuai
dengan orbitnya, ketika sesuatu mengalami
penyimpangan maka terjadi kerusakan di
muka bumi.
15.
16. Film pendek berdurasi + 15 menit
berhubungan dengan dampak
perilaku KORUPSI
Silakan perhatikan, maknai, renungkan dan
tuliskan apa yang terlintas pada pola pikir
saudara terhadap aktivitas tersebut
20. RENUNGKAN INFORMASI INI
➢ Negara korup harus membayar
hutang yang lebih besar.
➢ Harga infrastruktur lebih tinggi
➢ Tingkat korupsi yang lebih tinggi meningkatkan
ketimpangan pendapatan dan kemiskinan.
➢ Korupsi menurunkan investasi dan karenanya
menurunkan pertumbuhan ekonomi.
➢ Negara-negara yang dianggap memiliki tingkat
korupsi yang relatif rendah selalu menarik investasi
lebih banyak daripada negara rentan korupsi.
24. Dibalik semua fenomena kehidupan yang mengandung
kerusakan selalu ada kaitannya dengan korupsi:
1.Fenomena tentang kerusakan hutan atau lingkungan,
2.Fenomena tentang bangunan yang cepat rusak,
3.Fenomena penegakan hukum yang tidak dapat tegak
dan berlaku adil,
4.Fenomena layanan yang lama, sulit dan birokrasinya
panjang,
5.Fenomena merebaknya narkoba,
6.Fenomena negara dengan sumber daya alam yang
melimpah namun tidak dapat memberikan
kesejahteraan bagi rakyatnya, dan
7.Fenomena-fenomena lainnya.
26. Semua tujuan anda, tujuan organisasi, tujuan
nasional hanya akan menjadi mimpi belaka
selama korupsi masih
menyertai dalam setiap
proses pencapaiannya.
27. Tindak Pidana adalah suatu
perbuatan yang diancam
dengan pidana oleh Undang-
Undang, bertentangan
dengan hukum, dilakukan
dengan kesalahan oleh
seseorang yang mampu
bertanggungjawab
28. Korupsi berasal dari Bahasa
Latin Coruptio dan Corruptus
yang berarti kerusakan atau
kebobrokan.
Dalam Bahasa Yunani
Corruptio perbuatan yang tidak
baik, buruk, curang, dapat
disuap, tidak bermoral,
menyimpang dari kesucian,
melanggar norma-norma agama,
material, mental, dan umum.
29.
30. E t i m o l o g i …
Bhs. Inggris Bhs. Perancis
Bhs. Belanda
Corruption,
Corrupt
Corruption Corruptie,
Korruptie
Jahat, rusak,
curang
Rusak
Istilah “korupsi” yang dipakai di Indonesia
merupakan turunan dari bahasa Belanda
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39. C = CORRUPTION
M = MONOPOLY OF FOWER
D = DISCRETION OF OFFICIAL
A = ACCOUNTABILITY
41. Korup = suka menerima uang
sogok, menyelewengkan uang
/barang milik perusahaan atau
negara, menerima uang
dengan menggunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi
(kamus hukum, 2002)
42. Korupsi = tingkah laku/tindakan seseorang/
lebih yang melanggar norma-norma yang ber-
laku dengan menggunakan dan/atau menya-
lahgunakan kekuasaan/kesempatan melalui
proses pengadaan, penetapan pungutan pe-
nerimaan/pemberian fasilitas/jasa lainnya yang
dilakukan pada kegiatan penerimaan dan/atau
pengeluaran uang/kekayaan, penyimpanan
uang/kekayaan dengan tujuan keuntungan
pribadi/golongannya sehingga langsung/ tidak
langsung merugikan kepentingan/keuntungan
negara/masyarakat
(Juniadi Suwartojo)
43. Tindak pidana korupsi:
Tindakan yang mengakibatkan kerugian
keuangan negara, suap-menyuap,
penggelapan dalam jabatan, pemerasan,
perbuatan curang, benturan kepentingan
dalam pengadaan, gratifikasi, dan tindakan
lain yang mendukung terjadinya tindak atau
perilaku korupsi
(UU No 31/1999 jo UU No. 20/2001 tentang
Tindak Pidana Korupsi)
44. 44
• Skor IPK 2013 Indonesia 3.2,
di ASEAN peringkat 114 dari
177 negara
• Persepsi Korupsi menurut
pebisnis – gambaran
pelayanan publik
• PERC – Annual Graft
Ranking, skor Indonesia 2006
= 8,16.
• 2004, 2005, dan 2006
terkorup se-Asia.
PERC
Ltd.
• Barometer Korupsi Global
→ Korupsi sudah terjadi di
semua sektor.
• Global
Competitiveness
Report : 2014
Indonesia ranking 34
dari 144 Negara di
ASEAN Institute of
Management
Development
(IMD) Geneva
• Growth
Competitiveness Index
→ Indonesia ranking 50
dengan skor 4,26.
• Jumlah hari
mendapatkan ijin di
Indonesia → contoh
waktu yang diperlukan
untuk mengurus ijin-ijin
tertentu di Indonesia.
• Indikator Kemudahan
Melakukan Bisnis →
waktu menunggu
persetujuan ijin-ijin relatif
lebih lama dibanding
negara Asia lain.
45. Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Kontrol
Masyarakat
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah
Evaluasi dan Penilaian
Kinerja Anggaran
Out Come Jangka Pendek
& Jangka Panjang
Implementasi
Alokasi Sektor,
Pelaksanaan,
serta Pengawasan Format
Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)
46. 7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
KORUPSI TRANSAKTIF :
Korupsi yang menunjukkan
adanya kesepakatan timbal
balik antara pemberi dan
penerima demi keuntungan
bersama. Kedua pihak sama-
sama aktif menjalankan
perbuatan tersebut.
1
47. KORUPSI EKSTROAKTIF :
Korupsi yang menyatakan ben-tuk-
bentuk korelasi (penekan-an)
dimana pihak pemberi dipaksa
untuk memberikan suap guna
mencegah kerugian yang
mengancam dirinya, kepentingan
orang-orangnnya, serta hal-hal
yang dihargainya.
2
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
48. KORUPSI INVESTIF :
Korupsi yang melibatkan
suatu penawaran barang atau
jasa tanpa adanya pertalian
langsung dengan keuntungan
yang memberi. Keuntungan
diharapkan akan terjadi atau
akan diperoleh dimasa yang
akan datang.
3
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
49. KORUPSI NEPOTISME :
korupsi yang berupa
pemberian kelakuan khusus
kepada teman atau yang
memiliki kedekatan hubungan
dalam rangka menduduki
jabatan politik.
4
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
50. KORUPSI AUTOGENIK :
Korupsi yang dilakukan
individu kerena mempunyai
kesem-patan untuk
mendapatkan keuntungan
dari pengetahuan dan
pemahamannya atas sesuatu
yang diketahuinya sendiri.
5
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
51. KORUPSI SUPORTIF :
Korupsi yang mengacu pada
penciptaan suasana kondusif untuk
melindungi atau mempertahankan
keberadaan tindak pidana korupsi
yang dilakukan.
6
KORUPSI DEFENSIF :
Korupsi yang terpaksa dilakukan dalam
rangka mempertahankan diri dari
pemerasan.
7
7 JENIS KORUPSI MENURUT PROF. SYED HUSEIN ALATAS
52. Tindak Pidana Korupsi
adalah suatu perbuatan
yang diancam dengan
pidana oleh Undang-
Undang bertentangan
dengan hukum, dilakukan
dengan kesalahan oleh
seseorang yang mampu
bertanggungjawab.
53. Menurut UU Nomor 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 Kelompok TIPIKOR di
Indonesia yang terdiri dari:
1. Kerugian keuangan negara (2, 3)
2. Suap menyuap (5:1.a, 5:1.b, 13, 5:2, 12.a,
12.b, 11, 6:1.a, 6:1.b, 6:2, 12.c, 12.d)
3. Pemerasan (12.e-g)
4. Perbuatan curang (7:1.a-d, 7:2, 12.h)
5. Penggelapan dalam jabatan (8, 9, 10.a-c)
6. Benturan kepentingan dlm pengadaan (12.i)
7. Gratifikasi (12.b jo 12.c)
54. Pidana lain
terkait
korupsi
Rintangi proses
pemeriksaan (21)
Saksi/ahli tdk beri
ket. Atau beri ket.
palsu (22 jo 35)
Tidak beri ket.
atau beri ket.
palsu (12 jo 28)
Bank tdk beri ket.
rek tersangka (22
jo 29)
Orang yg pegang
rahasia jabatan tdk
beri ket. atau beri
ket. Palsu (22 jo 36)
Saksi buka
identitas pelapor
(24 jo 31)
55. Spiritual Accountability
(Pertanggungjawaban Kerohanian)
Itulah sebabnya mengapa
seseorang dapat melaksanakan
pekerjaan dengan hasil yang
berbeda dengan orang lain, atau
mengapa suatu instansi dengan
instansi yang lainnya dapat
menghasilkan kuantitas dan
kualitas yang berbeda terhadap
suatu pekerjaan yang sama
57. LATIHAN
KELOMPOK
Buatlah simbol yang
berhubungan dengan Anti Korupsi,
kemudian simbol tersebut:
a. Dilakukan simulasi seakan-akan semakin kuat
dan semakin menempel pada diri Saudara
b. Dirangkai menjadi suatu simbol menyeluruh
yang merupakan konsep kesadaran diri Saudara
yang utuh dan terintegrasi, sehingga setiap
Saudara ingat akan simbol menyeluruh
tersebut, maka diri Saudara langsung secara
otomatis ingat dan langsung memiliki
kesadaran diri yang memuncak.
59. DREAMTEGRITY
Impian Indonesia Berintegritas
Level komitmen yang semakin tinggi akan
memudahkan untuk mendapatkan impian
Indonesia yang bebas dari korupsi (Indonesia
dengan budaya integritas yang tinggi)
Membuat kolase impian Indonesia Masa
depan. (menggunakan potongan gambar yang
disediakan kemudian dipresentasikan / film /
ilustrasi)
60. • Latihan/tugas
• Refleksi/perenungan
Negeri ini butuh para pemimpin yang sdh
selesai dengan dirinya. Ia tidak identik dengan
orang kaya, karena tidak sedikit orang kaya pun
terus mencari tambahan kekayaannya lewat
korupsi.
Mereka adalah yang:
1.Berorientasi pada pengabdian
2.Kompeten
3.Bahagia
61.
62.
63.
64. Tunas integritas merupakan
terjemahan dari konsep yg
berprinsip bahwa manusia
sbg faktor kunci perubahan,
dan pendekatan yang se-
utuhnya terkait manusia sbg
makhluk dengan aspek jas-
mani dan rohani, serta
makhluk sosial yg harus
berinteraksi dengan
lingkungannya.
65. • Menjadi jembatan masa depan kesuksesan
organisasi, mereka menjadi kumpulan
orang yg sll terdepan utk memastikan
tujuan org tercapai;
• Membangun sistem integritas,
berpartisipasi aktif dlm pembangunan
sistem integritas hingga semua peluang
korupsi dan berbagai penyimpangan
lainnya dpt ditutupi;
• Mempengaruhi orang lain, khususnya mitra
kerja untuk berintegritas tinggi.
73. Mata Tuhan ada disegala
tempat, mengawasi orang jahat
dan orang baik. Amsal 15 : 34
74. Komitmen Integritas
Saat Saudara telah mencapai
KESADARAN ANTI KORUPSI
secara menyeluruh dan utuh,
maka hal tersebut tidak hanya
sampai menjadi Semangat,
namun akan terus bergerak
hingga menjadi KOMITMEN
INTEGRITAS. Saudara sudah
melangkah lebih jauh, bukan
sekedar menghindar namun
mencari solusi terhadap fenomena
korupsi.
75. TUGAS SAUDARA
• Baca setiap kasus yang
telah Saudara terima
• Analisis kasus tersebut
dengan menguraikan
juga bentuk tindak
pidana yang dikenakan
• Buatlah kesimpulannya
dengan menempelkan
hasil analisa kasus
tersebut ke salah satu
flipchart bedah kasus di
hadapan saudara
76. JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik Lingkar
Madani Ray Rangkuti menilai sanksi pencabutan hak
politik bisa menjadi peringatan tegas bagi para politisi
untuk menjauhi praktik korupsi.
Menurutnya, pencabutan tersebut bisa diterapkan jika
politisi terbukti melakukan tindak pidana korupsi.
“Mereka yang melakukan korupsi itu adalah
menyangkut kejahatan terhadap hak publik. Nah apa
maksudnya? Rata-rata itu mereka menyalahgunakan
kekuasaannya dalam rangka untuk korupsi,” kata Ray
di Sanggar Prathivi Building, Jakarta, Kamis
(19/4/2018).
77. Ray menegaskan, para mantan koruptor telah
mengkhianati hak politik yang telah diberikan oleh
rakyat. Sehingga, negara bisa melakukan pencabutan
hak itu melalui mekanisme hukum yang berlaku.
Ia juga melihat sanksi pidana belum efektif
menimbulkan efek jera bagi para koruptor. Sebab, kata
dia, ada beberapa kasus mantan narapidana korupsi
kembali terjun dalam pusaran korupsi.
“Kenyataannya politisi ini sangat takut sekali kalau hak
politiknya dicabut, jadi ada pikiran lebih baik di penjara
5 tahun daripada hak politiknya dicabut. Dalam pikiran
saya tidak ada mantan koruptor yang betul betul
bertaubat setelah di penjara,” ujarnya.
78.
79.
80. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
J
U
J
U
R
•Selalu berbicara dan berbuat sesuai
dengan fakta (konsisten),
•Tidak melakukan perbuatan curang,
•Tidak berbohong,
•Tidak mengakui milik orang lain sebagai
miliknya
81. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
P
E
D
U
L
I
•Menjaga diri dan lingkungan agar tetap
konsisten dengan aturan yang berlaku,
•Selalu berusaha untuk menjadi teladan
dalam menegakkan disiplin, kejujuran,
dan tanggung jawab bersama
82. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
M
A
N
D
I
R
I
•Selalu menuntaskan pekerjaan tanpa
mengandalkan bantuan dari orang lain,
•Tidak menyuruh atau menggunakan
kewenangannya untuk menyuruh orang
lain untuk sesuatu yang mampu
dikerjakan sendiri
83. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
DISIPLIN
Berkomitmen untuk selalu berperilaku
konsisten dan berpegang teguh pada
aturan yang ada dalam semua kegiatan
TANGGUN
G
JAWAB
Selalu menyelesaikan pekerjaan atau
tugas-tugas secara tuntas dengan hasil
terbaik
84. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
KERJA
KERAS
•Selalu berupaya untuk menuntaskan
suatu pekerjaan dengan hasil yang
terbaik,
•Menghindari perilaku instan (jalan
pintas) yang mengarah pada
kecurangan
85. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
SEDERHANA
•Selalu berpenampilan apa adanya,
tidak berlebihan, tidak pamer dan tidak
ria
86. 9 Nilai Antikorupsi Menurut KPK
NILAI CONTOH INDIKATOR
B
E
R
A
N
I
•Berani jujur,
•Berani menolak ajakan untuk berbuat
curang,
•Berani melaporkan adanya kecurangan,
•Berani mengakui kesalahan
ADIL
•Selalu menghargai perbedaan,
•Tidak pilih kasih
87. Film pendek berdurasi 10 menitan
berhubungan dengan dampak
perilaku KORUPSI
Silakan perhatikan, maknai, renungkan
dan tuliskan apa yang terlintas pada pola
pikir saudara terhadap aktivitas tersebut
88.
89.
90. 1. Silakan susun organisasi kelompok yang terdiri dari:
seorang ketua, seorang penulis, seorang moderator,
dua orang penyaji, dan tiga orang anggota.
2. Rembugkan nama kelompok yang supaya lebih
terkesan dan bermakna anti korupsi merupakan
singkatan dari Sembilan nilai anti korupsi, misalnya:
91. 3. Pokok bahasan kelompok berhubungan
dengan aktivitas atau kegiatan rutinitas
baik di lingkungan tempat kerja maupun di
lingkungan tempat tinggal.
4. Alur materi pembahasan meliputi:
➢ Kasus (kemungkinan perilaku aparatur)
➢ Seharusnya (sesuai dengan aturan dan
norma)
➢ Solusinya
➢ Kemanfaatan untuk individu dan institusi
➢ Nilai anti korupsi
92.
93. Instrumen / lembar kerja:
memunculkan nilai-nilai organisasi,
diselaraskan dengan nilai anti korupsi, lalu
diselaraskan dengan visi dan misi
organisasi.
94.
95. Kelman (1958) dan Brigham (1991) menyebutkan
adanya 3 proses sosial yang berperan dalam proses
perubahan sikap & perilaku:
1.Kesediaan (compliance) – Pencitraan, tidak akan
bertahan lama
2.Identifikasi (identification) – Meniru integritas orang/
kelompok lain.
3.Internalisasi (internalization):
➢ Individu bersedia bersikap & berperilaku integritas
karena sesuai yang dipercaya dan sistem nilai
yang dianut;
➢ Internalisasi integritas akan maksimal ketika
individu mampu menggabungkan pendekatan in
side out dan out side in
96.
97. Identifikasi integritas
terjadi ketika individu
meniru integritas se-
seorang atau kelom-
pok lain karena inte-
gritas sudah sesuai
dengan harapannya.
Pada anak-anak dan orang berusia muda
proses identifikasi tampak jelas, dengan mudah
kita dapat mengamati adanya peniruan sikap
dan model yang diidolakannya
98. Pemahaman ttg pentingnya
internalisasi integritas yg lebih
permanen bertahan dalam diri
seseorang, membuat Saudara
mempunyai keinginan kuat
untuk mempelajari berbagai
teknik yg diperlukan u/ mela-
kukan internalisasi integritas
Internalisasi Integritas akan maksimal ketika kita mampu
menggabungkan pendekatan inside out dan out side in.
Untuk terjadinya hal tersebut maka :
❑ Lingkungan yang berintegritas
❑ Proteksi integritas
❑ Perubahan Sistem nilai agar yang negatif dapat
dihapuskan dan diganti dengan yang positif
99. Mengapa Korupsi Terjadi
⚫ Secara sederhana dapat dikatakan bahwa korupsi
terjadi sebagai pertemuan antara niat dan kesempatan.
⚫ Niat terkait dengan perilaku,
dan perilaku tidak dapat
dipisahkan dg nilai/values.
⚫ Kesempatan untuk korupsi
banyak dibuka oleh
kelemahan sistem.
⚫ Karena itulah Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
didefinisikan sebagai serangkaian tindakan untuk
mencegah dan memberantas TPK melalui upaya
koordinasi, supervisi, monitor, penyelidikan-penyidikan-
penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan
dengan peran serta masyarakat.
99
Perilaku,
Nilai2/Moral
Kelemahan
Sistem
NIAT KESEMPATAN
KORUPSI
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106. Contoh :
• Mengubah orientasi perilaku korupsi yg
berbentuk kolusi menjadi gotong royong.
Dalam hal ini orientasi (niat) yang diubah,
tanpa harus mengubah kandungan yang
membentuk budaya.
• Re-framing juga dapat dilakukan dengan cara
sikap, perilaku dan kompetensi negatif, maka
akan menghasilkan sikap, perilaku atau
kompetensi positif.
107. • Unsur-unsur yang membentuk kolusi baik
perilaku, ucapan, emosi, maupun pikiran
(paradigma) atau disebut sebagai Konten,
dilakukan perubahan/dikembalikan pada
orientasi (konteks) menjadi gotong royong
yang sebelumnya telah menjadi budaya yang
sangat kuat di masyarakat Indonesia
108. 7 Semangat Dasar yg diharapkan dapat
ditumbuhkan kembali di bumi Pertiwi
1. Semangat ketakwaan pada Tuhan
2. Semangat keikhlasan & ketulusan
3. Semangat pengabdian & tanggung jawab
4. Semangat menghasilkan yang terbaik
5. Kekeluargaan
6. Semangat Keadilan dan Kemanusiaan
7. Semangat perjuangan
109. Merupakan upaya untuk menanamkan pengaruh integritas
pada bawah sadar hingga dapat membentuk perilaku,
kebiasaan dan budaya integritas
3 aspek penting yang perlu disadari terkait pertempuran
antara integritas dan korupsi ;
1. Koruptor menggoda biasanya pada saat seseorang
sedang diluar sistem
2. Koruptor menggoda biasanya pada saat keadaan sepi dan
rahasia
3. Koruptor menggoda dengan beragam cara dan
menggunakan pengaruh yang sebelumnya diluar
perkiraan (WOW effect)
110. Organisasi dengan sistem integritas yang baik
dapat mempengaruhi individu menjadi tunas
integritas.
Komponen sistem integritas organisasi:
• Sistem-sistem operasional organisasi;
Manajemen SDM (perekrutan, pengembangan
dan manajemen kinerja). Akuntabilitas keuangan
dan kinerja, pengelolaan asset, pengadaan
barjas sesuai kebutuhan, keterbukaan, informasi
public & kehandalan SOP.
111. • Sistem-sistem khusus pengendalian korupsi
dan standar etika: peningkatan pengawasan
internal, pos employment, integrity checking,
pengungkapan isu integritas, pengendalian
gratifikasi, pelaporan harta kekayaan,
analisis resiko terhadap integritas, revitalisasi
kode etik dan pedoman perilaku seleksi dan
keteladanan pimpinan puncak, serta evaluasi
eksternal integritas
112. • Sistem Integritas yang akan dibangun
merupakan lingkungan yang kondusif bagi
peningkatan dan penjagaan integritas,
seakan terjadi penyelarasan antara rohani
dan jasmani dalam diri, penyelarasan jiwa,
pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan
dengan nurani lingkungan (sistem & budaya
integritas) inilah yang disebut dengan
pelembagaan integritas-integritas yang
terlembagakan dalam diri dan organisasi.
113.
114.
115. Contoh :
• Mengubah orientasi perilaku korupsi yg
berbentuk kolusi menjadi gotong royong.
Dalam hal ini orientasi (niat) yang diubah,
tanpa harus mengubah kandungan yang
membentuk budaya.
• Re-framing juga dapat dilakukan dengan cara
sikap, perilaku dan kompetensi negatif, maka
akan menghasilkan sikap, perilaku atau
kompetensi positif.
116. • Unsur-unsur yang membentuk kolusi baik
perilaku, ucapan, emosi, maupun pikiran
(paradigma) atau disebut sebagai Konten,
dilakukan perubahan/dikembalikan pada
orientasi (konteks) menjadi gotong royong
yang sebelumnya telah menjadi budaya yang
sangat kuat di masyarakat Indonesia
117. 7 Semangat Dasar yg diharapkan dapat
ditumbuhkan kembali di bumi Pertiwi
1. Semangat ketakwaan pada Tuhan
2. Semangat keikhlasan & ketulusan
3. Semangat pengabdian & tanggung jawab
4. Semangat menghasilkan yang terbaik
5. Kekeluargaan
6. Semangat Keadilan dan Kemanusiaan
7. Semangat perjuangan
118. Merupakan upaya untuk menanamkan pengaruh integritas
pada bawah sadar hingga dapat membentuk perilaku,
kebiasaan dan budaya integritas
3 aspek penting yang perlu disadari terkait pertempuran
antara integritas dan korupsi ;
1. Koruptor menggoda biasanya pada saat seseorang
sedang diluar sistem
2. Koruptor menggoda biasanya pada saat keadaan sepi dan
rahasia
3. Koruptor menggoda dengan beragam cara dan
menggunakan pengaruh yang sebelumnya diluar
perkiraan (WOW effect)
119. Organisasi dengan sistem integritas yang baik
dapat mempengaruhi individu menjadi tunas
integritas.
Komponen sistem integritas organisasi:
• Sistem-sistem operasional organisasi;
Manajemen SDM (perekrutan, pengembangan
dan manajemen kinerja). Akuntabilitas keuangan
dan kinerja, pengelolaan asset, pengadaan
barjas sesuai kebutuhan, keterbukaan, informasi
public & kehandalan SOP.
120. • Sistem-sistem khusus pengendalian korupsi
dan standar etika: peningkatan pengawasan
internal, pos employment, integrity checking,
pengungkapan isu integritas, pengendalian
gratifikasi, pelaporan harta kekayaan,
analisis resiko terhadap integritas, revitalisasi
kode etik dan pedoman perilaku seleksi dan
keteladanan pimpinan puncak, serta evaluasi
eksternal integritas
121. • Sistem Integritas yang akan dibangun
merupakan lingkungan yang kondusif bagi
peningkatan dan penjagaan integritas,
seakan terjadi penyelarasan antara rohani
dan jasmani dalam diri, penyelarasan jiwa,
pikiran, perasaan, ucapan dan tindakan
dengan nurani lingkungan (sistem & budaya
integritas) inilah yang disebut dengan
pelembagaan integritas-integritas yang
terlembagakan dalam diri dan organisasi.