SlideShare a Scribd company logo
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
Dalam filsafat modern dikenal beberapa aliran-aliran diantaranya aliran 
rekontrusionisme di zaman modern ini banyak menimbulkan krisis di berbagai bidang 
kehidupan manusia terutama dalam bidang pendidikan dimana keadaan sekarang 
merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, 
kebingungan dan kesimpangsiuran. 
Untuk mengatasi krisis kehidupan modern tersebut aliran rekonstrusionisme 
menempuhnya dengan jalan berupaya membina konsensus yang paling luas dan 
mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia. 
Oleh karena itu pada aliran rekonstruksionisme ini, peradaban manusia masa depan 
sangat di tekankan. di samping itu aliran rekonstruksionisme lebih jauh menekankan 
tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sebagainya. 
B. Rumusan masalah 
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang: 
1. Latar belakang lahirnya aliran rekonstruksionisme 
2. Apa yang dimaksud dengan Rekonstruksionisme 
3. Siapa saja tokoh dari aliran rekonstruksionisme 
4. Prinsip-Prinsip aliran Rekonstruksionisme 
5. Pandangan rekonstruskionisme dan penerapannya dibidang pendidikan. 
6. Teori pendidikan rekonstruksionisme 
C. Tujuan penulisan 
Makalah ini ditulis bertujuan untuk : 
1. Agar kita mengetahui latar belakang lahirnya rekonstruksionisme 
2. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan aliran rekontruksionisme 
3. Agar mengetahui siapa saja tokoh aliran rekontruksionisme 
4. Agar mengetahui prinsip-prinsip aliran Rekonstruksionisme 
5. Agar mengetahui pandangan rekonstruksionisme dan penerapannya dibidang 
pendidikan 
6. Agar mengetahui teori-teori pendidikan rekonstruksionisme
2 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Latar Belakang Aliran Rekontruksionisme 
Rekonstrusionisme di pelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 
1930 yang ingin membangun masyarakat baru, masyrakat yang pantas dan adil.1[1] 
Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivme, gerakan ini 
lahir didasari atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan 
melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.2[2] 
Selain itu, mazhab ini juga berpandangan bahwa pendidikan hendaknya 
memelopori melakukan pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali masyarakat 
agar menjadi lebih baik.karena itu pendidikan harus mengembangkan ideology 
kemasyarakatan yang demokratis. 
Alasan mengapa rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresif 
hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada 
pada saat sekarang ini.Dalam aliran rekonstruksionisme berusaha menciptakan kurikulum 
baru dengan memperbaharui kurikulum lama. 
Progresivisme pendidikan didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus 
terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang studi.ini berkelanjutan 
pada pendidikan rekonstruksionisme yaitu guru harus menyadarkan sipendidik terhadap 
masalah-masalah yang dihadapi manusia untuk diselesaikan, sehingga anak didik 
memiliki kemampuan memecahkan masalah tersebut.3[3] 
B. Pengertian Aliran Rekonstruksionisme 
Kata rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti 
menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme 
merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun 
tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. 
1[1] http://fadliyanur.blogspot.com/2008/05/aliran rekonstrusionisme .html 
2[2] Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung , Alfabeta, 2009) 
3[3] http://filsafat-pendidikan-rekonstruksionisme1.html
Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, 
yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. Menurut Muhammad Noor Syam, kedua 
aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai 
kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan, dan kesimpangsiuran. 
Meskipun demikian, prinsip yang dimiliki oleh aliran ini tidaklah sama dengan 
prinsip yang dipegang oleh aliran perenialisme. Keduanya mempunyai visi dan cara yang 
berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang 
serasi dalam kehidupan. Aliran perenialisme memilih cara tersendiri, yakni dengan 
kembali ke alam kebudayaan lama (regressive road culture) yang mereka anggap paling 
ideal. Sementara itu, aliran rekonstruksionisme menempuhnya dengan jalan berupaya 
membina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi 
dalam kehidupan umat manusia. 
Untuk mencapai tujuan tersebut, rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatan 
antar sesama manusia atau agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu 
tatanan dan seluruh lingkungannya.Maka, proses dan lembaga pendidikan dalam 
pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata 
susunan hidup kebudayaan yang baru. Untuk tujuan tersebut diperlukan kerja sama 
antarumat manusia.4[4] 
Aliran rekonstuksionisme bercita-cita uutuk mewujudkan dan melaksanakan 
sinthesa atau perpaduan ajaran Kristen dan demokrasi modern dengan teknologi modern 
dan seni modern didalam suatu kebudayaan yang dibina bersama oleh seluruh kedaulatan 
bangsa-bangsa sedunia.5[5] 
Rekonstruksinalisme mencita-citakan terwujudnya sutu dunia baru, dengan 
kebudayaan baru dibawah suatu kedaulatan dunia, dalam control mayoritas umat 
manusia.Dengan kata lain perkataan aliran rekonstruksionalisme adalah aliran yang 
menghendaki agar anak didiknya dapat dibandingkan kemampuaannya untuk secara 
kontruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan perkembangan masyarakat 
3 
4[4] Prof. Dr. H. Jalaluddin, Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Ar-ruzz media, 2010) hal. 118-119 
5[5] Drs. Muhammad As Said, M. Pd. Filsafat Pendidikan Islam ( Barabai ; STAI Al- Washliyah 
Barabai,2009) hal. 93
sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuaan dan teknologi. Dengan 
penyesuaian seperti anak didik akan tetap berada dalam suasana aman dan bebas.6[6] 
Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa aliran rekonstruksionisme bercita-cita 
untuk mewujudkan suatu dunia dimana kedaulatan nasional berada dalam pengayoman 
atau subordinate dari kedaulatan dan otoritas internasional.7[7] 
4 
C. Tokoh-tokoh Aliran Rekonstruksionisme 
Aliran filsafat Rekonstruksionisme dipelopori oleh Goerge Count dan Harold Rugg 
pada 1930. Mereka bermaksud membangun masyarakat baru, masyarakat yang 
dipandang pantas dan adil.Ide gagasan mereka secara meluas dipengaruhi oleh pemikiran 
progresif Dewey; dan ini menjelaskan mengapa aliran Rekonstruksionisme memiliki 
landasan filsafat pragmatism. Meskipun mereka banyak terinspirasi pemikiran Theodore 
Brameld, khususnya dengan beberapa karya filsafat pendidikannya, mulai dari ‘Pattern of 
Educational Philosophy (1950), Toward recunstucted Philosophy of Education (1956), 
dan Education of power (1965).8[8] 
D. Prinsip-Prinsip Aliran Rekonstruksionisme 
1. Masyarakat dunia sedang dalam kondisi Krisis , jika praktik- praktik yang ada 
sekarang tidak dibalik,maka peradaban yang kita kenal ini akan mengalami 
kehancuran. 
Persoalan-persoalan tentang kependudukan, sumber daya alam yang terbatas, 
kesenjangan global dalam distribusi (penyebaran) kekayaan, poliferasi nuklir, 
rasisme, nasionalisme sempit, dan penggunaan teknologi yang ‘sembrono’ dan tidak 
bertanggung jawab telah mengancam dunia kita sekarang dan akan memusnahkannya 
jika tidak dikoreksi segera mungkin. Persoalan-persoalan tersebut menurut kalangan 
rekonstruksionisme, berjalan seiring dengan tantangan totalitarisme modern, yakni 
hilangnya nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat luas dan meningkatnya 
kedunguan fungsional penduduk dunia. Singkatnya, dunia sedang menghadapi 
6[6] Drs. H. M . Alwi Kaderi, Filsafat Pendidikan, ( Banjarmasin, 2011 ) hal. 125 
7[7] M. Djumberansyah Indar. Filsafat pendidikan. (Surabaya, Abditama, 1994). Hal 139 
8[8] http:// filsafat-rekonstruksionisme.html
persoalan-persoalan sosial, militer dan ekonomi pada skala yang terbayangkan. 
Persoalan-persoalan yang dihadapi tersebut sudah sedemikian beratnya sehingga tidak 
dapat lagi diabaikan. 
2. Solusi efektif satu-satunya bagi pesoalan- pesoalan dunia kita adalah penciptaan 
social yang menjagat. 
Kerjasama dari semua bangsa adalah satu-satunya harapan bagi penduduk dunia yang 
berkembang terus yang menghuni dunia dengan segala keterbatasan sumber daya 
alamnya. Era teknologi telah memunculkan saling ketergantungan dunia, di samping 
juga kemajuan-kemajuan di bidang sains. Di sisi lain, kita sedang didera kesenjangan 
budaya dalam beradaptasi dengan tatanan dunia baru. Kita sedang berupaya hidup di 
ruang angkasa dengan sebuah sistem nilai dan mentalitas politik yang dianut di era 
kuda dan andong.Menurut rekonstruksionisme, umat manusia sekarang hidup dalam 
masyarakat dunia yang mana kemampuan teknologinya dapat membinasakan 
kebutuhan-kebutuhan material semua orang. Dalam masyrakat ini, sangat mungkin 
muncul penghayal karena komunitas internasional secara bersama-sama bergelut dari 
kesibukan menghasilkan dan mengupayakan kekayaan material menuju ke tingkat 
dimana kebutuhan dan kepentingan manusia dianggap paling penting. Dunia semasa 
itu, orang-orang berkonsentrasi untuk menjadi manusia yang lebih baik (secara 
material) sebagai tujuan akhir. 
3. Pendidikan formal dapat menjadi agen utama dalam rekonstruksi tatanan sosial. 
Sekolah-sekolah yang merefleksikan nilai-nilai sosial dominan, menurut 
rekonstruksionisme hanya akan mengalihkan penyakit-penyakit politik, sosial, dan 
ekonomi yang sekarang ini mendera umat manusia. Sekolah dapat dan harus 
mengubah secara mendasar peran tradisionalnya dan menjadi sumber inovasi baru. 
Tugas mengubah peran pendidikan amatlah urgen, karena kenyataan bahwa manusia 
sekarang mempunyai kemampuan memusnahkan diri.Kalangan rekontruksionis di 
satu sisi tidak memandang sekolah sebagai memiliki kekuatan untuk menciptakan 
perubahan sosial seorang diri. Di sisi lain, mereka melihat sekolah sebagai agen 
kekuatan utama yang menyentuh kehidupan seluruh masyarakat, karena ia 
menyantuni anak-anak didik selama usia mereka yang paling peka. Dengan demikian, 
5
ia dapat menjadi penggerak utama pencerahan problem-problem sosial dan agitator 
utama perubahan sosial. 
4. Metode-metode pengajaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip demokratis yang 
bertumpu pada kecerdasan ‘ asali’ jumlah mayoritas untuk merenungkan dan 
menewarkan solusi yang paling valid bagi persoalan –persoalan umat manusia. 
Dalam pandangan kalangan rekonstruksionisme, demokrasi adalah sistem politik 
yang terbaik karena sebuah keharusan bahwa prosedur-prosedur demokratis perlu 
digunakan di ruangan kelas setelah para peserta didik diarahkan kepada kesempatan-kesempatan 
untuk memilih di antara keragaman pilihan-pilihan ekonomi, politik, dan 
sosial. 
Brameld menggunakan istilah pemihakan defensif untuk mengungkapkan posisi 
(pendapat) guru dalam hubungannya dengan item-item kurikuler yang kontroversial. 
Dalam menyikapi ini, guru membolehkan uji pembuktian terbuka yang setuju dan 
yang tidak setuju dengan pendapatnya, dan ia menghadirkan pendapat-pendapat 
alternatif sejujur mungkin. Di sisi lain, guru jangan menyembunyikan pendirian-pendiriannya. 
Ia harus mengungkapkan dan mempertahankan pemihakannya secara 
publik. Di luar ini, guru harus berupaya agar pendirian-pendiriannya diterima dalam 
skala seluas mungkin. Tampaknya telah diasumsikan oleh kalangan rekonstruksionis 
bahwa persoalan-persoalan itu sedemikian clear-cut (jelas-tegas) sehingga sebagian 
besar akan setuju terhadap persoalan-persoalan dan solusi-solusi jika dialog bebas dan 
demokratis diizinkan. 
Jika pendidkan formal adalah bagian yang tak terpisahkan dari solusi social dalam 
krisis dunia sekarang , maka ia harus secara aktif mengerjakan perubahan social.9[9] 
6 
E. Pandangan rekonstruskionisme dan penerapannya dibidang pendidikan 
Pandangan aliran filsafat pendidikan rekonstruksionisme terhadap pendidikan 
yaitu pertama kita harus mengetahui pengertian dari filsafat.Yangmana filsafat 
merupakan induk dari segala ilmu yang mencakup ilmu-ilmu khusus.Menurut pendapat 
Runes (1971:235), bahwa filsafat adalah keterangan rasional tentang sesuatu yang 
9[9] George Knight. Issue and Alternative in Educational Philoshopy Terjemahan Mahmud Arif. 
(Yogyakarta, Gama Media, 2007). Hal 185-190
merupakan prinsip umum yang kenyataannya dapat dijelaskan dengan membedakan 
pengetahuan rasional dan pengetahuan empiris (sains). 
Filsafat bagi pendidikan adalah teori umum sehingga dapat menjadi pilar bagi 
bangunan dunia pendidikan yang berusaha memberdayakan setiap pribadi warga negara 
untuk mengisi format kebudayaan bangsa yang didinginkan dan diwariskan.Aliran 
rekonstruksionisme adalah sepaham dengan aliran perenialisme dalam tindakan 
mengatasi krisis kehidupan modern. 
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan 
tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya intelektual 
dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat 
atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan 
datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.10[10] 
Kemudian aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa 
merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan 
dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Sila-sila demokrasi yang sungguh bukan 
hanya teori tetapi mesti menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia 
dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, 
kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna 
kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan. 
Pada prinsipnya, aliran rekonstruksionisme memandang alam metafisika merujuk 
dualisme, aliran ini berpendirian bahwa alam nyata ini mengandung dua macam hakikat 
sebagai asal sumber yakni hakikat materi dan hakikat rohani.Kedua macam hakikat itu 
memiliki ciri yang bebas dan berdiri sendiri, sarna dengan azali dan abadi, dan 
hubungan keduanya menciptakan suatu kehidupan dalam alam. Descartes, seorang 
tokohnya pernah menyatakan bahwa umumnya manusia tidak sulit menerima atas 
prinsip dualisme ini, yang menunjukkan bahwa kenyataan lahir dapat segera ditangkap 
oleh panca indera manusia, sementara itu kenyataan bathin segera diakui dengan 
adanya akal dan petasaan hidup. Di balik gerak realita sesungguhnya terdapatlah 
kausalitas sebagai pendorongnya dan merupakan penyebab utama atas kausa prima. 
Kausa prima, dalam konteks ini, ialah Tuhan sebagai penggerak sesuatu tanpa gerak, 
Tuhan adalah aktualitas murni yang sama sekalisunyi dan subtansi. 
7 
10[10] Prof. Dr. H. Jalaludin, Filsafat Pendidikan, Filsafat Dan Pendidikan (Yogyakarta, Ar-ruzz 
Media, 2010) hal 119
Alam pikiran yang demikian bertolak hukum-hukum dalam filsafat itu sendiri 
tanpa bergantung padii ilmt pengetahuan.Namun demikian, meskipun filsafat dan ilmu 
berkembang ke arah yang lebih sempurna, tetap disetujui bahwa kedudukan filsafal 
lebih tinggi dibandingkan ilmu pendidikan. Yang mana pendidikan sebagai alat untuk 
memproses dan merekonstruksi kebudayaan baru haruslah dapat menciptakan situasi 
yang edukatif yang pada akhirnya akan dapat memberikan warna dan corak dari output 
(keluaran) yang dihasilkan sehingga keluaran yang dihasilkan (anak didik). 
8 
F. Teori pendidikan rekonstruksionisme 
1. Tujuan Pendidikan 
a. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk 
melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. 
b. Tugas sekolah-sekolah rekonstruksionis adalah mengembangkan ”insinyur-insinyur” 
sosial, warga-warga negara yang mempunyai tujuan mengubah secara 
radikal wajah masyarakat masa kini. 
c. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para 
peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat 
manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan 
yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. 
2. Metode pendidikan 
Analisis kritis terhadap kerusakan-kerusakan masyarakat dan kebutuhan-kebutuhan 
programatik untuk perbaikan.Dengan demikian menggunakan metode 
pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan 
masyarakat. 
3. Kurikulum 
Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan 
masyarakat masa depan. 
Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang 
dihadapi umat manusi, yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para 
peserta didik sendiri; dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah 
untuk aksi kolektif. 
Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan 
proses-proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah.
9 
 Pelajar 
Siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia 
pembangun masyarakat masa depan, dan perlu berlatih keras untuk menjadi 
insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat masa 
depan. 
 Pengajar 
Guru harus membuat para peserta didik menyadari masalah-masalah yang 
dihadapi umat manusia, mambatu mereka merasa mengenali masalah-masalah 
tersebut sehingga mereka merasa terikat untuk memecahkannya. 
Guru harus terampil dalam membantu peserta didik menghadapi 
kontroversi dan perubahan. Guru harus menumbuhkan berpikir berbeda-beda 
sebaga suatu cara untuk menciptakan alternatif-alternatif pemecahan masalah 
yang menjanjikan keberhasilannya. 
Menurut Brameld (kneller,1971) teori pendidikan rekonstruksionisme ada 
5 yaitu: 
1. Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka 
menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya 
kita, dan selaras dengan yang mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan 
sosial masyarakat modern. 
2. Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana 
sumber dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya 
sendiri. 
3. Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan 
budaya dan sosial. 
4. Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara 
bijaksana dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis 
5. Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan 
tujuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan 
krisis budaya dewasa ini, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan 
sains sosial yang mendorong kita untuk menemukan nilali-nilai dimana 
manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat universal.
6. Meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang 
10 
dipakai, struktur administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih.11[11] 
11[11] Hadi Syamsul, Rukiyah, 2009, Filsafat Pendidikan rekonstruksionalisme, ( online ) ( Http/ 
Syamsul Hadi. Blogsport. Com.) diakses 4 juni 2012.
11 
BAB III 
PENUTUP 
A. Simpulan 
Rekonstruksionisme berasal dari bahasa Inggris reconstruct yang berarti 
menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme 
adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun 
tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Melalui lembagai dan proses 
pendidikan, rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan 
membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru. 
Adapun implikasi aliran ini dalam dunia pendidikan diantaranya yaitu: misi 
sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi sosial, pendidikan bertanggung 
jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal, kurikulum sekolah tidak boleh 
didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang ditentukan atau 
disukai karena semua budaya dan nilai-nilai yang berhubungan berhak untuk 
mendapatkan tempat dalam kurikulum, guru harus menunjukkan rasa hormat yang 
sejati atau ikhlas terhadap semua budaya baik dalam memberi pelajaran maupun 
dalam hal lainnya. 
B. Saran 
Setelah mempelajari aliran rekonstruksionisme, maka sebagai calon guru 
PMTK seharusnya mampu memahami dan kelak mampu menerapkannya. Seorang 
guru harus mampu menyadarkan peserta didik terhadap masalah-masalah yang 
dihadapi, seorang guru harus membantu peserta didik mengidentifikasi masalah-masalah 
untuk dipecahkan. Guru juga harus mampu mendorong peserta didik untuk 
dapat berpikir tentang alternatif-alternatif dalam memecahkan masalah di 
kehidupan modern ini.
12 
DAFTAR PUSTAKA 
Mudyahardjo, Redja, 1995, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo Persada. 
Jalaludin, 2010, Filsafat Penddidian Manusia, Filsafat Dan Pendidikan, 
Yogyakarta: Ar-ruzz. 
Sadulloh, Uyoh, 2009, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfabeta. 
As Said, Muhammad, 2009, Filsafat Pendidikan Islam, Barabai: STAI Al- 
Washliyah Barabai. 
Indar, M. Djumberansyah,1994, Filsafat pendidikan, Surabaya: Karya Abditama. 
Knight, George,2007, Issue and Alternative in Educational Philoshopy Terjemahan 
Mahmud Arif, Yogyakarta:Gama Media. 
http://fadliyanur.blogspot.com/2008/05/aliran rekonstrusionisme .html 
http://filsafat-pendidikan-rekonstruksionisme1.html 
http:// filsafat-rekonstruksionisme.html
13 
KATA PENGANTAR 
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, 
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok dari mata kuliah 
Landasan Pendidikan dan Pengajaran dengan judul “Aliran – Aliran dalam Pendidikan 
(RECONTRUKSIONALISME)”. Dalam bentuk masih sangat sederhana. 
Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Patta Bundu, M.Ed. selaku dosen mata 
kuliah Landasan Pendidikan dan Pengajaran yang telah mentransfer ilmunya kepada kami 
serta pihak-pihak tertentu yang tidak sempat penulis sebutkan satu-persatu yang telah 
banyak membantu penulis dalam proses penyelesaian makalah ini. 
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih sangat jauh dari 
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya kontuktif sangat kami 
butuhkan dari pihak demi kesempurnaan makalah ini dimasa-masa akan datang. 
Oktober 2014 
Penulis
14 
DAFTAR ISI 
Halaman 
KATAPENGANTAR 
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1 
A. Latar Belakang………………………......................................... 1 
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 1 
C. Tujuan Penulisan………………………………………………….. 1 
BAB II Pembahasan………………………………………………..…. 2 
A. Latar Belakang Aliran Rekontruksionisme……………………… 2 
B. Pengertian Aliran Rekonstruksionisme………………………….. 2 
C. Tokoh-tokoh Aliran Rekonstruksionisme……………………….. 4 
D. Prinsip-Prinsip Aliran Rekonstruksionisme……………………… 4 
E. Pandangan rekonstruskionisme dan penerapannya...................... 6 
F. Teori pendidikan rekonstruksionisme…………………………….. 8 
BAB III Penutup………………………………………………………… 11 
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 11 
B. Saran……………………………………………………………… 11 
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 12
15 
Tugas Kelompok 
Prof. Dr.Patta Bundu, M.Ed 
Aliran – Aliran dalam Pendidikan 
(RECONTRUKSIONALISME) 
Salma Sambara, S.Pd 
Ismail, S. 
Andi Muhammad Ishak, S.Pd 
Zaenal Akbar, S.Pd 
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 
Program Pascasarjana 
Universitas Negeri Makassar 
2014

More Related Content

What's hot

Aliran pragmatisme
Aliran pragmatismeAliran pragmatisme
Aliran pragmatisme
chaya pebiyana
 
Model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktifModel pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktif
Ahmad H
 
Inovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di IndonesiaInovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di Indonesia
Fikahati Rachmawati
 
Aliran essensialisme
Aliran  essensialismeAliran  essensialisme
Aliran essensialisme
Universitas Negeri Makassar
 
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaranTeori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
harjunode
 
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannyaTeori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Belum Kerja
 
Progresivisme
ProgresivismeProgresivisme
Progresivisme
jessica cerenga
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismesahronzulkepli
 
Konsep Dasar Inovasi Pendidikan
Konsep Dasar Inovasi PendidikanKonsep Dasar Inovasi Pendidikan
Konsep Dasar Inovasi Pendidikan
zoel elektronik
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulum
green_sarijo
 
TEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISMETEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISME
Fauziah Nofrizal
 
Teori Kognitif Lev vygotsky
Teori Kognitif Lev vygotskyTeori Kognitif Lev vygotsky
Teori Kognitif Lev vygotsky
Izzat Najmi
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanImaaELF
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Rima Trianingsih
 
Etika profesion keguruan dan akauntablilti
Etika profesion keguruan dan akauntabliltiEtika profesion keguruan dan akauntablilti
Etika profesion keguruan dan akauntablilti
zain72
 
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiTajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Arachnis Flosaeris
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikansha_macc
 
Kssr
KssrKssr
Kssr
guru
 
Faktor faktor mempengaruhi perubahan kurikulum
Faktor faktor mempengaruhi perubahan kurikulumFaktor faktor mempengaruhi perubahan kurikulum
Faktor faktor mempengaruhi perubahan kurikulum
Xiaoling Lew
 

What's hot (20)

Aliran pragmatisme
Aliran pragmatismeAliran pragmatisme
Aliran pragmatisme
 
Model pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktifModel pembelajaran interaktif
Model pembelajaran interaktif
 
Inovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di IndonesiaInovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di Indonesia
 
Aliran essensialisme
Aliran  essensialismeAliran  essensialisme
Aliran essensialisme
 
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaranTeori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
Teori belajar humanistik dan implikasinya dalam pembelajaran
 
Pedagogi pendidikan
Pedagogi pendidikanPedagogi pendidikan
Pedagogi pendidikan
 
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannyaTeori belajar konstruktivisme dan penerapannya
Teori belajar konstruktivisme dan penerapannya
 
Progresivisme
ProgresivismeProgresivisme
Progresivisme
 
Teori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivismeTeori pembelajaran konsruktivisme
Teori pembelajaran konsruktivisme
 
Konsep Dasar Inovasi Pendidikan
Konsep Dasar Inovasi PendidikanKonsep Dasar Inovasi Pendidikan
Konsep Dasar Inovasi Pendidikan
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulum
 
TEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISMETEORI KOGNITIVISME
TEORI KOGNITIVISME
 
Teori Kognitif Lev vygotsky
Teori Kognitif Lev vygotskyTeori Kognitif Lev vygotsky
Teori Kognitif Lev vygotsky
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Etika profesion keguruan dan akauntablilti
Etika profesion keguruan dan akauntabliltiEtika profesion keguruan dan akauntablilti
Etika profesion keguruan dan akauntablilti
 
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiTajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
Kssr
KssrKssr
Kssr
 
Faktor faktor mempengaruhi perubahan kurikulum
Faktor faktor mempengaruhi perubahan kurikulumFaktor faktor mempengaruhi perubahan kurikulum
Faktor faktor mempengaruhi perubahan kurikulum
 

Viewers also liked

Psikometri Bab a13
Psikometri Bab a13Psikometri Bab a13
Psikometri Bab a13
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a22
Psikometri Bab a22Psikometri Bab a22
Psikometri Bab a22
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a26
Psikometri Bab a26Psikometri Bab a26
Psikometri Bab a26
Universitas Negeri Makassar
 
PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25PSIKOMETRI 25
Psikometri Bab a21
Psikometri Bab a21Psikometri Bab a21
Psikometri Bab a21
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a18
Psikometri Bab a18Psikometri Bab a18
Psikometri Bab a18
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a15
Psikometri Bab a15Psikometri Bab a15
Psikometri Bab a15
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a17
Psikometri Bab a17Psikometri Bab a17
Psikometri Bab a17
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a16
Psikometri Bab a16Psikometri Bab a16
Psikometri Bab a16
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a27
Psikometri Bab a27Psikometri Bab a27
Psikometri Bab a27
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a20
Psikometri Bab a20Psikometri Bab a20
Psikometri Bab a20
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a12
Psikometri Bab a12Psikometri Bab a12
Psikometri Bab a12
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a23
Psikometri Bab a23Psikometri Bab a23
Psikometri Bab a23
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a14
Psikometri Bab a14Psikometri Bab a14
Psikometri Bab a14
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a28
Psikometri Bab a28Psikometri Bab a28
Psikometri Bab a28
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a19
Psikometri Bab a19Psikometri Bab a19
Psikometri Bab a19
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a9
Psikometri Bab a9Psikometri Bab a9
Psikometri Bab a9
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a8
Psikometri Bab a8Psikometri Bab a8
Psikometri Bab a8
Universitas Negeri Makassar
 
Psikometri Bab a1
Psikometri Bab a1Psikometri Bab a1
Psikometri Bab a1
Prince IccAnna
 

Viewers also liked (20)

Psikometri Bab a13
Psikometri Bab a13Psikometri Bab a13
Psikometri Bab a13
 
Psikometri Bab a22
Psikometri Bab a22Psikometri Bab a22
Psikometri Bab a22
 
Psikometri Bab a26
Psikometri Bab a26Psikometri Bab a26
Psikometri Bab a26
 
PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25PSIKOMETRI 25
PSIKOMETRI 25
 
Psikometri Bab a21
Psikometri Bab a21Psikometri Bab a21
Psikometri Bab a21
 
Psikometri Bab a18
Psikometri Bab a18Psikometri Bab a18
Psikometri Bab a18
 
Psikometri Bab a15
Psikometri Bab a15Psikometri Bab a15
Psikometri Bab a15
 
Psikometri Bab a17
Psikometri Bab a17Psikometri Bab a17
Psikometri Bab a17
 
Psikometri Bab a16
Psikometri Bab a16Psikometri Bab a16
Psikometri Bab a16
 
Psikometri Bab a27
Psikometri Bab a27Psikometri Bab a27
Psikometri Bab a27
 
Psikometri Bab a20
Psikometri Bab a20Psikometri Bab a20
Psikometri Bab a20
 
Psikometri Bab a12
Psikometri Bab a12Psikometri Bab a12
Psikometri Bab a12
 
Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24Psikometri Bab a24
Psikometri Bab a24
 
Psikometri Bab a23
Psikometri Bab a23Psikometri Bab a23
Psikometri Bab a23
 
Psikometri Bab a14
Psikometri Bab a14Psikometri Bab a14
Psikometri Bab a14
 
Psikometri Bab a28
Psikometri Bab a28Psikometri Bab a28
Psikometri Bab a28
 
Psikometri Bab a19
Psikometri Bab a19Psikometri Bab a19
Psikometri Bab a19
 
Psikometri Bab a9
Psikometri Bab a9Psikometri Bab a9
Psikometri Bab a9
 
Psikometri Bab a8
Psikometri Bab a8Psikometri Bab a8
Psikometri Bab a8
 
Psikometri Bab a1
Psikometri Bab a1Psikometri Bab a1
Psikometri Bab a1
 

Similar to Rekontruksitifisme

Rekonstruksionisme
RekonstruksionismeRekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
Miftahul Fikriyah
 
Aliran filsafat rekontruksionisme
Aliran filsafat rekontruksionismeAliran filsafat rekontruksionisme
Aliran filsafat rekontruksionisme
phomie otari
 
Aliran filsafat rekonstruktivisme
Aliran filsafat rekonstruktivismeAliran filsafat rekonstruktivisme
Aliran filsafat rekonstruktivisme
Muhammad Fajri
 
Makalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modernMakalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modern
Dwi Cahyo
 
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
ria gustini
 
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
PamilaNovitasari
 
Pendidikan moden
Pendidikan modenPendidikan moden
Pendidikan moden
Yayasan Negeri
 
Aliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikanAliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikan
dinda1175
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
sheviraayu
 
Prenalisme
PrenalismePrenalisme
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seniIsbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Siti Purwaningsih
 
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
Rasmitadila Mita
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
norma 28
 
Asas Falsafah
Asas FalsafahAsas Falsafah
Asas Falsafah
Azizi Ahmad
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
norma 28
 
FILSAFAT KEL.5.pptx
FILSAFAT KEL.5.pptxFILSAFAT KEL.5.pptx
FILSAFAT KEL.5.pptx
RaodatulJannah28
 
Falsafah pendidikan barat
Falsafah pendidikan baratFalsafah pendidikan barat
Falsafah pendidikan baratAmir Ibrahim
 
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN KELOMPOK 5.pptx
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN KELOMPOK 5.pptxPPT FILSAFAT PENDIDIKAN KELOMPOK 5.pptx
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN KELOMPOK 5.pptx
RohmiArdiansah
 
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis JurnalSitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
nurhalizast1608
 
Aliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikanAliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikan
Rizal M Suhardi
 

Similar to Rekontruksitifisme (20)

Rekonstruksionisme
RekonstruksionismeRekonstruksionisme
Rekonstruksionisme
 
Aliran filsafat rekontruksionisme
Aliran filsafat rekontruksionismeAliran filsafat rekontruksionisme
Aliran filsafat rekontruksionisme
 
Aliran filsafat rekonstruktivisme
Aliran filsafat rekonstruktivismeAliran filsafat rekonstruktivisme
Aliran filsafat rekonstruktivisme
 
Makalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modernMakalah filsafat aliran modern
Makalah filsafat aliran modern
 
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
 
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
 
Pendidikan moden
Pendidikan modenPendidikan moden
Pendidikan moden
 
Aliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikanAliran filsafat pendidikan
Aliran filsafat pendidikan
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Prenalisme
PrenalismePrenalisme
Prenalisme
 
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seniIsbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
Isbd membangun peradapan manusia masa kini melalui pendidikan seni
 
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
Orientasi baru pendidikan terhadap perubahan sosial
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
Asas Falsafah
Asas FalsafahAsas Falsafah
Asas Falsafah
 
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara FilsafatPengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
Pengertian Macam-macam Ideologi Dunia Secara Filsafat
 
FILSAFAT KEL.5.pptx
FILSAFAT KEL.5.pptxFILSAFAT KEL.5.pptx
FILSAFAT KEL.5.pptx
 
Falsafah pendidikan barat
Falsafah pendidikan baratFalsafah pendidikan barat
Falsafah pendidikan barat
 
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN KELOMPOK 5.pptx
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN KELOMPOK 5.pptxPPT FILSAFAT PENDIDIKAN KELOMPOK 5.pptx
PPT FILSAFAT PENDIDIKAN KELOMPOK 5.pptx
 
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis JurnalSitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
SitiNurhaliza_2021 A_Analisis Krisis Jurnal
 
Aliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikanAliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikan
 

More from Universitas Negeri Makassar

Korelasi produk moment
Korelasi produk momentKorelasi produk moment
Korelasi produk moment
Universitas Negeri Makassar
 
Korelasi ganda
Korelasi gandaKorelasi ganda
Uji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffeUji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffe
Universitas Negeri Makassar
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
Universitas Negeri Makassar
 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
Universitas Negeri Makassar
 
Uji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji tUji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji t
Universitas Negeri Makassar
 
Uji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadratUji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadrat
Universitas Negeri Makassar
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
Universitas Negeri Makassar
 
Uji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitasUji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitas
Universitas Negeri Makassar
 
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Universitas Negeri Makassar
 
Aliran prenialisme
Aliran prenialisme Aliran prenialisme
Aliran prenialisme
Universitas Negeri Makassar
 
Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi
Universitas Negeri Makassar
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Universitas Negeri Makassar
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Universitas Negeri Makassar
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
Universitas Negeri Makassar
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
Universitas Negeri Makassar
 
Uji liliefors + Uji bartlett + Analisis Varians Jalur 1
Uji liliefors + Uji bartlett + Analisis Varians Jalur 1Uji liliefors + Uji bartlett + Analisis Varians Jalur 1
Uji liliefors + Uji bartlett + Analisis Varians Jalur 1
Universitas Negeri Makassar
 

More from Universitas Negeri Makassar (20)

Korelasi produk moment
Korelasi produk momentKorelasi produk moment
Korelasi produk moment
 
Korelasi ganda
Korelasi gandaKorelasi ganda
Korelasi ganda
 
Uji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffeUji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffe
 
Analisis jalur
Analisis jalurAnalisis jalur
Analisis jalur
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
 
Uji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji tUji perbedaan uji t
Uji perbedaan uji t
 
Uji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadratUji perbedaan uji chi kuadrat
Uji perbedaan uji chi kuadrat
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Uji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitasUji normalitas & uji homogenitas
Uji normalitas & uji homogenitas
 
Presentation makalah
Presentation makalahPresentation makalah
Presentation makalah
 
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitianProses penelitian variabel dan paradigma penelitian
Proses penelitian variabel dan paradigma penelitian
 
Aliran prenialisme
Aliran prenialisme Aliran prenialisme
Aliran prenialisme
 
Aliran patta bundu yes
Aliran patta bundu yesAliran patta bundu yes
Aliran patta bundu yes
 
Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmuOntologi sebagai landasan pengembangan ilmu
Ontologi sebagai landasan pengembangan ilmu
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
Uji liliefors + Uji bartlett + Analisis Varians Jalur 1
Uji liliefors + Uji bartlett + Analisis Varians Jalur 1Uji liliefors + Uji bartlett + Analisis Varians Jalur 1
Uji liliefors + Uji bartlett + Analisis Varians Jalur 1
 

Recently uploaded

Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 

Recently uploaded (20)

Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 

Rekontruksitifisme

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam filsafat modern dikenal beberapa aliran-aliran diantaranya aliran rekontrusionisme di zaman modern ini banyak menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan manusia terutama dalam bidang pendidikan dimana keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran. Untuk mengatasi krisis kehidupan modern tersebut aliran rekonstrusionisme menempuhnya dengan jalan berupaya membina konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia. Oleh karena itu pada aliran rekonstruksionisme ini, peradaban manusia masa depan sangat di tekankan. di samping itu aliran rekonstruksionisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sebagainya. B. Rumusan masalah Dalam makalah ini kami akan membahas tentang: 1. Latar belakang lahirnya aliran rekonstruksionisme 2. Apa yang dimaksud dengan Rekonstruksionisme 3. Siapa saja tokoh dari aliran rekonstruksionisme 4. Prinsip-Prinsip aliran Rekonstruksionisme 5. Pandangan rekonstruskionisme dan penerapannya dibidang pendidikan. 6. Teori pendidikan rekonstruksionisme C. Tujuan penulisan Makalah ini ditulis bertujuan untuk : 1. Agar kita mengetahui latar belakang lahirnya rekonstruksionisme 2. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan aliran rekontruksionisme 3. Agar mengetahui siapa saja tokoh aliran rekontruksionisme 4. Agar mengetahui prinsip-prinsip aliran Rekonstruksionisme 5. Agar mengetahui pandangan rekonstruksionisme dan penerapannya dibidang pendidikan 6. Agar mengetahui teori-teori pendidikan rekonstruksionisme
  • 2. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Latar Belakang Aliran Rekontruksionisme Rekonstrusionisme di pelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930 yang ingin membangun masyarakat baru, masyrakat yang pantas dan adil.1[1] Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivme, gerakan ini lahir didasari atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.2[2] Selain itu, mazhab ini juga berpandangan bahwa pendidikan hendaknya memelopori melakukan pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali masyarakat agar menjadi lebih baik.karena itu pendidikan harus mengembangkan ideology kemasyarakatan yang demokratis. Alasan mengapa rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.Dalam aliran rekonstruksionisme berusaha menciptakan kurikulum baru dengan memperbaharui kurikulum lama. Progresivisme pendidikan didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang studi.ini berkelanjutan pada pendidikan rekonstruksionisme yaitu guru harus menyadarkan sipendidik terhadap masalah-masalah yang dihadapi manusia untuk diselesaikan, sehingga anak didik memiliki kemampuan memecahkan masalah tersebut.3[3] B. Pengertian Aliran Rekonstruksionisme Kata rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. 1[1] http://fadliyanur.blogspot.com/2008/05/aliran rekonstrusionisme .html 2[2] Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung , Alfabeta, 2009) 3[3] http://filsafat-pendidikan-rekonstruksionisme1.html
  • 3. Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. Menurut Muhammad Noor Syam, kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan, dan kesimpangsiuran. Meskipun demikian, prinsip yang dimiliki oleh aliran ini tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang oleh aliran perenialisme. Keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan. Aliran perenialisme memilih cara tersendiri, yakni dengan kembali ke alam kebudayaan lama (regressive road culture) yang mereka anggap paling ideal. Sementara itu, aliran rekonstruksionisme menempuhnya dengan jalan berupaya membina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut, rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatan antar sesama manusia atau agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya.Maka, proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru. Untuk tujuan tersebut diperlukan kerja sama antarumat manusia.4[4] Aliran rekonstuksionisme bercita-cita uutuk mewujudkan dan melaksanakan sinthesa atau perpaduan ajaran Kristen dan demokrasi modern dengan teknologi modern dan seni modern didalam suatu kebudayaan yang dibina bersama oleh seluruh kedaulatan bangsa-bangsa sedunia.5[5] Rekonstruksinalisme mencita-citakan terwujudnya sutu dunia baru, dengan kebudayaan baru dibawah suatu kedaulatan dunia, dalam control mayoritas umat manusia.Dengan kata lain perkataan aliran rekonstruksionalisme adalah aliran yang menghendaki agar anak didiknya dapat dibandingkan kemampuaannya untuk secara kontruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan perkembangan masyarakat 3 4[4] Prof. Dr. H. Jalaluddin, Filsafat Pendidikan (Yogyakarta: Ar-ruzz media, 2010) hal. 118-119 5[5] Drs. Muhammad As Said, M. Pd. Filsafat Pendidikan Islam ( Barabai ; STAI Al- Washliyah Barabai,2009) hal. 93
  • 4. sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuaan dan teknologi. Dengan penyesuaian seperti anak didik akan tetap berada dalam suasana aman dan bebas.6[6] Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa aliran rekonstruksionisme bercita-cita untuk mewujudkan suatu dunia dimana kedaulatan nasional berada dalam pengayoman atau subordinate dari kedaulatan dan otoritas internasional.7[7] 4 C. Tokoh-tokoh Aliran Rekonstruksionisme Aliran filsafat Rekonstruksionisme dipelopori oleh Goerge Count dan Harold Rugg pada 1930. Mereka bermaksud membangun masyarakat baru, masyarakat yang dipandang pantas dan adil.Ide gagasan mereka secara meluas dipengaruhi oleh pemikiran progresif Dewey; dan ini menjelaskan mengapa aliran Rekonstruksionisme memiliki landasan filsafat pragmatism. Meskipun mereka banyak terinspirasi pemikiran Theodore Brameld, khususnya dengan beberapa karya filsafat pendidikannya, mulai dari ‘Pattern of Educational Philosophy (1950), Toward recunstucted Philosophy of Education (1956), dan Education of power (1965).8[8] D. Prinsip-Prinsip Aliran Rekonstruksionisme 1. Masyarakat dunia sedang dalam kondisi Krisis , jika praktik- praktik yang ada sekarang tidak dibalik,maka peradaban yang kita kenal ini akan mengalami kehancuran. Persoalan-persoalan tentang kependudukan, sumber daya alam yang terbatas, kesenjangan global dalam distribusi (penyebaran) kekayaan, poliferasi nuklir, rasisme, nasionalisme sempit, dan penggunaan teknologi yang ‘sembrono’ dan tidak bertanggung jawab telah mengancam dunia kita sekarang dan akan memusnahkannya jika tidak dikoreksi segera mungkin. Persoalan-persoalan tersebut menurut kalangan rekonstruksionisme, berjalan seiring dengan tantangan totalitarisme modern, yakni hilangnya nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat luas dan meningkatnya kedunguan fungsional penduduk dunia. Singkatnya, dunia sedang menghadapi 6[6] Drs. H. M . Alwi Kaderi, Filsafat Pendidikan, ( Banjarmasin, 2011 ) hal. 125 7[7] M. Djumberansyah Indar. Filsafat pendidikan. (Surabaya, Abditama, 1994). Hal 139 8[8] http:// filsafat-rekonstruksionisme.html
  • 5. persoalan-persoalan sosial, militer dan ekonomi pada skala yang terbayangkan. Persoalan-persoalan yang dihadapi tersebut sudah sedemikian beratnya sehingga tidak dapat lagi diabaikan. 2. Solusi efektif satu-satunya bagi pesoalan- pesoalan dunia kita adalah penciptaan social yang menjagat. Kerjasama dari semua bangsa adalah satu-satunya harapan bagi penduduk dunia yang berkembang terus yang menghuni dunia dengan segala keterbatasan sumber daya alamnya. Era teknologi telah memunculkan saling ketergantungan dunia, di samping juga kemajuan-kemajuan di bidang sains. Di sisi lain, kita sedang didera kesenjangan budaya dalam beradaptasi dengan tatanan dunia baru. Kita sedang berupaya hidup di ruang angkasa dengan sebuah sistem nilai dan mentalitas politik yang dianut di era kuda dan andong.Menurut rekonstruksionisme, umat manusia sekarang hidup dalam masyarakat dunia yang mana kemampuan teknologinya dapat membinasakan kebutuhan-kebutuhan material semua orang. Dalam masyrakat ini, sangat mungkin muncul penghayal karena komunitas internasional secara bersama-sama bergelut dari kesibukan menghasilkan dan mengupayakan kekayaan material menuju ke tingkat dimana kebutuhan dan kepentingan manusia dianggap paling penting. Dunia semasa itu, orang-orang berkonsentrasi untuk menjadi manusia yang lebih baik (secara material) sebagai tujuan akhir. 3. Pendidikan formal dapat menjadi agen utama dalam rekonstruksi tatanan sosial. Sekolah-sekolah yang merefleksikan nilai-nilai sosial dominan, menurut rekonstruksionisme hanya akan mengalihkan penyakit-penyakit politik, sosial, dan ekonomi yang sekarang ini mendera umat manusia. Sekolah dapat dan harus mengubah secara mendasar peran tradisionalnya dan menjadi sumber inovasi baru. Tugas mengubah peran pendidikan amatlah urgen, karena kenyataan bahwa manusia sekarang mempunyai kemampuan memusnahkan diri.Kalangan rekontruksionis di satu sisi tidak memandang sekolah sebagai memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial seorang diri. Di sisi lain, mereka melihat sekolah sebagai agen kekuatan utama yang menyentuh kehidupan seluruh masyarakat, karena ia menyantuni anak-anak didik selama usia mereka yang paling peka. Dengan demikian, 5
  • 6. ia dapat menjadi penggerak utama pencerahan problem-problem sosial dan agitator utama perubahan sosial. 4. Metode-metode pengajaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip demokratis yang bertumpu pada kecerdasan ‘ asali’ jumlah mayoritas untuk merenungkan dan menewarkan solusi yang paling valid bagi persoalan –persoalan umat manusia. Dalam pandangan kalangan rekonstruksionisme, demokrasi adalah sistem politik yang terbaik karena sebuah keharusan bahwa prosedur-prosedur demokratis perlu digunakan di ruangan kelas setelah para peserta didik diarahkan kepada kesempatan-kesempatan untuk memilih di antara keragaman pilihan-pilihan ekonomi, politik, dan sosial. Brameld menggunakan istilah pemihakan defensif untuk mengungkapkan posisi (pendapat) guru dalam hubungannya dengan item-item kurikuler yang kontroversial. Dalam menyikapi ini, guru membolehkan uji pembuktian terbuka yang setuju dan yang tidak setuju dengan pendapatnya, dan ia menghadirkan pendapat-pendapat alternatif sejujur mungkin. Di sisi lain, guru jangan menyembunyikan pendirian-pendiriannya. Ia harus mengungkapkan dan mempertahankan pemihakannya secara publik. Di luar ini, guru harus berupaya agar pendirian-pendiriannya diterima dalam skala seluas mungkin. Tampaknya telah diasumsikan oleh kalangan rekonstruksionis bahwa persoalan-persoalan itu sedemikian clear-cut (jelas-tegas) sehingga sebagian besar akan setuju terhadap persoalan-persoalan dan solusi-solusi jika dialog bebas dan demokratis diizinkan. Jika pendidkan formal adalah bagian yang tak terpisahkan dari solusi social dalam krisis dunia sekarang , maka ia harus secara aktif mengerjakan perubahan social.9[9] 6 E. Pandangan rekonstruskionisme dan penerapannya dibidang pendidikan Pandangan aliran filsafat pendidikan rekonstruksionisme terhadap pendidikan yaitu pertama kita harus mengetahui pengertian dari filsafat.Yangmana filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang mencakup ilmu-ilmu khusus.Menurut pendapat Runes (1971:235), bahwa filsafat adalah keterangan rasional tentang sesuatu yang 9[9] George Knight. Issue and Alternative in Educational Philoshopy Terjemahan Mahmud Arif. (Yogyakarta, Gama Media, 2007). Hal 185-190
  • 7. merupakan prinsip umum yang kenyataannya dapat dijelaskan dengan membedakan pengetahuan rasional dan pengetahuan empiris (sains). Filsafat bagi pendidikan adalah teori umum sehingga dapat menjadi pilar bagi bangunan dunia pendidikan yang berusaha memberdayakan setiap pribadi warga negara untuk mengisi format kebudayaan bangsa yang didinginkan dan diwariskan.Aliran rekonstruksionisme adalah sepaham dengan aliran perenialisme dalam tindakan mengatasi krisis kehidupan modern. Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.10[10] Kemudian aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya teori tetapi mesti menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan. Pada prinsipnya, aliran rekonstruksionisme memandang alam metafisika merujuk dualisme, aliran ini berpendirian bahwa alam nyata ini mengandung dua macam hakikat sebagai asal sumber yakni hakikat materi dan hakikat rohani.Kedua macam hakikat itu memiliki ciri yang bebas dan berdiri sendiri, sarna dengan azali dan abadi, dan hubungan keduanya menciptakan suatu kehidupan dalam alam. Descartes, seorang tokohnya pernah menyatakan bahwa umumnya manusia tidak sulit menerima atas prinsip dualisme ini, yang menunjukkan bahwa kenyataan lahir dapat segera ditangkap oleh panca indera manusia, sementara itu kenyataan bathin segera diakui dengan adanya akal dan petasaan hidup. Di balik gerak realita sesungguhnya terdapatlah kausalitas sebagai pendorongnya dan merupakan penyebab utama atas kausa prima. Kausa prima, dalam konteks ini, ialah Tuhan sebagai penggerak sesuatu tanpa gerak, Tuhan adalah aktualitas murni yang sama sekalisunyi dan subtansi. 7 10[10] Prof. Dr. H. Jalaludin, Filsafat Pendidikan, Filsafat Dan Pendidikan (Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2010) hal 119
  • 8. Alam pikiran yang demikian bertolak hukum-hukum dalam filsafat itu sendiri tanpa bergantung padii ilmt pengetahuan.Namun demikian, meskipun filsafat dan ilmu berkembang ke arah yang lebih sempurna, tetap disetujui bahwa kedudukan filsafal lebih tinggi dibandingkan ilmu pendidikan. Yang mana pendidikan sebagai alat untuk memproses dan merekonstruksi kebudayaan baru haruslah dapat menciptakan situasi yang edukatif yang pada akhirnya akan dapat memberikan warna dan corak dari output (keluaran) yang dihasilkan sehingga keluaran yang dihasilkan (anak didik). 8 F. Teori pendidikan rekonstruksionisme 1. Tujuan Pendidikan a. Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. b. Tugas sekolah-sekolah rekonstruksionis adalah mengembangkan ”insinyur-insinyur” sosial, warga-warga negara yang mempunyai tujuan mengubah secara radikal wajah masyarakat masa kini. c. Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. 2. Metode pendidikan Analisis kritis terhadap kerusakan-kerusakan masyarakat dan kebutuhan-kebutuhan programatik untuk perbaikan.Dengan demikian menggunakan metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat. 3. Kurikulum Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusi, yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri; dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah untuk aksi kolektif. Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan proses-proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah.
  • 9. 9  Pelajar Siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia pembangun masyarakat masa depan, dan perlu berlatih keras untuk menjadi insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat masa depan.  Pengajar Guru harus membuat para peserta didik menyadari masalah-masalah yang dihadapi umat manusia, mambatu mereka merasa mengenali masalah-masalah tersebut sehingga mereka merasa terikat untuk memecahkannya. Guru harus terampil dalam membantu peserta didik menghadapi kontroversi dan perubahan. Guru harus menumbuhkan berpikir berbeda-beda sebaga suatu cara untuk menciptakan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang menjanjikan keberhasilannya. Menurut Brameld (kneller,1971) teori pendidikan rekonstruksionisme ada 5 yaitu: 1. Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat modern. 2. Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya sendiri. 3. Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial. 4. Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana dengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis 5. Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang mendorong kita untuk menemukan nilali-nilai dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat universal.
  • 10. 6. Meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang 10 dipakai, struktur administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih.11[11] 11[11] Hadi Syamsul, Rukiyah, 2009, Filsafat Pendidikan rekonstruksionalisme, ( online ) ( Http/ Syamsul Hadi. Blogsport. Com.) diakses 4 juni 2012.
  • 11. 11 BAB III PENUTUP A. Simpulan Rekonstruksionisme berasal dari bahasa Inggris reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Melalui lembagai dan proses pendidikan, rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru. Adapun implikasi aliran ini dalam dunia pendidikan diantaranya yaitu: misi sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi sosial, pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal, kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang ditentukan atau disukai karena semua budaya dan nilai-nilai yang berhubungan berhak untuk mendapatkan tempat dalam kurikulum, guru harus menunjukkan rasa hormat yang sejati atau ikhlas terhadap semua budaya baik dalam memberi pelajaran maupun dalam hal lainnya. B. Saran Setelah mempelajari aliran rekonstruksionisme, maka sebagai calon guru PMTK seharusnya mampu memahami dan kelak mampu menerapkannya. Seorang guru harus mampu menyadarkan peserta didik terhadap masalah-masalah yang dihadapi, seorang guru harus membantu peserta didik mengidentifikasi masalah-masalah untuk dipecahkan. Guru juga harus mampu mendorong peserta didik untuk dapat berpikir tentang alternatif-alternatif dalam memecahkan masalah di kehidupan modern ini.
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA Mudyahardjo, Redja, 1995, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo Persada. Jalaludin, 2010, Filsafat Penddidian Manusia, Filsafat Dan Pendidikan, Yogyakarta: Ar-ruzz. Sadulloh, Uyoh, 2009, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfabeta. As Said, Muhammad, 2009, Filsafat Pendidikan Islam, Barabai: STAI Al- Washliyah Barabai. Indar, M. Djumberansyah,1994, Filsafat pendidikan, Surabaya: Karya Abditama. Knight, George,2007, Issue and Alternative in Educational Philoshopy Terjemahan Mahmud Arif, Yogyakarta:Gama Media. http://fadliyanur.blogspot.com/2008/05/aliran rekonstrusionisme .html http://filsafat-pendidikan-rekonstruksionisme1.html http:// filsafat-rekonstruksionisme.html
  • 13. 13 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok dari mata kuliah Landasan Pendidikan dan Pengajaran dengan judul “Aliran – Aliran dalam Pendidikan (RECONTRUKSIONALISME)”. Dalam bentuk masih sangat sederhana. Ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Patta Bundu, M.Ed. selaku dosen mata kuliah Landasan Pendidikan dan Pengajaran yang telah mentransfer ilmunya kepada kami serta pihak-pihak tertentu yang tidak sempat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu penulis dalam proses penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya kontuktif sangat kami butuhkan dari pihak demi kesempurnaan makalah ini dimasa-masa akan datang. Oktober 2014 Penulis
  • 14. 14 DAFTAR ISI Halaman KATAPENGANTAR BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1 A. Latar Belakang………………………......................................... 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………… 1 C. Tujuan Penulisan………………………………………………….. 1 BAB II Pembahasan………………………………………………..…. 2 A. Latar Belakang Aliran Rekontruksionisme……………………… 2 B. Pengertian Aliran Rekonstruksionisme………………………….. 2 C. Tokoh-tokoh Aliran Rekonstruksionisme……………………….. 4 D. Prinsip-Prinsip Aliran Rekonstruksionisme……………………… 4 E. Pandangan rekonstruskionisme dan penerapannya...................... 6 F. Teori pendidikan rekonstruksionisme…………………………….. 8 BAB III Penutup………………………………………………………… 11 A. Kesimpulan……………………………………………………….. 11 B. Saran……………………………………………………………… 11 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 12
  • 15. 15 Tugas Kelompok Prof. Dr.Patta Bundu, M.Ed Aliran – Aliran dalam Pendidikan (RECONTRUKSIONALISME) Salma Sambara, S.Pd Ismail, S. Andi Muhammad Ishak, S.Pd Zaenal Akbar, S.Pd Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar 2014