Bab 18 membahas karakteristik butir dalam pengukuran. Butir merupakan komponen dasar dalam alat ukur dan pengukuran. Alat ukur dibentuk melalui perakitan butir-butir berdasarkan tata cara tertentu. Setiap butir memiliki parameter seperti taraf kesukaran dan daya beda yang menunjukkan kemampuannya untuk membedakan responden.
Bab ini membahas tentang ketidakwajaran skor yang terjadi karena ketidakcocokan antara kemampuan responden dengan skor yang diperoleh. Dijelaskan beberapa metode untuk mengukur ketidakwajaran skor seperti metode Ghiselli, Jacob, dan Donlon-Fisher yang memanfaatkan tingkat kesulitan butir dan frekuensi jawaban yang benar.
Bab 19 membahas karakteristik model butir ojaif normal berdasarkan distribusi probabilitas normal. Model ini mengasumsikan bahwa variabel acak memiliki distribusi normal dan probabilitas jawaban benar berbentuk kumulatif atau ojaif normal. Fungsi distribusi normal baku digunakan untuk menghitung nilai probabilitas pada model ini.
Bab 17 membahas estimasi melalui pensampelan matriks. Terdapat beberapa metode pensampelan seperti pensampelan responden, butir, dan matriks. Pensampelan matriks melibatkan penarikan sampel responden dan butir secara acak. Rancangan pensampelan matriks mempertimbangkan ukuran sampel, pengembalian, dan kelengkapan butir/responden. Metode ini digunakan untuk memperkirakan atribut responden, butir, dan program secara umum
Bab ini membahas tentang ketidakwajaran skor yang terjadi karena ketidakcocokan antara kemampuan responden dengan skor yang diperoleh. Dijelaskan beberapa metode untuk mengukur ketidakwajaran skor seperti metode Ghiselli, Jacob, dan Donlon-Fisher yang memanfaatkan tingkat kesulitan butir dan frekuensi jawaban yang benar.
Bab 19 membahas karakteristik model butir ojaif normal berdasarkan distribusi probabilitas normal. Model ini mengasumsikan bahwa variabel acak memiliki distribusi normal dan probabilitas jawaban benar berbentuk kumulatif atau ojaif normal. Fungsi distribusi normal baku digunakan untuk menghitung nilai probabilitas pada model ini.
Bab 17 membahas estimasi melalui pensampelan matriks. Terdapat beberapa metode pensampelan seperti pensampelan responden, butir, dan matriks. Pensampelan matriks melibatkan penarikan sampel responden dan butir secara acak. Rancangan pensampelan matriks mempertimbangkan ukuran sampel, pengembalian, dan kelengkapan butir/responden. Metode ini digunakan untuk memperkirakan atribut responden, butir, dan program secara umum
Bab 1 Pendahuluan membahas konsep-konsep dasar pengukuran psikologi seperti evaluasi, asesmen, metode pengukuran, teori pengukuran, sasaran ukur, skala ukur, alat ukur, cara pengukuran, matriks sekor, pensekoran, reliabilitas, validitas, dan karakteristik butir. Bab ini juga menjelaskan proses penyediaan alat ukur mulai dari pembuatan, uji coba, dan perbaikan.
Bab 25 membahas pencocokan model pada teori respons butir. Ada beberapa cara untuk melakukan pencocokan model, yaitu cara statistika melalui prosedur PROX, cara pemenuhan syarat model, dan cara kecermatan pada prediksi model. Cara statistika menggunakan statistik uji-t untuk menguji kecocokan data dengan model. Cara pemenuhan syarat model menguji syarat-syarat seperti unidimensi dan independensi lokal. Cara kecermatan
Dokumen tersebut membahas tentang estimasi parameter secara serentak pada model logistik satu parameter (L1P). Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti mengeluarkan responden dan butir dengan jawaban semua benar atau salah, menghitung logit sukses dan gagal, serta mengestimasi parameter kemampuan responden dan kesukaran butir menggunakan prosedur PROX.
Bab 1 memberikan penjelasan tentang hakikat statistika meliputi asal kata statistika, pemantapan istilah statistika, probabilitas statistika, jenis-jenis statistika terapan, fungsi statistika terapan, dan penggunaan variabel dalam statistika."
Bab 11 membahas reliabilitas yang merupakan tingkat kepercayaan terhadap suatu skor. Terdapat dua jenis reliabilitas yaitu reliabilitas stabilitas yang menggunakan uji ulang untuk melihat kestabilan jawaban, dan reliabilitas ekivalensi yang menggunakan uji setara untuk melihat ekivalensi pengukuran. Koefisien reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat kecocokan antara hasil uji dan menentukan apakah al
Bab 27 membahas tentang bank butir dan perangkat ujian. Bank butir adalah kumpulan butir-butir ujian yang telah diseleksi dan dicatat kualitasnya untuk keperluan penyusunan perangkat ujian. Bank butir perlu disiapkan dengan baik melalui proses seleksi, pengembangan, dan kalibrasi butir-butir agar kualitasnya terjaga.
Bab 16 membahas tentang sekor komposit dan seleksi. Sekor komposit merupakan gabungan dari beberapa sekor komponen, dan dapat digabung secara linier maupun nonlinier, dengan atau tanpa bobot. Bobot sekor komponen menentukan kontribusi masing-masing komponen terhadap sekor komposit. Variansi dan kovariansi sekor komponen juga mempengaruhi ciri sekor komposit khususnya peringkatnya.
Bab 8 membahas nilai acuan kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah siswa sudah menguasai suatu kemampuan. Terdapat penjelasan tentang wilayah kriteria, format butir alat ukur, contoh butir, standar batas penguasaan, dan prosedur penilaian untuk menghasilkan nilai acuan kriteria berupa sudah menguasai atau belum menguasai. Juga diberikan contoh-contoh penyusunan alat ukur berdas
Bab 12 membahas reliabilitas penilai dan pengamat dalam pengukuran. Terdapat beberapa poin penting, yaitu:
1. Penilai dan pengamat digunakan untuk menentukan skor dengan mengikuti kriteria tertentu.
2. Diperlukan kesesuaian antara hasil penilaian dan pengamatan oleh lebih dari satu penilai atau pengamat.
3. Kecocokan dapat berupa kecocokan peringkat atau kategori dan diuk
Bab 21 membahas teori responsi butir yang menjelaskan hubungan antara kemampuan responden dan kesukaran butir. Teori ini memisahkan kemampuan responden dan kesukaran butir menjadi independen untuk meningkatkan akurasi pengukuran. Terdapat model satu, dua, dan tiga parameter yang menentukan karakteristik butir berdasarkan respon responden. Teori ini memenuhi syarat unidimensi, invarian kelompok, dan independensi lokal untuk mencapai kemand
Bab 22 membahas estimasi parameter secara terpisah pada model logistik tiga parameter. Terdapat tiga kemungkinan estimasi parameter yaitu parameter responden, parameter butir, atau keduanya. Estimasi dilakukan dengan cara coba-coba menghitung kemungkinan jawaban benar dengan berbagai nilai kemampuan atau dengan metode Newton-Raphson untuk memperoleh nilai maksimum kemungkinan. Prosedur lengkapnya melibatkan penentuan nilai awal, perhitungan
Dokumen ini membahas tentang korelasi dan teknik analisis korelasi Pearson product moment. Korelasi menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Teknik Pearson product moment digunakan untuk variabel skala interval atau rasio untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan besarnya sumbangan satu variabel terhadap yang lain. Hasil korelasi akan diuji signifikasinya.
Bab 1 Pendahuluan membahas konsep-konsep dasar pengukuran psikologi seperti evaluasi, asesmen, metode pengukuran, teori pengukuran, sasaran ukur, skala ukur, alat ukur, cara pengukuran, matriks sekor, pensekoran, reliabilitas, validitas, dan karakteristik butir. Bab ini juga menjelaskan proses penyediaan alat ukur mulai dari pembuatan, uji coba, dan perbaikan.
Bab 25 membahas pencocokan model pada teori respons butir. Ada beberapa cara untuk melakukan pencocokan model, yaitu cara statistika melalui prosedur PROX, cara pemenuhan syarat model, dan cara kecermatan pada prediksi model. Cara statistika menggunakan statistik uji-t untuk menguji kecocokan data dengan model. Cara pemenuhan syarat model menguji syarat-syarat seperti unidimensi dan independensi lokal. Cara kecermatan
Dokumen tersebut membahas tentang estimasi parameter secara serentak pada model logistik satu parameter (L1P). Terdapat beberapa langkah yang dijelaskan seperti mengeluarkan responden dan butir dengan jawaban semua benar atau salah, menghitung logit sukses dan gagal, serta mengestimasi parameter kemampuan responden dan kesukaran butir menggunakan prosedur PROX.
Bab 1 memberikan penjelasan tentang hakikat statistika meliputi asal kata statistika, pemantapan istilah statistika, probabilitas statistika, jenis-jenis statistika terapan, fungsi statistika terapan, dan penggunaan variabel dalam statistika."
Bab 11 membahas reliabilitas yang merupakan tingkat kepercayaan terhadap suatu skor. Terdapat dua jenis reliabilitas yaitu reliabilitas stabilitas yang menggunakan uji ulang untuk melihat kestabilan jawaban, dan reliabilitas ekivalensi yang menggunakan uji setara untuk melihat ekivalensi pengukuran. Koefisien reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat kecocokan antara hasil uji dan menentukan apakah al
Bab 27 membahas tentang bank butir dan perangkat ujian. Bank butir adalah kumpulan butir-butir ujian yang telah diseleksi dan dicatat kualitasnya untuk keperluan penyusunan perangkat ujian. Bank butir perlu disiapkan dengan baik melalui proses seleksi, pengembangan, dan kalibrasi butir-butir agar kualitasnya terjaga.
Bab 16 membahas tentang sekor komposit dan seleksi. Sekor komposit merupakan gabungan dari beberapa sekor komponen, dan dapat digabung secara linier maupun nonlinier, dengan atau tanpa bobot. Bobot sekor komponen menentukan kontribusi masing-masing komponen terhadap sekor komposit. Variansi dan kovariansi sekor komponen juga mempengaruhi ciri sekor komposit khususnya peringkatnya.
Bab 8 membahas nilai acuan kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah siswa sudah menguasai suatu kemampuan. Terdapat penjelasan tentang wilayah kriteria, format butir alat ukur, contoh butir, standar batas penguasaan, dan prosedur penilaian untuk menghasilkan nilai acuan kriteria berupa sudah menguasai atau belum menguasai. Juga diberikan contoh-contoh penyusunan alat ukur berdas
Bab 12 membahas reliabilitas penilai dan pengamat dalam pengukuran. Terdapat beberapa poin penting, yaitu:
1. Penilai dan pengamat digunakan untuk menentukan skor dengan mengikuti kriteria tertentu.
2. Diperlukan kesesuaian antara hasil penilaian dan pengamatan oleh lebih dari satu penilai atau pengamat.
3. Kecocokan dapat berupa kecocokan peringkat atau kategori dan diuk
Bab 21 membahas teori responsi butir yang menjelaskan hubungan antara kemampuan responden dan kesukaran butir. Teori ini memisahkan kemampuan responden dan kesukaran butir menjadi independen untuk meningkatkan akurasi pengukuran. Terdapat model satu, dua, dan tiga parameter yang menentukan karakteristik butir berdasarkan respon responden. Teori ini memenuhi syarat unidimensi, invarian kelompok, dan independensi lokal untuk mencapai kemand
Bab 22 membahas estimasi parameter secara terpisah pada model logistik tiga parameter. Terdapat tiga kemungkinan estimasi parameter yaitu parameter responden, parameter butir, atau keduanya. Estimasi dilakukan dengan cara coba-coba menghitung kemungkinan jawaban benar dengan berbagai nilai kemampuan atau dengan metode Newton-Raphson untuk memperoleh nilai maksimum kemungkinan. Prosedur lengkapnya melibatkan penentuan nilai awal, perhitungan
Dokumen ini membahas tentang korelasi dan teknik analisis korelasi Pearson product moment. Korelasi menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Teknik Pearson product moment digunakan untuk variabel skala interval atau rasio untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan besarnya sumbangan satu variabel terhadap yang lain. Hasil korelasi akan diuji signifikasinya.
Analisis jalur digunakan untuk menguji hubungan antar variabel penelitian. Variabel penelitian meliputi kepemimpinan kepala sekolah, profesionalisme guru, kerajinan belajar murid, dan prestasi belajar. Hasil analisis menunjukkan profesionalisme guru dan kerajinan belajar berpengaruh langsung terhadap prestasi belajar, sedangkan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh tidak langsung melalui variabel lain.
Terdapat tiga tes statistik yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, yaitu Tes "t", Tes Kai Kuadrat, dan Uji Z. Tes "t" digunakan untuk menguji hipotesis nihil mengenai perbedaan rata-rata dua sampel. Contoh penggunaan Tes "t" untuk menguji apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode baru mengajar. Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan uji kai kuadrat untuk menguji perbedaan frekuensi antara data yang diamati dengan yang diharapkan secara teoritis. Metode kai kuadrat digunakan untuk menganalisis beberapa contoh, termasuk pendapat staf pengajar tentang sistem kredit semester dan sikap pegawai terhadap pemotongan gaji. Dokumen ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan
Dokumen ini membahas tentang uji Z, yaitu salah satu uji statistika yang menggunakan distribusi normal. Uji Z digunakan untuk menguji hipotesis dengan sampel besar dan varians yang diketahui. Dokumen ini menjelaskan pengertian, kriteria penggunaan, rumus, dan contoh soal uji Z dua pihak dan satu pihak beserta analisisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang uji persyaratan data untuk analisis varian, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Secara khusus membahas tentang pengertian dan teknik uji normalitas dengan menggunakan teknik Shapiro-Wilk beserta contoh penyelesaiannya, serta pengertian dan teknik uji homogenitas menggunakan uji Fisher.
Teks tersebut membahas tentang landasan sosiologi pendidikan di Indonesia. Secara garis besar, teks tersebut menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia didasarkan pada pendekatan integralistik dimana setiap anggota masyarakat saling terkait dan berhubungan erat untuk mencapai tujuan bersama. Teks tersebut juga membahas ruang lingkup kajian sosiologi pendidikan yaitu hubungan antara sistem pendidikan dengan aspek masyarak
1. Dokumen tersebut membahas tentang aliran pendidikan progresivisme, yang muncul pada abad ke-19 di Amerika Serikat. Aliran ini menekankan pendidikan berpusat pada peserta didik dan pengalaman belajar mereka.
2. Prinsip-prinsip progresivisme antara lain melihat pendidikan sebagai bagian dari kehidupan, berkaitan dengan minat peserta didik, dan belajar melalui pemecahan masalah. Kurikulum progresivisme
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
Bab 18
Karakteritik Butir
A. Dasar
1. Butir Di Dalam Pengukuran
(a) Kedudukan Butir
• Pada umumnya, alat ukur (ujian atau
survei) terdiri atas sejumlah butir
• Butir merupakan komponen dasar di dalam
alat ukur dan pengukuran
• Sekor butir adalah komponen dasar di
dalam pensekoran pada pengukuran
4. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
2. Pembentukan Alat Ukur
Alat ukur biasanya dibentuk melalui perakitan butir-butir
melalui tata cara tertentu
Butir dapat diambil dari
• Kumpulan butir yang sudah tersedia
• Bank butir
Bank butir memiliki butir yang diseleksi dari
kumpulan butir melalui prosedur tertentu
Hanya butir yang memenuhi persyaratan yang
disimpan di dalam bank butir
Butir di dalam bank butir diadministrasi dan
dipelihara menurut tata cara tertentu
6. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
3. Sekor Satuan Butir dan Sekor Responden
Pensekoran
• Perangkat alat ukur yang ditanggapi oleh para
responden menghasilkan sekor butir
Sekor satuan
• Sekor satu butir dari satu responden
merupakan sekor satuan (komponen dasar)
• Nilai sekor satuan dapat terbentuk dari (a)
sekor 1 untuk jawaban betul dan sekor 0 untuk
jawaban salah, (b) sekor sesuai dengan nilai
skala yang ditetapkan untuk tiap jawaban atau
tanggapan
Sekor responden
• Biasanya merupakan jumlah sekor satuan pada
responden bersangkutan
• Di sini banyak digunakan sekor responden
berupa jumlah jawaban betul
7. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
4. Proporsi Jawaban Betul
• Dalam hal jawaban betul (sekor 1) dan jawaban
salah (sekor 0), dikenal proporsi jawaban betul
• Proporsi jawaban betul dilakukan pada butir
tertentu, misalkan, pada butir ke-i
• Pada butir ke-i, kita kelompokkan responden
berdasarkan sekor responden A. Seperti pada
contoh 1, ada kelompok responden sekor 12,
adalah kelompok responden sekor 11, dan
seterusnya
• Pada butir ke-i, proporsi jawaban betul pada
kelompok responden sekor A, adalah Pi (A), yakni
proporsi menjawab betul di kelompok itu
• Misalkan pada butir ke-2, di kelompok responden
sekor 7 ada 4 orang. Apabila 1 dari 4 responden itu
menjawab betul, maka proporsi jawaban betul di
kelompok itu adalah
P2 (7) = 1 / 4 = 0,25
Artinya 25% responden menjawab betul butir itu
15. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
B. Parameter Responden dan Parameter Butir
1. Parameter Responden
• Sekor responden mencerminkan kemampuan
responden sehingga sekor responden dan
kemampuan responden merupakan parameter
responden
• Kemampuan responden merupakan suatu
kontinum dari rendah ke tinggi
• Biasanya sekor responden tinggi menunjukkan
kemampuan tinggi dan sekor responden rendah
menunjukkan kemampuan responden rendah
• Biasanya, pada sekor responden tinggi atau
kemampuan tinggi, proporsi jawaban betul juga
tinggi
16. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
Biasanya terjadi
Sekor Kemampuan Proporsi jawaban
responden responden betul
tinggi tinggi tinggi
. . .
. . .
. . .
rendah rendah rendah
Pada karakteristik butir, proporsi jawaban betul
dikenal sebagai probabilitas jawaban betul
• Sekor responden = kemampuan responden (q)
• Proporsi jawaban betul = probabilitas jawaban betul
P(q)
17. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
2. Probabilitas Jawaban Betul
• Untuk butir ke-i, probabilitas jawaban betul
berkaitan dengan dengan kemampuan responden q
• Makin tinggi kemampuan responden q, makin besar
pula probabilitas jawaban betul
• Hubungan di antara probabilitas jawaban betul
pada butir ke-i dengan kemampuan responden q
adalah
Pi (q) = f (q)
Sebagai probabilitas: 0 £ Pi (q) £ 1
5 6 7 8 9 10 11 12
Pi (q)
q
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
18. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
3. Parameter Butir
(a) Taraf Sukar Butir
• Ada butir yang sukar, ada butir yang sedang,
dan ada butir yang mudah
• Taraf sukar butir merupakan suatu kontinum
dari mudah ke sukar
• Taraf sukar butir ke-i dinyatakan dengan bi
• Makin tinggi taraf sukar butir bi, diperlukan
kemampuan responden q yang makin tinggi
untuk dapat menjawabnya dengan betul
q > bi Pi (q) tinggi
q < bi Pi (q) rendah
• Kontinum taraf sukar berimpit dengan kontinum
kemampuan responden
20. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
Probabilitas jawaban betul pada butir ke-i
berhubungan dengan letak q terhadap bi atau
terhadap (q – bi) atau
Pi (q) = f (q – b)
Ini dikenal sebagai kararteristik butir satu parameter
Pi (q) = f (q, bi)
Nilai taraf sukar butir ke-i ditentukan oleh
q – bi = 0 atau bi = q
pada saat Pi (q) = 0,5
bi
q
Pi (q)
1,0
0,5
22. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
(b) Daya Beda Butir
Ada butir yang memiliki ciri
• dapat dijawab dengan betul oleh kebanyakan
responden yang berkemampuan tinggi
• tidak dapat dijawab dengan betul oleh
kebanyakan responden yang berkemampuan
rendah
Butir demikian memiliki daya untuk membedakan
responden berdasarkan kemampuan mereka
Butir memiliki parameter berupa daya beda butir
P(q)
Perbedaan
besar
Banyak jawab
salah
Banyak jawab
betul
1,0
0,5
q
24. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Kecuraman pada lengkungan merupakan koefisien
arah a pada fungsi a(q - b).Makin curam makin besar
koefisien arah a
• Pada butir ke-i, daya beda butir dinyatakan sebagai
koefisien arah yang menunjukkan kecuraman pada
lengkungan yakni ai sehingga
Pi (q) = f (ai (q - bi))
• Di sini terdapat dua parameter butir: bi dan ai dan ini
dikenal sebagai karakteristik butir dua parameter
Pi (q) = f (q, ai, bi)
P(q)
1,0
0,5
q1 bi q2
q
j i
aj > ai
25. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
(c) Tingkat Kebetulan Betul pada Butir
• Pada butir pilihan ganda dapat saja terjadi bahwa
jawaban betul dicapai melalui terkaan
• Jawaban betul ini adalah kebetulan betul
• Tingkat kebetulan menjawab betul pada butir ke-i
dinyatakan dengan parameter butir ci dan
merupakan probabilitas jawaban betul minimum
Pi (q)min = ci
P(q)
1,0
(1 - ci)
ci
0,5(1-ci)
0,5(1-ci)
q bi
26. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Di sini, taraf sukar butir bi tidak diperoleh melalui
probabilitas jawaban betul Pi(q) = 0,5 melainkan pada
Pi(q) = ci + 0,5 (1- ci)
= 0,5 (1 + ci)
• Bentangan Pi (q) tidak lagi dari 0 sampai 1,0 melainkan
dari ci sampai 1,0 yakni selebar (1 - ci) sehingga
f (ai (q- bi)) menjadi (1 - ci) f (ai(q- bi))
dan probabilitas jawaban betul menjadi
Pi (q) = ci + (1 - ci) f (ai (q - bi))
• Di sini terdapat tiga parameter butir ai, bi, dan ci
sehingga dikenal sebagai karakteristik butir tiga
parameter
Pi (q) = f (q, ai, bi, ci)
27. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
4. Tiga Model Karakteristik Butir
(a) Model satu parameter (1P)
Bentuk umum P(q) = f (q, b)
Bentuk khusus
Pi (q) = f (q - bi)
bi = q pada Pi (q) = 0,5
(b) Model dua parameter (2P)
Bentuk umum P(q) = f (q, a, b)
Bentuk khusus
Pi (q) = f (ai (q - bi))
bi = q pada Pi (q) = 0,5
28. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
(c) Model tiga parameter (3P)
Bentuk umum P(q) = f (q, a, b, c)
Bentuk khusus
Pi (q) = ci + (1 - ci ) f (ai(q - bi))
bi = q pada Pi (q) = ci + 0,5 (1 - ci)
= 0,5 (1 + ci)
(d) Model Karakteristik Butir
Selanjutnya model karateristik butir 1P, 2P,
dan 3P ini ditentukan oleh bentuk
f (q, bi)
f (q, ai, bi)
f (q, ai, bi , ci)
yang dipilih atau ditentukan bentuknya
34. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
(b) Model Ojaif Normal
• Peningkatan P(q) terhadap peningkatan
kemampuan q dipandang sebagai berdistribusi
probabilitas ojaif normal
• Lengkungan karakteristik butir menjadi
berbentuk ojaif normal
(c) Model Logistik
• Perhitungan pada model ojaif normal cukup
rumit sehingga dicarikan model serupa dengan
perhitungan yang lebih sederhana
• Ditemukan bentuk yang mirip melalui
pendekatan ke fungsi logistik sehingga menjadi
model logistik
35. ------------------------------------------------------------------------------
Karakeristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
4. Komparasi Model
Terdapat tiga macam model berupa model ideal,
model linier, dan model nonlinier
• Model ideal
P(q) P(q)
1,0 1,0
q q
Ini adalah model terbaik atau sempurna karena
secara jelas membagi dua responden menurut
kemampuan mereka (batas jelas)
Sukar sekali untuk (praktis tidak dapat)
menemukan butir seperti ini
37. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteritik Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Model Nonlinier
P(q) P(q)
q q
Ini terletak di antara model ideal dan model linier
dan paling sering ditemukan pada butir
Kita perlu menentukan model nonlinier yang
bagaimana yang paling memadai
Biasanya model nonlinier berbentuk ojaif atau
berbentuk lengkungan S
38. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
D. Keterampilan Matematika
1. Fungsi Eksponensial
• Konstanta e dinamakan juga sebagai konstanta
eksponensial, memiliki nilai tetap
e = 2,718281828 …
dapat diteruskan sampai tidak ada batas
• Di dalam pemakaian, e sering dibatasi sampai
2 atau 3 digit pecahan desimal
e = 2,72 atau e = 2,718
• Fungsi eksponensial menggunakan e dalam
bentuk seperti
ex atau ef(x)
39. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Nilai fungsi eksponensial ex dapat langsung
ditemukan melalui kalkulator elektronik
Misalnya e0,5 dapat langsung ditemukan di dalam
kalkulator Casio melalui
AC
Shift
ex
0 · 5
=
Terbaca bahwa hasilnya adalah 1,6487 …
AC bertujuan mengosongkan isi memori
kalkulator
41. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
2. Fungsi Logaritma
• Logaritma berkaitan dengan pangkat dan akar
pada bilangan, misalnya
32 = 9
• Pangkat
Pangkat bersangkutan dengan pertanyaan
32 = ? ? = 32
• Akar
Akar bersangkutan dengan pertanyaan
?2 = 9 ? = √9
42. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Logaritma
Logaritma bersangkutan dengan
pertanyaan
3? = 9 ? = 3log 9
Di sini, 3 dinamakan basis logaritma
Kalau basis logaritma adalah 10, biasanya
10 itu tidak perlu ditulis
10? = 100 ? = log 100
Kalau basis logaritma adalah e, maka
logaritma ini dinamakan logaritma naturalis
dan ditulis sebagai ln
e? = 1,6487 ? = ln 1,6487
43. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Nilai logaritma dapat langsung dihitung pada kalkulator
elektronik
Perhitungan log (yakni basis 10)
Misalnya untuk log 25
pada kalkulator Casio
AC
log 2 5
=
Hasilnya adalah 1,3979 …
Ini berarti bahwa 101,3979… = 25
46. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
3. Diferensial
Di dalam matematika, diferensial adalah
bilangan yang sangat kecil mendekati ke 0
x1 x2
Dx = x2 – x1
Jika x2 x1 maka Dx 0
Dx 0 ini dikenal sebagai diferensial dx
Cara yang sama berlaku untuk variabel
lainnya, misalnya, y
Dy 0 dikenal sebagai dy
47. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
4. Hasibagi (quotient) diferensial
Pembagian di antara dy dan dx dikenal
sebagai hasilbagi diferensial
atau juga sebagai y’
dy
dx
Kalau y = f (x), maka hasilbagi diferensial
menjadi
atau juga sebagai f’(x)
df (x)
dx
Dengan demikian, hasilbagi diferensial adalah
hasilbagi dari bilangan sangat kecil yang
mendekati 0
Terdapat sejumlah rumus untuk menghitung
hasilbagi diferensial
48. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Hasilbagi diferensial (dikenal juga sebagai turunan
pertama) bergantung kepada fungsi yang
dideferensialkan
• Beberapa rumus umum
dx
= = - ¹
0 1 1
e d ln
x
= =
( )
1
sin = cos cos = -
sin
a du
da
de
d x
d au
x d x
( ) ( )
a = konstanta
dv
dx
du
dx
d u v
dx
dx
dx
x
dx
dx
dx x
dx
nx n
dx
dx
x
x
n
n
= + = +
51. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 8
a y x x x
( ) = ( 3 + 2 )( +
1
)
x x d x
x d x x
( ) ( ) ( ) ( )
= + + + + +
1 3 2 3 2 1
2 3 4 2
x x x x x x
= + + + +
1 12 4 3 2 2
5 3
x x x
= + +
18 20 4
4 2
dy
b y = 3 x +
2
x
x x d x
x d x x
( + 1 ) ( 3 + 2 ) - ( 3 + 2 ) ( +
1
)
2 2
( )
2 3 4 2
x x x x x x
( )( ) ( )( )
= + + - +
1 12 4 3 2 2
5 3
x x x
= + +
6 12 4
2 1
1
1
1
4 2
2 2
2
4 2
4 2
2
2
2
4 2
4 2
2
4 2 2
+ +
+
+
=
+
x x
x
x
dx
dx
dy
dx
x
dx
dx
dx
( )
( )
( )( ) ( )( )
52. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 9
4 2
x x
3 2
4 2
x x
3 2
d e
( )
3 2 3
a y =
e
d x x
e x x
( )
= +
12 4
= +
12 4
4 2
dy
b y = 3 x +
2
x
= +
12 4
36 4
3 2
3 2
2
dy
d y
2
2
3
3 3 2
4 2
4 2
4 2
4 2
= +
+
+
=
+
+
+
+
x
dx
x x
dx
x x e
dx
d x x
dx
x x
x x
( )
( )
( )
( )
( )
53. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
5. Hasilbagi diferensial sebagai sudut garis singgung
Garis singgung
Dy
Dx
Dy
----- berkaitan dengan besarnya sudut
Dx
Jika Dx 0 maka B bergerak ke A
dy
maka ----- merupakan sudut pada garis
dx
singgung di titik A
y
x
A
B
C
54. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
6. Titik Minimum, Titik Maksimum, dan Titik Balik
Pada titik minimum dan maksimum garis
singgung menajdi horizontal sehingga sudut
singgung menjadi nol
Pada titik minimum atau titik maksimum,
karena sudut singgung adalah noi, maka
dy
------ = 0
dx
y
x
y
x
55. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
Titik Balik adalah titik ketika grafik membalik,
misalnya, dari melengkung ke kanan membalik
menjadi melengkung ke kiri
Pada titik balik, garis singgung horizontal
sehingga sudut singgung menjadi 0 yakni
dy
----- = 0
dx
y
x
56. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
7. Integrasi
Di dalam matematika, integrasi adalah proses
penjumlahan sedjumlah bilangan yang sangat
kecil mendekati 0
Notasi integrasi adalah ∫, misalnya, ∫ydx
y
x1 x2
x
y
dx
Luas yang sangat kecil adalah y dx
Jumlah dari semua luas y dx dari x1
sampai x2 adalah luas seluruh gambar
2
ò
1
x
x
ydx
57. -----------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
-----------------------------------------------------------------------------
Integrasi pada distribusi probabilitas normal baku
Integrasi ini menghasilkan luas pada histogram
distribusi probabilitas normal baku
z z
1
0 1 1 -
1 1 2
n z dz e dz z
f ( ; , )
z
1
2
p
2
= ò = ò
-¥ -¥
Luas ini bergantung kepada letak z1 dan nilainya
dijadikan tabel fungsi distribusi bawah untuk
berbagai nilai z1 (lihat tabel)
–∞
z1
fz1
z
59. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
8. Perhitungan integral
Secara umum integrasi adalah kebalikan dari
hasilbagi diferensial
Hasilbagi diferensial dan integral
nx n
dx
y x
= = ¹
dy
ydx x dx x
C = suatu konstanta (karena hasilbagi dife-rensial
konstanta sama dengan 0)
C dapat ditentukan kemudian
1
1
1
1
1
+ ¹ -
+
= =
=
+
-
ò ò C n
n
dx
dx
n
n
n
n
n
60. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
Contoh 11
4
dx
4
= =
dx
y =
x
dy
dx
y x
x
=
4
3
3
4
4
ydx x dx x dx x C x C
ò ò 3 ò 3
4
= = = + = +
4
4 4 4
Tampak di sini bahwa jika hasilbagi diferensial
diintegralkan maka hasilnya kembali asal
Asal adalah y = x4 dan setelah didiferensial serta
diintegralkan maka hasilnya kembali ke y = x4
61. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Integral definit
Integral definit adalah integral yang diberi batas
nilai dari sesuatu ke sesuatu
Misalkan integrasi dilakukan dari x1 sampai ke x2
maka bentuknya adalah
y x
=
ò n n xx
Contoh 12
| ( ) ( 1)
1
1
2
1 2
1
2
1
n
= - = - - -
x
x
n
ydx nx nx nx
ò 4 = | = - = , x dx x
1548 5
2
5
6
5
5
5 5
6
2
6 5
2
62. ------------------------------------------------------------------------------
Karakteristik Butir
------------------------------------------------------------------------------
• Rumus umum beberapa integral
adx = ax +
C
x dx x
n
n
=
x x
n
+
1
+ ¹ -
+
1
e dx = e +
C
x C
dx
x
C n
ln
= +
ò
ò
ò
ò
1
• Diferensial diintegral akan kembali asal sehingga jika
y didiferensialkan dan kemudian diintegralkan maka
hasilnya akan kembali ke y
dy = + ÷ø
ö çè
dx y C
dx
æ ò