1. TUGAS TEORI AKUNTANSI
“PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN
JASA KONSTRUKSI”
( STUDI KASUS PADA PT. MUSTIKA LASTARI JAYA )
NONY SARASWATI GENDIS
11150000194
PROGRAM STUDI STRATA – 1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
2018
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori
Akuntansi dari Dosen Bapak Drs. Hamdani M Syah, Ak., MBA. sebagai salah satu
bagian dari penilaian yang ditentukan.
Isi dalam makalah ini disusun berdasarkan hasil pengamatan langsung dalam
perusahaan yang berkaitan. Terdapat beberapa data yang sudah diolah oleh penulis
dikarenakan data tersebut bersifat rahasia dalam perusahaan. Tetapi, dengan adanya
data yang sudah diolah oleh penulis tidak mengurangi kejelasan dari isi makalah.
Isi makalah tetap menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya.
Dalam proses pembuatan makalah ini, penulis mengalami beberapa kesulitan.
Kesulitan tersebut dikarenakan status penulis yang juga bekerja pada perusahaan
yang berkaitan sehingga penulis harus pandai mencuri-curi waktu untuk dapat
menyelesaikan makalah ini. Diluar hal tersebut, penulis merasa senang karena
dengan pembuatan makalah ini membuat penulis lebih mendalami dengan
pekerjaan yang dilakukan.
Penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Mengingat kesesuaian tema dengan pekerjaan yang penulis lakukan dan juga
respon positif dari teman-teman, penulis akan mempertimbangkan untuk
melanjutkan makalah ini untuk diajukan menjadi bahasan yang lebih mendalam
untuk skripsi.
Dengan penuh kesadaran, bahwa makalah ini masih perlu disempurnakan
lagi, sehingga saran dan kritik untuk penyajian serta isinya sangat diperlukan.
Jakarta, 25 April 2018
Nony Saraswati Gendis
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori.................................................................................. 3
2.2 Pengakuan Pendapatan pada PT. Mustika Lastari Jaya .................... 5
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11
4. 1 | P a g e
I. PENDAHULUAN
Bidang konstruksi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
Sebagian besar dari hidup kita berada disekitar atau di dalam konstruksi bangunan
seperti perumahan, kantor, pabrik, jembatan dan sebagainya. Karena itulah bidang
konstruksi memiliki peranan dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian
negara.
Sebagaimana lazimnya yang berlaku dalam suatu perusahaan maka dalam
usaha konstruksi juga mengenal laporan keuangan. Salah satu bentuk laporan
keuangan adalah laporan laba rugi yang didalamnya terdapat akun pendapatan.
Dalam PSAK 23 revisi 2015 dijelaskan bahwa, “Pendapatan adalah arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
periode tertentu bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal”. Pendapatan timbul dari transaksi dan
peristiwa ekonomi berikut ini :
1. Penjualan barang
2. Penjualan jasa, dan
3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalti dan deviden.
Perusahaan konstruksi memiliki pendapatan utama yang berasal dari
penjualan jasa konstruksi. Sebagian besar perusahaan menggunakan dasar
penjualan sebagai dasar saat pengakuan dan pengukuran pendapatan sesuai norma
akuntansi, yang dianggap lebih efektif daripada menggunakan dasar yang lain.
Untuk perusahaan konstruksi pengakuan pendapatan dilakukan berdasarkan
persentase penyelesaian. Hal ini dikarenakan perusahaan konstruksi dalam
mengerjakan sebuah proyek membutuhkan waktu yang cukup panjang sehingga
terjadi ketidakseimbangan antara volume pendapatan dan volume kegiatan
produksi dalam tiap periode.
Dalam usaha konstruksi pihak pemberi kerja (bouwheer) dan pelaksana
kerja (kontraktor) membuat sebuah kontrak konstruksi sebelum pekerjaan
5. 2 | P a g e
dilaksanakan. Kontrak konstruksi diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No.34 (revisi 2015) yang disahkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI). Dalam PSAK No.34
paragraf 2 dinyatakan “Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang
dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset
yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan,
teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan”.
Dalam perusahaan konstruksi pengakuan dan pengukuran pendapatan
merupakan masalah yang penting karena biasanya pekerjaan konstruksi masih
berjalan dan belum selesai sementara laporan keuangan harus dibuat. Apabila
pengakuan dan pengukuran pendapatan tidak dilakukan dengan tepat maka akan
terjadi kesalahan perhitungan laba rugi, sehingga informasi yang diterima pengguna
laporan keuangan tidak tepat. PSAK No. 34 tahun 2010 tentang akuntansi kontrak
konstruksi menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang
berhubungan dengan kontrak konstruksi, tanggal saat aktivitas kontrak mulai
dilakukan dan tanggal saat aktifitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh di tanggal
yang berlainan. Oleh karena itu persoalan utama dalam akuntansi kontrak
konstruksi adalah alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak pada periode
dimana pekerjaan konstruksi tersebut dilaksanakan.
PT. Mustika Lastari Jaya (MLJ) adalah perusahaan konstruksi yang berdiri
sejak tahun 2003 dan bergerak di bidang konstruksi umum. PT. Mustika Lastari
Jaya menggunakan metode presentase penyelesaian dimana setiap pekerjaan yang
telah selesai dikerjakan dihitung berdasarkan hasil yang dicapai dan diakui sebagai
pendapatan sesuai dengan periode pekerjaannya.
Untuk mengetahui secara mendalam mengenai penerapan metode presentase
penyelesaian yang diterapkan pada perusahaan konstruksi, maka diperlukan
penelusuran yang lebih mendalam. Berdasarkan hal tersebut, fokus dalam makalah
ini terkait dengan pengakuan pendapatan untuk perusahaan konstruksi.
6. 3 | P a g e
II. PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
A. Pendapatan
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas – aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk
tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
B. Pengakuan Pendapatan
Dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 15, pengakuan merupakan
proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria
pengakuan dalam neraca dan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan
menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang
dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laba rugi.
Menurut Warren dasar pengakuan pendapatan atau revenue secara umum
ada dua cara yaitu:
1. Dasar Kas (Cash Basis).
Pada dasar kas, pendapatan dan beban dilaporkan dalam laporan
laba rugi pada periode dimana kas diterima atau dibayar.
2. Dasar Akrual (Accrual Basis).
Pada dasar akrual, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi
pada periode saat pendapatan tersebut dihasilkan (earned).
C. Pengakuan Pendapatan Konstruksi
Menurut Kieso terdapat 2 (dua) metode pengakuan pendapatan jasa
konstruksi, yaitu :
1. Metode Kontrak Selesai (Completed Contract Method)
Menurut metode ini, pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat
kontrak diselesaikan.
Laba Kotor = Nilai Kontrak Proyek – Biaya Proyek Yang Telah Dikeluarkan
7. 4 | P a g e
2. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode ini mengakui pendapatan, biaya, dan laba kotor sesuai dengan
tercapainya kemajuan ke arah penyelesaian kontrak jangka panjang.
a. Pendekatan Fisik
Metode pendekatan fisik merupakan suatu metode pendekatan
yang digunakan untuk menentukan besarnya persentase
penyelesaian atas pelaksanaan kontrak jangka panjang berdasarkan
kemajuan fisik yang sudah dicapai atas pekerjaan yang
dilaksanakan.
b. Pendekatan Biaya
Metode pendekatan biaya merupakan suatu metode pendekatan
yang digunakan untuk menentukan besarnya persentase
penyelesaian atas pelaksanaan kontrak jangka panjang yang
perhitungannya berdasarkan ukuran masukan (input measures),
yaitu usaha – usaha dan biaya – biaya yang dikeluarkan dalam
pelaksanaan pekerjaan suatu kontrak.
D. Pengakuan Pendapatan Konstruksi Menurut PSAK No. 34
Standar Akuntansi Keuangan secara khusus mengatur tentang pengakuan
pendapatan dan biaya kontrak dengan menerbitkan sebuah penyataan PSAK
No. 34 tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi. Tujuan PSAK No. 34 adalah
untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang
berhubungan dengan kontrak konstruksi.
Pendapatan = Persentase Penyelesaian x Nilai Kontrak
Laba Kotor = Nilai Kontrak Proyek – Biaya Yang Telah Dikeluarkan Selama periode Berjalan
Biaya yang dikeluarkan hingga periode berjalan
-------------------------------------------------------- x 100% = Persentase penyelesaian
Total Biaya
8. 5 | P a g e
Menurut PSAK No. 34, Kontrak Konstruksi adalah suatu kontrak yang
dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu
kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling
tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok
penggunaan.
Dalam PSAK No. 34 tentang pengakuan pendapatan dan biaya kontrak
yaitu jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka
pendapatan kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui
masing- masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan
tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan.
Taksiran rugi pada kontrak konstruksi tersebut diakui sebagai beban
kontrak.
Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 34, Pengakuan pendapatan
dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak sering
disebut sebagai metode persentase penyelesaian.
2.2 Pengakuan Pendapatan pada PT. Mustika Lastari Jaya
PT. Mustika Lastari Jaya merupakan sebuah perusahaan jasa konstruksi yang
merupakan pelaksana suatu proyek yang dipercayakan kepadanya oleh pemberi
pekerjaan. Cara penanganan proyek adalah sebagai berikut :
1. Pada awalnya perusahaan mengikuti tender yang dilakukan oleh pemberi kerja (
bouchweer ) dengan mengajukan penawaran. Setelah itu bouchweer
mengumumkan pemenang tender pekerjaan. Apabila perusahaan memenangkan
proyek tersebut maka perusahaan akan memperoleh pemberitahuan dari
bouchweer melalui surat yang menyatakan secara tertulis bahwa perusahaan
adalah pelaksana dari proyek tersebut.
2. Atas dasar surat penunjukkan pekerjaan tersebut dibuatlah suatu kontrak kerja
antara pihak perusahaan dan pihak bouchweer. Selanjutnya perusahaan
memperoleh Surat Perintah Kerja ( SPK ).
9. 6 | P a g e
3. Setelah perusahaan menerima SPK, maka perusahaan dapat memulai pekerjaan
sesuai dengan prosedur dan gambar yang telah ada.
4. Sesudah pekerjaan telah selesai 100 % maka dibuat Berita Acara Penyerahan
Pekerjaan yang pertama.
5. Bila telah selesai jangka waktu pemeliharaan yang biasanya 3 - 6 bulan setelah
penyerahan pertama, maka dibuat Berita Acara Penyerahan Pekerjaan yang
kedua.
6. Jika Berita Acara Penyerahan Pekerjaan kedua telah disetujui, maka tugas
perusahaan telah selesai dalam melaksanakan pembangunan proyek.
Sesuai kebijakan yang ditetapkan PT. Mustika Lastari Jaya, maka proses
pencatatan data akuntansi dilakukan sebagai berikut :
1. Buku Penerimaan Kas dan Bank
Digunakan untuk mencatat penerimaan kas harian.
2. Buku Pengeluaran Kas dan Bank
Buku ini digunakan untuk mencatat semua pengeluaran baik berupa uang tunai,
cek maupun biro gilyet kecuali kas kecil.
3. Buku Pembelian
Buku ini digunakan untuk mencatat semua pembelian bahan material dan
peralatan kantor dan barang lain secara tunai maupun kredit.
4. Buku Pemakaian Bahan
Digunakan untuk mencatat semua pemakaian bahan.
5. Buku Memorial
Transaksi – transaksi yang tidak dapat dibukukan dalam buku-buku diatas
dicatat dalam buku memorial.
6. Buku Penyerahan proyek Selesai
Digunakan untuk mencatat semua transaksi penyerahan proyek.
7. Buku Kas Kecil Proyek ( Patty Cash )
Digunakan oleh Manager Proyek untuk mencatat pengeluaran dan penerimaan
yang dilakukan selama proyek berjalan tetapi bahan dicatat dalam buku kas
perusahaan.
10. 7 | P a g e
Untuk menghitung besarnya persentase penyelesaian pekerjaan yang telah
dicapai dalam suatu proyek dilakukan oleh :
1. Pihak pengawas proyek jika proyek tersebut milik Instansi Pemerintah atau
Instansi Swasta.
2. Pihak Kontraktor dengan persetujuan dari pemberi kerja, Jika proyek tersebut
merupakan milik dari perorangan.
Perhitungan persentase penyelesaian dapat dilakukan dengan cara taksiran
yang dilakukan oleh ahli bangunan / insinyur. Persentase penyelesaian ini harus
ditetapkan secara obyektif agar dapat diterima oleh berbagai pihak yang terkait
terhadap proyek. Metode yang digunakan unutk menentukan persentase
penyelesaian pada perusahaan ini adalah penyelesaian suatu bagian secara fisik dari
pekerjaan kontrak.
Langkah – langkah penghitungan persentase penyelesaian pekerjaan :
1. Menghitung volume tiap-tiap item pekerjaan yang telah diselesaikan secara fisik.
2. Melihat data volume item pekerjaan tersebut dari kontrak kerja yang ada
3. Selanjutnya angka yang diperoleh pada langkah 1 dibagi dengan angka yang
diperoleh pada langkah 2, dan hasilnya dikalikan 100%
4. Diperoleh nilai persentase penyelesaian pekerjaan untuk tiap item
5. Untuk mendapatkan persentase penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan maka
dilakukan penjumlahan tiap nilai item pekerjaan
Setelah melakukan penghitungan persentase penyelesaian pekerjaan maka
perusahaan melakukan tagihan termin sesuai kontrak yang disepakati. Perusahaan
melakukan pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian. Yaitu dengan menghubungkan pendapatan kontrak dengan biaya
kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian, sehingga pendapatan
beban dan laba yang dilaporkan dapat didistribusikan menurut penyelesaian
pekerjaan secara proporsional. Pendapatan hasil proyek menurut perusahaan telah
dapat diakui pada saat diadakannya pembayaran termin sebesar uang yang telah
diterima pada saat itu.
11. 8 | P a g e
Menurut metode ini perusahaan mengadakan penaksiran terhadap laba – rugi
setiap mencapai persentase tertentu sesuai kontrak walaupun kontrak tersebut
belum terealisasikan atau dengan kata lain pendapatan diakui atau dicatat sejalan
penyelesaian pekerjaan.
Dalam metode ini, pendapatan diakui berdasarkan perkiraan persentase
penyelesaian pekerjaan dikalikan dengan total harga kontrak, sedang laba
merupakan selisih antara pengakuan pendapatan dengan total biaya.
Proyek yang dijadikan obyek adalah proyek Pembangunan Apron Taxiway
di Lanud Roesmin Nurjadin-Pekanbaru. Proyek ini dimenangkan dengan sistem
tender dengan nilai penawaran yang diajukan Rp. 6.972.727.273 belum termasuk
PPN dan termasuk PPh. Pembayaran dilaksanakan dengan metode angsuran
sebanyak 4 (empat) kali. Sehingga pengakuan pendapatan dilaksanakan pada
beberapa termin ( waktu pembayaran sesuai jadwal angsuran ). Termin pembayaran
terdiri dari 4 (empat) tahap. Sedangkan persentase penyelesaian fisik proyek adalah
sebagai berikut :
Sumber : PT. Mustika Lastari Jaya 2015 ( Data Diolah )
Progres Fisik PT. Mustika Lastari Jaya
Proyek Pekas Pusat Diskuau Jakarta ( TNI AU )
Periode
Nilai Kontrak
Sebelum PPN
%
Rincian
Biaya Akrual
Pendapatan Laba Kotor
Nilai Kontrak x
Persentase
Pendapatan - Biaya
Juni
6.972.727.273 35%
1.795.546.121
2.440.454.546 644.908.425
2015
Oktober
6.972.727.273 35%
2.153.045.857
2.440.454.546 287.408.689
2015
Desember
6.972.727.273 25%
1.065.219.417
1.743.181.818 677.962.401
2015
Juni
6.972.727.273 5% 348.636.364 348.636.364
2016
TOTAL 5.013.811.395 6.972.727.273 1.958.915.878
12. 9 | P a g e
Sumber : PT. Mustika Lastari Jaya 2015 ( Data Diolah )
Perusahaan dalam mengakui pendapatannya menggunakan metode
persentase penyelesaian secara fisik, yaitu berdasarkan kemajuan fisik yang telah
dicapai di lapangan atas pelaksanaan suatu proyek. Pemberian persentase bobot
setiap kemajuan fisik merupakan hasil penilaian pekerjaan proyek yang dilakukan
oleh pengawas lapangan bersama Site Engineer. Pengawas lapangan membuat
laporan progress fisik berdasarkan penyelesaian fisik yang telah dicapai dan
selanjutnya dituangkan dalam Laporan Kemajuan Proyek. Setelah Site Engineer
melakukan kunjungan lapangan dan menyetujui, maka Laporan Kemajuan Proyek
dituangkan dalam laporan perkembangan pekerjaan yang telah diketahui dan
disetujui oleh Manager Proyek dan pihak yang terkait. Pendapatan yang diakui pada
periode yang bersangkutan diakui sebesar perkalian persentase penyelesaian fisik
yang sudah disetujui dengan nilai kontrak bersih, kemudian hasilnya akan dicatat
sebagai pendapatan atau penjualan konstruksi. Pendapatan atau penjualan
konstruksi diakui pada saat diterbitkan invoice penagihan atas pekerjaan kontrak
konstruksi kepada pemberi kerja, yang artinya adalah berdasar penerimaan kas
(cash basis).
13. 10 | P a g e
III. PENUTUP
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pengakuan
pendapatan pada perusahaan PT. Mustika Lastari Jaya adalah sebagai berikut:
Perusahaan mengakui pendapatan berdasarkan progress fisik dimana perusahaan
mengakui pendapatan berdasarkan fisik penyelesaian saja tanpa
memperbandingkan biaya-biaya yang sudah dikeluarkan, sedangkan berdasarkan
PSAK No 34 dengan metode cost to cost pengakuan pendapatan dan beban
dengan memperhatikan tahap penyelesaian dengan biaya yang terjadi dalam
mencapai tahap penyelesaian, Sehingga pendapatan, beban dan laba dapat
dilaporkan menurut penyelesaian pekerjaan secara proposional,
Pada prakteknya PT. Mustika Lastari Jaya bahkan perusahaan lain yang
bergerak dalam bidang konstruksi sulit untuk menerapkan metode cost to cost
dalam menghitung persentase penyelesaian pekerjaan. Hal ini disebabkan karena
segala sesuatu yang sudah ditetapkan dalam kontrak kerja. Dalam kontrak kerja
sudah disebutkan persentase pekerjaan yang harus dicapai, persentase tagihan untuk
mengajukan invoice bahkan hingga nilai yang harus ditagih pada beberapa kasus
sudah dicantumkan.
Walaupun PT. Mustika Lastari Jaya belum melakukan pencatatan sesuai
PSAK No. 34, tetapi sejauh perusahaan berdiri PT. Mustika Lastari Jaya belum
pernah mengalami masalah, karena total pendapatan dan laba yang diterima per-
proyek tetaplah sama, yang berbeda hanya pada saat pengakuan pendapatan
menurut persentase pekerjaan yang diakui tidak mencerminkan prestasi kerja
proyek berjalan. Sehingga pendapatan, beban dan laba tidak dapat dilaporkan
secara proposional menurut penyelesaian pekerjaan ( persentase pekerjaan ).
14. 11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/03/PSAK-23-Pendapatan.pdf
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/pendidikan/slide-psak/
http://triantomedia.blogspot.co.id/2011/01/apa-itu-usaha-jasa-konstruksi.html
https://www.academia.edu/34712199/Evaluasi_Pengakuan_Pendapatan_Kontrak_
Konstruksi_Berdasarkan_Metode_Persentase_Penyelesaian
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygant, and Terry D. Warfield. 2007. Akuntansi
Intermediate, Jilid 1,2 Edisi ke duabelas Terjemahan. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
PT. Mustika Lastari Jaya. 2016. Standar Operasional Prosedur (SOP). Jakarta
15. RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama lengkap penulis, yaitu Nony Saraswati Gendis, lahir di Jakarta, pada
tanggal 04 November 1995 dari pasangan Bapak Tri Wahyono (Alm) dan Ibu Harwati.
Sejak kecil hingga sekarang penulis tinggal di Jakarta, lebih tepatnya di daerah Cakung,
Jakarta Timur. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 010 Cakung
Timur pada tahun pada 2007. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan Pendidikan di SMP
Negeri 234 Jakarta dan tamat pada tahun 2010 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah
Atas di SMA Negeri 89 Jakarta dan selesai pada tahun 2013. Setelah lulus SMA pada
tahun 2013, penulis bekerja hingga pada tahun 2015 penulis dapat melanjutkan
pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia pada Program Studi S-1
Akuntansi hingga saat ini.
Pada saat tahun 2005, tepatnya saat penulis kelas 5 SD penulis meraih juara
pertama Lomba Regu Prestasi Plus di Cibubur bersama dengan tim. Penulis juga pernah
mendapat penghargaan dari pihak sekolah pada saat SMP karena meraih nilai tertinggi
satu sekolah SMPN 234 Jakarta untuk UN Bahasa Indonesia. Pada tahun 2009 penulis
juga pernah mewakilkan sekolah tingkat SMP untuk mengikuti OSN (Olimpiade Sains
Nasional) walaupun hasilnya kurang memuaskan. Tidak banyak yang sudah penulis raih,
tetapi penulis merupakan orang yang selalu bekerja keras akan sesuatu.
Sejak lulus SMA hingga saat ini penulis bekerja pada salah satu perusahaan
konstruksi swasta, yaitu PT. Mustika Lastari Jaya yang berada di daerah Halim-Jakarta
Timur. Penulis bekerja sebagai admin yang juga merangkap accounting di perusahaan ini.
PT. Mustika Lastari Jaya berdiri sejak tahun 2003 yang bergerak dalam bidang konstruksi
umum, sudah banyak pekerjaan yang diselesaikan oleh PT. Mustika Lastari Jaya seperti
pembangunan jalan, gedung, jembatan hingga hanggar. Di perusahaan inilah penulis
banyak belajar dan juga karena bekerja di perusahaan inilah penulis dapat melanjutkan
pendidikan yang sedang di tempuh saat ini.