SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Audit Persediaan dan Gudang
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang dibina oleh ibu
Nawirah
Disusun Oleh:
Zuriyati 201210170311002
Paulina Sari 201210170311004
Rahman Anshari 201210170311024
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014/2015
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Akun persediaan merupakan akun yang kompleks dan memerlukan pengendalian yang kuat
karena persediaan adalah bagian yang utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang
terbesar yang melibatkan modal kerja. Selain itu persediaan juga sering tersebar di beberapa lokasi
yang menyulitkan perhitungan fisik. Untuk penilaian juga sulit karena keusangan dan perlunya
mengalokasikan biaya manufaktur ke dalam persediaan.
Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat material karena sebagian
modal kerjanya digunakan untuk menghasilkan persediaan. Biaya persediaan mencakup bahan
baku,tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur. Karena persediaan bersifat material bagi
kebanyakan perusahaan manufaktur,maka meminjam sejumlah uang dengan menggunakan persediaan
sebagai jaminannya sudah menjadi lazim.
Bagi perusahaan yang memiliki gudang persediaan diberbagai tempat dan memiliki persediaan
yang merupakan barang konsinyasi dalam guudang penyimpanannya. Selain itu dengan tersebarnya
persediaan pada berbagai tempat,memungkinkan terjadinya penggelapan persediaan jika pengendalian
intern yang dimiliki perrusahaan tdk dicegah.
Mengingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka perusahaan
berusaha merancang pengendalian intern yang efektif di setiap sistem persediaannya. Pengendalian
intern yang tercipta sangat penting bagi perusahaan yang laporan keuangannya harus diaudit oleh
akuntan publik. Pengendalian intern ini selain mempengaruhi keandalan iinformasi juga akan
mempengaruhi luasnya lingkup pengujian yang dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian
substantif yang tergantung pada pengendalian internyang di desain dan diterapkan oleh klien. Selain
itu struktur pengendalian intern yang efektif akan sangat mempengaruhi risiko pengendalian yang
harus diterapkan oleh auditor dalam mengaudit laporan keuangan kliennya dan banyak bukti yang
harus dikumpulkan serta prosedur pengujian substantif atas saldo perusahaan klien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERSEDIAAN
Menurut standar Akuntansi Keuangan (PSAK: No 14) persediaan adalah aset:
a. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
b. Dalamproses produksi atau dalamperjalanan
c. Dalambentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses
pemberian jasa.
Sifat-sifat Persediaan :
a. Biasanya merupakan aset lancar (current assets) karna masa perputarannya kurang dari
atau sama dengan satu tahun.
b. Merupakan jumlah yang besar terutama dalam perusahaan dagang dan industri.
c. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi, dan
kesalahan tersebut akan terbawa ke laporan keuangan periode berikutya.
Beberapa hal yang dogolongkan sebagai persediaan:
a. Bahan Baku (raw materials)
b. Barang DalamProses (work in process)
c. Barang jadi (finished goods)
d. Suku cadang (spare parts)
e. Bahan pembantu
f. Barang dalam perjalanan (goods in transit)
g. Barang konsinyasi: consignment out (barang perusahaan yang dititip jual pada
perusahaan lain), consignment in(barang perusahaan lain yang dititip jual
diperusahaan) tidak boleh dicatat sebagai persediaan perusahaan.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 56-57):
Entitas harus menentukan biaya persediaan dengan menggunakan rumus biaya masuk
pertama-keluar pertama atau rata-rata tertimbang. Rumus biaya yang sama harus
digunakan untuk seluruh persediaan dengan sifat dan pemakaian yang serupa. Untuk
persediaan dengan sifat atau kegunaan yang berbeda, penggunaan rumus yang berbeda
dapat dibenarkan. Metode masuk terakhir keluar pertama tidak diperkenankan oleh SAK
ETAP.
FUNGSI BISNIS DI DALAM SIKLUS BESERTA DOKUMEN DANCATATAN TERKAIT
Persediaan dapat beragam bentuknya, tergantung pada sifat bisnisnya. Untuk bisnis
eceran atau grosir, persediaan yang terpenting adalah persediaan barang dagangan. Untuk
rumah sakit, makanan dan obat-obatan. Perusahaan manufaktur memiliki persediaan bahan
baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk produksi, barang dalam proses, dan
barang jadi yang tersedia untuk dijual.
Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap terdiri dari dua sistem yang
terpisah tapi erat terkait, yang satu melibatkan arus pisik barang yang sebenarnya, yang lain
biaya terkait. Karena persediaan berpindah melalui perusahaan, harus ada pengendalian yang
memadai atas pergerakan pisik maupun biaya yang terkait. Tujuh fungsi yang membentuk
siklus persediaan dan pergudangan adalah sebagai berikut :
 Proses pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan bermula dengan permintaan bahan baku untuk
produksi. Permintaan pembelian digunakan untuk memesan barang persediaan oleh bagian
pembelian. Permintaan diawali oleh pegawai gudang atau komputer jika persediaan mencapai
tingkat yang ditentukan sebelumnya, pemesanan harus dilakukan atas bahan baku yang
dibutuhkan untuk memproduksi pesanan pelanggan, atau pemesanan diawali atas dasar
perhitungan periodik oleh orang yang berwenang.
 Menerima bahan baku
Bahan yang diterima harus diinspeksi kuantitas dan kualitasnya. Bagian penerimaan
menghasilkan laporan penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi penting sebelum
pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi, bahan baku dikirim ke gudang dan dokumen
penerimaan atau notifikasi elektronik tentang penerimaan barang biasanya dikirim ke bagian
pembelian, gudang, dan hutang usaha.
 Menyimpan bahan baku
Sewaktu bahan baku diterima, bahan baku tersebut disimpan di gudang sampai diperlukan
oleh bagian produksi. Bahan baku dikeluarkan dari persediaan atas penunjukan permintaan
bahan baku, pesanan pekerjaan, dokumen yang sama atau pemberitahuan elektronik yang
layak disetujui yang menunjukkan jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan. Dokumen
permintaan ini digunakan untuk memperbaharui berkas induk persediaan perpetual dan
membukukan pemindahan dari perkiraan bahan baku ke barang dalam proses.
 Memroses bahan baku
Porsi pemrosesan pada siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi dari satu
perusahaan ke perusahaan lain. Penentuan jenis barang dan kuantitas yang diproduksi
biasanya berdasarkan pesanan tertentu dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat
persediaan barang jadi yang ditentukan lebih dulu, dan volume produksi yang paling hemat.
Didalam berbagai bagian produksi, ketentuan harus dibuat guna mengatur kuantitas yang
diproduksi, pengendalian barang rusak, pengendalian kualitas, dan perlindungan pisik bahan
baku dalam proses.
 Menyimpan barang jadi
Setelah barang jadi selesai dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan digudang
sambil menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan sistem pengendalian intern yang
baik, dilakukan pengendalian fisik atas barang jadi dengan memisahkannya ke dalam
beberapa bidang terpisah dengan akses terbatas.
 Mengirim barang jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penerimaan kas. Tiap
pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen pengiriman atau
pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen pengiriman yang diotorisasi dengan
memadai.
 File Induk Persediaan Perpetual
File induk persediaan perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit
persediaan yang dibeli, dijual, dan disimpan, atau informasi mengenai biaya per unit. Untuk
pembelian bahan baku, berkas induk persediaan perpetual diperbarui secara otomatis pada
saat perolehan persediaan diproses sebagai bagian dari pembukuan transaksi perolehan.
BAGAIMANA E-COMMERCE MEMPENGARUHI PENGELOLAAN PERSEDIAAN
Salah satu keuntungan utama yang diberikan oleh internet ke pengelolaan persediaan
adalah memungkinkan klien menyediakan deskripsi yang lebih luas mengenai persediaan
produknya secara seketika atau real-time ke sekutu bisnis utama, termasuk pemasok dan
pelanggan. Informasi mengenai kuantitas persediaan yang ada, lokasi produk, dan unsur
persediaan penting lainnya akan membantu pemasok persediaan bekerja dengan manajemen
guna memonitor arus unsur persediaan.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN PERSEDIAAN
1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan.
Jika akuntan publik dapat meyainkan dirinya bahwa internal control atas perolehan,
penyimpanan dan pengeluaran persediaan berjalan efetif, maka luasnya
pemeriksaan dalam melakukan subtantive test atas persediaan dapat dipersempit.
Beberapa ciri internal control yang baik atas persediaan adalah:
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab (segregation of duties) antara
bagian pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi, dan keuangan.
b. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak, seperti:
permintaan pembelian (purchase requisition), order pembelian (purchase order),
surat jalan (delivery order), laporan penerimaan barang (receiving report), order
penjualan(sales order), faktur penjualan(sales invoice).
c. Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan melalui tender.
d. Adanya sistemotorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank,
maupun pengeluaran kas/bank.
e. Digunakannya anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjulan, dan
penerimaan serta pengeluaran kas.
f. Pemesanan barang dilakukan dengan perhitungan Economic Order Quantity dan
iron stock.
g. Digunakan perpetual inventory systemdan stock card, terutama di perusahaan
yang nilai persediaan perjenisnya cukup material.
2. Untuk memeriksa apakah persediian yang tercantum dineraca betul-betul ada dan
dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan. Pada umumnya persediaan dinilai berdasarkan nilai perolehan,
dalam hal ini bisa dipilih metode First In First Out (FIFO), Last In First Out(LIFO), atau
AVERAGE. Untuk barang-barang yang harga jualnya sudah pasti (logam mulia) atau
cepat rusak (hasil pertanian seperti sayuran dll) bisa dinilai berdasarkan nilai jual.
4. Untuk memeriksa apakah siste pencatatan persediaan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS). Ada dua sistempencatatan
persediaan yan bisa digunakan, yaitu perpetual sytem dan physical (periodical)
system. Perpetual system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis
persediaannya tidak banyak tetapi nilai persediaan per unitnya besar, misalnya
dealer mobil dan toko emas. Physical systembiasanya digunakan pada perusahaan
yang jenis persediaannya banyak tetapi nilai sediaan per unitnya kecil.
5. Untuk mengetahui apakah terhadap barang-barang yang rusak, bergerak lambat,
dan ketinggalan mode sudah dibuatkan allowance yang cukup.
6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit. Salah satu
bentk barang jaminan dari kredit yang diperoleh dari bank adalah persediaan. Jika
ada persediaan yang dijadikan jaminan, hal ini harus diungkapkan(didisclose) dalam
catatan atas laporan keuangan(notes of financial statements).
7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan
(insurance coverage) yang cukup. Persediaan harus diasuransikan, sehingga
seandainya terjadi kebakaran, bisa diperoleh ganti rugi dari perusahaan asuransi dan
perusahaan bisa terhindar dari kerugian karna kebakaran tersebut. Nilai
pertanggungan asuransi harus cukup, dalam arti tidak terlalu besar atau terlalu kecil.
yang harus diwaspadai adalah jika perusahaan mengasuransikan sediaan dengan
insurance coverage yang terlalu besar, terutama dalam keadaan bisnis yang lesu,
mungkin perusahaan bermasud membaar persediaannya agar mendapat
keuntungan dari ganti rugi perusahaan asuransi.
8. Untuk pengetahui apaah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang
mempunyai pengaruh besar terhadap laporan keuangan. Jika hal tersebut
ditemukan, maka harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Dalamhal ini harus
diketahui sistempencatatan persediaan yang digunakan perusahaan (perpetual atau
physical system) dan metode penilaian persediaan yang digunakan perusahaan
(apakah berdasarkan harga perolehan, FIFO, LIFO, atau AVERAGE).
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:124):
Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah persediaan turun nilainya.
Entitas harus membuat penilaian dengan membandingkan jumlah tercatat setiap jenis
persediaan (atau kelompok persediaan yang sama) dengan harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual. Jika suatu jenis persediaan (atau kelompok jenis persediaan)
turun nilainya, maka entitas harus mengakui kerugian dalam laporan laba rugi atas
perbedaan antara jumlah tercatat dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan
menjual.
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN (YANG DISARANKAN) ATAS PERSEDIAAN
Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test, analytical review, dan
subtantive test. Dalampraktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas disini harus
disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang diaudit.
Prosedur pemeriksaan persediaan mencakup pembelian, penyimpanan, pemakaian, dan
penjualan persediaan,k arena berkaitan dengan siklus pembelian, utang dan pengeluaran
kas serta siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas.
Compliance Test
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan.
a. Dalamhal ini auditor biasanya menggunakan internal control questionnaires (lihat
contoh dibuku diexhibit 12-1)
b. Lakukan tes transaksi (compliance test) atas pembelian dengan menggunakan
purchase order sebagai sampel. Untuk tes transaksi atas pemakaian persediaan
(bahan baku) bisa digunakan meterial requisition sebagai sampel. Untuk tes
transaksi atas penjualan, bisa digunaan faktur penjualan sebagai sampel.
2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas persediaan. Jika dari tes transaksi
auditor tidak menemukan kesalahan yang berarti, maka auditor bisa menyimpulkan
bahwa internal control atas persediaan berjalan efektif. Karena itu subtantive test atas
persediaan bisa dipersempit.
Subtantive Test
1. Lakukan Observasi atas stock opname yang dilakukan klien. Stock opname dilakukan
terutama untuk persediaan yang ada digudang perusahaan. Untuk barang consignment
out dan barang-barang yang tersimpan di public warehouse jika jumlahnya material
harus dilakukan stock opname, jika tidak material, cukup dikirim konfirmasi. Stock
opname bisa dilakukan akhir tahun atau beberapa waktu sebelum/sesudah akhir tahun.
Untuk perusahaan yang internal controlnya lemah, stock opname sebaiknya dilakukan
pada tanggal neraca. Begitu sebaliknya. Namun demikian, setidaknya tidak terlalu jauh
dari tangal neraca untuk memudahkan auditor pada waktu melakukan trace
backward/trace forward (rekonsiliasi saldo persediaan pertanggal stock opname dengan
pertanggal neraca).
2. Minta data hasil stock opname (final inventory list/inventory compilation). Harus
diperhatian jangan sampai terjadi kesalahan tulis dalam satuan. Prosedur yang harus
dilakukan dalam final invebtory list adalah:
a. Check methematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).
b. Cocokkan quantity per book dengan stock card.
c. Cocokkan quantity per count dengan count sheet kita (aditor)
d. Cocokkan total value dengan buku besar persediaan.
3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.biasanya barang konsinyasi
jumlahnya tidak terlalu besar sehingga lebih prakktis untuk mengirim konfirmasi
dibandingkan jika auditor harus menghitungnya, selain itu auditor juga bisa memeriksa
bukti pengiriman barang konsinyasi tersebut.
4. Periksa unit price dari raw material, work in process, finished goods and supplies.
Untuk Raw Material dan supplies: periksa fatur pembelian yang terakhir dan
perhatikan apakah perusahaan menggunakan FIFO,LIFO.atau AVERAGE.
Untuk barang impor harus diperiksa bukti-bukti pembelian impor dan juga perhitungan
landed costnya. Karna untuk barang impor harus dibayar bea masuk, baiaya-biaya untuk
mengeluarkan barang dari pelabuhan, termasuk jasa Ekspedisi Muatan Kapal Laut atau
Ekspedisi Muatan Kapal Udara.
Untuk Work In Process: pelajari cost accounting procedures yang digunakan
perusahaan,untuk mengetahui besarnya direct materials, direct labor, factory overhead
yang sudah dibebankan termasuk persentase penyelesaiannya. Jika perusahaan
menggunakan job order costing maka yang harus diperiksa adalah job order cost
sheetnya. Jika perusahaan menggunakan process costing maka harus diperiksa
bagaimana penentuan persentase penyelesaiannya dan nilai work in processnya.
Untuk Finished Goods: pelajari cost accounting procedures seperti deatas dan periksa
apakah perusahaan menggunakan standar cost, sehingga harus diperiksa perhitungan
variancenya. Jika ada variance, sebagian harus masuk harga pokok penjualan yaitu untu
persediaan yang telah dijual. Sebagian menambah atau mengurangi nilai persediaan
(tergantung favourable atau unfavourable variance) yaitu untuk persediaan yang belum
terjual.
5. Lakukan rekonsiliasi antara saldo menurut stock opname dan saldo per tanggal neraca
jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca.
6. Periksa cukup tidaknya allowance untuk barang-barang yang bergerak lambat, rusak,
dan ketinggalan mode. Cukup dalam arti tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil.
untuk itu auditor harus memeriksa bagaimana kebijakan dan cara perusahaan
menentukan allowance, apakah konsisten atau tidak dengan periode berikutnya. Salah
satu cara yan biasa digunakan oleh perusahaan adalah:
Untuk barang-barang yang tida dipakai atau tidak terjual selama:
3 bulan, dibuatkan allowance 10%
6 bulan, dibuatkan allowance 30%
9 bulan, dibuatkan allowance 50%
12 bulan, dibuatkan allowance 80%
Lebih dari 12 bulan, dibuatkan allowance 100%
Dalamhal ini auditor harus memeriksa stock card untuk mengetahui sudah berapa lama
persediaaan itu tidak mengalami pengurangan (tidak dipakai atau tidak terjual).
7. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent event). Tujuannya untuk
mengetahui apakah ada penjualan fiktif yang dicatat untuk memperbesar jumlah
laporan penjualan dan kemudian diawal periode berikutnyya dibuat jurnal balik.
8. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian. Tujuannya untuk meyakinkan jangan
sampai ada pergeseran waktu dalam pencatatan pejualan dan pembelian. Untuk itu har
Us dicatat (lebih baik minta copynya) tanggal dan nomor terakhir dari faktur penjualan,
delivery order, faktur pembelian, dan receiving report. Perhatikan juga syarat
pengiriman barang apakah FOB shippig point atau Destination shipping point.
9. Periksa jawaban konfirmasi bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen rapat.
Tujuannya untuk mengetahui apakah apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan
atas kredit perusahaan yang diperoleh dari pihak ke 3. Jika ada tentunya akan
disebutkan dalam jawaban konfirmasi bank, perjanjian kredit dan notulen rapat. Dan
jika ada persediaan yang dijaminkan, maka hal tersebut harus dijelaskan dalam catatan
atas laporan keuangan.
10. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca. Jika ada sales
dan purchase commitment yang menimbulkan kerugian yang material bagi perusahaan
dalam periode berikutnya, hal tersebut harus dijelaskan dalamcatatan atas laporan
keuangan. Untuk itu auditor harus memeriksa kontrak penjualan dan kontrak
pembelian yang realisasinya akan dilauka pada periode berikutnya, dan periksa apakah
ada penurunan harga beli atau harga jual dipasar (market value) diperiode berikutnya.
11. Jika ada barang dalamperjalanan, lakukan prosedur audit yang diperlukan. Prosedur
auditnya adalah:
 Minta rincian barang dalam perjalanan per tanggal neraca.
 Periksa perhitungan mathematisnya (penjumlahan dan perkalian).
 Periksa apakah syarat pengiriman barang Free On Bost Shipping Point atau
destination shipping point.
 Periksa subsequent clearance (penyelasaian sesudah tanggal neraca).
 Dalamhal ini auditor harus menanyakan pada klien dan memeriksa bukti
pendukung apakah sesudah tanggal neraca barang dalamperjalanan tersebut
sudah diterima. Bukti yang harus diperiksa adalah laporan penerimaan barang.
12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan audit adjustment
jika diperlukan. Auditor harus menyimpulkan (biasanya ditulis diTop Schedule) apakah
berdasarkan prosedur pemeriksaan yang telah dilakukannya, persediaan disajikan
secara wajar atau tidak.
13. Periksa apakah penyajian persediaan dilaporan keuangan sudah sesuai dengan standar
akuntansi berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
DAFTAR PUSTAKA
Agoes sukrisno. 2011. Auditing: petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan publik,
buku 1 edisi 4. salemba empat: jakarta
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance,
Jilid 2 Edisi 12. (diterjemahkan oleh: Gina Gania). Penerbit Erlangga: Jakarta

More Related Content

Similar to INVENTORY

Sia, reyzel anwar, suryanih, stiami, siklus pengeluaran
Sia, reyzel anwar, suryanih, stiami, siklus pengeluaranSia, reyzel anwar, suryanih, stiami, siklus pengeluaran
Sia, reyzel anwar, suryanih, stiami, siklus pengeluaranreyzel anwar
 
10, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian dan ...
10, si & pi delvia vamela, hapzi ali,  siklus pengeluaran, pembelian dan ...10, si & pi delvia vamela, hapzi ali,  siklus pengeluaran, pembelian dan ...
10, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian dan ...delviavamela
 
Si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis uta...
Si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis uta...Si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis uta...
Si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis uta...ASA LILA
 
12, si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis...
12, si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis...12, si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis...
12, si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis...ASA LILA
 
Inventory Control, EOQ & FIFO, LIPO _ Materi Training PPIC
Inventory Control, EOQ & FIFO, LIPO _ Materi Training PPICInventory Control, EOQ & FIFO, LIPO _ Materi Training PPIC
Inventory Control, EOQ & FIFO, LIPO _ Materi Training PPICKanaidi ken
 
Makalah auditing ii pengauditan siklus produksi persediaan 2 (jiantari c 301 ...
Makalah auditing ii pengauditan siklus produksi persediaan 2 (jiantari c 301 ...Makalah auditing ii pengauditan siklus produksi persediaan 2 (jiantari c 301 ...
Makalah auditing ii pengauditan siklus produksi persediaan 2 (jiantari c 301 ...Jiantari Marthen
 
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANMAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANBiyah Djauhar
 
Sipi, ririn setianingsih, prof. hapzi ali, cma, implementasi dan siklus penge...
Sipi, ririn setianingsih, prof. hapzi ali, cma, implementasi dan siklus penge...Sipi, ririn setianingsih, prof. hapzi ali, cma, implementasi dan siklus penge...
Sipi, ririn setianingsih, prof. hapzi ali, cma, implementasi dan siklus penge...Ririn Setianingsih
 
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian, dan pe...
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian, dan pe...Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian, dan pe...
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian, dan pe...wendi_bppk
 
10. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Siklus Pengeluaran, Pembelian dan Pe...
10. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali,  Siklus Pengeluaran, Pembelian dan Pe...10. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali,  Siklus Pengeluaran, Pembelian dan Pe...
10. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Siklus Pengeluaran, Pembelian dan Pe...ShalsabillaDMutiara
 
Artikel pengelolaan persediaan perusahaan
Artikel pengelolaan persediaan perusahaanArtikel pengelolaan persediaan perusahaan
Artikel pengelolaan persediaan perusahaanwardahmega
 
Siklus pengeluaran,sia,deatianasiva,suryanih,institut stiami
Siklus pengeluaran,sia,deatianasiva,suryanih,institut stiamiSiklus pengeluaran,sia,deatianasiva,suryanih,institut stiami
Siklus pengeluaran,sia,deatianasiva,suryanih,institut stiamideatianasiva
 
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Pengeluaran, Pembelian da...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Pengeluaran, Pembelian da...Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Pengeluaran, Pembelian da...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Pengeluaran, Pembelian da...WINDAYANI RAJAGUKGUK
 
Siklus produksi materi transaksi manufaktur
Siklus produksi materi transaksi manufakturSiklus produksi materi transaksi manufaktur
Siklus produksi materi transaksi manufakturrachmakusuma1
 
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...
Si pi,  fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...Si pi,  fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...Fazril Azi
 
10, si & pi,mislia, hapzi ali, si siklus pengeluaran, pembelian dan pemba...
10, si & pi,mislia, hapzi ali, si siklus pengeluaran, pembelian dan pemba...10, si & pi,mislia, hapzi ali, si siklus pengeluaran, pembelian dan pemba...
10, si & pi,mislia, hapzi ali, si siklus pengeluaran, pembelian dan pemba...Mislia lia
 
Pengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanPengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanDina Nurmariyani
 

Similar to INVENTORY (20)

Sia, reyzel anwar, suryanih, stiami, siklus pengeluaran
Sia, reyzel anwar, suryanih, stiami, siklus pengeluaranSia, reyzel anwar, suryanih, stiami, siklus pengeluaran
Sia, reyzel anwar, suryanih, stiami, siklus pengeluaran
 
10, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian dan ...
10, si & pi delvia vamela, hapzi ali,  siklus pengeluaran, pembelian dan ...10, si & pi delvia vamela, hapzi ali,  siklus pengeluaran, pembelian dan ...
10, si & pi delvia vamela, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian dan ...
 
Si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis uta...
Si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis uta...Si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis uta...
Si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis uta...
 
12, si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis...
12, si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis...12, si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis...
12, si pi, asalila, hapzi ali ,siklus proses bisnis review atas proses bisnis...
 
Inventory Control, EOQ & FIFO, LIPO _ Materi Training PPIC
Inventory Control, EOQ & FIFO, LIPO _ Materi Training PPICInventory Control, EOQ & FIFO, LIPO _ Materi Training PPIC
Inventory Control, EOQ & FIFO, LIPO _ Materi Training PPIC
 
Makalah auditing ii pengauditan siklus produksi persediaan 2 (jiantari c 301 ...
Makalah auditing ii pengauditan siklus produksi persediaan 2 (jiantari c 301 ...Makalah auditing ii pengauditan siklus produksi persediaan 2 (jiantari c 301 ...
Makalah auditing ii pengauditan siklus produksi persediaan 2 (jiantari c 301 ...
 
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANMAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
 
Sipi, ririn setianingsih, prof. hapzi ali, cma, implementasi dan siklus penge...
Sipi, ririn setianingsih, prof. hapzi ali, cma, implementasi dan siklus penge...Sipi, ririn setianingsih, prof. hapzi ali, cma, implementasi dan siklus penge...
Sipi, ririn setianingsih, prof. hapzi ali, cma, implementasi dan siklus penge...
 
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian, dan pe...
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian, dan pe...Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian, dan pe...
Si & pi, wendi nurhayat, hapzi ali, siklus pengeluaran, pembelian, dan pe...
 
10. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Siklus Pengeluaran, Pembelian dan Pe...
10. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali,  Siklus Pengeluaran, Pembelian dan Pe...10. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali,  Siklus Pengeluaran, Pembelian dan Pe...
10. SI&PI, Shalsabilla Desi, Hapzi Ali, Siklus Pengeluaran, Pembelian dan Pe...
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
aaaa
aaaaaaaa
aaaa
 
Artikel pengelolaan persediaan perusahaan
Artikel pengelolaan persediaan perusahaanArtikel pengelolaan persediaan perusahaan
Artikel pengelolaan persediaan perusahaan
 
Siklus pengeluaran,sia,deatianasiva,suryanih,institut stiami
Siklus pengeluaran,sia,deatianasiva,suryanih,institut stiamiSiklus pengeluaran,sia,deatianasiva,suryanih,institut stiami
Siklus pengeluaran,sia,deatianasiva,suryanih,institut stiami
 
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Pengeluaran, Pembelian da...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Pengeluaran, Pembelian da...Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Pengeluaran, Pembelian da...
Sipi, windayani rajagukguk, hapzi ali, 2018, Siklus Pengeluaran, Pembelian da...
 
Sistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi BiayaSistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi Biaya
 
Siklus produksi materi transaksi manufaktur
Siklus produksi materi transaksi manufakturSiklus produksi materi transaksi manufaktur
Siklus produksi materi transaksi manufaktur
 
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...
Si pi,  fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...Si pi,  fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali, sistem informasi dan pengendalian inte...
 
10, si & pi,mislia, hapzi ali, si siklus pengeluaran, pembelian dan pemba...
10, si & pi,mislia, hapzi ali, si siklus pengeluaran, pembelian dan pemba...10, si & pi,mislia, hapzi ali, si siklus pengeluaran, pembelian dan pemba...
10, si & pi,mislia, hapzi ali, si siklus pengeluaran, pembelian dan pemba...
 
Pengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaanPengauditan siklus produksi persediaan
Pengauditan siklus produksi persediaan
 

Recently uploaded

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 

INVENTORY

  • 1. Audit Persediaan dan Gudang Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang dibina oleh ibu Nawirah Disusun Oleh: Zuriyati 201210170311002 Paulina Sari 201210170311004 Rahman Anshari 201210170311024 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014/2015
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Akun persediaan merupakan akun yang kompleks dan memerlukan pengendalian yang kuat karena persediaan adalah bagian yang utama dalam neraca dan sering kali merupakan perkiraan yang terbesar yang melibatkan modal kerja. Selain itu persediaan juga sering tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan perhitungan fisik. Untuk penilaian juga sulit karena keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke dalam persediaan. Persediaan bagi perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat material karena sebagian modal kerjanya digunakan untuk menghasilkan persediaan. Biaya persediaan mencakup bahan baku,tenaga kerja langsung, dan overhead manufaktur. Karena persediaan bersifat material bagi kebanyakan perusahaan manufaktur,maka meminjam sejumlah uang dengan menggunakan persediaan sebagai jaminannya sudah menjadi lazim. Bagi perusahaan yang memiliki gudang persediaan diberbagai tempat dan memiliki persediaan yang merupakan barang konsinyasi dalam guudang penyimpanannya. Selain itu dengan tersebarnya persediaan pada berbagai tempat,memungkinkan terjadinya penggelapan persediaan jika pengendalian intern yang dimiliki perrusahaan tdk dicegah. Mengingat besarnya risiko yang dapat muncul dalam sistem persediaan maka perusahaan berusaha merancang pengendalian intern yang efektif di setiap sistem persediaannya. Pengendalian intern yang tercipta sangat penting bagi perusahaan yang laporan keuangannya harus diaudit oleh akuntan publik. Pengendalian intern ini selain mempengaruhi keandalan iinformasi juga akan mempengaruhi luasnya lingkup pengujian yang dilakukan oleh akuntan publik khususnya pengujian substantif yang tergantung pada pengendalian internyang di desain dan diterapkan oleh klien. Selain itu struktur pengendalian intern yang efektif akan sangat mempengaruhi risiko pengendalian yang harus diterapkan oleh auditor dalam mengaudit laporan keuangan kliennya dan banyak bukti yang harus dikumpulkan serta prosedur pengujian substantif atas saldo perusahaan klien.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PERSEDIAAN Menurut standar Akuntansi Keuangan (PSAK: No 14) persediaan adalah aset: a. Yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalamproses produksi atau dalamperjalanan c. Dalambentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses pemberian jasa. Sifat-sifat Persediaan : a. Biasanya merupakan aset lancar (current assets) karna masa perputarannya kurang dari atau sama dengan satu tahun. b. Merupakan jumlah yang besar terutama dalam perusahaan dagang dan industri. c. Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi, dan kesalahan tersebut akan terbawa ke laporan keuangan periode berikutya. Beberapa hal yang dogolongkan sebagai persediaan: a. Bahan Baku (raw materials) b. Barang DalamProses (work in process) c. Barang jadi (finished goods) d. Suku cadang (spare parts) e. Bahan pembantu f. Barang dalam perjalanan (goods in transit) g. Barang konsinyasi: consignment out (barang perusahaan yang dititip jual pada perusahaan lain), consignment in(barang perusahaan lain yang dititip jual diperusahaan) tidak boleh dicatat sebagai persediaan perusahaan. Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 56-57): Entitas harus menentukan biaya persediaan dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama-keluar pertama atau rata-rata tertimbang. Rumus biaya yang sama harus digunakan untuk seluruh persediaan dengan sifat dan pemakaian yang serupa. Untuk persediaan dengan sifat atau kegunaan yang berbeda, penggunaan rumus yang berbeda
  • 4. dapat dibenarkan. Metode masuk terakhir keluar pertama tidak diperkenankan oleh SAK ETAP. FUNGSI BISNIS DI DALAM SIKLUS BESERTA DOKUMEN DANCATATAN TERKAIT Persediaan dapat beragam bentuknya, tergantung pada sifat bisnisnya. Untuk bisnis eceran atau grosir, persediaan yang terpenting adalah persediaan barang dagangan. Untuk rumah sakit, makanan dan obat-obatan. Perusahaan manufaktur memiliki persediaan bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk produksi, barang dalam proses, dan barang jadi yang tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap terdiri dari dua sistem yang terpisah tapi erat terkait, yang satu melibatkan arus pisik barang yang sebenarnya, yang lain biaya terkait. Karena persediaan berpindah melalui perusahaan, harus ada pengendalian yang memadai atas pergerakan pisik maupun biaya yang terkait. Tujuh fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan adalah sebagai berikut :  Proses pembelian Siklus persediaan dan pergudangan bermula dengan permintaan bahan baku untuk produksi. Permintaan pembelian digunakan untuk memesan barang persediaan oleh bagian pembelian. Permintaan diawali oleh pegawai gudang atau komputer jika persediaan mencapai tingkat yang ditentukan sebelumnya, pemesanan harus dilakukan atas bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi pesanan pelanggan, atau pemesanan diawali atas dasar perhitungan periodik oleh orang yang berwenang.  Menerima bahan baku Bahan yang diterima harus diinspeksi kuantitas dan kualitasnya. Bagian penerimaan menghasilkan laporan penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi penting sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi, bahan baku dikirim ke gudang dan dokumen penerimaan atau notifikasi elektronik tentang penerimaan barang biasanya dikirim ke bagian pembelian, gudang, dan hutang usaha.  Menyimpan bahan baku
  • 5. Sewaktu bahan baku diterima, bahan baku tersebut disimpan di gudang sampai diperlukan oleh bagian produksi. Bahan baku dikeluarkan dari persediaan atas penunjukan permintaan bahan baku, pesanan pekerjaan, dokumen yang sama atau pemberitahuan elektronik yang layak disetujui yang menunjukkan jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbaharui berkas induk persediaan perpetual dan membukukan pemindahan dari perkiraan bahan baku ke barang dalam proses.  Memroses bahan baku Porsi pemrosesan pada siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Penentuan jenis barang dan kuantitas yang diproduksi biasanya berdasarkan pesanan tertentu dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang ditentukan lebih dulu, dan volume produksi yang paling hemat. Didalam berbagai bagian produksi, ketentuan harus dibuat guna mengatur kuantitas yang diproduksi, pengendalian barang rusak, pengendalian kualitas, dan perlindungan pisik bahan baku dalam proses.  Menyimpan barang jadi Setelah barang jadi selesai dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan digudang sambil menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan sistem pengendalian intern yang baik, dilakukan pengendalian fisik atas barang jadi dengan memisahkannya ke dalam beberapa bidang terpisah dengan akses terbatas.  Mengirim barang jadi Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penerimaan kas. Tiap pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen pengiriman yang diotorisasi dengan memadai.  File Induk Persediaan Perpetual File induk persediaan perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual, dan disimpan, atau informasi mengenai biaya per unit. Untuk pembelian bahan baku, berkas induk persediaan perpetual diperbarui secara otomatis pada saat perolehan persediaan diproses sebagai bagian dari pembukuan transaksi perolehan.
  • 6. BAGAIMANA E-COMMERCE MEMPENGARUHI PENGELOLAAN PERSEDIAAN Salah satu keuntungan utama yang diberikan oleh internet ke pengelolaan persediaan adalah memungkinkan klien menyediakan deskripsi yang lebih luas mengenai persediaan produknya secara seketika atau real-time ke sekutu bisnis utama, termasuk pemasok dan pelanggan. Informasi mengenai kuantitas persediaan yang ada, lokasi produk, dan unsur persediaan penting lainnya akan membantu pemasok persediaan bekerja dengan manajemen guna memonitor arus unsur persediaan. B. TUJUAN PEMERIKSAAN PERSEDIAAN 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas persediaan. Jika akuntan publik dapat meyainkan dirinya bahwa internal control atas perolehan, penyimpanan dan pengeluaran persediaan berjalan efetif, maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan subtantive test atas persediaan dapat dipersempit. Beberapa ciri internal control yang baik atas persediaan adalah: a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab (segregation of duties) antara bagian pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi, dan keuangan. b. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak, seperti: permintaan pembelian (purchase requisition), order pembelian (purchase order), surat jalan (delivery order), laporan penerimaan barang (receiving report), order penjualan(sales order), faktur penjualan(sales invoice). c. Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan melalui tender. d. Adanya sistemotorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank, maupun pengeluaran kas/bank. e. Digunakannya anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjulan, dan penerimaan serta pengeluaran kas. f. Pemesanan barang dilakukan dengan perhitungan Economic Order Quantity dan iron stock. g. Digunakan perpetual inventory systemdan stock card, terutama di perusahaan yang nilai persediaan perjenisnya cukup material. 2. Untuk memeriksa apakah persediian yang tercantum dineraca betul-betul ada dan dimiliki oleh perusahaan. 3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pada umumnya persediaan dinilai berdasarkan nilai perolehan, dalam hal ini bisa dipilih metode First In First Out (FIFO), Last In First Out(LIFO), atau AVERAGE. Untuk barang-barang yang harga jualnya sudah pasti (logam mulia) atau cepat rusak (hasil pertanian seperti sayuran dll) bisa dinilai berdasarkan nilai jual. 4. Untuk memeriksa apakah siste pencatatan persediaan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS). Ada dua sistempencatatan persediaan yan bisa digunakan, yaitu perpetual sytem dan physical (periodical) system. Perpetual system biasanya digunakan pada perusahaan yang jenis
  • 7. persediaannya tidak banyak tetapi nilai persediaan per unitnya besar, misalnya dealer mobil dan toko emas. Physical systembiasanya digunakan pada perusahaan yang jenis persediaannya banyak tetapi nilai sediaan per unitnya kecil. 5. Untuk mengetahui apakah terhadap barang-barang yang rusak, bergerak lambat, dan ketinggalan mode sudah dibuatkan allowance yang cukup. 6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan kredit. Salah satu bentk barang jaminan dari kredit yang diperoleh dari bank adalah persediaan. Jika ada persediaan yang dijadikan jaminan, hal ini harus diungkapkan(didisclose) dalam catatan atas laporan keuangan(notes of financial statements). 7. Untuk mengetahui apakah persediaan diasuransikan dengan nilai pertanggungan (insurance coverage) yang cukup. Persediaan harus diasuransikan, sehingga seandainya terjadi kebakaran, bisa diperoleh ganti rugi dari perusahaan asuransi dan perusahaan bisa terhindar dari kerugian karna kebakaran tersebut. Nilai pertanggungan asuransi harus cukup, dalam arti tidak terlalu besar atau terlalu kecil. yang harus diwaspadai adalah jika perusahaan mengasuransikan sediaan dengan insurance coverage yang terlalu besar, terutama dalam keadaan bisnis yang lesu, mungkin perusahaan bermasud membaar persediaannya agar mendapat keuntungan dari ganti rugi perusahaan asuransi. 8. Untuk pengetahui apaah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang mempunyai pengaruh besar terhadap laporan keuangan. Jika hal tersebut ditemukan, maka harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 9. Untuk memeriksa apakah penyajian persediaan dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Dalamhal ini harus diketahui sistempencatatan persediaan yang digunakan perusahaan (perpetual atau physical system) dan metode penilaian persediaan yang digunakan perusahaan (apakah berdasarkan harga perolehan, FIFO, LIFO, atau AVERAGE). Menurut SAK ETAP (IAI, 2009:124): Entitas harus menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah persediaan turun nilainya. Entitas harus membuat penilaian dengan membandingkan jumlah tercatat setiap jenis persediaan (atau kelompok persediaan yang sama) dengan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual. Jika suatu jenis persediaan (atau kelompok jenis persediaan) turun nilainya, maka entitas harus mengakui kerugian dalam laporan laba rugi atas perbedaan antara jumlah tercatat dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual.
  • 8. C. PROSEDUR PEMERIKSAAN (YANG DISARANKAN) ATAS PERSEDIAAN Prosedur pemeriksaan dibagi atas prosedur compliance test, analytical review, dan subtantive test. Dalampraktiknya, prosedur pemeriksaan yang dibahas disini harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang diaudit. Prosedur pemeriksaan persediaan mencakup pembelian, penyimpanan, pemakaian, dan penjualan persediaan,k arena berkaitan dengan siklus pembelian, utang dan pengeluaran kas serta siklus penjualan, piutang dan penerimaan kas. Compliance Test 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas persediaan. a. Dalamhal ini auditor biasanya menggunakan internal control questionnaires (lihat contoh dibuku diexhibit 12-1) b. Lakukan tes transaksi (compliance test) atas pembelian dengan menggunakan purchase order sebagai sampel. Untuk tes transaksi atas pemakaian persediaan (bahan baku) bisa digunakan meterial requisition sebagai sampel. Untuk tes transaksi atas penjualan, bisa digunaan faktur penjualan sebagai sampel. 2. Tarik kesimpulan mengenai internal control atas persediaan. Jika dari tes transaksi auditor tidak menemukan kesalahan yang berarti, maka auditor bisa menyimpulkan bahwa internal control atas persediaan berjalan efektif. Karena itu subtantive test atas persediaan bisa dipersempit. Subtantive Test 1. Lakukan Observasi atas stock opname yang dilakukan klien. Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang ada digudang perusahaan. Untuk barang consignment out dan barang-barang yang tersimpan di public warehouse jika jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak material, cukup dikirim konfirmasi. Stock opname bisa dilakukan akhir tahun atau beberapa waktu sebelum/sesudah akhir tahun. Untuk perusahaan yang internal controlnya lemah, stock opname sebaiknya dilakukan pada tanggal neraca. Begitu sebaliknya. Namun demikian, setidaknya tidak terlalu jauh dari tangal neraca untuk memudahkan auditor pada waktu melakukan trace backward/trace forward (rekonsiliasi saldo persediaan pertanggal stock opname dengan pertanggal neraca). 2. Minta data hasil stock opname (final inventory list/inventory compilation). Harus diperhatian jangan sampai terjadi kesalahan tulis dalam satuan. Prosedur yang harus dilakukan dalam final invebtory list adalah: a. Check methematical accuracy (penjumlahan dan perkalian). b. Cocokkan quantity per book dengan stock card. c. Cocokkan quantity per count dengan count sheet kita (aditor) d. Cocokkan total value dengan buku besar persediaan.
  • 9. 3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.biasanya barang konsinyasi jumlahnya tidak terlalu besar sehingga lebih prakktis untuk mengirim konfirmasi dibandingkan jika auditor harus menghitungnya, selain itu auditor juga bisa memeriksa bukti pengiriman barang konsinyasi tersebut. 4. Periksa unit price dari raw material, work in process, finished goods and supplies. Untuk Raw Material dan supplies: periksa fatur pembelian yang terakhir dan perhatikan apakah perusahaan menggunakan FIFO,LIFO.atau AVERAGE. Untuk barang impor harus diperiksa bukti-bukti pembelian impor dan juga perhitungan landed costnya. Karna untuk barang impor harus dibayar bea masuk, baiaya-biaya untuk mengeluarkan barang dari pelabuhan, termasuk jasa Ekspedisi Muatan Kapal Laut atau Ekspedisi Muatan Kapal Udara. Untuk Work In Process: pelajari cost accounting procedures yang digunakan perusahaan,untuk mengetahui besarnya direct materials, direct labor, factory overhead yang sudah dibebankan termasuk persentase penyelesaiannya. Jika perusahaan menggunakan job order costing maka yang harus diperiksa adalah job order cost sheetnya. Jika perusahaan menggunakan process costing maka harus diperiksa bagaimana penentuan persentase penyelesaiannya dan nilai work in processnya. Untuk Finished Goods: pelajari cost accounting procedures seperti deatas dan periksa apakah perusahaan menggunakan standar cost, sehingga harus diperiksa perhitungan variancenya. Jika ada variance, sebagian harus masuk harga pokok penjualan yaitu untu persediaan yang telah dijual. Sebagian menambah atau mengurangi nilai persediaan (tergantung favourable atau unfavourable variance) yaitu untuk persediaan yang belum terjual. 5. Lakukan rekonsiliasi antara saldo menurut stock opname dan saldo per tanggal neraca jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal neraca. 6. Periksa cukup tidaknya allowance untuk barang-barang yang bergerak lambat, rusak, dan ketinggalan mode. Cukup dalam arti tidak terlalu besar atau tidak terlalu kecil. untuk itu auditor harus memeriksa bagaimana kebijakan dan cara perusahaan menentukan allowance, apakah konsisten atau tidak dengan periode berikutnya. Salah satu cara yan biasa digunakan oleh perusahaan adalah: Untuk barang-barang yang tida dipakai atau tidak terjual selama: 3 bulan, dibuatkan allowance 10% 6 bulan, dibuatkan allowance 30% 9 bulan, dibuatkan allowance 50% 12 bulan, dibuatkan allowance 80% Lebih dari 12 bulan, dibuatkan allowance 100% Dalamhal ini auditor harus memeriksa stock card untuk mengetahui sudah berapa lama persediaaan itu tidak mengalami pengurangan (tidak dipakai atau tidak terjual). 7. Periksa kejadian sesudah tanggal neraca (subsequent event). Tujuannya untuk mengetahui apakah ada penjualan fiktif yang dicatat untuk memperbesar jumlah laporan penjualan dan kemudian diawal periode berikutnyya dibuat jurnal balik.
  • 10. 8. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian. Tujuannya untuk meyakinkan jangan sampai ada pergeseran waktu dalam pencatatan pejualan dan pembelian. Untuk itu har Us dicatat (lebih baik minta copynya) tanggal dan nomor terakhir dari faktur penjualan, delivery order, faktur pembelian, dan receiving report. Perhatikan juga syarat pengiriman barang apakah FOB shippig point atau Destination shipping point. 9. Periksa jawaban konfirmasi bank, loan agreement (perjanjian kredit), notulen rapat. Tujuannya untuk mengetahui apakah apakah ada persediaan yang dijadikan jaminan atas kredit perusahaan yang diperoleh dari pihak ke 3. Jika ada tentunya akan disebutkan dalam jawaban konfirmasi bank, perjanjian kredit dan notulen rapat. Dan jika ada persediaan yang dijaminkan, maka hal tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. 10. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment per tanggal neraca. Jika ada sales dan purchase commitment yang menimbulkan kerugian yang material bagi perusahaan dalam periode berikutnya, hal tersebut harus dijelaskan dalamcatatan atas laporan keuangan. Untuk itu auditor harus memeriksa kontrak penjualan dan kontrak pembelian yang realisasinya akan dilauka pada periode berikutnya, dan periksa apakah ada penurunan harga beli atau harga jual dipasar (market value) diperiode berikutnya. 11. Jika ada barang dalamperjalanan, lakukan prosedur audit yang diperlukan. Prosedur auditnya adalah:  Minta rincian barang dalam perjalanan per tanggal neraca.  Periksa perhitungan mathematisnya (penjumlahan dan perkalian).  Periksa apakah syarat pengiriman barang Free On Bost Shipping Point atau destination shipping point.  Periksa subsequent clearance (penyelasaian sesudah tanggal neraca).  Dalamhal ini auditor harus menanyakan pada klien dan memeriksa bukti pendukung apakah sesudah tanggal neraca barang dalamperjalanan tersebut sudah diterima. Bukti yang harus diperiksa adalah laporan penerimaan barang. 12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan audit adjustment jika diperlukan. Auditor harus menyimpulkan (biasanya ditulis diTop Schedule) apakah berdasarkan prosedur pemeriksaan yang telah dilakukannya, persediaan disajikan secara wajar atau tidak. 13. Periksa apakah penyajian persediaan dilaporan keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Agoes sukrisno. 2011. Auditing: petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan publik, buku 1 edisi 4. salemba empat: jakarta Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance, Jilid 2 Edisi 12. (diterjemahkan oleh: Gina Gania). Penerbit Erlangga: Jakarta