SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Konsep Dasar Demam Thypoid
Definisi
Demam thypoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu
minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan keasadaran. Demam
thypoid disebabkan oleh infeksi salmonella typhi. (Lestari Titik, 2016).
Thypoid fever atau demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus
halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada
saluran pencernaan dan dengan gangguan kesadaran. (Wijayaningsih kartika
sari, 2013).
Etiologi
Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri samonella typhi.
Bakteri salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan
rambut getar, tidakberspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu
antigen O (somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen
H (flegella), dan antigen VI. Dalam serum penderita, terdapatzat (aglutinin)
terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob
dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 derajat celsius (optimum 37 derajat
celsius) dan pH pertumbuhan 6-8. Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan,
sistem imun yang rendah, feses, urin, makanan/minuman yang
terkontaminasi, formalitas dan lain sebagainya. (Lestari Titik, 2016).
Manifestasi klinis
Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa.
Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui
makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa
inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan,
lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian menyusul
gejala klinis yang biasanya di temukan, yaitu: (Lestari Titik, 2016)
 Demam
Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris
remitten dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada pagi hari danmeningkat
lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur
turun dan normal kembali.
 Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-
pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor, ujung dan tepinya
kemerahan. Pada abdomen dapat di temukan keadaan perutkembung.
Hati dan limpa membesar disertai nyeri dan peradangan.
 Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen.
Jarang terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan
terlambat mendapatkan pengobatan). Gejala yang juga dapat ditemukan
pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik-
bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit, yang
ditemukan pada minggu pertama demam, kadang-kadang ditemukanpula
trakikardi dan epistaksis.
Relaps
Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid,
akan tetap berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadinya pada minggu
kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukarditerangkan.
Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalamorgan-organ
yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.
Spenomegali
Inflamasi pada
hati dan limfa
Peredaran darah dan masuk ke
retikulo endothelia terutama
hati dan limfa
Penurunan
mobilitas usus
Merangsang melepas
sel perogen
Nyeri
Nyeri tekan Mengakibatkan komplikasi
seperti neuropsikiatrik,
kardiovaskuler, pernafasan, dll.
Hematomegali
Endotoksi
Masuk kealiran
darah
Bakteri masuk ke
dalam usus halus
Lolos dari asam
lambung
Kuman
hidup
Lambung
Kuman mati
Menuju ke
saluran
pencernaan
Masuk ke mulut
Masuk melalui makanan/
Minuman, jari tangan/kuku,
muntuhan, lalat dan feses
Patwhay
Penurunan peristaltik
usus
Hipertermia
Anoreksia, mual
dan muntah
Resiko kekurangan
volume cairan
Mempengaruhi pusat
thermoregulerator di
hipotalamus
Peningkatan asam
lambung
Konstipasi
Kuman salmonella
typhi
Defisit nutrisi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada anak dengan dengan typoid antara lain:
Pemeriksaan leukosit
Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid
terdapat leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataanny
leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam
typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas
normal bahkan kadang-kadang terdapat leukosit walaupun tidak ada
komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu, pemeriksaan jumlah
leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam typhoid.
Pemeriksaan SGOT/SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi
dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
o Uji widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi.
Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella typhi terdapat dalam serum
klien dengan demam typhoid juga terdapat pada orang pernah
divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi
salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan
dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam
serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh
salmonella typhi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu:
1) Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan anti-gen O (berasal
dari tubuh kuman).
2) Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan anti-gen H (berasal
dari flagel kuman).
3) Aglutinin VI, yang dibuat karena rangsangan anti-gen VI (berasal
dari simpai kuman). Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin
O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi
titernya makin besar klien menderita typhoid.
o Anti Salmonella typhi IgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut
Salmonella Typhi, karena antibodi IgM muncul pada hari ke-3 dan 4
terjadinya demam.
Penatalaksanaan
Berdasarkan Lestari Titik, 2016, penatalaksanaan pada demam typhoid
yaitu:
Perawatan
Klien diistirahatkan 7 hari sampai 14 hari untuk mencegahkomplikasi
perdarahan usus.
Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya
tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.
Diet
o Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
o Pada penderita yang akut dapat diberikan bubur saring.
o Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
o Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam
selama 7 hari.
Obat-obatan
Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit typhoid.
Waktu penyembuhanbisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan.
Antibiotika, seperti ampicilin, kloramfenikol, trimethoprim
sulfamethoxazole dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat
demam typhoid di negara-negara barat. Obat-obatan antibiotik adalah:
o Kloramfenikol diberikan dengan dosis 50 mg/kgBB/hari, terbagi dalam
3-4 kali pemberian, oral atau intravena, selama 14 hari.
o Bilamana terdapat kontra indikasi pemberian kloramfenikol, diberikan
ampisilin dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi dalam3- 4 kali.
Pemberian intravena saat belum dapat minum obat, selama 21hari.
o Amoksisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/ hari, terbagi dalam3-4 kali.
Pemberian oral/intravena selama 21 hari.
o Kotrimoksasol dengan dosis 8 mg/kgBB/hari terbagi dalam 2-3 kali
pemberian, oral, selama 14 hari.
o Pada kasus berat, dapat diberi ceftriakson dengan dosis 50 m/kgBB/hari
dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kgBB/hari, sehari sekali,
intravena selama 5-7 hari.
o Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan antibiotika
adalah meropenem, azithromisin, dan fluoroquinolon.
Bila tak terawat, demam typhoid dapat berlangsung selama tiga
minggu sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30 % dari
kasus yang tidak terawat. Pengobatan penyulit tergantung macamnya.
Untuk kasus berat dan dengan manifestasi nerologik menonjol, diberi
deksamethason dosis tinggi dengan dosis awal 3 mg/kgBB, intravena
perlahan (selama 30 menit). Kemudian disusul pemberian dengan dosis
1 mg/kg BB dengan tenggang waktu 6 sampai 7 kali pemberian.
Tatalaksanaan bedah dilakukan pada kasus-kasus dengan penyulit
perforasi usus.
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Demam Typhoid
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama di dalam memberikan
asuhan keperawatan. Perawat harus mengumpulkan data tentang status
kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan
berkesinambungan. Pengumpulan data ini juga harus dapat menggambarkan
status kesehatan klien dan kekuatan masalah-masalah yang dialami oleh
klien. (Hutahaean Serri, 2010).
.
Keluhan utama
Berupa perasaan yang tidak enak badan, lesu, nyeri kapala, pusing dan
kurang bersemangat, serta nafsu makan kurang (terutama selama masa
inkubasi). Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu,
bersifat febris remiten, dan suhu tubuhnya tidak tinggi sekali. Selama
minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur baik setiap harinya
biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan
malam hari. Pada minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan
demam. Saat minggu ke tiga, suhu beragsur turun dan normal kembali
pada akhir minggu ke tiga.
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak berada dalam
kedaaan yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi stupor, koma, atau
gelisah (kecuali bila penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan
pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala
lainnya. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardia dan epitaksis pada
anak besar.
Pemeriksaan fisik
o Kepala
Melihat kebersihan kulit kepala, distribusi rambut merata dan warna
rambut.
o Wajah, melihat ke semetrisan kiri dan kanan.
o Mata, terlihat sklera putih, konjuntiva merah muda, dan reflek pupil
mengecil ketika terkena sinar.
o Mulut, terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering, dan
pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor, sementara
ujung dan tepinya berwarna kemerahan dan jarang disertai tremor.
o Leher, tidak adanya distensi vena jugularis.
o Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut kembung. Bisa terjadi
konstipasi, atau mungkin diare atau normal.
o Hati dan limfe membesar disertai dengan nyeri pada perabaan.
o Ektermitas, pergerakan baik antara kiri dan kanan.
o Integumen, akral teraba hangat dan terdapat pada punggung dananggota
gerak dapat ditemukan reseola (bintik-bintik kemerahan karena emboli
basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama
demam).
Pemeriksaan laboratorium
o Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, limfositosis
relatif dan aneosinofillia pada permukaan yang sakit.
o Darah untuk kultur (biakan darah, empedu) dan widal.
o Biakan empedu basil salmonella typhosa dapat ditemukan dalamdarah
pasien pada minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih sering ditemukan
dalam urine dan feses.
o Pemeriksaan widal
Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah
titer zat anti terhadap antigen O yang bernilai 1/200 atau lebih
menunjukkan kenaikan yang progresif (Nursalam Susianingrum,
Rekawati Utami, Sri, 2008).
Diagnosa
i. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
ii. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx

More Related Content

Similar to Konsep Dasar Demam Thypoid.docx (20)

Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docxTATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
TATALAKSANA DEMAM PADA ANAK (EFIR).docx
 
PPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptxPPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptx
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Makalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifusMakalah penyakit tifus
Makalah penyakit tifus
 
Askep demam typoid
Askep demam typoidAskep demam typoid
Askep demam typoid
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
Askep kejang AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kejang
Askep kejangAskep kejang
Askep kejang
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoidAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
 
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
 
askep typus abdominalis
askep typus abdominalisaskep typus abdominalis
askep typus abdominalis
 
Typhoid
TyphoidTyphoid
Typhoid
 
Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1Kasus asuhan kejang 1
Kasus asuhan kejang 1
 
4. bab 2
4. bab 24. bab 2
4. bab 2
 
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11Flu+singapore+&+flu+babi.   bag.11
Flu+singapore+&+flu+babi. bag.11
 

Konsep Dasar Demam Thypoid.docx

  • 1. Konsep Dasar Demam Thypoid Definisi Demam thypoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan keasadaran. Demam thypoid disebabkan oleh infeksi salmonella typhi. (Lestari Titik, 2016). Thypoid fever atau demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan gangguan kesadaran. (Wijayaningsih kartika sari, 2013). Etiologi Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri samonella typhi. Bakteri salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidakberspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O (somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella), dan antigen VI. Dalam serum penderita, terdapatzat (aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 derajat celsius (optimum 37 derajat
  • 2. celsius) dan pH pertumbuhan 6-8. Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan, sistem imun yang rendah, feses, urin, makanan/minuman yang terkontaminasi, formalitas dan lain sebagainya. (Lestari Titik, 2016). Manifestasi klinis Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, kemudian menyusul gejala klinis yang biasanya di temukan, yaitu: (Lestari Titik, 2016)  Demam Pada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat febris remitten dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada pagi hari danmeningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali.  Gangguan pada saluran pencernaan Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah- pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan. Pada abdomen dapat di temukan keadaan perutkembung. Hati dan limpa membesar disertai nyeri dan peradangan.
  • 3.  Gangguan kesadaran Umumnya kesadaran pasien menurun, yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi supor, koma atau gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). Gejala yang juga dapat ditemukan pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseol, yaitu bintik- bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit, yang ditemukan pada minggu pertama demam, kadang-kadang ditemukanpula trakikardi dan epistaksis. Relaps Relaps (kambuh) ialah berulangnya gejala penyakit demam thypoid, akan tetap berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadinya pada minggu kedua setelah suhu badan normal kembali, terjadinya sukarditerangkan. Menurut teori relaps terjadi karena terdapatnya basil dalamorgan-organ yang tidak dapat dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti.
  • 4. Spenomegali Inflamasi pada hati dan limfa Peredaran darah dan masuk ke retikulo endothelia terutama hati dan limfa Penurunan mobilitas usus Merangsang melepas sel perogen Nyeri Nyeri tekan Mengakibatkan komplikasi seperti neuropsikiatrik, kardiovaskuler, pernafasan, dll. Hematomegali Endotoksi Masuk kealiran darah Bakteri masuk ke dalam usus halus Lolos dari asam lambung Kuman hidup Lambung Kuman mati Menuju ke saluran pencernaan Masuk ke mulut Masuk melalui makanan/ Minuman, jari tangan/kuku, muntuhan, lalat dan feses Patwhay Penurunan peristaltik usus Hipertermia Anoreksia, mual dan muntah Resiko kekurangan volume cairan Mempengaruhi pusat thermoregulerator di hipotalamus Peningkatan asam lambung Konstipasi Kuman salmonella typhi Defisit nutrisi
  • 5. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang pada anak dengan dengan typoid antara lain: Pemeriksaan leukosit Di dalam beberapa literatur dinyatakan bahwa demam typhoid terdapat leukopenia dan limposistosis relatif tetapi kenyataanny leukopenia tidaklah sering dijumpai. Pada kebanyakan kasus demam typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan kadang-kadang terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder. Oleh karena itu, pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnosa demam typhoid. Pemeriksaan SGOT/SGPT SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid. o Uji widal Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi. Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella typhi terdapat dalam serum klien dengan demam typhoid juga terdapat pada orang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella typhi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu: 1) Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan anti-gen O (berasal dari tubuh kuman). 2) Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan anti-gen H (berasal
  • 6. dari flagel kuman). 3) Aglutinin VI, yang dibuat karena rangsangan anti-gen VI (berasal dari simpai kuman). Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid. o Anti Salmonella typhi IgM Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut Salmonella Typhi, karena antibodi IgM muncul pada hari ke-3 dan 4 terjadinya demam. Penatalaksanaan Berdasarkan Lestari Titik, 2016, penatalaksanaan pada demam typhoid yaitu: Perawatan Klien diistirahatkan 7 hari sampai 14 hari untuk mencegahkomplikasi perdarahan usus. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan. Diet o Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein. o Pada penderita yang akut dapat diberikan bubur saring. o Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim
  • 7. o Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari. Obat-obatan Antibiotika umum digunakan untuk mengatasi penyakit typhoid. Waktu penyembuhanbisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan. Antibiotika, seperti ampicilin, kloramfenikol, trimethoprim sulfamethoxazole dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat demam typhoid di negara-negara barat. Obat-obatan antibiotik adalah: o Kloramfenikol diberikan dengan dosis 50 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral atau intravena, selama 14 hari. o Bilamana terdapat kontra indikasi pemberian kloramfenikol, diberikan ampisilin dengan dosis 200 mg/kgBB/hari, terbagi dalam3- 4 kali. Pemberian intravena saat belum dapat minum obat, selama 21hari. o Amoksisilin dengan dosis 100 mg/kgBB/ hari, terbagi dalam3-4 kali. Pemberian oral/intravena selama 21 hari. o Kotrimoksasol dengan dosis 8 mg/kgBB/hari terbagi dalam 2-3 kali pemberian, oral, selama 14 hari. o Pada kasus berat, dapat diberi ceftriakson dengan dosis 50 m/kgBB/hari dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kgBB/hari, sehari sekali, intravena selama 5-7 hari.
  • 8. o Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan antibiotika adalah meropenem, azithromisin, dan fluoroquinolon. Bila tak terawat, demam typhoid dapat berlangsung selama tiga minggu sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30 % dari kasus yang tidak terawat. Pengobatan penyulit tergantung macamnya. Untuk kasus berat dan dengan manifestasi nerologik menonjol, diberi deksamethason dosis tinggi dengan dosis awal 3 mg/kgBB, intravena perlahan (selama 30 menit). Kemudian disusul pemberian dengan dosis 1 mg/kg BB dengan tenggang waktu 6 sampai 7 kali pemberian. Tatalaksanaan bedah dilakukan pada kasus-kasus dengan penyulit perforasi usus. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Demam Typhoid Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama di dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat harus mengumpulkan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan. Pengumpulan data ini juga harus dapat menggambarkan status kesehatan klien dan kekuatan masalah-masalah yang dialami oleh klien. (Hutahaean Serri, 2010). .
  • 9. Keluhan utama Berupa perasaan yang tidak enak badan, lesu, nyeri kapala, pusing dan kurang bersemangat, serta nafsu makan kurang (terutama selama masa inkubasi). Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten, dan suhu tubuhnya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur baik setiap harinya biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam. Saat minggu ke tiga, suhu beragsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ke tiga. Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak berada dalam kedaaan yaitu apatis sampai samnolen. Jarang terjadi stupor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat gejala lainnya. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardia dan epitaksis pada anak besar. Pemeriksaan fisik o Kepala Melihat kebersihan kulit kepala, distribusi rambut merata dan warna rambut. o Wajah, melihat ke semetrisan kiri dan kanan. o Mata, terlihat sklera putih, konjuntiva merah muda, dan reflek pupil mengecil ketika terkena sinar.
  • 10. o Mulut, terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering, dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor, sementara ujung dan tepinya berwarna kemerahan dan jarang disertai tremor. o Leher, tidak adanya distensi vena jugularis. o Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut kembung. Bisa terjadi konstipasi, atau mungkin diare atau normal. o Hati dan limfe membesar disertai dengan nyeri pada perabaan. o Ektermitas, pergerakan baik antara kiri dan kanan. o Integumen, akral teraba hangat dan terdapat pada punggung dananggota gerak dapat ditemukan reseola (bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam). Pemeriksaan laboratorium o Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, limfositosis relatif dan aneosinofillia pada permukaan yang sakit. o Darah untuk kultur (biakan darah, empedu) dan widal. o Biakan empedu basil salmonella typhosa dapat ditemukan dalamdarah pasien pada minggu pertama sakit. Selanjutnya lebih sering ditemukan dalam urine dan feses. o Pemeriksaan widal Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah titer zat anti terhadap antigen O yang bernilai 1/200 atau lebih
  • 11. menunjukkan kenaikan yang progresif (Nursalam Susianingrum, Rekawati Utami, Sri, 2008). Diagnosa i. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit. ii. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.