SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Download to read offline
DEMAM TIFOID
SKENARIO 1
Seorang pria berusia 28 tahun datang le UGD RS
Muhammadiyah dengan keluhan demam. Hal ini telah dialami
penderita sejak 8 hari yang lalu. Demam semakin lama semakin
tinggi. Mual dan muntah dijumpai. Batuk tidak dijumpai. Selera
makan menurun. BAK normal. BAB (-) selama 4 hari..
MORE INFO
Vital Sign

Pem. Fisik
Pem. Lab

 TD : 120/90 mmHg
 FN : 58 x/I Reguler darah
 T : 390
 RR : 22 x/menit
 Mata : Beslag (+)
 Abdomen : Roseola (-)
 Hb : 13,9 gr/dl
 Leukosit : 3600/ mm3
 trombosit : 285.000/mm3
 LED : 12mm/jam
Urinalisa

Tes Widal

: Reduksi (-)
: Sedimen urin (-)
: Sedimen Eritrosit (1-3) Lp
: Aglutinasi : O
: Aglutinas : H
IDENTIFIKASI MASALAH
DEMAM 8 HARI SEAMAKIN LAMA SEMAKIN
MENINGKAT

MUAL MUNTAH

SELERA MAKAN MENURUN DAN BAB (-)
LEARNING ISSUE
DEFINISI &
ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI

TANDA & GEJALA

FAKTR RESIKO

CMD & DD

PENATALAKSANAA
N & PENCEGAHAN

KOMPLIKASI &
PRGNOSA
DEMAM
Masuknya
kuman
salmonella
melalui mulut

Kedalam
tubuh

Melewati
lambung

Kuman
menyebar ke
seluruh tubuh

Didalam
retikuloendot
elial (hati,
limpa, dll)

Kuman
berkembang
biak & masuk
keperedaran
darah II

bakteri ini mempunyai
endotoksin yang merangsang
pelepasan zat pirogen dari selsel makrofag dan sel leukosit
PMN

Mempengaru
hi pusat
pengaturan
suhu tubuh di
hipotalamus

Menembus
mukosa usus
& masuk
keperedaran
darah I
Menyebar ke
seluruh sistem
tubuh &
menimbulkan
gejala.

DEMAM
Referensi :
Kligmen Arvin, Behrman. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. 2000. Jakarta : EGC
Aru W. sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta :
Interna Publishing
MUAL DAN MUNTAH
Masuk
kuman
Salmonella

Kedalam
Tubuh

Mencetuskan
mual dan
muntah

Impuls iriatif yang
datang dari traktus
gastrointestinal
dari bawah otak
yang berhubungan
dengan motion
sickness dan dari
korteks serebri

Sebagian kuman
dimusnahkan
oleh lambung

↑ Asam
Lambung
Referensi :
Aru W. sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta :
Interna Publishing
Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 2008. Ed 11. Jakarta : EGC
BAK (-) selama 4 hari
karena di dalam plague peyeri makrofag hiperaktif
menimbulkan reaksi hiperplasia jaringan (S.yphi intra makrofag
menginduksi reaksi hipersensitifitas tipe lambat, hiperplasia
jaringan dan nekrosis organ). Akibat hiperplasia jaringan di usus
memnyebabkan penyempitan di lumen usus yang menganggu
pergerakan makanan.
PATOFISILOGI
Referensi :
Aru W. Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta : Interna
Publishing
DEFINISI DEMAM TIFOID
 Demam Tifoid adalah infeksi demam sistemik akut yang nyata pada
fagosit mononuklear dan tumbuh membutuhkan tatanama yang
terpisah tetapi karena tifoid secara mendasar bukanlah penyakit
usus, dipakailah istilah untuk menggambarkan sindroma tertentu.

Referensi :
Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. 1999. Ed 13. Vol 2.
Jakarta: EGC
ETIOLOGI DEMAM TIFOID
 Etiolodi demam tifoid adalah Salmonella typhi (S. typhi) 90 % dan
Salmonella paratyphi (S. paratyphi A dan B serta C).
Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif, mempunyai flagella
(bergerak dengan rambut getar). Bakteri ini dapat hidup didalam air. E,
sampah, dan debu. Dapat mati dengan pemanasan suhu 60 o selama
15-20 menit.

Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu :
o Antigen O (Antigen Somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari
tubuh kuman.
o Antigen H (Antigen Flagella). Terletakpada flagella, fibriae atau pili
dari kuman.
o Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) yang dapat
melindungi kuman dari fagositosis.
Ketiga macam antigen tsb diatas didalam tubuh penderita akan
menimbulkan pembentukann 3 macam antibodi yang lazim (Aglutinin)
seperti : Aglutinin O, Aglutinin H, Aglutinin Vi.
Referensi:
Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. 1999. Ed 13. Vol 2.
Jakarta : EGC
Aru W. Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Ed V. Jilid III.
Jakarta : Interna Publishing
TANDA & GEJALA
Massa inkubasi demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari.
Minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan
gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu :

• Demam,
• Nyeri kepala
• Pusing
• Nyeri otot

• Anoreksia,
• Mual &muntah
• Konstipasi atau
diare
• Perasaan tidak
enak diperut

Pada pemeriksan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat
Minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa :

Demam

Lidah yang
berselaput

Splenomegali

Bradikardi
relatif

Hepatomegal
i

Gangguan
mental

Referensi :
Aru W. Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. 2009. Ed V. Jilid III.
Jakarta : Interna Publishing
FAKTOR RESIKO
• Sanitasi lingkungan yang kurang
• Makanan atau minuman yang terkontaminasi
• Pekerja laboratorium bakteriologi

Referensi :
Sudoyo Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Ed V.
Jilid III. Jakarta : EGC
PENATALAKSANAAN
1.NON-FARMAKOLOGI
a. Istirahat dan Perawatan
• Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya ditempat seperti
makan,minum,mandi,buang air kecil,dan buang air besar akan
membantu dan mempercepat masa penyembuhan.
• Menjaga kebersihan tempat tidur , pakaian, perlengkapan yang
dipakai.
• Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah dekubitusdan
pneumonia ortostatik serta higiene perorangan tetap perlu
diperhatikan dan dijaga
b. Diet dan terapi penunjang
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian makan padat
dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa dapat diberikan
dengan aman pada pasien demam tifoid.
2.FARMAKOLOGI
a.Kloramfenikol
Dosis yg diberikan 4 x 500mg/hari dapat diberikan secara peroral
atau intravena.
b.Tiamfenikol
Dosis tiamfenikol 4 x 500 mg.Demam rata-rata menurun pada hari ke5 sampai ke-6.
c.Kotrimoksazol
Dosis 2 x 2 tablet diberikan selama 2 minggu.
d.Ampisilin dan amoksisilin
Dosis yang dianjurkan adalah antara 50-150 mg/kgBB digunakan
selama 2 minggu.
e.Sefalosporin generasi ke tiga
Hingga saat ini golongan sefalosporin generasi ke-3 yang terbukti
efektif untuk demam tifoid adalah seftriakson,dosis yang dianjurkan
adalah antara 3-4 g dalam dekstrosa 100 cc diberikan selama ½ jam
perinfus sekali sehari,diberikan selama 3 minggu 5 hari.
f. Golongan fluorokuinolon.

a.Norfloksasin dosis 2 x 400 mg/hari selama 14 hari
b.Siprofloksasin dosis 2 x 500 mg/hari selama 6 hari
c.Ofloksasin dosis 2 x 400 mg/hari selama 7 hari
d.Pefloksasin dosis 400 mg/hari selama 7 hari
e.Fleroksasin dosis 400 mg/hari selama 7 hari.
PENCEGAHAN
•
•
•
•

Identifikasi salmonela Typhi pada pasien tifoid asimtomatik,karier dan
akut
Pencegahan transmisi langsung dari penderita terinfeksi Salmonela typhi
akut maupun karier
Proteksi pada orang yang berisiko tinggi tertular dan terinfeksi
Vaksinasi.
komplikasi
•

Komplikasi intestinal : perdarahan usus,perforasi usus,pankreatitis.

• Komplikasi ekstra intestinal meliputi
a. Komplikasi kardiovaskular :miokarditis.
b. Komplikasi darah :trombositopenia,KID
c. Komplikasi hepatobilier: hepatitis
d. Komplikasi neuro psikiatrik /tifoid toksik.
REFERENSI
Aru W. Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta :
Interna Publishing
Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. 1999. Ed 13. Vol 2. Jakarta :
EGC
Kligmen Arvin, Behrman. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. 2000. Jakarta : EGC
Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 2008. Ed 11. Jakarta : EGC
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indoesia Nomor
364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid

More Related Content

What's hot

Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriEncepal Cere
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutAriesta Mp
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSyscha Lumempouw
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo BullosaPhil Adit R
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAISeascape Surveys
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoidejjariza
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaGabriella Cereira Angelina
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUKharima SD
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedangEllyeUtami
 

What's hot (20)

Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosisSkenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
Skenario 20.5 Dermatofitosis & Non-dermatofitosis
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAIPenatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
Penatalaksanaan Kejang Demam - Konsensus IDAI
 
Demam tipoid
Demam tipoidDemam tipoid
Demam tipoid
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - TatalaksanaPPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
PPOK (emfisema dan bronkitis kronik) definisi - Tatalaksana
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
P petri disentri
P petri disentriP petri disentri
P petri disentri
 
Laporan kasus ppok
Laporan kasus ppokLaporan kasus ppok
Laporan kasus ppok
 
Referat mioma uteri
Referat mioma uteriReferat mioma uteri
Referat mioma uteri
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang
 

Viewers also liked

Demam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthiaDemam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthiaCynthia Natalia
 
Typhoid fever ppt
Typhoid fever pptTyphoid fever ppt
Typhoid fever pptAnwar Ahmad
 
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014Fadel Muhammad Garishah
 
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRKAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRMuhammad Nasrullah
 
Typhoid Fever: Clinical Manifestations, Diagnosis, Treatment & Prevention
Typhoid Fever: Clinical Manifestations, Diagnosis, Treatment & PreventionTyphoid Fever: Clinical Manifestations, Diagnosis, Treatment & Prevention
Typhoid Fever: Clinical Manifestations, Diagnosis, Treatment & PreventionDJ CrissCross
 
Case report dengue with vasculopathy and the role of innate immunity
Case report dengue with vasculopathy and the role of innate immunityCase report dengue with vasculopathy and the role of innate immunity
Case report dengue with vasculopathy and the role of innate immunitySoroy Lardo
 
Tips mudah cegah penyakit tipes
Tips mudah cegah penyakit tipesTips mudah cegah penyakit tipes
Tips mudah cegah penyakit tipesJumawan Syahrudin
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptFKMAP13
 
Leaflet thypoid
Leaflet thypoidLeaflet thypoid
Leaflet thypoidaskep33
 

Viewers also liked (20)

Demam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthiaDemam tifoid puskesmas cynthia
Demam tifoid puskesmas cynthia
 
Tifoid Pada Anak
Tifoid Pada AnakTifoid Pada Anak
Tifoid Pada Anak
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Typhoid fever ppt
Typhoid fever pptTyphoid fever ppt
Typhoid fever ppt
 
Thypoid
ThypoidThypoid
Thypoid
 
Typhoid Fever
Typhoid FeverTyphoid Fever
Typhoid Fever
 
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
Penyebaran penyakit melalui tinja Koass IKM Jepara 2014
 
Typhoid fever
Typhoid feverTyphoid fever
Typhoid fever
 
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIRKAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
KAWALAN PENYAKIT BAWAAN MAKANAN DAN AIR
 
Typhoid Fever: Clinical Manifestations, Diagnosis, Treatment & Prevention
Typhoid Fever: Clinical Manifestations, Diagnosis, Treatment & PreventionTyphoid Fever: Clinical Manifestations, Diagnosis, Treatment & Prevention
Typhoid Fever: Clinical Manifestations, Diagnosis, Treatment & Prevention
 
Kelompok anak thypoid.pptx1
Kelompok anak thypoid.pptx1Kelompok anak thypoid.pptx1
Kelompok anak thypoid.pptx1
 
Typhoid fever
Typhoid feverTyphoid fever
Typhoid fever
 
Refmak (3)
Refmak (3)Refmak (3)
Refmak (3)
 
Leaflet demam tifoid
Leaflet demam tifoidLeaflet demam tifoid
Leaflet demam tifoid
 
Case report dengue with vasculopathy and the role of innate immunity
Case report dengue with vasculopathy and the role of innate immunityCase report dengue with vasculopathy and the role of innate immunity
Case report dengue with vasculopathy and the role of innate immunity
 
Tips mudah cegah penyakit tipes
Tips mudah cegah penyakit tipesTips mudah cegah penyakit tipes
Tips mudah cegah penyakit tipes
 
Tinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.pptTinja dan Kesehatan.ppt
Tinja dan Kesehatan.ppt
 
Leaflet thypoid
Leaflet thypoidLeaflet thypoid
Leaflet thypoid
 
Leaflet demam tifoid
Leaflet demam tifoidLeaflet demam tifoid
Leaflet demam tifoid
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 

Similar to DEMAM TIFOID: PENYEBAB, GEJALA, DAN PENATALAKSANAANNYA

Similar to DEMAM TIFOID: PENYEBAB, GEJALA, DAN PENATALAKSANAANNYA (20)

Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
Askep thipoid
Askep  thipoidAskep  thipoid
Askep thipoid
 
PPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptxPPT asuhan keperawatan.pptx
PPT asuhan keperawatan.pptx
 
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docxKonsep Dasar Demam Thypoid.docx
Konsep Dasar Demam Thypoid.docx
 
Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babiiJtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
Jtptunimus gdl-shanandber-5156-2-babii
 
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptxF4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
 
Modul batuk
Modul batuk Modul batuk
Modul batuk
 
Askep demam typoid
Askep demam typoidAskep demam typoid
Askep demam typoid
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam AKPER PEMKAB MUNA
 
Kejang demam
Kejang demamKejang demam
Kejang demam
 
Pp kejang demam
Pp kejang demamPp kejang demam
Pp kejang demam
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 

More from Fionna Pohan

More from Fionna Pohan (12)

Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerjaGangguang kebisingan penyakit akibat kerja
Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Angka kematian ibu
Angka kematian ibuAngka kematian ibu
Angka kematian ibu
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
Puskesmas
 
Puskesmas lengkap
Puskesmas lengkapPuskesmas lengkap
Puskesmas lengkap
 
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatanPelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan
 

Recently uploaded

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 

DEMAM TIFOID: PENYEBAB, GEJALA, DAN PENATALAKSANAANNYA

  • 2. SKENARIO 1 Seorang pria berusia 28 tahun datang le UGD RS Muhammadiyah dengan keluhan demam. Hal ini telah dialami penderita sejak 8 hari yang lalu. Demam semakin lama semakin tinggi. Mual dan muntah dijumpai. Batuk tidak dijumpai. Selera makan menurun. BAK normal. BAB (-) selama 4 hari..
  • 3. MORE INFO Vital Sign Pem. Fisik Pem. Lab  TD : 120/90 mmHg  FN : 58 x/I Reguler darah  T : 390  RR : 22 x/menit  Mata : Beslag (+)  Abdomen : Roseola (-)  Hb : 13,9 gr/dl  Leukosit : 3600/ mm3  trombosit : 285.000/mm3  LED : 12mm/jam
  • 4. Urinalisa Tes Widal : Reduksi (-) : Sedimen urin (-) : Sedimen Eritrosit (1-3) Lp : Aglutinasi : O : Aglutinas : H
  • 5. IDENTIFIKASI MASALAH DEMAM 8 HARI SEAMAKIN LAMA SEMAKIN MENINGKAT MUAL MUNTAH SELERA MAKAN MENURUN DAN BAB (-)
  • 6. LEARNING ISSUE DEFINISI & ETIOLOGI PATOFISIOLOGI TANDA & GEJALA FAKTR RESIKO CMD & DD PENATALAKSANAA N & PENCEGAHAN KOMPLIKASI & PRGNOSA
  • 7. DEMAM Masuknya kuman salmonella melalui mulut Kedalam tubuh Melewati lambung Kuman menyebar ke seluruh tubuh Didalam retikuloendot elial (hati, limpa, dll) Kuman berkembang biak & masuk keperedaran darah II bakteri ini mempunyai endotoksin yang merangsang pelepasan zat pirogen dari selsel makrofag dan sel leukosit PMN Mempengaru hi pusat pengaturan suhu tubuh di hipotalamus Menembus mukosa usus & masuk keperedaran darah I Menyebar ke seluruh sistem tubuh & menimbulkan gejala. DEMAM
  • 8. Referensi : Kligmen Arvin, Behrman. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. 2000. Jakarta : EGC Aru W. sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta : Interna Publishing
  • 9. MUAL DAN MUNTAH Masuk kuman Salmonella Kedalam Tubuh Mencetuskan mual dan muntah Impuls iriatif yang datang dari traktus gastrointestinal dari bawah otak yang berhubungan dengan motion sickness dan dari korteks serebri Sebagian kuman dimusnahkan oleh lambung ↑ Asam Lambung
  • 10. Referensi : Aru W. sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta : Interna Publishing Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 2008. Ed 11. Jakarta : EGC
  • 11. BAK (-) selama 4 hari karena di dalam plague peyeri makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasia jaringan (S.yphi intra makrofag menginduksi reaksi hipersensitifitas tipe lambat, hiperplasia jaringan dan nekrosis organ). Akibat hiperplasia jaringan di usus memnyebabkan penyempitan di lumen usus yang menganggu pergerakan makanan.
  • 13. Referensi : Aru W. Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta : Interna Publishing
  • 14. DEFINISI DEMAM TIFOID  Demam Tifoid adalah infeksi demam sistemik akut yang nyata pada fagosit mononuklear dan tumbuh membutuhkan tatanama yang terpisah tetapi karena tifoid secara mendasar bukanlah penyakit usus, dipakailah istilah untuk menggambarkan sindroma tertentu. Referensi : Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. 1999. Ed 13. Vol 2. Jakarta: EGC
  • 15. ETIOLOGI DEMAM TIFOID  Etiolodi demam tifoid adalah Salmonella typhi (S. typhi) 90 % dan Salmonella paratyphi (S. paratyphi A dan B serta C). Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif, mempunyai flagella (bergerak dengan rambut getar). Bakteri ini dapat hidup didalam air. E, sampah, dan debu. Dapat mati dengan pemanasan suhu 60 o selama 15-20 menit. Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu : o Antigen O (Antigen Somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari tubuh kuman. o Antigen H (Antigen Flagella). Terletakpada flagella, fibriae atau pili dari kuman.
  • 16. o Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) yang dapat melindungi kuman dari fagositosis. Ketiga macam antigen tsb diatas didalam tubuh penderita akan menimbulkan pembentukann 3 macam antibodi yang lazim (Aglutinin) seperti : Aglutinin O, Aglutinin H, Aglutinin Vi. Referensi: Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. 1999. Ed 13. Vol 2. Jakarta : EGC Aru W. Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta : Interna Publishing
  • 17. TANDA & GEJALA Massa inkubasi demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu : • Demam, • Nyeri kepala • Pusing • Nyeri otot • Anoreksia, • Mual &muntah • Konstipasi atau diare • Perasaan tidak enak diperut Pada pemeriksan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat
  • 18. Minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa : Demam Lidah yang berselaput Splenomegali Bradikardi relatif Hepatomegal i Gangguan mental Referensi : Aru W. Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta : Interna Publishing
  • 19. FAKTOR RESIKO • Sanitasi lingkungan yang kurang • Makanan atau minuman yang terkontaminasi • Pekerja laboratorium bakteriologi Referensi : Sudoyo Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta : EGC
  • 20. PENATALAKSANAAN 1.NON-FARMAKOLOGI a. Istirahat dan Perawatan • Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya ditempat seperti makan,minum,mandi,buang air kecil,dan buang air besar akan membantu dan mempercepat masa penyembuhan. • Menjaga kebersihan tempat tidur , pakaian, perlengkapan yang dipakai. • Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah dekubitusdan pneumonia ortostatik serta higiene perorangan tetap perlu diperhatikan dan dijaga
  • 21. b. Diet dan terapi penunjang • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian makan padat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid.
  • 22. 2.FARMAKOLOGI a.Kloramfenikol Dosis yg diberikan 4 x 500mg/hari dapat diberikan secara peroral atau intravena. b.Tiamfenikol Dosis tiamfenikol 4 x 500 mg.Demam rata-rata menurun pada hari ke5 sampai ke-6. c.Kotrimoksazol Dosis 2 x 2 tablet diberikan selama 2 minggu.
  • 23. d.Ampisilin dan amoksisilin Dosis yang dianjurkan adalah antara 50-150 mg/kgBB digunakan selama 2 minggu. e.Sefalosporin generasi ke tiga Hingga saat ini golongan sefalosporin generasi ke-3 yang terbukti efektif untuk demam tifoid adalah seftriakson,dosis yang dianjurkan adalah antara 3-4 g dalam dekstrosa 100 cc diberikan selama ½ jam perinfus sekali sehari,diberikan selama 3 minggu 5 hari.
  • 24. f. Golongan fluorokuinolon. a.Norfloksasin dosis 2 x 400 mg/hari selama 14 hari b.Siprofloksasin dosis 2 x 500 mg/hari selama 6 hari c.Ofloksasin dosis 2 x 400 mg/hari selama 7 hari d.Pefloksasin dosis 400 mg/hari selama 7 hari e.Fleroksasin dosis 400 mg/hari selama 7 hari.
  • 25. PENCEGAHAN • • • • Identifikasi salmonela Typhi pada pasien tifoid asimtomatik,karier dan akut Pencegahan transmisi langsung dari penderita terinfeksi Salmonela typhi akut maupun karier Proteksi pada orang yang berisiko tinggi tertular dan terinfeksi Vaksinasi.
  • 26. komplikasi • Komplikasi intestinal : perdarahan usus,perforasi usus,pankreatitis. • Komplikasi ekstra intestinal meliputi a. Komplikasi kardiovaskular :miokarditis. b. Komplikasi darah :trombositopenia,KID c. Komplikasi hepatobilier: hepatitis d. Komplikasi neuro psikiatrik /tifoid toksik.
  • 27. REFERENSI Aru W. Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. 2009. Ed V. Jilid III. Jakarta : Interna Publishing Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. 1999. Ed 13. Vol 2. Jakarta : EGC Kligmen Arvin, Behrman. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. 2000. Jakarta : EGC Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 2008. Ed 11. Jakarta : EGC Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indoesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2006 tentang Pedoman Pengendalian Demam Tifoid