Tuli mendadak adalah penurunan pendengaran sensorineural tiba-tiba sebesar 30 dB atau lebih pada setidaknya tiga frekuensi secara berturut-turut yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 hari. Penyebabnya meliputi infeksi, trauma, gangguan vaskular, otologi, toksik, neoplastik, dan penyakit lainnya. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan audiometri murni dan uji pendengaran. Peng
1. Tuli MendadakOleh :
Veby Belo Musu’ Marewa 1415112
Pembimbing :
dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL, MH.Kes
Bagian ilmu THT-KL
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
RS. Immanuel
Bandung-2019
2. Anamnesis
Identitias :
Nama, usia, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, status pernikahan,
jumlah anak
Keluhan Utama : Penurunan Pendengaran
o Sejak kapan? Mendadak?
o Pada kedua telinga atau hanya satu?
o Apakah terus menerus atau hilang timbul?
o Awalnya timbul saat sedang apa?
o Apakah disertai dengan suara berdenging?
o Apakah disertai dengan vertigo?
o Apakah disertai dengan rasa penuh di telinga?
3. Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Apakah pernah mengeluh keluhan serupa bagaimana untuk mengurangninya?
• Riwayat trauma?
• Riwayat infeksi : parotitis, infeksi selaput otak, infeksi teling tengah, cacar, herpes
• Riwayat Tekanan darah tinggi?
• Riwayat kencing manis?
• Riwayat kelainan darah?
• Riwayat keganasan terutama pada telinga?
• Riwayat kelainan keseimbangan?
• Riwayat cuci darah
Riwayat penyakit keluarga :
Apakah di keluarga ada yang mengeluh keluhan serupa?
Riwayat Pengobatan :
Apakah telah ada usaha pengobatan sebelumnya? Apakah ada perubahan?
Penggunaan obat tertentu dalam jangka lama? (bersifat ototoksik, seperti antibiotic,
analgesik)
4. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum: kesadaran? kesan sakit?
• Status gizi : BB, TB, BMI
• Tanda vital : Tekanan darah? Nadi? Respirasi?
Suhu?
• Status Generalis
o Kepala : Bentuk dan ukuran
Mata : Konjungtiva ? Sklera? Refleks Cahaya?
Hidung : Deformitas? Deviasi Septum? Sekret?
5. Telinga :
Inspeksi : aurikulum, orifisium meatus akustikus
eksternus, prossesus mastoideus
Palpasi : nyeri saat penekanan tragus, penarikan
aurikulum, penekanan prosesus mastoideus
Otoskopi :
• Canalis akustikus ekternus?
• Warna, posisi,dan struktur membran timpani
Tes Garpu Tala
• Tes Rinne +
• Tes Weber lateralisasi ke telinga yang sehat
• Tes Schwabach memendek
6. Mulut:
• Apakah terdapat tanda infeksi gigi geligi?
• Apakah ada gigi berlubang?
• Apakah ada nyeri ketuk pada gigi?
• Apakah terdapat peradangan pada bibir, mukosa, dasar lidah, dan tonsil?
Faring:
• Peradangan pada mukosa? (hiperemis, granul)
• Abses retrofaring, parafaring, peritonsiler?
Laringoskopi indirek:
• Edema laring?
• Pangkal lidah, tonsilla lingualis, epiglottis, pita suara
Rahang & leher:
• Bengkak, hiperemis, keras dan nyeri pada penekanan?
• Pembesaran KGB? Deviasi trakea? Kelainan kelenjar tiroid?
9. Pemeriksaan Penunjang
• Pure tone audiometri
• Speech audiometri : tuli sensorineural ringan sampai
berat
• Tes SISI (Short Increment Sensitivity Index) skor 100
atau<70% kesan : ditemukan recruitment
• Tes tone dexay atau refleks kelelahan (-), Kesan : bukan
tuli retrokoklear
• Speech audiometri : Speech discrimination scor <100% :
kesan tuli sensorineural
• BERA : pada anak
• ENG (Elektronistamografi)
• CT-Scan
10. Penatalaksanaan
• Tirah Baring
• Vasodilatori injeksi yang cukup kuat disertai
pemberian tablet vasodilator tablet tiap hari.
• Prednison 4x10mg (2 tablet) tapering off tiap 3 hari
• Vitamin C 1x500mg
• Neurobion 3x1 tablet
• Diet rendah garam dan rendah kolesterol
• Inhalasi oksigen 4x15 menit (2L/menit)
• Obat anti virus sesuai dengan virus penyebab
12. Definisi
Nama lain : Sudden Sensory Neural Hearing Loss
(SSNHL)
Sudden deafness ialah penurunan pendengaran sensorineural
30 dB atau lebih, paling sedikit tiga frekuensi berturut-turut
pada pemeriksaan audiometri dan berlangsung dalam waktu
kurang dari 3 hari.
13. Epidemiologi
• 15.000 kasus/tahun di seluruh dunia
• Insidensi tertinggi pada usia 50-60 tahun, terendah
20-30 tahun
• <5% kejadian bilateral
• 80% pasien disertai dengan gejala tinnitus dan/rasa
penuh di telinga.
• Onset <72 jam
• Hanya kurang lebih 36% pasien yang sembuh total