SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
Askeb pada neonatus dengan
kelainan bawaan
• Labio/palatoskisis
• Atresia esophagus
• Atresia ani
• Hirscprung
• Obstruksi billiaris
• Omfalokel
• Hernia diafragma
Konsep Dasar
• Labio / Palato skisis merupakan
kongenital yang berupa adanya
kelainan bentuk pada struktur
wajah (Ngastiah, 2005 : 167)
• Bibir sumbing adalah malformasi yang
disebabkan oleh gagalnya propsuesus nasal
median dan maksilaris untuk menyatu
selama perkembangan embriotik. (Wong,
Donna L. 2003)
• Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada
polatum yang terjadi karena kegagalan 2 sisi
untuk menyatu karena perkembangan
embriotik (Wong, Donna L. 2003)
Etiologi
• Faktor herediter
• Kegagalan fase embrio yang penyebabnya belum
diketahui
• Akibat gagalnya prosessus maksilaris dan
prosessus medialis menyatu
• Dapat dikaitkan abnormal kromosom, mutasi gen
dan teratogen (agen/faktor yang menimbulkan
cacat pada embrio).
• Beberapa obat (korison, anti konsulfan,
klorsiklizin).
• Mutasi genetic atau teratogen.
Patofisiologi
a. Kegagalan penyatuan atau perkembangan
jaringan lunak dan atau tulang selama fase
embrio pada trimester I.
b. Terbelahnya bibir dan atau hidung karena
kegagalan proses nosal medial dan maksilaris
untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8
minggu.
c. Palatoskisis adalah adanya celah pada garis
tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan
penyatuan susunan palato pada masa kehamilan
7-12 minggu.
d. penggabungan komplit garis tengah atas bibir
antara 7-8 minggu masa kehamilan
Beberapa jenis bibir sumbing yang
diketahui adalah :
a. Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi
hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang
hingga ke hidung.
b. Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang
terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang
hingga ke hidung.
c. Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di
kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
Tanda dan Gejala
• Terjadi pemisahan langit – langit.
• Terjadi pemisahan bibir
• Terjadi pemisahan bibir dan langit – langit
• Infeksi telinga berulang
• Berat badan tidak bertambah
• Terjadi regurgitasi nasal ketika menyusu
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan prabedahrutin (misalnya
hitung darah lengkap)
b. Foto Rontgen
c. Pemeriksaan fisik
d. MRI untuk evaluasi abnormal
Komplikasi
• Kesulitan makan; dalami pada penderita bibir
sumbing dan jika diikuti dengan celah palatum.
memerlukan penanganan khusus seperti dot khusus,
posisi makan yang benar dan juga kesabaran dalam
memberi makan pada bayi bibir sumbing.
• Infeksi telinga disebabkan tidak berfungsi dengan
baik saluran yang menghubungkan telinga tengah
dengan kerongkongan dan jika tidak segera diatasi
dapat menyebabkan hilangnya pendengaran.
• Kesulitan berbicara. Otot – otot untuk
berbicara mengalami penurunan fungsi karena
adanya celah. Hal ini dapat mengganggu pola
berbicara bahkan dapat menghambatnya
• Masalah gigi. Pada celah bibir gigi tumbuh
tidak normal atau bahkan tidak tumbuh,
sehingga perlu perawatan dan penanganan
khusus.
Penatalaksanaan
Medis :
Penatalaksanaan bibir sumbing adalah
tindakan bedah efektif yang melibatkan
beberapa disiplin ilmu untuk penanganan
selanjutnya
Asuhan
• Menyusui
• Menggunakan alat khusus
• Posisi mendekati duduk dengan aliran yang langsung
menuju bagian sisi atau belakang lidah bayi
• Tepuk – tepuk punggung bayi berkali – kali karena
cenderung uuntuk menelan banyak udara
• Periksa bagia bawah hidung dengan teratur, kadang –
kadang luka terbentuk pada bagian bawah pemisah
lobang hidung
• Suatu kondisi yang sangat sakit dapat
membuat bayi menolak menyusu. Jika hal ini
terjadi arahkan dot ke bagian sisi mulut untuk
memberikan kesempatan pada kulit yang
lembut tersebut untuk sembuh
• Setelah siap menyusu, perlahan – lahan
bersihkan daerah sumbing dengan alat
berujung kapas yang dicelupkan dalam
hydrogen peroksida setengah kuat atau air.
Labioskisis
Epidemiologi
• Atresia esofagus adalah malformasi
bawaan yang umum terjadi.
• dengan angka kejadian berkisar pada 1
dari 2500-3000 kelahiran hidup
• Terjadi 2-3 kali lebih banyak pada
kehamilan kembar
• 50 % diantara nya dengan multiple
kongenital anomali
Embriologi
Klasifikasi
• Klasifikasi paling tua ditemukan oleh Vogt
pada tahun 1929
• Kemudian Ladd ( 1944 ) dan Gross (1953)
memodifikasi klasifikasi tersebut
Klasifikasi
Etiologi
• Kegagalan pada fase embrio terutama
pada bayi yang lahir prematur
Manifestasi Klinik :
o Hipersekresi cairan dari mulut
o Gangguan menelan makanan (tersedak,
batuk)
Diagnosis :
• Biasanya disertai hydramnion (60%) dan
hal ini pula yang menyebabkan kenaikan
frekuensi bayi yang lahir prematur.
Sebaiknya bila dari anamnesis didapatkan
keterangan bahwa kehamilan ibu disertai
hydramnion, hendaknya dilakukan
kateterisasi oesophagus dengan kateter no
6 – 10 F. Bila kateter terhenti pada jarak
kurang dari 10cm, maka harus diduga
terdapat atresia oesophagus.
Cont…….
• Bila pada bayi baru lahir timbul sesak
nafas yang disertai dengan air liur yang
meleleh keluar, harus disertai terdapat
atresia oesophagus.
• Segera setelah diberi minum, bayi akan
berbangkis, batuk dan cyanosis karena
aspirasi cairan kedalam jalan nafas.
Cont…….
• Diagnosis pasti dapat dibuat dengan photo
thoraks yang akan menunjukkan gambaran
kateter terhenti pada tempat atresia.
Pemberian kontras kedalam oesophagus
dapat memberi gambaran yang lebih
pasti, tetapi cara ini tidak dianjurkan.
• Perlu dibedakan pada pemeriksaan fisik
apakah lambung terisi udara atau kosong
untuk menunjang atau menyingkirkan
terdapatnya fistula trakheo oesophagus. Hal
ini dapat dilihat pada photo abdomen.
Cont…….
• Diagnosis atresia esofagus bisa diketahui
pada masa prenatal dengan pemeriksaan
USG janin setelah minggu ke-18
kehamilan
Cont…….
• Pada bayi dengan
atresia esofagus,
NGT tidak akan bisa
masuk sejauh 9 cm-
10 cm
Before and after fistula repair
Tracheoesohpageal
fistula
Penatalaksanaan
• Pertahankan posisi bayi dalam posisi
tengkurap, bertujuan untuk meminimalkan
terjadinya aspirasi
• Pada anak segera dipasang kateter
kedalam oesophagus dan bila mungkin
dilakukan penghisapan terus menerus.
• Pertahankan keaktifan fungsi respirasi
• Dilakukan tindakan pembedahan.
Tata laksana : referal
Setelah diagnosis tegak, rujuk ke instansi
spesialisasi bedah anak
Bayi harus dimasukkan pada inkubator
portabel dan tanda –tanda vital selalu
dimonitor
Kateter hisap ukuran 10 F dipasang pada
kantung atas esofagus
Bayi preterm dengan distres pernafasan
membutuhkan pemasangan pipa
endotracheal dan ventilasi mekanik
Pengertian :
• Atresia rekti adalah obstruksi pada
rektum.
• Atresia anus adalah obstruksi pada anus.
• Atresia anus adalah salah satu bentuk
kelainan bawaan yang menunjukan
keadaan tidak adanya anus, atau tidak
sempurnanya anus.
Etiologi :
• Belum diketahui secara pasti
• Merupakan (kegagalan perkembangan)
anomaly gastrointestinal (sistem
pencernaan) dan genitourinary (sistem
perkemihan)
• Gangguan pertumbuhan fusi dan
pembentukan anus dari tonjolan embrionik
• Pada atresia anus, diduga ada keterlibatan
kelainan genetik pada khromosom 21
Bentuk - Bentuk Kelainan Atresia Anus :
• Lubang anus sempit atau salah letak di depan
tempat semestinya
• Terdapat selaput pada saat pembukaan anus
sehingga mengganggu proses pengeluaran
feces
• Rektum (saluran akhir usus besar) tidak
terhubung dengan anus
• Rektum terhubung degan saluran kemih atau
sistem reproduksi melalui fistula (lubang), dan
tidak terdapat pembukaan anus.
Manifestasi Klinik
• Tidak bisa b a b melalui anus
• Distensi abdomen
• Perut kembung
• Muntah muntah pada umur 24 – 48 jam
Pemeriksaan Fisik :
• Anus tampak merah
• Usus melebar kadang – kadang tampak
illieus obstruksi
• Pada auskultasi terdengar hyperperistaltik.
Penatalaksanaan
Medik
– Eksisi membran anal (anus)
– Fistula
Asuhan
Pada masalah ini memerlukan tindakan bedah
maka sebelum dilakukan tindakan bedah, bayi
dipasang infus, sering diisap cairan lambungnya
dan dilakukan observasi tanda vital.
• Pada tahun 1886 Hischprung mengemukakan 2 kasus
obstipasi sejak lahir yang dianggapnya disebabkan
oleh dilatasi kolon. Kedua penderita tersebut
kemudian meninggal. Dikatakannya pula bahwa
keadaan tersebut merupakan kesatuan klinis tersendiri
dan sejak itu disebut penyakit hiscprung.
• Zuelser dan wilson (1984) mengemukakan bahwa
pada dinding usus yang menyempit tidak ditemukan
ganglion parasimpatis. Sejak saat tersebut penyakit
ini dikenal dengan istilah aganglionis kongenital.
Pengertian
• HISCHPRUNG adalah suatu obstruksi
pada sistem pencernaan yang disebabkan
oleh karena menurunnya
kemampuan motilitas kolon, sehingga
mengakibatkan tidak adanya ganglionik
usus.
Etiologi
• Kegagalan pembentukan saluran
pencernaan selama masa perkembangan
fetus.
Tanda Dan Gejala
• Konstipasi / tidak bisa b a b
• Distensi abdomen
• Muntah
• Dinding andomen tipis
• Trias yang sering ditemukan adalah :
mekonium yang terhambat keluar (lebih
dari 24 jam), perut kembung dan muntah
berwarna hijau.
• Pemeriksaan colok anus sangat penting
dan pada pemeriksaan ini jari akan
merasakan jepitan dan pada waktu ditarik
akan diikuti dengan keluarnya udara dan
mekonium/feses yang menyemprot.
Penatalaksanaan
• Pengangkatan aganglionik (usus yang
dilatasi)
• Dilakukan tindakan colostomy
• Pertahankan pemberian nutrisi yang
adekuat
Pengertian
• Adalah tersumbatnya saluran kandung
empedu karena terbentuknya jaringan
fibrosis.
Etiologi
• Degenerasi sekunder
• Kelainan kongenital
Tanda Dan Gejala
• Ikterik (pada umur 2 – 3
minggu)à peninbgkatan bilirubin direct
dalam serum (kerusakan parenkim hati,
sehingga billirubin indirect meningkat)
• Billirubinuria
• Tinja berwarna seperti dempul
• Terjadi hepatomegali
Penatalaksanaan
• Pembedahan
Asuhan
• Pertahankan kesehatan bayi (pemberian
makanan cukup gizi sesuai dengan kebutuhan,
serta menghindarkan kontak infeksi).
• Berikan penjelasan kepada orang tua bahwa
keadaan kuning pada bayinya berbeda dengan
bayi lain yang kuning karena hiperbilirubinemia
biasa yang hanya dapat dengan terapi sinar atau
terapi lain.
• Pada bayi ini perlu tindakan bedah karena
terdapatnya penyumbatan
Omfalokel
• Suatu keadaan dimana viseral abdominal
terdapat di luar cavum abdomen tetapi
masih di dalam kantong amnion.
• Terjadi bila terdapat kegagalan intestinal
kembali ke rongga abdomen dalam
minggu ke-10 kehidupan dalam
kandungan.
Insiden
• Insidensi omfalokel telah dilaporkan
antara 1 : 3000 dari 10.000 kelahiran
hidup.
Gbr penonjolan organ dalam perut ke dasar pusar (omfalokel
Diagnosis
• Terdapat defek di daerah umbilicus
yang tertutup oleh kantong selaput tipis
transparan.
• Bagian dalamnya dapat terlihat usus,
sebagian hepar, mungkin lambung dan
lien, tergantung dari besarnya defek
Pemeriksaan Penunjang
• USG
• Foto Thorak
Terapi
• Pasang NG tube.
• Pertahankan suhu tubuh yang hangat.
• Pertahankan selaput omfalokel tetap
dalam keadaan basah dan steril.
• Pemberian antibiotik profilaksis.
• Infus lar. Koloid 20 ml/kgBB dilanjutkan
RL 122 ml/kgBB + 54 ml (dalam 24 jam
pertama).
Pembedahan
-
Pembedahan ada 2 cara, yaitu:
1. Dengan penutupan primer
2. Penutupan defek dengan bantuan lembar
teflon atau silastik.
Asuhan :
• Sebelum dilakukan operasi bila kantong belum pecah,
dioleskan Merkurokrom setiap hari untuk mencegah
infeksi.
• Operasi ditunda beberapa bulan menunggu terjadinya
penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut.
• Setelah diolesi Merkurokrom, ditutup dengan kasa
steril, di atasnya ditutup lagi dengan kapas agak tebal
baru dipasang gurita.
• Bila bayi dipulangkan, pesankan kepada ibunya untuk
mencegah infeksi dan ajarkan cara merawatnya
seperti yang dilakukan di rumah sakit serta kapan
harus datang konsultasi.
Hernia Diafragmatika
Definisi:
Adanya defek pada diafragma sehingga
organ-organ intra abdomen masuk ke dalam
rongga toraks.
Insiden:
•1 diantara 4000 kelahiran hidup
Etiologi:
 Terjadi karena menetapnya
canal/saluran pleuroperitoneal yang
mengakibatkan defek di daerah
posterolateral diafragma
Diagnosis
 Gangguan ventilasi
 Distress nafas
 Makin berat  prognosis jelek
• Pemeriksaan fisik:
– Tachypnea, dyspnea, sianosis
– Suara nafas menurun
– Suara jantung menurun
– Bising usus (+)
– Scaphoid abdomen
• Toraks foto:
– Gambaran gas terlokalisir di hemitoraks yang sakit
– Pergeseran mediastinum
– NGT (+)
Penatalaksanaan
• Penanganan bersifat simtomatik.
Penderita ditidurkan setengah duduk,
makanan diberikan porsi kecil. Jika hernia
tersebut telah diketahui sebelum hamil,
sebaiknya penderita tidak hamil sebelum
dilakukan operasi.
Terima Kasih.....

More Related Content

What's hot

memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 harimemberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hariDemey Bd
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalAffiZakiyya
 
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSsri wahyuni
 
Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus Asih Astuti
 
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)YonaFirdaliRanti
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalDokter Tekno
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatusJoni Iswanto
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLChiyapuri
 
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)Pradasary
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritisPradasary
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksiaWarnet Raha
 
Askeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scAskeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scheri damanik
 

What's hot (20)

Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
PPT Kewirausahaan Kepererawatan Baby spa health center
PPT Kewirausahaan Kepererawatan Baby spa health centerPPT Kewirausahaan Kepererawatan Baby spa health center
PPT Kewirausahaan Kepererawatan Baby spa health center
 
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
 
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 harimemberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
memberikan asuhan pada bayi usia 2 6 hari
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
 
OBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARISOBSTRUKSI BILIARIS
OBSTRUKSI BILIARIS
 
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUSATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
ATRESIA DUODENI DAN OESOPHAGUS
 
Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus Adaptasi BBL di luar uterus
Adaptasi BBL di luar uterus
 
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
 
Fisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normalFisiologi persalinan dan nifas normal
Fisiologi persalinan dan nifas normal
 
ANC Berkualitas
ANC BerkualitasANC Berkualitas
ANC Berkualitas
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
Makalah asfiksia
Makalah asfiksiaMakalah asfiksia
Makalah asfiksia
 
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan GinekologiPemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Ginekologi
 
Askeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scAskeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan sc
 

Viewers also liked

asuhan neonatus dengan kelainan bawaan(omfalokel)
asuhan neonatus dengan kelainan bawaan(omfalokel)asuhan neonatus dengan kelainan bawaan(omfalokel)
asuhan neonatus dengan kelainan bawaan(omfalokel)mutiara lisa
 
Hipotermia
HipotermiaHipotermia
Hipotermiaasniarah
 
hernia diafragmatika Kelompok 7 non reg a bu henik
hernia diafragmatika Kelompok 7 non reg a bu henikhernia diafragmatika Kelompok 7 non reg a bu henik
hernia diafragmatika Kelompok 7 non reg a bu henikellamm
 
PPT Hernia Diafragmatika
PPT Hernia DiafragmatikaPPT Hernia Diafragmatika
PPT Hernia DiafragmatikaChiyapuri
 
Asfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahirAsfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahirDeGirl's ZeViey
 
Hernia Diafragmática Congénita
Hernia Diafragmática CongénitaHernia Diafragmática Congénita
Hernia Diafragmática CongénitaJazmin Gomez
 
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogyudhasetya01
 
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)Chiyapuri
 
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermia
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermiaManagemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermia
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermiaAprillia Indah Fajarwati
 
Hernia diafragmatica
Hernia diafragmaticaHernia diafragmatica
Hernia diafragmaticaIris Guerrero
 

Viewers also liked (18)

asuhan neonatus dengan kelainan bawaan(omfalokel)
asuhan neonatus dengan kelainan bawaan(omfalokel)asuhan neonatus dengan kelainan bawaan(omfalokel)
asuhan neonatus dengan kelainan bawaan(omfalokel)
 
Hipotermia
HipotermiaHipotermia
Hipotermia
 
hernia diafragmatika Kelompok 7 non reg a bu henik
hernia diafragmatika Kelompok 7 non reg a bu henikhernia diafragmatika Kelompok 7 non reg a bu henik
hernia diafragmatika Kelompok 7 non reg a bu henik
 
PPT Hernia Diafragmatika
PPT Hernia DiafragmatikaPPT Hernia Diafragmatika
PPT Hernia Diafragmatika
 
HERNIA DIAFRAGMATIKA
HERNIA DIAFRAGMATIKAHERNIA DIAFRAGMATIKA
HERNIA DIAFRAGMATIKA
 
Hernia diafragmática
Hernia diafragmáticaHernia diafragmática
Hernia diafragmática
 
Asfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahirAsfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahir
 
Asfiksia Neonatorum
Asfiksia NeonatorumAsfiksia Neonatorum
Asfiksia Neonatorum
 
Hernia Diafragmática Congénita
Hernia Diafragmática CongénitaHernia Diafragmática Congénita
Hernia Diafragmática Congénita
 
Hernia Diafragmática Congénita
Hernia Diafragmática CongénitaHernia Diafragmática Congénita
Hernia Diafragmática Congénita
 
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
 
Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorumAsfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum
 
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
 
Hernia diafragmática
Hernia diafragmáticaHernia diafragmática
Hernia diafragmática
 
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermia
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermiaManagemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermia
Managemen rujukan bayi baru lahir dengan hipotermia dan hipertermia
 
Hernia diafragmatica congénita
Hernia diafragmatica congénitaHernia diafragmatica congénita
Hernia diafragmatica congénita
 
Hernia diafragmatica
Hernia diafragmaticaHernia diafragmatica
Hernia diafragmatica
 
Hernia diafragmatica
Hernia diafragmaticaHernia diafragmatica
Hernia diafragmatica
 

Similar to Askeb Neonatus

ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHmartaagustinasirait
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHmartaagustinasirait
 
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptmartaagustinasirait
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaanAskep anak dengan pembedahan sistem pencernaan
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaanSeptian Muna Barakati
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna helmy lisik miko
 
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxNurHajijah11
 
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIIKelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIILilis c'Ben
 
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Nindi Yulianti
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalHerry Utama
 
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henikAtresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henikAyu Bunga Muslimah
 

Similar to Askeb Neonatus (20)

ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,pptKelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
Kelompok 4 neonatus perbaikan,ppt
 
PPT KEL 10 KEP ANAK.pdf
PPT KEL 10 KEP ANAK.pdfPPT KEL 10 KEP ANAK.pdf
PPT KEL 10 KEP ANAK.pdf
 
Atresia Esofagus
Atresia EsofagusAtresia Esofagus
Atresia Esofagus
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaanAskep anak dengan pembedahan sistem pencernaan
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
Askep anak dengan pembedahan sistem pencernaan AKPER PEMKAB MUNA
 
kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna kelainan kongenital saluran cerna
kelainan kongenital saluran cerna
 
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
Askep hirscprung AKPER PEMDA MUNA
 
Atresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia AniAtresia Rekti Atresia Ani
Atresia Rekti Atresia Ani
 
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptxPPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
PPT TUGAS KEPERAWATAN ANAK KELOMPOK 5.pptx
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Askep atresia ani
Askep atresia aniAskep atresia ani
Askep atresia ani
 
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/IIIKelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
Kelompok 2 neo atresia esopagus NRA/III
 
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah, Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
Athresia Esophagus, pengertian Athresia Esophagus, Athresia Esophagus adalah,
 
Kongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinalKongenital gastrointestinal
Kongenital gastrointestinal
 
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henikAtresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
Atresia ani kelompok 3 non reg a bu henik
 
Aterisa Ani.pptx
Aterisa Ani.pptxAterisa Ani.pptx
Aterisa Ani.pptx
 

More from robin2dompas

Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah NilawatiLaporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah Nilawatirobin2dompas
 
Sist...endokrin_2014
Sist...endokrin_2014Sist...endokrin_2014
Sist...endokrin_2014robin2dompas
 
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)robin2dompas
 
An fis panca_indra_pert_last
An fis panca_indra_pert_lastAn fis panca_indra_pert_last
An fis panca_indra_pert_lastrobin2dompas
 
Makalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsMakalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsrobin2dompas
 
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariarobin2dompas
 
Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang robin2dompas
 
Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05robin2dompas
 
Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..robin2dompas
 

More from robin2dompas (19)

Pert_9.pdf
Pert_9.pdfPert_9.pdf
Pert_9.pdf
 
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah NilawatiLaporan tugas akhir Nengah Nilawati
Laporan tugas akhir Nengah Nilawati
 
Sist...endokrin_2014
Sist...endokrin_2014Sist...endokrin_2014
Sist...endokrin_2014
 
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)
Daftar isi jurnal ilmiah bidan(1)
 
Peny bawaan ii
Peny bawaan iiPeny bawaan ii
Peny bawaan ii
 
An fis panca_indra_pert_last
An fis panca_indra_pert_lastAn fis panca_indra_pert_last
An fis panca_indra_pert_last
 
Makalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsMakalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aids
 
Komnukasi
KomnukasiKomnukasi
Komnukasi
 
Pegkjian tk
Pegkjian tkPegkjian tk
Pegkjian tk
 
Akper mw09
Akper mw09Akper mw09
Akper mw09
 
Tugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malariaTugas Kelompok_ malaria
Tugas Kelompok_ malaria
 
Konsep infeksi
Konsep infeksiKonsep infeksi
Konsep infeksi
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Perte ke 6_soskes
Perte ke 6_soskesPerte ke 6_soskes
Perte ke 6_soskes
 
Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang
 
ika
 ika ika
ika
 
Immunisasi
Immunisasi Immunisasi
Immunisasi
 
Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05Pengujian hipotesis 05
Pengujian hipotesis 05
 
Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..
 

Askeb Neonatus

  • 1. Askeb pada neonatus dengan kelainan bawaan
  • 2. • Labio/palatoskisis • Atresia esophagus • Atresia ani • Hirscprung • Obstruksi billiaris • Omfalokel • Hernia diafragma
  • 3.
  • 4. Konsep Dasar • Labio / Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005 : 167)
  • 5. • Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya propsuesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan embriotik. (Wong, Donna L. 2003) • Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi karena kegagalan 2 sisi untuk menyatu karena perkembangan embriotik (Wong, Donna L. 2003)
  • 6. Etiologi • Faktor herediter • Kegagalan fase embrio yang penyebabnya belum diketahui • Akibat gagalnya prosessus maksilaris dan prosessus medialis menyatu • Dapat dikaitkan abnormal kromosom, mutasi gen dan teratogen (agen/faktor yang menimbulkan cacat pada embrio). • Beberapa obat (korison, anti konsulfan, klorsiklizin). • Mutasi genetic atau teratogen.
  • 7. Patofisiologi a. Kegagalan penyatuan atau perkembangan jaringan lunak dan atau tulang selama fase embrio pada trimester I. b. Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nosal medial dan maksilaris untuk menyatu terjadi selama kehamilan 6-8 minggu. c. Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu. d. penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa kehamilan
  • 8. Beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah : a. Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung. b. Unilateral Complete. Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung. c. Bilateral Complete. Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.
  • 9. Tanda dan Gejala • Terjadi pemisahan langit – langit. • Terjadi pemisahan bibir • Terjadi pemisahan bibir dan langit – langit • Infeksi telinga berulang • Berat badan tidak bertambah • Terjadi regurgitasi nasal ketika menyusu
  • 10. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan prabedahrutin (misalnya hitung darah lengkap) b. Foto Rontgen c. Pemeriksaan fisik d. MRI untuk evaluasi abnormal
  • 11. Komplikasi • Kesulitan makan; dalami pada penderita bibir sumbing dan jika diikuti dengan celah palatum. memerlukan penanganan khusus seperti dot khusus, posisi makan yang benar dan juga kesabaran dalam memberi makan pada bayi bibir sumbing. • Infeksi telinga disebabkan tidak berfungsi dengan baik saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan kerongkongan dan jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan hilangnya pendengaran.
  • 12. • Kesulitan berbicara. Otot – otot untuk berbicara mengalami penurunan fungsi karena adanya celah. Hal ini dapat mengganggu pola berbicara bahkan dapat menghambatnya • Masalah gigi. Pada celah bibir gigi tumbuh tidak normal atau bahkan tidak tumbuh, sehingga perlu perawatan dan penanganan khusus.
  • 13. Penatalaksanaan Medis : Penatalaksanaan bibir sumbing adalah tindakan bedah efektif yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk penanganan selanjutnya
  • 14. Asuhan • Menyusui • Menggunakan alat khusus • Posisi mendekati duduk dengan aliran yang langsung menuju bagian sisi atau belakang lidah bayi • Tepuk – tepuk punggung bayi berkali – kali karena cenderung uuntuk menelan banyak udara • Periksa bagia bawah hidung dengan teratur, kadang – kadang luka terbentuk pada bagian bawah pemisah lobang hidung
  • 15. • Suatu kondisi yang sangat sakit dapat membuat bayi menolak menyusu. Jika hal ini terjadi arahkan dot ke bagian sisi mulut untuk memberikan kesempatan pada kulit yang lembut tersebut untuk sembuh • Setelah siap menyusu, perlahan – lahan bersihkan daerah sumbing dengan alat berujung kapas yang dicelupkan dalam hydrogen peroksida setengah kuat atau air.
  • 17.
  • 18. Epidemiologi • Atresia esofagus adalah malformasi bawaan yang umum terjadi. • dengan angka kejadian berkisar pada 1 dari 2500-3000 kelahiran hidup • Terjadi 2-3 kali lebih banyak pada kehamilan kembar • 50 % diantara nya dengan multiple kongenital anomali
  • 20. Klasifikasi • Klasifikasi paling tua ditemukan oleh Vogt pada tahun 1929 • Kemudian Ladd ( 1944 ) dan Gross (1953) memodifikasi klasifikasi tersebut
  • 22.
  • 23. Etiologi • Kegagalan pada fase embrio terutama pada bayi yang lahir prematur
  • 24. Manifestasi Klinik : o Hipersekresi cairan dari mulut o Gangguan menelan makanan (tersedak, batuk)
  • 25. Diagnosis : • Biasanya disertai hydramnion (60%) dan hal ini pula yang menyebabkan kenaikan frekuensi bayi yang lahir prematur. Sebaiknya bila dari anamnesis didapatkan keterangan bahwa kehamilan ibu disertai hydramnion, hendaknya dilakukan kateterisasi oesophagus dengan kateter no 6 – 10 F. Bila kateter terhenti pada jarak kurang dari 10cm, maka harus diduga terdapat atresia oesophagus.
  • 26. Cont……. • Bila pada bayi baru lahir timbul sesak nafas yang disertai dengan air liur yang meleleh keluar, harus disertai terdapat atresia oesophagus. • Segera setelah diberi minum, bayi akan berbangkis, batuk dan cyanosis karena aspirasi cairan kedalam jalan nafas.
  • 27. Cont……. • Diagnosis pasti dapat dibuat dengan photo thoraks yang akan menunjukkan gambaran kateter terhenti pada tempat atresia. Pemberian kontras kedalam oesophagus dapat memberi gambaran yang lebih pasti, tetapi cara ini tidak dianjurkan. • Perlu dibedakan pada pemeriksaan fisik apakah lambung terisi udara atau kosong untuk menunjang atau menyingkirkan terdapatnya fistula trakheo oesophagus. Hal ini dapat dilihat pada photo abdomen.
  • 28. Cont……. • Diagnosis atresia esofagus bisa diketahui pada masa prenatal dengan pemeriksaan USG janin setelah minggu ke-18 kehamilan
  • 29. Cont……. • Pada bayi dengan atresia esofagus, NGT tidak akan bisa masuk sejauh 9 cm- 10 cm
  • 30. Before and after fistula repair Tracheoesohpageal fistula
  • 31. Penatalaksanaan • Pertahankan posisi bayi dalam posisi tengkurap, bertujuan untuk meminimalkan terjadinya aspirasi • Pada anak segera dipasang kateter kedalam oesophagus dan bila mungkin dilakukan penghisapan terus menerus. • Pertahankan keaktifan fungsi respirasi • Dilakukan tindakan pembedahan.
  • 32. Tata laksana : referal Setelah diagnosis tegak, rujuk ke instansi spesialisasi bedah anak Bayi harus dimasukkan pada inkubator portabel dan tanda –tanda vital selalu dimonitor Kateter hisap ukuran 10 F dipasang pada kantung atas esofagus Bayi preterm dengan distres pernafasan membutuhkan pemasangan pipa endotracheal dan ventilasi mekanik
  • 33.
  • 34. Pengertian : • Atresia rekti adalah obstruksi pada rektum. • Atresia anus adalah obstruksi pada anus. • Atresia anus adalah salah satu bentuk kelainan bawaan yang menunjukan keadaan tidak adanya anus, atau tidak sempurnanya anus.
  • 35. Etiologi : • Belum diketahui secara pasti • Merupakan (kegagalan perkembangan) anomaly gastrointestinal (sistem pencernaan) dan genitourinary (sistem perkemihan) • Gangguan pertumbuhan fusi dan pembentukan anus dari tonjolan embrionik • Pada atresia anus, diduga ada keterlibatan kelainan genetik pada khromosom 21
  • 36. Bentuk - Bentuk Kelainan Atresia Anus : • Lubang anus sempit atau salah letak di depan tempat semestinya • Terdapat selaput pada saat pembukaan anus sehingga mengganggu proses pengeluaran feces • Rektum (saluran akhir usus besar) tidak terhubung dengan anus • Rektum terhubung degan saluran kemih atau sistem reproduksi melalui fistula (lubang), dan tidak terdapat pembukaan anus.
  • 37.
  • 38. Manifestasi Klinik • Tidak bisa b a b melalui anus • Distensi abdomen • Perut kembung • Muntah muntah pada umur 24 – 48 jam
  • 39. Pemeriksaan Fisik : • Anus tampak merah • Usus melebar kadang – kadang tampak illieus obstruksi • Pada auskultasi terdengar hyperperistaltik.
  • 40. Penatalaksanaan Medik – Eksisi membran anal (anus) – Fistula Asuhan Pada masalah ini memerlukan tindakan bedah maka sebelum dilakukan tindakan bedah, bayi dipasang infus, sering diisap cairan lambungnya dan dilakukan observasi tanda vital.
  • 41.
  • 42. • Pada tahun 1886 Hischprung mengemukakan 2 kasus obstipasi sejak lahir yang dianggapnya disebabkan oleh dilatasi kolon. Kedua penderita tersebut kemudian meninggal. Dikatakannya pula bahwa keadaan tersebut merupakan kesatuan klinis tersendiri dan sejak itu disebut penyakit hiscprung. • Zuelser dan wilson (1984) mengemukakan bahwa pada dinding usus yang menyempit tidak ditemukan ganglion parasimpatis. Sejak saat tersebut penyakit ini dikenal dengan istilah aganglionis kongenital.
  • 43. Pengertian • HISCHPRUNG adalah suatu obstruksi pada sistem pencernaan yang disebabkan oleh karena menurunnya kemampuan motilitas kolon, sehingga mengakibatkan tidak adanya ganglionik usus.
  • 44.
  • 45.
  • 46. Etiologi • Kegagalan pembentukan saluran pencernaan selama masa perkembangan fetus.
  • 47. Tanda Dan Gejala • Konstipasi / tidak bisa b a b • Distensi abdomen • Muntah • Dinding andomen tipis • Trias yang sering ditemukan adalah : mekonium yang terhambat keluar (lebih dari 24 jam), perut kembung dan muntah berwarna hijau.
  • 48. • Pemeriksaan colok anus sangat penting dan pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya udara dan mekonium/feses yang menyemprot.
  • 49. Penatalaksanaan • Pengangkatan aganglionik (usus yang dilatasi) • Dilakukan tindakan colostomy • Pertahankan pemberian nutrisi yang adekuat
  • 50.
  • 51. Pengertian • Adalah tersumbatnya saluran kandung empedu karena terbentuknya jaringan fibrosis.
  • 52.
  • 54. Tanda Dan Gejala • Ikterik (pada umur 2 – 3 minggu)à peninbgkatan bilirubin direct dalam serum (kerusakan parenkim hati, sehingga billirubin indirect meningkat) • Billirubinuria • Tinja berwarna seperti dempul • Terjadi hepatomegali
  • 56. Asuhan • Pertahankan kesehatan bayi (pemberian makanan cukup gizi sesuai dengan kebutuhan, serta menghindarkan kontak infeksi). • Berikan penjelasan kepada orang tua bahwa keadaan kuning pada bayinya berbeda dengan bayi lain yang kuning karena hiperbilirubinemia biasa yang hanya dapat dengan terapi sinar atau terapi lain. • Pada bayi ini perlu tindakan bedah karena terdapatnya penyumbatan
  • 57.
  • 58. Omfalokel • Suatu keadaan dimana viseral abdominal terdapat di luar cavum abdomen tetapi masih di dalam kantong amnion. • Terjadi bila terdapat kegagalan intestinal kembali ke rongga abdomen dalam minggu ke-10 kehidupan dalam kandungan.
  • 59. Insiden • Insidensi omfalokel telah dilaporkan antara 1 : 3000 dari 10.000 kelahiran hidup.
  • 60. Gbr penonjolan organ dalam perut ke dasar pusar (omfalokel
  • 61. Diagnosis • Terdapat defek di daerah umbilicus yang tertutup oleh kantong selaput tipis transparan. • Bagian dalamnya dapat terlihat usus, sebagian hepar, mungkin lambung dan lien, tergantung dari besarnya defek
  • 63. Terapi • Pasang NG tube. • Pertahankan suhu tubuh yang hangat. • Pertahankan selaput omfalokel tetap dalam keadaan basah dan steril. • Pemberian antibiotik profilaksis. • Infus lar. Koloid 20 ml/kgBB dilanjutkan RL 122 ml/kgBB + 54 ml (dalam 24 jam pertama).
  • 64. Pembedahan - Pembedahan ada 2 cara, yaitu: 1. Dengan penutupan primer 2. Penutupan defek dengan bantuan lembar teflon atau silastik.
  • 65. Asuhan : • Sebelum dilakukan operasi bila kantong belum pecah, dioleskan Merkurokrom setiap hari untuk mencegah infeksi. • Operasi ditunda beberapa bulan menunggu terjadinya penebalan selaput yang menutupi kantong tersebut. • Setelah diolesi Merkurokrom, ditutup dengan kasa steril, di atasnya ditutup lagi dengan kapas agak tebal baru dipasang gurita. • Bila bayi dipulangkan, pesankan kepada ibunya untuk mencegah infeksi dan ajarkan cara merawatnya seperti yang dilakukan di rumah sakit serta kapan harus datang konsultasi.
  • 67. Definisi: Adanya defek pada diafragma sehingga organ-organ intra abdomen masuk ke dalam rongga toraks.
  • 68. Insiden: •1 diantara 4000 kelahiran hidup Etiologi:  Terjadi karena menetapnya canal/saluran pleuroperitoneal yang mengakibatkan defek di daerah posterolateral diafragma
  • 69.
  • 70.
  • 71. Diagnosis  Gangguan ventilasi  Distress nafas  Makin berat  prognosis jelek • Pemeriksaan fisik: – Tachypnea, dyspnea, sianosis – Suara nafas menurun – Suara jantung menurun – Bising usus (+) – Scaphoid abdomen • Toraks foto: – Gambaran gas terlokalisir di hemitoraks yang sakit – Pergeseran mediastinum – NGT (+)
  • 72.
  • 73. Penatalaksanaan • Penanganan bersifat simtomatik. Penderita ditidurkan setengah duduk, makanan diberikan porsi kecil. Jika hernia tersebut telah diketahui sebelum hamil, sebaiknya penderita tidak hamil sebelum dilakukan operasi.