Dokumen tersebut merupakan laporan kasus mengenai pasien wanita berusia 39 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati yang didiagnosis menderita kehamilan ektopik usia 8 minggu di saluran tuba fallopii. Pasien dirawat dan mendapat penatalaksanaan berupa observasi, pemberian infus cairan dan obat serta konfirmasi diagnosis lebih lanjut dengan USG."
2. PENDAHULUAN
Kehamilan ektopik ialah kehamilan dengan ovum yang dibuahi,
berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam
endometrium kavum uteri.
Kehamilan ektopik ditemukan pada hampir 1% kehamilan, dan lebih dari
90% kasus implantasi terjadi di tuba fallopii (kehamilan tuba), ovarium,
rongga abdomen dan bagian intrauterus dari tuba fallopii (kehamilan
interstisium).
AUDIT MEDIS
2
3. PENDAHULUAN
AUDIT MEDIS
3
• Lokasi tersering kehamilan ektopik pada tuba fallopii yaitu ampulla, isthmus, fimbria dan pars
interstisialis.
• Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 25 dan 35 tahun.
• Di Indonesia, kejadian kehamilan ektopik sekitar 5-6 per seribu kehamilan.
• Frekuensi kehamilan ektopik yang sebenarnya sukar ditentukan karena gejala dininya tidak terlalu
jelas.
• Tidak semua kehamilan ektopik berakhir dengan abortus dalam tuba atau ruptur tuba. Sebagian hasil
konsepsi mati dan diresorbsi.
5. “
Keluhan Utama
Nyeri ulu hati sejak 5 jam SMRS.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Os datang ke RSIA Dwi Sari di rujuk dari Puskesmas Cecar, os hamil
muda datang dnegan keluhan nyeri ulu hati sejak 5 jam SMRS, disertai
dengan muntah >7x dalam sehari sudah selama 1 bulan, isi muntahan
apa yang dimakan dan minum, badan terasa lemas, nafsu makan
menurun, setiap makan dan minum slalu muntah. Os mengeluh
badanm terasa lemas. Keluar darah dari jalan lahir diosangkal, Os
selama ini mengaku tidak ada riwayat HT, DM dan asma.
HPHT20/04/2023
5
AUDIT MEDIS
6. PEMERIKSAAN FISIK
AUDIT MEDIS
6
• Tinggi : 150 cm, Berat : 51 kg,
KU: sakit ringan
Kesadaran: CM
Systolic : 120 mmHg, Diastolic : 79 mmHg,
SpO2 : 99 %, ,
Temperatur : 36.8 C,
Pulse : 90 x/menit,
Pernafasan : 20 x/menit,
Reflek Cahaya : +, Pupil Isokor : +Pupil Unisokor
: -
Pem fis:
Kepala: CA -/- Si -/-
Leher DBN
• Thoraks :
-COR : BJ I/II Reguler , murmur (-) gallop (-)
- PULMO : Vesikuler +/+ Rkhi (-/-) Whzz (-/-)
Abdomen :
Datar lemas, nyeri tekan hipogastrium +, BU +
normal
Ekstremitas : Akral hangat, Edema –/-
Genitalia: dbn
7. STATUS GINEKOLOGIK
7
• Pemeriksaan Luar : tidak ada kelainan
• Inspekulo
Portio : tidak dilakukan
OUE : tidak dilakukan
Fluksus : tidak dilakukan
Flour : tidak dilakukan
Erosi : tidak dilakukan
Laserasi : tidak dilakukan
Polip : tidak dilakukan
Cav.douglas : tidak dilakukan
• Pemeriksaan Bimanual : tidak dilakukan
AUDIT MEDIS
15. TINJAUAN PUSTAKA 15
• Kehamilan Ektopik suatu kehamilan yang
pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak
menempel pada dinding endometrium kavum uteri.
• Kehamilan tuba, meliputi > 95% yang terdiri atas :
• Pars ampularis (55%), pars ismika (25%), pars
fimbriae (17%) dan pars interstitialis (2%).
• Kehamilan ektopik lain (<5%) antara lain terjadi di
serviks uterus, ovarium atau abdominal.
AUDIT MEDIS
17. EPIDEMIOLOGI
Kehamilan ektopik ditemukan pada hampir 1%
Lokasi tersering kehamilan ektopik pada tuba fallopii
yaitu ampulla, isthmus, fimbria dan pars interstisialis.
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan
ektopik berumur antara 25-35 tahun.
Di Indonesia, kejadian kehamilan ektopik sekitar 5-6 per
seribu kehamilan.
17
AUDIT MEDIS
19. PATOFISIOLOGI
Pada proses awal kehamilan apabila embrio tidak bisa
mencapai endometrium untuk proses nidasi, maka embrio
dapat tumbuh di saluran tuba. Pada tuba, maka
pertumbuhan dapat mengalami bebrapa perubahan dalam
bentuk berikut ini:
Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Abortus kedalam lumen tuba
Ruptur dinding tuba
AUDIT MEDIS
20. MANIFESTASI KLINIS
• Gejala dan tanda bergantung pada lamanya, abortus atau ruptur
tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan, keadaan umum
• Nyeri
• Perdarahan pervaginam
• Amenorea
• Nyeri goyang
• Nyeri tekan abdomen dan pelvis
• Perubahan uterus
• Tekanan darah dan denyut nadi
• Suhu
AUDIT MEDIS
22. DIAGNOSA BANDING
Apendisitis
Salpingitis
Abortus imminens atau abortus incompletus
Korpus luteum atau kista folikel yang pecah
Torsi kistoma ovarii
AUDIT MEDIS
23. PENATALAKSANAAN
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah
laparotomi. Dalam tindakan demikian, beberapa hal
harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu; kondisi
penderita saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik, kondisi
anatomik organ pelvis, kemampuan teknik bedah
mikro dokter operator, dan kemampuan teknologi
fertilisasi invitro setempat.
AUDIT MEDIS
24. KOMPLIKASI
• Ruptur tuba
Ruptur tuba dapat menimbulkan perdarahan masif, syok, DIC
(disseminated intravascular coagulopathy), hingga kematian.
• Kematian maternal pada trimester pertama
Kematian maternal tercatat 9 – 13% dari semua kematian
dalam kehamilan.
• Komplikasi bedah
Baik itu laparotomi atau laparaskopi dapat menimbulkan
komplikasi berupa perdarahan, infeksi, dan kerusakan organ
kandung kemih, ureter dan pembuluh darah sekitar