SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
HUKUM
WARIS ADAT
HUKUM WARIS POSITIF DI
INDONESIA
 DASAR HUKUM (berlakunya hukum waris)
Berlaku atas dasar Pasal II AP UUD 1945 yang memberlakukan Hukum Waris BW,
Hukum Waris Islam dan Hukum Waris Adat menurut Tatahukum Pem. Hindia
Belanda berdasar atas Pasal 131 IS dan pasal 163 IS.
 BERLAKUNYA HUKUM WARIS KEDEPAN
Berlakunya bersifat sementara dan sebagai suatu sistem memiliki hubunganm secara
sistemik dengan sistem hukum keluarga dan perkawinan, oleh karena itu ada
konsekuensi yuridis dengan berlakunya UU no. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan
UU No. 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama dan Perubahannya dengan UU No. 3
Tahun 2006.
 HUKUM WARIS ADAT
Hukum yang sedang mengalami perubahan karena adanya perubahan masyarakat dan
perubahan pandangan hukum melalui Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, terutama
mengenai pembagian warisan secara individual.
KEADAAN MASYARAKAT DAN
PENGARUH POLITIK HUYKUM
TERHADAP HUKUM WARIS ADAT
 Hukum dan Typologi Masyarakat
Hukum dan Masyarakat memiliki hubungan yang bersifat fungsional, apabila
masyarakjat berubah maka hukumnyapun juga akan mengalami perubahan.
 Pluralisme Hukum
Sebagai akibat berlakunya Pasal II AP UUD 1945, dengan sendirinya berlaku pula
pluralisme hukum, khususnya Hukum Waris BW, Hukum Waris Islam dan Hukum
Waris Adat, yang berlaku mengikuti pergolongan rakyat (aspek historis)
 Pergolongan Rakyat dan Unifikasi Hukum
Perkembangannya politik pergolongan rakyat yang ditransfer dari Tatahukum Hindia
Belanda tersebut, sedikit demi sedikit mengalami perubahan sejalan dengan perubahan
politik hukum dengan diterbitkannya UU baru yang bersifat unifikasi hukum
(Perkawinan dan Pengadilan Agama).
ISTILAH-ISTILAH YANG RANCU
DLM PRAKTIK HUKUM
 Hukum Waris Adat dan Hukum Adat Waris
 Pewarisan dan Pembagian Warisan
 Harta Warisan dan Harta Peninggalan
 Harta Bawaan dan harta Asal
 Hibah, Schenking dan Hibah menurut Hukum Adat
 Lembaga Hidup Waris dan Lembaga Penggantian
Tempat Ahli Waris
PENGERTIAN DAN TUJUAN
PEWARISAN
 PENGERTIAN PEWARISAN
Pewarisan adalah proses penerusan, pengoperan, peralihan harta kekayaan
materiil dan immateriil dari satu generasi ke generasi berikutnya.
 TUJUAN PEWARISAN
Menyelesaikan perikatan yang dibuat pewaris semasa hidupnya dan
mempertahankan eksistensi masyarakat genealogis.
 KONSEP HARTA WARISAN HARUS SUDAH BERSIH
Harta peninggalan pewaris setelah dibersihkan dari utang-utang pewaris
semasa hidupnya (termasuk biaya perawatan, selamatan dan biaya kubur),
selebihnya baru dapat dilakukan pembagian warisan (Konsep pasiva dan
aktiva).
UNSUR-UNSUR PEWARISAN
UNSUR-UNSUR
Pewaris, Harta Warisan dan Ahli Waris.
SIFAT KUMULATIF
berkait dengan konsep peristiwa hukum waris, dan apabila salah satu saja
dari unsur-unsur pewarisan tidak ada maka tidak akan terjadi peristiwa
pewarisan.
SISTEMATIKA UNSUR-UNSUR
unsur-unsur tersebut merupakan suatu sistematika, yang berasngkat dari cara
berpikir sistem dan susunan/urutan unsur-unsur tersebut tidak bisa dibolak-
balik.
HARTA WARISAN
Konsep Harta nilai ekonomis, sosial dan magis,
materiil dan immateriil, kepemilikan komunal dan
individual, dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
 Apa arti pentingnya kualifikasi harta materiil dan
immateriil, juga kepemilikan komunal dan individual
dalam pembagian warisan ?
 Kapan dan dalam keadaan bagaimana suatu harta
peninggalan dapat dilakukan pembagian warisan ?
Struktur harta keluarga masy.
Parental/Bilateral (HAS, HAI dan HB HPS,
HPI dan HB konsep harta bawaan)
Struktur harta pada masy.
patrilineal
 Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas
ketunggalan silsilah pancar laki-laki (kebapakan).
 Anggota dan penerus silsilah adalah anak laki-laki
 Anak perempuan akan pergi meningalkan marganya
 Sistem perkawinannya dengan sistem asymetris connubium (dalian
anatolu di Batak  Pembayaran Jujur
 Kehidupan masyarakatnya ditopang oleh harta pusaka (“HAS”)
 Pada awalnya tidak ada harta pencarian atau harta bersama, baru
kemudian berkembang harta pencarian yang menjadi embrio harta
bersama (HB).
 Harta tersebut kepemilikannya individual dan terlepas dari harta
pusaka, dan akhirnya dapat diwaris oleh anak perempuan
Struktur harta pada masyarakat
Matrilineal
 Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas
ketungalan silsilah pancar perempuan (Buah Paruik  buah perut) 
Clan chaniago dan piliang (minangkabau)
 Perkawinannya dengan sistem semenda, artinya tidak menyebabkan
suami berpindah ikut kaum istrinya.
 Anak-anak perempuan sebagai penerus silsilah kaum ibunya
 Kehidupannya berada dalam sebuah rumah gadang (besar) dengan
sistem bilik), dan ditopang oleh harta kaum  (HAI)
 Kemudian berkembang menjadi masayakat minang yang hidup di
minang dan di luar minang, dan yang diminang ada yang masih
terikat pada rumah gadang dan sudah ada yang hidup dalam rumah-
rumah tinggal.
 Kemudian berkembang harta pencarian (“Suarang”)  menjadi dasar
terbentuknya harta bersama (HB). Anak-anak semula tidak mewaris
dari bapak kemudian mewaris dari harta suarang bapaknya.
Struktur harta pada masyarakat
Parental
 Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas
ketunggalan silsilah bapak dan ibu.
 Seorang individu selalu memiliki 2 silsilah, dari bapaknya dan dari
ibunya.
 Sistem perkawinannya menggunakan semenda.
 Anak-anak selalu menjadi penerus silsilah bapak dan ibunya
 Suami dan istri berkedudukan seimbang, sehingga masing-masing
memiliki kecakapan bertindak dan memiliki hak kepemilikan
 Struktur harta terdiri dari HAS, HAI dan HB
 Anak-anak selalu menjadi ahli waris terhadap harta peninggalan
bapak dan ibunya.
KONSEP HARTA ASAL
Istilah Harta Asal
Istilah Harta Asal, menunjuk pada pengertian Asal-Usul, yang berarti harta
yang diperoleh dari warisan (Pengertian Pewarisan), dan di dalam Harta
keluarga menunjukkan kepemilikannya adalah individu si penerima warisan
(suami/iteri).
Makna
Sebagai konsekuensi dari pengertian lain  “ajang hidup”, maka harta asal
merupakan perwujudan dari melanjutkan eksistensi masyarakat genealogis.
Prinsip
yang berhak menerima warisan adalah anggota masyarakat genealogis
(generasi berikut), jadi semua orang diluar anggota masyarakat genealogis
tidak berhak mewarisnya (janda, Duda dan Anak Angkat). Dan adanya asas
ASAL KEMBALI KE ASAL & KONSEP AHLI WARIS ASAL.
KONSEP HARTA BERSAMA
Harta yang diperoleh suami dan/atau isteri
secara bersama-sama atau sendiri-sendiri
selama perkawinan, yang bukan berasal
dari warisan atau hadiah yang ditujukan
kepada salah satu dari suami-isteri.
Kepemilikannya bersama suami dan isteri,
dg bagian masing-masing separo.
DISKUSI KUALIFIKASI HARTA
BERSAMA
Indikator Harta Bersama
(penghasilan/pendapatan, pembelian, hasil harta asal, perubahan
bentuk harta).
Diskusi
 Tanah sawah, pekarangan, kebun
 Rambutan/buah-buahan hasil kebun warisan
 Rumah dan bangunan
 Gaji dan penghasilan lainnya.
 Hasil lotere atau hadiah/undian
 Mobil dan motor atau sepeda.
 Televisi dan perkakas rumah tangga.
 Emas batangan dan perhiasan emas yang DIBELI suami/isteri selama
perkawinan
 Jam tangan pria dan jam tangan wanita yang DIBELI suami/isteri
selama perkawinan
PERKAWINAN LEBIH DARI
SEKALI
Suami atau isteri meninggal, kemudian janda atau
dudanya kawin lagi
Suami ganteng (type pejantan tangguh), punya
isteri lebih dari satu dan tinggal dalam satu rumah
 Poligami murni
Suami kaya (type pejantan playboy), punya isteri
lebih dari satu, dan masing-masing isteri
dibuatkan rumah sendiri-sendiri  poligami
monogami
Kemungkinan pemisahan harta
bersama diantara isteri-isteri
 Dalam kasus pertama,
 Dalam kasus kedua
 Dalam kasus ketiga
Adakah ada kemungkinan muncul harta bersama dengan
para isteri, dan adakah kemungkinan harta-harta tersebut
dipisahkan menjadi : contoh HB I, HB II, HB III, dst.
Atau apabila tidak bisa dipisahkan, maka dapat diartikan
menjadi harta bersama para isteri.
Ada Yurisprudensi Mahkamah Agung RI (cari di diktat) 
supaya sebisa mungkin harta-harta tersebut dipisahkan
satu sama lain menjadi HB I, HB II, dst
INDIKATOR HARTA BERSAMA DALAM
PERKAWINAN LEBIH DARI SEKALI
PEROLEHAN ISTERI PEROLEHAN SUAMI
Penghasilan/pendapatan isteri Waktu
Hasil pembelian isteri Tempat
Hasil dari harta asal isteri Atas nama
Hasil perubahan bentuk harta asal isteri Catatan: apabila tidak bisa dibedakan
maka menjadi harta bersama dengan
para isteri.
tugas-kelompok
1. Sistimatika unsur-unsur pewarisan menurut hukum
waris adat
2. Konsep harta dan kualifikasi harta materiil dan
imateriil, kepemilikan komunal dan individual dalam
pembagian warisan
3. Struktur harta warisan pada
masyarakat patrilineal, matrilineal
dan parental
4. Arti pentingnya kriteria untuk menentukan suatu
harta termasuk dalam kualifikasi harta bersama
Waktu setengah jam kemudian presentasi (diskusi)
AHLI WARIS
ORANG-ORANG YANG BERHAK
MENERIMA HARTA WARISAN
PENINGGALAN PEWARIS
SKEMA AHLI WARIS
INDIKATOR
generasi berikut
anggota masyarakat genealogis
tidak ada yang menghalangi menerima warisan
SISTIM PATRILINEAL
SISTIM MATRILINEAL
SISTIM PARENTAL
PRINSIP UMUM
BERSIFAT ABSOLUT
DASAR HUBUNGAN KODRAT
TIDAK BISA PUTUSKAN
PENGECUALIAN
KEDUDUKAN ANAK
KUAT
KONSEP BIOLOGIS
KONSEP SOSIOLOGIS
KONSEP YURIDIS
KONSEP ANAK
ASAS HARTA W ARISAN SBG KESATUAN
ASAS HAK DAN BAGIAN SAMA
HAK SBG ASPEK KUALITAS
BAGIAN SBG ASPEK KUANTITAS
HAK DAN BAGIAN ANAK
ANAK
KETURUNAN
falsafah air m engalir kebawah
teori kran air
GENERASI BERIKUT
tujuan pewarisan
mempertahankan eksistensi
masyarakat genalogis
AHLI W ARIS
orang-orang yang berhak m enerim a
harta warisan peninggalan pewaris
SKEMA AHLI WARIS
Orang-orang yang berhak menerima harta
warisan peninggalan pewaris
Generasi berikut
keturunan anggota masyarakat genealogis  hub.
Wangsa & hub. Silsilah (patrilineal, matrilineal
dan parental dan tidak ada yang menghalangi utk
terima warisan)
Anak (kedudukannya kuat selaku ahliwaris,
konsep anak  biologis, sosiologis, yuridis; hak
(kualitas) dan bagian (kuantitas) anak selaku ahli
waris
KONSEP ANAK
PERSETUBUHAN BAYI TABUNG
PERTEMUAN SPERMA
DENG AN SEL TELUR
KLO NING
PENG EMBANG AN
JARING AN
KO NSEP BIO LO G IS
UU perlindungan anak
seorang anak berhak tahu
siapa
orang tua biologisnya
dilihat dari circle of life
kualifikasi hukum nya sbg
anak belum dewasa
KO NSEP SO SIO LO G IS
anak sah
anak luar kawin
anak zinah
anak angkat dan anak tiri
LING KUP
HUKUM KELUARG A
(Perkawinan)
anggapan hukum nya
KEPASTIAN HUKUM
PERLINDUNG AN ANAK
KO NSEP YURIDIS
ANAK
sbg sebuah konsep atau kualifikasi
DAN SETIAP FENO MENA
selalu ada kualifikasi hukum nya
KONSEP ANAK
 KONSEP BIOLOGIS
DILIHAT DARI PROSES TERJADINYA:
1). PERTEMUAN ANTARA SPERMA DAN TELUR (persetubuhan dan bayi
tabung)
2). PENGEMBANGAN JARINGAN (kloning)
 KONSEP SOSIOLOGIS
1). CIRCLE OF LIFE
2). UU PERLINDUNGAN ANAK
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan.
 KONSEP YURIDIS
DILIHAT DARI AKIBAT SUATU PROSES
DIDALAM LINGKUP HUKUM KELUARGA (Anggapan hukum, kepastian hukum
dan perlindungan anak) anak sah, anak kandung dlm terminologi hukum
Konsep Anak UU No. 23/2002
 Pasal 1
1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan.
2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
3. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah
sampai dengan derajat ketiga.
4. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri,
atau ayah dan/atau ibu angkat.
 orang tua merupakan struktur sosial (konsep sosial)
 Pasal 7
(1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan
diasuh oleh orang tuanya sendiri.
diskusi
Apakah seorang anak dalam status anak zinah,
atau anak luar kawin dapat menuntut ke
pengadilan untuk mengetahui siapa orang tua
kandungnya ( dengan test DNA)  Pasal 7 UU
No. 23 Th. 2002 ttg Perlindungan Anak
Contoh: Kasus Taufik Hidayat
Kasus anak bambang Tri dg
Mayang Sari
Konsep Anak Dalam Hukum Waris
 Hukum Waris Berhubungan Dengan Hukum Keluarga
 Konsep Anak meliputi; anak sah (anak kandung), anak angkat dan
anak tiri.
 Anak sah adalah anak yang lahir di dalam atau sebagai akibat
perkawinan sah
 Anak kandung adalah anak yang beribu wanita yang melahirkannya
dan berayah pria suami ibunya
 Anak angkat adalah anak orang lain atau kerabat yang melalui suatu
tindakan hukum (pengangkatan anak) ditempatkan/didudukkan
seperti anak kandung
 Anak tiri adalah anak dari perkawinan terdahulu yang dibawa masuk
kedalam perkawinannya yang baru
Status Anak (1)
 Pandangan dari aspek yuridis
1). Anak Sah diukur dari konsep yuridis (bukan konsep biologis)
dan didasarkan atas anggapan hukum sebagai konsekuensi dari
asas monogami untuk kepastian hukum dan perlindungan anak
2). Perlindungan hukum bagi suami yang kemungkinan dirugikan
adalah melakukan penyangkalan di muka pengadilan, dan bila
terbukti maka anak tsb hanya memiliki hubungan hukum
dengan ibunya saja dan berstatus anak tidak sah (perkawinannya
menjadi putus)
3). Anak Tidak Sah (anak luar kawin, anak haram/jadah).
Stattus Anak (2)
 Terhadap anak luar kawin dapat diakui
Pengakuan harus dilakukan di muka pengadilan dan harus oleh laki-laki
yang menghamilinya dan ada persetujuan dari ibu si anak
 Terhadap anak haram/jadah tidak dapat diakui
Pengakuan anak haram/jadah merupakan tindakan yang bertentangan
dengan prinsip hukum (dari tindakan melangar hukum  zina) dan hukum keluarga
dengan asas monogaminya
PERSOALANNYA SEKARANG ADALAH BAGAIMANA DENGAN
IMPLEMENTASI UU PERLINDUNGAN ANAK YANG MEMBERIKAN
KEPADA SEORANG ANAK UNTUK DAPAT MENGETAHUI ORANG TUA
BIOLOGISNYA (silahkan diinterpretasi)
DISKUSI KUALIFIKASI ANAK
PERISTIWA STATUS ANAK
1. Seorang pria berhubungan dengan
seorang wanita sama-sama belum
menikah
Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak
Zinah
2. Seorang pria menikah berhubungan
dengan seorang wanita belum menikah
Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak
Zinah
3. Seorang pria bujangan berhubungan
dengan seorang wanita menikah
Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak
Zinah
4. Seorang pria berhubungan dengan
seorang wanita sama-sama telah
menikah
Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak
Zinah
DISKUSI KUALIFIKASI ANAK
Sandi Harun menikah siri dengan Djodi Setiawan
dan melahirkan anak bernama rimbi.
Djodi setiawan memproses Akte kelahiran Rimbi
dengan Djodi Setiawan dan Sandi harun sebagai
orang tuanya.
Sandi Harun menyatakan bahwa Rimbi adalah
hasil hubungannya dengan Tommy Soeharto
(suami tata)
Diskusi kasus
Anak sah adalah anak yang lahir di dalam
atau sebagai akibat perkawinan yang sah
Dalam perspektif Hukum Islam seorang
anak perempuan yang lahirnya dibawah 6
bulan dari umur perkawinan orang tuanya,
bapak/suami ibunya tersebut tidak boleh
menjadi wali nikahnya
Bagaimana konsep incest
ANAK ANGKAT
 Anak orang lain atau kerabat dengan suatu tindakan
hukum ditempatkan dalam kedudukan seperti anak
kandung
 Sebagai suatu lembaga yang tumbuh dalam masyarakat
untuk mengatasi kelangsungan masyarakat genealogis
dan persoalan sosial lainnya sehubungan tidak memiliki
anak laki-laki atau atau anak perempuan, atau karena
kasih sayang terhadap seorang anak, atau merupakan
investasi dihari tua.
Tugas kelompok diskusi
 apa arti pentingnya kepastian hukum
status hukum anak dalam pembagian
warisan (kelompok ganjil)
Persyaratan dan hal-hal yang menghalangi
seseorang menempati posisi sebagai ahli
waris (kelompok genap)
Skema anak angkat
PENERUS SILSILAH
TIDAK PUNYA ANAK
KASIH SAYANG
INVESTASI HARI TUA
M O TIVASI
NO N YUDICIAL
PENG ESAHAN ANAK ANG KAT
PENG ANG KATAN ANAK
YUDICIAL
TERANG
dg form alitas
DIAM -DIAM
tidak form al
PO SES
PENG ANG KATAN
ANAK
HAK M EW ARIS
ASPEK
HUKUM KELUARG A
KEKUASAAN O RANG TUA
ADA LARANG AN KAW IN
AKIBAT HUKUM
ANAK ANG KAT
HAK DAN BAG IAN
ANAK ANG KAT
ANAK ANG KAT
HAK MEWARIS ANAK ANGKAT
Putusan MARI Kesimpulan
1. Hukum Adat Periangan, seorang anak
kikut tidak mewaris harta pusaka
(asli/asal) orang tua angkatnya (Pts.
MA No. 82 K/Sip/1957 5 Maret 1958).
1. Anak angkat berhak mewaris terbatas
pada harta gono-gini (harta bersama).
2. Hukum Adat Jawa Tengah, seorang
anak angkat hanya mewaris harta
gono-gini orang tua angkatnya (Pts.
MA No. 37 K/Sip/1959 18 Maret
1959).
2. Anak angkat tidak berhak mewaris
terhadap harta pusaka (asli/asal).
3. Hukum Adat yang berlaku anak angkat
mewaris harta gono-gini orang tua
angkatnya dan menuutup ahli waris
asal Pts. MA No. 102 K/Sip/1972 23
Juli 1977).
3. Anak angkat bisa menutup hak
mewaris ahli waris asal.
ANAK TIRI (Anak Gawan)
 Anak dari suami atau isteri yang dibawa masuk kedalam
perkawinan yang baru.
 Anak tiri hanya memiliki hubungan hukum keperdataan
dengan orang tua kandungnya.
 Anak tiri tidak mewaris dari orang tua tirinya, hanya
mewaris dari orang tua kandunhgnya saja.
 Pts. MA RI No. 400 K/Sip/1975: Harta gomo-gini harus
jatuh pada anak kandung, bukan kepada anak tiri/gawan,
oleh karena itu hibah tanpa sepengetahuan yang
berkepentingan patut dibatalkan.
JANDA
Janda /Duda
Satu generasi dengan pewaris, oleh karena itu menurut hukum adat
tidak termasuk sebagai ahli waris dan hanya menerima separuh dari
harta bersama, dan kedepan tumbuh wacana sebagai ahli waris
melalui Yurisprudensi Mahkamah Agung RI.
Janda bukan Duda
Dari aspek sosiologis dan kulturil serta ekonomi, posisi secara umum
adalah lemah (sudah jatuh ketimpa tangga), terutama apabila harta
keluarga hanya ada harta asal suami saja.
Janda
Hukum memberikan perlindungan dengan memberi hak sementara
sampai ia kawin lagi atau meninggal dunia, untuk hidup layak dan
menikmati serta menunda harta peninggalan almarhum suaminya
uintuk dibagi warisan.
Konsekuensi yuridis bagi
JANDA
Meneruskan kekuasaan orang tua apabila anak-
anak masih kecil.
Memegang hak kepengurusan (beheer) atas harta
peninggalan suaminya untuk kepentingan anak-
anaknya dan untuk hidup layak bagi dirinya.
Dapat menarik kembali harta peninggalan
suaminya almarhum yang berada dalam
kekuasaan orang lain.
PERKEMBANGAN HAK MEWARIS JANDA
 Melalui YurisprudensiMahkamah Agung RI sejak tahun
1960an dimunculkan wacana JANDA SEBAGAI AHLI
WARIS.
 Konsep awal Janda hanya menerima separuh bagian dari
harta bersama, dan dalam Yurisprudensi dikualifikasi
sebagai menerima warisan.
 Konsep Janda sebagai ahli waris didasarkan pada prinsip
KEADILAN.
 Indikasi adanya perubahan cara pandang dari pandangan
komunalisitis bergerak ke individualistis.
 Apabila perubahan cara pandang tersebut telah ada opinio
yuris secara nasional, maka konsep janda sebagai ahli
waris akan establish dan tujuan pewarisan menurut
hukum adat akan berubah.
BEBERAPA PUTUSAN
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA (1)
1. Dalam hal tidak ada anak, harta warisan
setengah bagian untuk janda dan yang
setengah bagian untuk keluarga suami
atau seluruhnya dapat dinikmati janda
selama hidupnya dan selama ia tidak
kawin lagi (Pts. No. 542 K/Sip/1972
tanggal 3 Nopemnber 1976).
BEBERAPA PUTUSAN
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA (2)
2. Menurut hukum adat diseluruh Indonesia,
seorang janda perempuan merupakan ahli waris
dari barang-barang asal dari suaminya, dalam
arti:sekurang-kurangnya barang asal tsb. Harus
tetap ditangan janda sepanjang untuk hidup
secara pantas sampai ia kawin lagi atau
meninggal. Sedang dibeberapa daerah di
Indonesia dalam hal barang-barang warisan
amat banyak, Janda berhak atas bagian warisan
seperti seorang anak kandung (Pts. No. 302
K/Sip/11960 tanggal 2 Nopember 1960).
BEBERAPA PUTUSAN
MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA (3)
3. Di Kabanjahe (Tapanuli > selatan), mengingat
pertumbuhan masyarakat dewasa ini menuju
kearah persamaan kedudukan antara pria
dengan wanita dan pengakuan janda sebagai
ahli waris  Janda berhak separoh dari harta
bersama dan sisanya dibagi antara janda dan
kedua anaknya (Pts. No. 100 K/Sip/1967
tanggal 14 Juni 1968).
ARGUMENTASI
JANDA SEBAGAI AHLI WARIS
1. Pandangan keadilan yang didasarkan kedudukan pria dengan wanita sama.
2. Nilai komunalistis bergeser kearah nilai individualistis.
3. Hak mewaris Janda sama dengan hak mewaris anak.
4. Bagian mewaris Janda sama dengan bagian mewaris anak.
5. Janda tidak dapat menutp bagian mewaris ahli waris asal.
6. Janda menerima warisan bersama anak-anaknya atas separo harta bersama
suaminya.
7. Tidak ada kejelasan hak mewaris Janda atas harta asal suaminya.
8. Pemberian hak mewaris Janda secara penuh akan menggeser nilai-nilai hukum
adat.
9. Nilai baru hak mewaris Janda akan berpengaruh pada masyarakat Patrilineal
dan Matrilineal.
SISTIM PEWARISAN
 SISTIM PEWARISAN SECARA KOLLEKTIF
Sistem pewarisan yang didasarkan pada prinsip komunalistis, sebagai bagian dari
proses pewarisan (penerusan, pengoperan dan peralihan) kepada generasi berikut.
 SISTIM PEWARISAN MAYORAT
Sistim pewarisan yang didasarkan pada prinsip kumonalistis yang terjadi pada suatu
masyarakat, dan tidak terjadi pemecahan harta warisan tetapi terjadi secara mayorat
(mayorat sulung atau mayorat bungsu).
 SISTIM PEWARISAN INDIVIDUAL
Sistim pewarisan yang didasarkan pada proses pewarisan dan menggunakan metode
pembagian warisan secara individual.
PEMBAGIAN WARISAN
PEWARISAN INDIVIDUAL
PEMBERIAN
KEPADA ANAK
SEW AKTU
ANAK MENIKAH
PEW ARISAN
SEBAG IAN
HIBAH
W ASIAT
PACUNG AN
PENG G ARAPAN
PENG UASAAN
TANPA
PERALIHAN
YURIDIS
DENG AN
PERALIHAN
YURIDIS
PEMBAG IAN
SELURUHNYA
PEW ARISAN
SELURUHNYA
SEM ASA PEW ARIS HIDUP
SESUAI ATAU
TIDAK SESUAI
KETENTUAN
W ARISAN
M USYAW ARAH
AHLI W ARIS
TANPA SENG KETA
SESUAI
KETENTUAN
HAK DAN BAG IAN
AHLI W ARIS
DENG AN SENG KETA
SETELAH PEW ARIS M ENING G AL
PRO SES PEMBAG IAN W ARISAN
SECARA INDIVIDUAL
Sistem pewarisan/pembagian
 Semasa hidup pewaris (inisiatif ada pada pewaris, hak
ahli waris belum terbuka)teknisnya: sebagian atau
seluruhnya, diikuti peralihan yuridis atau tidak diikuti
peralihan yuridis (penunjukan, digarap) bentuknya:
hibah atau hibah wasiat.
 Setelah pewaris meninggal (inisiatif ada pada para ahli
waris, sebab hak para ahli waris sudah terbuka)
teknisnya: pembagian warisan tanpa sengketa atau
dengan musyawarah dan pembagian warisan dengan
sengketa  sengketa diartikan sudah menjadi perkara di
pengadilan.
Kepastian hukum
 Apakah pembagian warisan semasa hidup pewaris, mengandung
kepastian hukum  artinya memiliki ketentuan yang mengikat
semua ahli waris ?
 Antara pembagian warisan setelah pewaris meninggal, yang mana
yang menjamin kepastian hukum, dan yang mana yang lebih
mencerminkan keadilan ?
 Ada berapa cara dalam menentukan pembagian warisan dengan
musyawarah para ahli waris ?
 Bagaimana kepastian hukumnya dikemudian hari, ketika dipilih
pembagian warisan dengan ketentuan bagian yang tidak sama
diantara para ahli warsis, dan kemudian setelah para ahli waris ada
yang mati, anak-anak yang mati tersebut merasa tidak meneirma
pembagian warisan tersebut karena dipandang tidak adil, atau belum
menerima warisan ?
HASIL PENELITIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI
PONTIANAK, BANJARMASIN, BANDAACEH, PADANG, DENPASAR,
JAWA TENGAH & MAHKAMAH AGUNG REP. INDONESIA
ASAS-ASAS YG SAMA/MIRIP ASAS-ASAS YANG BERBEDA
1. Keluarga bilateral 1.Hak & bagian ahli warisl
2. Jenis-jenis harta 2.Hak & bagian janda, anak, anak angkat
3. Sistim pewarisan individual 3.Penggantian tempat ahli waris
4. Saat terbukanya warisan 4.Hilangnya hak mewaris krn beda agama
5. Ab-intestato dan testamen 5.Harta yg tidak dapat dibagi waris
6. Pemisahan jenis harta sblm dibagi 6.Inbreng, hibah kpd ahli waris
diperhitungkan dlm pembagian warisan
7. Kedudukan anak selaku ahli waris 7.Kekuasaan masyarakat atas harta pusaka
8. Anak tiri tidak mewaris
9. Penggolongan ahli waris
PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS
MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (1)
PRINSIP-
PRINSIP
KUH PERDATA
(BW)
HUKUM
ADAT
HUKUM
ISLAM
1. Konsep
keluarga
2. Sistem
pewarisan
3. Terbukanya
warisan
4. Konsep harta
keluarga
Bilateral
Individual
Kematian pewaris
Persatuan
Patrilineal
Matrilineal
Parental
Kolektif
Mayorat
Individual
Kematian pewaris
Bukan persatuan
Patrilioneal-Bilateral
Individual
Kematian Pewaris
Bukan persatuan
PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS
MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (2)
5. Jenis harta
keluarga
6. Keadaan harta
warisan
Harta persatuan
kecuali ada
perjanjian kawin
Bersih dari hutang
Dapat dibagi-bagi
Harta materiil
Harta peninggalan
Aktiva & pasiva
Harta pusaka
Harta asal
Harta pencaharian
(harta bersama)
Bersih dari hutang
Ada yang tidak
terbagi dan ada yang
dapat dibagi-bagi
Harta materiil dan
harta immateriil
Harta peninggalan
dan harta pemberian
dari sipewaris
semasa hidupnya
kepada ahli waris
Aktiva
Harta masing-
masing suami isteri
dan harta bersama
Bersih dari hutang
Dapat dibagi-bagi
Harta materiil
Harta peninggalan
Aktiva & pasiva
PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS
MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (3)
7. Ahli waris
8. Penggantian
tempat ahli
waris
Ab-intestato dan
testamen
Garis keatas
Garis kebawah
Dikenal
penggolongan ahli
waris
Dikenal konsep
penghalang
menerima warisan
Dikenal lembaga ini
Genealogis dan
perbuatan hukum
(anak angkat)
Garis kebawah dan
muncul janda
Dikenal
penggolongan ahli
waris
Dikenal konsep
penghalang
menerima warisan
Dikenal lembaga ini
Genealogis (nasab)
dan karena
perkawinan
Garis kebawah
Garis keatas
Garis menyamping
Dikenal
penggolongan ahli
waris
Dikenal konsep
penghalang
menerima warisan
Tidak dikenal
lembaga ini,
penyelesaiannya
dengan wasiat
wajibah
PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS
MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (4)
9. Hal ahli waris
10. Bagian ahli
waris
11. Hak menolak
warisan
Hak dan bagian sama
Ditentukan secara
matematis
Mengenal lembaga
ini
Hak dan bagian
sama dalam
pembagian
individual
Ditentukan
seimbang
Tidak mengenal
lembaga ini
Hak dan bagian
tidak sama antara
laki-laki dan
perempuan
Ditentukan dengan
menetapkan besar
bagian yang akan
diterima oleh ahli
waris sesuai
penggolongannya
Tidak mengenal
lembaga ini
PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS
MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (5)
12. Perhitungan
harta warisan
oleh ahli
waris
13. Anak angkat
14. Anak luar
kawin
Dikenal lembaga
inbreg yang
merupakan
kewajiban dari para
ahli waris
Tidak dikenal anak
angkat tetapi bila
ada angkat dianggap
sama dengan anak
kandung
Harus melalui
pengakuan oleh ibu
maupun ayanhnya
Terdapat asas harta
warisan merupakan
kesatuan bagi para
ahli warisnya
Mengenal anak
angkat hanya hak
warisnya terbatas
pada harta bersama
Memiliki hubungan
hukum dengan
ibunya dan ayahnya
yang mengakuinya
Prinsipnya harta
warisan adalah harta
peninggalan
Tidak mengenal
anak angkat bila ada
diselesaikan dengan
wasiat
Memiliki hubungan
hukum dengan
ibunya
PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS
MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (6)
15. Pencabutan hak
mawaris
16. Hibah/sohenking
17. Wasiat/testamen
18. Pencabutan hak
waris
Ab-intestato dan testamen
Terkena inbreng
Sebagai hak pewaris yang
harus didahulukan
Pembunuhan dan perbuatan
lain yang tidak patut
dilakukan oleh ahli waris
terhadap pewaris (838 BW)
Semasa hidup
pewaris dan setelah
meninggalnya
pewaris
Diperhitungkan
dalam pewarisan
Wasiat kepada ahli
waris, sebagai
penetapan warisan
wasiat kepada bukan
ahli waris tidak boleh
merugikan ahli waris
Pembunuhan
Setelah
meninggalnya
pewaris dengan
wasiat
Tidak
diperhitungkan
dalam pembagian
warisan
Sebagai hak
pewarisan yang
harus didahulukan
Perbudakan
Pembunuhan
berlainan agama
berlainan negara

More Related Content

What's hot

Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2villa kuta indah
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Idik Saeful Bahri
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Leks&Co
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanLeks&Co
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Rizki Gumilar
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaRahmanzie Share
 

What's hot (20)

Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2Hukum perdata internasional 2
Hukum perdata internasional 2
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Ajaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerahAjaran otonomi daerah
Ajaran otonomi daerah
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Hukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BWHukum Waris Perdata BW
Hukum Waris Perdata BW
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1Hukum perikatan powerpoint1
Hukum perikatan powerpoint1
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesia
 

Viewers also liked

Skema ahli Waris
Skema ahli WarisSkema ahli Waris
Skema ahli Waristpahiday
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat 1Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat 1
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1natal kristiono
 
Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW
Ahlul Bait Nabi Muhammad SAWAhlul Bait Nabi Muhammad SAW
Ahlul Bait Nabi Muhammad SAWaswajanu
 
contoh kasus pelanggaran ham
contoh kasus pelanggaran ham contoh kasus pelanggaran ham
contoh kasus pelanggaran ham Santi Cristina
 
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKAMakalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKARatika Mueslim
 
Hukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaanHukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaanFerri Lee
 

Viewers also liked (9)

Skema ahli Waris
Skema ahli WarisSkema ahli Waris
Skema ahli Waris
 
1 pengertian
1 pengertian1 pengertian
1 pengertian
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat 1Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat 1
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat 1
 
Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW
Ahlul Bait Nabi Muhammad SAWAhlul Bait Nabi Muhammad SAW
Ahlul Bait Nabi Muhammad SAW
 
contoh kasus pelanggaran ham
contoh kasus pelanggaran ham contoh kasus pelanggaran ham
contoh kasus pelanggaran ham
 
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKAMakalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
Makalah hukum dan HAM studi kasus trisakti UIN SUKA
 
Hukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaanHukum adat kekeluargaan
Hukum adat kekeluargaan
 
Dasar dasar hukum adat
Dasar dasar hukum adatDasar dasar hukum adat
Dasar dasar hukum adat
 
Waris adat m kn2
Waris adat m kn2Waris adat m kn2
Waris adat m kn2
 

Similar to Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat

Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanEko Nainggolan
 
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanEko Nainggolan
 
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanEko Nainggolan
 
Hukum Adat Waris.ppt
Hukum Adat Waris.pptHukum Adat Waris.ppt
Hukum Adat Waris.pptDinarDorotea
 
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptxTUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptxremuslgr
 
Hukum Keluarga dan Waris Adat by agustinus astono.pptx
Hukum Keluarga dan Waris Adat by agustinus astono.pptxHukum Keluarga dan Waris Adat by agustinus astono.pptx
Hukum Keluarga dan Waris Adat by agustinus astono.pptxAgustinus Astono
 
09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adatQomaruz Zaman
 
Hak kewarisan anak luar nikah
Hak kewarisan anak luar nikah Hak kewarisan anak luar nikah
Hak kewarisan anak luar nikah diktum2015
 
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamNeyna Fazadiq
 
jogotirto kewenangan atau hak asal edit
jogotirto  kewenangan atau hak asal editjogotirto  kewenangan atau hak asal edit
jogotirto kewenangan atau hak asal editharis kunaifi
 
Implementasi Kerakteristik Kebersamaan dalam Hukum Adat
Implementasi Kerakteristik Kebersamaan dalam Hukum AdatImplementasi Kerakteristik Kebersamaan dalam Hukum Adat
Implementasi Kerakteristik Kebersamaan dalam Hukum AdatKurnia Siwi Hastuti
 

Similar to Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat (20)

MATERI HUKUM ADAT.pdf
MATERI HUKUM ADAT.pdfMATERI HUKUM ADAT.pdf
MATERI HUKUM ADAT.pdf
 
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
 
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
 
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisanKedudukan perempuan dalam pembagian warisan
Kedudukan perempuan dalam pembagian warisan
 
PPT SIDANG SKRIPSI.pptx
PPT SIDANG SKRIPSI.pptxPPT SIDANG SKRIPSI.pptx
PPT SIDANG SKRIPSI.pptx
 
Hukum Adat Waris.ppt
Hukum Adat Waris.pptHukum Adat Waris.ppt
Hukum Adat Waris.ppt
 
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptxTUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
TUGAS PPT HUKUM WARIS.pptx
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
Hukum Keluarga dan Waris Adat by agustinus astono.pptx
Hukum Keluarga dan Waris Adat by agustinus astono.pptxHukum Keluarga dan Waris Adat by agustinus astono.pptx
Hukum Keluarga dan Waris Adat by agustinus astono.pptx
 
Materi Hukum Adat
Materi Hukum AdatMateri Hukum Adat
Materi Hukum Adat
 
Hukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adatHukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adat
 
09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat09 hukum perkawinan adat
09 hukum perkawinan adat
 
HUKUM WARIS ADAT.pptx
HUKUM WARIS ADAT.pptxHUKUM WARIS ADAT.pptx
HUKUM WARIS ADAT.pptx
 
Hak kewarisan anak luar nikah
Hak kewarisan anak luar nikah Hak kewarisan anak luar nikah
Hak kewarisan anak luar nikah
 
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
 
HUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.pptHUKUM ADAT 2.ppt
HUKUM ADAT 2.ppt
 
jogotirto kewenangan atau hak asal edit
jogotirto  kewenangan atau hak asal editjogotirto  kewenangan atau hak asal edit
jogotirto kewenangan atau hak asal edit
 
Implementasi Kerakteristik Kebersamaan dalam Hukum Adat
Implementasi Kerakteristik Kebersamaan dalam Hukum AdatImplementasi Kerakteristik Kebersamaan dalam Hukum Adat
Implementasi Kerakteristik Kebersamaan dalam Hukum Adat
 
5-hukum-adat.ppt
5-hukum-adat.ppt5-hukum-adat.ppt
5-hukum-adat.ppt
 
Hukum adat meeting II
Hukum adat meeting IIHukum adat meeting II
Hukum adat meeting II
 

More from natal kristiono (20)

Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
 
Materi hukum pajak pajak daerah
Materi hukum pajak  pajak daerahMateri hukum pajak  pajak daerah
Materi hukum pajak pajak daerah
 
Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"Materi hukum pajak " pajak daerah"
Materi hukum pajak " pajak daerah"
 
Tugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbaleTugas pkn iqbale
Tugas pkn iqbale
 
Pkn zaskia
Pkn zaskiaPkn zaskia
Pkn zaskia
 
Bab xiv
Bab xivBab xiv
Bab xiv
 
Bab xiii
Bab xiiiBab xiii
Bab xiii
 
Bab xii
Bab xiiBab xii
Bab xii
 
Bab xi
Bab xiBab xi
Bab xi
 
Bab x
Bab xBab x
Bab x
 
Bab viii
Bab viiiBab viii
Bab viii
 
Bab vii
Bab viiBab vii
Bab vii
 
Bab vi
Bab viBab vi
Bab vi
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Bab ix
Bab ixBab ix
Bab ix
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Babi 5~1
Babi 5~1Babi 5~1
Babi 5~1
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat

  • 2. HUKUM WARIS POSITIF DI INDONESIA  DASAR HUKUM (berlakunya hukum waris) Berlaku atas dasar Pasal II AP UUD 1945 yang memberlakukan Hukum Waris BW, Hukum Waris Islam dan Hukum Waris Adat menurut Tatahukum Pem. Hindia Belanda berdasar atas Pasal 131 IS dan pasal 163 IS.  BERLAKUNYA HUKUM WARIS KEDEPAN Berlakunya bersifat sementara dan sebagai suatu sistem memiliki hubunganm secara sistemik dengan sistem hukum keluarga dan perkawinan, oleh karena itu ada konsekuensi yuridis dengan berlakunya UU no. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan UU No. 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama dan Perubahannya dengan UU No. 3 Tahun 2006.  HUKUM WARIS ADAT Hukum yang sedang mengalami perubahan karena adanya perubahan masyarakat dan perubahan pandangan hukum melalui Yurisprudensi Mahkamah Agung RI, terutama mengenai pembagian warisan secara individual.
  • 3. KEADAAN MASYARAKAT DAN PENGARUH POLITIK HUYKUM TERHADAP HUKUM WARIS ADAT  Hukum dan Typologi Masyarakat Hukum dan Masyarakat memiliki hubungan yang bersifat fungsional, apabila masyarakjat berubah maka hukumnyapun juga akan mengalami perubahan.  Pluralisme Hukum Sebagai akibat berlakunya Pasal II AP UUD 1945, dengan sendirinya berlaku pula pluralisme hukum, khususnya Hukum Waris BW, Hukum Waris Islam dan Hukum Waris Adat, yang berlaku mengikuti pergolongan rakyat (aspek historis)  Pergolongan Rakyat dan Unifikasi Hukum Perkembangannya politik pergolongan rakyat yang ditransfer dari Tatahukum Hindia Belanda tersebut, sedikit demi sedikit mengalami perubahan sejalan dengan perubahan politik hukum dengan diterbitkannya UU baru yang bersifat unifikasi hukum (Perkawinan dan Pengadilan Agama).
  • 4. ISTILAH-ISTILAH YANG RANCU DLM PRAKTIK HUKUM  Hukum Waris Adat dan Hukum Adat Waris  Pewarisan dan Pembagian Warisan  Harta Warisan dan Harta Peninggalan  Harta Bawaan dan harta Asal  Hibah, Schenking dan Hibah menurut Hukum Adat  Lembaga Hidup Waris dan Lembaga Penggantian Tempat Ahli Waris
  • 5. PENGERTIAN DAN TUJUAN PEWARISAN  PENGERTIAN PEWARISAN Pewarisan adalah proses penerusan, pengoperan, peralihan harta kekayaan materiil dan immateriil dari satu generasi ke generasi berikutnya.  TUJUAN PEWARISAN Menyelesaikan perikatan yang dibuat pewaris semasa hidupnya dan mempertahankan eksistensi masyarakat genealogis.  KONSEP HARTA WARISAN HARUS SUDAH BERSIH Harta peninggalan pewaris setelah dibersihkan dari utang-utang pewaris semasa hidupnya (termasuk biaya perawatan, selamatan dan biaya kubur), selebihnya baru dapat dilakukan pembagian warisan (Konsep pasiva dan aktiva).
  • 6. UNSUR-UNSUR PEWARISAN UNSUR-UNSUR Pewaris, Harta Warisan dan Ahli Waris. SIFAT KUMULATIF berkait dengan konsep peristiwa hukum waris, dan apabila salah satu saja dari unsur-unsur pewarisan tidak ada maka tidak akan terjadi peristiwa pewarisan. SISTEMATIKA UNSUR-UNSUR unsur-unsur tersebut merupakan suatu sistematika, yang berasngkat dari cara berpikir sistem dan susunan/urutan unsur-unsur tersebut tidak bisa dibolak- balik.
  • 7. HARTA WARISAN Konsep Harta nilai ekonomis, sosial dan magis, materiil dan immateriil, kepemilikan komunal dan individual, dapat dibagi dan tidak dapat dibagi  Apa arti pentingnya kualifikasi harta materiil dan immateriil, juga kepemilikan komunal dan individual dalam pembagian warisan ?  Kapan dan dalam keadaan bagaimana suatu harta peninggalan dapat dilakukan pembagian warisan ? Struktur harta keluarga masy. Parental/Bilateral (HAS, HAI dan HB HPS, HPI dan HB konsep harta bawaan)
  • 8. Struktur harta pada masy. patrilineal  Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas ketunggalan silsilah pancar laki-laki (kebapakan).  Anggota dan penerus silsilah adalah anak laki-laki  Anak perempuan akan pergi meningalkan marganya  Sistem perkawinannya dengan sistem asymetris connubium (dalian anatolu di Batak  Pembayaran Jujur  Kehidupan masyarakatnya ditopang oleh harta pusaka (“HAS”)  Pada awalnya tidak ada harta pencarian atau harta bersama, baru kemudian berkembang harta pencarian yang menjadi embrio harta bersama (HB).  Harta tersebut kepemilikannya individual dan terlepas dari harta pusaka, dan akhirnya dapat diwaris oleh anak perempuan
  • 9. Struktur harta pada masyarakat Matrilineal  Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas ketungalan silsilah pancar perempuan (Buah Paruik  buah perut)  Clan chaniago dan piliang (minangkabau)  Perkawinannya dengan sistem semenda, artinya tidak menyebabkan suami berpindah ikut kaum istrinya.  Anak-anak perempuan sebagai penerus silsilah kaum ibunya  Kehidupannya berada dalam sebuah rumah gadang (besar) dengan sistem bilik), dan ditopang oleh harta kaum  (HAI)  Kemudian berkembang menjadi masayakat minang yang hidup di minang dan di luar minang, dan yang diminang ada yang masih terikat pada rumah gadang dan sudah ada yang hidup dalam rumah- rumah tinggal.  Kemudian berkembang harta pencarian (“Suarang”)  menjadi dasar terbentuknya harta bersama (HB). Anak-anak semula tidak mewaris dari bapak kemudian mewaris dari harta suarang bapaknya.
  • 10. Struktur harta pada masyarakat Parental  Kesatuan kemasyarakatan yang organisasinya didasarkan atas ketunggalan silsilah bapak dan ibu.  Seorang individu selalu memiliki 2 silsilah, dari bapaknya dan dari ibunya.  Sistem perkawinannya menggunakan semenda.  Anak-anak selalu menjadi penerus silsilah bapak dan ibunya  Suami dan istri berkedudukan seimbang, sehingga masing-masing memiliki kecakapan bertindak dan memiliki hak kepemilikan  Struktur harta terdiri dari HAS, HAI dan HB  Anak-anak selalu menjadi ahli waris terhadap harta peninggalan bapak dan ibunya.
  • 11. KONSEP HARTA ASAL Istilah Harta Asal Istilah Harta Asal, menunjuk pada pengertian Asal-Usul, yang berarti harta yang diperoleh dari warisan (Pengertian Pewarisan), dan di dalam Harta keluarga menunjukkan kepemilikannya adalah individu si penerima warisan (suami/iteri). Makna Sebagai konsekuensi dari pengertian lain  “ajang hidup”, maka harta asal merupakan perwujudan dari melanjutkan eksistensi masyarakat genealogis. Prinsip yang berhak menerima warisan adalah anggota masyarakat genealogis (generasi berikut), jadi semua orang diluar anggota masyarakat genealogis tidak berhak mewarisnya (janda, Duda dan Anak Angkat). Dan adanya asas ASAL KEMBALI KE ASAL & KONSEP AHLI WARIS ASAL.
  • 12. KONSEP HARTA BERSAMA Harta yang diperoleh suami dan/atau isteri secara bersama-sama atau sendiri-sendiri selama perkawinan, yang bukan berasal dari warisan atau hadiah yang ditujukan kepada salah satu dari suami-isteri. Kepemilikannya bersama suami dan isteri, dg bagian masing-masing separo.
  • 13. DISKUSI KUALIFIKASI HARTA BERSAMA Indikator Harta Bersama (penghasilan/pendapatan, pembelian, hasil harta asal, perubahan bentuk harta). Diskusi  Tanah sawah, pekarangan, kebun  Rambutan/buah-buahan hasil kebun warisan  Rumah dan bangunan  Gaji dan penghasilan lainnya.  Hasil lotere atau hadiah/undian  Mobil dan motor atau sepeda.  Televisi dan perkakas rumah tangga.  Emas batangan dan perhiasan emas yang DIBELI suami/isteri selama perkawinan  Jam tangan pria dan jam tangan wanita yang DIBELI suami/isteri selama perkawinan
  • 14. PERKAWINAN LEBIH DARI SEKALI Suami atau isteri meninggal, kemudian janda atau dudanya kawin lagi Suami ganteng (type pejantan tangguh), punya isteri lebih dari satu dan tinggal dalam satu rumah  Poligami murni Suami kaya (type pejantan playboy), punya isteri lebih dari satu, dan masing-masing isteri dibuatkan rumah sendiri-sendiri  poligami monogami
  • 15. Kemungkinan pemisahan harta bersama diantara isteri-isteri  Dalam kasus pertama,  Dalam kasus kedua  Dalam kasus ketiga Adakah ada kemungkinan muncul harta bersama dengan para isteri, dan adakah kemungkinan harta-harta tersebut dipisahkan menjadi : contoh HB I, HB II, HB III, dst. Atau apabila tidak bisa dipisahkan, maka dapat diartikan menjadi harta bersama para isteri. Ada Yurisprudensi Mahkamah Agung RI (cari di diktat)  supaya sebisa mungkin harta-harta tersebut dipisahkan satu sama lain menjadi HB I, HB II, dst
  • 16. INDIKATOR HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN LEBIH DARI SEKALI PEROLEHAN ISTERI PEROLEHAN SUAMI Penghasilan/pendapatan isteri Waktu Hasil pembelian isteri Tempat Hasil dari harta asal isteri Atas nama Hasil perubahan bentuk harta asal isteri Catatan: apabila tidak bisa dibedakan maka menjadi harta bersama dengan para isteri.
  • 17. tugas-kelompok 1. Sistimatika unsur-unsur pewarisan menurut hukum waris adat 2. Konsep harta dan kualifikasi harta materiil dan imateriil, kepemilikan komunal dan individual dalam pembagian warisan 3. Struktur harta warisan pada masyarakat patrilineal, matrilineal dan parental 4. Arti pentingnya kriteria untuk menentukan suatu harta termasuk dalam kualifikasi harta bersama Waktu setengah jam kemudian presentasi (diskusi)
  • 18. AHLI WARIS ORANG-ORANG YANG BERHAK MENERIMA HARTA WARISAN PENINGGALAN PEWARIS
  • 19. SKEMA AHLI WARIS INDIKATOR generasi berikut anggota masyarakat genealogis tidak ada yang menghalangi menerima warisan SISTIM PATRILINEAL SISTIM MATRILINEAL SISTIM PARENTAL PRINSIP UMUM BERSIFAT ABSOLUT DASAR HUBUNGAN KODRAT TIDAK BISA PUTUSKAN PENGECUALIAN KEDUDUKAN ANAK KUAT KONSEP BIOLOGIS KONSEP SOSIOLOGIS KONSEP YURIDIS KONSEP ANAK ASAS HARTA W ARISAN SBG KESATUAN ASAS HAK DAN BAGIAN SAMA HAK SBG ASPEK KUALITAS BAGIAN SBG ASPEK KUANTITAS HAK DAN BAGIAN ANAK ANAK KETURUNAN falsafah air m engalir kebawah teori kran air GENERASI BERIKUT tujuan pewarisan mempertahankan eksistensi masyarakat genalogis AHLI W ARIS orang-orang yang berhak m enerim a harta warisan peninggalan pewaris
  • 20. SKEMA AHLI WARIS Orang-orang yang berhak menerima harta warisan peninggalan pewaris Generasi berikut keturunan anggota masyarakat genealogis  hub. Wangsa & hub. Silsilah (patrilineal, matrilineal dan parental dan tidak ada yang menghalangi utk terima warisan) Anak (kedudukannya kuat selaku ahliwaris, konsep anak  biologis, sosiologis, yuridis; hak (kualitas) dan bagian (kuantitas) anak selaku ahli waris
  • 21. KONSEP ANAK PERSETUBUHAN BAYI TABUNG PERTEMUAN SPERMA DENG AN SEL TELUR KLO NING PENG EMBANG AN JARING AN KO NSEP BIO LO G IS UU perlindungan anak seorang anak berhak tahu siapa orang tua biologisnya dilihat dari circle of life kualifikasi hukum nya sbg anak belum dewasa KO NSEP SO SIO LO G IS anak sah anak luar kawin anak zinah anak angkat dan anak tiri LING KUP HUKUM KELUARG A (Perkawinan) anggapan hukum nya KEPASTIAN HUKUM PERLINDUNG AN ANAK KO NSEP YURIDIS ANAK sbg sebuah konsep atau kualifikasi DAN SETIAP FENO MENA selalu ada kualifikasi hukum nya
  • 22. KONSEP ANAK  KONSEP BIOLOGIS DILIHAT DARI PROSES TERJADINYA: 1). PERTEMUAN ANTARA SPERMA DAN TELUR (persetubuhan dan bayi tabung) 2). PENGEMBANGAN JARINGAN (kloning)  KONSEP SOSIOLOGIS 1). CIRCLE OF LIFE 2). UU PERLINDUNGAN ANAK Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.  KONSEP YURIDIS DILIHAT DARI AKIBAT SUATU PROSES DIDALAM LINGKUP HUKUM KELUARGA (Anggapan hukum, kepastian hukum dan perlindungan anak) anak sah, anak kandung dlm terminologi hukum
  • 23. Konsep Anak UU No. 23/2002  Pasal 1 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. 2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 3. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga. 4. Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat.  orang tua merupakan struktur sosial (konsep sosial)  Pasal 7 (1) Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.
  • 24. diskusi Apakah seorang anak dalam status anak zinah, atau anak luar kawin dapat menuntut ke pengadilan untuk mengetahui siapa orang tua kandungnya ( dengan test DNA)  Pasal 7 UU No. 23 Th. 2002 ttg Perlindungan Anak Contoh: Kasus Taufik Hidayat Kasus anak bambang Tri dg Mayang Sari
  • 25. Konsep Anak Dalam Hukum Waris  Hukum Waris Berhubungan Dengan Hukum Keluarga  Konsep Anak meliputi; anak sah (anak kandung), anak angkat dan anak tiri.  Anak sah adalah anak yang lahir di dalam atau sebagai akibat perkawinan sah  Anak kandung adalah anak yang beribu wanita yang melahirkannya dan berayah pria suami ibunya  Anak angkat adalah anak orang lain atau kerabat yang melalui suatu tindakan hukum (pengangkatan anak) ditempatkan/didudukkan seperti anak kandung  Anak tiri adalah anak dari perkawinan terdahulu yang dibawa masuk kedalam perkawinannya yang baru
  • 26. Status Anak (1)  Pandangan dari aspek yuridis 1). Anak Sah diukur dari konsep yuridis (bukan konsep biologis) dan didasarkan atas anggapan hukum sebagai konsekuensi dari asas monogami untuk kepastian hukum dan perlindungan anak 2). Perlindungan hukum bagi suami yang kemungkinan dirugikan adalah melakukan penyangkalan di muka pengadilan, dan bila terbukti maka anak tsb hanya memiliki hubungan hukum dengan ibunya saja dan berstatus anak tidak sah (perkawinannya menjadi putus) 3). Anak Tidak Sah (anak luar kawin, anak haram/jadah).
  • 27. Stattus Anak (2)  Terhadap anak luar kawin dapat diakui Pengakuan harus dilakukan di muka pengadilan dan harus oleh laki-laki yang menghamilinya dan ada persetujuan dari ibu si anak  Terhadap anak haram/jadah tidak dapat diakui Pengakuan anak haram/jadah merupakan tindakan yang bertentangan dengan prinsip hukum (dari tindakan melangar hukum  zina) dan hukum keluarga dengan asas monogaminya PERSOALANNYA SEKARANG ADALAH BAGAIMANA DENGAN IMPLEMENTASI UU PERLINDUNGAN ANAK YANG MEMBERIKAN KEPADA SEORANG ANAK UNTUK DAPAT MENGETAHUI ORANG TUA BIOLOGISNYA (silahkan diinterpretasi)
  • 28. DISKUSI KUALIFIKASI ANAK PERISTIWA STATUS ANAK 1. Seorang pria berhubungan dengan seorang wanita sama-sama belum menikah Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak Zinah 2. Seorang pria menikah berhubungan dengan seorang wanita belum menikah Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak Zinah 3. Seorang pria bujangan berhubungan dengan seorang wanita menikah Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak Zinah 4. Seorang pria berhubungan dengan seorang wanita sama-sama telah menikah Anak Sah, Anak Luar kawin, Anak Zinah
  • 29. DISKUSI KUALIFIKASI ANAK Sandi Harun menikah siri dengan Djodi Setiawan dan melahirkan anak bernama rimbi. Djodi setiawan memproses Akte kelahiran Rimbi dengan Djodi Setiawan dan Sandi harun sebagai orang tuanya. Sandi Harun menyatakan bahwa Rimbi adalah hasil hubungannya dengan Tommy Soeharto (suami tata)
  • 30. Diskusi kasus Anak sah adalah anak yang lahir di dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah Dalam perspektif Hukum Islam seorang anak perempuan yang lahirnya dibawah 6 bulan dari umur perkawinan orang tuanya, bapak/suami ibunya tersebut tidak boleh menjadi wali nikahnya Bagaimana konsep incest
  • 31. ANAK ANGKAT  Anak orang lain atau kerabat dengan suatu tindakan hukum ditempatkan dalam kedudukan seperti anak kandung  Sebagai suatu lembaga yang tumbuh dalam masyarakat untuk mengatasi kelangsungan masyarakat genealogis dan persoalan sosial lainnya sehubungan tidak memiliki anak laki-laki atau atau anak perempuan, atau karena kasih sayang terhadap seorang anak, atau merupakan investasi dihari tua.
  • 32. Tugas kelompok diskusi  apa arti pentingnya kepastian hukum status hukum anak dalam pembagian warisan (kelompok ganjil) Persyaratan dan hal-hal yang menghalangi seseorang menempati posisi sebagai ahli waris (kelompok genap)
  • 33. Skema anak angkat PENERUS SILSILAH TIDAK PUNYA ANAK KASIH SAYANG INVESTASI HARI TUA M O TIVASI NO N YUDICIAL PENG ESAHAN ANAK ANG KAT PENG ANG KATAN ANAK YUDICIAL TERANG dg form alitas DIAM -DIAM tidak form al PO SES PENG ANG KATAN ANAK HAK M EW ARIS ASPEK HUKUM KELUARG A KEKUASAAN O RANG TUA ADA LARANG AN KAW IN AKIBAT HUKUM ANAK ANG KAT HAK DAN BAG IAN ANAK ANG KAT ANAK ANG KAT
  • 34. HAK MEWARIS ANAK ANGKAT Putusan MARI Kesimpulan 1. Hukum Adat Periangan, seorang anak kikut tidak mewaris harta pusaka (asli/asal) orang tua angkatnya (Pts. MA No. 82 K/Sip/1957 5 Maret 1958). 1. Anak angkat berhak mewaris terbatas pada harta gono-gini (harta bersama). 2. Hukum Adat Jawa Tengah, seorang anak angkat hanya mewaris harta gono-gini orang tua angkatnya (Pts. MA No. 37 K/Sip/1959 18 Maret 1959). 2. Anak angkat tidak berhak mewaris terhadap harta pusaka (asli/asal). 3. Hukum Adat yang berlaku anak angkat mewaris harta gono-gini orang tua angkatnya dan menuutup ahli waris asal Pts. MA No. 102 K/Sip/1972 23 Juli 1977). 3. Anak angkat bisa menutup hak mewaris ahli waris asal.
  • 35. ANAK TIRI (Anak Gawan)  Anak dari suami atau isteri yang dibawa masuk kedalam perkawinan yang baru.  Anak tiri hanya memiliki hubungan hukum keperdataan dengan orang tua kandungnya.  Anak tiri tidak mewaris dari orang tua tirinya, hanya mewaris dari orang tua kandunhgnya saja.  Pts. MA RI No. 400 K/Sip/1975: Harta gomo-gini harus jatuh pada anak kandung, bukan kepada anak tiri/gawan, oleh karena itu hibah tanpa sepengetahuan yang berkepentingan patut dibatalkan.
  • 36. JANDA Janda /Duda Satu generasi dengan pewaris, oleh karena itu menurut hukum adat tidak termasuk sebagai ahli waris dan hanya menerima separuh dari harta bersama, dan kedepan tumbuh wacana sebagai ahli waris melalui Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Janda bukan Duda Dari aspek sosiologis dan kulturil serta ekonomi, posisi secara umum adalah lemah (sudah jatuh ketimpa tangga), terutama apabila harta keluarga hanya ada harta asal suami saja. Janda Hukum memberikan perlindungan dengan memberi hak sementara sampai ia kawin lagi atau meninggal dunia, untuk hidup layak dan menikmati serta menunda harta peninggalan almarhum suaminya uintuk dibagi warisan.
  • 37. Konsekuensi yuridis bagi JANDA Meneruskan kekuasaan orang tua apabila anak- anak masih kecil. Memegang hak kepengurusan (beheer) atas harta peninggalan suaminya untuk kepentingan anak- anaknya dan untuk hidup layak bagi dirinya. Dapat menarik kembali harta peninggalan suaminya almarhum yang berada dalam kekuasaan orang lain.
  • 38. PERKEMBANGAN HAK MEWARIS JANDA  Melalui YurisprudensiMahkamah Agung RI sejak tahun 1960an dimunculkan wacana JANDA SEBAGAI AHLI WARIS.  Konsep awal Janda hanya menerima separuh bagian dari harta bersama, dan dalam Yurisprudensi dikualifikasi sebagai menerima warisan.  Konsep Janda sebagai ahli waris didasarkan pada prinsip KEADILAN.  Indikasi adanya perubahan cara pandang dari pandangan komunalisitis bergerak ke individualistis.  Apabila perubahan cara pandang tersebut telah ada opinio yuris secara nasional, maka konsep janda sebagai ahli waris akan establish dan tujuan pewarisan menurut hukum adat akan berubah.
  • 39. BEBERAPA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA (1) 1. Dalam hal tidak ada anak, harta warisan setengah bagian untuk janda dan yang setengah bagian untuk keluarga suami atau seluruhnya dapat dinikmati janda selama hidupnya dan selama ia tidak kawin lagi (Pts. No. 542 K/Sip/1972 tanggal 3 Nopemnber 1976).
  • 40. BEBERAPA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA (2) 2. Menurut hukum adat diseluruh Indonesia, seorang janda perempuan merupakan ahli waris dari barang-barang asal dari suaminya, dalam arti:sekurang-kurangnya barang asal tsb. Harus tetap ditangan janda sepanjang untuk hidup secara pantas sampai ia kawin lagi atau meninggal. Sedang dibeberapa daerah di Indonesia dalam hal barang-barang warisan amat banyak, Janda berhak atas bagian warisan seperti seorang anak kandung (Pts. No. 302 K/Sip/11960 tanggal 2 Nopember 1960).
  • 41. BEBERAPA PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA (3) 3. Di Kabanjahe (Tapanuli > selatan), mengingat pertumbuhan masyarakat dewasa ini menuju kearah persamaan kedudukan antara pria dengan wanita dan pengakuan janda sebagai ahli waris  Janda berhak separoh dari harta bersama dan sisanya dibagi antara janda dan kedua anaknya (Pts. No. 100 K/Sip/1967 tanggal 14 Juni 1968).
  • 42. ARGUMENTASI JANDA SEBAGAI AHLI WARIS 1. Pandangan keadilan yang didasarkan kedudukan pria dengan wanita sama. 2. Nilai komunalistis bergeser kearah nilai individualistis. 3. Hak mewaris Janda sama dengan hak mewaris anak. 4. Bagian mewaris Janda sama dengan bagian mewaris anak. 5. Janda tidak dapat menutp bagian mewaris ahli waris asal. 6. Janda menerima warisan bersama anak-anaknya atas separo harta bersama suaminya. 7. Tidak ada kejelasan hak mewaris Janda atas harta asal suaminya. 8. Pemberian hak mewaris Janda secara penuh akan menggeser nilai-nilai hukum adat. 9. Nilai baru hak mewaris Janda akan berpengaruh pada masyarakat Patrilineal dan Matrilineal.
  • 43. SISTIM PEWARISAN  SISTIM PEWARISAN SECARA KOLLEKTIF Sistem pewarisan yang didasarkan pada prinsip komunalistis, sebagai bagian dari proses pewarisan (penerusan, pengoperan dan peralihan) kepada generasi berikut.  SISTIM PEWARISAN MAYORAT Sistim pewarisan yang didasarkan pada prinsip kumonalistis yang terjadi pada suatu masyarakat, dan tidak terjadi pemecahan harta warisan tetapi terjadi secara mayorat (mayorat sulung atau mayorat bungsu).  SISTIM PEWARISAN INDIVIDUAL Sistim pewarisan yang didasarkan pada proses pewarisan dan menggunakan metode pembagian warisan secara individual.
  • 44. PEMBAGIAN WARISAN PEWARISAN INDIVIDUAL PEMBERIAN KEPADA ANAK SEW AKTU ANAK MENIKAH PEW ARISAN SEBAG IAN HIBAH W ASIAT PACUNG AN PENG G ARAPAN PENG UASAAN TANPA PERALIHAN YURIDIS DENG AN PERALIHAN YURIDIS PEMBAG IAN SELURUHNYA PEW ARISAN SELURUHNYA SEM ASA PEW ARIS HIDUP SESUAI ATAU TIDAK SESUAI KETENTUAN W ARISAN M USYAW ARAH AHLI W ARIS TANPA SENG KETA SESUAI KETENTUAN HAK DAN BAG IAN AHLI W ARIS DENG AN SENG KETA SETELAH PEW ARIS M ENING G AL PRO SES PEMBAG IAN W ARISAN SECARA INDIVIDUAL
  • 45. Sistem pewarisan/pembagian  Semasa hidup pewaris (inisiatif ada pada pewaris, hak ahli waris belum terbuka)teknisnya: sebagian atau seluruhnya, diikuti peralihan yuridis atau tidak diikuti peralihan yuridis (penunjukan, digarap) bentuknya: hibah atau hibah wasiat.  Setelah pewaris meninggal (inisiatif ada pada para ahli waris, sebab hak para ahli waris sudah terbuka) teknisnya: pembagian warisan tanpa sengketa atau dengan musyawarah dan pembagian warisan dengan sengketa  sengketa diartikan sudah menjadi perkara di pengadilan.
  • 46. Kepastian hukum  Apakah pembagian warisan semasa hidup pewaris, mengandung kepastian hukum  artinya memiliki ketentuan yang mengikat semua ahli waris ?  Antara pembagian warisan setelah pewaris meninggal, yang mana yang menjamin kepastian hukum, dan yang mana yang lebih mencerminkan keadilan ?  Ada berapa cara dalam menentukan pembagian warisan dengan musyawarah para ahli waris ?  Bagaimana kepastian hukumnya dikemudian hari, ketika dipilih pembagian warisan dengan ketentuan bagian yang tidak sama diantara para ahli warsis, dan kemudian setelah para ahli waris ada yang mati, anak-anak yang mati tersebut merasa tidak meneirma pembagian warisan tersebut karena dipandang tidak adil, atau belum menerima warisan ?
  • 47. HASIL PENELITIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI PONTIANAK, BANJARMASIN, BANDAACEH, PADANG, DENPASAR, JAWA TENGAH & MAHKAMAH AGUNG REP. INDONESIA ASAS-ASAS YG SAMA/MIRIP ASAS-ASAS YANG BERBEDA 1. Keluarga bilateral 1.Hak & bagian ahli warisl 2. Jenis-jenis harta 2.Hak & bagian janda, anak, anak angkat 3. Sistim pewarisan individual 3.Penggantian tempat ahli waris 4. Saat terbukanya warisan 4.Hilangnya hak mewaris krn beda agama 5. Ab-intestato dan testamen 5.Harta yg tidak dapat dibagi waris 6. Pemisahan jenis harta sblm dibagi 6.Inbreng, hibah kpd ahli waris diperhitungkan dlm pembagian warisan 7. Kedudukan anak selaku ahli waris 7.Kekuasaan masyarakat atas harta pusaka 8. Anak tiri tidak mewaris 9. Penggolongan ahli waris
  • 48. PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (1) PRINSIP- PRINSIP KUH PERDATA (BW) HUKUM ADAT HUKUM ISLAM 1. Konsep keluarga 2. Sistem pewarisan 3. Terbukanya warisan 4. Konsep harta keluarga Bilateral Individual Kematian pewaris Persatuan Patrilineal Matrilineal Parental Kolektif Mayorat Individual Kematian pewaris Bukan persatuan Patrilioneal-Bilateral Individual Kematian Pewaris Bukan persatuan
  • 49. PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (2) 5. Jenis harta keluarga 6. Keadaan harta warisan Harta persatuan kecuali ada perjanjian kawin Bersih dari hutang Dapat dibagi-bagi Harta materiil Harta peninggalan Aktiva & pasiva Harta pusaka Harta asal Harta pencaharian (harta bersama) Bersih dari hutang Ada yang tidak terbagi dan ada yang dapat dibagi-bagi Harta materiil dan harta immateriil Harta peninggalan dan harta pemberian dari sipewaris semasa hidupnya kepada ahli waris Aktiva Harta masing- masing suami isteri dan harta bersama Bersih dari hutang Dapat dibagi-bagi Harta materiil Harta peninggalan Aktiva & pasiva
  • 50. PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (3) 7. Ahli waris 8. Penggantian tempat ahli waris Ab-intestato dan testamen Garis keatas Garis kebawah Dikenal penggolongan ahli waris Dikenal konsep penghalang menerima warisan Dikenal lembaga ini Genealogis dan perbuatan hukum (anak angkat) Garis kebawah dan muncul janda Dikenal penggolongan ahli waris Dikenal konsep penghalang menerima warisan Dikenal lembaga ini Genealogis (nasab) dan karena perkawinan Garis kebawah Garis keatas Garis menyamping Dikenal penggolongan ahli waris Dikenal konsep penghalang menerima warisan Tidak dikenal lembaga ini, penyelesaiannya dengan wasiat wajibah
  • 51. PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (4) 9. Hal ahli waris 10. Bagian ahli waris 11. Hak menolak warisan Hak dan bagian sama Ditentukan secara matematis Mengenal lembaga ini Hak dan bagian sama dalam pembagian individual Ditentukan seimbang Tidak mengenal lembaga ini Hak dan bagian tidak sama antara laki-laki dan perempuan Ditentukan dengan menetapkan besar bagian yang akan diterima oleh ahli waris sesuai penggolongannya Tidak mengenal lembaga ini
  • 52. PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (5) 12. Perhitungan harta warisan oleh ahli waris 13. Anak angkat 14. Anak luar kawin Dikenal lembaga inbreg yang merupakan kewajiban dari para ahli waris Tidak dikenal anak angkat tetapi bila ada angkat dianggap sama dengan anak kandung Harus melalui pengakuan oleh ibu maupun ayanhnya Terdapat asas harta warisan merupakan kesatuan bagi para ahli warisnya Mengenal anak angkat hanya hak warisnya terbatas pada harta bersama Memiliki hubungan hukum dengan ibunya dan ayahnya yang mengakuinya Prinsipnya harta warisan adalah harta peninggalan Tidak mengenal anak angkat bila ada diselesaikan dengan wasiat Memiliki hubungan hukum dengan ibunya
  • 53. PERBANDINGAN ASAS-ASAS HUKUM WARIS MENURUT BW, HUKUM ADAT & HUKUM ISLAM (6) 15. Pencabutan hak mawaris 16. Hibah/sohenking 17. Wasiat/testamen 18. Pencabutan hak waris Ab-intestato dan testamen Terkena inbreng Sebagai hak pewaris yang harus didahulukan Pembunuhan dan perbuatan lain yang tidak patut dilakukan oleh ahli waris terhadap pewaris (838 BW) Semasa hidup pewaris dan setelah meninggalnya pewaris Diperhitungkan dalam pewarisan Wasiat kepada ahli waris, sebagai penetapan warisan wasiat kepada bukan ahli waris tidak boleh merugikan ahli waris Pembunuhan Setelah meninggalnya pewaris dengan wasiat Tidak diperhitungkan dalam pembagian warisan Sebagai hak pewarisan yang harus didahulukan Perbudakan Pembunuhan berlainan agama berlainan negara