Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas implementasi karakteristik kebersamaan hukum adat dan kaitannya dengan sistem kekerabatan patrilineal, matrilineal, dan parental; (2) Contoh implementasi kebersamaan dalam sistem patrilineal adalah Majelis Desa Pakraman di Bali dan Rumah Betang suku Dayak, sedangkan contoh dalam sistem matrilineal adalah penggunaan Rumah Gadang Minangkabau; (
1. IMPLEMENTASI KERAKTERISTIK
KEBERSAMAAN HUKUM ADAT , KAITANNYA
DENGAN SISTEM KEKERABATAN
PATRILINEAL, MATRILINEAL, DAN PARENTAL
Oleh:
1. Fissy Erlieta Hadi (20100610046)
2. Elva Noor Endah Rosmalia (20100610014)
3. Kurnia Siwi Hastuti (20100610034)
4. Erta Andriani Okta Berti (20100610001)
5. M.
2. KARAKTERISTIK KEBERSAMAAN
Kebersamaan atau komunal (commuun) adalah sifat yang
mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan diri
sendiri. Manusia menurut hukum adat, merupakan makluk
dalam ikatan kemasyarakatan yang erat.
Berbeda dengan hukum Barat yang berpusat pada individu, maka
hukum adat berpusat kepada masyarakat. Kepentingan bersama lebih
diutamakan, sedangkan kepentingan individu diliputi oleh kepentingan
bersama (bermuatan publik). Hal itu dapat dilihat misalnya pada
rumah gadang dan tanah pusaka di Minangkabau, tanah dati di Ambon,
tanak Karang Desa dabn Ayahan Desa di Bali. Namun demikian
pengutamaan kepentingan bersama itu bukan berarti kepentingan
perorangan diabaikan.
3. Ciri kebersamaan dalam hukum adat Indonesia dicerminkan dari
adanya paguyuban hidup.
Suatu paguyuban adalah suatu himpunan manusia dimana yang
menonjol adalah berbagai hubungan guyub. Hubungan guyub
adalah suatu hubungan di mana orang yang satu menghadapi
orang lain tidak hanya sebagai lantaran, melainkan sebagai
tujuan. Perekat hubungan ini adalah berbagai perasaan cinta,
rindu, simpati dsb. Dengan demikian paguyuban hidup
merupakan himpunan manusia di mana perhatian orang yang
satu dengan yang lain ditujukan kepada segala hal yang perlu
dan penting baginya dalam penghidupan dan kehidupannya
tanpa pengecualian. Dengan kata lain bahwa semua orang yang
terhimpun dalam kelompok itu merasa krasan dan omah (at his
case at home).
4. Secara umum, contoh ciri kebersamaan hukum adat
adalah adanya kerja bakti dan gotong royong dalam
kehidupan bermasyarakat.
Hal ini diimplementasikan ke dalam sila ke-4 Pancasila
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan”, yang mengandung
dasar kedaulatan rakyat dan nilai-nilai gotong royong.
Dengan demikian diakui kesamaan akses atau peluang
bagi setiap warganegara untuk mengalami dan menikmati
kesejahteraan dan keadilan sosial.
6. …PATRILINEAL
1. Majelis Desa Pakraman di Bali
Majelis Desa Pakraman atau singkat dengan MDP merupakan
organisasi (lembaga adat) yang bersifat religius.
Wewenang MDP:
a. Memusyawarahkan berbagai hal yang menyangkut masalah-
masalah adat dan agama untuk kepentingan desa pakraman.
b. Sebagai penengah dalam kasus-kasus adat yang tidak dapat di
selesaikan pada tingkat desa
c. Membantu penyelenggaraan upacara keagamaan di kecamatan,
kabupaten/ kota di propinsi Bali
7. 2. Rumah Betang Suku Dayak
Bentuk dan besar rumah ada yang
panjangnya mencapai 150 meter dan
lebarnya mencapai 30 meter. Rumah
Betang umumnya dibangun dalam bentuk
panggung dengan ketinggian tiga sampai
lima meter di atas tanah untuk
menghindari dan mengantisipasi ancaman
banjir yang sering menimpa daerah-daerah
hulu sungai di Kalimantan. Banyaknya
Rumah Betang di suatu pemukiman bisa
lebih dari satu, tergantung banyaknya
anggota komunitas di hunian tersebut.
Setiap keluarga menempati bilik yang
disekat-sekat dari Rumah Betang yang
besar tersebut.
8. Rumah Betang…
Di dalam rumah Betang ini setiap kehidupan individu dalam rumah
tangga dan masyarakat diatur melalui kesepakatan bersama yang
dituangkan dalam hukum adat. Nilai utama yang menonjol dalam
kehidupan di rumah Betang adalah nilai kebersamaan
(komunalisme) di antara para warga yang menghuninya, terlepas
dari perbedaan-perbedaan yang mereka miliki. mengetahui bahwa
suku Dayak adalah suku yang menghargai suatu perbedaan, mereka
menghargai perbedaan etnik, agama ataupun latar belakang sosial.
Budaya Rumah Betang adalah budaya yang menjunjung nilai
kebersamaan, persamaan hak, saling menghormati, dan tenggang
rasa.
9. ..MATRILINEAL
1. Penggunaan Rumah Gadang Minangkabau
Rumah Gadang sebagai tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan
tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di
dalamnya. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami memperoleh
sebuah kamar. Sementara perempuan tua dan anak-anak memperoleh tempat di
kamar dekat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain.
Seluruh bagian dalam Rumah Gadang merupakan ruangan lepas kecuali kamar tidur.
Bagian dalam terbagi atas lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang. Tiang itu
berbanjar dari muka ke belakang dan dari kiri ke kanan. Tiang yang berbanjar dari
depan ke belakang menandai lanjar, sedangkan tiang dari kiri ke kanan menandai
ruang. Jumlah lanjar bergantung pada besar rumah, bisa dua, tiga dan empat.
Ruangnya terdiri dari jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas.
10. …PARENTAL
Sebagai contoh adalah dalam masyarakat suku Jawa ada:
Dudu anak dudu kadang yen mati melu kelangan (Jw).
Kewibawaan suami istri adalah sama nilai baik terhadap harta
perkawinan maupun kualitas orangtua terhadap anaknya.
Ada harta “gana” yang menjadi milik suami dan istri secara sendiri-
sendiri. Terdiri atas harta yang dibawa ke dalam perkawinan dan harta
yang diperoleh selama masa perkawinan selaku warisan. Ada juga
harta “gini” terdiri atas barang-barang yang diperoleh semasa hidup
secara sah, tan tidak menghiraukan barang itu hasil usaha siapa.
Terdapat DPR Kalurahan (Dewan Kalurahan) yang dibentuk atas dasar
pemilihan rakyat dan bertugas mengatur segala urusan rumah tangga
desa. Ada juga MPR Desa (Majelis Desa) yang terdiri kepala
Somah/brayat dan bertugas memutuskan perselisihan antara Dewan
Kalurahan.
11. DAFTAR PUSTAKA
Sudiyat, Iman.1978.Asas-Asas Hukum Adat Bekal
Pengantar. Yogyakarta: Liberty
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/01/hukum- adat-
dalam- perkembangan.html
http://www.balisruti.or.id/pemikiran-kritis-perempuan-dan- sistim-
pewarisan-patrilineal.html
http://etnikprogresif.blogspot.com/2010/09/rumah-betang-dan-
nilai- kerukunan-yang.html