Hukum Waris Adat di Indonesia didasarkan pada lima asas pokok yaitu ketuhanan, musyawarah, kesamaan hak, kerukunan keluarga, dan keadilan. Proses pewarisan terjadi ketika pewaris meninggal dunia dan meninggalkan harta warisan yang selanjutnya dibagikan kepada ahli waris melalui musyawarah bersama berdasarkan asas-asas tersebut.
2. Apa itu Hukum ?
• E.M. Meyers: kumpulan aturan tingkah laku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat.
• Mochtar Kusumaatmaja: kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan
bermasyarakat dan dibuat berdasarkan pada keadilan.
• Aristoteles: sebuah wujud kebijaksanaan kolektif warga negara (collective
wisdom), sehingga peran warga negara diperlukan dalam
pembentukannya. (positivis)
3. Adat
tingkah laku seseorang yang terus-menerus
dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti
oleh masyarakat luar dalam waktu yang lama
Hukum Adat
• peraturan-peraturan hidup yang meskipun tidak diundangkan oleh
penguasa, tetapi tetap dihormati dan ditaati oleh rakyat dengan
keyakinan bahwa peraturan-peraturan tersebut berlaku sebagai
hukum. (bellefroit)
• hukum yang hidup, karena merupakan penjelmaan perasaan hukum
yang nyata dari rakyat. (Savigny)
5. Eksistensi (suatu keadaan ada)
dari hukum adat kemudian
memunculkan Hukum Waris Adat
Jadi, Hukum Waris Adat adalah
?
6. Hukum Waris Adat
hukum yang memuat ketentuan-ketentuan tentang
sistem dan asas-asas hukum waris, tentang harta
warisan, pewaris dan ahli waris serta cara bagaimana
harta warisan itu dialihkan penguasaan dan
pemilikannya dari pewaris kepada ahli waris.
7. Asas Hukum ?
Pikiran dasar yang sifatnya umum, melandasi latar
belakang dan petunjuk-petunjuk hukum yang berlaku.
Sebuah Pondasi Pemikiran.
8. de
Asas-Asas Hukum Waris Adat
1. Asas ketuhanan dan pengendalian diri
2. Asas musyawarah dan mufakat
3. Asas kesamaan dan kebersamaan hak
4. Asas kerukunan dan kekeluargaan
5. Asas keadilan
9. adanya kesadaran bagi para ahli waris, bahwa rezeki berupa harta
kekayaan manusia yang dapat dikuasai dan dimiliki merupakan karunia
dan keridhaan tuhan atas keberadaan harta kekayaan.
1. Asas ketuhanan dan pengendalian diri
2. Asas musyawarah dan mufakat
para ahli waris membagi harta warisnya melalui musyawarah
mufakat yang dipimpin oleh ahli waris yang dianggap dituakan,
dan bila terjadi kesepakatan dalam pembagian harta warisan,
kesepakatan itu bersifat tulus-ikhlas yang dikemukakan dengan
perkataan yang baik yang ke luar dari hati nurani pada setiap
ahli waris.
10. setiap ahli waris mempunyai kedudukan yang sama sebagai orang yang berhak
untuk mewaris harta peninggalan pewarisnya, seimbang antara hak dan
kewajiban tanggung jawab bagi setiap ahli waris untuk memperoleh harta
warisannya.
3. Asas kesamaan dan kebersamaan hak
4. Asas kerukunan dan kekeluargaan
Asas kerukunan dan kekeluargaan, yaitu para ahli waris
mempertahankan untuk memelihara hubungan kekerabatan
yang tenteram dan damai, baik dalam menikmati dan
memanfaatkan harta warisan, kesepakatan itu bersifat
tulus/ikhlas yang dikemukakan dengan perkataan yang baik
yang ke luar dari hati nurani pada setiap ahli waris.
11. Asas keadilan, yaitu mengandung maksud di dalam keluarga dapat ditekankan
pada sistem keadilan, hal ini akan mendorong terciptanya kerukunan dari keluarga
tersebut yang mana akan memperkecil peluang rusaknya hubungan dari
kekeluargaan tersebut.
5. Asas Keadilan
12.
13. KAPAN TERJADINYA
PROSES PENGOPERAN
WARISAN ?
• proses penerusan atau pengoperan
harta kekayaan pada waktu sesudah
pemiliknya meninggal dunia yang
disebut dengan "warisan" (hibah
wasiat).
• proses penerusan harta peninggalan
pada pewaris masih hidup disebut
"penghibahan". hibah yang diberikan
kepada seseorang hubungannya
darah dalam hukum adat waris
diperhitungkan pada waktu pembagian
warisan.
14. pewarisan adalah suatu
perpindahan segala hak dan
kewajiban seseorang yang
meninggal kepada para ahli
warisnya
proses pewarisan tersebut mempunyai tiga
unsur yang harus dipenuhi sebelum proses
pewarisan tersebut dapat dilakukan, yaitu:
(1) seorang peninggal warisan (pewaris) yang
pada waktu wafatnya meninggalkan warisan;
(2) seorang atau beberapa orang para ahli waris
yang berhak menerima harta kekayaan yang
ditinggalkannya;
(3) harta warisan atau harta peninggalan, yaitu
harta yang ditinggalkan, dibagi-bagi, dan sekali
beralih kepada ahli waris.
15. 1.Pewaris
orang atau subjek yang memiliki
harta warisan (peninggalan) selagi
ia masih hidup atau sudah
meninggal dunia, harta peninggal
akan diteruskan penguasaan atau
pemilikannya dalam keadaan tidak
terbagi-bagi atau terbagi-bagi.
Unsur-unsur
pewarisan
yang terdapat
dalam
masyarakat
adat
jenis-jenis pewaris:
• ditarik dari garis keturunan pihak laki-laki.
• ditarik dari garis keturunan pihak perempuan.
• ditarik dari garis keturunan pihak laki-laki
dan perempuan (parental/bilateral).
16. 2. AHLI WARIS
Dalam hukum waris adat, semua orang
yang berhak menerima bagian dalam
harta warisan, yaitu anggota keluarga
dekat dari pewaris yang berhak dan
berkewajiban menerima penerusan
harta warisan, baik berupa barang
berwujud atau harta yang tidak
berwujud benda.