SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Sejarah Perkembangan
Hukum Perdata Internasional
IDIK SAEFUL BAHRI, M.H.
SEJARAH PERKEMBANGAN HPI
Masa
kekaisaran
Romawi
HPI mulai
abad ke-2
SM
Friederich
Carl Von
Savigny
HPI universal
di Jerman
Masa
keemasan
HPI
Khususnya di
Eropa
Daratan
Abad- ke-19
ERA ROMAWI (ABAD KE 2 SM)
Pola hubungan internasional dalam wujud sederhana sudah
mulai tampak dengan adanya hubungan-hubungan antara :
Warga (cives) Romawi dengan penduduk provinsi-provinsi atau
Municipia (untuk wilayah di Italia, kecuali Roma) yang menjadi
bagian dari wilayah kekaisaran karena pendudukan. Penduduk
asli provinsi-provinsi ini dianggap sebagai orang asing, dan
ditundukkan pada hukum mereka sendiri.
Penduduk provinsi atau orang asing yang berhubungan satu
sama lain di wilayah kekaisaran Romawi, sehingga masing-
masing pihak dapat dianggap sebagai subjek hukum dari
beberapa yurisdiksi yang berbeda.
Untuk menyelesaikan sengketa dalam hubungan-hubungan tersebut,
dibentuk peradilan khusus yang disebut Praetor Peregrinis. Pada dasarnya
hukum yang dibuat untuk para cives Romawi yaitu Ius Civile. Ius Civile yang
telah disesuaikan untuk kebutuhan pergaulan “antar bangsa”, kemudian
berkembang menjadi Ius Gentium.
Ius Gentium tersebut dibagi menjadi 2 kategori, sebagaimana juga dalam
Ius Civile, yaitu:
 Ius Privatum: mengatur persoalan-persoalan hukum orang perorangan.
Ius Privatum: menjadi cikal bakal HPI yang berkembang dalam tradisi
hukum eropa kontinental.
 Ius Publicum: mengatur persoalan-persoalan kewenangan negara sebagai
kekuasaan publik. Ius Publicum: berkembang menjadi sekumpulan asas
dan kaidah hukum yang mengatur hubungan antara kekaisaran Romawi
dan negara lain (cikal bakal hukum internasional publik).
ERA ROMAWI (ABAD KE 2 SM)
Prinsip Hukum Perdata Internasional era Romawi berdasarkan
asas teritorial. Beberapa asas HPI yang berkembang pada masa
tersebut dan menjadi asas penting dalam HPI Modern
diantaranya:
 Asas Lex Rei Sitae (lex Situs) : Perkara-perkara yang
menyangkut benda-benda tidak bergerak
(immovables/onroerend goederen) tunduk pada hukum
tempat dimana benda itu berada/terletak.
 Asas Lex Domicilii : Menetapkan hak dan kewajiban
perorangan harus diatur oleh hukum dari tempat seseorang
berkediaman tetap.
 Asas Lex Loci Contractus : Menetapkan bahawa perjanjian-
perjanjian (yang melibatkan pihak-pihak warga dari wilayah
yang berbeda) berlaku hukum dari tempat pembuatan
perjanjian.
ASAS HUKUM ERA ROMAWI
ERA PERTUMBUHAN ASAS PERSONAL HPI (ABAD KE 6-10)
 Akhir abad ke-6 Kekaisaran Romawi ditaklukkan oleh bangsa bekas jajahan
Romawi.
 Wilayah bekas Romawi diduduki oleh berbagai suku bangsa yang dibedakan
secara genealogis dan bukan teritorial.
 Dalam menyelesaikan sengketa antar suku bangsa, ditetapkan terlebih dahulu
sistem-sistem hukum adat mana yang relevan dengan perkara, kemudian baru
dipilih hukum mana yang harus diberlakukan.
 Tumbuh beberapa prinsip HPI yang dibuat atas dasar asas genealogis.
Beberapa prinsip HPI yang dibuat atas dasar Asas Genealogis:
Asas umum yang menetapkan bahwa dalam setiap proses penyelesaian
hukum, maka hukum yang digunakan adalah hukum dari pihak tergugat.
Penetapan kemampuan untuk membuat perjanjian bagi seseorang harus
dilakukan berdasarkan hukum personal dari masing-masing pihak.
Proses pewarisan harus dilangsungkan berdasarkan hukum personal dari
pihak pewaris.
Peralihan hak atas benda harus dilaksanakan sesuai dengan hukum dari pihak
transferor.
Penyelesaian perkara tentang Perbuatan Melawan Hukum harus dilakukan
berdasarkan hukum dari pihak pelaku perbuatan yang melanggar hukum.
Pengesahan suatu perkawinan harus dilakukan berdasarkan hukum dari pihak
suami .
ASAS GENEALOGIS
ERA PERTUMBUHAN ASAS TERITORIAL (ABAD KE 11-12)
Eropa Utara Eropa Selatan
Feodalistik
Tuan-Tuan
Tanah
Tidak adanya
penngakuan
Hak Asing
HPI tidak
berkembang
Pusat Perdagangan
Kota Otonom Hukum lokal
Asas Teritorial
ERA PERTUMBUHAN TEORI STATUTA DI ITALIA (ABAD KE 13 -15)
Semakin meningkatnya intensitas perdagangan antar kota di Italia
menyebabkan asas teritorial perlu ditinjau kembali.
Contoh: Seorang warga Bologna yang berada di Florence, dan mengadakan
perjanjian di Florence. Karena berdasarkan prinsip teritorial, selama ia berada
di kota Florence ia harus tunduk pada kewenangan hukum di kota Florence.
Maka mucul persoalan-persoalan:
 Sejauh mana putusan hukum atau hakim Florence memiliki daya berlaku di
Bologna ?
 Sejauh mana perjanjian jual beli tersebut dapat dilaksanakan di Bologna ?
Dari persoalan diatas mendorong para ahli hukum Italia yaitu kelompok post-
glossators, untuk mencari asas-asas hukum yang lebih adil, wajar (fair and
reasonable) dan ilmiah dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hukum.
• Gagasan Accursius (1228) tentang dasar
Statuta “Bila seseorang yang berasal dari kota
tertentu di Italia, digugat di sebuah kota lain,
maka ia tidak dapat dituntut berdasarkan
hukum dari kota lain itu, karena ia bukan
subjek hukum dari kota lain itu.”
GAGASAN ACCURSIUS (1228 M)
TEORI STATUTA
Gagasan Accursius menarik perhatian Bartolus de Sassofereto (1315-
1357) sebagai pencetus teori Statuta dan dijuluki Bapak HPI.
Bartolus mencetuskan Teori Statuta, yang dianggap sebagai teori pertama
yang mendekati persoalan-persoalan hukum perselisihan secara metodik
dan sistematik. Statuta-statuta suatu kota dapat diklasifikasikan ke dalam
3 kelompok:
 STATUTA PERSONALIA : Statuta-statuta yang berkenaan dengan
kedudukan hukum atau status personal orang. Objek pengaturan:
orang dalam persoalan-persoalan hukum yang menyangkut pribadi
dan keluarga. Lingkup berlaku: ekstra-teritorial, berlaku juga di luar
wilayah. Statuta personalia hanya berlaku terhadap warga kota yang
berkediaman tetap di wilayah kota yang bersangkutan, namun statuta
ini akan tetap melekat dan berlaku atas mereka, dimana pun mereka
berada.
 STATUTA REALIA : Statuta-statuta yang berkenaan
dengan status benda. Objek pengaturan: benda dan
status hukum dari benda. Lingkup berlaku: prinsip
teritorial, hanya berlaku di dalam wilayah kota
kekuasaan penguasa. Statuta ini akan tetap berlaku
terhadap siapa saja (warga kota ataupun pendatang /
orang asing) yang berada dalam teritorial yang
bersangkutan.
TEORI STATUTA
 STATUTA MIXTA : Statuta-statuta yang berkenaan dengan
perbuatan-perbuatan hukum. Ojek pengaturan: perbuatan-
perbuatan hukum oleh subjek hukum atau perbuatan
perbuatan hukum terhadap benda-benda. Lingkup berlaku:
prinsip teritorial, berlaku atas semua perbuatan hukum yang
terjadi atau dilangsungkan dalam wilayah pengusaan kota.
TEORI STATUTA
ERA TEORI HPI UNIVERSAL (ABAD KE 19)
 Pencetus Teori HPI Universal adalah Freidrich Carl v.
Savigny di Jerman, didahului oleh pemikir ahli hukum
Jerman lain, C.G. von Wachter.
 Pandangan C.G. Von Wachter Mengkritik Statuta Italia,
karena dianggap menimbulkan ketidakpastian hukum, dan
ia menolak sifat ekstrateritorial karena akan menyebabkan
dan menimbulkan kewajiban hukum di negara asing.
Asumsi Wachter : Hukum intern forum hanya dapat
diterapkan pada kasus-kasus hukum lokal saja. Karena itu,
dalam perkara-perkara HPI, forumlah yang harus
menyediakan kaidah-kaidah HPI atau yang menentukan
hukum apa yang harus berlaku.
Wachter berusaha meninggalkan klasifikasi ala teori Statuta,
dan memusatkan perhatiannya pada penetapan hukum yang
seharusnya berlaku terhadap hubungan hukum tertentu. Titik
tolak penentuan hukum yang seharusnya diberlakukan adalah
hukum dari tempat yang merupakan LEGAL SEAT (tempat
kedudukan) dari dimulainya suatu hubungan hukum tertentu.
Perkara HPI sebagai suatu hubungan hukum mulai ada sejak
perkara itu diajukan di suatu forum tertentu. Karena itu forum
pengadilan itulah yang harus dianggap sebagai tempat
kedudukan hukum (LEGAL SEAT) perkara yang bersangkutan.
Karena forum merupakan LEGAL SEAT, maka Lex Fori-lah
(hukum forum) yang harus diberlakukan sebagai hukum yang
berwenang menentukan hukum apa yang dapat berlaku dalam
perkara.
ERA TEORI HPI UNIVERSAL (ABAD KE 19)
Pandangan F.C Von Savigny menggunakan konsepsi “Legal Seat”
dengan asumsi bahwa untuk setiap jenis hubungan hukum, dapat
ditentukan Legal Seat / Tempat Kedudukan Hukum, dengan
melihat pada hakikat hubungan itu. Bila hendak menentukan
aturan hukum yang seharusnya diberlakukan, Hakim wajib
menentukan tempat kedudukan hukum / legal seat dari hubungan
itu. Caranya : dengan melokalisasi tempat kedudukan hukum dan
hubungan hukum itu dengan bantuan titik-titik taut. Bila tempat
kedudukan hukum dari suatu jenis hubungan hukum telah dapat
ditentukan, maka Sistem Hukum dari Tempat itulah yang
digunakan sebagai Lex Cause (hukum yang seharusnya berlaku).
ERA TEORI HPI UNIVERSAL (ABAD KE 19)
• Setelah tempat kedudukan hukum itu dilokalisasi, maka
dibentuklah asas hukum yang bersifat universal yang dapat
digunakan untuk menentukan hukum yang berlaku.
• Terpusatnya titik-titik taut pada suatu tempat tertentu akan
menunjukkan bahwa tempat tersebutlah yang menjadi centre of
gravity (pusat gaya berat).
• Sebuah kaidah HPI berdasarkan pendekatan ini sebenarnya
digunakan untuk menunjuk ke arah sistem hukum suatu negara
yang akan menjadi Lex Cause, atau yang akan digunakan untuk
menyelesaikan suatu persoalan hukum.
• Lex Cause ini yang harus diberlakuan untuk menjawab semua
legal issues dari perkara yang dihadapi.
ERA TEORI HPI UNIVERSAL (ABAD KE 19)

More Related Content

What's hot

Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalDenaAgustina
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3Adi Nugraha
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1villa kuta indah
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataTopan Erlando
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismIsnaldi Utih
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan rupaka
 
Pengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataPengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataNeyna Fazadiq
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarEvi Rohmatul Aini
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negaranurul khaiva
 

What's hot (20)

Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Replik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdataReplik dalam perkara perdata
Replik dalam perkara perdata
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
Soal dan Jawaban Hukum lingkungan
 
Pengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdataPengantar hukum perdata
Pengantar hukum perdata
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar MenukarHukum Perjanjian Tukar Menukar
Hukum Perjanjian Tukar Menukar
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 

Similar to SEJARAH HPI

Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalIca Diennissa
 
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.docmateri 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.docJhonTrey1
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 yesiferamefranda
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalJesica Grace
 
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...Mahdif Indiarto
 
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataKuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataBetlehemKetarenR
 
XI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxXI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxdonihasmanto
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxlalalaksana
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxdonihasmanto
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Riya Zayn
 
XII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxXII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxdonihasmanto
 

Similar to SEJARAH HPI (20)

Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata Internasional
 
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.docmateri 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
 
Resume HPI
Resume HPIResume HPI
Resume HPI
 
Ringkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdataRingkasan hukum perdata
Ringkasan hukum perdata
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
 
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
Subjek Hukum Internasional dan Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Na...
 
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdataKuliah pthi, asas asas hukum perdata
Kuliah pthi, asas asas hukum perdata
 
Phi pertemuan 6
Phi pertemuan 6Phi pertemuan 6
Phi pertemuan 6
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Common law
Common lawCommon law
Common law
 
Tugas tik (dini)
Tugas tik (dini)Tugas tik (dini)
Tugas tik (dini)
 
XI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxXI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptx
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
 
VI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptxVI. Pembagian Hukum.pptx
VI. Pembagian Hukum.pptx
 
Sistem hukum 1
Sistem hukum 1Sistem hukum 1
Sistem hukum 1
 
XII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptxXII. Asas Hukum.pptx
XII. Asas Hukum.pptx
 
Bahan 3
Bahan 3Bahan 3
Bahan 3
 
HUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONALHUKUM INTERNASIONAL
HUKUM INTERNASIONAL
 

More from Idik Saeful Bahri

Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Idik Saeful Bahri
 

More from Idik Saeful Bahri (20)

Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
 
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
 
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 

SEJARAH HPI

  • 1. Sejarah Perkembangan Hukum Perdata Internasional IDIK SAEFUL BAHRI, M.H.
  • 2. SEJARAH PERKEMBANGAN HPI Masa kekaisaran Romawi HPI mulai abad ke-2 SM Friederich Carl Von Savigny HPI universal di Jerman Masa keemasan HPI Khususnya di Eropa Daratan Abad- ke-19
  • 3. ERA ROMAWI (ABAD KE 2 SM) Pola hubungan internasional dalam wujud sederhana sudah mulai tampak dengan adanya hubungan-hubungan antara : Warga (cives) Romawi dengan penduduk provinsi-provinsi atau Municipia (untuk wilayah di Italia, kecuali Roma) yang menjadi bagian dari wilayah kekaisaran karena pendudukan. Penduduk asli provinsi-provinsi ini dianggap sebagai orang asing, dan ditundukkan pada hukum mereka sendiri. Penduduk provinsi atau orang asing yang berhubungan satu sama lain di wilayah kekaisaran Romawi, sehingga masing- masing pihak dapat dianggap sebagai subjek hukum dari beberapa yurisdiksi yang berbeda.
  • 4. Untuk menyelesaikan sengketa dalam hubungan-hubungan tersebut, dibentuk peradilan khusus yang disebut Praetor Peregrinis. Pada dasarnya hukum yang dibuat untuk para cives Romawi yaitu Ius Civile. Ius Civile yang telah disesuaikan untuk kebutuhan pergaulan “antar bangsa”, kemudian berkembang menjadi Ius Gentium. Ius Gentium tersebut dibagi menjadi 2 kategori, sebagaimana juga dalam Ius Civile, yaitu:  Ius Privatum: mengatur persoalan-persoalan hukum orang perorangan. Ius Privatum: menjadi cikal bakal HPI yang berkembang dalam tradisi hukum eropa kontinental.  Ius Publicum: mengatur persoalan-persoalan kewenangan negara sebagai kekuasaan publik. Ius Publicum: berkembang menjadi sekumpulan asas dan kaidah hukum yang mengatur hubungan antara kekaisaran Romawi dan negara lain (cikal bakal hukum internasional publik). ERA ROMAWI (ABAD KE 2 SM)
  • 5. Prinsip Hukum Perdata Internasional era Romawi berdasarkan asas teritorial. Beberapa asas HPI yang berkembang pada masa tersebut dan menjadi asas penting dalam HPI Modern diantaranya:  Asas Lex Rei Sitae (lex Situs) : Perkara-perkara yang menyangkut benda-benda tidak bergerak (immovables/onroerend goederen) tunduk pada hukum tempat dimana benda itu berada/terletak.  Asas Lex Domicilii : Menetapkan hak dan kewajiban perorangan harus diatur oleh hukum dari tempat seseorang berkediaman tetap.  Asas Lex Loci Contractus : Menetapkan bahawa perjanjian- perjanjian (yang melibatkan pihak-pihak warga dari wilayah yang berbeda) berlaku hukum dari tempat pembuatan perjanjian. ASAS HUKUM ERA ROMAWI
  • 6. ERA PERTUMBUHAN ASAS PERSONAL HPI (ABAD KE 6-10)  Akhir abad ke-6 Kekaisaran Romawi ditaklukkan oleh bangsa bekas jajahan Romawi.  Wilayah bekas Romawi diduduki oleh berbagai suku bangsa yang dibedakan secara genealogis dan bukan teritorial.  Dalam menyelesaikan sengketa antar suku bangsa, ditetapkan terlebih dahulu sistem-sistem hukum adat mana yang relevan dengan perkara, kemudian baru dipilih hukum mana yang harus diberlakukan.  Tumbuh beberapa prinsip HPI yang dibuat atas dasar asas genealogis.
  • 7. Beberapa prinsip HPI yang dibuat atas dasar Asas Genealogis: Asas umum yang menetapkan bahwa dalam setiap proses penyelesaian hukum, maka hukum yang digunakan adalah hukum dari pihak tergugat. Penetapan kemampuan untuk membuat perjanjian bagi seseorang harus dilakukan berdasarkan hukum personal dari masing-masing pihak. Proses pewarisan harus dilangsungkan berdasarkan hukum personal dari pihak pewaris. Peralihan hak atas benda harus dilaksanakan sesuai dengan hukum dari pihak transferor. Penyelesaian perkara tentang Perbuatan Melawan Hukum harus dilakukan berdasarkan hukum dari pihak pelaku perbuatan yang melanggar hukum. Pengesahan suatu perkawinan harus dilakukan berdasarkan hukum dari pihak suami . ASAS GENEALOGIS
  • 8. ERA PERTUMBUHAN ASAS TERITORIAL (ABAD KE 11-12) Eropa Utara Eropa Selatan Feodalistik Tuan-Tuan Tanah Tidak adanya penngakuan Hak Asing HPI tidak berkembang Pusat Perdagangan Kota Otonom Hukum lokal Asas Teritorial
  • 9. ERA PERTUMBUHAN TEORI STATUTA DI ITALIA (ABAD KE 13 -15) Semakin meningkatnya intensitas perdagangan antar kota di Italia menyebabkan asas teritorial perlu ditinjau kembali. Contoh: Seorang warga Bologna yang berada di Florence, dan mengadakan perjanjian di Florence. Karena berdasarkan prinsip teritorial, selama ia berada di kota Florence ia harus tunduk pada kewenangan hukum di kota Florence. Maka mucul persoalan-persoalan:  Sejauh mana putusan hukum atau hakim Florence memiliki daya berlaku di Bologna ?  Sejauh mana perjanjian jual beli tersebut dapat dilaksanakan di Bologna ? Dari persoalan diatas mendorong para ahli hukum Italia yaitu kelompok post- glossators, untuk mencari asas-asas hukum yang lebih adil, wajar (fair and reasonable) dan ilmiah dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hukum.
  • 10. • Gagasan Accursius (1228) tentang dasar Statuta “Bila seseorang yang berasal dari kota tertentu di Italia, digugat di sebuah kota lain, maka ia tidak dapat dituntut berdasarkan hukum dari kota lain itu, karena ia bukan subjek hukum dari kota lain itu.” GAGASAN ACCURSIUS (1228 M)
  • 11. TEORI STATUTA Gagasan Accursius menarik perhatian Bartolus de Sassofereto (1315- 1357) sebagai pencetus teori Statuta dan dijuluki Bapak HPI. Bartolus mencetuskan Teori Statuta, yang dianggap sebagai teori pertama yang mendekati persoalan-persoalan hukum perselisihan secara metodik dan sistematik. Statuta-statuta suatu kota dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok:  STATUTA PERSONALIA : Statuta-statuta yang berkenaan dengan kedudukan hukum atau status personal orang. Objek pengaturan: orang dalam persoalan-persoalan hukum yang menyangkut pribadi dan keluarga. Lingkup berlaku: ekstra-teritorial, berlaku juga di luar wilayah. Statuta personalia hanya berlaku terhadap warga kota yang berkediaman tetap di wilayah kota yang bersangkutan, namun statuta ini akan tetap melekat dan berlaku atas mereka, dimana pun mereka berada.
  • 12.  STATUTA REALIA : Statuta-statuta yang berkenaan dengan status benda. Objek pengaturan: benda dan status hukum dari benda. Lingkup berlaku: prinsip teritorial, hanya berlaku di dalam wilayah kota kekuasaan penguasa. Statuta ini akan tetap berlaku terhadap siapa saja (warga kota ataupun pendatang / orang asing) yang berada dalam teritorial yang bersangkutan. TEORI STATUTA
  • 13.  STATUTA MIXTA : Statuta-statuta yang berkenaan dengan perbuatan-perbuatan hukum. Ojek pengaturan: perbuatan- perbuatan hukum oleh subjek hukum atau perbuatan perbuatan hukum terhadap benda-benda. Lingkup berlaku: prinsip teritorial, berlaku atas semua perbuatan hukum yang terjadi atau dilangsungkan dalam wilayah pengusaan kota. TEORI STATUTA
  • 14. ERA TEORI HPI UNIVERSAL (ABAD KE 19)  Pencetus Teori HPI Universal adalah Freidrich Carl v. Savigny di Jerman, didahului oleh pemikir ahli hukum Jerman lain, C.G. von Wachter.  Pandangan C.G. Von Wachter Mengkritik Statuta Italia, karena dianggap menimbulkan ketidakpastian hukum, dan ia menolak sifat ekstrateritorial karena akan menyebabkan dan menimbulkan kewajiban hukum di negara asing. Asumsi Wachter : Hukum intern forum hanya dapat diterapkan pada kasus-kasus hukum lokal saja. Karena itu, dalam perkara-perkara HPI, forumlah yang harus menyediakan kaidah-kaidah HPI atau yang menentukan hukum apa yang harus berlaku.
  • 15. Wachter berusaha meninggalkan klasifikasi ala teori Statuta, dan memusatkan perhatiannya pada penetapan hukum yang seharusnya berlaku terhadap hubungan hukum tertentu. Titik tolak penentuan hukum yang seharusnya diberlakukan adalah hukum dari tempat yang merupakan LEGAL SEAT (tempat kedudukan) dari dimulainya suatu hubungan hukum tertentu. Perkara HPI sebagai suatu hubungan hukum mulai ada sejak perkara itu diajukan di suatu forum tertentu. Karena itu forum pengadilan itulah yang harus dianggap sebagai tempat kedudukan hukum (LEGAL SEAT) perkara yang bersangkutan. Karena forum merupakan LEGAL SEAT, maka Lex Fori-lah (hukum forum) yang harus diberlakukan sebagai hukum yang berwenang menentukan hukum apa yang dapat berlaku dalam perkara. ERA TEORI HPI UNIVERSAL (ABAD KE 19)
  • 16. Pandangan F.C Von Savigny menggunakan konsepsi “Legal Seat” dengan asumsi bahwa untuk setiap jenis hubungan hukum, dapat ditentukan Legal Seat / Tempat Kedudukan Hukum, dengan melihat pada hakikat hubungan itu. Bila hendak menentukan aturan hukum yang seharusnya diberlakukan, Hakim wajib menentukan tempat kedudukan hukum / legal seat dari hubungan itu. Caranya : dengan melokalisasi tempat kedudukan hukum dan hubungan hukum itu dengan bantuan titik-titik taut. Bila tempat kedudukan hukum dari suatu jenis hubungan hukum telah dapat ditentukan, maka Sistem Hukum dari Tempat itulah yang digunakan sebagai Lex Cause (hukum yang seharusnya berlaku). ERA TEORI HPI UNIVERSAL (ABAD KE 19)
  • 17. • Setelah tempat kedudukan hukum itu dilokalisasi, maka dibentuklah asas hukum yang bersifat universal yang dapat digunakan untuk menentukan hukum yang berlaku. • Terpusatnya titik-titik taut pada suatu tempat tertentu akan menunjukkan bahwa tempat tersebutlah yang menjadi centre of gravity (pusat gaya berat). • Sebuah kaidah HPI berdasarkan pendekatan ini sebenarnya digunakan untuk menunjuk ke arah sistem hukum suatu negara yang akan menjadi Lex Cause, atau yang akan digunakan untuk menyelesaikan suatu persoalan hukum. • Lex Cause ini yang harus diberlakuan untuk menjawab semua legal issues dari perkara yang dihadapi. ERA TEORI HPI UNIVERSAL (ABAD KE 19)