SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
HUKUM ADAT
DEFINISI HUKUM ADAT
1. Hukum adat adalah keseluruhan aturan
tingkah laku yg adat dan sekaligus hukum
atau keseluruhan aturan hukum yang tidak
tertulis (Prof Kusumadi Pudjosewoyo).
2. Hukum adat adalah sinonim dari hukum
tak tertulis (Prof Supomo).
3. Hukum adalah hukum yang berurat dan
berakar dari rakyat (Prof Khusnoe).
DEFINISI HUKUM ADAT
4. Hukum adat adalah keseluruhan adat yang
tidak tertulis dan hidup dalam masyarakat
berupa kesusilaan, kebiasaan, dan kelaziman
yang mempunyai akibat hukum (Prof. Soerjono
Soekanto).
5. Hukum adat merupakan keseluruhan
peraturan yang menjelma dalam keputusan-
keputusan para perangkat hukum yang
mempunyai wibawa dan pengaruh yang dalam
pelaksanaannya berlaku secara serta merta
serta dipatuhi dengan sepenuh hati (Ter Haar).
 Hukum adat bersumber pada peraturan-
peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh
dan berkembang dan dipertahankan dengan
kesadaran hukum masyarakatnya.
 Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis
dan tumbuh kembang, maka hukum adat
memiliki kemampuan menyesuaikan diri
dan elastis.
ISTILAH HUKUM ADAT
 Sebelum tahun 1920, hukum adat dinyatakan
dalam berbagai istilah sebagaimana tercantum
dalam perundang-undangan sebagai berikut:
 “Godsdienstige wetten, volksintellingen en gebruiken”
(Pasal 22 AB).
 “Godsdienstige wetten, instellingen en gebruiken” yang
berarti “Hukum Agama, Lembaga-lembaga
Kebudayaan Rakyat, dan Kebiasaan” (Pasal 75 ayat 3
redaksi lama RR. 1854).
 “Instellingen des volks” yang berarti “Kebudayaan
Rakyat” (Pasal 128 ayat 4 IS) atau sebelumnya Pasal 71
ayat 3 RR. 1854.
 “Godsdienstige wetten en oude herkomsten”
berarti Undang-undang Agama atau adat
kebiasaan lama.
 “Het Inlandschrecht” yang berarti “Hukum
Bumi Putera” (Pasal 11 f sub c RO).
 Pada tahun 1929 melalui Ind. Stbl. 1929 No.
221 jo Ho. 487 istilah “Godsdienstige wetten
en oude herkomsten” diganti dengan istilah
“adatrecht”
 Sebelumnya, istilah adatrecht diperkenalkan
pertama kali dalam Ned Stbl 1920 No. 105.
AB singkatan dari Algemene Bepalingen van Wetgeving voor
Indonesie yang berarti ketentuan-ketentuan umum mengenai
perundang-undangan di Indonesia
 Istilah ”Adatrecht” berasal dari bahasa
Belanda yang berarti “hukum adat” untuk
pertama kali dikemukakan oleh Snouck
Horgronje.
 Adatrecht adalah keseluruhan aturan tingkah
laku bagi bumiputra dan orang timur asing,
yang ada sanksinya dan tidak dikodifikasi.
 Unsur-unsur adatrecht:
 Unsur hukum asli Indonesia,
 Unsur Timur Asing yang berada di
Indonesia,
 Unsur agama (Hindu, Islam, Kristen)
KARAKTER HUKUM ASLI INDONESIA
1. Sebagian besar tidak tertulis.
Terlihat dalam kehidupan rakyat sehari-hari (mis.
dalam pepatah-pepatah rakyat), yurisprudensi, buku
karangan ilmiah dalam berbagai majalah, piagam-
piagam, akta-akta, kepustakaan asli tentang
Sejarah/babad seperti Negarakartagama, Pararaton
2. Sebagian kecil tertulis
Terlihat dalam buku-buku asli yang melukiskan
lembaga-lembaga hukum, seperti UU Jambi, UU
tentang perdagangan dan perkapalan dari suku wajo di
Sulawesi Selatan serta perundang-undangan
sesungguhnya dari lingkungan asli (desa, nagari,
marga, awig-awig di Bali, Lombok, pranatan desa di
Jawa dll) dan lingkungan raja (angger-angger: di
Yogya).
KEBERLAKUAN HUKUM ADAT
Hukum adat masih berlaku di Indonesia
didasarkan pada landasan yuridis formal
sebagai berikut:
1. Pasal 131 ayat 2 b Indische Staatsregeling (IS)
yang menetapkan dalam pemisahan golongan
penduduk beserta sistem hukumnya di Hindia
Belanda, bahwa bagi golongan pribumi ata Bumi
Putra dan golongan Hindia Timur Asing berlaku
Hukum Adat mereka.
2. Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945, yang
merupakan dasar bagi tetap berlakunya semua
peraturan hukum yang telah ada sepanjang
belum dihapuskan atau belum diganti dengan
peraturan hukum yang baru.
RUANG LINGKUP HUKUM ADAT
1. Hukum Adat mengenai tata negara (tata
susunan rakyat), mengatur tentang
susunan dari dan ketertiban dalam
persekutuan-persekutuan hukum
(rechtgemenchappen) serta susunan dan
lingkungan kerja alat-alat kelengkapan,
jabatan-jabatan dan pejabatnya. Terdiri dari
hukum adat mengenai kekerabatan
(genealogikal) dan teritorial.
Terdapat tiga sistem kekerabatan
(genealogikal), yakni:
• Sistem patrilineal (ayah). Sistem kekerabatan
dimana garis keturunan ditarik dari pihak bapak.
Contoh pada adat Batak, Bali dan Ambon.
• Sistem Matrilineal (ibu). Sistem kekerabatan
dimana garis keturunan ditarik dari ibu. Contoh di
Minangkabau, Kerinci.
• Sistem Parental/Bilateral (ayah dan ibu). Sistem
kekerabatan dimana garis keturunan ditarik dari
pihak ayah dan ibu.
2. Hukum Adat mengenai warga (hukum pertalian
sanak, hukum tanah, hukum perhutangan) yang
terdiri dari: hukum pertalian sanak (perkawinan,
waris); hukum tanah (hak ulayat tanah,
transaksi-transaksi tanah); dan hukum
perhutangan (hak-hak atasan, transaksi-transaksi
tentang benda selain tanah dan jasa).
3. Hukum Adat mengenai delik (hukum pidana),
memuat peraturan-peraturan tentang pelbagai
delik dan reaksi masyarakat terhadap
pelanggaran hukum pidana itu.
4. Hukum adat mengenai perikatan.
CORAK HUKUM ADAT
 Corak utama dari hukum adat adalah bentuk
hukumnya tidak tertulis.
 Dalam hukum adat kehidupan manusia selalu
dilihat dalam wujud kelompok (commun), sebagai
suatu kesatuan yang utuh. Dikenal asas
kekeluargaan/asas kebersamaan, dan (senasib dan
sepenanggungan);
 Mengutamakan bekerja dengan asas-asas pokok
saja. Lembaga adat diisi/dijabarkan menurut
tuntutan waktu, tempat dan keadaan (suasana)
dan diukur dengan asas kerukunan, kepatutan
keselarasan;
 Memberi kepercayaan penuh kepada petugas
hukum adat;
SIFAT HUKUM ADAT
 Konkrit. Hukum adat memperhatikan secara
khusus setiap persoalan yang dihadapkan
kepadanya.
 Supel. Karena hukum adat dibangun dengan
aspek-aspek pokok, soal detail diserahkan pada
pengolahan asas pokok, dengan menerapkan
prinsip desa, kala dan patra dan asas kerja rukun
patut, selaras dan musyawarah.
 Dinamis. Hukum adat berubah dan berkembang
atas atau sesuai kehendak rakyat melalui
keputusan atau penyelesaian oleh masyarakat
sebagai hasil temu rasa, temu pikir melalui
permusyawaratan
IKHTISAR
 Hukum adat merupakan pencerminan kehidupan
masyarakat karenanya bersifat elastis.
 Perubahan secara formal produk hukum adat
terjadi dalam hal: penghapusan hukum delik adat,
diperkenalkannya hukum perdata bidang
perikatan, dan hukum tanah sebagaimana
ditentukan dalam UUPA.
 Perkembangan hukum adat dalam segi-segi
tertentu dikembangkan melalui praktek peradilan.

More Related Content

Similar to HUKUM ADAT 2.ppt

Similar to HUKUM ADAT 2.ppt (20)

Ppt ppkn
Ppt ppknPpt ppkn
Ppt ppkn
 
Hukum dan Peradilan di Indonesia
Hukum dan Peradilan di IndonesiaHukum dan Peradilan di Indonesia
Hukum dan Peradilan di Indonesia
 
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi SiswaPkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
Pkn sistem hukum_Hasil Presentasi Siswa
 
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
Materi hukum adat pascasarjana unpaz 2020
 
II. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptxII. Pengertian Hukum.pptx
II. Pengertian Hukum.pptx
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
Hukum adat bab 1 STAIN SALATIGA sem 3
 
Hukum adat meeting II
Hukum adat meeting IIHukum adat meeting II
Hukum adat meeting II
 
Hukum adat meeting i
Hukum adat meeting iHukum adat meeting i
Hukum adat meeting i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di IndonesiaPkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
Pkn Kelas X Sistem Hukum di Indonesia
 
Sistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesiaSistem hukum indonesia
Sistem hukum indonesia
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
pengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomipengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomi
 
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdfPOKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
POKOK-POKOK_HUKUM_ADAT-1 (2).pdf
 
PPT SIDANG SKRIPSI.pptx
PPT SIDANG SKRIPSI.pptxPPT SIDANG SKRIPSI.pptx
PPT SIDANG SKRIPSI.pptx
 
bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf
bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdfbjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf
bjt_umum_tmk1_hkum4204.pdf
 
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
 
HUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docxHUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docx
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 

Recently uploaded

Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (12)

Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

HUKUM ADAT 2.ppt

  • 2. DEFINISI HUKUM ADAT 1. Hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku yg adat dan sekaligus hukum atau keseluruhan aturan hukum yang tidak tertulis (Prof Kusumadi Pudjosewoyo). 2. Hukum adat adalah sinonim dari hukum tak tertulis (Prof Supomo). 3. Hukum adalah hukum yang berurat dan berakar dari rakyat (Prof Khusnoe).
  • 3. DEFINISI HUKUM ADAT 4. Hukum adat adalah keseluruhan adat yang tidak tertulis dan hidup dalam masyarakat berupa kesusilaan, kebiasaan, dan kelaziman yang mempunyai akibat hukum (Prof. Soerjono Soekanto). 5. Hukum adat merupakan keseluruhan peraturan yang menjelma dalam keputusan- keputusan para perangkat hukum yang mempunyai wibawa dan pengaruh yang dalam pelaksanaannya berlaku secara serta merta serta dipatuhi dengan sepenuh hati (Ter Haar).
  • 4.  Hukum adat bersumber pada peraturan- peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya.  Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis.
  • 5. ISTILAH HUKUM ADAT  Sebelum tahun 1920, hukum adat dinyatakan dalam berbagai istilah sebagaimana tercantum dalam perundang-undangan sebagai berikut:  “Godsdienstige wetten, volksintellingen en gebruiken” (Pasal 22 AB).  “Godsdienstige wetten, instellingen en gebruiken” yang berarti “Hukum Agama, Lembaga-lembaga Kebudayaan Rakyat, dan Kebiasaan” (Pasal 75 ayat 3 redaksi lama RR. 1854).  “Instellingen des volks” yang berarti “Kebudayaan Rakyat” (Pasal 128 ayat 4 IS) atau sebelumnya Pasal 71 ayat 3 RR. 1854.
  • 6.  “Godsdienstige wetten en oude herkomsten” berarti Undang-undang Agama atau adat kebiasaan lama.  “Het Inlandschrecht” yang berarti “Hukum Bumi Putera” (Pasal 11 f sub c RO).  Pada tahun 1929 melalui Ind. Stbl. 1929 No. 221 jo Ho. 487 istilah “Godsdienstige wetten en oude herkomsten” diganti dengan istilah “adatrecht”  Sebelumnya, istilah adatrecht diperkenalkan pertama kali dalam Ned Stbl 1920 No. 105. AB singkatan dari Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesie yang berarti ketentuan-ketentuan umum mengenai perundang-undangan di Indonesia
  • 7.  Istilah ”Adatrecht” berasal dari bahasa Belanda yang berarti “hukum adat” untuk pertama kali dikemukakan oleh Snouck Horgronje.  Adatrecht adalah keseluruhan aturan tingkah laku bagi bumiputra dan orang timur asing, yang ada sanksinya dan tidak dikodifikasi.  Unsur-unsur adatrecht:  Unsur hukum asli Indonesia,  Unsur Timur Asing yang berada di Indonesia,  Unsur agama (Hindu, Islam, Kristen)
  • 8. KARAKTER HUKUM ASLI INDONESIA 1. Sebagian besar tidak tertulis. Terlihat dalam kehidupan rakyat sehari-hari (mis. dalam pepatah-pepatah rakyat), yurisprudensi, buku karangan ilmiah dalam berbagai majalah, piagam- piagam, akta-akta, kepustakaan asli tentang Sejarah/babad seperti Negarakartagama, Pararaton 2. Sebagian kecil tertulis Terlihat dalam buku-buku asli yang melukiskan lembaga-lembaga hukum, seperti UU Jambi, UU tentang perdagangan dan perkapalan dari suku wajo di Sulawesi Selatan serta perundang-undangan sesungguhnya dari lingkungan asli (desa, nagari, marga, awig-awig di Bali, Lombok, pranatan desa di Jawa dll) dan lingkungan raja (angger-angger: di Yogya).
  • 9. KEBERLAKUAN HUKUM ADAT Hukum adat masih berlaku di Indonesia didasarkan pada landasan yuridis formal sebagai berikut: 1. Pasal 131 ayat 2 b Indische Staatsregeling (IS) yang menetapkan dalam pemisahan golongan penduduk beserta sistem hukumnya di Hindia Belanda, bahwa bagi golongan pribumi ata Bumi Putra dan golongan Hindia Timur Asing berlaku Hukum Adat mereka. 2. Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945, yang merupakan dasar bagi tetap berlakunya semua peraturan hukum yang telah ada sepanjang belum dihapuskan atau belum diganti dengan peraturan hukum yang baru.
  • 10. RUANG LINGKUP HUKUM ADAT 1. Hukum Adat mengenai tata negara (tata susunan rakyat), mengatur tentang susunan dari dan ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum (rechtgemenchappen) serta susunan dan lingkungan kerja alat-alat kelengkapan, jabatan-jabatan dan pejabatnya. Terdiri dari hukum adat mengenai kekerabatan (genealogikal) dan teritorial.
  • 11. Terdapat tiga sistem kekerabatan (genealogikal), yakni: • Sistem patrilineal (ayah). Sistem kekerabatan dimana garis keturunan ditarik dari pihak bapak. Contoh pada adat Batak, Bali dan Ambon. • Sistem Matrilineal (ibu). Sistem kekerabatan dimana garis keturunan ditarik dari ibu. Contoh di Minangkabau, Kerinci. • Sistem Parental/Bilateral (ayah dan ibu). Sistem kekerabatan dimana garis keturunan ditarik dari pihak ayah dan ibu.
  • 12. 2. Hukum Adat mengenai warga (hukum pertalian sanak, hukum tanah, hukum perhutangan) yang terdiri dari: hukum pertalian sanak (perkawinan, waris); hukum tanah (hak ulayat tanah, transaksi-transaksi tanah); dan hukum perhutangan (hak-hak atasan, transaksi-transaksi tentang benda selain tanah dan jasa). 3. Hukum Adat mengenai delik (hukum pidana), memuat peraturan-peraturan tentang pelbagai delik dan reaksi masyarakat terhadap pelanggaran hukum pidana itu. 4. Hukum adat mengenai perikatan.
  • 13. CORAK HUKUM ADAT  Corak utama dari hukum adat adalah bentuk hukumnya tidak tertulis.  Dalam hukum adat kehidupan manusia selalu dilihat dalam wujud kelompok (commun), sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dikenal asas kekeluargaan/asas kebersamaan, dan (senasib dan sepenanggungan);  Mengutamakan bekerja dengan asas-asas pokok saja. Lembaga adat diisi/dijabarkan menurut tuntutan waktu, tempat dan keadaan (suasana) dan diukur dengan asas kerukunan, kepatutan keselarasan;  Memberi kepercayaan penuh kepada petugas hukum adat;
  • 14. SIFAT HUKUM ADAT  Konkrit. Hukum adat memperhatikan secara khusus setiap persoalan yang dihadapkan kepadanya.  Supel. Karena hukum adat dibangun dengan aspek-aspek pokok, soal detail diserahkan pada pengolahan asas pokok, dengan menerapkan prinsip desa, kala dan patra dan asas kerja rukun patut, selaras dan musyawarah.  Dinamis. Hukum adat berubah dan berkembang atas atau sesuai kehendak rakyat melalui keputusan atau penyelesaian oleh masyarakat sebagai hasil temu rasa, temu pikir melalui permusyawaratan
  • 15. IKHTISAR  Hukum adat merupakan pencerminan kehidupan masyarakat karenanya bersifat elastis.  Perubahan secara formal produk hukum adat terjadi dalam hal: penghapusan hukum delik adat, diperkenalkannya hukum perdata bidang perikatan, dan hukum tanah sebagaimana ditentukan dalam UUPA.  Perkembangan hukum adat dalam segi-segi tertentu dikembangkan melalui praktek peradilan.