SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Renvoi dan Permasalahannya
IDIK SAEFUL BAHRI, M.H.
Renvoi atau Penunjukan Kembali
 Doktrin Penunjukan Kembali (Renvoi Doctrine)
merupakan salah satu pranata HPI tradisional yang
terutama berkembang di dalam tradisi Civil Law (hukum
Eropa Kontinental) sebagai pranata yang dapat digunakan
untuk menghindarkan pemberlakuan kaidah atau sistem
hukum yang seharusnya berlaku (lex causae) yang sudah
ditetapkan berdasarkan prosedur HPI yang normal.
Pelaksanaan Renvoi ini pada dasarnya dimungkinkan
karena adanya berbagai sistem hukum di dunia yang
masing-masing memiliki sistem dan kaidah-kaidah HPI-
nya sendiri
Contoh Ilustrasi
 Pembahasan renvoi ini dimulai dengan
mengemukakan suatu ilustrasi timbulnya renvoi
sebagaimana dicontohkan J.G. Castel sebagai berikut :
Sebuah kasus yang menyangkut masalah pewarisan
seorang warga Negara Kanada yang mempunyai
domicile of origin di Provinsi Ontario, Kanada. Ketika
meninggal dunia terakhir berdomisili di Jerman. Dia
tidak sempat membuat wasiat, dan meninggalkan
sejumlah benda-benda bergerak di provinsi Ontario,
Kanada.
Contoh Ilustrasi
 Kaidah conflict of law (HPI) Ontario menentukan
bahwa pewarisan benda-benda bergerak tanpa wasiat
diatur berdasarkan domisili terakhir pewaris.
Sedangkan hukum Jerman menentukan, bahwa
masalah pewarisan tersebut diatur berdasarkan
hukum nasional atau kebangsaannya (dalam hal ini
hukum Kanada, khususnya hukum provinsi Ontario).
Akhirnya dalam kasus tersebut, hakim yang mengadili
menggunakan hukum Kanada (dalam hal ini hukum
provinsi Ontario).
Prinsip Nasionalitas dan Domisili
 Persoalan renvoi erat sekali kaitannya dengan
persoalan prinsip nasionalitas atau domisili dalam
menentukan status personal seseorang. Terutama
karena adanya perbedaan mengenai prinsip yang
dianut (nasionalitas atau domisili) di berbagai negara.
Kualifikasi dan Titik Taut
 Sunarjati Hartono menambahkan bahwa persoalan
renvoi tidak bisa dilepaskan atau erat sekali kaitannya
dengan masalah “kualifikasi” dan masalah “titik-titik
taut”, karena memang sebenarnya ketiga persoalan
tersebut dapat dicakup dalam suatu persoalan, yaitu
hukum manakah yang akan berlaku (lex causae)
dalam suatu peristiwa HPI.
Tidak ada Keseragaman dalam HPI
 Persoalan semacam ini timbul karena menurut
kenyataan terdapat aneka warna sistem HPI. Oleh
karena itu, terjadilah conflict de systemes in de
international prive. Sehingga, tidak ada keseragaman
dalam menyelesaikan masalah HPI di berbagai negara.
Saling Menunjuk Forum
 Renvoi akan timbul bilamana hukum asing yang
ditunjuk lex fori menunjuk kembali kepada lex fori
tadi, atau kepada sistem hukum yang lain. Setelah
sekumpulan fakta dalam suatu perkara HPI
dikualifikasikan, kemudian dicari titik-titik taut yang
dapat memberikan petunjuk tentang hukum mana
yang akan berlaku terhadap kasus atau perkara yang
bersangkutan
Menunjuk Suatu Sistem
 Dalam teori HPI tradisional suatu kaidah HPI (choice
of law rule) pada dasarnya dibuat untuk menunjuk
(aanwijzen) ke arah suatu sistem hukum tertentu,
sebagai hukum yang seharusnya berlaku untuk
menyelesaikan masalah HPI yang sedang dihadapi
(the applicable law in a given case). Yang menjadi
masalah adalah, apa yang dimaksud dengan
‘menunjuk ke arah suatu sistem hukum tertentu itu ?
Persoalan Pasca-Titik Taut
 Jika titik-titik taut telah diketahui, masih ada
persoalan lain, yaitu bagian manakah dari hukum
asing yang harus berlaku? Apakah hukum asing itu
hanya hukum intern negara yang bersangkutan saja
atau lebih luas lagi, yaitu termasuk juga kaidah-kaidah
HPI-nya?
Contoh Ilustrasi
 Untuk memperjelas uraian tersebut, Sudargo Gautama
memberikan contoh sebagai berikut : bilamana hakim
Indonesia berdasarkan ketentuan HPI Indonesia telah
menyatakan bahwa hukum yang berlaku terhadap
perkara yang ia periksa atau adili adalah hukum
Inggris, maka timbul persoalan atau pertanyaan
apakah yang diartikan dengan hukum inggris itu?
Kemungkinan atas Hukum yang
Berlaku
 Dalam hal ini dapat terjadi dua kemungkinan.
 1. Hukum intern (domestic law = municipal law = local
law) Inggris yang berlaku di Inggris untuk hubungan-
hubungan hukum sesama orang Inggris; atau
 2. Di dalamnya termasuk pula ketentuan-ketentuan
HPI Inggris, jadi termasuk pula ketentuan choice of
law.
Istilah Jerman
 Bilamana kita hanya menunjuk pada hukum intern
saja, orang Jerman menyebutnya sebagai sachnormen,
penunjukkannya dinamakan sachnormverweisung.
Bilamana yang dimaksud dengan hukum asing itu
adalah seluruh sistem hukum (jadi termasuk
ketentuan HPI-nya) disebut kollisionsnormen,
penunjukkannya dinamakan gesamtverweisung.
Analisis Contoh Ilustrasi
 Penerapan ruang lingkup asing dengan penjelasan
ilustrasi yang telah dikemukakan J.G. Castel di slide
sebelumnya, Pengadilan Ontario menunjuk hukum
Jerman, karena negara Jerman merupakan domisili
terakhir orang meninggal (pewaris). Dalam
menginterpretasikan kaidah-kaidah HPI, pengadilan
harus memberikan arti “hukum Jerman” tersebut.
Analisis Contoh Ilustrasi
 Pertama hukum Jerman diartikan sebagai hukum
substantif “internal atau domestik” negara tersebut.
Dalam pengertian ini pengadilan Ontario akan
menerapkan hukum domestik Jerman yang berlaku
bagi warga negara Jerman, tanpa menghiraukan
bahwa yang bersangkutan adalah warga negara
Kanada dan harta warisan berupa benda bergerak
tersebut terletak di Ontario.
Analisis Contoh Ilustrasi
 Dengan kata lain, forum tidak mempertimbangkan
elemen-elemen faktual mengenai bagaimana
pengadilan Jerman akan menerapkan ketentuan HPI-
nya jika kasus tersebut dihadapkan kepadanya. Inilah
yang disebut sebagai teori “hukum intern” (internal
law) atau referensi substantif (substantive reference).
Analisis Contoh Ilustrasi
 Pengadilan Ontario akan memutuskan, bahwa kaidah
HPI yang relevan dengan kasus tersebut memberikan
arti “alamiah” dan hukum Jerman harus diberlakukan
tanpa memperhatikan kaidah HPI-nya. Solusi seperti
ini tidak memerlukan pembuktian apapun tentang
kaidah HPI Jerman meskipun pembuktian harus
dilakukan terhadap hukum internal negara tersebut.
Analisis Contoh Ilustrasi
 Kedua, “hukum Jerman” diartikan sebagai keseluruhan
hukum Jerman, termasuk kaidah HPI-nya. Jika dalam
masalah yang sama kaidah HPI Jerman menunjuk
hukum Kanada, dalam hal ini hukum provinsi
Ontario, maka akan terjadi konflik kaidah HPI yang
berkelanjutan, karena kaidah HPI lex fori dan lex
cause berbeda.
Analisis Contoh Ilustrasi
 Jika kaidah HPI Ontario dan Jerman sama, tetapi titik
pertalian dalam kedua kaidah atau aturan HPI
tersebut diinterpretasikan secara berbeda, maka akan
timbul konflik kaidah atau aturan HPI yang juga akan
menunjuk kembali kepada hukum provinsi Ontario.
Penunjukan kembali pada hukum Ontario tersebut
disebut renvoi atau remission.
Analisis Contoh Ilustrasi
 Jika penunjukan kepada hukum asing itu dianggap
termasuk pula kaidah-kaidah HPI-nya, maka mungkin
terjadi apa yang dinamakan dengan penunjukan
kembali, misalnya hakim di negara X berdasarkan
kaidah HPI negara X harus memberlakukan hukum
negara Y dalam arti seluruh sistem hukum negara Y,
maka mungkin ketentuan HPI negara Y menunjuk
kembali kepada hukum negara X. mungkin pula HPI
negara Y tersebut menunjuk lebih jauh kepada hukum
negara ketiga, yaitu Z (penunjukan lebih jauh).
Jenis Renvoi
 Dengan demikian penunjukan kembali dapat dibagi
dua, yaitu : 1. Penunjukan kembali (simple renvoi atau
remission); dan 2. Penunjukan lebih lanjut atau
penunjukan lebih jauh (transmission atau renvant
the second degree)

More Related Content

What's hot

Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
Aji Wasesa
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
syophi
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
Adi Nugraha
 
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
daron malakiano
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
sesukakita
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
Nuelnuel11
 

What's hot (20)

Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang p...
 
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
Hukum acara perdata - Jawaban tergugat, eksepsi, dan rekonvensi (Idik Saeful ...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
Hukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata HukumHukum Antar Tata Hukum
Hukum Antar Tata Hukum
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 384044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
84044823 contoh-kasus-hukum-perdata-internasional 3
 
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2P P  Hukum  Perdata  Internasional  U I B 08 2
P P Hukum Perdata Internasional U I B 08 2
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
 
Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)
 
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 

Similar to Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)

Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata Internasional
Ica Diennissa
 
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasionalPenjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
menhankam88
 
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptxARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
PDAMIKKBarombong
 
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
NyimasAisyah5
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
yesiferamefranda
 
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegakHukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
Abdi Hataramura
 
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptxKuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
BulanRizkaAngela1
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hn
Nuelnuel11
 

Similar to Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri) (20)

Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
materi 1 Pengertian & Ruang Lingkup.doc
materi 1 Pengertian & Ruang Lingkup.docmateri 1 Pengertian & Ruang Lingkup.doc
materi 1 Pengertian & Ruang Lingkup.doc
 
Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01
Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01
Hukumperdatainternasional1 130417174828-phpapp01
 
Hukum dan Penyelesaian Sengketa
Hukum dan Penyelesaian SengketaHukum dan Penyelesaian Sengketa
Hukum dan Penyelesaian Sengketa
 
Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata Internasional
 
HI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.ppt
HI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.pptHI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.ppt
HI DAN HUKUM NASIONAL_KUL_4.ppt
 
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pdf
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pdfKuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pdf
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pdf
 
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasionalPenjelasan mengenai seputar Hukum internasional
Penjelasan mengenai seputar Hukum internasional
 
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptxARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx
 
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
1-PENGERTIAN-HUKUM-PERDATA-INTERNASIONAL (1).pptx
 
Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4 Hukum Internasional 11ipa4
Hukum Internasional 11ipa4
 
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegakHukum yang-tak-kunjung-tegak
Hukum yang-tak-kunjung-tegak
 
hukum perdata internasionallll RENVOI.ppt
hukum perdata internasionallll RENVOI.ppthukum perdata internasionallll RENVOI.ppt
hukum perdata internasionallll RENVOI.ppt
 
Soal tes cpns luar negeri
Soal tes cpns luar negeriSoal tes cpns luar negeri
Soal tes cpns luar negeri
 
Soal tes cpns luar negeri
Soal tes cpns luar negeriSoal tes cpns luar negeri
Soal tes cpns luar negeri
 
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptxKuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
 
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.docmateri 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
materi 2 Sejarah Perkembangan HPI.doc
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
 
Hubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hnHubungan hi dan hn
Hubungan hi dan hn
 
Materi Perbandingan Hukum Pidana 2.pdf
Materi Perbandingan Hukum Pidana 2.pdfMateri Perbandingan Hukum Pidana 2.pdf
Materi Perbandingan Hukum Pidana 2.pdf
 

More from Idik Saeful Bahri

More from Idik Saeful Bahri (20)

Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana terorisme dan mengenal BNPT ...
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Badan Narkotika Nasional (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana psikotropika dan narkotika (Idik Saeful B...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (Idik ...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi: tindak pidana perbankan (Idik Sa...
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
Hukum pidana khusus - Peran PPATK dalam pemberantasan tindak pidana pencucian...
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana pencucian uang (Idik Saefu...
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
Hukum perdata internasional - Memahami status anak dari hasil perkawinan camp...
 
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
Hukum perdata internasional - Instrumen hukum nasional mengenai hukum perdata...
 
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Gugatan Sederhana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Alur proses beracara secara utuh (Idik Saeful Bahri)
 

Hukum perdata internasional - Renvoi dan permasalahannya (Idik Saeful Bahri)

  • 1. Renvoi dan Permasalahannya IDIK SAEFUL BAHRI, M.H.
  • 2. Renvoi atau Penunjukan Kembali  Doktrin Penunjukan Kembali (Renvoi Doctrine) merupakan salah satu pranata HPI tradisional yang terutama berkembang di dalam tradisi Civil Law (hukum Eropa Kontinental) sebagai pranata yang dapat digunakan untuk menghindarkan pemberlakuan kaidah atau sistem hukum yang seharusnya berlaku (lex causae) yang sudah ditetapkan berdasarkan prosedur HPI yang normal. Pelaksanaan Renvoi ini pada dasarnya dimungkinkan karena adanya berbagai sistem hukum di dunia yang masing-masing memiliki sistem dan kaidah-kaidah HPI- nya sendiri
  • 3. Contoh Ilustrasi  Pembahasan renvoi ini dimulai dengan mengemukakan suatu ilustrasi timbulnya renvoi sebagaimana dicontohkan J.G. Castel sebagai berikut : Sebuah kasus yang menyangkut masalah pewarisan seorang warga Negara Kanada yang mempunyai domicile of origin di Provinsi Ontario, Kanada. Ketika meninggal dunia terakhir berdomisili di Jerman. Dia tidak sempat membuat wasiat, dan meninggalkan sejumlah benda-benda bergerak di provinsi Ontario, Kanada.
  • 4. Contoh Ilustrasi  Kaidah conflict of law (HPI) Ontario menentukan bahwa pewarisan benda-benda bergerak tanpa wasiat diatur berdasarkan domisili terakhir pewaris. Sedangkan hukum Jerman menentukan, bahwa masalah pewarisan tersebut diatur berdasarkan hukum nasional atau kebangsaannya (dalam hal ini hukum Kanada, khususnya hukum provinsi Ontario). Akhirnya dalam kasus tersebut, hakim yang mengadili menggunakan hukum Kanada (dalam hal ini hukum provinsi Ontario).
  • 5. Prinsip Nasionalitas dan Domisili  Persoalan renvoi erat sekali kaitannya dengan persoalan prinsip nasionalitas atau domisili dalam menentukan status personal seseorang. Terutama karena adanya perbedaan mengenai prinsip yang dianut (nasionalitas atau domisili) di berbagai negara.
  • 6. Kualifikasi dan Titik Taut  Sunarjati Hartono menambahkan bahwa persoalan renvoi tidak bisa dilepaskan atau erat sekali kaitannya dengan masalah “kualifikasi” dan masalah “titik-titik taut”, karena memang sebenarnya ketiga persoalan tersebut dapat dicakup dalam suatu persoalan, yaitu hukum manakah yang akan berlaku (lex causae) dalam suatu peristiwa HPI.
  • 7. Tidak ada Keseragaman dalam HPI  Persoalan semacam ini timbul karena menurut kenyataan terdapat aneka warna sistem HPI. Oleh karena itu, terjadilah conflict de systemes in de international prive. Sehingga, tidak ada keseragaman dalam menyelesaikan masalah HPI di berbagai negara.
  • 8. Saling Menunjuk Forum  Renvoi akan timbul bilamana hukum asing yang ditunjuk lex fori menunjuk kembali kepada lex fori tadi, atau kepada sistem hukum yang lain. Setelah sekumpulan fakta dalam suatu perkara HPI dikualifikasikan, kemudian dicari titik-titik taut yang dapat memberikan petunjuk tentang hukum mana yang akan berlaku terhadap kasus atau perkara yang bersangkutan
  • 9. Menunjuk Suatu Sistem  Dalam teori HPI tradisional suatu kaidah HPI (choice of law rule) pada dasarnya dibuat untuk menunjuk (aanwijzen) ke arah suatu sistem hukum tertentu, sebagai hukum yang seharusnya berlaku untuk menyelesaikan masalah HPI yang sedang dihadapi (the applicable law in a given case). Yang menjadi masalah adalah, apa yang dimaksud dengan ‘menunjuk ke arah suatu sistem hukum tertentu itu ?
  • 10. Persoalan Pasca-Titik Taut  Jika titik-titik taut telah diketahui, masih ada persoalan lain, yaitu bagian manakah dari hukum asing yang harus berlaku? Apakah hukum asing itu hanya hukum intern negara yang bersangkutan saja atau lebih luas lagi, yaitu termasuk juga kaidah-kaidah HPI-nya?
  • 11. Contoh Ilustrasi  Untuk memperjelas uraian tersebut, Sudargo Gautama memberikan contoh sebagai berikut : bilamana hakim Indonesia berdasarkan ketentuan HPI Indonesia telah menyatakan bahwa hukum yang berlaku terhadap perkara yang ia periksa atau adili adalah hukum Inggris, maka timbul persoalan atau pertanyaan apakah yang diartikan dengan hukum inggris itu?
  • 12. Kemungkinan atas Hukum yang Berlaku  Dalam hal ini dapat terjadi dua kemungkinan.  1. Hukum intern (domestic law = municipal law = local law) Inggris yang berlaku di Inggris untuk hubungan- hubungan hukum sesama orang Inggris; atau  2. Di dalamnya termasuk pula ketentuan-ketentuan HPI Inggris, jadi termasuk pula ketentuan choice of law.
  • 13. Istilah Jerman  Bilamana kita hanya menunjuk pada hukum intern saja, orang Jerman menyebutnya sebagai sachnormen, penunjukkannya dinamakan sachnormverweisung. Bilamana yang dimaksud dengan hukum asing itu adalah seluruh sistem hukum (jadi termasuk ketentuan HPI-nya) disebut kollisionsnormen, penunjukkannya dinamakan gesamtverweisung.
  • 14. Analisis Contoh Ilustrasi  Penerapan ruang lingkup asing dengan penjelasan ilustrasi yang telah dikemukakan J.G. Castel di slide sebelumnya, Pengadilan Ontario menunjuk hukum Jerman, karena negara Jerman merupakan domisili terakhir orang meninggal (pewaris). Dalam menginterpretasikan kaidah-kaidah HPI, pengadilan harus memberikan arti “hukum Jerman” tersebut.
  • 15. Analisis Contoh Ilustrasi  Pertama hukum Jerman diartikan sebagai hukum substantif “internal atau domestik” negara tersebut. Dalam pengertian ini pengadilan Ontario akan menerapkan hukum domestik Jerman yang berlaku bagi warga negara Jerman, tanpa menghiraukan bahwa yang bersangkutan adalah warga negara Kanada dan harta warisan berupa benda bergerak tersebut terletak di Ontario.
  • 16. Analisis Contoh Ilustrasi  Dengan kata lain, forum tidak mempertimbangkan elemen-elemen faktual mengenai bagaimana pengadilan Jerman akan menerapkan ketentuan HPI- nya jika kasus tersebut dihadapkan kepadanya. Inilah yang disebut sebagai teori “hukum intern” (internal law) atau referensi substantif (substantive reference).
  • 17. Analisis Contoh Ilustrasi  Pengadilan Ontario akan memutuskan, bahwa kaidah HPI yang relevan dengan kasus tersebut memberikan arti “alamiah” dan hukum Jerman harus diberlakukan tanpa memperhatikan kaidah HPI-nya. Solusi seperti ini tidak memerlukan pembuktian apapun tentang kaidah HPI Jerman meskipun pembuktian harus dilakukan terhadap hukum internal negara tersebut.
  • 18. Analisis Contoh Ilustrasi  Kedua, “hukum Jerman” diartikan sebagai keseluruhan hukum Jerman, termasuk kaidah HPI-nya. Jika dalam masalah yang sama kaidah HPI Jerman menunjuk hukum Kanada, dalam hal ini hukum provinsi Ontario, maka akan terjadi konflik kaidah HPI yang berkelanjutan, karena kaidah HPI lex fori dan lex cause berbeda.
  • 19. Analisis Contoh Ilustrasi  Jika kaidah HPI Ontario dan Jerman sama, tetapi titik pertalian dalam kedua kaidah atau aturan HPI tersebut diinterpretasikan secara berbeda, maka akan timbul konflik kaidah atau aturan HPI yang juga akan menunjuk kembali kepada hukum provinsi Ontario. Penunjukan kembali pada hukum Ontario tersebut disebut renvoi atau remission.
  • 20. Analisis Contoh Ilustrasi  Jika penunjukan kepada hukum asing itu dianggap termasuk pula kaidah-kaidah HPI-nya, maka mungkin terjadi apa yang dinamakan dengan penunjukan kembali, misalnya hakim di negara X berdasarkan kaidah HPI negara X harus memberlakukan hukum negara Y dalam arti seluruh sistem hukum negara Y, maka mungkin ketentuan HPI negara Y menunjuk kembali kepada hukum negara X. mungkin pula HPI negara Y tersebut menunjuk lebih jauh kepada hukum negara ketiga, yaitu Z (penunjukan lebih jauh).
  • 21. Jenis Renvoi  Dengan demikian penunjukan kembali dapat dibagi dua, yaitu : 1. Penunjukan kembali (simple renvoi atau remission); dan 2. Penunjukan lebih lanjut atau penunjukan lebih jauh (transmission atau renvant the second degree)