Dokumen tersebut membahas tentang kedudukan perempuan dalam sistem pembagian warisan patrilineal suku Batak Toba, di mana perempuan memiliki hak waris yang lebih kecil dibanding laki-laki namun tetap mendapat hibah tertentu dari ayahnya."
2. A.LATAR BELAKANG
• Perkembangan adat istiadat yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat batak ini kemudian memberikan kontribusi dalam
hal pengaturan pembagian harta waris dalam kehidupan
masyarakat.
• Adat batak yang menganut sistem patrilineal (menarik garis
keturunan dari ayah saja) tentu lah sangat menarik untuk
dikaji lebih mendalam terutama mengenai bagaimana
kedudukan perempuan dalam sistem patrilineal tersebut, dan
bagaimana pula kedudukannya dalam hal pembagian harta
warisan. Hal inilah yang kemudian melatar belakangi penulis
(kami) untuk ingin mengkaji secara mendalam akan hal itu.
3. B. PERMASALAHAN
•Bagaimana pembagian waris dalam suku
batak?
•Bagaimana kedudukan perempuan dalam
pembagian harta warisan dalam masyarakat
toba
•Bagaimana hak perempuan batak dalam
memperoleh harta waris?
4. C.TUJUAN PENULISAN
• Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
kuliah hukum adat
• Untuk megkaji lebih dalam dan memahami tentang hukum
adat khususnya mengenai sitem kekerabatan patrilineal yang
ada dalam masyarakat suku batak
• Untuk mengetahui sistem pembagian harta waris dalam suku
batak toba
• Untuk mengetahui kedudukan perempuan dalam segi
pembagian harta waris dalam sistem patrilineal khususnya
dalam masyarakat suku batak itu sendiri.
5. DEFINISI HUKUM WARIS ADAT (1)
• Prof. Dr. R. Soepomo, S.H.,Hukum waris adat adalah hukum adat yang
memuat peraturan-peraturan yang mengatur proses meneruskan serta
meng-over-kan barang-barang harta benda dan barang-barang yang
tidak terwujud benda (immaterielle goederen) dari suatu angkatan
manusia (generatie) kepada turunannya. (Proses itu telah dimulai dalam
waktu orang tua masih hidup. Proses tersebut tidak menjadi “akuut” oleh
sebab orang tua meninggal dunia).
• Prof. Mr. Barend ter haar B.Zn.,Hukum adat waris meliputi peraturan-
peraturan hukum yang bersangkutan dengan proses yang sangat
mengesankan serta yang akan selalu berjalan tentang penerusan dan
peng-over-an kekayaan materiil dan immaterial dari suatu generasi
kepada generasi berikutnya
6. DEFINISI HUKUM WARIS ADAT (2)
• Prof. Bus.Har muhammad S.H.,Hukum waris adat adalah serangkaian
peraturan yang mengatur penerusan dan peng-over-an harta
peninggalan atau harta warisan dari suatu generasi kegenerasi lain, baik
mengenai benda material maupun immaterial.Bahwa hukum waris yang
dimaksud mencakup pula persoalan-persoalan,tindakan-tindakan
mengenai pelimpahan harta benda semasa seorang masihhidup.
Lembaga yang dipakai dalam hal ini adalah hibah.
• Prof. H. Hilman hadikusuma,s.H.,Hukum waris adat adalah aturan-aturan
hukum adat yang mengatur bagaimana harta peninggalan atau harta
warisan diteruskan atau dibagi-bagidari pewaris kepada para waris dari
generai ke generasi berikutnya
7. ASAS HUKUM WARIS
• Asas Ketuhanan Dan Pengendalian Diri.
• Asas Kesamaan Hak Dan Kebersamaan Hak.
• Asas Kerukunan Dan Kekeluargaan.
• Asas Musyawarah Dan Mufakat.
• Asas Keadilan
8. SUBYEK HUKUM DALAM HUKUM WARIS
BATAK
• Pewaris, orang atau subyek yang berkedudukan sebagai pemilik
harta kekayaan yangmeneruskan/mewariskan harta
peninggalannya ketika ia masih hidup atau ketika la sudah
meninggal dunia. Pada suku batak yang disebut pewaris adalah
pihak laki-laki (ayah).
• Ahli waris, ahli waris utama yang berlaku di tanah batak adalah
terhadap anak laki-laki meskipun harta benda yang telah
dibawakan kepada anak-anak perempuan tidak boleh diabaikan.
Menurut asas hukum waris adat batak toba, yang berhak atas
warisan seorang ayah hanyalah anak laki-laki.
9. OBJEK HUKUM DALAM HUKUM WARIS BATAK
• Obyek dalam hukum waris adat batak adalah harta warisan, yaitu
harta benda yang dimiliki oleh si pewaris yang diteruskan semasa
hidupnya atau yang ditinggalkan oleh pewaris yang sudah
meninggal dunia; dan diteruskan dalam keadaan tidak terbagi-
bagi jenis-jenisnya adalah:
1. Harta bawaan
2. Harta pencaharian bersama suami istri
3. Kedudukan atau jabatan dalam adat
10. • Harta bawaan
Harta kekayaan yang dibawa oleh suami dan istri ke dalam perkawinan sebagai modal
di dalam kehidupan rumah tangga yang bebas dan berdiri sendiri. Telah menjadi asas
umum yang berlaku di dalam hukum adat bahwa suami dan istri yang memperoleh
harta yang berasal dari warisan atau hibah, akan tetap menjadi milik suami dan istri.
(mis: tanah, kebun dan perhiasan,dll)
Pada masyarakat batak pemberian harta benda dari orang tua kepada anak-anaknya,
baik laki-laki atau perempuan disebut dengan "holong ate" (kasih sayang).
• Harta pencaharian bersama suami istri
Harta ini adalah harta yang diperoleh oleh keluarga itu sebagai hasil kerja samaantara
suami dan istri dalam rangka biaya kehidupan rumah tangga, selama
berjalannyakehidupan rumah tangga. Semua pendapatan dan penghasilan suami istri
yang didapatselama perkawinan mereka. Harta ini kelak dapat ditinggalkan dan
diteruskan kepadaketurunan mereka.
• Kedudukan atau jabatan dalam adat
Kedudukan sebagai "raja adat” hal ini bersifat turun temurun, akan tetapi biasanya
jabatan ini hanya diturunkan atau diteruskan oleh anak laki-laki.
11. PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM BATAK
TOBA• Pada waktu pewaris masih hidup
Pada masyarakat batak yang bersistem patrilineal, umumnya yang menjadi ahli
warisnya anak laki-laki, akan tetapi hal itu tidak berarti bahwa anak-anak
perempuannya tidak mendapat apa pun dari harta kekayaan ayahnya. Di suku batak
toba, telah menjadi kebiasaan untuk memberikan tanah kepada anak perempuan yang
sudah menikah dan kepada anak pertama yang dilahirkan olehnya.
• Pada waktu pewaris sudah meninggal dunia
Pewaris meninggal dunia meninggalkan istri dan anak-anak, maka harta
warisan,terutama harta bersama suami istri yang didapat sebagai hasil pencaharian
bersama selama perkawinan dapat dikuasai oleh janda dan dapat dinikmatinya selama
hidupnya untuk kepentingan dirinya dan kelanjutan hidup anak-anaknya.
12. PRINSIP HUKUM ADAT BATAK TOBA
TERHADAP KEDUDUKAN ANAK PEREMPUAN
• Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dan yang
menganut sistem patrilineal maka anak tersebut
masuk ke dalam klan ayahnya.
• Anak perempuan diberikan pendidikan dan dibantu
dalam melakukan perbuatan hukum. Selama si anak
belum kawin, dia masih tetap kelompok ayahnya.
13. ASAS HUKUM ADAT BATAK TOBA TERHADAP
KEDUDUKAN ANAK PEREMPUAN
• Bahwa sebagai seorang manusia mereka memiliki kedudukan yang sama di mata
tuhan. Didasari hal itu, mereka juga harus diakui keberadaannya dan dihormati hak
dan kewajibannya sebagai manusia.
• Tidak adanya perbedaan kedudukan anak laki-laki dan anak perempuan, keduanya
diperlakukan sama.
• Apabila kedua orang tuanya meninggal dunia yang bertanggung jawab terhadap
biaya hidupnya adalah saudaranya laki-laki serta keluarga dari pihak ayah, kecuali
apabila keluarga ayah tidak sanggup di dalam membiayai anak-anak maka keluarga
dari pihak ibu dapat dilibatkan.
• Apabila orang tuanya meninggal dunia maka ia berhak atas warisan dari
harta peninggalan orang tuanya bersama-sama dengan saudaranya laki-laki
14. ISTILAH-ISTILAH HARTA DIMANA PEREMPUAN
DAPAT MENIKMATI HAK MILIK BAPAKNYA
• Indahan arian, yaitu pemberian sebidang tanah oleh seorang
ayah kepada anak perempuannya apabila anak perempuan
tersebut telah mempunyai anak. Jadi, pemberian ini adalah
bermaksud indahan arian bagi cucunya.
• Batu ni assimun, yaitu pemberian dari seorang ayah kepada
anak perempuannya yang sudah mempunyai anak. Berupa
hewan peliharaan dan emas. Maksudnya adalah pemberian
yang seolah-olah sebagai hadiah bagi cucunya.
15. • Dondon tua, yaitu pemberian seorang ayah kepada anak
perempuannya yangtelah melahirkan anak berupa sebidang
sawah kepada, cucunya yang paling besar dan si cucu baru
boleh menerima setelah kakak meninggal dunia.
• Punsu tali, yaitu pemberian dari seorang ayah kepada anak
perempuannya.Pemberian ini merupakan pemberian terakhir
dan baru dapat diterima oleh anak perempuannya apabila si
ayah meninggal dunia.
• Ulos naso ra buruk, yaitu pemberian dari seorang ayah
kepada anak perempuannya. Harta pemberian ini adalah
merupakan sebagai modal pertama pada saat mulai
membangun rumah tangga.
16. PERKEMBANGAN HAK WARIS ANAK
PEREMPUAN DALAM HUKUM WARIS ADAT
BATAK TOBA• Perubahan dan perkembangan dalam kedudukan anak perempuan dan janda,
terjadi dengan keluarnya tap MPRS nomor II tahun 1960 yaitu mengenai
pembinaan hukum nasional dalam lampiran A pasal 402 disebut sebagai berikut
:
1. Di adakan usaha ke arah homogeniteit kesatuan hukum dalam usaha mana
harus diperhatikan kenyataan yang hidup.
2. Asas dari pembinaan hukum nasional disesuaikan dengan haluan negara
dan berlandaskan hukum adat yang tidak menghambat perkembangan
masyarakat yang adil dan makmur.
3. Semua harta adalah untuk anak-anak dan janda apabila peninggal harta
ada meninggal kananak-anak dan janda.
17. • Setelah keluarnya tap MPRS nomor II/1960, kemudian
disusul dengan putusan yang sangat membawa
perkembangan pada hukum waris khususnya terhadap
kedudukan anak perempuan dan janda yang membawa
pengaruh terhadap persamaan kedudukan perempuan
pada umumnya dengan anak laki-laki yang juga
didukung oleh undang-undang nomor I tahun 1974
yaitu mengenai perkawinan.
18. KESIMPULAN
• Dalam hukum warisannya, suku toba memberikan bagian yang lebih
banyak kepada anak lelaki. Hal ini karena anak lelaki akan dan harus
bertanggung jawab terhadap kehidupan turang /saudara-nya (yang
masih butuh ditanggung dan apabila sudah bercerai). Namun apabila di
dalam suatu keluarga tidak mempunyai anak laki-laki maka hartanya
jatuh ke tangan saudara ayahnya. Sementara anak perempuannya tidak
mendapatkan apapun dari harta orang tuanya.
• Dalam hukum adat batak mengatur bahwa saudara ayah yang
memperoleh warisan tersebut harus menafkahi segala kebutuhan anak
perempuan dari si pewaris sampai mereka berkeluarga
19. • Disini hak atau bagian untuk anak perempuan tidak sebanyak
bagian anak laki-laki, biasanya pada anak perempuan maupun
anak terakhir diberikan warisan berupa rumah tempat tinggal
milik orang tuanya atau emas. Anak perempuan dianggap tidak
pantas untuk meminta warisan, karena mereka hanya akan
mendapat warisan apabila telah diberikan dari orang tuanya. Yaitu
:
Indahan arian,
batu ni assimun,
dondon tua,
punsu tali,
ulos naso ra buruk,