SlideShare a Scribd company logo
KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU ANESTESI
RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
LAPORAN KASUS
Annisa Prisilia
ANESTESI SPINAL PADA HAEMOROID GRADE
III
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
TL / Usia : 18/09/90, 26 tahun
No. RM : 009671xxxx
Agama : Islam
Ruangan : Shafa shafa
Alamat : Jl. Pulomas Kel. Kayu Putih
Tanggal Masuk : 11-05-2017
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Nyeri dan keluar daging di anus yang tidak dapat
dimasukan kembali sejak 1 hari SMRS
• Riwayat Alergi
Alergi obat dan alergi makanan disangkal
• Riwayat Operasi:
Pasien belum pernah menjalani operasi dan tindakan
pembiusan sebelumnya.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA
Pasien dan keluarga pasien menyangkal
memiliki riwayat hipertensi, penyakit asma,
penyakit jantung, penyakit hati, dan penyakit
ginjal. Pasien sekarang tidak sedang demam,
pilek, ataupun batuk.
ANAMNESIS
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pasien memiliki kebiasaan merokok
dan mengkonsumsi alcohol sebelumnya.
Pasien tidak menggunakan gigi palsu dan
gigi pasien tidak ada yang goyang. Pasien
sudah melakukan puasa selama 6 jam
sebelum dilakukan oprasi.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
TD : 132/82 mmHg
Nadi : 88x kali/menit, regular,kuat
angkat
Respirasi : 21 kali/menit (reguler)
Suhu : 360C
Antropometri
Berat Badan : 48 kg
Tinggi Badan : 165 cm
STATUS GENERALIS
• Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Mulut : Buka mulut 3 jari, mallampati 2
• Leher : Trakea terletak di tengah leher,
massa (-)
• L : LOOK
• E : EVALUATED 3:3:2
• M : MALAPATI :
• O : OBSTRUCTION
• N : NECK
STATUS GENERALIS
• Thorax
Inspeksi : Dinding dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Palpasi : Vocal premitus kanan = kiri, tidak ada dinding dada
yang tertinggal, ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Aiskultasi : Cor : BJ I/II reguler, murni, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : VBS kanan = kiri, wheezing (-/-), ronkhi (-)
• Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, tidak ada bekas operasi
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Aiskultasi : Bising usus (+) 5 kali/menit  normal
STATUS GENERALIS
Tulang Belakang : Luka (-), infeksi (-)
Ekstremitas
Superior : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-)
Inferior : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
Hemoglobin 9,6 g/dL 13.2 -17.3
Jumlah Leukosit 8.300 103/µL 3.800—10.600
Hematokrit 28,0 % 40,0—52,0
Jumlah
Trombosit
407.000 103/µL 150—440
ASSESSMENT PRA-INDUKSI
DIAGNOSIS PRA-BEDAH
Hemoroid grade III
KLASIFIKASI STATUS FISIK
ASA II
RENCANA TINDAKAN PEMBEDAHAN
Hemoroidektomi
RENCANA TINDAKAN ANESTESI
Anestesi spinal dengan spinocan no. 27
TATALAKSANA ANESTESI
Persiapan Anestesi
• Dilakukan assesment pre anestesi kepada pasien
• Dilakukan pemeriksaan kembali identitas pasien, persetujuan operasi, lembaran konsultasi
anestesi, obat-obatan dan alat-alat yang diperlukan
• Mengganti pakaian pasien dengan pakaian operasi
• Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi telentang
• Memasang elektroda
• IV line terpasang di tangan kanan, manset tekanan darah terpasang di tangan kiri dan pulse
oxymetri terpasang di digiti II manus dextra
• Pasien diposisikan duduk, kemudian dilakukan perabaan pada kedua krista iliaka untuk
menetukan tempat penyuntikan obat anestesi spinal.
• Sterilkan daerah tempat penyuntikan dan sekitarnya menggunakan betadin dan alkohol.
• Dilakukan penyuntikan pada tulang punggung lumbal 3-4, anestesi spinal menggunakan
spinocan no. 27.
• Lalu posisikan pasien pada posisi litotomi
Persiapan Anestesi
Anestesi spinal
TATALAKSANA ANESTESI
Induksi
Dilakukan penyuntikan pada tulang punggung
lumbal 3-4, anestesi spinal menggunakan spinocan
no. 27 dengan menggunakan Bupivacaine
hydrochloride 20 mL
Bupivacaine hydrochloride (Marcaine)
PERHITUNGAN DOSIS
Lumbalis: 10 – 20 mL
Ephedrine (Vassodrine)
PERHITUNGAN DOSIS
IV : 5 – 20 mg
Jika perlu, dapat diulang dalam 5 – 10 menit.
• Diberikan O2 sebanyak 3-4
L melalui nasal kanul
TATALAKSANA ANESTESI
Monitoring
• Tanda-tanda vital
• Gambaran EKG
• SpO2 setiap 3 menit, kedalaman anestesi, dan perdarahan
Keadaan Post Operasi dan Perawatan Pasca Anestesi di RR
• Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan
• Dilakukan pemeriksaan tanda vital dan SpO2
• Observasi aktivitas motorik, pernapasan, dan kesadaran
1 jam pertama : ½ puasa + keb. cairan maintenance + stress
operasi
½ (576cc) + 96cc + 384cc = 768 cc
Jumlah cairan yang dibutuhkan = 768 cc
Perhitungan Kebutuhan Cairan
Berat badan : 48 kg
Lama puasa : 6 jam
Operasi berlangsung selama : 45 menit
Perhitungan Pengganti Cairan
Rumus:
Keb. cairan maintenance  BB x 2 cc  48 kg x 2 = 96 cc
Puasa  Lama puasa x kebutuhan cairan maintenance  6 jam x 96 cc = 576cc
Stress operasi  Operasi berat  8cc/kgBB/jam  8 cc x 48 kg = 384cc
Pada pasien
menggunakan cairan :
RL 500 cc
ALDRETTE SCORE
Monitoring tanda-tanda vital Aldrette Score
Kesadaran : Compos
Mentis
BP : 132/82 mmHg
HR : 88x/menit
RR : 21x/menit
T : 360C
SpO2: 100 %
Kesan : Baik
- Aktivitas : Mampu mengangkat 2
Ekstremitas (1)
- Pernapasan : Dapat Bernapas Dalam dan
Batuk (2)
- Sirkulasi : Tekanan Darah ± 20% dari
Nilai Pra Anetesi (2)
- Kesadaran : Sadar Penuh (2)
- Saturasi O2 : ≥ 92 % dengan udara kamar
(2)
Skor : 9/10
PRE-MEDIKASI
• Pemberian = pemberian obat 1-2 jam sebelum
induksi anestesi
• Dapat diberikan golongan antikolinergik, sedatif-
hipnotik, dan narkotik analgetik.
• Misal : diazepam per-oral 10-15 mg , petidin 50
mg IM
Teori
pemberian obat-obatan
hipnotik-sedatif dan opioid
jarang diberikan sebelum tiba
di daerah preoperatif. Namun
tergantung kondisi pasien
Kasus
Tidak
diberikan
Sumber : Petunjuk Praktis
Anestesiologi
INDUKSI ANESTESI
Teori
Induksi IV : Ketamin,
propofol, tiopental
Maintenance inhalasi
N2O : O2  2:1
Maintenance inhalasi
isoflurant 2-3%
Kasus
Propofol 100 mg
IV
N2O : O2 = 1% : 1%
Sevofluran 2
vol %
ANALGETIK
Opioid = morfin, fentanyl, petidin, alfentanil, sufentanil,
tramadol
Non-opioid = NSAID
Parecoxib merupakan inhibitor COX-2
Terima kasih,
Wassalamualaikum
wr.wb

More Related Content

What's hot

Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Joni Iswanto
 
Makalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingMakalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushing
KANDA IZUL
 

What's hot (20)

Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Toksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.pptToksikologi klinik.ppt
Toksikologi klinik.ppt
 
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
FAST (Focused Assessment Sonography for Trauma)
 
Feses
FesesFeses
Feses
 
Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2Kimia klinik tutor 2
Kimia klinik tutor 2
 
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi burukMateri iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
Materi iv 10 langkah tata laksana gizi buruk
 
Hipokalemia
HipokalemiaHipokalemia
Hipokalemia
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
 
Makalah biokimia
Makalah biokimiaMakalah biokimia
Makalah biokimia
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Varikokel bilateral
Varikokel bilateralVarikokel bilateral
Varikokel bilateral
 
Laporan Case Obgyn dr Arie Widiyasa SpOG
Laporan Case Obgyn dr Arie Widiyasa SpOGLaporan Case Obgyn dr Arie Widiyasa SpOG
Laporan Case Obgyn dr Arie Widiyasa SpOG
 
Urinalisis
UrinalisisUrinalisis
Urinalisis
 
kolestasis
kolestasiskolestasis
kolestasis
 
Makalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingMakalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushing
 
Metabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubinMetabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubin
 

Similar to Laporan kasus haemoroid stase anestesi

MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptxMR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
Geriko1
 
Jaga OK emergency malam, rabu 12 Maret 2024
Jaga OK emergency malam, rabu 12 Maret 2024Jaga OK emergency malam, rabu 12 Maret 2024
Jaga OK emergency malam, rabu 12 Maret 2024
JamesBond59524
 
case ujian tahap anestesi.pptx
case ujian tahap anestesi.pptxcase ujian tahap anestesi.pptx
case ujian tahap anestesi.pptx
ssuser49be04
 
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguyMR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
dedi274422
 
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaCBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Sylvi15
 
Laporan kasus tindakan digital substraction angiografi.pptx
Laporan kasus tindakan digital substraction angiografi.pptxLaporan kasus tindakan digital substraction angiografi.pptx
Laporan kasus tindakan digital substraction angiografi.pptx
emilmunawar2
 

Similar to Laporan kasus haemoroid stase anestesi (20)

MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptxMR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
MR Stase OK IBS IGD 21-11-2022.pptx
 
Jaga OK emergency malam, rabu 12 Maret 2024
Jaga OK emergency malam, rabu 12 Maret 2024Jaga OK emergency malam, rabu 12 Maret 2024
Jaga OK emergency malam, rabu 12 Maret 2024
 
case ujian tahap anestesi.pptx
case ujian tahap anestesi.pptxcase ujian tahap anestesi.pptx
case ujian tahap anestesi.pptx
 
ppt acs.pptx
ppt acs.pptxppt acs.pptx
ppt acs.pptx
 
216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi
 
bab 1 abdi ppt.pptx
bab 1 abdi ppt.pptxbab 1 abdi ppt.pptx
bab 1 abdi ppt.pptx
 
LAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docx
LAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docxLAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docx
LAPORAN KASUS INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI minggu ke 2 (1).docx
 
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptxLASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
LASKAP ANAK ITP (2) copy.pptx
 
Kasus KAD (Ketoasidosis Diabetikum) Rizky.pptx
Kasus KAD (Ketoasidosis Diabetikum) Rizky.pptxKasus KAD (Ketoasidosis Diabetikum) Rizky.pptx
Kasus KAD (Ketoasidosis Diabetikum) Rizky.pptx
 
LAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptxLAPKAS CHF.pptx
LAPKAS CHF.pptx
 
Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
 
Morning Report Unstable Angina Pectoris s
Morning Report Unstable Angina Pectoris sMorning Report Unstable Angina Pectoris s
Morning Report Unstable Angina Pectoris s
 
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
1. CRS - DHF (iin, nurul) .pptx
 
Kasmen Suta 23 Agustus 2022.pptx
Kasmen Suta 23 Agustus 2022.pptxKasmen Suta 23 Agustus 2022.pptx
Kasmen Suta 23 Agustus 2022.pptx
 
contoh presentasi kasus bedah saluran cerna
contoh presentasi kasus bedah saluran cernacontoh presentasi kasus bedah saluran cerna
contoh presentasi kasus bedah saluran cerna
 
Case Report Anestesi.pptx
Case Report Anestesi.pptxCase Report Anestesi.pptx
Case Report Anestesi.pptx
 
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguyMR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
MR MRM post Kemoterapi.hjhvjhvjhvpptxuyguyguy
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaCBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
CBD HEMATOpptx untuk ujian aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Laporan kasus tindakan digital substraction angiografi.pptx
Laporan kasus tindakan digital substraction angiografi.pptxLaporan kasus tindakan digital substraction angiografi.pptx
Laporan kasus tindakan digital substraction angiografi.pptx
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 

Laporan kasus haemoroid stase anestesi

  • 1. KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU ANESTESI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2017 LAPORAN KASUS Annisa Prisilia ANESTESI SPINAL PADA HAEMOROID GRADE III
  • 2. STATUS PASIEN IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Jenis Kelamin : Laki-laki TL / Usia : 18/09/90, 26 tahun No. RM : 009671xxxx Agama : Islam Ruangan : Shafa shafa Alamat : Jl. Pulomas Kel. Kayu Putih Tanggal Masuk : 11-05-2017
  • 3. ANAMNESIS • Keluhan Utama Nyeri dan keluar daging di anus yang tidak dapat dimasukan kembali sejak 1 hari SMRS • Riwayat Alergi Alergi obat dan alergi makanan disangkal • Riwayat Operasi: Pasien belum pernah menjalani operasi dan tindakan pembiusan sebelumnya.
  • 4. ANAMNESIS RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA Pasien dan keluarga pasien menyangkal memiliki riwayat hipertensi, penyakit asma, penyakit jantung, penyakit hati, dan penyakit ginjal. Pasien sekarang tidak sedang demam, pilek, ataupun batuk.
  • 5. ANAMNESIS RIWAYAT PSIKOSOSIAL Pasien memiliki kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alcohol sebelumnya. Pasien tidak menggunakan gigi palsu dan gigi pasien tidak ada yang goyang. Pasien sudah melakukan puasa selama 6 jam sebelum dilakukan oprasi.
  • 6. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Tampak sakit berat Kesadaran : Composmentis Tanda Vital TD : 132/82 mmHg Nadi : 88x kali/menit, regular,kuat angkat Respirasi : 21 kali/menit (reguler) Suhu : 360C Antropometri Berat Badan : 48 kg Tinggi Badan : 165 cm
  • 7. STATUS GENERALIS • Mata : Mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) • Mulut : Buka mulut 3 jari, mallampati 2 • Leher : Trakea terletak di tengah leher, massa (-) • L : LOOK • E : EVALUATED 3:3:2 • M : MALAPATI : • O : OBSTRUCTION • N : NECK
  • 8. STATUS GENERALIS • Thorax Inspeksi : Dinding dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada Palpasi : Vocal premitus kanan = kiri, tidak ada dinding dada yang tertinggal, ictus cordis tidak teraba Perkusi : Sonor dikedua lapang paru Aiskultasi : Cor : BJ I/II reguler, murni, murmur (-), gallop (-) Pulmo : VBS kanan = kiri, wheezing (-/-), ronkhi (-) • Abdomen Inspeksi : Tampak datar, tidak ada bekas operasi Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+) Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen Aiskultasi : Bising usus (+) 5 kali/menit  normal
  • 9. STATUS GENERALIS Tulang Belakang : Luka (-), infeksi (-) Ekstremitas Superior : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-) Inferior : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, edema (-/-)
  • 10. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan HEMATOLOGI Hematologi Rutin Hemoglobin 9,6 g/dL 13.2 -17.3 Jumlah Leukosit 8.300 103/µL 3.800—10.600 Hematokrit 28,0 % 40,0—52,0 Jumlah Trombosit 407.000 103/µL 150—440
  • 11. ASSESSMENT PRA-INDUKSI DIAGNOSIS PRA-BEDAH Hemoroid grade III KLASIFIKASI STATUS FISIK ASA II RENCANA TINDAKAN PEMBEDAHAN Hemoroidektomi RENCANA TINDAKAN ANESTESI Anestesi spinal dengan spinocan no. 27
  • 12. TATALAKSANA ANESTESI Persiapan Anestesi • Dilakukan assesment pre anestesi kepada pasien • Dilakukan pemeriksaan kembali identitas pasien, persetujuan operasi, lembaran konsultasi anestesi, obat-obatan dan alat-alat yang diperlukan • Mengganti pakaian pasien dengan pakaian operasi • Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi telentang • Memasang elektroda • IV line terpasang di tangan kanan, manset tekanan darah terpasang di tangan kiri dan pulse oxymetri terpasang di digiti II manus dextra • Pasien diposisikan duduk, kemudian dilakukan perabaan pada kedua krista iliaka untuk menetukan tempat penyuntikan obat anestesi spinal. • Sterilkan daerah tempat penyuntikan dan sekitarnya menggunakan betadin dan alkohol. • Dilakukan penyuntikan pada tulang punggung lumbal 3-4, anestesi spinal menggunakan spinocan no. 27. • Lalu posisikan pasien pada posisi litotomi Persiapan Anestesi Anestesi spinal
  • 13. TATALAKSANA ANESTESI Induksi Dilakukan penyuntikan pada tulang punggung lumbal 3-4, anestesi spinal menggunakan spinocan no. 27 dengan menggunakan Bupivacaine hydrochloride 20 mL Bupivacaine hydrochloride (Marcaine) PERHITUNGAN DOSIS Lumbalis: 10 – 20 mL Ephedrine (Vassodrine) PERHITUNGAN DOSIS IV : 5 – 20 mg Jika perlu, dapat diulang dalam 5 – 10 menit. • Diberikan O2 sebanyak 3-4 L melalui nasal kanul
  • 14. TATALAKSANA ANESTESI Monitoring • Tanda-tanda vital • Gambaran EKG • SpO2 setiap 3 menit, kedalaman anestesi, dan perdarahan Keadaan Post Operasi dan Perawatan Pasca Anestesi di RR • Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan • Dilakukan pemeriksaan tanda vital dan SpO2 • Observasi aktivitas motorik, pernapasan, dan kesadaran
  • 15. 1 jam pertama : ½ puasa + keb. cairan maintenance + stress operasi ½ (576cc) + 96cc + 384cc = 768 cc Jumlah cairan yang dibutuhkan = 768 cc Perhitungan Kebutuhan Cairan Berat badan : 48 kg Lama puasa : 6 jam Operasi berlangsung selama : 45 menit Perhitungan Pengganti Cairan Rumus: Keb. cairan maintenance  BB x 2 cc  48 kg x 2 = 96 cc Puasa  Lama puasa x kebutuhan cairan maintenance  6 jam x 96 cc = 576cc Stress operasi  Operasi berat  8cc/kgBB/jam  8 cc x 48 kg = 384cc Pada pasien menggunakan cairan : RL 500 cc
  • 16. ALDRETTE SCORE Monitoring tanda-tanda vital Aldrette Score Kesadaran : Compos Mentis BP : 132/82 mmHg HR : 88x/menit RR : 21x/menit T : 360C SpO2: 100 % Kesan : Baik - Aktivitas : Mampu mengangkat 2 Ekstremitas (1) - Pernapasan : Dapat Bernapas Dalam dan Batuk (2) - Sirkulasi : Tekanan Darah ± 20% dari Nilai Pra Anetesi (2) - Kesadaran : Sadar Penuh (2) - Saturasi O2 : ≥ 92 % dengan udara kamar (2) Skor : 9/10
  • 17. PRE-MEDIKASI • Pemberian = pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anestesi • Dapat diberikan golongan antikolinergik, sedatif- hipnotik, dan narkotik analgetik. • Misal : diazepam per-oral 10-15 mg , petidin 50 mg IM Teori pemberian obat-obatan hipnotik-sedatif dan opioid jarang diberikan sebelum tiba di daerah preoperatif. Namun tergantung kondisi pasien Kasus Tidak diberikan Sumber : Petunjuk Praktis Anestesiologi
  • 18. INDUKSI ANESTESI Teori Induksi IV : Ketamin, propofol, tiopental Maintenance inhalasi N2O : O2  2:1 Maintenance inhalasi isoflurant 2-3% Kasus Propofol 100 mg IV N2O : O2 = 1% : 1% Sevofluran 2 vol %
  • 19. ANALGETIK Opioid = morfin, fentanyl, petidin, alfentanil, sufentanil, tramadol Non-opioid = NSAID Parecoxib merupakan inhibitor COX-2