Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. Ketoasidosis diabetikum disebabkan oleh penurunan kadar insulin efektif di sirkulasi yang terkait dengan peningkatan sejumlah hormon seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone.
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. Ketoasidosis diabetikum disebabkan oleh penurunan kadar insulin efektif di sirkulasi yang terkait dengan peningkatan sejumlah hormon seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone.
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Laporan kasus mengenai Pityriasis versicolor. Bahasan di dalamnya meliputi definisi, faktor risiko, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis (anamnesis dan pemeriksaan klinis, serta pemeriksaan penunjang), prognosis, dan pencegahan Pityriasis versicolor
Handbook of parenteral fluid & nutrition therapy current literature reviewDr Iyan Darmawan
This handbook covers the four types of parenteral fluid therapy, namely resuscitation fluid therapy, repair fluid therapy, maintenance fluid therapy and parenteral nutrition therapy. Although we have tried to discuss many aspects of parenteral fluid therapy which have been compiled by medical advisors of the Leader in Infusion Therapy with many years of experience in the related scientific activities and medical writing, this handbook is still far from completeness and perfection and we look forward to receiving your feedback and criticism.
Prinsip dasar terapi cairan dan elektrolit:
Pemahaman tentang anatomi cairan tubuh yang terdiri atas CES dan CIS dengan komposisi elektrolit yang berbeda.
Penambahan/pengurangan cairan dan elektrolit ditujukan untuk mengembalikan volume cairan dan komposisi elektrolit ke batas yang normal.
Pemilihannya didasarkan atas patofisiologi penyakit yang diderita
Keberhasilannya dilihat dari pengamatan hemodinamik dan komposisi elektrolit penderita.
Suatu karya besar dari ahli bedah digestif , Profesor Graham L. Hill. Buku ini berisi pedoman-pedoman untuk memahami dukungan nutrisi dan metabolik pada pasien bedah dan rawat krtisi.
The rationale of intradialytic amino acid supplementationDr Iyan Darmawan
Balanced Amino Acids. EAA/NEAA ratio 2.6 is required to prevent hyperammonemia
Replaces amino acid loss during dialysis
High BCAA to improve the amino acid profile
IDPN containing protein,CHO dan Lipid should not routinely used...but the administration of Balanced AA alone is justified
5. PPrreevvaalleennssii HHiippookkaalleemmiiaa
Chief Investigator Centre No of
patients
% hypokalemia
on admission
% hypokalemia
on Discharge
Untung Sudomo RSPAD 100 28 45
Djoko Widodo RSCM 105 22.9 52.4
Nasronudin RS Sutomo 110 36.36 50.91
Ranakusuma TAS Neuro RSCM 55 23.6 30.9
1. Sudomo, Untung. Marissa Ira. Gastroenterogy hepatoloy and digestive endoscopy vol.5. Ed: Dec 2004. Page: 115-120
2. Widodo D, Setiawan B, Khie Chen. The prevalence of hypokalemia in hospitalized patients with infectious diseases problems
at Ciptomangun-kusumo Hospital Jakarta. Acta Med Indones, 2006;38(4):202-5
3. Nasronudin et al. The Prevalence of hypokalemia and Hyponatremia in Infectious Diseases Hospitalized Patients. Medika
2006 Vol XXXII,No 12, p 732-734
4. Ranakusuma TAS dkk. Prevalensi hipokalemia pada pasien dengan kegawatan neurologi di Ruang Rawat Neurologi RSUPN
Ciptomangunkusumo. Neurona, vol 26, No2 Januari 2009 11-17
6. AAnnjjuurraann AAssuuppaann
Acuan Label gizi Produk pangan
(AKG) 9 Agustus 2007
4700 mg =120 mmol
Medline Plus 4700 mg =120 mmol
Journal of American Society of
Hypertension7(5)(2013): 395-
400
> 4700 mg =120 mmol for
hypertension
Journal of American College of
CARDIOLOGY vOL 57, nO
10,201
> 150 mmol for prevention of stroke
WHO Guideline: Potassium
intake fort adults and children
90 - 120 mmol
GUT 200; 52(suppl VIII): vii1-vii
12
at least 6 mmol potassium per g of
Nitrogen
National Collaborating Centre
for Acute Care
2 - 4 m66mol/kg/day
7. KKaanndduunnggaann KK++ ddaarrii ccaaiirraann iinnffuuss
((mmmmooll//LL))
Replacement
Solutions
Maintenance
Solutions
PPN TPN
0 - 4 10-20 20-30 50-60
What about KSR(+) and Aspar-K (R) ?
9. POTASSIUM FUNCTION
The principal intracellular cation
Membrane repolarization
Neuro-autonomic
Neuromuscular excitability
Glycogen deposition & Protein metabolism
Release of pancreatic hormone
Intracellular pH
13. POLARISASI
20
0
-20
-40
-60
-80 POTENSIAL MEMBRAN (milivolt)
0 150 300
Waktu (milidetik)
Potensial membran
dalam
keadaan istirahat
14. DEPOLARISASI
20
0
-20
-40
-60
-80 POTENSIAL MEMBRAN (milivolt)
0 150 300
Waktu (milidetik)
Potensial membran
dalam
keadaan istirahat
Potensial Membran
menjadi kurang negatif
Ini disebabkan Na+ dan Ca ++
masuk ke dalam sel
15. REPOLARISASI
20
0
-20
-40
-60
-80 POTENSIAL MEMBRAN (milivolt)
Potensial Membran
menjadi lebih negatif lagi
Ini disebabkan K +
Keluar sel
0 150 300
Waktu (milidetik)
Potensial membran
dalam
keadaan istirahat
30. HHiippookkaalleemmiiaa ppaaddaa AAnnaakk
UUsseeffuullnneessss ooff tthhee sseerruumm eelleeccttrroollyyttee ppaanneell iinn tthhee
mmaannaaggeemmeenntt ooff ppeeddiiaattrriicc ddeehhyyddrraattiioonn ttrreeaatteedd
wwiitthh iinnttrraavveennoouussllyy aaddmmiinniisstteerreedd fflluuiiddss..
PPeeddiiaattrriiccss;; 1111//11//22000044;; BBootthhnneerr,, JJooaann PP..
Total 182 pasien: 107 pasien dehidrasi ringan, 55 moderat dan 16 berat
48% memiliki > 1 nilai panel elektrolit abnormal:
•Bikarbonat <16 mmol/L pada 28% pasien,
•Hipoglycemia pada 9.9%,
•hipokalemia pada 6.0%, dan
•hipernatremia pada 3.0%.
31. AAssuuppaann KK++
10 – 30 mEq/hari dibutuhkan untuk
menggantikan ekskresi obligat di urin
A person on a potassium-free diet continues to lose approximately 5 to 15
mEq of potassium daily.
KAEN 3A dan KAEN 3B bisa mencegah deplesi K+
1. Carol M. Porth. Essentials of Pathophysiology: Concepts of Altered Health States.
2006 Lippincott Williams & Wilkins p 100
2. Koko Tannen. Fluids & Electrolyte
40. HHiippookkaalleemmiiaa(( >> 22..55 -- <<33..55 mmEEqq//LL ))
Ada kelainan jantung?
Tidak Ya
Berikan K+ sesuai kebutuhan
harian (rumatan) 40 mmol
Terapi koreksi K+ 40 mmol
kebutuhan rumatan 40 mmol
41. HHiippookkaalleemmiiaa (( >> 22..55--33..44 mmEEqq//LL ))
Tanpa kelainan jantung
40 mmol K+ per hari
Dengan kelainan jantung (digitalis, diuretik)
80 mmol K+ per hari
* Jika perlu pada restriksi cairan: bisa ditambahkan 10 mmol KCL kedalam
1 botol KAEN 3B, jadi konsentrasi akhir 20 mmol/500 ml.
44. BBaaggaaiimmaannaa ddgg lliiffee--tthhrreeaatteenniinngg
HHyyppookkaalleemmiiaa??
KKaaddaarr sseerruumm << 22 mmmmooll//LL
AAllkkaalloossiiss
AArriittmmiiaa
PPaarraalliissiiss ppeerrnnaappaassaann
KKeelluummppuuhhaann oottoott//rrhhaabbddoommyyoolliissiiss
Stop press: dalam pemberian obat atau infus
“over 1 hr” artinya selama 1 jam
bukan “lebih dari 1 jam”. Ini sering disalahterjemahkan
oleh dokter !
45. HHiippookkaalleemmiiaa(( << 22 mmEEqq//LL ))
OTSU
NS
20 20 20
KCl 40 ml
+
20
dalam 1 jam
setelah K 2 mEq/L (kecepatan max 20 mEq/jam)
NS
100 ml
diberikan
via vena
sentral