SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Laporan kasus
Anestesi epidural pada
kehamilan dengan stenosis
mitral
Oleh : dr. Abdi Kumala
Pendahuluan
• Kehamilan dengan penyakit jantung adalah masalah yang meningkat di seluruh dunia.
• Penyebab gagal jantung pada kehamilan termasuk penyakit jantung struktural yang sudah ada
sebelumnya (bawaan/kongenital atau yang diperoleh), kardiomiopati peripartum, gangguan hipertensi,
penyakit arteri koroner, aritmia, penyakit jantung tiroid atau gangguan endokrin lainnya.
• Kelainan patologis stenosis mitral pada kehamilan berhubungan dengan adanya edema paru akut dan
penyakit katup aorta
• Diperkirakan 90% stenosis mitral didasarkan atas penyakit jantung reumatik. Angka mortalitas sendiri
sekitar 1% pada stenosis mitral ringan dan 5-15% pada stenosis mitral berat.
• Kehamilan dengan kelainan stenosis mitral masih menjadi tantangan bagi ahli anestesi dalam
memberikan tatalaksana anestesi yang sesuai. Laporan kasus ini melaporkan kasus seorang wanita yang
akan menjalani section caesarea dengan mitral stenosis.
STATUS PASIEN
 Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. NL
Usia : 29 tahun
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Tambusai, Rohul
Status : Menikah
Nomor RM : 01-09-79-28
Tanggal Masuk RS : 20 Juni 2022
Tanggal Operasi : 23 Juni 2022
2.2 Anamnesa
 Keluhan Utama Pasien dari poliklinik kontrol kehamilan
 Riwayat Penyakit sekarang
Pasien dikonsulkan ke Bagian Anestesi RSUD AA untuk menjalani operasi section secarea.
Pasien hamil anak pertama dengan usia kehamilan 36-37 minggu dengan janin tunggal hidup
intrauterine letak kepala dan mitral stenosis. Pasien tidak ada mengeluhkan kontraksi maupun keluar
darah dan cairan dari kemaluan. Pasien tidak ada sesak, demam, dan batuk.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien diketahui telah mengalami mitral stenosis pada tahun 2010.
 Tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, atau penyakit metabolik lain.
 Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama. Tidak
ada riwayat darah tinggi, kencing manis dan penyakit jantung pada keluarga.
 Riwayat pekerjaan, social ekonomi dan kebiasaan : Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
 Riwayat Anestesi dan Operasi : Pasien menjalani operasi katup jantung pada 2015 dan 2019.
 AMPLE
A : Riwayat alergi makanan dan obat – obatan disangkal
M : Pasien sedang tidak mengonsumsi obat-obatan. Riwayat operasi katup jantung
P : Mitral stenosis
L : Pasien terakhir makan dan minum 7 jam sebelum operasi
E : Tidak ada keluhan
2.3. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda Vital
TD : 110/72 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Saturasi O2 : 98%
Suhu : 36,5oC
 Status gizi
BB : 61 kg
TB : 154 cm
IMT :25,7kg/m2 (Normoweight)
Airway
 Objective (Look Listen Feel)
 Look : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan berbicara lancar saat ditanya.
Tidak ada trauma maxillofasial atau jejas pada leher
 Listen : Tidak ada suara nafas tambahan (gurgling, snoring, stridor)
 Feel : Hembusan nafas (+).
 Assessment: Kesan tidak ada sumbatan jalan nafas (benda padat, cairan)
 Airway paten
 Penilaian LEMON :
 L (Look) : Tidak terdapat kelainan yang dapat menimbulkan kesulitan untuk intubasi atau
ventilasi.
 E (Evaluation) : Jarak antara gigi seri atas - bawah 3 jari.
Jarak tulang hyoid dengan dagu 3 jari.
Jarak benjolan tiroid dengan dasar mulut 2 jari
 M (Mallampati Score) : Grade 1
 O (Obstruction) : Tidak ada trauma, dalam batas normal.
 N (Neck Mobility) : Tidak terdapat keterbatasan gerakan leher.
Breathing
 Objective :
 Look : Pasien bernapas spontan, gerakan dinding dada simetris, Suara napas
vesikuler, tidak ada retraksi iga, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan,
frekuensi napas 20 kali/menit
 Feel : Tidak ada nyeri tekan di daerah dada
 Assessment : Ventilasi dan ekspansi paru baik
Circulation
 Objective
 Akral hangat, capillary refill time (CRT) <2 detik
 Nadi teraba, frekuensi nadi 75 kali/menit, isi dan tegangan cukup
 Tekanan darah 130/70 mmHg
 Sudah terpasang IVFD Ringer Laktat 20 tpm
 Assessment: Sirkulasi baik
 Action : IVFD Ringer Laktat 20 tpm teruskan
Disability
 Objective
 Pemeriksaan mini neurologis
 Glasglow coma scale (GCS) 15
(E4V5M6)
 Pupil isokor ø 3 mm/3 mm, reflek cahaya
langsung dan tidak langsung (+/+)
 Motorik : Paresis (-)
 Assessment : Hasil pemeriksaan mini
neurologis baik
• Pasien memakai baju operasi dan diselimuti
Exposure
Pemeriksaan generalis
 Pemeriksaan Kepala
 Mata : Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
 Hidung : Tidak tampak adanya deviasi septum nasal
 Mulut : Sianosis (-), mukosa kering (-), bibir pucat (-), gigipalsu (-)
 Mandibula : Gerakan sendi temporomandibular tidak terbatas
 Leher : Thorak inline, JVP tidak ada distensi
 Pemeriksaan Thoraks
 Inspeksi : Dinding dada simetris, gerakan
dinding dada simetris
 Palpasi : Vokal fremitus simteris kanan dan
kiri
 Perkusi : Sonor diseluruh lapangan
paru, batas jantung dbn
 Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung S1
dan S2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)
 Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi : Abdomen cembung, tidak tampak
pembesaran atau scar, terdapat luka bekas operasi pada
pinggang kiri
 Auskultasi : Bising usus (+) 7 kali/menit
 Perkusi : Terdengar suara timpani pada
lapangan abdomen
 Palpasi : Abdomen supel.
 Pemeriksaan ekstremitas : CRT < 2 detik, akral
hangat, tidak ada edema , tidak ada sianosis
Pemeriksaan Penunjang
 Darah rutin (20 Juni 2022)
 Hb : 11,0 g/dL
 Ht : 34%
 Leukosit : 10,7 x 103/ul
 Trombosit : 176 x 103/ul
 Eritrosit : 3,32 106/ul
 Hemostasis
 PT : 14,3 detik
 APTT : 32,9 detik
 Kimia Darah
 Albumin : 3,5
 SGOT : 14
 SGPT : 8
 Ureum : 13 mg/dl
 Creatinin : 0,52 mg/dl
 Na/K/Cl : 143/4,7/104
 GDS : 81
Foto Thorax
Cor dan Pulmo dalam batas normal
Ekg
Asesmen dan Tatalaksana Anestesi
 Diagnosis Kerja
 G1 Gravida 36-37 minggu JTHIU Letak Kepala
 Mitral Stenosis mild moderate
 PS ASA III
 Penatalaksanaan
 Sectio Caesarea
Kesimpulan
 Wanita 29 tahun dengan G1P0A0 hamil 37 minggu, dengan janin tunggal hidup
intrauterine letak kepala dan mitral stenosis, rencana anestesi dengan Epidural kontinu
Anestesi, status fisik ASA III
 Saran :
- Informed consent dengan resiko tinggi
- Puasa dilanjutkan sampai dengan operasi
- Pasang IV line G 18 dgn transfusi set
- Sedia darah sesuai TS operator
- Post operasi ICU
Tahapan anestesi
1. Tahapan persiapan
 Persiapan sebelum dilakukan Epidural Anestesi pukul 08.00 WIB
Pemeriksaan Fisik
 KU : tampak sakit sedang, kesadaran CM, GCS E4V5M6
 Tekanan darah : 120/78 mmHg
 HR : 100 x/menit
 Nadi : 100 x/menit, regular, isi cukup
 Respirasi : 20x/menit, thorakoabdominal
 SpO2 : 99 %
 EKG : sinus takikardi, HR 100 x/menit
 VAS : 3
 Teknik anesthesia : Epidural kontinu anestesia
 Premedikasi : inj. Ondancetrone 4 mg
 Tindakan Anestesi
 Insisi : Th.10 – Th12
 Target : Th.8 – L2
 Puncture : Interspace VL2 - VL3
 Identifikasi epidural : Loss of resistance air to
air
 Test dose : 3ml lidokain 15 mg dan
adrenalin 5 mcg/cc
 Agen Epidural : 0,5% Bupivacain 10 mL
 Maintenance O2 : NC 5 L/menit
 Obat masuk durante op:
- Drip oksitosin 20 IU
- Ketorolac 30 mg
Perhitungan kebutuhan cairan perioperatif (BB 60 kg)
 Pengganti puasa = 2 ml/kgBB/jam x 60 kg x 6 jam = 720 mL
 Pemeliharaan = 2 mL/kgBB/jam x 60 kg = 120 mL/jam
 Stres operasi sedang = 6 mL/kgBB/jam x 60 kg = 360 mL/jam
Sehingga rencana pemberian cairan:
• Jam I = (210 + 120 + 360)mL = 690 mL
• Jam II = (105 + 120 + 360)mL = 585 mL
• Jam III = (105 + 120 + 360)mL = 585 mL
Perhitungan kebutuhan transfusi (BB 60 kg)
1. Estimated blood volume
EBV = 65ml/kgBB x 50 kg = 3900 mL
2. Red blood cel volume
a. Pra operasi (Hct 39%)
RBCV = EBV x Hct = 3900 mL x 39% = 1521 mL
a. Allowable blood lost (Hct 30%)
RBCV = EBV x Hct = 3900 mL x 30% = 1170 mL
3. RBCV lost dari Hct 38% menjadi 30% adalah :
RBCV lost = (1521 – 1170 )mL = 351 mL
ABL = 3 x RBCV lost = 3 x 351 mL = 1053 mL
 Kondisi umum selama operasi
- Tensi berkisar 106/62 – 128/73 mmHg
- Heart rate berkisar 75 – 100 x/menit
- SpO2 berkisar 99 – 100%
- Perdarahan sekitar 300 mL
- Urin sekitar 100 mL
- Pengganti cairan durante operasi dengan infus kristaloid 400 mL
 Lahir bayi perempuan pukul 08.30 WIB, dengan APGAR Score 6/7/9. Pukul 09.05 WIB
operasi selesai, TD: 110/72, HR: 82x/menit, SpO2 99%. Pasien pindah ke ruang recovery
room, kemudian ditransfer ke Ruangan
KU baik, GCS E4V5M6
 Vital sign
 TD =122/74mmHg : HR = 76x/menit : RR = 18x/menit : SpO2 = 98%
 Urin : 0,8 ml/kg/jam
 Analgetik: Epidural : 0,125% Bupivacain + Fentanyl 100 mcg 5 ml tiap 8 jam
 VAS : 1
TINJAUAN PUSTAKA
Fisiologi Jantung Selama Masa Kehamilan
 Kehamilan dikaitkan dengan perubahan hemodinamik fisiologis yang signifikan, termasuk 30-
50% peningkatan curah jantung dan volume darah
 Periode resiko terbesar untuk kejadian jantung selama kehamilan adalah awal trimester ketiga,
persalinan dan saat post-partum segera.
 Penyakit jantung bawaan adalah penyebab utama dari penyakit jantung maternal dalam
kehamilan, berjumlah hingga 75%. Stenosis mitral rematik masih menjadi penyebab utama
kematian ibu.
 Telah ada bukti bahwa wanita hamil dengan stenosis mitral yang moderat hingga berat dengan
hipertensi pulmonal berat dan atrial fibrilasi beresiko gagal jantung dan hasil janin yang
merugikan
 Kardiomiopati peripartum adalah gagal jantung kongestif yang terjadi di akhir kehamilan atau
awal postpartum, terjadi pada 1 dari 1500-3000 kehamilan
Perubahan fisiologi jantung pada kehamilan
 Penyakit hipertensi dapat mempersulit 12-22% dari kehamilan dan merupakan penyebab
utama morbiditas dan mortalitas maternal. Ini termasuk hipertensi kronis, hipertensi
gestasional dan preeklampsia.
 Iskemia plasenta sebagai akibat dari invasi sitotrofoblas abnormal dari arteriol spiralis
menyebabkan aktivasi luas dan disfungsi endotel vaskular maternal  pembentukan
endotelin dan tromboksan ,peningkatan sensitivitas vaskular menjadi angiotensin II dan
penurunan pembentukan vasodilator
Perubahan CO pada kehamilan dan persalinan
 Defenisi : suatu keadaan di mana terjadi gangguan aliran darah dari atrium kiri melalui
katup mitral oleh karena obstruksi pada katup mitral yang menyebabkan gangguan
pembukaan sehingga timbul gangguan pengisian ventrikel kiri pada saat diastole.
 Penyebab tersering mitral stenosis adalah demam rematik
 Patogenesis : adanya antigen protein M yang terdapat antara jantung dan streptokokus
hemolitikus grup A menyebabkan serangan autoimun pada jantung dalam respon terhadap
infeksi streptokokus
 Penyebab lainnya walaupun jarang yaitu : stenosis mitral kongenital, vegetasi dari systemic
lupus eritematosus (SLE), deposit amiloid, mucopolysaccharhidosis, rheumatoid arthritis
(RA), Wipple’s disease, Fabry disease, akibat obat fenfluramin/phentermin, serta kalsifikasi
annulus maupun daun katup pada usia lanjut akibat proses degeneratif
Mitral Stenosis
 Gejala stenosis mitral kebanyakan asimtomatis . Pada stenosis mitral yang bergejala dapat
mengalami sesak padnapas, paroksismal nokturnal dispnea, ortopnea atau oedema paru.
 Aritmia atrial berupa fibrilasi atrium juga merupakan kejadian yang sering terjadi pada
stenosis mitral, yaitu 30-40%.
 EKG : adanya gelombang P mitral berupa takik pada gelombang P dengan gambaran QRS
kompleks yang normal
 Ekokardiografi merupakan pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis pasien
dengan MS.
 Stenosis mitral yang murni (isolated) dapat terdengarnya bising mid diastolik yang bersifat
kasar, bising menggenderang (rumble), aksentuasi presistolik.
 Jika terdengar bunyi tambahan opening snap berarti katup masih relative lemas (pliable)
sehingga waktu terbuka mendadak saat diastole menimbulkan bunyi yang menyentak
(seperti tali putus)
Anestesi Epidural
 Anestesi epidural adalah salah satu bentuk teknik blok neuroaksial.
 Epidural blok dapat dilakukan melalui pendekatan lumbal, torak, servikal atau sacral (yang
lazim disebut blok caudal). Ruang epidural berada diluar selaput dura
 Onset dari epidural anestesia (10-20 menit) lebih lambat dibandingkan dengan anestesi
spinal
 Dengan menggunakan konsentrasi obat anestesi lokal yang relatif lebih encer dan
dikombinasi dengan obat-obat golongan opioid, serat simpatis dan serat motorik lebih
sedikit diblok, sehingga menghasilkan analgesia tanpa blok motorik.
 Hal ini banyak dimanfaatkan untuk analgesia pada persalinan dan analgesia post operasi
 Lumbal Epidural  daerah anatomis yang paling sering menjadi tempat insersi atau
tempat memasukan epidural anestesia dan analgesia. Dikerjakan untuk tindakan dibawah
diafragma.
 Torakal Epidural  teknik lebih sulit, banyak digunakan untuk intra atau post operatif
analgesia.
 Cervikal Epidural  terutama untuk penanganan nyeri, biasanya dikerjakan dengan posisi
pasien duduk, leher ditekuk dan menggunakan pendekatan median
Teknik Anestesi Epidural
 Dengan pendekatan median atau
paramedian, jarum epidural dimasukan
melalui kulit sampai menembus
ligamentum flavum.
 Dua teknik yang ada untuk mengetahui
apakah ujung jarum telah mencapai ruang
epidural adalah teknik “loss of resistance”
dan “hanging drop”. teknik “loss of
resistance” lebih banyak dipilih oleh para
klinisi
 Kateter dimasukkan melalui jarum khusus
yang diarahkan di antara prosesus spinosus
vertebralis (biasanya di segmen lumbal
bawah, L3 sampai L5).
 Jarum melintasi kulit dan jaringan
subkutan, ligamentum supraspinous,
ligamentum interspinous, dan ligamentum
flavum dan masuk ke dalam ruang epidural
Lokasi tusukan blok epidural
 Jumlah (volume dan konsentrasi) dari obat anestesi lokal yang dibutuhkan untuk anestesi
epidural relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan anestesi spinal
 Test dose dilakukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan injeksi ke ruang subaraknoid
atau intravaskuler. Dengan menggunakan kombinasi obat anestesi lokal dan epineprin, 3 ml
lidokain 1,5 % dengan 0,005 mg/mL epineprin 1:200.000.
 45 mg lidokain disuntikan kedalam ruang subaraknoid timbulkan anestesi spinal secara
cepat. 15 g epineprin disuntikan intravaskuler sebabkan kenaikan nadi 20% atau lebih
Obat-Obat Anestesi Epidural
 Obat-obat epidural dipilih berdasarkan efek klinis yang diharapkan, apakah sebagai obat
anestesi primer, untuk suplementasi pada anestesi umum, atau untuk lokal analgesia.
 Obat dengan durasi kerja pendek sampai sedang pada anestesi menggunakan lidokain 1,5-
2%, kloroprokain 3%, dan mevipakain 2%.
 Obat dengan durasi kerja lama termasuk bupivakain 0,5-0,75%, ropivakain 0,5-1%, dan
etidokain.
 Bupivakain mempunyai potensi menimbulkan toksisitas sistemik. Konsentrasi 0,75 %
tidak dianjurkan pada anestesi obstetric. Penggunaannya dilaporkan menimbulkan cardiac
arrest sebagai akibat injeksi kedalam intravena.
 Ropivakain kurang toksik dibandingkan bupivakain, potensi, onset, durasi dan kualitas
blok sama dengan bupivakain
Kegagalan Blok Epidural
 anestesi epidural sangat tergantung pada subyektifitas deteksi dari loss of resistance (atau
hanging drop)
 Ligamentum spinalis lembut dan perubahan resistensi yang baik tidak bisa dirasakan pada
beberapa dewasa muda, menjadi kekeliruan dari loss of resistance tidak bisa dipungkiri
 Demikian juga bila masuk ke muskulus paraspinosus dapat menimbulkan kekeliruan loss of
resistance.
 blok unilateral dapat terjadi bila obat diberikan lewat kateter yang keluar dari ruang
epidural, dapat diatasi dengan menarik kateter 1-2 cm dan disuntikan ulang dimana pasien
diposisikan dengan bagian yang belum terblok berada disisi bawah
 pasien mengeluh akibat nyeri viseral pada blok epidural , sehingga diperlukan pemberian
suplementasi opioid intravena
Indikasi Anestesi Epidural
 Bedah Daerah Panggul dan Lutut
 Revaskularisasi Ekstremitas Bawah : pada pasien dengan penyakit pembuluh darah
perifer, dimana oklusi pembuluh darah post operatif juga menunjukkan angka
yang lebih kecil dibandingkan dengan anestesi umum
 Persalinan : proses persalinan yang sulit, apabila dilakukan dengan teknik epidural
anestesi menyebabkan stress peripartum berkurang
 Post Operatif Manajemen: Pasien dengan gangguan paru, misalnya PPOK
menunjukkan maintenance fungsi paru lebih bagus dengan teknik epidural
anestesi .
Kontra indikasi
1. Kontraindikasi relatif
• pasien dengan neuropati perifer
• demensia / psikosis,
• penyakit demielisasi sistem saraf
pusat (SSP),
• stenosis aorta
• pasien tidak kooperatif
2. Kontraindikasi absolut
• sepsis,bakteremia
• infeksi kulit di lokasi injeksi
• hipovolemia berat
• gangguan koagulasi,
• menggunakan obat anti koagulasi,
• peningkatan TIK
Komplikasi Anestesi Epidural
 Dikarenakan Dosis anestesi lokal dibutuhkan lebih besar untuk anestesi epidural
dibandingkan anestesi subaraknoid spinalis  Kadarnya tinggi dalam darah  sebabkan
gangguan fungsi jantung dan pengurangan curah jantung pada penderita yang lanjut usia
dengan keadaan otot jantung yang tidak sempurna
 Jarum atau kateter pada anestesi subaraknoid dapat memasuki pembuluh darah dan
suntikan sistemik sehingga dapat menyebabkan hipotensi, blok spinal menyeluruh,
ketidaksadaran, dan apnue
PEMBAHASAN
 Pasien perempuan dengan kehamilan pertama dan mitral stenosis menjalani
operasi SC dengan menggunakan anestesi epidural.
 Sampai saat ini anestesi spinal pada pasien dengan stenosis mitral masih
merupakan kontraindikasi
 Anestesi epidural merupakan teknik berbasis kateter yang memberikan analgesia
terus menerus melalui pemberian obat ke dalam ruang epidural.
 Teknik taktil yang disebut "loss of resistance" digunakan untuk menentukan ruang
epidural. Test dose dilakukan dengan menggunakan lidokain (misalnya, 45 mg)
dan epinefrin (misalnya, 15 µg).
 Agen farmakologis yang digunakan dapat bupivacaine 0,5% 5 mg
 Bupivakain hiperbarik dosis rendah dikombinasikan dengan fentanyl (opioid)
menghasilkan blok yang adekuat dengan efek samping sistemik yang minimal
berupa penurunan tahanan sistemik vaskular dan mencegah timbulnya hipotensi
 Kombinasi bupivakain dosis rendah yang dikombinasikan dengan ajuvan opioid
 strategi untuk mempertahankan hemodinamik yang stabil selama epidural
anestesi pada operasi sesar
 Aliran darah uterus tidak bersifat autoregulasi, sehingga perfusi uteroplasental
berhubungan secara langsung dengan tekanan darah ibu. Hal ini membuat
penurunan tekanan darah ibu masih dapat ditoleransi oleh ibu.
 Laporan kasus ini tidak menunjukkan adanya episode hipotensi dan desaturasi
 Opioid yang diberikan ke ruang intratekal secara selektif akan menghasilkan efek
analgesia dengan melalui interaksi dengan reseptor opioid di cornu dorsalis
medula spinalis dengan membentuk ikatan pada reseptor opioid di prasinaps dan
pascasinaps
 Pada pascasinaps, opioid akan meningkatkan konduksi ion kalium, meningkatkan
hiperosmolaritas neuronneuron asendens tanpa membangkitkan efek
somatosensorik maupun motorik
 Efek prasinaps antara lain pelepasan adenosin spinal yang berperan penting
sebagai mediator spesifik analgetik
 penelitian sebelumnya membuktikan bahwa opioid lipofilik contohnya fentanyl
dapat mempercepat awitan dan memperpanjang durasi blok bupivakain, serta
memperpanjang durasi analgesia pascaoperasi.
 Fentanyl bekerja secara sinergis dengan bupivakain dalam menurunkan ambang
nyeri tanpa meningkatkan blokade simpatis dan motorik
 Kombinasi keduanya memiliki kecepatan awitan 5 menit secara intratekal dan 10
menit melalui epidural dan secara relatif memiliki durasi aksi yang lebih pendek
dikarenakan oleh adanya redistribusi (2- 4 jam intratekal dan epidural)
 Fluktuasi hemodinamik sangat minimal dan sesuai dengan hemodinamik awal dari
pasien.
 Saturasi pasien dengan udara ruangan sebelum epidural 94-95% dan selama
operasi berlangsung pasien menggunakan nasal kanul 3 L/menit dan saturasi 98-
100%
 Kenaikan nadi setelah bayi lahir disebabkan oleh pemberian oksitosin. Selama
operasi dan pascaoperasi tidak didapatkan keluhan sesak nafas, mual, muntah dan
pusing serta tidak terjadi hipotensi sehingga tidak digunakan obat-obatan untuk
menaikkan tekanan darah
Terima kasih

More Related Content

Similar to STENOSIS MITRAL DAN KEHAMLAN

335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesi335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesifitri handayani
 
CHF WK 3 2023.pptx
 CHF WK 3 2023.pptx CHF WK 3 2023.pptx
CHF WK 3 2023.pptxMANDALAHEC
 
PRESENTASI KASUS TB Paru pada pasien.pptx
PRESENTASI KASUS TB Paru pada pasien.pptxPRESENTASI KASUS TB Paru pada pasien.pptx
PRESENTASI KASUS TB Paru pada pasien.pptxcaesarakbar41
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesiGhea Pradana
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)M Afzalurrahman Putranda
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxabdulrazak928000
 
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptxEMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptxMICHAELLIEM14
 
Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardirezky ilhamsyah
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1FadhilAulia7
 
MINI CEX OBGYN .pptx
MINI CEX OBGYN .pptxMINI CEX OBGYN .pptx
MINI CEX OBGYN .pptxnananurdahlia
 
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)ScrubsIndo
 

Similar to STENOSIS MITRAL DAN KEHAMLAN (20)

Psmba.pptx
Psmba.pptxPsmba.pptx
Psmba.pptx
 
335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesi335020321 laporan-kasus-anestesi
335020321 laporan-kasus-anestesi
 
CHF WK 3 2023.pptx
 CHF WK 3 2023.pptx CHF WK 3 2023.pptx
CHF WK 3 2023.pptx
 
PRESENTASI KASUS TB Paru pada pasien.pptx
PRESENTASI KASUS TB Paru pada pasien.pptxPRESENTASI KASUS TB Paru pada pasien.pptx
PRESENTASI KASUS TB Paru pada pasien.pptx
 
Case report anestesi
Case report anestesiCase report anestesi
Case report anestesi
 
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
Laporan Kasus Multiple Ventricle Extra Systole (mVES)
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
 
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptxEMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
 
Case report
Case reportCase report
Case report
 
kardiovaskuler
kardiovaskulerkardiovaskuler
kardiovaskuler
 
Supraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardiSupraventrikuler takikardi
Supraventrikuler takikardi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1Ringkasan skenario 1
Ringkasan skenario 1
 
MINI CEX OBGYN .pptx
MINI CEX OBGYN .pptxMINI CEX OBGYN .pptx
MINI CEX OBGYN .pptx
 
Ny YW, UAP.pptx
Ny YW, UAP.pptxNy YW, UAP.pptx
Ny YW, UAP.pptx
 
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
Cardiology (ilmu jantung dan pembuluh darah)
 
Obstetric_Emergencies
Obstetric_EmergenciesObstetric_Emergencies
Obstetric_Emergencies
 
Edema Anasarka.pdf
Edema Anasarka.pdfEdema Anasarka.pdf
Edema Anasarka.pdf
 
MATERNAL.pptx
MATERNAL.pptxMATERNAL.pptx
MATERNAL.pptx
 
MINICEX
MINICEXMINICEX
MINICEX
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

STENOSIS MITRAL DAN KEHAMLAN

  • 1. Laporan kasus Anestesi epidural pada kehamilan dengan stenosis mitral Oleh : dr. Abdi Kumala
  • 2. Pendahuluan • Kehamilan dengan penyakit jantung adalah masalah yang meningkat di seluruh dunia. • Penyebab gagal jantung pada kehamilan termasuk penyakit jantung struktural yang sudah ada sebelumnya (bawaan/kongenital atau yang diperoleh), kardiomiopati peripartum, gangguan hipertensi, penyakit arteri koroner, aritmia, penyakit jantung tiroid atau gangguan endokrin lainnya. • Kelainan patologis stenosis mitral pada kehamilan berhubungan dengan adanya edema paru akut dan penyakit katup aorta • Diperkirakan 90% stenosis mitral didasarkan atas penyakit jantung reumatik. Angka mortalitas sendiri sekitar 1% pada stenosis mitral ringan dan 5-15% pada stenosis mitral berat. • Kehamilan dengan kelainan stenosis mitral masih menjadi tantangan bagi ahli anestesi dalam memberikan tatalaksana anestesi yang sesuai. Laporan kasus ini melaporkan kasus seorang wanita yang akan menjalani section caesarea dengan mitral stenosis.
  • 3. STATUS PASIEN  Identitas Pasien Nama Pasien : Ny. NL Usia : 29 tahun Jenis Kelamin: Perempuan Agama : Islam Alamat : Tambusai, Rohul Status : Menikah Nomor RM : 01-09-79-28 Tanggal Masuk RS : 20 Juni 2022 Tanggal Operasi : 23 Juni 2022
  • 4. 2.2 Anamnesa  Keluhan Utama Pasien dari poliklinik kontrol kehamilan  Riwayat Penyakit sekarang Pasien dikonsulkan ke Bagian Anestesi RSUD AA untuk menjalani operasi section secarea. Pasien hamil anak pertama dengan usia kehamilan 36-37 minggu dengan janin tunggal hidup intrauterine letak kepala dan mitral stenosis. Pasien tidak ada mengeluhkan kontraksi maupun keluar darah dan cairan dari kemaluan. Pasien tidak ada sesak, demam, dan batuk.  Riwayat Penyakit Dahulu  Pasien diketahui telah mengalami mitral stenosis pada tahun 2010.  Tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, atau penyakit metabolik lain.
  • 5.  Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama. Tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis dan penyakit jantung pada keluarga.  Riwayat pekerjaan, social ekonomi dan kebiasaan : Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.  Riwayat Anestesi dan Operasi : Pasien menjalani operasi katup jantung pada 2015 dan 2019.  AMPLE A : Riwayat alergi makanan dan obat – obatan disangkal M : Pasien sedang tidak mengonsumsi obat-obatan. Riwayat operasi katup jantung P : Mitral stenosis L : Pasien terakhir makan dan minum 7 jam sebelum operasi E : Tidak ada keluhan
  • 6. 2.3. Pemeriksaan Fisik  Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang  Kesadaran : Composmentis  Tanda Vital TD : 110/72 mmHg Nadi : 82 kali/menit RR : 20 kali/menit Saturasi O2 : 98% Suhu : 36,5oC  Status gizi BB : 61 kg TB : 154 cm IMT :25,7kg/m2 (Normoweight)
  • 7. Airway  Objective (Look Listen Feel)  Look : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan berbicara lancar saat ditanya. Tidak ada trauma maxillofasial atau jejas pada leher  Listen : Tidak ada suara nafas tambahan (gurgling, snoring, stridor)  Feel : Hembusan nafas (+).  Assessment: Kesan tidak ada sumbatan jalan nafas (benda padat, cairan)  Airway paten
  • 8.  Penilaian LEMON :  L (Look) : Tidak terdapat kelainan yang dapat menimbulkan kesulitan untuk intubasi atau ventilasi.  E (Evaluation) : Jarak antara gigi seri atas - bawah 3 jari. Jarak tulang hyoid dengan dagu 3 jari. Jarak benjolan tiroid dengan dasar mulut 2 jari  M (Mallampati Score) : Grade 1  O (Obstruction) : Tidak ada trauma, dalam batas normal.  N (Neck Mobility) : Tidak terdapat keterbatasan gerakan leher.
  • 9. Breathing  Objective :  Look : Pasien bernapas spontan, gerakan dinding dada simetris, Suara napas vesikuler, tidak ada retraksi iga, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, frekuensi napas 20 kali/menit  Feel : Tidak ada nyeri tekan di daerah dada  Assessment : Ventilasi dan ekspansi paru baik
  • 10. Circulation  Objective  Akral hangat, capillary refill time (CRT) <2 detik  Nadi teraba, frekuensi nadi 75 kali/menit, isi dan tegangan cukup  Tekanan darah 130/70 mmHg  Sudah terpasang IVFD Ringer Laktat 20 tpm  Assessment: Sirkulasi baik  Action : IVFD Ringer Laktat 20 tpm teruskan
  • 11. Disability  Objective  Pemeriksaan mini neurologis  Glasglow coma scale (GCS) 15 (E4V5M6)  Pupil isokor ø 3 mm/3 mm, reflek cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)  Motorik : Paresis (-)  Assessment : Hasil pemeriksaan mini neurologis baik • Pasien memakai baju operasi dan diselimuti Exposure
  • 12. Pemeriksaan generalis  Pemeriksaan Kepala  Mata : Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pupil isokor, reflek cahaya (+/+)  Hidung : Tidak tampak adanya deviasi septum nasal  Mulut : Sianosis (-), mukosa kering (-), bibir pucat (-), gigipalsu (-)  Mandibula : Gerakan sendi temporomandibular tidak terbatas  Leher : Thorak inline, JVP tidak ada distensi
  • 13.  Pemeriksaan Thoraks  Inspeksi : Dinding dada simetris, gerakan dinding dada simetris  Palpasi : Vokal fremitus simteris kanan dan kiri  Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru, batas jantung dbn  Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung S1 dan S2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)  Pemeriksaan Abdomen  Inspeksi : Abdomen cembung, tidak tampak pembesaran atau scar, terdapat luka bekas operasi pada pinggang kiri  Auskultasi : Bising usus (+) 7 kali/menit  Perkusi : Terdengar suara timpani pada lapangan abdomen  Palpasi : Abdomen supel.  Pemeriksaan ekstremitas : CRT < 2 detik, akral hangat, tidak ada edema , tidak ada sianosis
  • 14. Pemeriksaan Penunjang  Darah rutin (20 Juni 2022)  Hb : 11,0 g/dL  Ht : 34%  Leukosit : 10,7 x 103/ul  Trombosit : 176 x 103/ul  Eritrosit : 3,32 106/ul  Hemostasis  PT : 14,3 detik  APTT : 32,9 detik  Kimia Darah  Albumin : 3,5  SGOT : 14  SGPT : 8  Ureum : 13 mg/dl  Creatinin : 0,52 mg/dl  Na/K/Cl : 143/4,7/104  GDS : 81
  • 15. Foto Thorax Cor dan Pulmo dalam batas normal Ekg
  • 16. Asesmen dan Tatalaksana Anestesi  Diagnosis Kerja  G1 Gravida 36-37 minggu JTHIU Letak Kepala  Mitral Stenosis mild moderate  PS ASA III  Penatalaksanaan  Sectio Caesarea
  • 17. Kesimpulan  Wanita 29 tahun dengan G1P0A0 hamil 37 minggu, dengan janin tunggal hidup intrauterine letak kepala dan mitral stenosis, rencana anestesi dengan Epidural kontinu Anestesi, status fisik ASA III  Saran : - Informed consent dengan resiko tinggi - Puasa dilanjutkan sampai dengan operasi - Pasang IV line G 18 dgn transfusi set - Sedia darah sesuai TS operator - Post operasi ICU
  • 18. Tahapan anestesi 1. Tahapan persiapan  Persiapan sebelum dilakukan Epidural Anestesi pukul 08.00 WIB Pemeriksaan Fisik  KU : tampak sakit sedang, kesadaran CM, GCS E4V5M6  Tekanan darah : 120/78 mmHg  HR : 100 x/menit  Nadi : 100 x/menit, regular, isi cukup  Respirasi : 20x/menit, thorakoabdominal  SpO2 : 99 %  EKG : sinus takikardi, HR 100 x/menit  VAS : 3  Teknik anesthesia : Epidural kontinu anestesia
  • 19.  Premedikasi : inj. Ondancetrone 4 mg  Tindakan Anestesi  Insisi : Th.10 – Th12  Target : Th.8 – L2  Puncture : Interspace VL2 - VL3  Identifikasi epidural : Loss of resistance air to air  Test dose : 3ml lidokain 15 mg dan adrenalin 5 mcg/cc  Agen Epidural : 0,5% Bupivacain 10 mL  Maintenance O2 : NC 5 L/menit  Obat masuk durante op: - Drip oksitosin 20 IU - Ketorolac 30 mg
  • 20. Perhitungan kebutuhan cairan perioperatif (BB 60 kg)  Pengganti puasa = 2 ml/kgBB/jam x 60 kg x 6 jam = 720 mL  Pemeliharaan = 2 mL/kgBB/jam x 60 kg = 120 mL/jam  Stres operasi sedang = 6 mL/kgBB/jam x 60 kg = 360 mL/jam Sehingga rencana pemberian cairan: • Jam I = (210 + 120 + 360)mL = 690 mL • Jam II = (105 + 120 + 360)mL = 585 mL • Jam III = (105 + 120 + 360)mL = 585 mL
  • 21. Perhitungan kebutuhan transfusi (BB 60 kg) 1. Estimated blood volume EBV = 65ml/kgBB x 50 kg = 3900 mL 2. Red blood cel volume a. Pra operasi (Hct 39%) RBCV = EBV x Hct = 3900 mL x 39% = 1521 mL a. Allowable blood lost (Hct 30%) RBCV = EBV x Hct = 3900 mL x 30% = 1170 mL 3. RBCV lost dari Hct 38% menjadi 30% adalah : RBCV lost = (1521 – 1170 )mL = 351 mL ABL = 3 x RBCV lost = 3 x 351 mL = 1053 mL
  • 22.  Kondisi umum selama operasi - Tensi berkisar 106/62 – 128/73 mmHg - Heart rate berkisar 75 – 100 x/menit - SpO2 berkisar 99 – 100% - Perdarahan sekitar 300 mL - Urin sekitar 100 mL - Pengganti cairan durante operasi dengan infus kristaloid 400 mL
  • 23.  Lahir bayi perempuan pukul 08.30 WIB, dengan APGAR Score 6/7/9. Pukul 09.05 WIB operasi selesai, TD: 110/72, HR: 82x/menit, SpO2 99%. Pasien pindah ke ruang recovery room, kemudian ditransfer ke Ruangan KU baik, GCS E4V5M6  Vital sign  TD =122/74mmHg : HR = 76x/menit : RR = 18x/menit : SpO2 = 98%  Urin : 0,8 ml/kg/jam  Analgetik: Epidural : 0,125% Bupivacain + Fentanyl 100 mcg 5 ml tiap 8 jam  VAS : 1
  • 25. Fisiologi Jantung Selama Masa Kehamilan  Kehamilan dikaitkan dengan perubahan hemodinamik fisiologis yang signifikan, termasuk 30- 50% peningkatan curah jantung dan volume darah  Periode resiko terbesar untuk kejadian jantung selama kehamilan adalah awal trimester ketiga, persalinan dan saat post-partum segera.  Penyakit jantung bawaan adalah penyebab utama dari penyakit jantung maternal dalam kehamilan, berjumlah hingga 75%. Stenosis mitral rematik masih menjadi penyebab utama kematian ibu.  Telah ada bukti bahwa wanita hamil dengan stenosis mitral yang moderat hingga berat dengan hipertensi pulmonal berat dan atrial fibrilasi beresiko gagal jantung dan hasil janin yang merugikan  Kardiomiopati peripartum adalah gagal jantung kongestif yang terjadi di akhir kehamilan atau awal postpartum, terjadi pada 1 dari 1500-3000 kehamilan
  • 26. Perubahan fisiologi jantung pada kehamilan
  • 27.  Penyakit hipertensi dapat mempersulit 12-22% dari kehamilan dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal. Ini termasuk hipertensi kronis, hipertensi gestasional dan preeklampsia.  Iskemia plasenta sebagai akibat dari invasi sitotrofoblas abnormal dari arteriol spiralis menyebabkan aktivasi luas dan disfungsi endotel vaskular maternal  pembentukan endotelin dan tromboksan ,peningkatan sensitivitas vaskular menjadi angiotensin II dan penurunan pembentukan vasodilator Perubahan CO pada kehamilan dan persalinan
  • 28.  Defenisi : suatu keadaan di mana terjadi gangguan aliran darah dari atrium kiri melalui katup mitral oleh karena obstruksi pada katup mitral yang menyebabkan gangguan pembukaan sehingga timbul gangguan pengisian ventrikel kiri pada saat diastole.  Penyebab tersering mitral stenosis adalah demam rematik  Patogenesis : adanya antigen protein M yang terdapat antara jantung dan streptokokus hemolitikus grup A menyebabkan serangan autoimun pada jantung dalam respon terhadap infeksi streptokokus  Penyebab lainnya walaupun jarang yaitu : stenosis mitral kongenital, vegetasi dari systemic lupus eritematosus (SLE), deposit amiloid, mucopolysaccharhidosis, rheumatoid arthritis (RA), Wipple’s disease, Fabry disease, akibat obat fenfluramin/phentermin, serta kalsifikasi annulus maupun daun katup pada usia lanjut akibat proses degeneratif Mitral Stenosis
  • 29.  Gejala stenosis mitral kebanyakan asimtomatis . Pada stenosis mitral yang bergejala dapat mengalami sesak padnapas, paroksismal nokturnal dispnea, ortopnea atau oedema paru.  Aritmia atrial berupa fibrilasi atrium juga merupakan kejadian yang sering terjadi pada stenosis mitral, yaitu 30-40%.
  • 30.  EKG : adanya gelombang P mitral berupa takik pada gelombang P dengan gambaran QRS kompleks yang normal  Ekokardiografi merupakan pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis pasien dengan MS.  Stenosis mitral yang murni (isolated) dapat terdengarnya bising mid diastolik yang bersifat kasar, bising menggenderang (rumble), aksentuasi presistolik.  Jika terdengar bunyi tambahan opening snap berarti katup masih relative lemas (pliable) sehingga waktu terbuka mendadak saat diastole menimbulkan bunyi yang menyentak (seperti tali putus)
  • 31. Anestesi Epidural  Anestesi epidural adalah salah satu bentuk teknik blok neuroaksial.  Epidural blok dapat dilakukan melalui pendekatan lumbal, torak, servikal atau sacral (yang lazim disebut blok caudal). Ruang epidural berada diluar selaput dura  Onset dari epidural anestesia (10-20 menit) lebih lambat dibandingkan dengan anestesi spinal  Dengan menggunakan konsentrasi obat anestesi lokal yang relatif lebih encer dan dikombinasi dengan obat-obat golongan opioid, serat simpatis dan serat motorik lebih sedikit diblok, sehingga menghasilkan analgesia tanpa blok motorik.  Hal ini banyak dimanfaatkan untuk analgesia pada persalinan dan analgesia post operasi
  • 32.  Lumbal Epidural  daerah anatomis yang paling sering menjadi tempat insersi atau tempat memasukan epidural anestesia dan analgesia. Dikerjakan untuk tindakan dibawah diafragma.  Torakal Epidural  teknik lebih sulit, banyak digunakan untuk intra atau post operatif analgesia.  Cervikal Epidural  terutama untuk penanganan nyeri, biasanya dikerjakan dengan posisi pasien duduk, leher ditekuk dan menggunakan pendekatan median
  • 33. Teknik Anestesi Epidural  Dengan pendekatan median atau paramedian, jarum epidural dimasukan melalui kulit sampai menembus ligamentum flavum.  Dua teknik yang ada untuk mengetahui apakah ujung jarum telah mencapai ruang epidural adalah teknik “loss of resistance” dan “hanging drop”. teknik “loss of resistance” lebih banyak dipilih oleh para klinisi  Kateter dimasukkan melalui jarum khusus yang diarahkan di antara prosesus spinosus vertebralis (biasanya di segmen lumbal bawah, L3 sampai L5).  Jarum melintasi kulit dan jaringan subkutan, ligamentum supraspinous, ligamentum interspinous, dan ligamentum flavum dan masuk ke dalam ruang epidural Lokasi tusukan blok epidural
  • 34.  Jumlah (volume dan konsentrasi) dari obat anestesi lokal yang dibutuhkan untuk anestesi epidural relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan anestesi spinal  Test dose dilakukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan injeksi ke ruang subaraknoid atau intravaskuler. Dengan menggunakan kombinasi obat anestesi lokal dan epineprin, 3 ml lidokain 1,5 % dengan 0,005 mg/mL epineprin 1:200.000.  45 mg lidokain disuntikan kedalam ruang subaraknoid timbulkan anestesi spinal secara cepat. 15 g epineprin disuntikan intravaskuler sebabkan kenaikan nadi 20% atau lebih
  • 35. Obat-Obat Anestesi Epidural  Obat-obat epidural dipilih berdasarkan efek klinis yang diharapkan, apakah sebagai obat anestesi primer, untuk suplementasi pada anestesi umum, atau untuk lokal analgesia.  Obat dengan durasi kerja pendek sampai sedang pada anestesi menggunakan lidokain 1,5- 2%, kloroprokain 3%, dan mevipakain 2%.  Obat dengan durasi kerja lama termasuk bupivakain 0,5-0,75%, ropivakain 0,5-1%, dan etidokain.  Bupivakain mempunyai potensi menimbulkan toksisitas sistemik. Konsentrasi 0,75 % tidak dianjurkan pada anestesi obstetric. Penggunaannya dilaporkan menimbulkan cardiac arrest sebagai akibat injeksi kedalam intravena.  Ropivakain kurang toksik dibandingkan bupivakain, potensi, onset, durasi dan kualitas blok sama dengan bupivakain
  • 36. Kegagalan Blok Epidural  anestesi epidural sangat tergantung pada subyektifitas deteksi dari loss of resistance (atau hanging drop)  Ligamentum spinalis lembut dan perubahan resistensi yang baik tidak bisa dirasakan pada beberapa dewasa muda, menjadi kekeliruan dari loss of resistance tidak bisa dipungkiri  Demikian juga bila masuk ke muskulus paraspinosus dapat menimbulkan kekeliruan loss of resistance.  blok unilateral dapat terjadi bila obat diberikan lewat kateter yang keluar dari ruang epidural, dapat diatasi dengan menarik kateter 1-2 cm dan disuntikan ulang dimana pasien diposisikan dengan bagian yang belum terblok berada disisi bawah  pasien mengeluh akibat nyeri viseral pada blok epidural , sehingga diperlukan pemberian suplementasi opioid intravena
  • 37. Indikasi Anestesi Epidural  Bedah Daerah Panggul dan Lutut  Revaskularisasi Ekstremitas Bawah : pada pasien dengan penyakit pembuluh darah perifer, dimana oklusi pembuluh darah post operatif juga menunjukkan angka yang lebih kecil dibandingkan dengan anestesi umum  Persalinan : proses persalinan yang sulit, apabila dilakukan dengan teknik epidural anestesi menyebabkan stress peripartum berkurang  Post Operatif Manajemen: Pasien dengan gangguan paru, misalnya PPOK menunjukkan maintenance fungsi paru lebih bagus dengan teknik epidural anestesi .
  • 38. Kontra indikasi 1. Kontraindikasi relatif • pasien dengan neuropati perifer • demensia / psikosis, • penyakit demielisasi sistem saraf pusat (SSP), • stenosis aorta • pasien tidak kooperatif 2. Kontraindikasi absolut • sepsis,bakteremia • infeksi kulit di lokasi injeksi • hipovolemia berat • gangguan koagulasi, • menggunakan obat anti koagulasi, • peningkatan TIK
  • 39. Komplikasi Anestesi Epidural  Dikarenakan Dosis anestesi lokal dibutuhkan lebih besar untuk anestesi epidural dibandingkan anestesi subaraknoid spinalis  Kadarnya tinggi dalam darah  sebabkan gangguan fungsi jantung dan pengurangan curah jantung pada penderita yang lanjut usia dengan keadaan otot jantung yang tidak sempurna  Jarum atau kateter pada anestesi subaraknoid dapat memasuki pembuluh darah dan suntikan sistemik sehingga dapat menyebabkan hipotensi, blok spinal menyeluruh, ketidaksadaran, dan apnue
  • 40. PEMBAHASAN  Pasien perempuan dengan kehamilan pertama dan mitral stenosis menjalani operasi SC dengan menggunakan anestesi epidural.  Sampai saat ini anestesi spinal pada pasien dengan stenosis mitral masih merupakan kontraindikasi  Anestesi epidural merupakan teknik berbasis kateter yang memberikan analgesia terus menerus melalui pemberian obat ke dalam ruang epidural.  Teknik taktil yang disebut "loss of resistance" digunakan untuk menentukan ruang epidural. Test dose dilakukan dengan menggunakan lidokain (misalnya, 45 mg) dan epinefrin (misalnya, 15 µg).
  • 41.  Agen farmakologis yang digunakan dapat bupivacaine 0,5% 5 mg  Bupivakain hiperbarik dosis rendah dikombinasikan dengan fentanyl (opioid) menghasilkan blok yang adekuat dengan efek samping sistemik yang minimal berupa penurunan tahanan sistemik vaskular dan mencegah timbulnya hipotensi  Kombinasi bupivakain dosis rendah yang dikombinasikan dengan ajuvan opioid  strategi untuk mempertahankan hemodinamik yang stabil selama epidural anestesi pada operasi sesar  Aliran darah uterus tidak bersifat autoregulasi, sehingga perfusi uteroplasental berhubungan secara langsung dengan tekanan darah ibu. Hal ini membuat penurunan tekanan darah ibu masih dapat ditoleransi oleh ibu.  Laporan kasus ini tidak menunjukkan adanya episode hipotensi dan desaturasi
  • 42.  Opioid yang diberikan ke ruang intratekal secara selektif akan menghasilkan efek analgesia dengan melalui interaksi dengan reseptor opioid di cornu dorsalis medula spinalis dengan membentuk ikatan pada reseptor opioid di prasinaps dan pascasinaps  Pada pascasinaps, opioid akan meningkatkan konduksi ion kalium, meningkatkan hiperosmolaritas neuronneuron asendens tanpa membangkitkan efek somatosensorik maupun motorik  Efek prasinaps antara lain pelepasan adenosin spinal yang berperan penting sebagai mediator spesifik analgetik
  • 43.  penelitian sebelumnya membuktikan bahwa opioid lipofilik contohnya fentanyl dapat mempercepat awitan dan memperpanjang durasi blok bupivakain, serta memperpanjang durasi analgesia pascaoperasi.  Fentanyl bekerja secara sinergis dengan bupivakain dalam menurunkan ambang nyeri tanpa meningkatkan blokade simpatis dan motorik  Kombinasi keduanya memiliki kecepatan awitan 5 menit secara intratekal dan 10 menit melalui epidural dan secara relatif memiliki durasi aksi yang lebih pendek dikarenakan oleh adanya redistribusi (2- 4 jam intratekal dan epidural)
  • 44.  Fluktuasi hemodinamik sangat minimal dan sesuai dengan hemodinamik awal dari pasien.  Saturasi pasien dengan udara ruangan sebelum epidural 94-95% dan selama operasi berlangsung pasien menggunakan nasal kanul 3 L/menit dan saturasi 98- 100%  Kenaikan nadi setelah bayi lahir disebabkan oleh pemberian oksitosin. Selama operasi dan pascaoperasi tidak didapatkan keluhan sesak nafas, mual, muntah dan pusing serta tidak terjadi hipotensi sehingga tidak digunakan obat-obatan untuk menaikkan tekanan darah