Presentasi Kasus Kecil : CKD Stage V, Hipertensi Stage 2, DM tipe 2, CHF NYHA 2
SMF Ilmu Penyakit Dalam
Universitas Sebelas Maret (UNS)/RSUD Dr. Moewardi, Solo, Indonesia
Perempuan berusia 50 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun selama 2 jam. Pasien mengalami mendengkur, tidak dapat membuka mata, dan hanya bereaksi fleksi saat dirangsang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan riwayat hipertensi.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas tentang muntah pada anak, meliputi pengertian, patofisiologi, etiologi, diagnosis, pendekatan diagnosis, komplikasi, dan penatalaksanaan muntah pada anak, termasuk obat-obatan anti muntah seperti ondansetron, metoklopramide, dan domperidone beserta mekanisme kerja dan efek sampingnya."
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Laporan kasus ini membahas tentang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosa gastritis akut yang mengeluh nyeri di uluh hati, mual, dan kembung. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda inflamasi saluran pencernaan seperti nyeri uluh hati dan diare.
Cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid dan koloid yang digunakan untuk resusitasi akut dan terapi rumatan. Cairan kristaloid meliputi cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik yang berbeda dalam distribusi dan penggunaannya, sementara cairan koloid seperti albumin dan HES berperan sebagai ekspander volume. Prinsip terapi cairan meliputi penggantian kehilangan harian dan abnormal untuk memelihara hidrasi dan elektrolit tub
Perempuan berusia 50 tahun masuk rumah sakit dengan kesadaran menurun selama 2 jam. Pasien mengalami mendengkur, tidak dapat membuka mata, dan hanya bereaksi fleksi saat dirangsang. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan riwayat hipertensi.
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptSyscha Lumempouw
Dokumen tersebut berisi laporan kasus tentang pasien laki-laki berusia 1 tahun yang mengalami diare akut disertai dehidrasi ringan. Pasien mengalami buang air besar lebih dari 5 kali sehari selama 2 hari dengan isi ampas dan berwarna kuning. Setelah pemeriksaan fisik dan diagnostik, pasien didiagnosis mengalami diare akut dan dehidrasi ringan serta mendapatkan penatalaksanaan berupa rehidrasi oral dan pengaw
"[Ringkasan] Dokumen tersebut membahas tentang muntah pada anak, meliputi pengertian, patofisiologi, etiologi, diagnosis, pendekatan diagnosis, komplikasi, dan penatalaksanaan muntah pada anak, termasuk obat-obatan anti muntah seperti ondansetron, metoklopramide, dan domperidone beserta mekanisme kerja dan efek sampingnya."
Pasien laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan batuk berdahak. Pemeriksaan menunjukkan adanya pleuropneumonia di paru kiri pasien beserta riwayat diabetes.
Laporan kasus ini membahas tentang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosa gastritis akut yang mengeluh nyeri di uluh hati, mual, dan kembung. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda inflamasi saluran pencernaan seperti nyeri uluh hati dan diare.
Cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid dan koloid yang digunakan untuk resusitasi akut dan terapi rumatan. Cairan kristaloid meliputi cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik yang berbeda dalam distribusi dan penggunaannya, sementara cairan koloid seperti albumin dan HES berperan sebagai ekspander volume. Prinsip terapi cairan meliputi penggantian kehilangan harian dan abnormal untuk memelihara hidrasi dan elektrolit tub
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
Dokumen tersebut membahas tentang sirosis hati (SH), yaitu kondisi fibrosis hati yang merupakan tahap akhir dari proses peradangan kronis hati. SH disebabkan oleh berbagai faktor seperti hepatitis kronis, alkohol, obesitas, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti hipertensi portal, asites, dan ensefalopati hepatik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau SH antara lain pemerik
Laporan kasus ini membahas kasus hipokalemia pada seorang pria dewasa. Pasien mengeluh lemas dan keram pada kaki selama dua hari. Pemeriksaan menunjukkan penurunan kekuatan otot dan refleks pada ekstremitas bawah serta kadar kalium serum rendah 2,5 mmol/L. Diagnosis hipokalemia ringan ditegakkan dan pasien diberi suplemen kalium secara oral dan infus.
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
Pasien perempuan berusia 52 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan bibir mencong ke kanan dan mata kiri tidak bisa tertutup rapat. Pemeriksaan menemukan gangguan pada saraf wajah (Nervus Facialis) sebelah kiri. Diagnosisnya adalah parese nervus facialis tipe perifer sehingga didiagnosis menderita Bell's palsy. Pengobatan yang diberikan antara lain prednison dan antivirus.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien dengan diabetes melitus tipe 2 dan komplikasi kaki diabetes. Pasien mengalami luka ulkus di kaki kiri yang meluas disertai infeksi. Berdasarkan pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang, didiagnosis dengan diabetes melitus tipe 2, gangren kaki kiri, dan komplikasi lainnya seperti nefropati dan hipertensi. Penatalaksanaan dilakukan dengan rawat inap, pengobatan
Pasien laki-laki berusia 47 tahun dirawat karena penurunan kesadaran dan sirosis hati dekompensasi akibat hepatitis B kronis. Pemeriksaan fisik menunjukkan ikterus, asites, dan nyeri epigastrium. Hasil laboratorium menunjukkan anemia, trombositopenia, dan peningkatan enzim hati. USG menunjukkan sirosis hati dan hipertensi portal. Diagnosis pasien adalah ensefalopati hepatik, sirosis hati dekompensasi
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) hipertensi adalah tekanan darah tinggi diatas 140/90 mmHg yang merupakan pembunuh diam-diam karena sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, (2) faktor risikonya adalah keturunan, umur, gaya hidup buruk, dan kondisi medis tertentu, (3) gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala hingga komplikasi organ vital.
Dokumen ini menganalisis hubungan antara status ekonomi dan pekerjaan ibu dengan perilaku penggunaan jamban sehat menggunakan uji Chi Square. Hasilnya menunjukkan status ekonomi berpengaruh signifikan, dimana ibu dengan status ekonomi rendah cenderung tidak menggunakan jamban sehat, sedangkan status pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang ulkus dan gangren diabetikum. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi, penyebab, mekanisme terjadinya, tanda-tanda, dan penatalaksanaan ulkus serta gangren pada pasien diabetes meliputi perawatan luka, amputasi, dan rehabilitasi.
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisTenri Ashari Wanahari
Pasien laki-laki 56 tahun dirawat dengan keluhan hematemesis melena, sirosis hati, anemia sedang, dan dislipidemia. Pemeriksaan fisik menunjukkan pucat, ikterik, dan underweight. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia, leukositosis, dan ciri-ciri sirosis hati.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Orchitis adalah kondisi inflamasi akut pada testis yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti mumps. Pada kasus ini, pasien mengeluh nyeri pada buah zakar kiri selama 4 hari disertai demam dan bengkak pipi, yang didiagnosis menderita orchitis sebelah kiri berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Dokumen tersebut membahas tentang cairan tubuh, elektrolit, dan kebutuhan cairan pada berbagai kondisi seperti dehidrasi, luka bakar, dan trauma. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan komposisi dan jumlah cairan tubuh yang berbeda pada bayi, anak, dan dewasa, serta pedoman penggantian cairan dan elektrolit untuk mengatasi dehidrasi, luka bakar, dan pendarahan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan dan teknik pemeriksaan fisik abdomen yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendeteksi kelainan pada organ dalam perut.
Dokumen tersebut membahas tentang sirosis hati (SH), yaitu kondisi fibrosis hati yang merupakan tahap akhir dari proses peradangan kronis hati. SH disebabkan oleh berbagai faktor seperti hepatitis kronis, alkohol, obesitas, dan dapat menyebabkan komplikasi seperti hipertensi portal, asites, dan ensefalopati hepatik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan memantau SH antara lain pemerik
Laporan kasus ini membahas kasus hipokalemia pada seorang pria dewasa. Pasien mengeluh lemas dan keram pada kaki selama dua hari. Pemeriksaan menunjukkan penurunan kekuatan otot dan refleks pada ekstremitas bawah serta kadar kalium serum rendah 2,5 mmol/L. Diagnosis hipokalemia ringan ditegakkan dan pasien diberi suplemen kalium secara oral dan infus.
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
Pasien perempuan berusia 52 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan keluhan bibir mencong ke kanan dan mata kiri tidak bisa tertutup rapat. Pemeriksaan menemukan gangguan pada saraf wajah (Nervus Facialis) sebelah kiri. Diagnosisnya adalah parese nervus facialis tipe perifer sehingga didiagnosis menderita Bell's palsy. Pengobatan yang diberikan antara lain prednison dan antivirus.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien dengan diabetes melitus tipe 2 dan komplikasi kaki diabetes. Pasien mengalami luka ulkus di kaki kiri yang meluas disertai infeksi. Berdasarkan pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang, didiagnosis dengan diabetes melitus tipe 2, gangren kaki kiri, dan komplikasi lainnya seperti nefropati dan hipertensi. Penatalaksanaan dilakukan dengan rawat inap, pengobatan
Pasien laki-laki berusia 47 tahun dirawat karena penurunan kesadaran dan sirosis hati dekompensasi akibat hepatitis B kronis. Pemeriksaan fisik menunjukkan ikterus, asites, dan nyeri epigastrium. Hasil laboratorium menunjukkan anemia, trombositopenia, dan peningkatan enzim hati. USG menunjukkan sirosis hati dan hipertensi portal. Diagnosis pasien adalah ensefalopati hepatik, sirosis hati dekompensasi
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) hipertensi adalah tekanan darah tinggi diatas 140/90 mmHg yang merupakan pembunuh diam-diam karena sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, (2) faktor risikonya adalah keturunan, umur, gaya hidup buruk, dan kondisi medis tertentu, (3) gejalanya bervariasi mulai dari sakit kepala hingga komplikasi organ vital.
Dokumen ini menganalisis hubungan antara status ekonomi dan pekerjaan ibu dengan perilaku penggunaan jamban sehat menggunakan uji Chi Square. Hasilnya menunjukkan status ekonomi berpengaruh signifikan, dimana ibu dengan status ekonomi rendah cenderung tidak menggunakan jamban sehat, sedangkan status pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang ulkus dan gangren diabetikum. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi, penyebab, mekanisme terjadinya, tanda-tanda, dan penatalaksanaan ulkus serta gangren pada pasien diabetes meliputi perawatan luka, amputasi, dan rehabilitasi.
Kasus Kecil Interna : Hematemesis Melena, Klinis Sirosis HepatisTenri Ashari Wanahari
Pasien laki-laki 56 tahun dirawat dengan keluhan hematemesis melena, sirosis hati, anemia sedang, dan dislipidemia. Pemeriksaan fisik menunjukkan pucat, ikterik, dan underweight. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia, leukositosis, dan ciri-ciri sirosis hati.
TB paru dapat menyebabkan komplikasi berupa renal tuberculosis atau TB ginjal. Pada kasus ini, pasien didiagnosis menderita TB paru dengan komplikasi gagal ginjal akibat infeksi TB yang menyebar ke ginjal. Pengobatan yang tepat untuk kasus ini adalah regimen 2HRZ/4HR dengan dosis yang disesuaikan fungsi ginjal pasien.
EKG dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit jantung seperti angina, infark miokardium, perikarditis, dan diseksi aorta melalui pemeriksaan interval, aksis, ukuran kamar jantung, dan perubahan kompleks QRST. Nyeri dada dapat disebabkan oleh berbagai kondisi jantung, paru, saluran pencernaan, dan muskuloskeletal yang dapat diidentifikasi melalui gejala khas dan pemeriksaan diagnostik
Laki-laki berusia 50 tahun mengalami penglihatan kabur pada mata kiri yang sudah dirasakan sejak 9 tahun lalu. Pemeriksaan menemukan visus mata kiri 1/300 dengan lensa yang keruh, didiagnosis menderita katarak senil matur pada mata kiri.
Pemeriksaan darah ( protozoa : parasit malaria)pjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas prosedur pemeriksaan darah untuk mendeteksi parasit malaria, meliputi pembuatan dan pembacaan sediaan darah tipis dan tebal serta interpretasi hasilnya. Prosedur tersebut meliputi pengambilan sampel darah, pembuatan sediaan tipis dan tebal, fiksasi, pewarnaan, dan pembacaan di bawah mikroskop untuk mendeteksi parasit malaria.
This document provides an overview of basic electricity and magnetism concepts. It defines electricity as the flow of electrons and static electricity as the buildup of electrons on objects from rubbing. Charges can be positive or negative depending on whether electrons are gained or lost. Conductors and insulators are described, as well as batteries, circuits, resistance, magnetism, electromagnets, generators, motors, and the difference between direct and alternating current. Key formulas like Ohm's Law are also presented.
Koolaid is made from a sugar/flavor mix that is dissolved in water, forming a solution. Solutions are evenly distributed mixtures where particles cannot be seen, unlike colloids where particles scatter light, or suspensions where visible particles remain dispersed. Concentration refers to how much solute is dissolved in a solvent - dilute solutions have little solute while concentrated solutions have more. Solubility is affected by temperature, pressure, and solvent type. Acids have a sour taste and turn litmus red while bases have a bitter taste and turn litmus blue. The pH scale measures acidity and alkalinity from 0-14, with 7 being neutral. Neutralization reactions involve an acid and base reacting to form
This document defines key concepts about the properties of matter. It explains that matter is anything that has mass and takes up space, and can exist in solid, liquid, or gas states. Physical properties can be observed without changing a substance's identity, while chemical properties involve chemical changes forming new substances. Matter can also be classified as pure substances like elements and compounds, or mixtures that are either homogeneous solutions or heterogeneous mixtures of different phases.
The document summarizes key aspects of the periodic table. It describes the elements hydrogen and helium as the lightest and most abundant in the universe. It also notes that atoms are electrically neutral, with negative charges from electrons balancing out the positive nucleus. Further, it provides details on protons, neutrons, and electrons as well as how elements are organized by atomic number and mass. Key groups of elements like metals, nonmetals, transition metals, and metalloids are outlined according to their typical properties.
The scientific method is a systematic process used by scientists to investigate problems and acquire new knowledge. It involves making observations, formulating a hypothesis, conducting experiments, analyzing data, and drawing conclusions. The document outlines the key steps of the scientific method including identifying a problem, forming a hypothesis, designing an experiment, collecting and analyzing data, and forming a conclusion. An example is provided to illustrate how these steps can be applied to investigate the effect of pH levels on plant growth.
Laporan kasus seorang pria berusia 39 tahun dengan keluhan utama badan terasa lemas selama 5 bulan. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi dan abnormalitas pada darah rutin serta fungsi ginjal dan hati. Diagnosis pasien gangguan fungsi ginjal lanjut, gastritis akut, dan hipertensi.
1. Pasien perempuan usia 19 tahun dengan keluhan bengkak seluruh badan dan abdomen serta kaki selama 2 minggu.
2. Pemeriksaan menunjukkan edema anasarka, hipertensi, hiperglikemia, dan dislipidemia.
3. Diagnosis awal nefrotik sindrom diduga karena nefritis lupus atau glomerulonefritis.
1. Pasien laki-laki usia 55 tahun dengan keluhan sesak nafas, bengkak badan, dan asites yang didiagnosis menderita cardiac sirosis, sirosis hati, asites permagna, dan efusi perikardium berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan gambar thoraks dan USG abdomen.
[Ringkasan]
Laporan jaga memberikan ringkasan tentang pasien wanita berusia 54 tahun dengan keluhan utama BAB hitam selama 3 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda anemia dan nyeri epigastrium. Skor Rockall dan Glasgow Blatchford menunjukkan risiko perdarahan ulkus tinggi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia berat dengan hipokrom mikrositer.
Pasien wanita berusia 22 tahun dengan keluhan utama gusi berdarah selama 6 hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan gusi berdarah, mata konjungtiva pucat dan ikterik, serta bintik merah di kulit dan kaki. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia berat dengan hemoglobin 8 g/dL, trombositopenia, dan peningkatan bilirubin total. Diagnosis awal adalah sindrom hemolitik uremik.
1. Pasien berusia 47 tahun datang dengan keluhan sesak nafas progresif dan batuk kronis.
2. Pemeriksaan menemukan edema paru dan kardiomegali serta iskemia jantung.
3. Diagnosis kerja sementara adalah gagal jantung kongestif akut dengan dekompensasi dan bronkitis kronis akut ekaserbasi.
1. Pasien laki-laki usia 33 tahun datang dengan keluhan nyeri kepala berputar disertai mual dan muntah.
2. Pemeriksaan fisik menunjukkan konjungtiva anemis dan nistagmus, serta nyeri ketok kostovertebra.
3. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia dan peningkatan leukosit granulosit.
1. Pasien wanita berusia 58 tahun mengeluh pusing berputar selama 5 hari terakhir beserta mual dan muntah. 2. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah naik saat pusing dan tanda neurologis seperti Laseque dan Kernig positif. 3. Diduga pasien mengalami meningitis atau infeksi saraf akibat komplikasi diabetes melitus atau hipertensi.
Tiga kalimat:
Laporan kasus seorang laki-laki berusia 79 tahun dengan keluhan sesak nafas kronis selama 2 tahun. Pasien merokok dan memiliki riwayat batuk lama. Pemeriksaan menemukan tanda-tanda gangguan paru obstruktif kronis seperti wheezing dan ronchi. Diagnosisnya adalah penyakit paru obstruktif kronis yang diobati dengan oksigen, antibiotik, dan obat pernapasan.
1. Laporan kasus tentang pasien wanita berusia 43 tahun dengan keluhan nyeri ulu hati dan diagnosa cholelithiasis dan cholesistitis. 2. Pemeriksaan menemukan batu empedu multiple pada pemeriksaan USG abdomen. 3. Pasien dirawat inap dan diberi tatalaksana medikamentosa serta diet rendah lemak dan pulih dengan baik.
Similar to Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF (20)
PEDOMAN OPERASIONAL PENILAIAN ANGKA KREDIT KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN ...Tenri Ashari Wanahari
Pedoman ini memberikan panduan operasional lebih rinci mengenai standar, tata cara, dan prosedur penilaian angka kredit dosen untuk kenaikan jabatan fungsional menjadi Lektor Kepala dan Guru Besar berdasarkan peraturan perundang-undangan terkait. Pedoman ini dimaksudkan untuk memfasilitasi penilaian yang konsisten di seluruh perguruan tinggi.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN PRIMERTenri Ashari Wanahari
Panduan Praktik Klinis ini memberikan pedoman penatalaksanaan klinis untuk dokter pelayanan primer di fasilitas kesehatan primer. Dokumen ini berisi lebih dari 130 penyakit dan kondisi umum serta pedoman penatalaksanaannya, disusun oleh tim ahli dari berbagai bidang untuk membantu dokter pelayanan primer dalam memberikan perawatan yang tepat. Panduan ini perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien berdasarkan penilaian klin
Development of Dot-blot Hybridization Based on 522 bp Repetitive Sequence (R5...Tenri Ashari Wanahari
Toxoplasmosis, arising from infection by Toxoplasma gondii, is one of the most common parasitic diseases in humans and other warm-blooded animals. In humans, infections are usually asymptomatic but severe disease can occur in immunocompromized individuals and newborns. Due to the importance of the disease and in order to take suitable measures, an early diagnosis of the disease is essential, particularly for pregnant women and in industry of domestic animals. The genome of T. gondii contains repeat sequences B1 and R522 which constitute ideal targets for genome-based detection methods. The 522 base pairs repeat sequences R522 are the most promising due to the high copy number, evaluated to be 200 to 300 units within the genome. We developed a simple dot-blot hybridization based on R522 sequences. The method is simple and does not require sophisticated devices. The test of the method, using cloned R522 as target, showed that the parasite detection method was sensitive and proved to be promising for use in routine health controls as well as for the survey of Toxoplasma infections.
Key words: DIG-probe, dot blot hybridization, repeat sequences, R522, Toxoplasma gondii.
Presentasi Kasus Anastesiologi : Anastesi Umum pada Apendisitis AkutTenri Ashari Wanahari
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas kasus penggunaan anestesi umum pada pria usia 30 tahun dengan diagnosis appendisitis akut yang akan menjalani operasi.
2) Anestesi umum digunakan karena operasi intra abdominal paling baik dilakukan dengan anestesi umum endotrakeal.
3) Persiapan pra-anestesi dilakukan untuk mempersiapkan pasien secara fisik dan mental serta merencan
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
Laporan kasus bedah anak mengenai hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis pada anak perempuan berumur 7 bulan. Penderita mengeluhkan benjolan di lipat paha kanan yang dapat hilang timbul. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan ukuran 2 cm x 1 cm x 1 cm di regio inguinalis dekstra yang dapat keluar masuk. Diagnosis yang ditetapkan adalah hernia inguinalis lateralis dekstra reponibilis. Rencana t
Ringkasan:
Presentasi kasus membahas delapan topik utama ilmu penyakit gigi dan mulut, yaitu anodontia, impacted teeth, maloklusi, debris, kalkulus, plaque, dental decay, dan pulpitis. Topik-topik tersebut dijelaskan definisi, etiologi, patogenesis, klasifikasi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, dan terapinya. Presentasi ini disampaikan oleh Tenri Ashari Wanahari untuk memenuhi kompetensi di Klinik Ilmu Penyak
Through this class you should be able to explain basic concepts in cellular and molecular biology using correct terminology, as well as develop critical thinking and problem-solving skills that can be applied to all of your studies of biology (4 weeks long).
Go to this link for enroll the course for free: https://www.coursera.org/course/introbiology
Happy learning!!
EdX Certificate: PH278x: Human Health and Global Environmental ChangeTenri Ashari Wanahari
PH278x: Human Health and Global Environmental Change is the online adaptation of material from the Harvard School of Public Health's course Human Health and Global Environmental Change.
One of the greatest challenges of our time is to address global environmental changes, such as climate change and biodiversity loss, that may harm the health of billions of people worldwide. PH278x explores global environmental changes, examining their causes as well as their health consequences, and engages students in thinking about their solutions (12 weeks long).
Go to this link to enroll the course for free: https://www.edx.org/course/harvard-university/ph278x/human-health-and-global/573
Happy Learning!!
Prospective development of rapid non-invasive Dengue virus detection method b...Tenri Ashari Wanahari
The document describes a literature review on diagnostic methods for detecting dengue infection using urine samples. 62 articles were initially identified from various databases and sources, which were narrowed down to 4 articles after removing duplicates. One article by Hirayama et al. was selected for critical appraisal after screening abstracts based on inclusion/exclusion criteria. The study evaluated a molecular-based diagnostic method for dengue using urine samples that involves isothermal amplification with multiple primers, resulting in a simple, rapid test that is highly sensitive and specific.
In this class we will cover the essentials of genomics to help you better understand your own life (know thy genome, know thyself), and how advances in biotechnology are radically changing the scientific landscape.
It begins with some of the most basic issues of genetics, such as the composition of genomes and how the information in them is processed so we can get an adult human from an egg. Then we’ll see that much of the power of genomics is in comparisons.
All are welcome to join us in this adventure. Some previous exposure to biology will enrich your experience with this course (6 weeks long).
Follow this link to enroll the course for free: https://www.coursera.org/course/genes
Happy Learning!!
The goal of this course is to provide an introduction to human physiology. The students learn to recognize and explain the basic concepts that govern each organ and organ system and their integration to maintain homeostasis, as well as some clinical aspects of failure of these systems. This human physiology course is targeted to undergraduate and graduate students with an elementary background in biology. In addition it is an ideal course in preparation for the MCAT exam. (12 weeks long)
Go to this link to enroll the course for free: https://www.coursera.org/course/humanphysio
Happy learning!!
This course is a first and friendly introduction to calculus, suitable for someone who has never seen the subject before, or for someone who has seen some calculus but wants to review the concepts and practice applying those concepts to solve problems, emphasizing engaging examples from everyday life.
Calculus is about the very large, the very small, and how things change. The surprise is that something seemingly so abstract ends up explaining the real world. Calculus plays a starring role in the biological, physical, and social sciences. (15 weeks long)
Go to this link to enroll the course for free: https://www.coursera.org/course/calc1
Happy learning!!
This document is a statement of accomplishment from Coursera recognizing that Tenri Ashari Wanahari completed an undergraduate algebra course with distinction. The course covered linear, polynomial, and rational functions including inequalities and complex numbers. The statement was signed by the lecturers from the University of California, Irvine who note that the online course does not fully reflect the on-campus curriculum.
This class prepares students for eligibility to enroll in the first semester of single variable calculus. This course is taught so that students will acquire a solid foundation in algebra and trigonometry (10 weeks long).
Go to this link to enroll the course for free: https://www.coursera.org/course/precalculus
Happy learning!!
EdX Certificate: Stat2.1x Introduction to Statistics: Descriptive StatisticsTenri Ashari Wanahari
The course is the online equivalent of Statistics 2, a 15-week introductory course taken in Berkeley by about 1,000 students each year. Stat2x is divided into three 5-week components. Stat2.1x is the first of the three. The focus of Stat2.1x is on descriptive statistics. The goal of descriptive statistics is to summarize and present numerical information in a manner that is illuminating and useful. The course will cover graphical as well as numerical summaries of data, starting with a single variable and progressing to the relation between two variables. Throughout Stat2.1x, the emphasis will be on understanding the reasoning behind the calculations and there will be no mindless memorization of formulas.
Claim of certificate: https://verify.edx.org/cert/5fc4b495eff6498e834edd6b536296d7
Go to this link to enroll the course for free: https://www.edx.org/courses/BerkeleyX/Stat2.1x/2013_Spring/about
Happy learning!!
The best way to understand reason and reasoning is to study argument as argument is explicit way to give reason. So that if we can understand argument, we will understand reason. This course will teach you how to do it well. You will learn how to differentiate between good reasoning and bad reasoning, understand and assess arguments by other people and how to construct good arguments of your own about whatever matters to you (12 weeks long).
Go to this link to enroll the course for free: https://www.coursera.org/course/thinkagain
Happy learning!!
This course cover visualization, probability, regression and other topics that will help you learn the basic methods of understanding data with statistics (self-paced).
Go to this link to enroll the course for free: https://www.udacity.com/course/st101
Happy learning!!
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
1. KASUS KECIL
SEORANG LAKI-LAKI 52 TAHUN DENGAN CKD STAGE V,
HIPERTENSI STAGE II, DM TIPE II OBESE,
DAN CHF NYHA II
Oleh:
Tenri Ashari Wanahari G99131087
Ivan Jazid Adam G99131088
Residen
dr. Kiki
Pembimbing
dr. Sri Marwanta, Sp.PD, M.Kes
.
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2014
2. 2
DAFTAR MASALAH
Nama Pasien:
Tn.W
No.RM 0 1 2 3 9 4 3 2
No.
Tanggal
ditemukan
MASALAH
MASALAH
Selesai/
Tanggal
Terkontrol/
Tanggal
Tetap
1. 15/3/2014 CKD Stage V 20/3/2014
2. 15/3/2014 Hipertensi Stage II 20/3/2014
3. 15/3/2014 DM Tipe II Obese 20/3/2014
4. 15/3/2014 CHF NYHA II 20/3/2014
5. 15/3/2014 Anemia Ringan 20/3/2014
6. 15/3/2014 Hiponatremia Berat 20/3/2014
7. 15/3/2014 Dislipidemia 20/3/2014
3. 3
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESA
A. Identitas Penderita
Nama : Tn. W
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah
No. RM : 01239432
Masuk RS : 15 Maret 2014
Pemeriksaan : 17 Maret 2014
B. Keluhan Utama
Sesak Napas
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan bahwa dalam 1 bulan terakhir pasien
sering merasa sesak terutama saat beraktivitas seperti naik tangga, bekerja di
pasar, atau mengangkat barang. Namun, sesak berkurang saat pasien beristirahat.
Riwayat terbangun malam hari karena sesak (-), pasien lebih nyaman tidur
dengan 2 bantal, batuk (-), pilek (-), nyeri dada (-), berdebar-debar (-), keringat
dingin (-).
Pasien juga mengeluh bengkak di kedua tangan dan kakinya yang
muncul sejak ± 2 minggu yang lalu. Bengkak semakin hari bertambah berat dan
dirasakan tidak pernah berkurang. Selain itu, pasien juga mengeluh bahwa
badannya lemas sejak 1 hari SMRS. Lemas tidak berkurang dengan istirahat
maupun pemberian makan. Lemas tidak disertai pusing, demam, nggliyer,
maupun berkunang-kunang. Kadang pasien juga merasa mual, muntah (+) 1x
yaitu 1 hari SMRS sebanyak ±1/2 gelas belimbing, isi makanan, darah (-), dan
4. 4
nafsu makan menurun tetapi tidak ada penurunan berat badan drastis dalam
beberapa bulan terakhir.
Pasien mengetahui bahwa ia memiliki penyakit gula dan hipertensi sejak
±3 tahun SMRS. Pasien merasakan bahwa sejak ± 3 tahun yang lalu sering
merasa lapar dan mudah haus meskipun sudah makan secara teratur, serta sering
kencing terutama di malam hari. Pasien menyangkal adanya penurunan berat
badan. Pasien tidak kontrol rutin serta tidak minum obat sakit gula maupun
hipertensi secara teratur. Pasien mengkonsumsi obat gula dan hipertensi hanya
terkadang saat periksa ke dokter/tidak rutin. Pandangan kabur (+) sejak ± 3
bulan yang lalu, rasa tebal di kaki (+) sejak ± 1 bulan SMRS, nyeri perut (-).
Pasien BAB 1x/hari, konsistensi lunak padat, warna kecoklatan, BAB
hitam (-). BAK jarang dan sedikit sejak ± 3 bulan SMRS kira-kira sebanyak,
sebanyak 1-2 x/hari @1/2 gelas belimbing, warna kuning, darah (-), nanah (-),
pasir (-), nyeri saat BAK (-).
D. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat tekanan darah tinggi : (+) sejak 3 tahun yang lalu, tidak kontrol
rutin dan tidak minum obat teratur
2. Riwayat sakit gula : (+) sejak 3 tahun yang lalu, tidak kontrol
rutin dan tidak minum obat teratur.
3. Riwayat asma : disangkal
4. Riwayat alergi : disangkal
5. Riwayat sakit jantung : disangkal
6. Riwayat sakit ginjal : disangkal
7. Riwayat stroke : disangkal
8. Riwayat sakit maagh : disangkal
9. Riwayat trauma : disangkal
10. Riwayat operasi : disangkal
11. Riwayat mondok : disangkal
5. 5
E. Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga
1. Riwayat penyakit serupa : disangkal
2. Riwayat sakit gula : disangkal
3. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
4. Riwayat asma : disangkal
5. Riwayat sakit jantung : disangkal
6. Riwayat sakit ginjal : disangkal
7. Riwayat keganasan : disangkal
Gambar 1. Pohon Keluarga
F. Riwayat Kebiasaan
1. Riwayat minum obat herbal : disangkal
2. Riwayat minum obat bebas : disangkal
3. Riwayat merokok : disangkal
4. Riwayat minum alkohol : disangkal
5. Riwayat olahraga : jarang
G. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien adalah seorang laki-laki berusia 52 tahun dengan pekerjaan sebagai
seorang pedagang. Pasien tinggal di rumah bersama istri dan ketiga anaknya.
Pasien dirawat di RSUD Dr. Moewardi dengan fasilitas Jamkesmas.
6. 6
H. Riwayat Gizi
Sebelum sakit, pasien banyak makan yaitu sekitar 4-5x/hari sebanyak 3-4
centong nasi dengan sayur dengan lauk tempe, tahu, jarang dengan daging atau
ikan. Minum sebanyak ± 2-3 botol aqua 1,5 literan/hari.
I. Anamnesis Sistemik
1. Keluhan Utama : Sesak Napas
2. Kulit : kuning (-), kering (-), pucat (-), menebal(-), gatal (-),
bercak-bercak kuning (-), luka (-), keringat di malam hari
(-), badan panas sumer-sumer (-).
3. Kepala : pusing (-), nyeri kepala (-), nggliyer (-), kepala terasa berat
(-), perasaan berputar-putar (-), rambut mudah rontok (-)
4. Mata : mata berkunang kunang (-), pandangan kabur (+), gatal
(-), mata kuning (-), mata merah (-/-)
5. Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), keluar lendir atau air
berlebihan (-), gatal (-).
6. Telinga : pendengaran berkurang (-), keluar cairan atau darah (-),
telinga berdenging (-).
7. Mulut : bibir kering (-), gusi mudah berdarah (-), sariawan (-), gigi
mudah goyah (-), sulit berbicara (-)
8. Tenggorokan : rasa kering dan gatal (-), nyeri untuk menelan (-), sakit
tenggorokan (-), suara serak (-).
9. Leher : Benjolan (-)
10. Sistem respirasi : sesak nafas (+), batuk (-), dahak (-), batuk disertai
bercak darah (-), nyeri dada (-), mengi (-).
11. Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), terasa ada yang menekan (-),
sering pingsan (-), berdebar-debar (-), keringat
dingin (-), ulu hati terasa panas (-), denyut
jantung meningkat (-), bangun malam karena
sesak nafas (-).
12. Sistem gastrointestinal : mual (+), muntah (+), perut sebah (-), rasa
penuh di perut (-), nafsu makan berkurang
7. 7
(+), nyeri ulu hati (-), BAB cair (-), sulit BAB (-
), BAB berdarah (-), perut nyeri setelah makan
(-), BAB warna seperti dempul (-), BAB warna
hitam (-).
13. Sistem muskuloskeletal : lemas (+), seluruh badan terasa keju-kemeng (-),
kaku sendi (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-),
nyeri otot (-), kaku otot (-), kejang (-), leher
cengeng (-), nyeri tulang (-)
14. Sistem genitouterina : nyeri saat BAK (-), panas saat BAK (-), BAK
sedikit (+), sering buang air kecil (-), air
kencing warna seperti teh (-), BAK darah (-),
nanah (-), anyang-anyangan (-), sering menahan
kencing (-), rasa pegal di pinggang, rasa gatal
pada saluran kencing (-), rasa gatal pada alat
kelamin (-), gangguan seksual (-).
15. Ekstremitas :
Atas : luka (-/-), kesemutan (-/-), rasa tebal (-/-), tremor (-/-), ujung jari
terasa dingin (-/-), bengkak (+/+), lemah (-/-), nyeri (-/-),
lebam-lebam kulit (-/-)
Bawah : luka (-/-), kesemutan (-/-), rasa tebal (+/+), tremor (-/-), ujung
jari terasa dingin (-/-), bengkak (+/+), lemah (-/-), nyeri (-/-),
lebam-lebam kulit (-/-)
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 17 Maret 2014
A. Keadaan Umum : Pasien tampak lemah, Compos mentis GCS E4V5M6,
gizi kesan lebih
B. Tanda Vital
Tensi : 165/100 mmHg
Nadi : 90x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi nafas : 20x/menit, thorakoabdominal
Suhu : 36,40
C
8. 8
C. Status gizi :
BB : 72 kg
TB : 160 cm
BMI : 28,125 kg/m2
Kesan : Obesitas
D. Kulit : warna coklat, turgor menurun (-), hiperpigmentasi (-),
kering (-), teleangiektasis (-), petechie (-), ikterik (-),
ekimosis (-)
E. Kepala : bentuk mesocephal, rambut warna putih, mudah rontok
(-), luka (-), atrofi m. temporalis (-).
F. Mata : mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (+/+), sklera
ikterik (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor
dengan diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+),
edema palpebra (-/-), strabismus (-/-)
G. Telinga : sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan
tragus (-)
H. Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
I. Mulut : sianosis (-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-), gusi
berdarah (-), luka pada sudut bibir (-), oral thrush (-)
J. Leher : JVP R + 4 cm, trakea di tengah, simetris, pembesaran
kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical (-),
leher kaku (-), distensi vena-vena leher (-)
K. Axilla : rambut axilla rontok (-)
L. Thorax : bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan
= kiri, venektasi (-), retraksi intercostal (-), spider nevi (-
), pernafasan torakoabdominal, sela iga melebar (-),
pembesaran KGB axilla (-/-), atrofi m. Pectoralis (-).
1. Jantung
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis kuat angkat, teraba di SIC V linea
medioclavicularis sinistra
9. 9
Perkusi :
- Batas jantung kanan atas: SIC II linea sternalis dextra
- Batas jantung kanan bawah: SIC IV linea parasternalis dekstra
- Batas jantung kiri atas: SIC II linea sternalis sinistra
- Batas jantung kiri bawah: SIC V linea medioklavicularis sinistra
- Pinggang jantung : SIC III lateral parasternalis sinistra
→ konfigurasi jantung kesan melebar caudolateral
Auskultasi : bunyi jantung I-II murni, intensitas normal, reguler, bising (-),
gallop (-).
2. Pulmo
a. Depan
Inspeksi
- Statis : normochest, simetris, sela iga tidak melebar, iga tidak
mendatar
- Dinamis : pengembangan dada simetris kanan = kiri, sela iga tidak
melebar, retraksi intercostal (-)
Palpasi
- Statis : simetris
- Dinamis : pergerakan kanan = kiri, fremitus raba kanan = kiri
Perkusi
- Kanan : sonor, redup pada batas relatif paru-hepar pada SIC VI
linea medioclavicularis dextra, pekak pada batas absolut
paru hepar
- Kiri : sonor, sesuai batas paru jantung pada SIC VI linea
medioclavicularis sinistra
Auskultasi
- Kanan : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-),ronkhi basah halus (+) di
basal paru, krepitasi (-)
- Kiri : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-),ronkhi basah halus (+) di
basal paru, krepitasi (-)
10. 10
b. Belakang
Inspeksi
- Statis : normochest, simetris, sela iga tidak melebar, iga tidak
mendatar
- Dinamis : pengembangan dada simetris kanan=kiri, sela iga tidak
melebar, retraksi intercostal (-)
Palpasi
- Statis : simetris
- Dinamis : pergerakan kanan = kiri, fremitus raba kanan =kiri
Perkusi
- Kanan : Sonor.
- Kiri : Sonor.
- Peranjakan diafragma 5 cm
Auskultasi
- Kanan : Suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah halus (+) di
basal paru, krepitasi (-)
- Kiri : Suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah halus (+) di
basal paru, krepitasi (-)
M. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding thorak, ascites (-), venektasi (-),
sikatrik (-), striae (-), caput medusae (-), ikterik (-)
Auskultasi : bising usus (+) 10x/menit, bruit hepar (-), bising epigastrium
(-)
Perkusi : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-); hepar dan lien tidak teraba
N. Ekstremitas
Akral dingin Oedem_ _
_ _
+ +
+ +
11. 11
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium Darah
Pemeriksaan 21/01/14 22/01/14 Satuan Rujukan
Hb 10,7 g/dl 13.5-18
Hct 33 % 40-54
AE 4,1 106
/ L 4,6-6,2
AL 10.0 103
/ L 4,5-11
AT 268 103
/ L 150-450
Na 120 mmol/L 136-146
K 4.7 mmol/L 3,7-5,4
Cl 98 mmol/L 98-106
SGOT 12 U/L 0,0-35
SGPT 14 U/L 0,0-45
Ureum 134 mg/dL <50
Kreatinin 12,1 mg/dL 0,7-1,3
GDS 279 mg/dl 60-140
HbsAg Nonreactive
GDP 140 mg/dL 70-110
GD2JPP 210 mg/dL 80-140
HbA1C 10,2 % 4,8-5,9
Cholesterol Total 307 mg/dL 50-200
Cholesterol LDL 237 mg/dL 83-210
Cholesterol HDL 70 mg/dL 30-74
Trigliserida 122 mg/dL <150
B. Foto Rontgen Thoraks
Cor membesar dengan CTR = 60%, tampak dilatasi aorta
Pulmo : tampak perihiler hazzines di kedua lapang paru
Sinus phrenicocostalis kanan tajam, kiri tumpul
Hemidiafragma kanan kiri normal
Trakea di tengah
Sistema tulang baik
Kesimpulan :
Kardiomegali dengan edema pulmonal
12. 12
Hipertensi heart disease
Efusi pleura kiri
C. EKG
Sinus rhytm HR 90x/menit
Normoaxis
IV. RESUME
Pasien dengan riwayat penyakit gula dan hipertensi datang dengan keluhan
sering merasa sesak terutama saat beraktivitas seperti naik tangga, bekerja, dan
mengangkat barang. Pasien juga mengeluhkan bengkak di kedua tangan dan
kakinya, pandangan kabur (+), rasa tebal di kaki (+). badan lemas (+), mual (+),
muntah (+), nafsu makan menurun tetapi tidak disertai penurunan berat badan
drastis dalam beberapa bulan terakhir. BAK sedikit (+), yaitu kira-kira sebanyak 1-
2 x/hari @1/2 gelas belimbing. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum
kesan gizi lebih, tekanan darah 165/100 mmHg, BMI 28,125 kg/m2
(Obesitas grade
I), konjungtiva pucat di kedua mata, JVP R+4 cm, batas jantung kesan melebar ke
caudolateral, ronki basah halus di basal paru kanan maupun kiri, serta oedem di
kedua ekstremitas atas maupun bawah. Dari hasil pemeriksaan penunjang
laboratorium darah didapatkan hemoglobin 10,7 g/dL, natrium darah 120 mmol/L,
ureum 134 mg/dL, kreatinin 12,1 mg/dL, GDS 279 mg/dL, GDP 140 mg/dL,
GD2JPP 210 mg/dL, HbA1C 10,2%, kolesterol total 307 mg/dL, kolesterol LDL
237 mg/dL. Foto thoraks menunjukkan gambaran kardiomegali dengan konfigurasi
HHD, oedema pulmonal dan efusi pleura.
V. DAFTAR ABNORMALITAS
Anamnesis
1. Sesak nafas yang memberat saat aktivitas dan berkurang dengan istirahat
2. Bengkak di tangan dan kaki
3. Badan lemas
4. Mual
5. Muntah
6. Nafsu makan menurun
13. 13
7. BAK sedikit sejak ± 3 bulan SMRS kira-kira sebanyak 1-2x/hari @1/2 gelas
belimbing
8. Sejak 3 tahun yang lalu pasien sering merasa lapar, mudah haus, dan banyak
kencing.
9. Riwayat sakit gula
10. Riwayat hipertensi
11. Pandangan kabur sejak 3 bulan SMRS
12. Rasa tebal di kaki sejak 1 bulan SMRS
Pemeriksaan fisik
13. Tekanan darah 165/100 mmHg
14. BMI 28,125 kg/m2
= Obesitas I
15. Konjungtiva pucat (+/+)
16. JVP R+4 cm
17. Batas jantung kesan melebar caudolateral
18. Ronki basah halus (+/+) di basal paru
19. Oedem ektremitas
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah
20. Hemoglobin 10,7 g/dL
21. Natrium darah 120 mmol/L
22. Ureum 134 mg/dL
23. Kreatinin 12,1 mg/dL
24. GDS 279 mg/dL
25. GDP 140 mg/dL
26. GD2JPP 210 mg/dL
27. HbA1C 10,2%
28. Cholesterol total 307 mg/dL
29. Cholesterol LDL 237 mg/dL
Foto Rontgen Thorax
30. Kardiomegali CTR 60%
31. Oedem pulmo
32. Konfigurasi HHD
14. 14
33. Efusi pleura
VI. ANALISIS DAN SINTESIS
a. Abnormalitas 1,2,3,4,5,6,7,9,10,13,15,18,19,20,21,22,23,31,33
CKD Stage V
b. Abnormalitas 10,13,30,32
Hipertensi Stage II
c. Abnormalitas 8,9,11,12,14,24,25,26,27,28,29
DM Tipe 2 obese
d. Abnormalitas 7,9,10,13,14,16,17,18,28,29,30,31,32,33
CHF NYHA II
e. Abnormalitas 1,15,20
Anemia Ringan
f. Abnormalitas 3,21
Hiponatremia Berat
g. Abnormalitas 28,29
Dislipidemia
VII. PROBLEM
a. CKD Stage V
b. Hipertensi Stage II
c. Diabetes Mellitus Tipe II Obese
d. CHF NYHA II
e. Anemia Ringan
f. Hiponatremia Berat
g. Dislipidemia
VIII. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
Problem 1. CKD Stage V
Ass : riwayat DM, riwayat hipertensi, bengkak di tangan dan kaki, lemas,
mual, muntah, anoreksia, BAK sedikit, sesak nafas, tekanan darah
165/100 mmHg, konjungtiva pucat (+/+), RBH (+/+) di basal paru, oedem
15. 15
ekstremitas, hemoglobin 10,7 g/dl, natrium darah 120 mmol/L, ureum
134 mg/dL, creatinin 12,1 mg/dL, gambaran efusi pleura dan oedema
pulmonal pada foto rontgen thorax.
DD : CKD dd. Nefropati DM, Nefropati Hipertensi
Ip Dx : pemeriksaan urin rutin, USG Abdomen
IPTx :
- Bed rest tidak total ½ duduk
- O2 lpm
- Diet ginjal 1700 kkal rendah garam < 5gr/hari, rendah protein 0,8-0,6
gr/hari
- Infus NaCl 0,9% 16 tpm mikro
- Infus EAS pfimer 1 flb/hari
- Injeksi furosemid 20 mg/8 jam
- CaCO3 3x1 tab
- Asam folat 3x1 tab
- Hemodialisa
IPMx : balance cairan, ureum, creatinin, BGA
IPEx : Penjelasan kepada pasien tentang kondisi penyakit, tindakan diagnostik
dan terapeutik yang akan dilakukan, serta komplikasinya.
Problem 2. Hipertensi Stage II
Ass : riwayat hipertensi, tekanan darah 165/100
IPTx :
- Diet rendah garam < 5 gr/hari
- Captopril 3x 25 mg
- Clonidin 2x 0,15 mg
IPMx : KUVS
IPEx : Penjelasan kepada pasien tentang kondisi penyakit, tindakan yang akan
dilakukan, dan komplikasi penyakit.
16. 16
Problem 3. Diabetes Mellitus Tipe 2 Obese
Ass : polifagia, polidipsi, poliuria, pandangan kabur, rasa
tebal di kaki, obesitas I, GDS 279 mg/dL, GDP 140 mg/dL,
GD2JPP 210 mg/dL, HbA1C 10,2%, cholesterol total 307 mg/dL,
Cholesterol LDL 237 mg/dL
IpDx : Funduskopi, monofilament, profil lipid, ABI, urin rutin
IpTx :
- Bed rest tidak total
- Diet DM 1700 kkal
- Novorapid 4-4-4 iu sc
IpMx : monitor GDS, KUVS
IpEx : Penjelasan pasien tentang kondisi penyakit dan komplikasinya
Problem 4. CHF NYHA II
Ass : Riwayat DM, riwayat hipertensi, sesak nafas yang memberat saat naik
tangga, bekerja di pasar, atau mengangkat barang dan berkurang dengan
istirahat, JVP R+4 cm, batas jantung kesan melebar caudolateral, RBH
(+/+) di basal paru, oedem ekstremitas. Foto rontgen thorax menunjukkan
kardiomegali, konfigurasi HHD, oedema pulmo, dan efusi pleura
DD : Hipertensi heart disease, kardiomiopati DM
Ip Dx : EKG, echocardiografi
IPTx :
- Bed rest tidak total ½ duduk
- Diet jantung 1700 kkal, RG < 5g/hari
- Inj. Furosemid 20 mg/8 jam
- Captopril 3x 25 mg
- Clonidin 2x 0,15 mg
IPMx : KUVS, balance cairan
IPEx : Penjelasan kepada pasien tentang kondisi penyakit, tindakan yang akan
dilakukan, dan komplikasi penyakit..
17. 17
Problem 5. Anemia Ringan
Ass : badan lemas, konjungtiva pucat (+/+), hemoglobin 10,7 g/dl
DD : anemia on chronic disease, anemia defisiensi besi
Ip Dx : pemeriksaan darah dengan diff count
IPTx :
- Fe 3x1 tab
IPMx : hemoglobin, hematokrit, angka eritrosit
IPEx : Penjelasan kepada pasien tentang kondisi penyakit, tindakan yang akan
dilakukan, dan komplikasinya.
Problem 6. Hiponatremia Berat
Ass : muntah (+) 1x yaitu 1 hari SMRS sebanyak ±1/2 gelas belimbing ,
natrium darah 120 mmol/L
DD : hipervolemik et causa CKD, CHF, SIADH
Ip Dx : kadar natrium urin
IPTx :
- Injeksi furosemid 20 mg/8 jam
- Infus NaCl 3% 16 tpm mikro
IPMx : natrium darah
IPEx : Penjelasan kepada pasien tentang kondisi penyakit dan komplikasinya.
Problem 7. Dislipidemia
Ass : kolesterol total 307 mg/dL, kolesterol LDL 237 mg/LDL
IpTx :
- Diet rendah lemak
- Simvastatin 5mg 0-0-0-1
IpMx : Cek ulang profil lipid/bulan
IpEx : Penjelasan kepada pasien untuk mengatur pola makan yang sehat, kurangi
asupan makanan yang berlemak, latihan jasmani yang rutin