1. LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU GULMA
ACARA 2. ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN
Oleh:
Nama
NIM
Asisten
: Inayatul Fitria Dewi
: 1510401057
: Eka Nuryani
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu lingkungan pertanian terdiri dari penyusun vegetasi yang menjadi
factor utama. Vegetasi terbentuk dari beberapa komunitas tumbuh-tumbuhan yang
hidup dalam suatu lahan yang membentuk ekosistem. Adanya vegetasi sangat
penting peranannya untuk diketahui dengan mengetahui jenis-jenis tanaman apa saja
yang tumbuh pada suatu lahan selain adanya tanaman pokok.
Analisis merupakan suatu cara untuk bisa mengetahui komponen apa saja yang
mendasari dari sebuah system itu berdiri. Analisis dalam kaitannya vegetasi
digunakan untuk menganalisa atau memprakirakan tanaman apa saja yang tumbuh di
areal lahan tertentu selain dari tanaman pokok. Analisa vegetasi ini bermanfat untuk
mengetahui tanaman yang mendominasi selain tanaman yang dibudidayakan.
Analisis vegetasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu
metode point metode dan metode quadratic. Dengan adanya metode ini maka setelah
adanya percobaan ini diharapkan dapat mengetahui tanaman apa yang tumbuh
sehingga dapat menentukan untuk mengendalikan tanaman yang mengganggu selain
adanya tanaman yang dibudidayakan. Oleh karena itu dilakukanlah praktikum ini
dengan harapan dapat menganalisis jenis tanaman apa, terutama berupa gulma yang
mendominasi disuatu arela lahan pertanian.
1.2 Tujuan
a. Memperoleh gambaran secara langsung mengenahi hubungan di dalam
penyebaran pertumbuhan gulma pada satu lahan
b. Memperoleh gambaran jenis gulma utama yang harus dikendalikan
c. Menentukan cara pengendalian gulma yang efektif dan efesien pada lahan
pengamatan
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya
sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis
(Marsono, 1977).
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi
hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling,
artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat
tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak
contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan
(Soerianegara, 2005).
Metode kuadrat, petak contoh dapat berupa segi empat atau lingkaran yang
menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk
vegetasi atau ditentukan dahulu luasminimumnya. Untuk analisis yang menggunakan
metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan,
dan frekuensi (Goldsmith, 2010).
Teknik sampling kuadrat merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering
digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan, petak contoh yang dibuat dalam
teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal
mungkin akan memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang
ditelitibersifat homogen. Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan
secara random atau beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling. Bentuk
petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi
sampling pola penyebarannya. Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak
studiyang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk segi empat memberikan
4. datakomposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak berbentuk lingkaran,
terutamabila sumbu panjang dari petak sejajar dengan arah perubahan keadaan
lingkunganatau habitat (Suwena, 2007).
Selain adanya metode kuadrat terdapat juga metode titik. Metode titik sangat
efektif untuk sampling pada vegetasi yang rendah, rapat, dan membentuk anyaman
yang tidak jelas batasnya antara satu dengan yang lainnya. Rangkaian alat yang lazim
digunakan dalam metode ini terbuat dari kawat yang disusun dari frame diberi lobang
dengan jarak lobang yang sama. Lobang tersebut merupakan jalan vertikal jarum
tegak lurus dengan tanah. Frame diletakkan secara acak pada suatu tegakan. Jarum
ditusukkan ke tanah pada tiap lobang, maka tumbuhan yang pertama kali tertusuk
oleh jarum tersebut adalah individu yang menjadi sasaran percobaan. Kelemahan
metode titik adalah tidak dapatnya densitas untuk diukur, sedangkan frekuensi yang
diukur adalah frekuensi cover. Cara ini terbatas pada vegetasi rendah (Anonim,
2009).
5. BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan tempat percobaan
Praktikum Analisis Vegetasi Gulma ini dilaksanakan di lahan sawah
kampus Bandongan bertepatan pada tanggal 27 Oktober 2017.
3.2 Bahan dan alat percobaan
Bahan dan alat yang digunakan terdiri dari raffia, patok, meteran dan alat
tulis.
3.3 Metode percobaan
Metode percobaan terdiri dari 2 metode, dengan menggunakan metode
quadratic dan metode point method
a. Metode quadratic
1. Membuat petakan sampling sebanyak 3 petak secara random.
2. Petakan dibuat dengan ukuran 1.5 m x 1.5 m yang diukur dengan meteran
3. Menandai petakan dengan raffia dan menancapkan patokan pada tali raffia
4. Mencacat gulma apa saja yang ada dalam plot bersama jumlahnya.
5. Serta menghitung penutupan gulmanya
b. Metode point method
1. Membuat 10 titik pada garis lurus di lahan dengan jarak 1 meter
2. Tiap jarak 1 meter ditandai dengan adanya patok
3. Mencatat setiap gulma yang ditandai dengan patok setiap 1 meter
8. b) Point method
Jarak (meter) Nama Gulma
1 Axonopus compresssus
2 Axonopus compresssus
3 Axonopus compresssus
4 Dst.
4.2 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan di dapatkan data analisis vegetasi dengan
menggunakan 2 metode yaitu metode quadratic dan metode point method. Dari
metode quadratic metod didapatkan beberapa gulma yang mendominasi area petak
contoh. Dari beberapa dominansi ini, pada arel lahan petak contoh di dominasi
dengan tanaman rumput gajah. Dari nilai SDR Axonopus compressus paling tertinggi
yaitu 34.75. Dari nilai SDR yang didapatkan menggambarkan dominansi gulma yang
tumbuh di areal lahan petak contoh adalah Axonopus compressus. Gulma ini
ditemukan lebih dominan dibandingkan dengan gulma yang lainnya. Hal ini juga
dibuktikan dengan adanya penutupan pada lahan tersebut. Pada areal petak contoh
penutupan sebagian besar tertutup oleh tanaman rumput gajah. Dari tanaman ini lebih
mendominasi di atas tanaman lainnya yang hanya tumbuh di sela-sela jarak tanaman
rumptu gajah. Sedangkan dominansi terendah pada arel petak contoh didapatkan
tanaman lompong (Colocasia esculenta) dengan nilai SDR 1.37. Dengan nilai SDR
yang terendah maka dapat disimpulkan bahwa kedapatan tanaman lompong pada
areal petak contoh merupakan dominansi yang rendah dari petak tersebut. Sedangkan
pada tanaman lompong hanya terdapat 1 tanaman pada petak lahan sampling pada
saat pengamatan.
Begitupun juga dengan metode point method, pada metode ini
menggambarkan dominansi areal petak sepanjang titik petak contoh yang didapati
gulma. Pada metode ini, ditemukan dengan gulma yang sama sebanyak 10 kali jarak
titik sample dengan jenis gulma yang sama yaitu Axonopus compressus. Sehingga
9. data disimpulkan bahwa dominansi pada petak sepanjang 10 meter dengan
menggunakan metode point method didominasi oleh tanaman Axonopus compressus.
Dari praktikum ini maka dengan menggunakan metode quadratic method
tanaman yang tumbuh secara dominan pada arela petak sample adalah Axonopus
compressus yang tersebar merata disepanjang areal petak sample dan dengan
menggunakan metode point method dengan sepanjang titik areal lahan, tanaman
Axonopus compressus lebih mendominasi dibandingkan dengan tanaman yang
lainnya dengan ditemukannya gulma yang sama pada area titik tersebut.
10. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa,
1. Analisis vegetasi gulma dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode
yaitu, quadratic method dan point method
2. Dengan menggunakan quadratic method, areal lahan sample yang terdapat
di Kampus Bandongan di dominasi oleh tanaman Axonopus compressus
dengan nilai SDR 34.75 dan penutupan sebanyak 46.20. dan dominansi
terendah pada tanaman lompong dengan nilai SDR 1.37 dan peutupan
tanah sebesar 0.27.
3. Pada metode point method didapatkan gulma Axonopus compressus selama
10 kali kedapatan dengan gulma yang sama
11. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009 Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Universitas Islam Negeri
Alauddin. Makassar
Goldsmith. 2010. Population and Community Structure: Quadrat Sampling
Techniques. Academic Press. New York
Marsono, DJ. 1977. Deskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika. Yayasan
Pembina Fakultas
Soerianegara, I dan Andry Indrawan. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Suwena, M. 2007. Keanekaragaman Tumbuhan Liar Edibel pada Ekosistem Sawah
di Sekitar Kawasan Hutan Gunung Salak. Fakultas Pertanian Universitas
Mataram. Mataram.