SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kerapatan suatu spesies penting di ketahui untuk menentukan beberapa
banyak spesies tumbuhan yang ada di lahan tersebut dan ada tumbuhan apa
saja yangada di lahan tersebut. Hal ini penting diketahui untuk menentukan
tindakan- tindakanyang tepat dalam pengelolaan lahan sehingga tidak
mengganggu tanaman utamayang ada di lahan tersebut
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan
parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu
ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama
yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan
merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu
seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan
komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem
lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami
pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi
berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena
pengaruh anthropogenik.
Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat
mengambarkan pengaruh dari kondisi lingkungan yang mudah di ukur dan
nyata.Dalam mendeskripsikan vegetasi merupakan suatu lingkungan tertentu
yang mungkin dikarakteristikkan ;gambaran vegetasi secara umum.Vegetasi
sebagai salah satu komponen dari ekosistem.
Kurva spesies area dalam ekologi adalah grafik yang menggambarkan
hubungan antara jumlah jenis dengan ukuran kuadrat. Grafik itu biasanya
menunjukkan pola pertambahan jumlah jenis yang relative tajam pada ukuran
kuadrat kecil sampai pada suatu titik tertentu dan sesudah itu semakin
mendatar seiring dengan peningkatan ukuran kuadrat. Kurva spesies area ini
dapat digunakan untuk menentukan luas kuadrat tunggal minimum yang
2
mewakili suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun. Dalam
sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh,
cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
Prinsip penentuan ukuran plot adalah plot dibuat dari ukuran terkecil
hingga pada ukuran terbesar dengan spesies yang bervariasi dari satu plot ke
plot yang lain.
Metode kuadran umunya dilakukan bila vegetasi tingkat pohon saja yang
jadi bahan penelitiaan. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk
mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menaksir volumenya.
1.2. Tujuan Pengamatan
1. Untuk mengetahui keragaman tumbuhan, struktur dan komposisi
tumbuhan yang terdapat di pantai panjang.
2. Mengetahui prosedur pengamatan struktur dan komposisi tumbuhan
dengan metode plot.
3. Mengetahui faktor abiotik yang terdapat di pantai panjang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu
kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan
sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili
habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu
jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang
digunakan.
Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar
individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus
cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa
duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada
komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita
anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik
Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat
ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan
diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan
atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur
( Marpaung andre, 2009).
Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk
populasinya, dimana sifat – sifatnya bila di analisa akan menolong dalam
menentukan struktur komunitas. Sifat – sifat individu ini dapat dibagi atas dua
4
kelompok besar, dimana dalam analisanya akan memberikan data yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan
(frekuensi), kerapatan (density), atau banyaknya (abudance).
Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang
diperoleh dari sample. Keempat sifat itu adalah (Dedy 2010) :
1. Ukuran petak.
2. Bentuk petak.
3. Jumlah petak.
4. Cara meletakkan petak di lapangan.
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme
kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama
individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya
sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis
(Marsono, 1977).
Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat
mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda
dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor
lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu
berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-
tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan
5
penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis,
diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun
komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi
kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.
Jika berbicara mengenai vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen
penyusun vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus
dalam pengukuran vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu
vegetasi umumnya terdiri dari (Andre, 2009) :
Metode kuadran adalah salah satu idak menggunakan metode yang petak
contoh (potless). Metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang
berbentuk pohon dan tihang (Muhammad Umar Harun, dkk, 2011).
6
BAB III
BAHAN DAN METODE
2.1. Bahan Dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah : tali
rapiah, parang, gunting, kertas koran, meteran panjang, soil tester, alat tulis,
kamera, dan lainnya.
2.2. Cara Kerja
a. Analisis struktur dan komposisi tumbuhan dengan metode plot
 Buatlah plot berukuran 15x15 m ( untuk kategori pohon ), 5x10 m
( sapling ), 1x2 m ( vegetasi dasar ) dengan menggunakan alat
bantu tali rapiah dan pancang. Buat plot sebanyak 10 buah yang
diletakkan secara sistematik dengan mengikuti garis transek.
 Semua tumbuhan tingkat pohon dan sapling yang terdapat dalam
masing-masing plot dicatat meliputi : nama daerah, jumlah
individu, diameter batang ( lingkar batang ), tinggi batang dan
tinggi cabang pertama, serta karakter lain yang mendukung.
 Sedangkan untuk kategori vegetasi dasar dicatat nama daerah,
jumlah individu, serta karakter lain yang mendukung.
7
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Metode Plot
Tabel 4.1.1. Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Pohon Yang Ditemukan
Dikawasan Pantai Panjang Dengan Metode Plot
PLOT NAMA
TUMBUHAN
DIAMETER TINGGI
CABANG
PERTAMA
TINGGI
POHON
1 1. Ketapang
2. Waru
3. Pinus
4. Waru
5. Akasia
6. Pinus
1. 25 cm
2. 11 cm
3. 24 cm
4. 12 cm
5. 14 cm
6. 25 cm
1. 2,5 m
2. 2 m
3. 3 m
4. 1,5 m
5. 2 m
6. 3 m
1. 20 m
2. 7 m
3. 30 m
4. 8 m
5. 15 m
6. 25 m
2 1. Bakau
2. Waru
3. Akasia
4. Akasia
5. Ketapang
6. Pinus
1. 16 cm
2. 10 cm
3. 15 cm
4. 13 cm
5. 23 cm
6. 23 cm
1. 3 m
2. 1 m
3. 2 m
4. 1,5 m
5. 2 m
6. 4 m
1. 6 m
2. 7 m
3. 12 m
4. 15 m
5. 22 m
6. 30 m
3 1. Ketapang
2. Pinus
3. Cemara
udang
4. Cemara
udang
5. Waru
6. akasia
1. 30 cm
2. 25 cm
3. 17 cm
4. 16 cm
5. 11 cm
6. 14 cm
1. 2 m
2. 2 m
3. 0,5 m
4. 0,5 m
5. 1 m
6. 2 m
1. 24 m
2. 32 m
3. 6 m
4. 8 m
5. 9 m
6. 13 m
4 1. Kelapa 1. 30 cm 1. – m 1. 30 m
8
2. Ketapang
3. Cemara
udang
4. Akasia
5. Cemara
udang
6. pinus
2. 22 cm
3. 16 cm
4. 15 cm
5. 19 cm
6. 24 cm
2. 2 m
3. 0,5 m
4. 1 m
5. 0,5 m
6. 5 m
2. 20 m
3. 7 m
4. 10 m
5. 8 m
6. 23 m
5 1. Waru
2. Pinus
3. Bakau
4. Bakau
5. Akasia
6. Kelapa
1. 12 cm
2. 24 cm
3. 17 cm
4. 18 cm
5. 13 cm
6. 28 cm
1. 1 m
2. 4 m
3. 50 cm
4. 30 cm
5. 2 m
6. -
7. 7 m
8. 30 m
9. 6 m
10. 7 m
11. 13 m
12. 25 m
6 1. Pinus
2. Waru
3. Ketapang
4. Kelapa
5. Kelapa
6. Bakau
1. 24 cm
2. 10 cm
3. 30 cm
4. 30 cm
5. 29 cm
6. 18 cm
1. 6 m
2. 1 m
3. 3 m
4. –
5. –
6. 20 cm
7. 21 m
8. 9 m
9. 15 m
10. 20 m
11. 23 m
12. 5 m
7 1. Cemara
udang
2. Kelapa
3. Akasia
4. Bakau
5. Waru
6. Cemara
udang
1. 28 cm
2. 30 cm
3. 24 cm
4. 16 cm
5. 12 cm
6. 19 cm
1. 30 cm
2. –
3. 4 m
4. 1 m
5. 2 m
6. 50 cm
7. 7 m
8. 23 m
9. 15 m
10. 6 m
11. 8 m
12. 7 m
8 1. Waru
2. Kelapa
3. Pinus
4. Kelapa
1. 12 cm
2. 30 cm
3. 24 cm
4. 29 cm
1. 2 m
2. –
3. 7 m
4. –
7. 9 m
8. 20 m
9. 20 m
10. 25 m
9
5. Pinus
6. Pinus
5. 25 cm
6. 24 cm
5. 7 m
6. 8 m
11. 25 m
12. 26 m
9 1. Akasia
2. Cemara
udang
3. Bakau
4. Waru
5. Ketapang
6. Bakau
1. 14 cm
2. 18 cm
3. 16 cm
4. 15 cm
5. 24 cm
6. 17 cm
1. 2 m
2. 30 cm
3. 50 cm
4. 2 m
5. 3 m
6. 1 m
7. 14 m
8. 8 m
9. 6 m
10. 13 m
11. 24 m
12. 7 m
10 1. Cemara
udang
2. Cemara
udang
3. Waru
4. Akasia
5. Kelapa
6. Akasia
1. 15 cm
2. 16 cm
3. 13 cm
4. 14 cm
5. 28 cm
6. 14 cm
1. 50 cm
2. 60 cm
3. 1 m
4. 1 m
5. –
6. 2 m
7. 7 m
8. 6 m
9. 12 m
10. 16 m
11. 20 m
12. 15 m
Tabel 3.1.2. Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Sapling Yang Ditemukan
Dikawasan Pantai Panjang Dengan Metode Plot
PLOT NAMA
TUMBUHAN
DIAMETER TINGGI
CABANG
PERTAMA
TINGGI
POHON
1 1. Mengkudu
2. Pandan
3. Mengkudu
4. Paku
1. 10 cm
2. 5 cm
3. 10 cm
4. 2 cm
1. 30 cm
2. 10 cm
3. 50 cm
4. 10 cm
1. 150 cm
2. 50 cm
3. 160 cm
4. 1 m
2 1. Pandan
2. Mengkudu
3. Paku
4. pandan
1. 4 cm
2. 9 cm
3. 1 cm
4. 5 cm
1. 20 cm
2. 30 cm
3. 5 cm
4. 10 cm
1. 50 cm
2. 2 m
3. 1 m
4. 80 cm
3 1. Pandan 1. 2 cm 1. 10 cm 1. 50 cm
10
2. Mengkudu
3. Pandan
4. Mengkudu
2. 11 cm
3. 3 cm
4. 10 cm
2. 50 cm
3. 10 cm
4. 50 cm
2. 2 m
3. 50 cm
4. 1 m
4 1. Mengkudu
2. Pandan
3. Pandan
4. Paku
1. 9 cm
2. 5 cm
3. 5 cm
4. 2 cm
1. 60 cm
2. 10 cm
3. 10 cm
4. 5 cm
1. 120 cm
2. 60 cm
3. 50 cm
4. 1 m
5 1. Paku
2. Paku
3. Pandan
4. Mengkudu
1. 1 cm
2. 2 cm
3. 5 cm
4. 8 cm
1. 15 cm
2. 20 cm
3. 10 cm
4. 15 cm
1. 1 m
2. 1,5 m
3. 70 cm
4. 2 m
6 1. Pandan
2. Pandan
3. Mengkudu
4. Paku
1. 3 cm
2. 4 cm
3. 9 cm
4. 2 cm
1. 10 cm
2. 15 cm
3. 1 m
4. 30 cm
1. 70 cm
2. 50 cm
3. 1 m
4. 1 m
7 1. Mengkudu
2. Paku
3. Pandan
4. Mengkudu
1. 10 cm
2. 1 cm
3. 5 cm
4. 11 cm
1. 50 cm
2. 70 cm
3. 20 cm
4. 70 cm
1. 2 m
2. 1 m
3. 50 m
4. 3 m
8 1. Mengkudu
2. Paku
3. Mengkudu
4. Paku
1. 11 cm
2. 3 cm
3. 10 cm
4. 2 cm
1. 50 cm
2. 30 cm
3. 1 m
4. 60 cm
1. 2 m
2. 1 m
3. 3 m
4. 1 m
9 1. Mengkudu
2. Pandan
3. Mengkudu
4. Pandan
1. 10 cm
2. 4 cm
3. 12 cm
4. 4 cm
1. 50 cm
2. 10 cm
3. 50 cm
4. 15 cm
1. 2 m
2. 60 cm
3. 3 m
4. 60 cm
10 1. Paku
2. Paku
3. Pandan
4. mengkudu
1. 1 cm
2. 2 cm
3. 5 cm
4. 10 cm
1. 30 cm
2. 20 cm
3. 20 cm
4. 60 cm
1. 1 m
2. 2 m
3. 60 cm
4. 1 m
11
Tabel 4.1.3Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Dasar Yang Ditemukan
Dikawasan Pantai Panjang Dengan Metode Plot
PLOT Nama Spesies Plot Nama Spesies
Plot 1 1. Tapak liman
2. Widelia
3. Rumput teki
Plot 6 1. Rumput teki
2. Pegagan
3. Tapak kuda
Plot 2 1. Widelia
2. Ilalang
3. Tapak kuda
Plot 7 1. Rumput kuda
2. Rumput teki
3. Widellia
Plot 3 1. Rumput teki
2. Ilalang
Plot 8 1. Ilalang
2. Rumput teki
Plot 4 1. Rumput teki
2. Widelia
3. Pegagan
Plot 9 1. Widelia
2. Pegagan
Plot 5 1. Tapak kuda
2. Tapak liman
3. pegagan
Plot 10 1. tapak liman
2. rumput teki
4.2.Metode kuadran
Tabel 4.2.1 Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Pohon Yang Ditemukan Di
Kawasan Pantai Panjang Dengan Metode Pointer Quarter
POINTE
R
KUADRA
N
NAMA
TUMBUHA
N
JARA
K
DIAMETE
R
TINGGI
CABANG
PERTAM
A
P1 K1 Cemara
udang
4 m 17 cm 50 cm
K2 Pinus 3 m 20 cm 3 m
K3 Pinus 3 m 20 cm 2,5 m
K4 Pinus 2,5 m 22 cm 2 m
12
P2 K1 Cemara
udang
2m 15 cm 30cm
K2 Cemara
udang
4 m 16 cm 20 cm
K3 Waru 3 m 12 cm 3 m
K4 Akasia 3,5 m 20 cm 3,5 m
P3 K1 Waru 4 m 19 cm 2 m
K2 Katapang 2 m 25 cm 1,5 m
K3 Ketapang 4 m 30 cm 2 m
K4 Ketapang 2,5 m 25 cm 2 m
P4 K1 Ketapang 2,5 m 23 cm 2 m
K2 Ketapang 2 m 22 cm 2 m
K3 Ketapang 3 m 21 cm 3 m
K4 Waru 3 m 12 cm 3,5 m
P5 K1 Pinus 3,5 m 30 cm 2,5 m
K2 Pinus 2,5 m 22 cm 2 m
K3 Pinus 2,5 m 23 cm 2 m
K4 Cemara
udang
4 m 10 cm 2,5 m
P6 K1 Katapang 2 m 30 cm 1,5 m
K2 Waru 4 m 21 cm 2 m
K3 Waru 2 m 19 cm 2 m
K4 Waru 2 m 15 cm 2 m
P7 K1 Pinus 3 m 20 cm 3 m
K2 Akasia 3,5 m 25 cm 3,5 m
K3 Kelapa 4 m 30 cm 2 m
K4 Katapang 2 m 35 cm 1,5 m
P8 K1 Bakau 3 m 19 cm 2,5 m
K2 Bakau 1 m 15 cm 2 m
K3 Kelapa 4 m 30 cm 2 m
13
K4 Kelapa 3 m 30 cm 3 m
P9 K1 Waru 4 m 15 cm 2 m
K2 Waru 3 m 17 cm 3 m
K3 Waru 4 m 16 cm 2,5 m
K4 Pinus 3 m 21 cm 3 m
P10 K1 Pinus 4 m 22 cm 2 m
K2 Pinus 3 m 30 cm 3 m
K3 Waru 4 m 18 cm 2 m
K4 ketapang 3 m 30 cm 3 m
14
BAB V
PEMBAHASAN
5.1.Metode Plot
1. Analisis struktur dan komposisi tumbuhan (INP) yang terdapat di pantai
panjang tempat pengamatan. ( rumus INP = KR+FR+LPR )
Tabel 5.1.1 Analisis Indek Nilai Penting (INP) Tumbuhan Tingkat Pohon
NO SPESIE
S
K KR F FR LP LPR INP
1 Ketapan
g
6 0,1176 6 0.1304 1,4004 0,00018 0,24868
2 Waru 10 0,1960 9 0,1956 0,4926 0,000064 0,39166
3 Pinus 10 0,1960 7 0,1521 0,0551 0,00026 0,34836
4 Akasia 10 0,1960 8 0,1739 0,6670 0,000087 0,36998
5 Bakau 7 0,1372 5 0,1086 0,6956 0,000091 0,24589
6 Kelapa 8 0,1568 6 0,1304 2,3898 0.00031 0,28751
7 Cemara
udang
9 0,1764 5 0,1086 0,7630 0,000091 0,28509
TOTAL 60 1,176 46 0,9996 7637,7005 0,0010091 2,177171
Kesimpulan :
Spesies yang paling dominan adalah spesies akasia dengan INP 0,36998
artinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam komunitas
tersebut.
15
Tabel 5.1.2 Analisis Indek Nilai Penting (INP) Tumbuhan Tingkat Sapling
NO SPESIES K KR F FR LP LPR INP
1 Mengkudu 15 0,375 10 0,3571 0.3769 0,8355 1,5676
2 Pandan 13 0,325 9 0,3214 0,4034 0,1418 0,7882
3 Paku 12 0,3 9 0,3214 0,06431 0,0226 0,664
TOTAL 40 1 28 0,9999 2,8446 0,9999 2,9998
Kesimpulan :
Spesies yang paling dominan adalah spesies Mengkudu dengan INP
1,5676 sartinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam
komunitas tersebut.
5.1.3. Perbandingan jumlah populasi perhektar tumbuhan tingkat pohon
Nama spesies Jumlah populasi / ha
Ketapang
Waru
Pinus
Akasia
Bakau
Kelapa
Cemaraa udang
26,6667
44,4444
44,4444
44,4444
31,1111
35,5556
40
5.1.4. Perbandingan jumlah populasi perhektar tumbuhan sampling
Nam Spesies Jumlah populasi/ha
Mengkudu
Pandan
Paku
300
260
240
16
5.2. Metode Quadran
1. Analisis struktur dan komposisi tumbuhan tingkat pohon (INP) yang
terdapat di pantai panjang tempat pengamatan. ( rumus INP = RDi + RCi
+ RFi )
Tabel 5.1.1 Analisis Indek Nilai Penting (INP) Tumbuhan Tingkat Pohon
NO SPESIES RDi Di Ci RCi INP
1 Cemara
udang
0,1 296,2969 59698,8870 0,0052 0,1052
2 Pinus 0,25 740,7423 292020,6147 0,02546 0,27546
3 Waru 0,25 740,7423 1569095,6682 0,0138 0,388
4 Akasia 0,05 148,1484 59601,9531 0,00519 0,05519
5 Ketapang 0,225 666,6680 385464,1783 0,03361 0,25861
6 Bakau 0,05 148,1484 34074,9877 0,00029 0,0079
7 Kelapa 0,075 222,2226 157000,2669 0,1368 0,2118
TOTAL 0,9 2962,9689 114654,2669 0,,21996 1,30216
Kesimpulan :
Spesies yang paling dominan adalah spesies cemara udang dnegan INP
1,58 artinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam
komunitas tersebut.
17
BAB VI
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
Spesies yang paling dominan di hitung dengan metode plot pada
tingkat pohon adalah spesies akasia dengan INP 0,36998 artinya spesies
tersebut memiliki penguasaan yang palinh besar dalam komunitas tersebut.
Spesies yang paling dominan pada tingkat sampling adalah spesies
mengkudu dengan INP 1,5676 artinya spesies tersebut memiliki
penguasaan yang paling besar dalam komunitas tersebut.
Spesies yang paling dominan di hitung dengan metode quarter
adalah spesies cemara udang dengan INP 1,58 artinya spesies tersebut
memiliki penguasaan yang paling besar dalam komunitas tersebut.

More Related Content

What's hot (10)

23. PRESENTASI SHP KU
23. PRESENTASI SHP KU23. PRESENTASI SHP KU
23. PRESENTASI SHP KU
 
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiksTugas praktikum pak wihartio 1 fiks
Tugas praktikum pak wihartio 1 fiks
 
Serat
SeratSerat
Serat
 
Laporan anveg
Laporan anvegLaporan anveg
Laporan anveg
 
Pencirian, konsep sifat, dan sumber bukti
Pencirian, konsep sifat, dan sumber buktiPencirian, konsep sifat, dan sumber bukti
Pencirian, konsep sifat, dan sumber bukti
 
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
PENGARlJH IRR-\DIASI SINAR GAMMA COBALT 60 TERHADAP KARAKTER MORFOLOGI TANAMA...
 
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbianlaporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan Umbi umbian
 
Makalah elearning tik
Makalah elearning tikMakalah elearning tik
Makalah elearning tik
 
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman HayatiPetunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
Petunjuk Teknis Survei Keanekaragaman Hayati
 
947 prosiding digital snttm ix
947 prosiding digital snttm ix947 prosiding digital snttm ix
947 prosiding digital snttm ix
 

Similar to Laporan

Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranLaporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Nurma Fauzaniar
 
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfpdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
HeriHermawan66
 
Ki kd bio_1_mei kurikulum 2013
Ki kd bio_1_mei kurikulum 2013Ki kd bio_1_mei kurikulum 2013
Ki kd bio_1_mei kurikulum 2013
Rina Triana Putri
 

Similar to Laporan (20)

LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docxLAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI-LAPORAN_EKOLOGI_ANALISIS_VEGETASI.docx
 
5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdf5. ANALISIS VEGETASI.pdf
5. ANALISIS VEGETASI.pdf
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
 
Rini_laporan pola distribusi.docx
Rini_laporan pola distribusi.docxRini_laporan pola distribusi.docx
Rini_laporan pola distribusi.docx
 
Pengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohonPengukuran diameter pohon
Pengukuran diameter pohon
 
228905326-METODE-KUARTER-docx-LAPORAN_PRAKTIKUM_EKOLOGI_TUMBUHAN.pdf
228905326-METODE-KUARTER-docx-LAPORAN_PRAKTIKUM_EKOLOGI_TUMBUHAN.pdf228905326-METODE-KUARTER-docx-LAPORAN_PRAKTIKUM_EKOLOGI_TUMBUHAN.pdf
228905326-METODE-KUARTER-docx-LAPORAN_PRAKTIKUM_EKOLOGI_TUMBUHAN.pdf
 
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai PangandaranLaporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
Laporan Praktikum Ekologi Tanaman Sekitar Pantai Pangandaran
 
Pengukuran_Kerapatan_Stomata_Pada_Berbag.doc
Pengukuran_Kerapatan_Stomata_Pada_Berbag.docPengukuran_Kerapatan_Stomata_Pada_Berbag.doc
Pengukuran_Kerapatan_Stomata_Pada_Berbag.doc
 
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdfpdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
pdfdokumen.com_panduan-survey-kehati.pdf
 
LE0150-09.pdf
LE0150-09.pdfLE0150-09.pdf
LE0150-09.pdf
 
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdfedoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
edoc.site_makalah-ekologi-hewan-edoc.site_makalah-ekologi-hewan.pdf.pdf
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
 
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptxPertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
 
asistensi+4-sistem+fisiognomi+dasar.pdf
asistensi+4-sistem+fisiognomi+dasar.pdfasistensi+4-sistem+fisiognomi+dasar.pdf
asistensi+4-sistem+fisiognomi+dasar.pdf
 
Laporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutanLaporan inventarisasi hutan
Laporan inventarisasi hutan
 
tugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanamantugas ekofisiologi tanaman
tugas ekofisiologi tanaman
 
Ki kd bio_1_mei kurikulum 2013
Ki kd bio_1_mei kurikulum 2013Ki kd bio_1_mei kurikulum 2013
Ki kd bio_1_mei kurikulum 2013
 
Ki kd bio_1_mei
Ki kd bio_1_meiKi kd bio_1_mei
Ki kd bio_1_mei
 
KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013
KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013
KI, KD, BIOLOGI SMA KURIKULUM 2013
 
Analisis vegetasi
Analisis vegetasiAnalisis vegetasi
Analisis vegetasi
 

Recently uploaded

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

Laporan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerapatan suatu spesies penting di ketahui untuk menentukan beberapa banyak spesies tumbuhan yang ada di lahan tersebut dan ada tumbuhan apa saja yangada di lahan tersebut. Hal ini penting diketahui untuk menentukan tindakan- tindakanyang tepat dalam pengelolaan lahan sehingga tidak mengganggu tanaman utamayang ada di lahan tersebut Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik. Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat mengambarkan pengaruh dari kondisi lingkungan yang mudah di ukur dan nyata.Dalam mendeskripsikan vegetasi merupakan suatu lingkungan tertentu yang mungkin dikarakteristikkan ;gambaran vegetasi secara umum.Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem. Kurva spesies area dalam ekologi adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara jumlah jenis dengan ukuran kuadrat. Grafik itu biasanya menunjukkan pola pertambahan jumlah jenis yang relative tajam pada ukuran kuadrat kecil sampai pada suatu titik tertentu dan sesudah itu semakin mendatar seiring dengan peningkatan ukuran kuadrat. Kurva spesies area ini dapat digunakan untuk menentukan luas kuadrat tunggal minimum yang
  • 2. 2 mewakili suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran plot adalah plot dibuat dari ukuran terkecil hingga pada ukuran terbesar dengan spesies yang bervariasi dari satu plot ke plot yang lain. Metode kuadran umunya dilakukan bila vegetasi tingkat pohon saja yang jadi bahan penelitiaan. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon dan menaksir volumenya. 1.2. Tujuan Pengamatan 1. Untuk mengetahui keragaman tumbuhan, struktur dan komposisi tumbuhan yang terdapat di pantai panjang. 2. Mengetahui prosedur pengamatan struktur dan komposisi tumbuhan dengan metode plot. 3. Mengetahui faktor abiotik yang terdapat di pantai panjang.
  • 3. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur ( Marpaung andre, 2009). Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat – sifatnya bila di analisa akan menolong dalam menentukan struktur komunitas. Sifat – sifat individu ini dapat dibagi atas dua
  • 4. 4 kelompok besar, dimana dalam analisanya akan memberikan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan (frekuensi), kerapatan (density), atau banyaknya (abudance). Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang diperoleh dari sample. Keempat sifat itu adalah (Dedy 2010) : 1. Ukuran petak. 2. Bentuk petak. 3. Jumlah petak. 4. Cara meletakkan petak di lapangan. Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977). Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh- tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan
  • 5. 5 penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Jika berbicara mengenai vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi umumnya terdiri dari (Andre, 2009) : Metode kuadran adalah salah satu idak menggunakan metode yang petak contoh (potless). Metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihang (Muhammad Umar Harun, dkk, 2011).
  • 6. 6 BAB III BAHAN DAN METODE 2.1. Bahan Dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah : tali rapiah, parang, gunting, kertas koran, meteran panjang, soil tester, alat tulis, kamera, dan lainnya. 2.2. Cara Kerja a. Analisis struktur dan komposisi tumbuhan dengan metode plot  Buatlah plot berukuran 15x15 m ( untuk kategori pohon ), 5x10 m ( sapling ), 1x2 m ( vegetasi dasar ) dengan menggunakan alat bantu tali rapiah dan pancang. Buat plot sebanyak 10 buah yang diletakkan secara sistematik dengan mengikuti garis transek.  Semua tumbuhan tingkat pohon dan sapling yang terdapat dalam masing-masing plot dicatat meliputi : nama daerah, jumlah individu, diameter batang ( lingkar batang ), tinggi batang dan tinggi cabang pertama, serta karakter lain yang mendukung.  Sedangkan untuk kategori vegetasi dasar dicatat nama daerah, jumlah individu, serta karakter lain yang mendukung.
  • 7. 7 BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Metode Plot Tabel 4.1.1. Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Pohon Yang Ditemukan Dikawasan Pantai Panjang Dengan Metode Plot PLOT NAMA TUMBUHAN DIAMETER TINGGI CABANG PERTAMA TINGGI POHON 1 1. Ketapang 2. Waru 3. Pinus 4. Waru 5. Akasia 6. Pinus 1. 25 cm 2. 11 cm 3. 24 cm 4. 12 cm 5. 14 cm 6. 25 cm 1. 2,5 m 2. 2 m 3. 3 m 4. 1,5 m 5. 2 m 6. 3 m 1. 20 m 2. 7 m 3. 30 m 4. 8 m 5. 15 m 6. 25 m 2 1. Bakau 2. Waru 3. Akasia 4. Akasia 5. Ketapang 6. Pinus 1. 16 cm 2. 10 cm 3. 15 cm 4. 13 cm 5. 23 cm 6. 23 cm 1. 3 m 2. 1 m 3. 2 m 4. 1,5 m 5. 2 m 6. 4 m 1. 6 m 2. 7 m 3. 12 m 4. 15 m 5. 22 m 6. 30 m 3 1. Ketapang 2. Pinus 3. Cemara udang 4. Cemara udang 5. Waru 6. akasia 1. 30 cm 2. 25 cm 3. 17 cm 4. 16 cm 5. 11 cm 6. 14 cm 1. 2 m 2. 2 m 3. 0,5 m 4. 0,5 m 5. 1 m 6. 2 m 1. 24 m 2. 32 m 3. 6 m 4. 8 m 5. 9 m 6. 13 m 4 1. Kelapa 1. 30 cm 1. – m 1. 30 m
  • 8. 8 2. Ketapang 3. Cemara udang 4. Akasia 5. Cemara udang 6. pinus 2. 22 cm 3. 16 cm 4. 15 cm 5. 19 cm 6. 24 cm 2. 2 m 3. 0,5 m 4. 1 m 5. 0,5 m 6. 5 m 2. 20 m 3. 7 m 4. 10 m 5. 8 m 6. 23 m 5 1. Waru 2. Pinus 3. Bakau 4. Bakau 5. Akasia 6. Kelapa 1. 12 cm 2. 24 cm 3. 17 cm 4. 18 cm 5. 13 cm 6. 28 cm 1. 1 m 2. 4 m 3. 50 cm 4. 30 cm 5. 2 m 6. - 7. 7 m 8. 30 m 9. 6 m 10. 7 m 11. 13 m 12. 25 m 6 1. Pinus 2. Waru 3. Ketapang 4. Kelapa 5. Kelapa 6. Bakau 1. 24 cm 2. 10 cm 3. 30 cm 4. 30 cm 5. 29 cm 6. 18 cm 1. 6 m 2. 1 m 3. 3 m 4. – 5. – 6. 20 cm 7. 21 m 8. 9 m 9. 15 m 10. 20 m 11. 23 m 12. 5 m 7 1. Cemara udang 2. Kelapa 3. Akasia 4. Bakau 5. Waru 6. Cemara udang 1. 28 cm 2. 30 cm 3. 24 cm 4. 16 cm 5. 12 cm 6. 19 cm 1. 30 cm 2. – 3. 4 m 4. 1 m 5. 2 m 6. 50 cm 7. 7 m 8. 23 m 9. 15 m 10. 6 m 11. 8 m 12. 7 m 8 1. Waru 2. Kelapa 3. Pinus 4. Kelapa 1. 12 cm 2. 30 cm 3. 24 cm 4. 29 cm 1. 2 m 2. – 3. 7 m 4. – 7. 9 m 8. 20 m 9. 20 m 10. 25 m
  • 9. 9 5. Pinus 6. Pinus 5. 25 cm 6. 24 cm 5. 7 m 6. 8 m 11. 25 m 12. 26 m 9 1. Akasia 2. Cemara udang 3. Bakau 4. Waru 5. Ketapang 6. Bakau 1. 14 cm 2. 18 cm 3. 16 cm 4. 15 cm 5. 24 cm 6. 17 cm 1. 2 m 2. 30 cm 3. 50 cm 4. 2 m 5. 3 m 6. 1 m 7. 14 m 8. 8 m 9. 6 m 10. 13 m 11. 24 m 12. 7 m 10 1. Cemara udang 2. Cemara udang 3. Waru 4. Akasia 5. Kelapa 6. Akasia 1. 15 cm 2. 16 cm 3. 13 cm 4. 14 cm 5. 28 cm 6. 14 cm 1. 50 cm 2. 60 cm 3. 1 m 4. 1 m 5. – 6. 2 m 7. 7 m 8. 6 m 9. 12 m 10. 16 m 11. 20 m 12. 15 m Tabel 3.1.2. Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Sapling Yang Ditemukan Dikawasan Pantai Panjang Dengan Metode Plot PLOT NAMA TUMBUHAN DIAMETER TINGGI CABANG PERTAMA TINGGI POHON 1 1. Mengkudu 2. Pandan 3. Mengkudu 4. Paku 1. 10 cm 2. 5 cm 3. 10 cm 4. 2 cm 1. 30 cm 2. 10 cm 3. 50 cm 4. 10 cm 1. 150 cm 2. 50 cm 3. 160 cm 4. 1 m 2 1. Pandan 2. Mengkudu 3. Paku 4. pandan 1. 4 cm 2. 9 cm 3. 1 cm 4. 5 cm 1. 20 cm 2. 30 cm 3. 5 cm 4. 10 cm 1. 50 cm 2. 2 m 3. 1 m 4. 80 cm 3 1. Pandan 1. 2 cm 1. 10 cm 1. 50 cm
  • 10. 10 2. Mengkudu 3. Pandan 4. Mengkudu 2. 11 cm 3. 3 cm 4. 10 cm 2. 50 cm 3. 10 cm 4. 50 cm 2. 2 m 3. 50 cm 4. 1 m 4 1. Mengkudu 2. Pandan 3. Pandan 4. Paku 1. 9 cm 2. 5 cm 3. 5 cm 4. 2 cm 1. 60 cm 2. 10 cm 3. 10 cm 4. 5 cm 1. 120 cm 2. 60 cm 3. 50 cm 4. 1 m 5 1. Paku 2. Paku 3. Pandan 4. Mengkudu 1. 1 cm 2. 2 cm 3. 5 cm 4. 8 cm 1. 15 cm 2. 20 cm 3. 10 cm 4. 15 cm 1. 1 m 2. 1,5 m 3. 70 cm 4. 2 m 6 1. Pandan 2. Pandan 3. Mengkudu 4. Paku 1. 3 cm 2. 4 cm 3. 9 cm 4. 2 cm 1. 10 cm 2. 15 cm 3. 1 m 4. 30 cm 1. 70 cm 2. 50 cm 3. 1 m 4. 1 m 7 1. Mengkudu 2. Paku 3. Pandan 4. Mengkudu 1. 10 cm 2. 1 cm 3. 5 cm 4. 11 cm 1. 50 cm 2. 70 cm 3. 20 cm 4. 70 cm 1. 2 m 2. 1 m 3. 50 m 4. 3 m 8 1. Mengkudu 2. Paku 3. Mengkudu 4. Paku 1. 11 cm 2. 3 cm 3. 10 cm 4. 2 cm 1. 50 cm 2. 30 cm 3. 1 m 4. 60 cm 1. 2 m 2. 1 m 3. 3 m 4. 1 m 9 1. Mengkudu 2. Pandan 3. Mengkudu 4. Pandan 1. 10 cm 2. 4 cm 3. 12 cm 4. 4 cm 1. 50 cm 2. 10 cm 3. 50 cm 4. 15 cm 1. 2 m 2. 60 cm 3. 3 m 4. 60 cm 10 1. Paku 2. Paku 3. Pandan 4. mengkudu 1. 1 cm 2. 2 cm 3. 5 cm 4. 10 cm 1. 30 cm 2. 20 cm 3. 20 cm 4. 60 cm 1. 1 m 2. 2 m 3. 60 cm 4. 1 m
  • 11. 11 Tabel 4.1.3Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Dasar Yang Ditemukan Dikawasan Pantai Panjang Dengan Metode Plot PLOT Nama Spesies Plot Nama Spesies Plot 1 1. Tapak liman 2. Widelia 3. Rumput teki Plot 6 1. Rumput teki 2. Pegagan 3. Tapak kuda Plot 2 1. Widelia 2. Ilalang 3. Tapak kuda Plot 7 1. Rumput kuda 2. Rumput teki 3. Widellia Plot 3 1. Rumput teki 2. Ilalang Plot 8 1. Ilalang 2. Rumput teki Plot 4 1. Rumput teki 2. Widelia 3. Pegagan Plot 9 1. Widelia 2. Pegagan Plot 5 1. Tapak kuda 2. Tapak liman 3. pegagan Plot 10 1. tapak liman 2. rumput teki 4.2.Metode kuadran Tabel 4.2.1 Jenis-Jenis Tumbuhan Tingkat Pohon Yang Ditemukan Di Kawasan Pantai Panjang Dengan Metode Pointer Quarter POINTE R KUADRA N NAMA TUMBUHA N JARA K DIAMETE R TINGGI CABANG PERTAM A P1 K1 Cemara udang 4 m 17 cm 50 cm K2 Pinus 3 m 20 cm 3 m K3 Pinus 3 m 20 cm 2,5 m K4 Pinus 2,5 m 22 cm 2 m
  • 12. 12 P2 K1 Cemara udang 2m 15 cm 30cm K2 Cemara udang 4 m 16 cm 20 cm K3 Waru 3 m 12 cm 3 m K4 Akasia 3,5 m 20 cm 3,5 m P3 K1 Waru 4 m 19 cm 2 m K2 Katapang 2 m 25 cm 1,5 m K3 Ketapang 4 m 30 cm 2 m K4 Ketapang 2,5 m 25 cm 2 m P4 K1 Ketapang 2,5 m 23 cm 2 m K2 Ketapang 2 m 22 cm 2 m K3 Ketapang 3 m 21 cm 3 m K4 Waru 3 m 12 cm 3,5 m P5 K1 Pinus 3,5 m 30 cm 2,5 m K2 Pinus 2,5 m 22 cm 2 m K3 Pinus 2,5 m 23 cm 2 m K4 Cemara udang 4 m 10 cm 2,5 m P6 K1 Katapang 2 m 30 cm 1,5 m K2 Waru 4 m 21 cm 2 m K3 Waru 2 m 19 cm 2 m K4 Waru 2 m 15 cm 2 m P7 K1 Pinus 3 m 20 cm 3 m K2 Akasia 3,5 m 25 cm 3,5 m K3 Kelapa 4 m 30 cm 2 m K4 Katapang 2 m 35 cm 1,5 m P8 K1 Bakau 3 m 19 cm 2,5 m K2 Bakau 1 m 15 cm 2 m K3 Kelapa 4 m 30 cm 2 m
  • 13. 13 K4 Kelapa 3 m 30 cm 3 m P9 K1 Waru 4 m 15 cm 2 m K2 Waru 3 m 17 cm 3 m K3 Waru 4 m 16 cm 2,5 m K4 Pinus 3 m 21 cm 3 m P10 K1 Pinus 4 m 22 cm 2 m K2 Pinus 3 m 30 cm 3 m K3 Waru 4 m 18 cm 2 m K4 ketapang 3 m 30 cm 3 m
  • 14. 14 BAB V PEMBAHASAN 5.1.Metode Plot 1. Analisis struktur dan komposisi tumbuhan (INP) yang terdapat di pantai panjang tempat pengamatan. ( rumus INP = KR+FR+LPR ) Tabel 5.1.1 Analisis Indek Nilai Penting (INP) Tumbuhan Tingkat Pohon NO SPESIE S K KR F FR LP LPR INP 1 Ketapan g 6 0,1176 6 0.1304 1,4004 0,00018 0,24868 2 Waru 10 0,1960 9 0,1956 0,4926 0,000064 0,39166 3 Pinus 10 0,1960 7 0,1521 0,0551 0,00026 0,34836 4 Akasia 10 0,1960 8 0,1739 0,6670 0,000087 0,36998 5 Bakau 7 0,1372 5 0,1086 0,6956 0,000091 0,24589 6 Kelapa 8 0,1568 6 0,1304 2,3898 0.00031 0,28751 7 Cemara udang 9 0,1764 5 0,1086 0,7630 0,000091 0,28509 TOTAL 60 1,176 46 0,9996 7637,7005 0,0010091 2,177171 Kesimpulan : Spesies yang paling dominan adalah spesies akasia dengan INP 0,36998 artinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam komunitas tersebut.
  • 15. 15 Tabel 5.1.2 Analisis Indek Nilai Penting (INP) Tumbuhan Tingkat Sapling NO SPESIES K KR F FR LP LPR INP 1 Mengkudu 15 0,375 10 0,3571 0.3769 0,8355 1,5676 2 Pandan 13 0,325 9 0,3214 0,4034 0,1418 0,7882 3 Paku 12 0,3 9 0,3214 0,06431 0,0226 0,664 TOTAL 40 1 28 0,9999 2,8446 0,9999 2,9998 Kesimpulan : Spesies yang paling dominan adalah spesies Mengkudu dengan INP 1,5676 sartinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam komunitas tersebut. 5.1.3. Perbandingan jumlah populasi perhektar tumbuhan tingkat pohon Nama spesies Jumlah populasi / ha Ketapang Waru Pinus Akasia Bakau Kelapa Cemaraa udang 26,6667 44,4444 44,4444 44,4444 31,1111 35,5556 40 5.1.4. Perbandingan jumlah populasi perhektar tumbuhan sampling Nam Spesies Jumlah populasi/ha Mengkudu Pandan Paku 300 260 240
  • 16. 16 5.2. Metode Quadran 1. Analisis struktur dan komposisi tumbuhan tingkat pohon (INP) yang terdapat di pantai panjang tempat pengamatan. ( rumus INP = RDi + RCi + RFi ) Tabel 5.1.1 Analisis Indek Nilai Penting (INP) Tumbuhan Tingkat Pohon NO SPESIES RDi Di Ci RCi INP 1 Cemara udang 0,1 296,2969 59698,8870 0,0052 0,1052 2 Pinus 0,25 740,7423 292020,6147 0,02546 0,27546 3 Waru 0,25 740,7423 1569095,6682 0,0138 0,388 4 Akasia 0,05 148,1484 59601,9531 0,00519 0,05519 5 Ketapang 0,225 666,6680 385464,1783 0,03361 0,25861 6 Bakau 0,05 148,1484 34074,9877 0,00029 0,0079 7 Kelapa 0,075 222,2226 157000,2669 0,1368 0,2118 TOTAL 0,9 2962,9689 114654,2669 0,,21996 1,30216 Kesimpulan : Spesies yang paling dominan adalah spesies cemara udang dnegan INP 1,58 artinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam komunitas tersebut.
  • 17. 17 BAB VI PENUTUP 6.1.Kesimpulan Spesies yang paling dominan di hitung dengan metode plot pada tingkat pohon adalah spesies akasia dengan INP 0,36998 artinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang palinh besar dalam komunitas tersebut. Spesies yang paling dominan pada tingkat sampling adalah spesies mengkudu dengan INP 1,5676 artinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam komunitas tersebut. Spesies yang paling dominan di hitung dengan metode quarter adalah spesies cemara udang dengan INP 1,58 artinya spesies tersebut memiliki penguasaan yang paling besar dalam komunitas tersebut.