Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut meneliti efektivitas daun ketapang dalam menurunkan pH, COD, dan fosfat pada air limbah laundry. Hasilnya menunjukkan daun ketapang efektif menurunkan pH tetapi tidak efektif menurunkan COD dan fosfat. Analisis statistik mengungkap pemberian daun ketapang berpengaruh signifikan terhadap penurunan pH air limbah laundry.
1. EFEKTIVITAS DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) DALAM
MENURUNKAN DERAJAT KEASAMAN (pH), COD, DAN
FOSFAT AIR LIMBAH BUANGAN LAUNDRY
Oleh
Rahmi Mulyani Agus1, Andi Susilawaty2, Dwi Santy Damayati2
1) Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar
2) Dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin
Makassar
Abstrak
Background: Economic growth and diversity of the community led to the emergence
of business activity, such as a laundry business. Behind the economic benefits,
laundry business also had a negative impact, especially for the environment. Laundry
waste water flows along the drain and lead to the water bodies. The high pH, COD,
and phosphates affect water quality and contribute to pollution, also affect human
health.
Objective: The purpose of this study to determine, assess, describe, and analyze, on
the effectiveness of ketapan leaf (Terminalia catappa.) In reducing the degree of
acidity (pH), COD, and phosphate laundry wastewater effluent.
Results and Discussion: The percentage of a strong relationship between the
decrease in pH by administration of leaf ketapan was 96.9%, and considered very
powerful. For COD values are not affected by the granting of leaves ketapan. In
phosphate, the percentage was 90.7% strongly linked and categorized very strong.
However, the addition of phosphate increased with leaf ketapan. Correlation analysis
showed an average 93.9% reduction in pH influenced the number of leaves ketapan
given, while 6.1% influenced by other factors. For COD, the variation does not affect
the number of leaves ketapan COD value changes. In phosphate, the average
increase of 82.3% phosphates affected ketapan given number of leaves, while 17.7%
is influenced by other factors.
Conclusion: Giving ketapan leaves are effective in lowering the degree of acidity
(pH), but it is not effective to reduce levels of COD and phosphate laundry
wastewater effluent.
Keyword: Terminalia catappa leaf, wastewater effluent, laundry.
2. PENDAHULUAN
Kemunculan usaha laundry ini
memberikan dampak positif berupa
terbukanya lapangan pekerjaan bagi
masyarakat di sekitarnya sekaligus
menjadi solusi pekerjaan rumah tangga.
Dibalik keuntungan ekonomis yang
diperoleh, usaha laundry ini juga
memberikan dampak negatif, utamanya
bagi lingkungan. Derajat keasaman (pH)
dalam air limbah laundry menurut
Sostar-Turk dalam E. Sulistiyani (2010)
adalah 9,6 yang menurut Kepmenlh
No.112 Tahun 2003 tidak memenuhi
baku mutu air limbah domestik yang
dianjurkan.
Sedangkan COD air limbah dari
proses laundry sebesar 280 mg O2/L
(konsentrasi ambang batas pada air
200mg O2/L), dan total fosfat mencapai
9,9 mg/L padahal konsentrasi ambang
batas air hanya 1 mg/L (E. Sulistiyani,
2010).
Tingginya pH, COD, dan
kandungan fosfat akan memengaruhi
kualitas air dan berkontribusi terhadap
pencemaran. pH tinggi menyebabkan
terrganggunya pertumbuhan biotik
perairan. Fosfat berlebih yang
terakumulasi dalam tubuh dapat
menyebabkan keracunan fosfat dan
menyebabkan iritasi pada mata dan kulit
(Material Safety Data Sheet of Chem
One Limited, 2010).
Ketapang atau katapang
(Terminalia catappa) adalah nama
sejenis pohon tepi pantai yang rindang.
Lekas tumbuh dan membentuk tajuk
indah bertingkat-tingkat, dan kerap
dijadikan pohon peneduh di taman-taman
dan tepi jalan (Gunawan, 2011).
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Mardiyah (2008) menunjukkan
ekstrak daun ketapang (Terminalia
catappa) dapat menurunkan pH hingga
16,5% setelah 7 jam. Pada penelitian
dengan menggunakan ekstrak daun
ketapang ini tidak menunjukkan
penurunan COD, malah sebaliknya
terjadi peningkatan COD. Namun
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Siti Fairuz Ismail (2007)
menunjukkan penambahan daun
ketapang pada penampungan air limbah
menyebabkan penurunan kadar COD air
limbah turun 95,23% dengan waktu
perendaman 24 jam.
Galih Agung Gunawan (2011)
menguji pengaruh pemberian daun
ketapang kering dan daun ketapang segar
terhadap penurunan pH air cucian dan
hasilnya adalah air sisa cucian yang
mempunyai pH awal 9 setelah direndam
dengan daun ketapang kering selama 3
hari mengalami penurunan pH, yaitu
menjadi 8.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan pendekatan
eksperimental sungguhan (true
eksperimental research), yakni
penelitian untuk menyelidiki
3. kemungkinan hubungan sebab-akibat
dengan cara mengenakan kepada satu
atau lebih kelompok eksperimental
dengan satu atau lebih perlakuan yang
kemudian dibandingkan dengan
kelompok control yang tidak diberikan
perlakuan. Sampel subjek dalam
penelitian ini adalah daun ketapang dan
air limbah buangan laundry sebagai
sampel objek. Air limbah dibagi ke
dalam beberapa wadah, dengan 1 wadah
sebagai kontrol negatif (tanpa pemberian
daun ketapang) dan wadah lain
diberikan perlakuan (diberi daun
ketapang yang berbentuk utuh) dengan
masing-masing kelompok memiliki
volume air limbah buangan laundry yang
sama yakni sebesar 250 ml. Dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali untuk
memperoleh hasil penelitian yang
reliable.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum perlakuan dengan daun
ketapang, dilakukan pengukuran
terhadap derajat keasaman, COD, dan
fosfat air limbah laundry. Pengukuran
selanjutnya setelah perlakuan 1x24 jam,
dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1
Hasil pengukuran derajat keasaman (pH), COD, dan fosat pada air limbah
buangan laundry setelah pelakuan dengan daun ketapang
indikator Sebelum
perlakuan
Perlakuan menurut berat (gr)
0 20 20 20 30 30 30 40 40 40
pH 10,7 10,56 9,63 9,75 9,68 9,44 8,50 9,33 9,17 9,20 8,94
COD 2056,2 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6
Fosfat 0,95 0,76 1,08 1,29 1,43 1,42 0,75 1,28 1,60 1,14 1,42
Sumber: Data primer, 2014
Tabel 2
Rata-rata nilai pengukuran dan besar penurunan derajat keasaman (pH), COD,
Fosfat air limbah buangan laundry menurut kelompok variasi berat
Kelompok
variasi
berat
(gram)
Rata-rata
Besar penurunan
(pH sesaat-pH 1x24 jam)
pH COD Fosfat pH COD Fosfat
0 10,56 1913,6 0,760 0,14 142,6 0, 21
20 9,687 1913,6 1,267 1,013 142,6 -0,317
30 9,090 1913,6 1,150 1,610 142,6 -0,2
40 9,103 1913,6 1,387 1,597 142,6 -0,437
Sumber: Data Primer, 2014
4. Hasil uji statistik terhadap nilai
pengukuran pH, COD, dan kandungan
fosfat air limbah buangan laundry
digambarkan pada tabel 3 berikut: Hasil
uji statistik terhadap nilai pengukuran
pH, COD, dan kandungan fosfat air
limbah buangan laundry digambarkan
pada tabel 3 berikut:
Tabel 3
Hasil uji statistik terhadap pH, COD, dan kandungan fosfat air limbah
buangan laundry
Parameter Sig. (2-tailed) R R-square
pH 0,031 0,969 0,939
COD 0 - -
fosfat 0,093 0,907 0,823
Sumber : Uji Statistik SPSS 21, 2014
1. Pengaruh pemberian daun ketapang
terhadap pH air limbah buangan
laundry.
Setelah analisis korelasi bivariat
diperoleh nilai sig 2 tailed =0,031.
Persyaratan untuk data normal sebelum
analisis regresi adalah nilai sig 2 tailed
<0,25. Dapat dikatakan bahwa data nilai
pH terdistribusi normal. Dalam analisis
regresi linear dikenal persamaan Y’ = a
+ bX, dimana Y’ adalah perkiraan, a
adalah konstanta dan b adalah koefisien.
Dari analisis regresi dengan SPSS 21
diperoleh nilai persamaan regresi
sebagai berikut:
Y’ = a + bX
Y’ = 10,493 + (-0,039)X
Y’ = 10,493 - 0,039X
Angka-angka tersebut dapat diartikan
sebagai berikut;
a. Konstanta sebesar 10,493 artinya jika
jumlah daun ketapang yang
digunakan (X) adalah 0 gr, maka
derajat keasaman air limbah buangan
laundry adalah 10,493.
b. Koefisien bernilai negatif artinya
terjadi hubungan negatif antara
jumlah daun ketapang yang
digunakan dengan derajat keasaman
air limbah buangan laundry. Dengan
kata lain, terjadi hubungan yang
berkebalikan, jika jumlah daun
ketapang yang digunakan bertambah,
maka derajat keasaman (pH)
menurun. Koefisien regresi variabel
jumlah daun ketapang (X) sebesar -
0,039, artinya tiap penambahan
jumlah daun ketapang sebesar 1 gr,
maka terjadi penurunan nilai derajat
keasaaman (pH) sebesar 0,039.
Dari persamaan tersebut dapat
ditentukan jumlah daun ketapang yang
digunakan bila ingin menurunkan derajat
keasaman hingga skala tertentu yakni
dengan membalikkan persamaan regresi
menjadi:
5. Y’ = a + bX
X = Y’- a
b
Setelah diperoleh persamaan
regresinya, dilanjutkan dengan uji
koefisien regresi sederhana untuk
mengetahui apakah berat daun ketapang
berpengaruh secara signifikan atau tidak
pada nilai pH air limbah buangan
lauundry dengan merumuskan H0 dan
Hanya.
Diperoleh Nilai t-hitung sebesar -
5,529 dan t-tabel 4,03265. Karena t-hitung
< -t-tabel, maka H0 ditolak
sehingga ada pengaruh secara signifikan
antara berat daun ketapang yang
digunakan dengan pH air limbah
buangan laundry.
Dari pretest yang dilakukan,
diperoleh nilai pH sebesar 10,7 dan
setelah perlakuan, diperoleh nilai pH
control turun menjadi 10,56. Artinya ada
pengaruh lain yang menyebabkan
penurunan pH. Karenanya, perlu
diketahui kuat hubungan atau besar
pengaruh pemberian daun ketapang
terhadap penurunan pH.
Uji analisis regresi juga menunjukkan
nilai R yang menggambarkan kuat
hubungan antara penurunan derajat
keasaman (pH) pada air limbah buangan
laundry dengan pemberian daun
ketapang. Diperoleh nilai R= 0,969.
Sehingga presentase kuat hubungannya
adalah 96,9 %, dan dapat dikategorikan
sangat kuat.
Untuk mengetahui presentase
pengaruh pemberian daun ketapang
terhadap penurunan derajat keasaman
(pH) air limbah buangan laundry,
dihitung dengan koefisien determinasi
yang dirumuskan dengan R-square,
diperoleh nilai R-square adalah 0,939.
Sehingga presentase pengaruh
pemberian daun ketapang sebesar
93,9%. Artinya, nilai rata-rata penurunan
derajat keasaman (pH) 93,9%
dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang
yang diberikan, sedangkan 6,1% nya
dipengaruhi oleh faktor lain.
Di dalam selembar daun ketapang
memiliki 12 jenis tannin yang dapat
dihidrolisis. Selain itu daun mengandung
asam organik lain seperti asam gallic,
ellagic, corilagin, dan brevifolin (Plant
Resource of South-East Asia Fondation).
Ketika daun ketapang dimasukkan ke
dalam air limbah buangan laundry,
asam-asam organik ini berkontribusi
dalam menurunkan derajat keasaman
(pH) air limbah buangan laundry.
2. Pengaruh pemberian daun ketapang
terhadap pH air limbah buangan
laundry
Setelah perlakuan dengan daun
ketapang selama 1x24 jam, angka COD
menurun pada semua sampel, baik
kelompok control maupun kelompok
perlakuan. Hasil pengukuran COD yang
diperoleh adalah 1913,6 dimana angka
ini masih sangat tinggi. Karena hasil
yang diperoleh bernilai sama pada
kelompok control dan kelompok
6. perlakuan, maka dari analisis korelasi
diperoleh nilai kekuatan korelasiya (r) =
0. Artinya tidak ada hubungan antara
penambahan daun ketapang dengan
penurunan nilai COD. Penurunan itu
dipengaruhi oleh fakor lain.
Sihaloho (2008) menjelaskan bahwa
dalam air limbah, nilai COD cenderung
tinggi karena banyaknya senyawa kimia
organik yang dapat dioksidasi secara
kimiawi. Untuk itu semakin banyak
senyawa kimia organik yang terkandung,
maka semakin banyak oksigen yang
diperlukan.
Mardiyah (2008) terkait penelitiannya
dengan ekstrak daun ketapang
menyebutkan bahwa kandungan zat dari
hasil ekstrak dalam ketapang tidak
menurunkan kadar COD air limbah,
malah meningkatkan kadar COD air
limbah, dikarenakan di dalam daun
ketapang juga terdapat kandungan asam-asam
organik sehingga penambahan
ekstrak daun ketapang menambah
senyawa organik yang penguraiannya
membutuhkan oksigen.
Dari penelitian-penelitian tersebut
diketahui bahwa yang bisa memengaruhi
tingginya kadar COD adalah kandungan
senyawa kimia air limbah, dan
kemampuan daun dalam mengadsorbsi
senyawa-senyawa terlarut. Sementara
adsorbsi dipengaruhi oleh molekul-molekul
organik terlarut dan luas pori
permukaan adsorben (Kasam dkk.,
2005).
Daun yang digunakan dalam
penelitian ini diharapkan mampu
menyerap senyawa-senyawa di dalam air
limbah buangan laundry sehingga
senyawa organik berkurang, dan oksigen
yang dibutuhkan untuk mengurai
senyawa-senyawa tersebut juga
menurun. Nilai COD yang sama antara
kelompok control dan kelompok
perlakuan menunjukkan bahwa daun
ketapang yang digunakan dalam
penelitian ini tidak mampu
mengadsorbsi senyawa tersebut.
Penyebabnya terkait pada pemilihan
daun ketapang. Namun, sampai saat ini
belum ada penelitian yang mengaitkan
kriteria/ jenis daun ketapang dengan
kemampuannya menurunkan kadar
COD.
Hudori (2008) menyebutkan bahwa
air limbah yang dihasilkan dari proses
laundry memiliki kandungan yang
bervariasi, menurut kotoran yang
melekat pada pakaian. Lebih lanjut
Hudori (2008) juga menjelaskan bahwa
kotoran yang melekat pada pakaian
dapat digolongkan menjadi tiga yakni:
debu dari udara, kotoran yang dihasilkan
badan (misalnya keringat), dan kotoran
dari aktifitas domestik, komersial, dan
industri. Sehingga kotoran yang larut
dalam air limbah buangan laundry juga
memengaruhi tiingginya kadar COD,
dan kemampuan daun dalam menyerap
kotoran tersebut.
Adanya hal yang dapat memengaruhi
kemampuan daun dalam menurunkan
7. nilai COD menyebabkan pemberian
daun ketapang tidak berpengaruh
terhadap penurunan kadar COD. Namun,
karena keterbatasan dalam penelitian,
maka adsorpsi bukan menjadi objek
kajian dalam penelitian ini.
3. Pengaruh pemberian daun ketapang
terhadap kandungan fosfat air limbah
laundry.
Hasil rata-rata kandungan fosfat dari
masing-masing perlakuan dianalisis
secara regresi linier dengan
menggunakan SPSS 21. Persyaratan
untuk data normal sebelum analisis
regresi adalah nilainya sig 2 tailed <0,25.
Nilai sig 2 tailed = 0,931. Artinya bisa
dilakukan uji regresi.
Dalam analisis regresi linear dikenal
persamaan Y’ = a + bX, dimana Y’
adalah perkiraan, a adalah konstanta dan
b adalah koefisien. Dari analisis regresi
dengan SPSS 21 diperoleh nilai
persamaan regresi sebagai berikut:
Y’ = a + bX
Y’ = 0,816 + 0,014X
Angka-angka tersebut dapat diartikan
sebagai berikut;
a. Konstanta sebesar 0,816 artinya jika
jumlah daun ketapang yang
digunakan (X) adalah 0 gr, maka
kandungan fosfat air limbah
buangan laundry adalah 0,816
mg/L.
b. Koefisien bernilai positif arttinya
terjadi hubungan positif antara
jumlah daun ketapang yang
digunakan dengan kandungan fosfat
air limbah buangan laundry. Dengan
kata lain, terjadi hubungan searah,
jika jumlah daun ketapang yang
digunakan bertambah, maka
kandungan fosfat juga meningkat.
Koefisien regresi variabel jumlah
daun ketapang (X) sebesar 0,014,
artinya tiap penambahan jumlah
daun ketapang sebesar 1 gr, maka
terjadi peningkatan kandungan
fosfat sebesar 0,014.
Setelah diperoleh persamaan
regresinya, dilanjutkan dengan uji
koefisien regresi sederhana untuk
mengetahui apakah berat daun ketapang
berpengaruh secara signifikan atau tidak
pada nilai kandungan fosfat air limbah
buangan lauundry dengan merumuskan
H0 dan Hanya.
Diperoleh nnilai t-hitung adalah 3,045
dan nilai t-tabel 4,03265. Karena –t-tabel
< t-hitung < -t-tabel, maka H0 diterima
sehingga tidak ada pengaruh secara
signifikan antara berat daun ketapang
yang digunakan dengan nilai fosfat air
limbah buangan laundry.
Dari pretest yang dilakukan,
diperoleh nilai kandungan fosfat sebesar
0,95 dan setelah perlakuan, diperoleh
nilai kandungan fosfat control turun
menjadi 0,76. Artinya ada pengaruh lain
yang menyebabkan penurunan fosfat.
Karena nilai fosfat menurun dengan
sendirinya. Namun, setelah penambahan
ketapang, kandungan fosfat meningkat.
Untuk itu, perlu diketahui kuat hubungan
atau besar pengaruh pemberian daun
8. ketapang terhadap peningkatan
kandungan fosfat.
Uji analisis regresi juga menunjukkan
nilai R yang menggambarkan kuat
hubungan peningkatan kandungan fosfat
pada air limbah buangan laundry dengan
pemberian daun ketapang. Diperoleh
nilai R= 0,907. Sehingga presentase kuat
hubungannya adalah 90,7 %, dan dapat
dikategorikan sangat kuat.
Untuk mengetahui presentase
pengaruh pemberian daun ketapang
terhadap peningkattan kandungan fosfat
air limbah buangan laundry, dihitung
dengan koefisien determinasi yang
dirumuskan dengan R-square, diperoleh
nilai R-square adalah 0,823. Sehingga
presentase pengaruh pemberian daun
ketapang sebesar 82,3%. Artinya, nilai
rata-rata peningkatan fosfat 82,3%
dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang
yang diberikan, sedangkan 17,7% nya
dipengaruhi oleh faktor lain.
Fosfat dalam larutan air memiliki
kekuatan ionik rendah memungkinkan
untuk membentuk ikatan kompleks
dengan polimer lainnya, khususnya
protein dan asam (Musyawarah, 2011).
Seperti diketahui bahwa dalam daun
ketapang terdapat berbagai asam
organik, dimana reaksi sederhana fosfat
dengan berbagai macam asam dapat
menyebabkan penurunan kadar fosfat
akibat penguraian menjadi senyawa lain,
seperti asam fosfat atau malah
menbentuk senyawa fosfat lain,
bergantung pada jenis asam dan jenis
fosfat yang bereaksi (Musyawarah,
2011).
Hal ini yang mungkin memengaruhi
perubahan-perubahan nilai fosfat pada
air limbah laundry yang diberi perlakuan
daun ketapang. Namun, karena
keterbatasan penelitian, maka jenis asam
dari daun ketapang dan jenis fosfat
dalam air limbah lauundry yang bereaksi
bukan menjadi objek dalam penelitian
ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan untuk mengukur efektivitas
daun ketapang dalam menurunkan
derajat keasaman (pH), COD, dan
kandungan fosfat pada air limbah
buangan laundry, diperoleh kesimpulan
bahwa pemberian daun ketapang efektif
(berpengaruh secara signifikan) dalam
menurunkan nilai derajat keasaman (pH)
dimana H0 ditolak dan Ha diterima,
namun daun ketapang tidak efektif
dalam menurunkan COD dan kandungan
fosfat, dimana H0 diterima dan Ha
ditolak.
Pemberian daun ketapang besar
pengaruhnya terhadap penurunan pH air
limbah buangan laundry. Hal ini
dibuktikan oleh hasil analisis korelasi
menunjukkan bahwa nilai rata-rata
penurunan derajat keasaman (pH) 93,9%
dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang
yang diberikan, sedangkan 6,1% nya
dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk nilai
9. COD, variasi jumlah daun ketapang
tidak mempengaruhi perubahan nilai
COD pada air limbah laundry.
Sedangkan pada kandungan fosfat,
pemberian daun ketapang juga
mempengaruhi peningkatan fosfat. Nilai
rata-rata peningkatan fosfat 82,3%
dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang
yang diberikan, sedangkan 17,7% nya
dipengaruhi oleh faktor lain.
REFERENSI
Gunawan, Galih Agung. “Pemanfaatan Daun Ketapang Sebagai Media Penurun PH
Air Cucian”. Laporan Hasil Penelitian Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran Jatinangor, 2011.
Hudori. “Pengolahan Limbah Laundry Dengan Reaktor Elektrokoagulasi”. Skripsi.
Bandung: Institut Teknologi Bandung. 2008.
Kasam, dkk. “Penurunan COD (Chemical Oxygen Demand) Dalam Limbah Cair
Laboratorium Menggunakan Filter Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa”.
Jurnal Penelitian. 2005.
Khasanuddin, M.Nur. “Hubungan Suhu, Oksigen Terlarut, dan pH Perairan Terhadap
Konsentrasi Nitrat dan Fosfat di Muara Sungai Wonorejo Gunung Anyar
Surabaya”. Jurnal Penelitian. Madura: Universitas Trunojoyo, 2013.
Khusnuryani, Arifah. “Mikroba Sebagai Agen Penurun Fosfat Pada Limbah Cair
Rumah Sakit”, 2008.
Mardiyah. “Effect of Terminalia catappa Linn on Waste Water”, Thesis, Malaysia:
Faculty of Civil Engineering, Universiti Teknologi Malaysia, 2008.
Musyawarah. “Penurunan Kadar Fosfat Pada Air Limbah Laundry Dengan Biofilm
Mikrobentos” Medan: Universitas Sumatera Utara. 2011.
Material Safety Data Sheet of Chem One Limited, 2010.
Orwa. “Terminalia catappa” dalam Agroforestry Database vol.4, 2009.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Pratiknya, Ahmad Wati. “Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
Riwidikdo, Handoko.” Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi
Program R dan SPSS”. Yogyakarta: Pustaka Rihama. 2010.
Sihaloho, Rona Monika. “Penentuan Chemical Oxygen Demand (COD) Limbah Cair
Pulp dengan Metode spektrofotometri Visible Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk”
Karya Ilmiah. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2008.