SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
EFEKTIVITAS DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) DALAM 
MENURUNKAN DERAJAT KEASAMAN (pH), COD, DAN 
FOSFAT AIR LIMBAH BUANGAN LAUNDRY 
Oleh 
Rahmi Mulyani Agus1, Andi Susilawaty2, Dwi Santy Damayati2 
1) Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Jurusan Kesehatan Masyarakat 
Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar 
2) Dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin 
Makassar 
Abstrak 
Background: Economic growth and diversity of the community led to the emergence 
of business activity, such as a laundry business. Behind the economic benefits, 
laundry business also had a negative impact, especially for the environment. Laundry 
waste water flows along the drain and lead to the water bodies. The high pH, COD, 
and phosphates affect water quality and contribute to pollution, also affect human 
health. 
Objective: The purpose of this study to determine, assess, describe, and analyze, on 
the effectiveness of ketapan leaf (Terminalia catappa.) In reducing the degree of 
acidity (pH), COD, and phosphate laundry wastewater effluent. 
Results and Discussion: The percentage of a strong relationship between the 
decrease in pH by administration of leaf ketapan was 96.9%, and considered very 
powerful. For COD values are not affected by the granting of leaves ketapan. In 
phosphate, the percentage was 90.7% strongly linked and categorized very strong. 
However, the addition of phosphate increased with leaf ketapan. Correlation analysis 
showed an average 93.9% reduction in pH influenced the number of leaves ketapan 
given, while 6.1% influenced by other factors. For COD, the variation does not affect 
the number of leaves ketapan COD value changes. In phosphate, the average 
increase of 82.3% phosphates affected ketapan given number of leaves, while 17.7% 
is influenced by other factors. 
Conclusion: Giving ketapan leaves are effective in lowering the degree of acidity 
(pH), but it is not effective to reduce levels of COD and phosphate laundry 
wastewater effluent. 
Keyword: Terminalia catappa leaf, wastewater effluent, laundry.
PENDAHULUAN 
Kemunculan usaha laundry ini 
memberikan dampak positif berupa 
terbukanya lapangan pekerjaan bagi 
masyarakat di sekitarnya sekaligus 
menjadi solusi pekerjaan rumah tangga. 
Dibalik keuntungan ekonomis yang 
diperoleh, usaha laundry ini juga 
memberikan dampak negatif, utamanya 
bagi lingkungan. Derajat keasaman (pH) 
dalam air limbah laundry menurut 
Sostar-Turk dalam E. Sulistiyani (2010) 
adalah 9,6 yang menurut Kepmenlh 
No.112 Tahun 2003 tidak memenuhi 
baku mutu air limbah domestik yang 
dianjurkan. 
Sedangkan COD air limbah dari 
proses laundry sebesar 280 mg O2/L 
(konsentrasi ambang batas pada air 
200mg O2/L), dan total fosfat mencapai 
9,9 mg/L padahal konsentrasi ambang 
batas air hanya 1 mg/L (E. Sulistiyani, 
2010). 
Tingginya pH, COD, dan 
kandungan fosfat akan memengaruhi 
kualitas air dan berkontribusi terhadap 
pencemaran. pH tinggi menyebabkan 
terrganggunya pertumbuhan biotik 
perairan. Fosfat berlebih yang 
terakumulasi dalam tubuh dapat 
menyebabkan keracunan fosfat dan 
menyebabkan iritasi pada mata dan kulit 
(Material Safety Data Sheet of Chem 
One Limited, 2010). 
Ketapang atau katapang 
(Terminalia catappa) adalah nama 
sejenis pohon tepi pantai yang rindang. 
Lekas tumbuh dan membentuk tajuk 
indah bertingkat-tingkat, dan kerap 
dijadikan pohon peneduh di taman-taman 
dan tepi jalan (Gunawan, 2011). 
Hasil penelitian yang dilakukan 
oleh Mardiyah (2008) menunjukkan 
ekstrak daun ketapang (Terminalia 
catappa) dapat menurunkan pH hingga 
16,5% setelah 7 jam. Pada penelitian 
dengan menggunakan ekstrak daun 
ketapang ini tidak menunjukkan 
penurunan COD, malah sebaliknya 
terjadi peningkatan COD. Namun 
penelitian sebelumnya yang dilakukan 
oleh Siti Fairuz Ismail (2007) 
menunjukkan penambahan daun 
ketapang pada penampungan air limbah 
menyebabkan penurunan kadar COD air 
limbah turun 95,23% dengan waktu 
perendaman 24 jam. 
Galih Agung Gunawan (2011) 
menguji pengaruh pemberian daun 
ketapang kering dan daun ketapang segar 
terhadap penurunan pH air cucian dan 
hasilnya adalah air sisa cucian yang 
mempunyai pH awal 9 setelah direndam 
dengan daun ketapang kering selama 3 
hari mengalami penurunan pH, yaitu 
menjadi 8. 
METODE PENELITIAN 
Jenis penelitian ini merupakan 
penelitian kuantitatif dengan pendekatan 
eksperimental sungguhan (true 
eksperimental research), yakni 
penelitian untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab-akibat 
dengan cara mengenakan kepada satu 
atau lebih kelompok eksperimental 
dengan satu atau lebih perlakuan yang 
kemudian dibandingkan dengan 
kelompok control yang tidak diberikan 
perlakuan. Sampel subjek dalam 
penelitian ini adalah daun ketapang dan 
air limbah buangan laundry sebagai 
sampel objek. Air limbah dibagi ke 
dalam beberapa wadah, dengan 1 wadah 
sebagai kontrol negatif (tanpa pemberian 
daun ketapang) dan wadah lain 
diberikan perlakuan (diberi daun 
ketapang yang berbentuk utuh) dengan 
masing-masing kelompok memiliki 
volume air limbah buangan laundry yang 
sama yakni sebesar 250 ml. Dilakukan 
pengulangan sebanyak 3 kali untuk 
memperoleh hasil penelitian yang 
reliable. 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
Sebelum perlakuan dengan daun 
ketapang, dilakukan pengukuran 
terhadap derajat keasaman, COD, dan 
fosfat air limbah laundry. Pengukuran 
selanjutnya setelah perlakuan 1x24 jam, 
dan diperoleh hasil sebagai berikut: 
Tabel 1 
Hasil pengukuran derajat keasaman (pH), COD, dan fosat pada air limbah 
buangan laundry setelah pelakuan dengan daun ketapang 
indikator Sebelum 
perlakuan 
Perlakuan menurut berat (gr) 
0 20 20 20 30 30 30 40 40 40 
pH 10,7 10,56 9,63 9,75 9,68 9,44 8,50 9,33 9,17 9,20 8,94 
COD 2056,2 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 
Fosfat 0,95 0,76 1,08 1,29 1,43 1,42 0,75 1,28 1,60 1,14 1,42 
Sumber: Data primer, 2014 
Tabel 2 
Rata-rata nilai pengukuran dan besar penurunan derajat keasaman (pH), COD, 
Fosfat air limbah buangan laundry menurut kelompok variasi berat 
Kelompok 
variasi 
berat 
(gram) 
Rata-rata 
Besar penurunan 
(pH sesaat-pH 1x24 jam) 
pH COD Fosfat pH COD Fosfat 
0 10,56 1913,6 0,760 0,14 142,6 0, 21 
20 9,687 1913,6 1,267 1,013 142,6 -0,317 
30 9,090 1913,6 1,150 1,610 142,6 -0,2 
40 9,103 1913,6 1,387 1,597 142,6 -0,437 
Sumber: Data Primer, 2014
Hasil uji statistik terhadap nilai 
pengukuran pH, COD, dan kandungan 
fosfat air limbah buangan laundry 
digambarkan pada tabel 3 berikut: Hasil 
uji statistik terhadap nilai pengukuran 
pH, COD, dan kandungan fosfat air 
limbah buangan laundry digambarkan 
pada tabel 3 berikut: 
Tabel 3 
Hasil uji statistik terhadap pH, COD, dan kandungan fosfat air limbah 
buangan laundry 
Parameter Sig. (2-tailed) R R-square 
pH 0,031 0,969 0,939 
COD 0 - - 
fosfat 0,093 0,907 0,823 
Sumber : Uji Statistik SPSS 21, 2014 
1. Pengaruh pemberian daun ketapang 
terhadap pH air limbah buangan 
laundry. 
Setelah analisis korelasi bivariat 
diperoleh nilai sig 2 tailed =0,031. 
Persyaratan untuk data normal sebelum 
analisis regresi adalah nilai sig 2 tailed 
<0,25. Dapat dikatakan bahwa data nilai 
pH terdistribusi normal. Dalam analisis 
regresi linear dikenal persamaan Y’ = a 
+ bX, dimana Y’ adalah perkiraan, a 
adalah konstanta dan b adalah koefisien. 
Dari analisis regresi dengan SPSS 21 
diperoleh nilai persamaan regresi 
sebagai berikut: 
Y’ = a + bX 
Y’ = 10,493 + (-0,039)X 
Y’ = 10,493 - 0,039X 
Angka-angka tersebut dapat diartikan 
sebagai berikut; 
a. Konstanta sebesar 10,493 artinya jika 
jumlah daun ketapang yang 
digunakan (X) adalah 0 gr, maka 
derajat keasaman air limbah buangan 
laundry adalah 10,493. 
b. Koefisien bernilai negatif artinya 
terjadi hubungan negatif antara 
jumlah daun ketapang yang 
digunakan dengan derajat keasaman 
air limbah buangan laundry. Dengan 
kata lain, terjadi hubungan yang 
berkebalikan, jika jumlah daun 
ketapang yang digunakan bertambah, 
maka derajat keasaman (pH) 
menurun. Koefisien regresi variabel 
jumlah daun ketapang (X) sebesar - 
0,039, artinya tiap penambahan 
jumlah daun ketapang sebesar 1 gr, 
maka terjadi penurunan nilai derajat 
keasaaman (pH) sebesar 0,039. 
Dari persamaan tersebut dapat 
ditentukan jumlah daun ketapang yang 
digunakan bila ingin menurunkan derajat 
keasaman hingga skala tertentu yakni 
dengan membalikkan persamaan regresi 
menjadi:
Y’ = a + bX 
X = Y’- a 
b 
Setelah diperoleh persamaan 
regresinya, dilanjutkan dengan uji 
koefisien regresi sederhana untuk 
mengetahui apakah berat daun ketapang 
berpengaruh secara signifikan atau tidak 
pada nilai pH air limbah buangan 
lauundry dengan merumuskan H0 dan 
Hanya. 
Diperoleh Nilai t-hitung sebesar - 
5,529 dan t-tabel 4,03265. Karena t-hitung 
< -t-tabel, maka H0 ditolak 
sehingga ada pengaruh secara signifikan 
antara berat daun ketapang yang 
digunakan dengan pH air limbah 
buangan laundry. 
Dari pretest yang dilakukan, 
diperoleh nilai pH sebesar 10,7 dan 
setelah perlakuan, diperoleh nilai pH 
control turun menjadi 10,56. Artinya ada 
pengaruh lain yang menyebabkan 
penurunan pH. Karenanya, perlu 
diketahui kuat hubungan atau besar 
pengaruh pemberian daun ketapang 
terhadap penurunan pH. 
Uji analisis regresi juga menunjukkan 
nilai R yang menggambarkan kuat 
hubungan antara penurunan derajat 
keasaman (pH) pada air limbah buangan 
laundry dengan pemberian daun 
ketapang. Diperoleh nilai R= 0,969. 
Sehingga presentase kuat hubungannya 
adalah 96,9 %, dan dapat dikategorikan 
sangat kuat. 
Untuk mengetahui presentase 
pengaruh pemberian daun ketapang 
terhadap penurunan derajat keasaman 
(pH) air limbah buangan laundry, 
dihitung dengan koefisien determinasi 
yang dirumuskan dengan R-square, 
diperoleh nilai R-square adalah 0,939. 
Sehingga presentase pengaruh 
pemberian daun ketapang sebesar 
93,9%. Artinya, nilai rata-rata penurunan 
derajat keasaman (pH) 93,9% 
dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang 
yang diberikan, sedangkan 6,1% nya 
dipengaruhi oleh faktor lain. 
Di dalam selembar daun ketapang 
memiliki 12 jenis tannin yang dapat 
dihidrolisis. Selain itu daun mengandung 
asam organik lain seperti asam gallic, 
ellagic, corilagin, dan brevifolin (Plant 
Resource of South-East Asia Fondation). 
Ketika daun ketapang dimasukkan ke 
dalam air limbah buangan laundry, 
asam-asam organik ini berkontribusi 
dalam menurunkan derajat keasaman 
(pH) air limbah buangan laundry. 
2. Pengaruh pemberian daun ketapang 
terhadap pH air limbah buangan 
laundry 
Setelah perlakuan dengan daun 
ketapang selama 1x24 jam, angka COD 
menurun pada semua sampel, baik 
kelompok control maupun kelompok 
perlakuan. Hasil pengukuran COD yang 
diperoleh adalah 1913,6 dimana angka 
ini masih sangat tinggi. Karena hasil 
yang diperoleh bernilai sama pada 
kelompok control dan kelompok
perlakuan, maka dari analisis korelasi 
diperoleh nilai kekuatan korelasiya (r) = 
0. Artinya tidak ada hubungan antara 
penambahan daun ketapang dengan 
penurunan nilai COD. Penurunan itu 
dipengaruhi oleh fakor lain. 
Sihaloho (2008) menjelaskan bahwa 
dalam air limbah, nilai COD cenderung 
tinggi karena banyaknya senyawa kimia 
organik yang dapat dioksidasi secara 
kimiawi. Untuk itu semakin banyak 
senyawa kimia organik yang terkandung, 
maka semakin banyak oksigen yang 
diperlukan. 
Mardiyah (2008) terkait penelitiannya 
dengan ekstrak daun ketapang 
menyebutkan bahwa kandungan zat dari 
hasil ekstrak dalam ketapang tidak 
menurunkan kadar COD air limbah, 
malah meningkatkan kadar COD air 
limbah, dikarenakan di dalam daun 
ketapang juga terdapat kandungan asam-asam 
organik sehingga penambahan 
ekstrak daun ketapang menambah 
senyawa organik yang penguraiannya 
membutuhkan oksigen. 
Dari penelitian-penelitian tersebut 
diketahui bahwa yang bisa memengaruhi 
tingginya kadar COD adalah kandungan 
senyawa kimia air limbah, dan 
kemampuan daun dalam mengadsorbsi 
senyawa-senyawa terlarut. Sementara 
adsorbsi dipengaruhi oleh molekul-molekul 
organik terlarut dan luas pori 
permukaan adsorben (Kasam dkk., 
2005). 
Daun yang digunakan dalam 
penelitian ini diharapkan mampu 
menyerap senyawa-senyawa di dalam air 
limbah buangan laundry sehingga 
senyawa organik berkurang, dan oksigen 
yang dibutuhkan untuk mengurai 
senyawa-senyawa tersebut juga 
menurun. Nilai COD yang sama antara 
kelompok control dan kelompok 
perlakuan menunjukkan bahwa daun 
ketapang yang digunakan dalam 
penelitian ini tidak mampu 
mengadsorbsi senyawa tersebut. 
Penyebabnya terkait pada pemilihan 
daun ketapang. Namun, sampai saat ini 
belum ada penelitian yang mengaitkan 
kriteria/ jenis daun ketapang dengan 
kemampuannya menurunkan kadar 
COD. 
Hudori (2008) menyebutkan bahwa 
air limbah yang dihasilkan dari proses 
laundry memiliki kandungan yang 
bervariasi, menurut kotoran yang 
melekat pada pakaian. Lebih lanjut 
Hudori (2008) juga menjelaskan bahwa 
kotoran yang melekat pada pakaian 
dapat digolongkan menjadi tiga yakni: 
debu dari udara, kotoran yang dihasilkan 
badan (misalnya keringat), dan kotoran 
dari aktifitas domestik, komersial, dan 
industri. Sehingga kotoran yang larut 
dalam air limbah buangan laundry juga 
memengaruhi tiingginya kadar COD, 
dan kemampuan daun dalam menyerap 
kotoran tersebut. 
Adanya hal yang dapat memengaruhi 
kemampuan daun dalam menurunkan
nilai COD menyebabkan pemberian 
daun ketapang tidak berpengaruh 
terhadap penurunan kadar COD. Namun, 
karena keterbatasan dalam penelitian, 
maka adsorpsi bukan menjadi objek 
kajian dalam penelitian ini. 
3. Pengaruh pemberian daun ketapang 
terhadap kandungan fosfat air limbah 
laundry. 
Hasil rata-rata kandungan fosfat dari 
masing-masing perlakuan dianalisis 
secara regresi linier dengan 
menggunakan SPSS 21. Persyaratan 
untuk data normal sebelum analisis 
regresi adalah nilainya sig 2 tailed <0,25. 
Nilai sig 2 tailed = 0,931. Artinya bisa 
dilakukan uji regresi. 
Dalam analisis regresi linear dikenal 
persamaan Y’ = a + bX, dimana Y’ 
adalah perkiraan, a adalah konstanta dan 
b adalah koefisien. Dari analisis regresi 
dengan SPSS 21 diperoleh nilai 
persamaan regresi sebagai berikut: 
Y’ = a + bX 
Y’ = 0,816 + 0,014X 
Angka-angka tersebut dapat diartikan 
sebagai berikut; 
a. Konstanta sebesar 0,816 artinya jika 
jumlah daun ketapang yang 
digunakan (X) adalah 0 gr, maka 
kandungan fosfat air limbah 
buangan laundry adalah 0,816 
mg/L. 
b. Koefisien bernilai positif arttinya 
terjadi hubungan positif antara 
jumlah daun ketapang yang 
digunakan dengan kandungan fosfat 
air limbah buangan laundry. Dengan 
kata lain, terjadi hubungan searah, 
jika jumlah daun ketapang yang 
digunakan bertambah, maka 
kandungan fosfat juga meningkat. 
Koefisien regresi variabel jumlah 
daun ketapang (X) sebesar 0,014, 
artinya tiap penambahan jumlah 
daun ketapang sebesar 1 gr, maka 
terjadi peningkatan kandungan 
fosfat sebesar 0,014. 
Setelah diperoleh persamaan 
regresinya, dilanjutkan dengan uji 
koefisien regresi sederhana untuk 
mengetahui apakah berat daun ketapang 
berpengaruh secara signifikan atau tidak 
pada nilai kandungan fosfat air limbah 
buangan lauundry dengan merumuskan 
H0 dan Hanya. 
Diperoleh nnilai t-hitung adalah 3,045 
dan nilai t-tabel 4,03265. Karena –t-tabel 
< t-hitung < -t-tabel, maka H0 diterima 
sehingga tidak ada pengaruh secara 
signifikan antara berat daun ketapang 
yang digunakan dengan nilai fosfat air 
limbah buangan laundry. 
Dari pretest yang dilakukan, 
diperoleh nilai kandungan fosfat sebesar 
0,95 dan setelah perlakuan, diperoleh 
nilai kandungan fosfat control turun 
menjadi 0,76. Artinya ada pengaruh lain 
yang menyebabkan penurunan fosfat. 
Karena nilai fosfat menurun dengan 
sendirinya. Namun, setelah penambahan 
ketapang, kandungan fosfat meningkat. 
Untuk itu, perlu diketahui kuat hubungan 
atau besar pengaruh pemberian daun
ketapang terhadap peningkatan 
kandungan fosfat. 
Uji analisis regresi juga menunjukkan 
nilai R yang menggambarkan kuat 
hubungan peningkatan kandungan fosfat 
pada air limbah buangan laundry dengan 
pemberian daun ketapang. Diperoleh 
nilai R= 0,907. Sehingga presentase kuat 
hubungannya adalah 90,7 %, dan dapat 
dikategorikan sangat kuat. 
Untuk mengetahui presentase 
pengaruh pemberian daun ketapang 
terhadap peningkattan kandungan fosfat 
air limbah buangan laundry, dihitung 
dengan koefisien determinasi yang 
dirumuskan dengan R-square, diperoleh 
nilai R-square adalah 0,823. Sehingga 
presentase pengaruh pemberian daun 
ketapang sebesar 82,3%. Artinya, nilai 
rata-rata peningkatan fosfat 82,3% 
dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang 
yang diberikan, sedangkan 17,7% nya 
dipengaruhi oleh faktor lain. 
Fosfat dalam larutan air memiliki 
kekuatan ionik rendah memungkinkan 
untuk membentuk ikatan kompleks 
dengan polimer lainnya, khususnya 
protein dan asam (Musyawarah, 2011). 
Seperti diketahui bahwa dalam daun 
ketapang terdapat berbagai asam 
organik, dimana reaksi sederhana fosfat 
dengan berbagai macam asam dapat 
menyebabkan penurunan kadar fosfat 
akibat penguraian menjadi senyawa lain, 
seperti asam fosfat atau malah 
menbentuk senyawa fosfat lain, 
bergantung pada jenis asam dan jenis 
fosfat yang bereaksi (Musyawarah, 
2011). 
Hal ini yang mungkin memengaruhi 
perubahan-perubahan nilai fosfat pada 
air limbah laundry yang diberi perlakuan 
daun ketapang. Namun, karena 
keterbatasan penelitian, maka jenis asam 
dari daun ketapang dan jenis fosfat 
dalam air limbah lauundry yang bereaksi 
bukan menjadi objek dalam penelitian 
ini. 
KESIMPULAN 
Berdasarkan penelitian yang telah 
dilakukan untuk mengukur efektivitas 
daun ketapang dalam menurunkan 
derajat keasaman (pH), COD, dan 
kandungan fosfat pada air limbah 
buangan laundry, diperoleh kesimpulan 
bahwa pemberian daun ketapang efektif 
(berpengaruh secara signifikan) dalam 
menurunkan nilai derajat keasaman (pH) 
dimana H0 ditolak dan Ha diterima, 
namun daun ketapang tidak efektif 
dalam menurunkan COD dan kandungan 
fosfat, dimana H0 diterima dan Ha 
ditolak. 
Pemberian daun ketapang besar 
pengaruhnya terhadap penurunan pH air 
limbah buangan laundry. Hal ini 
dibuktikan oleh hasil analisis korelasi 
menunjukkan bahwa nilai rata-rata 
penurunan derajat keasaman (pH) 93,9% 
dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang 
yang diberikan, sedangkan 6,1% nya 
dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk nilai
COD, variasi jumlah daun ketapang 
tidak mempengaruhi perubahan nilai 
COD pada air limbah laundry. 
Sedangkan pada kandungan fosfat, 
pemberian daun ketapang juga 
mempengaruhi peningkatan fosfat. Nilai 
rata-rata peningkatan fosfat 82,3% 
dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang 
yang diberikan, sedangkan 17,7% nya 
dipengaruhi oleh faktor lain. 
REFERENSI 
Gunawan, Galih Agung. “Pemanfaatan Daun Ketapang Sebagai Media Penurun PH 
Air Cucian”. Laporan Hasil Penelitian Fakultas Peternakan Universitas 
Padjadjaran Jatinangor, 2011. 
Hudori. “Pengolahan Limbah Laundry Dengan Reaktor Elektrokoagulasi”. Skripsi. 
Bandung: Institut Teknologi Bandung. 2008. 
Kasam, dkk. “Penurunan COD (Chemical Oxygen Demand) Dalam Limbah Cair 
Laboratorium Menggunakan Filter Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa”. 
Jurnal Penelitian. 2005. 
Khasanuddin, M.Nur. “Hubungan Suhu, Oksigen Terlarut, dan pH Perairan Terhadap 
Konsentrasi Nitrat dan Fosfat di Muara Sungai Wonorejo Gunung Anyar 
Surabaya”. Jurnal Penelitian. Madura: Universitas Trunojoyo, 2013. 
Khusnuryani, Arifah. “Mikroba Sebagai Agen Penurun Fosfat Pada Limbah Cair 
Rumah Sakit”, 2008. 
Mardiyah. “Effect of Terminalia catappa Linn on Waste Water”, Thesis, Malaysia: 
Faculty of Civil Engineering, Universiti Teknologi Malaysia, 2008. 
Musyawarah. “Penurunan Kadar Fosfat Pada Air Limbah Laundry Dengan Biofilm 
Mikrobentos” Medan: Universitas Sumatera Utara. 2011. 
Material Safety Data Sheet of Chem One Limited, 2010. 
Orwa. “Terminalia catappa” dalam Agroforestry Database vol.4, 2009. 
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan 
Pengendalian Pencemaran Air. 
Pratiknya, Ahmad Wati. “Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan 
Kesehatan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. 
Riwidikdo, Handoko.” Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi 
Program R dan SPSS”. Yogyakarta: Pustaka Rihama. 2010. 
Sihaloho, Rona Monika. “Penentuan Chemical Oxygen Demand (COD) Limbah Cair 
Pulp dengan Metode spektrofotometri Visible Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk” 
Karya Ilmiah. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2008.

More Related Content

What's hot

uji chi square secara manual dan spss
 uji chi square secara manual dan spss   uji chi square secara manual dan spss
uji chi square secara manual dan spss
Nur Kamri
 
Statistika Farmasi 1 Pengolahan Data dengan Biostatistika.pptx
Statistika Farmasi 1 Pengolahan Data dengan Biostatistika.pptxStatistika Farmasi 1 Pengolahan Data dengan Biostatistika.pptx
Statistika Farmasi 1 Pengolahan Data dengan Biostatistika.pptx
boboob1
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
Rhandy Prasetyo
 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Arning Susilawati
 
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan GeometrikDistribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Ge Grace
 
Distribusi multinomial
Distribusi multinomialDistribusi multinomial
Distribusi multinomial
MarwaElshi
 
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
andibutsiawan
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan
Dedi Kun
 

What's hot (20)

uji chi square secara manual dan spss
 uji chi square secara manual dan spss   uji chi square secara manual dan spss
uji chi square secara manual dan spss
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
10. hipotesis
10. hipotesis10. hipotesis
10. hipotesis
 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
 
PPT TB dengan DIH 13.pptx
PPT TB dengan DIH 13.pptxPPT TB dengan DIH 13.pptx
PPT TB dengan DIH 13.pptx
 
Statistika Farmasi 1 Pengolahan Data dengan Biostatistika.pptx
Statistika Farmasi 1 Pengolahan Data dengan Biostatistika.pptxStatistika Farmasi 1 Pengolahan Data dengan Biostatistika.pptx
Statistika Farmasi 1 Pengolahan Data dengan Biostatistika.pptx
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okkMekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 8 okk
 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
Ckd
CkdCkd
Ckd
 
Statistika Uji Rerata 2 Berpasangan
Statistika Uji Rerata 2 BerpasanganStatistika Uji Rerata 2 Berpasangan
Statistika Uji Rerata 2 Berpasangan
 
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan GeometrikDistribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
 
Distribusi multinomial
Distribusi multinomialDistribusi multinomial
Distribusi multinomial
 
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
Penyelesaian soal uts statistika dan probabilitas 2013
 
Karangan deskripsi
Karangan deskripsiKarangan deskripsi
Karangan deskripsi
 
Anilisis Kadar DO dan BOD Pada Perairan
Anilisis Kadar DO dan BOD Pada PerairanAnilisis Kadar DO dan BOD Pada Perairan
Anilisis Kadar DO dan BOD Pada Perairan
 
11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik11.statistik parametrik dan non parametrik
11.statistik parametrik dan non parametrik
 
Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan Obat sistem pencernaan
Obat sistem pencernaan
 

Similar to Jurnal penlitian

Pembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaPembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tangga
Muhamad Ihsan
 
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
Repository Ipb
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
Fransiska Puteri
 

Similar to Jurnal penlitian (20)

Ppt skripsi
Ppt skripsiPpt skripsi
Ppt skripsi
 
Pengolahan Limbah
Pengolahan LimbahPengolahan Limbah
Pengolahan Limbah
 
Pembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tanggaPembahasan air limbah rumah tangga
Pembahasan air limbah rumah tangga
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan ph
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
Review jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industriReview jurnal kimia industri
Review jurnal kimia industri
 
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
 
101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih101095339 kualitas-air-bersih
101095339 kualitas-air-bersih
 
analisis spektroskopi percobaan 5
analisis spektroskopi percobaan 5analisis spektroskopi percobaan 5
analisis spektroskopi percobaan 5
 
Perencanaan ubi jalar ungu
Perencanaan ubi jalar unguPerencanaan ubi jalar ungu
Perencanaan ubi jalar ungu
 
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptxAnalisis Sungai Bengawan Solo.pptx
Analisis Sungai Bengawan Solo.pptx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 4 gravimetri
 
Tambak udang
Tambak udangTambak udang
Tambak udang
 
PPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
PPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern BanjarbaruPPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
PPT Ekotoksikologi Pusat Perbelanjaan Modern Banjarbaru
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Sifat fisika kimia obat
Sifat fisika kimia obatSifat fisika kimia obat
Sifat fisika kimia obat
 
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter FisikManajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
 
Seminar iin wahyuni latif
Seminar iin wahyuni latifSeminar iin wahyuni latif
Seminar iin wahyuni latif
 
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basaLaporan praktikum teklab 1 asam basa
Laporan praktikum teklab 1 asam basa
 

Recently uploaded (6)

PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxPPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
 
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjmodul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
 
JSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisisJSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisis
 
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
 
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumpenjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
 
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptxGEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
 

Jurnal penlitian

  • 1. EFEKTIVITAS DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) DALAM MENURUNKAN DERAJAT KEASAMAN (pH), COD, DAN FOSFAT AIR LIMBAH BUANGAN LAUNDRY Oleh Rahmi Mulyani Agus1, Andi Susilawaty2, Dwi Santy Damayati2 1) Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar 2) Dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar Abstrak Background: Economic growth and diversity of the community led to the emergence of business activity, such as a laundry business. Behind the economic benefits, laundry business also had a negative impact, especially for the environment. Laundry waste water flows along the drain and lead to the water bodies. The high pH, COD, and phosphates affect water quality and contribute to pollution, also affect human health. Objective: The purpose of this study to determine, assess, describe, and analyze, on the effectiveness of ketapan leaf (Terminalia catappa.) In reducing the degree of acidity (pH), COD, and phosphate laundry wastewater effluent. Results and Discussion: The percentage of a strong relationship between the decrease in pH by administration of leaf ketapan was 96.9%, and considered very powerful. For COD values are not affected by the granting of leaves ketapan. In phosphate, the percentage was 90.7% strongly linked and categorized very strong. However, the addition of phosphate increased with leaf ketapan. Correlation analysis showed an average 93.9% reduction in pH influenced the number of leaves ketapan given, while 6.1% influenced by other factors. For COD, the variation does not affect the number of leaves ketapan COD value changes. In phosphate, the average increase of 82.3% phosphates affected ketapan given number of leaves, while 17.7% is influenced by other factors. Conclusion: Giving ketapan leaves are effective in lowering the degree of acidity (pH), but it is not effective to reduce levels of COD and phosphate laundry wastewater effluent. Keyword: Terminalia catappa leaf, wastewater effluent, laundry.
  • 2. PENDAHULUAN Kemunculan usaha laundry ini memberikan dampak positif berupa terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitarnya sekaligus menjadi solusi pekerjaan rumah tangga. Dibalik keuntungan ekonomis yang diperoleh, usaha laundry ini juga memberikan dampak negatif, utamanya bagi lingkungan. Derajat keasaman (pH) dalam air limbah laundry menurut Sostar-Turk dalam E. Sulistiyani (2010) adalah 9,6 yang menurut Kepmenlh No.112 Tahun 2003 tidak memenuhi baku mutu air limbah domestik yang dianjurkan. Sedangkan COD air limbah dari proses laundry sebesar 280 mg O2/L (konsentrasi ambang batas pada air 200mg O2/L), dan total fosfat mencapai 9,9 mg/L padahal konsentrasi ambang batas air hanya 1 mg/L (E. Sulistiyani, 2010). Tingginya pH, COD, dan kandungan fosfat akan memengaruhi kualitas air dan berkontribusi terhadap pencemaran. pH tinggi menyebabkan terrganggunya pertumbuhan biotik perairan. Fosfat berlebih yang terakumulasi dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan fosfat dan menyebabkan iritasi pada mata dan kulit (Material Safety Data Sheet of Chem One Limited, 2010). Ketapang atau katapang (Terminalia catappa) adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang. Lekas tumbuh dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat, dan kerap dijadikan pohon peneduh di taman-taman dan tepi jalan (Gunawan, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2008) menunjukkan ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa) dapat menurunkan pH hingga 16,5% setelah 7 jam. Pada penelitian dengan menggunakan ekstrak daun ketapang ini tidak menunjukkan penurunan COD, malah sebaliknya terjadi peningkatan COD. Namun penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siti Fairuz Ismail (2007) menunjukkan penambahan daun ketapang pada penampungan air limbah menyebabkan penurunan kadar COD air limbah turun 95,23% dengan waktu perendaman 24 jam. Galih Agung Gunawan (2011) menguji pengaruh pemberian daun ketapang kering dan daun ketapang segar terhadap penurunan pH air cucian dan hasilnya adalah air sisa cucian yang mempunyai pH awal 9 setelah direndam dengan daun ketapang kering selama 3 hari mengalami penurunan pH, yaitu menjadi 8. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental sungguhan (true eksperimental research), yakni penelitian untuk menyelidiki
  • 3. kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dengan satu atau lebih perlakuan yang kemudian dibandingkan dengan kelompok control yang tidak diberikan perlakuan. Sampel subjek dalam penelitian ini adalah daun ketapang dan air limbah buangan laundry sebagai sampel objek. Air limbah dibagi ke dalam beberapa wadah, dengan 1 wadah sebagai kontrol negatif (tanpa pemberian daun ketapang) dan wadah lain diberikan perlakuan (diberi daun ketapang yang berbentuk utuh) dengan masing-masing kelompok memiliki volume air limbah buangan laundry yang sama yakni sebesar 250 ml. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali untuk memperoleh hasil penelitian yang reliable. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum perlakuan dengan daun ketapang, dilakukan pengukuran terhadap derajat keasaman, COD, dan fosfat air limbah laundry. Pengukuran selanjutnya setelah perlakuan 1x24 jam, dan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1 Hasil pengukuran derajat keasaman (pH), COD, dan fosat pada air limbah buangan laundry setelah pelakuan dengan daun ketapang indikator Sebelum perlakuan Perlakuan menurut berat (gr) 0 20 20 20 30 30 30 40 40 40 pH 10,7 10,56 9,63 9,75 9,68 9,44 8,50 9,33 9,17 9,20 8,94 COD 2056,2 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 1913,6 Fosfat 0,95 0,76 1,08 1,29 1,43 1,42 0,75 1,28 1,60 1,14 1,42 Sumber: Data primer, 2014 Tabel 2 Rata-rata nilai pengukuran dan besar penurunan derajat keasaman (pH), COD, Fosfat air limbah buangan laundry menurut kelompok variasi berat Kelompok variasi berat (gram) Rata-rata Besar penurunan (pH sesaat-pH 1x24 jam) pH COD Fosfat pH COD Fosfat 0 10,56 1913,6 0,760 0,14 142,6 0, 21 20 9,687 1913,6 1,267 1,013 142,6 -0,317 30 9,090 1913,6 1,150 1,610 142,6 -0,2 40 9,103 1913,6 1,387 1,597 142,6 -0,437 Sumber: Data Primer, 2014
  • 4. Hasil uji statistik terhadap nilai pengukuran pH, COD, dan kandungan fosfat air limbah buangan laundry digambarkan pada tabel 3 berikut: Hasil uji statistik terhadap nilai pengukuran pH, COD, dan kandungan fosfat air limbah buangan laundry digambarkan pada tabel 3 berikut: Tabel 3 Hasil uji statistik terhadap pH, COD, dan kandungan fosfat air limbah buangan laundry Parameter Sig. (2-tailed) R R-square pH 0,031 0,969 0,939 COD 0 - - fosfat 0,093 0,907 0,823 Sumber : Uji Statistik SPSS 21, 2014 1. Pengaruh pemberian daun ketapang terhadap pH air limbah buangan laundry. Setelah analisis korelasi bivariat diperoleh nilai sig 2 tailed =0,031. Persyaratan untuk data normal sebelum analisis regresi adalah nilai sig 2 tailed <0,25. Dapat dikatakan bahwa data nilai pH terdistribusi normal. Dalam analisis regresi linear dikenal persamaan Y’ = a + bX, dimana Y’ adalah perkiraan, a adalah konstanta dan b adalah koefisien. Dari analisis regresi dengan SPSS 21 diperoleh nilai persamaan regresi sebagai berikut: Y’ = a + bX Y’ = 10,493 + (-0,039)X Y’ = 10,493 - 0,039X Angka-angka tersebut dapat diartikan sebagai berikut; a. Konstanta sebesar 10,493 artinya jika jumlah daun ketapang yang digunakan (X) adalah 0 gr, maka derajat keasaman air limbah buangan laundry adalah 10,493. b. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara jumlah daun ketapang yang digunakan dengan derajat keasaman air limbah buangan laundry. Dengan kata lain, terjadi hubungan yang berkebalikan, jika jumlah daun ketapang yang digunakan bertambah, maka derajat keasaman (pH) menurun. Koefisien regresi variabel jumlah daun ketapang (X) sebesar - 0,039, artinya tiap penambahan jumlah daun ketapang sebesar 1 gr, maka terjadi penurunan nilai derajat keasaaman (pH) sebesar 0,039. Dari persamaan tersebut dapat ditentukan jumlah daun ketapang yang digunakan bila ingin menurunkan derajat keasaman hingga skala tertentu yakni dengan membalikkan persamaan regresi menjadi:
  • 5. Y’ = a + bX X = Y’- a b Setelah diperoleh persamaan regresinya, dilanjutkan dengan uji koefisien regresi sederhana untuk mengetahui apakah berat daun ketapang berpengaruh secara signifikan atau tidak pada nilai pH air limbah buangan lauundry dengan merumuskan H0 dan Hanya. Diperoleh Nilai t-hitung sebesar - 5,529 dan t-tabel 4,03265. Karena t-hitung < -t-tabel, maka H0 ditolak sehingga ada pengaruh secara signifikan antara berat daun ketapang yang digunakan dengan pH air limbah buangan laundry. Dari pretest yang dilakukan, diperoleh nilai pH sebesar 10,7 dan setelah perlakuan, diperoleh nilai pH control turun menjadi 10,56. Artinya ada pengaruh lain yang menyebabkan penurunan pH. Karenanya, perlu diketahui kuat hubungan atau besar pengaruh pemberian daun ketapang terhadap penurunan pH. Uji analisis regresi juga menunjukkan nilai R yang menggambarkan kuat hubungan antara penurunan derajat keasaman (pH) pada air limbah buangan laundry dengan pemberian daun ketapang. Diperoleh nilai R= 0,969. Sehingga presentase kuat hubungannya adalah 96,9 %, dan dapat dikategorikan sangat kuat. Untuk mengetahui presentase pengaruh pemberian daun ketapang terhadap penurunan derajat keasaman (pH) air limbah buangan laundry, dihitung dengan koefisien determinasi yang dirumuskan dengan R-square, diperoleh nilai R-square adalah 0,939. Sehingga presentase pengaruh pemberian daun ketapang sebesar 93,9%. Artinya, nilai rata-rata penurunan derajat keasaman (pH) 93,9% dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang yang diberikan, sedangkan 6,1% nya dipengaruhi oleh faktor lain. Di dalam selembar daun ketapang memiliki 12 jenis tannin yang dapat dihidrolisis. Selain itu daun mengandung asam organik lain seperti asam gallic, ellagic, corilagin, dan brevifolin (Plant Resource of South-East Asia Fondation). Ketika daun ketapang dimasukkan ke dalam air limbah buangan laundry, asam-asam organik ini berkontribusi dalam menurunkan derajat keasaman (pH) air limbah buangan laundry. 2. Pengaruh pemberian daun ketapang terhadap pH air limbah buangan laundry Setelah perlakuan dengan daun ketapang selama 1x24 jam, angka COD menurun pada semua sampel, baik kelompok control maupun kelompok perlakuan. Hasil pengukuran COD yang diperoleh adalah 1913,6 dimana angka ini masih sangat tinggi. Karena hasil yang diperoleh bernilai sama pada kelompok control dan kelompok
  • 6. perlakuan, maka dari analisis korelasi diperoleh nilai kekuatan korelasiya (r) = 0. Artinya tidak ada hubungan antara penambahan daun ketapang dengan penurunan nilai COD. Penurunan itu dipengaruhi oleh fakor lain. Sihaloho (2008) menjelaskan bahwa dalam air limbah, nilai COD cenderung tinggi karena banyaknya senyawa kimia organik yang dapat dioksidasi secara kimiawi. Untuk itu semakin banyak senyawa kimia organik yang terkandung, maka semakin banyak oksigen yang diperlukan. Mardiyah (2008) terkait penelitiannya dengan ekstrak daun ketapang menyebutkan bahwa kandungan zat dari hasil ekstrak dalam ketapang tidak menurunkan kadar COD air limbah, malah meningkatkan kadar COD air limbah, dikarenakan di dalam daun ketapang juga terdapat kandungan asam-asam organik sehingga penambahan ekstrak daun ketapang menambah senyawa organik yang penguraiannya membutuhkan oksigen. Dari penelitian-penelitian tersebut diketahui bahwa yang bisa memengaruhi tingginya kadar COD adalah kandungan senyawa kimia air limbah, dan kemampuan daun dalam mengadsorbsi senyawa-senyawa terlarut. Sementara adsorbsi dipengaruhi oleh molekul-molekul organik terlarut dan luas pori permukaan adsorben (Kasam dkk., 2005). Daun yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan mampu menyerap senyawa-senyawa di dalam air limbah buangan laundry sehingga senyawa organik berkurang, dan oksigen yang dibutuhkan untuk mengurai senyawa-senyawa tersebut juga menurun. Nilai COD yang sama antara kelompok control dan kelompok perlakuan menunjukkan bahwa daun ketapang yang digunakan dalam penelitian ini tidak mampu mengadsorbsi senyawa tersebut. Penyebabnya terkait pada pemilihan daun ketapang. Namun, sampai saat ini belum ada penelitian yang mengaitkan kriteria/ jenis daun ketapang dengan kemampuannya menurunkan kadar COD. Hudori (2008) menyebutkan bahwa air limbah yang dihasilkan dari proses laundry memiliki kandungan yang bervariasi, menurut kotoran yang melekat pada pakaian. Lebih lanjut Hudori (2008) juga menjelaskan bahwa kotoran yang melekat pada pakaian dapat digolongkan menjadi tiga yakni: debu dari udara, kotoran yang dihasilkan badan (misalnya keringat), dan kotoran dari aktifitas domestik, komersial, dan industri. Sehingga kotoran yang larut dalam air limbah buangan laundry juga memengaruhi tiingginya kadar COD, dan kemampuan daun dalam menyerap kotoran tersebut. Adanya hal yang dapat memengaruhi kemampuan daun dalam menurunkan
  • 7. nilai COD menyebabkan pemberian daun ketapang tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar COD. Namun, karena keterbatasan dalam penelitian, maka adsorpsi bukan menjadi objek kajian dalam penelitian ini. 3. Pengaruh pemberian daun ketapang terhadap kandungan fosfat air limbah laundry. Hasil rata-rata kandungan fosfat dari masing-masing perlakuan dianalisis secara regresi linier dengan menggunakan SPSS 21. Persyaratan untuk data normal sebelum analisis regresi adalah nilainya sig 2 tailed <0,25. Nilai sig 2 tailed = 0,931. Artinya bisa dilakukan uji regresi. Dalam analisis regresi linear dikenal persamaan Y’ = a + bX, dimana Y’ adalah perkiraan, a adalah konstanta dan b adalah koefisien. Dari analisis regresi dengan SPSS 21 diperoleh nilai persamaan regresi sebagai berikut: Y’ = a + bX Y’ = 0,816 + 0,014X Angka-angka tersebut dapat diartikan sebagai berikut; a. Konstanta sebesar 0,816 artinya jika jumlah daun ketapang yang digunakan (X) adalah 0 gr, maka kandungan fosfat air limbah buangan laundry adalah 0,816 mg/L. b. Koefisien bernilai positif arttinya terjadi hubungan positif antara jumlah daun ketapang yang digunakan dengan kandungan fosfat air limbah buangan laundry. Dengan kata lain, terjadi hubungan searah, jika jumlah daun ketapang yang digunakan bertambah, maka kandungan fosfat juga meningkat. Koefisien regresi variabel jumlah daun ketapang (X) sebesar 0,014, artinya tiap penambahan jumlah daun ketapang sebesar 1 gr, maka terjadi peningkatan kandungan fosfat sebesar 0,014. Setelah diperoleh persamaan regresinya, dilanjutkan dengan uji koefisien regresi sederhana untuk mengetahui apakah berat daun ketapang berpengaruh secara signifikan atau tidak pada nilai kandungan fosfat air limbah buangan lauundry dengan merumuskan H0 dan Hanya. Diperoleh nnilai t-hitung adalah 3,045 dan nilai t-tabel 4,03265. Karena –t-tabel < t-hitung < -t-tabel, maka H0 diterima sehingga tidak ada pengaruh secara signifikan antara berat daun ketapang yang digunakan dengan nilai fosfat air limbah buangan laundry. Dari pretest yang dilakukan, diperoleh nilai kandungan fosfat sebesar 0,95 dan setelah perlakuan, diperoleh nilai kandungan fosfat control turun menjadi 0,76. Artinya ada pengaruh lain yang menyebabkan penurunan fosfat. Karena nilai fosfat menurun dengan sendirinya. Namun, setelah penambahan ketapang, kandungan fosfat meningkat. Untuk itu, perlu diketahui kuat hubungan atau besar pengaruh pemberian daun
  • 8. ketapang terhadap peningkatan kandungan fosfat. Uji analisis regresi juga menunjukkan nilai R yang menggambarkan kuat hubungan peningkatan kandungan fosfat pada air limbah buangan laundry dengan pemberian daun ketapang. Diperoleh nilai R= 0,907. Sehingga presentase kuat hubungannya adalah 90,7 %, dan dapat dikategorikan sangat kuat. Untuk mengetahui presentase pengaruh pemberian daun ketapang terhadap peningkattan kandungan fosfat air limbah buangan laundry, dihitung dengan koefisien determinasi yang dirumuskan dengan R-square, diperoleh nilai R-square adalah 0,823. Sehingga presentase pengaruh pemberian daun ketapang sebesar 82,3%. Artinya, nilai rata-rata peningkatan fosfat 82,3% dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang yang diberikan, sedangkan 17,7% nya dipengaruhi oleh faktor lain. Fosfat dalam larutan air memiliki kekuatan ionik rendah memungkinkan untuk membentuk ikatan kompleks dengan polimer lainnya, khususnya protein dan asam (Musyawarah, 2011). Seperti diketahui bahwa dalam daun ketapang terdapat berbagai asam organik, dimana reaksi sederhana fosfat dengan berbagai macam asam dapat menyebabkan penurunan kadar fosfat akibat penguraian menjadi senyawa lain, seperti asam fosfat atau malah menbentuk senyawa fosfat lain, bergantung pada jenis asam dan jenis fosfat yang bereaksi (Musyawarah, 2011). Hal ini yang mungkin memengaruhi perubahan-perubahan nilai fosfat pada air limbah laundry yang diberi perlakuan daun ketapang. Namun, karena keterbatasan penelitian, maka jenis asam dari daun ketapang dan jenis fosfat dalam air limbah lauundry yang bereaksi bukan menjadi objek dalam penelitian ini. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengukur efektivitas daun ketapang dalam menurunkan derajat keasaman (pH), COD, dan kandungan fosfat pada air limbah buangan laundry, diperoleh kesimpulan bahwa pemberian daun ketapang efektif (berpengaruh secara signifikan) dalam menurunkan nilai derajat keasaman (pH) dimana H0 ditolak dan Ha diterima, namun daun ketapang tidak efektif dalam menurunkan COD dan kandungan fosfat, dimana H0 diterima dan Ha ditolak. Pemberian daun ketapang besar pengaruhnya terhadap penurunan pH air limbah buangan laundry. Hal ini dibuktikan oleh hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata penurunan derajat keasaman (pH) 93,9% dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang yang diberikan, sedangkan 6,1% nya dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk nilai
  • 9. COD, variasi jumlah daun ketapang tidak mempengaruhi perubahan nilai COD pada air limbah laundry. Sedangkan pada kandungan fosfat, pemberian daun ketapang juga mempengaruhi peningkatan fosfat. Nilai rata-rata peningkatan fosfat 82,3% dipengaruhi oleh jumlah daun ketapang yang diberikan, sedangkan 17,7% nya dipengaruhi oleh faktor lain. REFERENSI Gunawan, Galih Agung. “Pemanfaatan Daun Ketapang Sebagai Media Penurun PH Air Cucian”. Laporan Hasil Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, 2011. Hudori. “Pengolahan Limbah Laundry Dengan Reaktor Elektrokoagulasi”. Skripsi. Bandung: Institut Teknologi Bandung. 2008. Kasam, dkk. “Penurunan COD (Chemical Oxygen Demand) Dalam Limbah Cair Laboratorium Menggunakan Filter Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa”. Jurnal Penelitian. 2005. Khasanuddin, M.Nur. “Hubungan Suhu, Oksigen Terlarut, dan pH Perairan Terhadap Konsentrasi Nitrat dan Fosfat di Muara Sungai Wonorejo Gunung Anyar Surabaya”. Jurnal Penelitian. Madura: Universitas Trunojoyo, 2013. Khusnuryani, Arifah. “Mikroba Sebagai Agen Penurun Fosfat Pada Limbah Cair Rumah Sakit”, 2008. Mardiyah. “Effect of Terminalia catappa Linn on Waste Water”, Thesis, Malaysia: Faculty of Civil Engineering, Universiti Teknologi Malaysia, 2008. Musyawarah. “Penurunan Kadar Fosfat Pada Air Limbah Laundry Dengan Biofilm Mikrobentos” Medan: Universitas Sumatera Utara. 2011. Material Safety Data Sheet of Chem One Limited, 2010. Orwa. “Terminalia catappa” dalam Agroforestry Database vol.4, 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pratiknya, Ahmad Wati. “Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. Riwidikdo, Handoko.” Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi Program R dan SPSS”. Yogyakarta: Pustaka Rihama. 2010. Sihaloho, Rona Monika. “Penentuan Chemical Oxygen Demand (COD) Limbah Cair Pulp dengan Metode spektrofotometri Visible Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk” Karya Ilmiah. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2008.