SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
k.wr ‘14
PENENTUAN AMONIA DALAM AIR
TUJUAN
Mempelajari metode analisis ammonia dengan indofenol serta aplikasinya untuk penentuan
kandungan ammonia dalam sampel air alam.
DASAR TEORI
Ammonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion ammonium
merupakan bentuk transisi dari ammonia. Selain terdapat dalam bentuk gas, ammonia
membentuk kompleks dengan beberapa ion logam. Ammonia banyak digunakan dalam proses
produksi urea, industry bahan kimia, serta industry bubur kertas dan kertas. Ammonia yang
terukur di perairan berupa ammonia total (NH3 dan NH4
+
). Ammonia bebas tidak dapat
terionisasi, sedangkan ammonium (NH4
+
) dapat terionisasi (Effendi, 2003).
Konsentrasi ammonia yang tinggi pada permukaan air menyebabkan kematian ikan
pada perairan tersebut. Nilai pH sangat mempengaruhi apa jumlah ammonia yang ada akan
bersifat racun atau tidak. Pada kondisi pH rendah akan beracun bila jumlah ammonia banyak,
sedangkan pada pH tinggi hanya dengan jumlah ammonia yang rendah sudah bersifat racun
(Jenie, 1993).
BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah oksigen yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk mengoksidasi senyawa kimia. Nilai BOD berguna untuk mengetahui
apakah air limbah mengalami bidegradasi atau tidak. COD (Chemical Oxygen Demand) adalah
kebutuhan oksigen dalam proses oksidasi secara kimia. Nilai COD selalu lebih besar dari BOD
karena senyawa kimia lebih mudah teroksidasi secara kimia daripada secara biologi (Siregar,
2005).
Ammonia sangat berperan dalam pencemaran air. Ammonia merupakan salah satu zat
beracun serta bahan organic yang berbahaya. Keadaan ini menyebabkan berkurangnya
kandungan oksigen terlarut dalam air. Air yang hampir murni mempunyai nilai BOD kira-kira 1
ppm, dan air yang mempunyai nilai BOD 3 ppm masih dianggap cukup murni. Tapi kemurnian
air diragukan jika nilai BODnya mencapai 5 ppm atau lebih (Fardiaz, 1992).
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor KEP-
51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industry menyatakan bahwa
baku mutu limbah cair ammonia bebas dikatakan normal pada rentang 1 – 5 mg/L. Selain itu
juga dijelaskan beberapa kadar maksimal ammonia bebas dalam berbagai industry seperti
industry peyamakan kulit 10,0 mg/L, industry minyak sawit 20 mg/L, industry karet 10 mg/L,
industry pupuk urea 50 mg/L, industry karet lateks pekat 15 mg/L, industry karet bentuk kering
5 mg/L, dan industry kayu lapis 4 mg/L (MENLH, 1995).
k.wr ‘14
Metode standar untuk menentukan ammonia dalam sampel air yakni dengan reaksi
klasik indophenol-blue. Dalam larutan alkaline pH 10,8 – 11,4, ammonia bereaksi secara
kuantitatif dengan hipoklorida membentuk monokloramin. Hasil senyawa bereaksi dengan
fenol dalam katalis ion nitroprusida dan adanya sisa jumlah hiploklorida membentuk indofenol-
blue. Besarnya jumlah indophenol-blue yang terbentuk diukur secara spektrofotometri pada
630 nm (Karlberg, 1989).
Spektrofotometer UV-Visibel digunakan untuk mengukur absorbansi pada spectrum
daerah UV dan visible. Instrument ini merupakan bentuk colorimeter yang dapat menyediakan
cahaya monokromatis. Prisma akan memecah cahaya menjadi komponen warnanya dan dapat
langsung menjadi cahaya monokromatis dari larutan sampel yang dianalisis. Sorotan cahaya
mengandung kekuatan foton. Saat foton mengenai molekul analit, analit akan terabsorb oleh
foton, sehingga jumlah foton berkurang (Nair, 2007).
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang diperlukan pada percobaan ini meliputi spektrofotometer UV-Vis, labu
takar, gelas beker, pipet ukur, pipet tetes, pipet pump, wadah sampel, kuvet, dan tisu.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi larutan standar
NH4 10 ppm, fenol 10%, larutan natrium nitropussida, larutan oksidator, akuades, sampel 1
(ammonia), sampel 2 (ammonia + Cr(VI)), dan sampel 3 (ammonia + nitrit).
CARA KERJA
Pada pembuatan larutan standar, ke dalam 7 buah labu takar 25 ml dimasukkan
berturut-turut 0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; dan 0,6 ml larutan standar NH4 10 ppm, ditambahkan
tiap labu takar dengan 2 ml larutan fenol 10% dan dikocok sampai sempurna. Selanjutnya
ditambahkan ke tiap labu takar 1 ml natrium nitroprussida dan 2 ml oksidator, diaduk sampai
homogen dan diencerkan tiap labu takar dengan akuades sampai batas. Larutan lalu dituang ke
wadah sampel dan ditutup serta dibiarkan pada suhu ruang selama kira-kira 1 jam.
Pada penentuan panjang gelombang maksimum indofenol, digunakan larutan yang
mengandung 0,3 ml larutan standar NH4 10 ppm sebagai pengukuran dan larutan yang
mengandung 0 ml larutan standar NH4 10 ppm sebagai blangko. Pengukuran absorbansi
dilakukan untuk panjang gelombang antara 580 – 680 nm dengan interval 10 nm.
Pengukuran larutan standar digunakan larutan yang mengandung 0 ml larutan standar
NH4 10 ppm sebagai blangko. Kemudian diukur semua larutan standar yang telah dibuat
sebelumnya menggunakan panjang gelombang maksimum. Lalu dibuat kurva kalibrasinya.
Pada penentuan kandungan ammonia dalam sampel, ke dalam 3 buah labu takar 25 ml
dimasukkan 0,3 ml larutan sampel 1, 2, dan 3, serta ditambahkan tiap labu takar dengan 2 ml
k.wr ‘14
larutan fenol 10% dan dikocok sampai sempurna. Selanjutnya ditambahkan ke tiap labu takar 1
ml natrium nitroprussida dan 2 ml oksidator, diaduk sampai homogen dan diencerkan tiap labu
takar dengan akuades sampai batas. Larutan lalu dituang ke wadah sampel dan ditutup. Setiap
jenis sampel dibuat 3 kali. Kemudian larutan dibiarkan pada suhu ruang selama kira-kira 1 jam.
Setelah itu, diukur absorbansinya dengan menggunakan panjang gelombang maksimumnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
 HASIL PERCOBAAN
 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Panjang Gelombang (λ)
(nm)
Absorbansi (A)
580
590
600
610
620
630
640
650
660
670
680
0,015
0,020
0,015
0,030
0,090
0,080
0,075
0,060
0,055
0,040
0,030
 Penentuan Kurva Kalibrasi
Volume larutan standar
NH4 10 ppm (ml)
Absorbansi (A)
Konsentrasi (C)
(ppm)
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0
0,015
0,025
0,030
0,050
0,100
0,160
0
0,04
0,08
0,12
0,16
0,20
0,24
 Penentuan Kandungan Ammonia dalam Sampel
Sampel
Absorbansi (A) Konsentrasi (C)
(ppm)I II III
k.wr ‘14
Sampel I
(ammonia)
0,085 0,07 0,065 12,643±1,441
Sampel II
(ammonia+Cr(VI)
0,06 0,065 0,065 11,258±0,399
Sampel III
(ammonia+nitrit)
0,06 0,07 0,07 11,720±0,799
 PEMBAHASAN
Pada percobaan ini akan dilakukan penentuan kadar ammonia dalam air metode
indofenol dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Pada analisis ammonia ini
dilakukan tiga macam percobaan, yaitu penentuan panjang gelombang maksimum,
pembuatan kurva kalibrasi, dan penentuan konsentrasi ammonia dalam beberapa
sampel air. Adapun sampel air yang akan dianalisis kadar amonianya, yakni sampel 1
(ammonia), sampel 2 (ammonia+Cr(VI)), dan sampel 3 (ammonia+nitrit).
Pada analisis amonia ini digunakan spektrofotometer UV-Vis. Penggunaan
spektrofotometer UV-Vis ini dikarenakan pada metode indofenol ini akan membentuk
senyawa kompleks indophenol-blue yang berwarna biru. Senyawa indophenol-blue ini
tentunya mengandung kromofor, sehingga tentu dapat dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis karena spektrofotometer ini hanya dapat menganalisa
senyawa yang mengandung kromofor (zat warna).
Metode indofenol merupakan metode untuk menentukan ammonia secara tidak
langsung. Larutan oksidator pada percobaan ini merupakan larutan campuran alkali dan
larutan hipoklorida, sehingga penambahan oksidator akan mengoksidasi ammonia
menjadi suatu amina klorida. Adanya penambahan natrium nitroprusida berfungsi
sebagai katalisator yang dapat mempercepat berlangsungnya reaksi, sedangkan
penambahan fenol berfungsi untuk pereaksi yang dapat membentuk kompleks dengan
ammonia (sebagai pengompleks), sehingga menghasilkan senyawa berwarna biru yang
disebut indophenol-blue.
Secara lebih jelas, proses reaksi dengan metode indofenol ini terjadi saat larutan
yang mengandung ammonia dioksidasi oleh ion hipoklorida (oksidator) menjadi suatu
amina klorida (monokloramin). Adanya katalis natrium nitroprusida menyebabkan
amina klorida yang terbentuk lalu bereaksi dengan fenol yang telah terdeprotonasi
menghasilkan suatu senyawa intermediate. Senyawa intermediate ini kemudian akan
bereaksi lagi dengan kelebihan fenol membentuk senyawa kompleks berwarna biru
(indophenol-blue). Besarnya jumlah indophenol-blue yang terbentuk inilah yang diukur
menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
k.wr ‘14
Reaksi selengkapnya yang terjadi adalah sebagai berikut.
Jika dilihat dari reaksi di atas, terlihat bahwa 1 mol indophenol-blue sebanding
dengan 1 mol ammonia (NH3). Sehingga, walaupun yang dihitung merupakan absorbansi
indophenol-blue namun juga dapat dijadikan nilai konsentrasi untuk ammonia karema
perbandingan molnya sama.
Setiap analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis, perlu diukur terlebih
dahulu panjang gelombang maksimumnya. Hal ini dikarenakan panjang gelombang
maksimum merupakan panjang gelombang di mana absorbansi yang dialami oleh suatu
zat terjadi yang paling besar. Hal ini karena pada panjang gelombang tersebut cahaya
yang diserap oleh larutan telah sesuai, sehingga memberikan absorbansi yang
maksimum. Cahaya/sinar visible yang diserap sudah merupakan warna komplementer
dari warna larutan yang dianalisis. Sehingga, pada panjang gelombang maksimum inilai
yang merupakan kondisi paling sesuai untuk melakukan analisis.
Pada penentuan panjang gelombang maksimum, digunakan salah satu jenis
larutan standar dengan konsentrasi tertentu (pada percobaan ini digunakan konsentrasi
0,12 ppm). Penggunaan konsentrasi yang akan digunakan tidak terlalu berpengaruh
ingin digunakan konsentrasi berapapun asalkan saat pengujian selalu digunakan
konsentrasi yang sama. Pengujian dilakukan pada panjang gelombang 580 – 680 nm
dengan interval 10 nm. Semakin pendek interval yang digunakan akan semakin baik
karena akan lebih teliti.
Larutan yang akan diuji dimasukkan ke dalam kuvet. Penggunaan kuvet harus
dengan bentuk dan ukuran yang sama antara satu larutan dengan yang lainnya. Hal ini
dimaksudkan agar luasan daerah paparan penyerapan sinar oleh larutan dapat sama
pada setiap analisis larutan. Jika penggunaan ukuran kuvet berbeda, maka dapat
mempengaruhi perbandingan hasil absorbansi yang terjadi.
Penuangan larutan yang akan dianalisis juga harus sama pada setiap larutan
(volumenya harus sama). Hal ini dikarenakan jika volumenya berbeda antar larutan,
maka tentu saja besarnya komposisi yang terpapar oleh sinar pun akan berbeda,
sehingga juga dapat mempengaruhi perbandingan absorbansi yang terjadi. Sebelum
k.wr ‘14
dimasukkan ke sel sampel, bagian luar kuvet juga perlu dibersihkan agar tidak basah
karena dapat berpengaruh pada hasil absorbansinya.
Setiap pengukuran spektrofotometri harus ada larutan blangko. Larutan blangko
ini bertujuan untuk mengetahui besarnya absorbansi terhadap larutan jika tanpa analit.
Larutan blanko biasanya digunakan untuk larutan pembanding dalam analisis atau
larutan penetralan karena untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase dari
sumber cahaya. Sehingga, saat pengujian dengan spektrofotometri UV-Vis, pengujian
harus selalu diawali pengujian terhadap larutan blangko dahulu baru pengujian pada
larutan yang akan dianalisis.
Berdasarkan hasil percobaan penentuan panjang gelombang maksimum,
diperoleh nilai absorbansi tertinggi yakni pada 0,09 yang diperoleh saat nilai panjang
gelombangnya 620 nm. Hal ini berarti bahwa panjang gelombang maksimumnya yakni
620 nm. Jika dibandingkan dengan teoritis, diketahui bahwa kompleks indophenol-blue
menyebabkan larutan berwarna biru. Warna ini merupakan warna yang diamati, namun
warna yang diserap merupakan warna komplementernya. Warna biru memiliki warna
komplementer oranye dengan panjang gelombang sekitar 630 nm. Sehingga, panjang
gelombang 620 nm yang diperoleh sudah mendekati benar karena berada pada rentang
panjang gelombang warna oranye yang merupakan warna komplementer dari
larutannya.
Pada penentuan absorbansi larutan standar, digunakan larutan standar NH4
dengan konsentrasi yang bervariasi, yakni dengan konsentrasi 0,04; 0,08; 0,12; 0,16; 0,2;
dan 0,24 ppm yang diukur absorbansinya dengan menggunakan panjang gelombang 620
nm. Pada sampel dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dengan tujuan untuk
mengurangi tingkat kesalahan pengukurannya.
Berdasarkan hasil percobaan penentuan absorbansi larutan standar konsentrasi
0; 0,04; 0,08; 0,12; 0,16; 0,2; dan 0,24 ppm, sehingga dapat dibuat kurva kalibrasi antara
C vs A. Kurva akan membentuk garis lurus dengan persamaan garis y = 0,602x – 0,018
dan R2
= 0,846. Dengan menggunakan persamaan garis tersebut, maka absorbansi tiap
sampel yang diperoleh disubstitusikan ke dalam persamaan tersebut dan dapat
diketahui konsentrasi ammonia dalam setiap sampel. Pada sampel 1 (ammonia)
diperoleh konsentrasi 12,643±1,441 ppm, pada sampel 2 (ammonia+Cr(VI)) diperoleh
konsentrasi 11,258±0,399 ppm, dan pada sampel 3 (ammonia+nitrit) diperoleh
konsentrasi 11,720±0,799 ppm. Jika dibandingkan dengan batas maksimum kadar
ammonia dalam air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor
KEP-51/MENLH/10/1995 dapat dikatakan bahwa ketiga sampel air tersebut telah
tercemar ammonia dan tidak layak digunakan.
Penggunaan setiap larutan standard dan sampel harus diencerkan dahulu saat
preparasi karena proses analisis dengan spektrofotometer tidak bisa dilakukan dengan
k.wr ‘14
larutan yang memiliki konsentrasi tinggi. Jika digunakan larutan dengan konsentrasi
tinggi justru akan menyebabkan penyimpangan nilai absorbansinya, sehingga grafik
yang terbentuk tidak lagi linear. Hal ini karena konsentrasi yang tinggi akan terdapat
banyak molekul dalam larutan, sehingga justru terjadi interaksi antar molekul itu
sendiri. Hal ini menyebabkan interaksi molekul dengan cahaya atau penyerapan radiasi
menjadi tidak maksimal.
KESIMPULAN
...
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Lingkungan Hidup, 1995, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No KEP-
51/MENLH/10/1995, Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.
Effendi, H., 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan,
Penerbit Kanisius, Jogyakarta.
Fardiaz, S., 1992, Polusi Air dan Udara, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Jenie, dkk., 1993, Penanganan Limbah Industri Pangan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Karlberg, B., 1989, Flow Injection Analysis: A Practical Guide, Elsevier Science Publisher,
Amsterdam.
Nair, A. J., 2007, Principle of Biotechnology, Laxmi Publications, New Delhi.
Siregar, S. A., 2005, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
MSDS Ammonia
 Sifat fisik dan kimia
 Rumus molekul: NH3
 Berat molekul : 17,03 g/mol
 Titik didih : -33⁰C (-27,4 ⁰F)
 Titik beku : -77,7⁰C (-107,9⁰F)
 Identifikasi Hazard
Tidak merusak atau membakar wadah, tidak menghirup gas ammonia, tidak mengenai
pada kulit atau pakaian. Digunakan hanya dengan ventilasi yang memadai, disimpan
wadah tertutup, dan dicuci bersih setelah menangani.
 P3K
 Mata : dibilas dengan air mengalir selama 15 menit dengan kelopak mata
terbuka.
k.wr ‘14
 Kulit : dibilas dengan air dan sabun, serta diberi obat penahan rasa sakit (krim
anti bakteri)
 Terhirup : mencari udara segar, jika sulit bernafas diberi oksigen
 Tertelan : tidak memberi apapun lewat mulut

More Related Content

What's hot

Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMulky Smaikers
 
Karbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinyaKarbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinyaAgres Tarigan
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstAuliabcd
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Pengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumPengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumYoussii Ajaahh
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airPT. SASA
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATMutiara Nanda
 
Essay anion
Essay anionEssay anion
Essay anionUNIMUS
 

What's hot (20)

Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)Kromatografi kertas (kk)
Kromatografi kertas (kk)
 
Loporan amoniak
Loporan amoniakLoporan amoniak
Loporan amoniak
 
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
Laporan praktikum kimia analisa (ANALISA KUALITATIF)
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannyaMacam spektrofotometri dan perbedaannya
Macam spektrofotometri dan perbedaannya
 
Karbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinyaKarbanion dan reaksinya
Karbanion dan reaksinya
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan BstMetode Yodometri dan Penentuan Bst
Metode Yodometri dan Penentuan Bst
 
pH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan BufferpH dan Larutan Buffer
pH dan Larutan Buffer
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Pengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah LaboratoriumPengolahan Limbah Laboratorium
Pengolahan Limbah Laboratorium
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
 
Essay anion
Essay anionEssay anion
Essay anion
 

Similar to Analisis Ammonia Air

analisis pencemaran lingkungan NH3
analisis pencemaran lingkungan NH3analisis pencemaran lingkungan NH3
analisis pencemaran lingkungan NH3Syifa Tamami
 
1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf
1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf
1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdfteguhperkasa7
 
kadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitritkadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitritnadya parmitha
 
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan kromPada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan kromHendry Stiaone
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Analisis senyawa sulfonamida
Analisis senyawa sulfonamidaAnalisis senyawa sulfonamida
Analisis senyawa sulfonamidaHaInYoo
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriDwi Karyani
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
SUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIRSUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIRMawar 99
 

Similar to Analisis Ammonia Air (20)

analisis pencemaran lingkungan NH3
analisis pencemaran lingkungan NH3analisis pencemaran lingkungan NH3
analisis pencemaran lingkungan NH3
 
1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf
1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf
1692-Article Text-6366-1-10-20191027.pdf
 
kadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitritkadar amoniak, nitrat dan nitrit
kadar amoniak, nitrat dan nitrit
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Transkrip pka 1
Transkrip pka 1Transkrip pka 1
Transkrip pka 1
 
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan kromPada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis fosfor dan krom
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
1884 3673-1-sm
1884 3673-1-sm1884 3673-1-sm
1884 3673-1-sm
 
Analisis senyawa sulfonamida
Analisis senyawa sulfonamidaAnalisis senyawa sulfonamida
Analisis senyawa sulfonamida
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Anammox.docx
Anammox.docxAnammox.docx
Anammox.docx
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetri
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
Jurnalsak
JurnalsakJurnalsak
Jurnalsak
 
SUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIRSUMBER DAYA AIR
SUMBER DAYA AIR
 
Pencemaran udara
Pencemaran udaraPencemaran udara
Pencemaran udara
 

More from qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseqlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcqlp
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanqlp
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftolqlp
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanqlp
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikqlp
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiqlp
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometriqlp
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 

More from qlp (20)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutanlaporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
laporan kimia fisik - Proses adsorpsi isoterm larutan
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometri
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Analisis Ammonia Air

  • 1. k.wr ‘14 PENENTUAN AMONIA DALAM AIR TUJUAN Mempelajari metode analisis ammonia dengan indofenol serta aplikasinya untuk penentuan kandungan ammonia dalam sampel air alam. DASAR TEORI Ammonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion ammonium merupakan bentuk transisi dari ammonia. Selain terdapat dalam bentuk gas, ammonia membentuk kompleks dengan beberapa ion logam. Ammonia banyak digunakan dalam proses produksi urea, industry bahan kimia, serta industry bubur kertas dan kertas. Ammonia yang terukur di perairan berupa ammonia total (NH3 dan NH4 + ). Ammonia bebas tidak dapat terionisasi, sedangkan ammonium (NH4 + ) dapat terionisasi (Effendi, 2003). Konsentrasi ammonia yang tinggi pada permukaan air menyebabkan kematian ikan pada perairan tersebut. Nilai pH sangat mempengaruhi apa jumlah ammonia yang ada akan bersifat racun atau tidak. Pada kondisi pH rendah akan beracun bila jumlah ammonia banyak, sedangkan pada pH tinggi hanya dengan jumlah ammonia yang rendah sudah bersifat racun (Jenie, 1993). BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi senyawa kimia. Nilai BOD berguna untuk mengetahui apakah air limbah mengalami bidegradasi atau tidak. COD (Chemical Oxygen Demand) adalah kebutuhan oksigen dalam proses oksidasi secara kimia. Nilai COD selalu lebih besar dari BOD karena senyawa kimia lebih mudah teroksidasi secara kimia daripada secara biologi (Siregar, 2005). Ammonia sangat berperan dalam pencemaran air. Ammonia merupakan salah satu zat beracun serta bahan organic yang berbahaya. Keadaan ini menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut dalam air. Air yang hampir murni mempunyai nilai BOD kira-kira 1 ppm, dan air yang mempunyai nilai BOD 3 ppm masih dianggap cukup murni. Tapi kemurnian air diragukan jika nilai BODnya mencapai 5 ppm atau lebih (Fardiaz, 1992). Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor KEP- 51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industry menyatakan bahwa baku mutu limbah cair ammonia bebas dikatakan normal pada rentang 1 – 5 mg/L. Selain itu juga dijelaskan beberapa kadar maksimal ammonia bebas dalam berbagai industry seperti industry peyamakan kulit 10,0 mg/L, industry minyak sawit 20 mg/L, industry karet 10 mg/L, industry pupuk urea 50 mg/L, industry karet lateks pekat 15 mg/L, industry karet bentuk kering 5 mg/L, dan industry kayu lapis 4 mg/L (MENLH, 1995).
  • 2. k.wr ‘14 Metode standar untuk menentukan ammonia dalam sampel air yakni dengan reaksi klasik indophenol-blue. Dalam larutan alkaline pH 10,8 – 11,4, ammonia bereaksi secara kuantitatif dengan hipoklorida membentuk monokloramin. Hasil senyawa bereaksi dengan fenol dalam katalis ion nitroprusida dan adanya sisa jumlah hiploklorida membentuk indofenol- blue. Besarnya jumlah indophenol-blue yang terbentuk diukur secara spektrofotometri pada 630 nm (Karlberg, 1989). Spektrofotometer UV-Visibel digunakan untuk mengukur absorbansi pada spectrum daerah UV dan visible. Instrument ini merupakan bentuk colorimeter yang dapat menyediakan cahaya monokromatis. Prisma akan memecah cahaya menjadi komponen warnanya dan dapat langsung menjadi cahaya monokromatis dari larutan sampel yang dianalisis. Sorotan cahaya mengandung kekuatan foton. Saat foton mengenai molekul analit, analit akan terabsorb oleh foton, sehingga jumlah foton berkurang (Nair, 2007). ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang diperlukan pada percobaan ini meliputi spektrofotometer UV-Vis, labu takar, gelas beker, pipet ukur, pipet tetes, pipet pump, wadah sampel, kuvet, dan tisu. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi larutan standar NH4 10 ppm, fenol 10%, larutan natrium nitropussida, larutan oksidator, akuades, sampel 1 (ammonia), sampel 2 (ammonia + Cr(VI)), dan sampel 3 (ammonia + nitrit). CARA KERJA Pada pembuatan larutan standar, ke dalam 7 buah labu takar 25 ml dimasukkan berturut-turut 0; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; dan 0,6 ml larutan standar NH4 10 ppm, ditambahkan tiap labu takar dengan 2 ml larutan fenol 10% dan dikocok sampai sempurna. Selanjutnya ditambahkan ke tiap labu takar 1 ml natrium nitroprussida dan 2 ml oksidator, diaduk sampai homogen dan diencerkan tiap labu takar dengan akuades sampai batas. Larutan lalu dituang ke wadah sampel dan ditutup serta dibiarkan pada suhu ruang selama kira-kira 1 jam. Pada penentuan panjang gelombang maksimum indofenol, digunakan larutan yang mengandung 0,3 ml larutan standar NH4 10 ppm sebagai pengukuran dan larutan yang mengandung 0 ml larutan standar NH4 10 ppm sebagai blangko. Pengukuran absorbansi dilakukan untuk panjang gelombang antara 580 – 680 nm dengan interval 10 nm. Pengukuran larutan standar digunakan larutan yang mengandung 0 ml larutan standar NH4 10 ppm sebagai blangko. Kemudian diukur semua larutan standar yang telah dibuat sebelumnya menggunakan panjang gelombang maksimum. Lalu dibuat kurva kalibrasinya. Pada penentuan kandungan ammonia dalam sampel, ke dalam 3 buah labu takar 25 ml dimasukkan 0,3 ml larutan sampel 1, 2, dan 3, serta ditambahkan tiap labu takar dengan 2 ml
  • 3. k.wr ‘14 larutan fenol 10% dan dikocok sampai sempurna. Selanjutnya ditambahkan ke tiap labu takar 1 ml natrium nitroprussida dan 2 ml oksidator, diaduk sampai homogen dan diencerkan tiap labu takar dengan akuades sampai batas. Larutan lalu dituang ke wadah sampel dan ditutup. Setiap jenis sampel dibuat 3 kali. Kemudian larutan dibiarkan pada suhu ruang selama kira-kira 1 jam. Setelah itu, diukur absorbansinya dengan menggunakan panjang gelombang maksimumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN  HASIL PERCOBAAN  Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Panjang Gelombang (λ) (nm) Absorbansi (A) 580 590 600 610 620 630 640 650 660 670 680 0,015 0,020 0,015 0,030 0,090 0,080 0,075 0,060 0,055 0,040 0,030  Penentuan Kurva Kalibrasi Volume larutan standar NH4 10 ppm (ml) Absorbansi (A) Konsentrasi (C) (ppm) 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0 0,015 0,025 0,030 0,050 0,100 0,160 0 0,04 0,08 0,12 0,16 0,20 0,24  Penentuan Kandungan Ammonia dalam Sampel Sampel Absorbansi (A) Konsentrasi (C) (ppm)I II III
  • 4. k.wr ‘14 Sampel I (ammonia) 0,085 0,07 0,065 12,643±1,441 Sampel II (ammonia+Cr(VI) 0,06 0,065 0,065 11,258±0,399 Sampel III (ammonia+nitrit) 0,06 0,07 0,07 11,720±0,799  PEMBAHASAN Pada percobaan ini akan dilakukan penentuan kadar ammonia dalam air metode indofenol dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Pada analisis ammonia ini dilakukan tiga macam percobaan, yaitu penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva kalibrasi, dan penentuan konsentrasi ammonia dalam beberapa sampel air. Adapun sampel air yang akan dianalisis kadar amonianya, yakni sampel 1 (ammonia), sampel 2 (ammonia+Cr(VI)), dan sampel 3 (ammonia+nitrit). Pada analisis amonia ini digunakan spektrofotometer UV-Vis. Penggunaan spektrofotometer UV-Vis ini dikarenakan pada metode indofenol ini akan membentuk senyawa kompleks indophenol-blue yang berwarna biru. Senyawa indophenol-blue ini tentunya mengandung kromofor, sehingga tentu dapat dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis karena spektrofotometer ini hanya dapat menganalisa senyawa yang mengandung kromofor (zat warna). Metode indofenol merupakan metode untuk menentukan ammonia secara tidak langsung. Larutan oksidator pada percobaan ini merupakan larutan campuran alkali dan larutan hipoklorida, sehingga penambahan oksidator akan mengoksidasi ammonia menjadi suatu amina klorida. Adanya penambahan natrium nitroprusida berfungsi sebagai katalisator yang dapat mempercepat berlangsungnya reaksi, sedangkan penambahan fenol berfungsi untuk pereaksi yang dapat membentuk kompleks dengan ammonia (sebagai pengompleks), sehingga menghasilkan senyawa berwarna biru yang disebut indophenol-blue. Secara lebih jelas, proses reaksi dengan metode indofenol ini terjadi saat larutan yang mengandung ammonia dioksidasi oleh ion hipoklorida (oksidator) menjadi suatu amina klorida (monokloramin). Adanya katalis natrium nitroprusida menyebabkan amina klorida yang terbentuk lalu bereaksi dengan fenol yang telah terdeprotonasi menghasilkan suatu senyawa intermediate. Senyawa intermediate ini kemudian akan bereaksi lagi dengan kelebihan fenol membentuk senyawa kompleks berwarna biru (indophenol-blue). Besarnya jumlah indophenol-blue yang terbentuk inilah yang diukur menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
  • 5. k.wr ‘14 Reaksi selengkapnya yang terjadi adalah sebagai berikut. Jika dilihat dari reaksi di atas, terlihat bahwa 1 mol indophenol-blue sebanding dengan 1 mol ammonia (NH3). Sehingga, walaupun yang dihitung merupakan absorbansi indophenol-blue namun juga dapat dijadikan nilai konsentrasi untuk ammonia karema perbandingan molnya sama. Setiap analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis, perlu diukur terlebih dahulu panjang gelombang maksimumnya. Hal ini dikarenakan panjang gelombang maksimum merupakan panjang gelombang di mana absorbansi yang dialami oleh suatu zat terjadi yang paling besar. Hal ini karena pada panjang gelombang tersebut cahaya yang diserap oleh larutan telah sesuai, sehingga memberikan absorbansi yang maksimum. Cahaya/sinar visible yang diserap sudah merupakan warna komplementer dari warna larutan yang dianalisis. Sehingga, pada panjang gelombang maksimum inilai yang merupakan kondisi paling sesuai untuk melakukan analisis. Pada penentuan panjang gelombang maksimum, digunakan salah satu jenis larutan standar dengan konsentrasi tertentu (pada percobaan ini digunakan konsentrasi 0,12 ppm). Penggunaan konsentrasi yang akan digunakan tidak terlalu berpengaruh ingin digunakan konsentrasi berapapun asalkan saat pengujian selalu digunakan konsentrasi yang sama. Pengujian dilakukan pada panjang gelombang 580 – 680 nm dengan interval 10 nm. Semakin pendek interval yang digunakan akan semakin baik karena akan lebih teliti. Larutan yang akan diuji dimasukkan ke dalam kuvet. Penggunaan kuvet harus dengan bentuk dan ukuran yang sama antara satu larutan dengan yang lainnya. Hal ini dimaksudkan agar luasan daerah paparan penyerapan sinar oleh larutan dapat sama pada setiap analisis larutan. Jika penggunaan ukuran kuvet berbeda, maka dapat mempengaruhi perbandingan hasil absorbansi yang terjadi. Penuangan larutan yang akan dianalisis juga harus sama pada setiap larutan (volumenya harus sama). Hal ini dikarenakan jika volumenya berbeda antar larutan, maka tentu saja besarnya komposisi yang terpapar oleh sinar pun akan berbeda, sehingga juga dapat mempengaruhi perbandingan absorbansi yang terjadi. Sebelum
  • 6. k.wr ‘14 dimasukkan ke sel sampel, bagian luar kuvet juga perlu dibersihkan agar tidak basah karena dapat berpengaruh pada hasil absorbansinya. Setiap pengukuran spektrofotometri harus ada larutan blangko. Larutan blangko ini bertujuan untuk mengetahui besarnya absorbansi terhadap larutan jika tanpa analit. Larutan blanko biasanya digunakan untuk larutan pembanding dalam analisis atau larutan penetralan karena untuk menstabilkan absorbsi akibat perubahan voltase dari sumber cahaya. Sehingga, saat pengujian dengan spektrofotometri UV-Vis, pengujian harus selalu diawali pengujian terhadap larutan blangko dahulu baru pengujian pada larutan yang akan dianalisis. Berdasarkan hasil percobaan penentuan panjang gelombang maksimum, diperoleh nilai absorbansi tertinggi yakni pada 0,09 yang diperoleh saat nilai panjang gelombangnya 620 nm. Hal ini berarti bahwa panjang gelombang maksimumnya yakni 620 nm. Jika dibandingkan dengan teoritis, diketahui bahwa kompleks indophenol-blue menyebabkan larutan berwarna biru. Warna ini merupakan warna yang diamati, namun warna yang diserap merupakan warna komplementernya. Warna biru memiliki warna komplementer oranye dengan panjang gelombang sekitar 630 nm. Sehingga, panjang gelombang 620 nm yang diperoleh sudah mendekati benar karena berada pada rentang panjang gelombang warna oranye yang merupakan warna komplementer dari larutannya. Pada penentuan absorbansi larutan standar, digunakan larutan standar NH4 dengan konsentrasi yang bervariasi, yakni dengan konsentrasi 0,04; 0,08; 0,12; 0,16; 0,2; dan 0,24 ppm yang diukur absorbansinya dengan menggunakan panjang gelombang 620 nm. Pada sampel dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dengan tujuan untuk mengurangi tingkat kesalahan pengukurannya. Berdasarkan hasil percobaan penentuan absorbansi larutan standar konsentrasi 0; 0,04; 0,08; 0,12; 0,16; 0,2; dan 0,24 ppm, sehingga dapat dibuat kurva kalibrasi antara C vs A. Kurva akan membentuk garis lurus dengan persamaan garis y = 0,602x – 0,018 dan R2 = 0,846. Dengan menggunakan persamaan garis tersebut, maka absorbansi tiap sampel yang diperoleh disubstitusikan ke dalam persamaan tersebut dan dapat diketahui konsentrasi ammonia dalam setiap sampel. Pada sampel 1 (ammonia) diperoleh konsentrasi 12,643±1,441 ppm, pada sampel 2 (ammonia+Cr(VI)) diperoleh konsentrasi 11,258±0,399 ppm, dan pada sampel 3 (ammonia+nitrit) diperoleh konsentrasi 11,720±0,799 ppm. Jika dibandingkan dengan batas maksimum kadar ammonia dalam air berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor KEP-51/MENLH/10/1995 dapat dikatakan bahwa ketiga sampel air tersebut telah tercemar ammonia dan tidak layak digunakan. Penggunaan setiap larutan standard dan sampel harus diencerkan dahulu saat preparasi karena proses analisis dengan spektrofotometer tidak bisa dilakukan dengan
  • 7. k.wr ‘14 larutan yang memiliki konsentrasi tinggi. Jika digunakan larutan dengan konsentrasi tinggi justru akan menyebabkan penyimpangan nilai absorbansinya, sehingga grafik yang terbentuk tidak lagi linear. Hal ini karena konsentrasi yang tinggi akan terdapat banyak molekul dalam larutan, sehingga justru terjadi interaksi antar molekul itu sendiri. Hal ini menyebabkan interaksi molekul dengan cahaya atau penyerapan radiasi menjadi tidak maksimal. KESIMPULAN ... DAFTAR PUSTAKA Departemen Lingkungan Hidup, 1995, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No KEP- 51/MENLH/10/1995, Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Effendi, H., 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Penerbit Kanisius, Jogyakarta. Fardiaz, S., 1992, Polusi Air dan Udara, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Jenie, dkk., 1993, Penanganan Limbah Industri Pangan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Karlberg, B., 1989, Flow Injection Analysis: A Practical Guide, Elsevier Science Publisher, Amsterdam. Nair, A. J., 2007, Principle of Biotechnology, Laxmi Publications, New Delhi. Siregar, S. A., 2005, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. MSDS Ammonia  Sifat fisik dan kimia  Rumus molekul: NH3  Berat molekul : 17,03 g/mol  Titik didih : -33⁰C (-27,4 ⁰F)  Titik beku : -77,7⁰C (-107,9⁰F)  Identifikasi Hazard Tidak merusak atau membakar wadah, tidak menghirup gas ammonia, tidak mengenai pada kulit atau pakaian. Digunakan hanya dengan ventilasi yang memadai, disimpan wadah tertutup, dan dicuci bersih setelah menangani.  P3K  Mata : dibilas dengan air mengalir selama 15 menit dengan kelopak mata terbuka.
  • 8. k.wr ‘14  Kulit : dibilas dengan air dan sabun, serta diberi obat penahan rasa sakit (krim anti bakteri)  Terhirup : mencari udara segar, jika sulit bernafas diberi oksigen  Tertelan : tidak memberi apapun lewat mulut