SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
DR. IR. MUH. HATTA, M.SI. (PEMBIMBING UTAMA)
DR. MAHATMA LANURU, ST, M.SC. (PEMBIMBING ANGGOTA)
Keterkaitan Parameter Fisika Kimia Perairan dengan
Kelimpahan Fitoplankton di Beberapa Pulau dan
Muara Sungai di Kepulauan Spermonde
SKRIPSI
OLEH
NURMAWATI
L 111 07 005
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup
PENELITIAN DILAKSANAKAN PADA BULAN JULI SAMPAI
NOVEMBER 2011 DI 4 PULAU DAN 4 MUARA SUNGAI DI
PERAIRAN SPERMONDE.
PENGAMBILAN DATA LAPANGAN DILAKUKAN PADA AKHIR
BULAN JULI 2011 SEDANGKAN UNTUK DATA LABORATORIUM
DILAKUKAN PADA AWAL SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER
2011.
Waktu dan Tempat
Alat dan Bahan
Alat
 perahu : alat transportasi
 layang- layang arus : mengukur arus
 kompas : penentuan arah arus
 plankton net no. 25 : menyaring fitoplankton
 spektrofotometer : análisis kandungan
nitrat dan phosfat
 cool box : tempat menyimpan sampel air
 stopwatch : mengukur waktu
 GPS : menentukan titik koordinat
 thermometer : mengukur suhu
 salinometer : mengukur salinitas
 botol sampel : tempat sampel air laut
 turbidimeter : mengukur kekeruhan
 mikroskop+Sedwig–Rafter Counting :
menganalisis plankton
 alat tulis menulis dan kamera untuk
dokumentasi penelitian.
Bahan
 air laut sebagai sampel uji laboratorium
 lugol 1% untuk mengawetkan sampel
plankton
 HgCL2 untuk posfat
 lankbant kuning dan spildol permanen
untuk penamaan sampel
 kertas saring untuk menyaring sampel
air laut.
Prosedur Penelitian
Pengambilan Sampel Pengukuran Parameter
Sampel fitoplankton
diambil secara horizontal
menggunakan plankton
net ditarik sepanjang 4
m, ( pengulangan 3 x).
Hasil penyaringan
ditampung dalam botol
sampel plankton
kemudian di awetkan
dengan lugol.
sampel air laut diambil
dengam botol ukuran
1000 ml.
Suhu
Salinitas
Arus (diambil
bersamaan dengan
sampel air laut pada
setiap titik stasiun
penelitian).
Kekeruhan
(turbidimeter), pH,
fosfat, nitrat.
Perhitungan Kelimpahan Fitoplankton
(APHA, 1992) dan Arus
Keterangan :
N : Kelimpahan total plankton (sel/L)
N : Jumlah sel plankton yang teramati (sel)
Vt : Volume sampel yang tersaring (ml)
Vcg : Volume SRC(ml)
Vd : Volume sampel yang disaring (L)
V = Kecepatan arus terukur (m/dtk)
S = Panjang lintasan layang-layang arus (m)
t = Waktu tempuh layang-layang arus (detik)
Nitrat Fosfat
 Botol sampel yang steril diisi dengan
air laut lalu ditambahkan H2SO4
sebanyak lima tetes lalu dinginkan ke
dalam cool box.
 Diambil sebanyak 2 ml ke dalam
tabung reaksi lalu ditambahkan
dengan larutan brucine sebanyak 5
tetes. Aduk, biarkan 2 - 4 menit
 Lalu tambahkan 2 ml asam sulfat
pekat di ruang asam (warna
kekuningan).
 Diambil sebanyak 1 takaran botol
spektrofotometer kemudian di baca
pada spektrofotometer pembacaan
langsung dengan panjang gelombang
420 nm.
 Botol sampel yang steril diisi
dengan air larut ditambahkan
H2SO4sebanyak 5 tetes lalu
dinginkan ke dalam cool box.
 Diambil sebanyak 2 ml ke dalam
tabung reaksi lalu ditambahkan
dengan larutan asam borat
sebanyak 2 ml.
 Lalu tambahkan 3 ml larutan
pengoksid (warna kebiruan).
 Diambil sebanyak 1 takaran botol
spekrofotometer kemudian di
baca pada spektrofotometer
pembacaan langsung dengan
panjang gelombang 650 nm.
Pengukuran Nitrat-Fosfat
Analisis Data
Gambaran Lokasi Penelitian
1. KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN
FITOPLANKTON
2. PARAMETER LINGUNGAN (SUHU, SALINITAS,
PH, KEKERUHAN, ARUS, NITRAT, FOSFAT)
3. KARAKTERISTIK PERAIRAN
4. KETERKAITAN FITOPLANKTON DGN
PARAMETER FISIKA KIMIA
Hasil Penelitian
Komposisi Fitoplankton
Kelas
Jumlah Genus
Semua Stasiun Muara Sungai Pulau
Bacillariophyceae 22 16 18
Cyanophyceae 1 0 1
Dinophyceae 8 8 5
Prymnesiophyceae 1 1 1
Xanthophyceae 1 1 0
Total 33 26 25
Lanjutan
Bacillariophyceae
Muara Sungai Pulau
Asterionella Bacillaria
Bacillaria Biddulphia
Biddulphia Chaetoceros
Chaetoceros Cocconeis
Cocconeis Coscinodiscus
Coscinodiscus Cyctotella
Ditylum Detonula
Hemiaulus Ditylum
Leptocylindrus Leptocylindrus
Navicula Nitzchia
Pinnularia Planktoniella
Pleurosigma Pleurosigma
Rhizosolenia Rhizosolenia
Skeletonema Skeletonema
Surirella Surirella
Tabellaria Tabellaria
  Thalassionema
  Thalassiosira
Dinophyceae
Muara Sungai Pulau
Ceratium Ceratium
Coelastrum Gonyaulax
Dinophysis Gymnodinium
Gonyaulax Prorocentrum
Gymnodinium Protoperidinium
Peridinium  
Prorocentrum  
Protoperidinium  
 Paling sering dijumpai hampir di semua stasiun :
Rhizosolenia, Leptocylindrus, Pleurosigma dan
Bacillaria (Bacillariophyceae ) serta Ceratium
(Dinophyceae).
 Tidak umum ditemui : Cyanophyceae
(Oscillatoria di P. Salemo), Xanthophyceae
(Halosphaera di S. Labakkang), Dinophyceae
(Coelastrum di S. Pangkep) dan
Bacillariophyceae (Hemiaulus di S. Maros,
Navicula dan Pinnularia di S. Tallo, serta Nitzchia
di P. Salemo).
Kelimpahan Fitoplankton
Data Parameter Lingkungan
Stasiun Lokasi Suhu (0
) pH Salinitas (0
/00) PO4 (mg/L) NO3 (mg/L)
Kekeruhan
(NTU)
Arus (m/s)
Muara Sungai
S. Tallo 28 7,77 29 0,47 0,06 2,41 0,10
S. Tallo 2 29 7,78 31 0,26 0,04 1,81 0,38
S. Maros 29 7,73 30 0,54 0,10 1,62 0,15
S. Maros 2 27 7,78 26 0,42 0,05 2,40 0,56
S. Pangkep 28 7,73 24 0,69 0,03 7,47 0,26
S. Pangkep 2 30 7,35 30 0,91 0,06 0,47 0,48
S. Labakkang 29 7,70 27 0,34 0,09 4,76 0,17
S. Labakkang 2 30 7,78 29 0,19 0,04 0,93 0,71
Pulau
P. Salemo 28 7,78 31 0,40 0,03 0,42 0,18
P. Salemo 2 27 7,70 34 0,36 0,05 0,36 0,38
P. Reangreang 29 7,76 32 0,18 0,03 0,41 0,25
P. Reangreang
2 28 7,79 28 0,31 0,05 0,61 0,22
P. Suranti 29 7,77 29 0,24 0,11 0,26 0,59
P. Suranti 2 28 7,77 32 0,18 0,11 0,23 0,77
P. Barrang
Lompo 30 7,72 33 0,39 0,05 0,60 0,29
P. Barrang
Lompo 2 31 7,76 34 0,18 0,04 0,31 0,30
1. PERAIRAN SPERMONDE TERGOLONG PERAIRAN YANG
JERNIH HINGGA SANGAT KERUH
2. KISARAN ARUS DI PERAIRAN SPERMONDE
TERGOLONG KECEPATAN ARUS YANG LAMBAT SAMPAI
CEPAT (MASON, 1981).
3. KANDUNGAN FOSFAT PADA LOKASI PENELITIAN
TERMASUK KANDUNGAN YANG TINGGI DAN CENDERUNG
MERUPAKAN TIPE KESUBURAN SANGAT BAIK SEKALI
4. KANDUNGAN NITRAT PD LOKASI PENELITIAN
MENUNJUKKAN BAHWA PERAIRAN TERSEBUT MEMILIKI
TINGKAT KESUBURAN YANG RENDAH
Lanjutan
Karakteristik Perairan (PCA)
Hubungan kelimpahan Fito dgn Parameter fisika
kimia di setiap stasiun
Fitoplankton pH Salinitas PO4 NO3 Kekeruhan arus
Pearson
Correlation
Fitoplankton
1,000 -,002 -,109 ,345 ,132 ,242 -,522
pH
-,002 1,000 -,034 -,748 -,059 ,041 -,057
Salinitas
-,109 -,034 1,000 -,384 -,035 -,763 ,046
PO4
,345 -,748 -,384 1,000 -,060 ,387 -,247
NO3
,132 -,059 -,035 -,060 1,000 -,103 ,271
Kekeruhan
,242 ,041 -,763 ,387 -,103 1,000 -,307
arus
-,522 -,057 ,046 -,247 ,271 -,307 1,000
Sig. (1-tailed) Fitoplankton
. ,497 ,344 ,095 ,313 ,183 ,019
pH
,497 . ,450 ,000 ,414 ,440 ,416
Salinitas
,344 ,450 . ,071 ,449 ,000 ,432
PO4
,095 ,000 ,071 . ,412 ,070 ,179
NO3
,313 ,414 ,449 ,412 . ,352 ,155
Kekeruhan
,183 ,440 ,000 ,070 ,352 . ,124
arus
,019 ,416 ,432 ,179 ,155 ,124 .
N Fitoplankton
16 16 16 16 16 16 16
pH
16 16 16 16 16 16 16
Salinitas
16 16 16 16 16 16 16
PO4
16 16 16 16 16 16 16
1. Jumlah jenis fitoplankton baik antar pulau dengan muara
maupun antar stasiun di pulau dan di muara tidak signifikan berbeda,
tetapi signifikan berbeda berdasarkan jarak. Begitu pula antar jarak di
pulau.
2. Kelimpahan fitoplankton di muara sungai secara nyata (signifikan) lebih
tinggi dari pada kelimpahan fitoplankton di stasiun pulau.
3. Sebaran kelimpahan fitoplankton hanya terkait erat dengan arus perairan
dimana semakin kuat arusnya maka semakin rendah kelimpahan
fitoplankton
Kesimpulan
TERIMA KASIH
Sekian

More Related Content

Similar to Ujian skripsi

Impact of aquaculture activity on phytoplankton diversity in djuanda reservoi...
Impact of aquaculture activity on phytoplankton diversity in djuanda reservoi...Impact of aquaculture activity on phytoplankton diversity in djuanda reservoi...
Impact of aquaculture activity on phytoplankton diversity in djuanda reservoi...
Fiddy Prasetiya
 
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
rramdan383
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
BBAP takalar
 
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danaulaporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
Hanna Silvia'mick
 

Similar to Ujian skripsi (20)

Impact of aquaculture activity on phytoplankton diversity in djuanda reservoi...
Impact of aquaculture activity on phytoplankton diversity in djuanda reservoi...Impact of aquaculture activity on phytoplankton diversity in djuanda reservoi...
Impact of aquaculture activity on phytoplankton diversity in djuanda reservoi...
 
Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1Ekosistem sungai 1
Ekosistem sungai 1
 
359 394
359 394359 394
359 394
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Laporan praktikum fix
Laporan praktikum fixLaporan praktikum fix
Laporan praktikum fix
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
Hamrful algae blooming
Hamrful algae bloomingHamrful algae blooming
Hamrful algae blooming
 
1 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-171 jurnal zainuri_1-17
1 jurnal zainuri_1-17
 
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udangProposal pembangunan laboratorium tambak udang
Proposal pembangunan laboratorium tambak udang
 
Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008
 
Bahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h airBahan untuk menaikan p h air
Bahan untuk menaikan p h air
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
 
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran bantenPraktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
Praktikum ekosistem perairan mengalir di sungai pasauran banten
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1
 
jurnal limnologi
jurnal limnologijurnal limnologi
jurnal limnologi
 
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danaulaporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
 

More from Nurma Putri Tanadoang (6)

Suhu permukaan laut (tugas pak djisman) revisi
Suhu permukaan laut (tugas pak djisman)   revisiSuhu permukaan laut (tugas pak djisman)   revisi
Suhu permukaan laut (tugas pak djisman) revisi
 
Bahan presentasi nurma the structural and thematic mapping of coral reefs
Bahan presentasi nurma the structural and thematic mapping of coral reefsBahan presentasi nurma the structural and thematic mapping of coral reefs
Bahan presentasi nurma the structural and thematic mapping of coral reefs
 
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahariLap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
Lap.pkl kep. slayar vrs mitra bahari
 
Presentasi algoritma kelautan
Presentasi algoritma kelautanPresentasi algoritma kelautan
Presentasi algoritma kelautan
 
Presentasi radar
Presentasi radarPresentasi radar
Presentasi radar
 
Bhan presentasi pbm
Bhan presentasi pbmBhan presentasi pbm
Bhan presentasi pbm
 

Recently uploaded

Recently uploaded (9)

PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINOPresentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
Presentasi METABOLISME PROTEIN & ASAM-AMINO
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

Ujian skripsi

  • 1. DR. IR. MUH. HATTA, M.SI. (PEMBIMBING UTAMA) DR. MAHATMA LANURU, ST, M.SC. (PEMBIMBING ANGGOTA) Keterkaitan Parameter Fisika Kimia Perairan dengan Kelimpahan Fitoplankton di Beberapa Pulau dan Muara Sungai di Kepulauan Spermonde SKRIPSI OLEH NURMAWATI L 111 07 005
  • 5. PENELITIAN DILAKSANAKAN PADA BULAN JULI SAMPAI NOVEMBER 2011 DI 4 PULAU DAN 4 MUARA SUNGAI DI PERAIRAN SPERMONDE. PENGAMBILAN DATA LAPANGAN DILAKUKAN PADA AKHIR BULAN JULI 2011 SEDANGKAN UNTUK DATA LABORATORIUM DILAKUKAN PADA AWAL SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER 2011. Waktu dan Tempat
  • 6. Alat dan Bahan Alat  perahu : alat transportasi  layang- layang arus : mengukur arus  kompas : penentuan arah arus  plankton net no. 25 : menyaring fitoplankton  spektrofotometer : análisis kandungan nitrat dan phosfat  cool box : tempat menyimpan sampel air  stopwatch : mengukur waktu  GPS : menentukan titik koordinat  thermometer : mengukur suhu  salinometer : mengukur salinitas  botol sampel : tempat sampel air laut  turbidimeter : mengukur kekeruhan  mikroskop+Sedwig–Rafter Counting : menganalisis plankton  alat tulis menulis dan kamera untuk dokumentasi penelitian. Bahan  air laut sebagai sampel uji laboratorium  lugol 1% untuk mengawetkan sampel plankton  HgCL2 untuk posfat  lankbant kuning dan spildol permanen untuk penamaan sampel  kertas saring untuk menyaring sampel air laut.
  • 8. Pengambilan Sampel Pengukuran Parameter Sampel fitoplankton diambil secara horizontal menggunakan plankton net ditarik sepanjang 4 m, ( pengulangan 3 x). Hasil penyaringan ditampung dalam botol sampel plankton kemudian di awetkan dengan lugol. sampel air laut diambil dengam botol ukuran 1000 ml. Suhu Salinitas Arus (diambil bersamaan dengan sampel air laut pada setiap titik stasiun penelitian). Kekeruhan (turbidimeter), pH, fosfat, nitrat.
  • 9. Perhitungan Kelimpahan Fitoplankton (APHA, 1992) dan Arus Keterangan : N : Kelimpahan total plankton (sel/L) N : Jumlah sel plankton yang teramati (sel) Vt : Volume sampel yang tersaring (ml) Vcg : Volume SRC(ml) Vd : Volume sampel yang disaring (L) V = Kecepatan arus terukur (m/dtk) S = Panjang lintasan layang-layang arus (m) t = Waktu tempuh layang-layang arus (detik)
  • 10. Nitrat Fosfat  Botol sampel yang steril diisi dengan air laut lalu ditambahkan H2SO4 sebanyak lima tetes lalu dinginkan ke dalam cool box.  Diambil sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan larutan brucine sebanyak 5 tetes. Aduk, biarkan 2 - 4 menit  Lalu tambahkan 2 ml asam sulfat pekat di ruang asam (warna kekuningan).  Diambil sebanyak 1 takaran botol spektrofotometer kemudian di baca pada spektrofotometer pembacaan langsung dengan panjang gelombang 420 nm.  Botol sampel yang steril diisi dengan air larut ditambahkan H2SO4sebanyak 5 tetes lalu dinginkan ke dalam cool box.  Diambil sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan dengan larutan asam borat sebanyak 2 ml.  Lalu tambahkan 3 ml larutan pengoksid (warna kebiruan).  Diambil sebanyak 1 takaran botol spekrofotometer kemudian di baca pada spektrofotometer pembacaan langsung dengan panjang gelombang 650 nm. Pengukuran Nitrat-Fosfat
  • 12.
  • 14. 1. KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON 2. PARAMETER LINGUNGAN (SUHU, SALINITAS, PH, KEKERUHAN, ARUS, NITRAT, FOSFAT) 3. KARAKTERISTIK PERAIRAN 4. KETERKAITAN FITOPLANKTON DGN PARAMETER FISIKA KIMIA Hasil Penelitian
  • 15. Komposisi Fitoplankton Kelas Jumlah Genus Semua Stasiun Muara Sungai Pulau Bacillariophyceae 22 16 18 Cyanophyceae 1 0 1 Dinophyceae 8 8 5 Prymnesiophyceae 1 1 1 Xanthophyceae 1 1 0 Total 33 26 25
  • 16. Lanjutan Bacillariophyceae Muara Sungai Pulau Asterionella Bacillaria Bacillaria Biddulphia Biddulphia Chaetoceros Chaetoceros Cocconeis Cocconeis Coscinodiscus Coscinodiscus Cyctotella Ditylum Detonula Hemiaulus Ditylum Leptocylindrus Leptocylindrus Navicula Nitzchia Pinnularia Planktoniella Pleurosigma Pleurosigma Rhizosolenia Rhizosolenia Skeletonema Skeletonema Surirella Surirella Tabellaria Tabellaria   Thalassionema   Thalassiosira Dinophyceae Muara Sungai Pulau Ceratium Ceratium Coelastrum Gonyaulax Dinophysis Gymnodinium Gonyaulax Prorocentrum Gymnodinium Protoperidinium Peridinium   Prorocentrum   Protoperidinium    Paling sering dijumpai hampir di semua stasiun : Rhizosolenia, Leptocylindrus, Pleurosigma dan Bacillaria (Bacillariophyceae ) serta Ceratium (Dinophyceae).  Tidak umum ditemui : Cyanophyceae (Oscillatoria di P. Salemo), Xanthophyceae (Halosphaera di S. Labakkang), Dinophyceae (Coelastrum di S. Pangkep) dan Bacillariophyceae (Hemiaulus di S. Maros, Navicula dan Pinnularia di S. Tallo, serta Nitzchia di P. Salemo).
  • 17.
  • 19. Data Parameter Lingkungan Stasiun Lokasi Suhu (0 ) pH Salinitas (0 /00) PO4 (mg/L) NO3 (mg/L) Kekeruhan (NTU) Arus (m/s) Muara Sungai S. Tallo 28 7,77 29 0,47 0,06 2,41 0,10 S. Tallo 2 29 7,78 31 0,26 0,04 1,81 0,38 S. Maros 29 7,73 30 0,54 0,10 1,62 0,15 S. Maros 2 27 7,78 26 0,42 0,05 2,40 0,56 S. Pangkep 28 7,73 24 0,69 0,03 7,47 0,26 S. Pangkep 2 30 7,35 30 0,91 0,06 0,47 0,48 S. Labakkang 29 7,70 27 0,34 0,09 4,76 0,17 S. Labakkang 2 30 7,78 29 0,19 0,04 0,93 0,71 Pulau P. Salemo 28 7,78 31 0,40 0,03 0,42 0,18 P. Salemo 2 27 7,70 34 0,36 0,05 0,36 0,38 P. Reangreang 29 7,76 32 0,18 0,03 0,41 0,25 P. Reangreang 2 28 7,79 28 0,31 0,05 0,61 0,22 P. Suranti 29 7,77 29 0,24 0,11 0,26 0,59 P. Suranti 2 28 7,77 32 0,18 0,11 0,23 0,77 P. Barrang Lompo 30 7,72 33 0,39 0,05 0,60 0,29 P. Barrang Lompo 2 31 7,76 34 0,18 0,04 0,31 0,30
  • 20. 1. PERAIRAN SPERMONDE TERGOLONG PERAIRAN YANG JERNIH HINGGA SANGAT KERUH 2. KISARAN ARUS DI PERAIRAN SPERMONDE TERGOLONG KECEPATAN ARUS YANG LAMBAT SAMPAI CEPAT (MASON, 1981). 3. KANDUNGAN FOSFAT PADA LOKASI PENELITIAN TERMASUK KANDUNGAN YANG TINGGI DAN CENDERUNG MERUPAKAN TIPE KESUBURAN SANGAT BAIK SEKALI 4. KANDUNGAN NITRAT PD LOKASI PENELITIAN MENUNJUKKAN BAHWA PERAIRAN TERSEBUT MEMILIKI TINGKAT KESUBURAN YANG RENDAH Lanjutan
  • 22. Hubungan kelimpahan Fito dgn Parameter fisika kimia di setiap stasiun Fitoplankton pH Salinitas PO4 NO3 Kekeruhan arus Pearson Correlation Fitoplankton 1,000 -,002 -,109 ,345 ,132 ,242 -,522 pH -,002 1,000 -,034 -,748 -,059 ,041 -,057 Salinitas -,109 -,034 1,000 -,384 -,035 -,763 ,046 PO4 ,345 -,748 -,384 1,000 -,060 ,387 -,247 NO3 ,132 -,059 -,035 -,060 1,000 -,103 ,271 Kekeruhan ,242 ,041 -,763 ,387 -,103 1,000 -,307 arus -,522 -,057 ,046 -,247 ,271 -,307 1,000 Sig. (1-tailed) Fitoplankton . ,497 ,344 ,095 ,313 ,183 ,019 pH ,497 . ,450 ,000 ,414 ,440 ,416 Salinitas ,344 ,450 . ,071 ,449 ,000 ,432 PO4 ,095 ,000 ,071 . ,412 ,070 ,179 NO3 ,313 ,414 ,449 ,412 . ,352 ,155 Kekeruhan ,183 ,440 ,000 ,070 ,352 . ,124 arus ,019 ,416 ,432 ,179 ,155 ,124 . N Fitoplankton 16 16 16 16 16 16 16 pH 16 16 16 16 16 16 16 Salinitas 16 16 16 16 16 16 16 PO4 16 16 16 16 16 16 16
  • 23. 1. Jumlah jenis fitoplankton baik antar pulau dengan muara maupun antar stasiun di pulau dan di muara tidak signifikan berbeda, tetapi signifikan berbeda berdasarkan jarak. Begitu pula antar jarak di pulau. 2. Kelimpahan fitoplankton di muara sungai secara nyata (signifikan) lebih tinggi dari pada kelimpahan fitoplankton di stasiun pulau. 3. Sebaran kelimpahan fitoplankton hanya terkait erat dengan arus perairan dimana semakin kuat arusnya maka semakin rendah kelimpahan fitoplankton Kesimpulan