SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
EKOSISTEM sungai
Saiful Nur Syahrifudin
14/369737/PN/13959
Manajemen Sumberdaya Perikanan
Intisari
Ekosistem sungai adalah sistem kehidupan aliran energi seluruh organisme yang berada
disekitar sungai. Sungai sebagai sumber mata air yang mengalir dari hulu kehilir
menyebabkan terjadinya kecepatan arus sehingga aliran air terdapat unsur-unsur hara dari
kikisan tanah yang akan menentukan jenis organisme yang mampu beradaptasi dengan
kondisi lingkungan disekitar sungai tersebut. Komponen-komponen biotik dan abiotik yang
berada di sungai memiliki pH, CO2, O2 bebas, salinitas, suhu udara, suhu air, kecepatan arus,
dan lain-lain yang berbeda sehingga karakteristik sungai dari hulu ke hilir memiliki parameter
fisika, kimia, dan biologi yang berbeda pula. Praktikum ini bertujuan mempelajari
karakteristik ekositem sungai dan faktor-faktor pembatasnya, mempelajari cara-cara
pengambilan data tolokukur (parameter) fisik, kimia dan biologi suatu perairan, mempelajari
korelasi antara beberapa tolakukur lingkungan dengan komunitas biota perairan
(makrobentos), dan mempelajari kualitas perairan sungai berdasarkan indeks diversitas biota
perairan. Pelaksanaan praktikum ekosistem sungai dilaksanakan hari Kamis 12 Maret 2015
pukul 13.30 WIB dan berlokasi di stasiun 1 Sungai TambakBayan Sleman , Yogyakarta dan
Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
Mada. Parameter yang diteliti dalam percobaan kali ini berupa parameter biologis ( densitas
dan diversitas biota peairan), fisika (suhu udara, suhu air, kecepatan arus, dan debit) dan
kimia (CO2, DO, pH air dan Alkalinitas). Dapat disimpulkan bahwa parameter fisika, kimia
dan biologi sangat penting dalam ekosistem sungai tersebut. Faktor pembatas paling utama
adalah aliran air dalam sungai tersebut yang membawa nutrient-nutrient yang sangat penting
bagi kehidupan makhluk hidup disekitar sungai tersebut.
Kata kunci : Densitas, Diversitas, Ekosistem, Parameter, Sungai
PENDAHULUAN
Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
seperti hewan dan tumbuhan. Air diperlukan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan
seperti mandi, cuci, minum dan keperluan dalam bidang industri, baik pertanian, peternakan
dan lain sebagainya. Namun dibalik manfaat itu, aktifitas manusia di bidang industri dan
pertanian tersebut telah terbukti dapat menurunkan dan mencemari kualitas perairan. Kualitas
air secara umum menunjukan mutu dan kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau
keperluan tertentu ( Effendi, 2003 ).
Ekosistem mengalir (lotic) merupakan bagian dari habitat air tawar. Air mengalir atau
habitat lotic (berasal dari kata lotus yang berarti tercuci) seperti mata air, aliran sungai atau
sungai (E. P. Odum, 1988). Ekosistem merupakan tingkat yang lebih tinggi dari komunitas
atau merupakan satu kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkungannya dimana terjadi
hubunan antara keduanya (Irwan,1992).
Danau adalah cekungan tergenang air secara alami. Danau menampung air yang
berasal dari hujan, mata air, dan air sungai. Ada juga danau yang dibuat manusia, dengan
cara membendung aliran sungai. Namanya, waduk atau bendungan (Anggarini,2007).
Didalam danau terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengaruhi anter semua
komponen, baik komponen biotik maupun abiotik yang sangat berpengaruh terhadap
keseimbangan ekosistem (Sastrawijaya, 2000). Perubahan keseimbangan ekosistem dapat
terjadi secara alami maupun oleh aktivitas dan tindakan manusia.
Proses terjadinya danau pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
danau alami dan danau buatan. Danau alami merupakan danau yang terbentuk sebagai akibat
dari kegiatan alamiah, misalnya bencana alam, kegiatan vulkanik dan kegiatan tektonik.
Sedangkan danau buatan adalah danau yang dibentuk dengan sengaja oleh kegiatan manusia
dengan tujuan-tujuan tertentu dengan jalan membuat bendungan pada daerah dataran rendah
(Nybakken, 1992).
Berdasarkan kedalaman dan jaraknya dari tepi, ekosistem danau dibagi menjadi 4
zona (daerah) yaitu:
a. Danau Litoral
Danau yang dekat dengan tepi dan dangkal. Cahaya matahari dapat menembus dengan
optimal.
b. Danau Limnetik
Daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat tertembus oleh cahaya matahari.
c. Danau Profundal
Daerah yang dalam (daerah afotik danau). Mikroba dan organisme lain menggunakan
oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah
limnetik.
d. Danau Bentik
Daerah danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
(Sugianto, 2004)
Tumbuhan yang hidup didanau biasanya tumbuhan bersel satu dan memiliki dinding
sel yang seperti alga biru dan alga hijau. Sedangkan hewan yang hidup didanau adalah
hewan tingkat tinggi yaitu salah satunya ikan ( Ewuis, 1990). Danau mempunyai kualitas air
yang bersifat alamiah mineral dan gas yang umum ditemukan dalam air hujan akan
menentukan status kualitas air alamiah di danau (Asdak, 1995).
Praktikum ekosistem danau ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik ekositem
lentik (perairan menggenang) dan faktor-faktor pembatasnya, mempelajari cara-cara
pengambilan data tolokukur (parameter) fisik, kimia dan biologi suatu perairan, mempelajari
korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan komunitas biota perairan (plankton
dan bentos) serta mempelajari kualitas perairan sungai berdasarkan indeks diversitas biota
perairan.
METODE
Praktikum ekologi perairan acara ekosistem danau berlokasi di Embung
TambakBoyo, Sleman, Yogyakarta sebagai tempat yang diamati. Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Kamis, tanggal 19 Maret 2015 pukul 13.30 sampai selesai. Praktikum ini dibagi
menjadi 4 stasiun dengan pembagian tempat dari tempat masuknya air (inlet), tengah danau,
dan tempat keluarnya air (outlet).
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas pH (pH meter),
kertas saring berdiameter pori 0,45 µm, larutan MnSO4, larutan reagen oksigen, larutan
H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/44 N NaOH, larutan 1/50 N H2SO4, larutan
1/50 N HCl, larutan indikator amilum, larutan indikator PP, larutan indikator Methyl Orange
(MO), larutan indikator Bromcresol Green/Methyl Red (BCG/MR), larutan 4 N H2SO4,
larutan 0,1 N Kalium Permanganat, larutan 0,1 N Ammonium oksalat dan larutan 4%
formalin. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cakram secchi
(secchi disk), water sampler, meteran, thermometer, botol oksigen, Erlenmeyer, gelas ukur,
pipet ukur atau buret, pipet tetes, mikroburet, aerator, ember plastic, jarring plankton, kertas
label, dan pensil.
Pada percobaan pertama, dilakukan analisis pengamatan suhu udara dengan cara
menggantungkan termometer disekitar danau. Selanjutnya termometer diamati sampai tidak
ada perubahan naik-turunnya suhu yang menunjukkan suhu berapakah disekitar danau
tersebut.
Pada percobaan kedua, dilakukan analisis pengamatan suhu air. Diambil sampel air
danau tersebut dengan cara ember yang telah di ikat oleh tali panjang agar mempermudah
pengambilan sampel air danau tersebut. Lalu di jatuhkan ember ke air danau dan ketika
ember sudah dirasa cukup banyak air lalu ditarik. Selanjutnya termometer langsung
dimasukkan kedalam ember yang sudah terdapat air danau tersebut, lalu diamati berapakah
suhu air yang ditunjukkan oleh termometer.
Pada percobaan ketiga, dilakukan pengukuran kecerahan atau kejernihan air danau.
Pada pengukuran kecerahan ini menggunakan secchi disk yang telah diikat tali. Pertama
dicelupkan secchi disk dan diukur kedalaman permukaan tanah sampai permukaan air (a),
lalu diukur kedalaman permukaan tanah ke danau sampai warna putih hampir tak terlihat (b),
selanjutnya diukur kedalaman permukaan tanah ke danau sampai warna putih tak terlihat (c).
Dari hasil pengukuran itu kita dapat mengetahui kecerahan danau tersebut dengan cara
menghitung : (c-a) - (b-a)
Pada percobaan keempat, pengukuran kandungan padatan tersuspensi total (TSS)
dengan metode gravimetri. Cara yang dilakukan dengan mengambil air sampel dari ember
yang berisi air danau sebelumnya dengan volume tertentu (misalnya = Y ml). Lalu disaring
air sampel tersebut dengan menggunakan saring (milipore) yang diletakkan didalam corong
gelas. Sebelum digunakan untuk menyaring, kertas saring ditimbang beratnya terlebih dahulu
(misalnya = A mg). Lalu kertas saring yang sudah selesai digunakan menyaring air sampel
dikeringkan. Selanjutnya setelah kertas saring kering, kertas ditimbang beratnya (misalnya =
B mg). Perhitungan : kandungan padatan tersuspensi total = 1000/Y x (B – A) mg/l.
Pada percobaan kelima, menghitung kandungan O2 terlarut (DO). Menggunakan
metode Winkler, pertama kali diambil sampel air sungai ke dalam ember. Kemudian
mengambil air dengan botol oksigen dan jangan sampai timbul gelembung udara. Lalu
ditambahkan 1 ml larutan MnSO4 dan 1 ml reagen (pereaksi) oksigen. Lalu botol oksigen
ditutup dan digojok perlahan-lahan dan didiamkan beberapa saat hingga mengendap
sempurna. Lalu tutup botol dibuka dan ditambahkan 1 ml larutan H2SO4. Botol ditutup dan
digojok hingga endapan larut sempurna, lalu didiamkan. Diambil larutan dalam botol oksigen
tersebut sebanyak 50 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Dititrasi dengan 1/80
N Na2S2O3 sambil erlenmeyer digoyang-goyang perlahan hingga larutan berwarna kuning
jerami(h). Selanjutnya ditambahkan 3 tetes indikator amilum, selanjutnya kembali dilakukan
titrasi dengan larutan 1/80 N Na2S2O3 sambil erlenmeyer digoyang-goyang hingga larutan
berwarna biru hilang(j). Kemudian dicatat banyak larutan yang digunakan untuk titrasi dari
awal hingga akhir (h+j = Y ml). Perhitungan : 1 ml 1/80 N Na2S2O3 = 0,1 mg O2/l.
Kandungan O2 terlarut = x Y x 0,1 mg/l.
Pada percobaan keenam, mengukur kandungan CO2 bebas. Menggunakan metode
alkalimetri, pertama diambil sampel air dengan cara memasukkan botol oksigen kedalam
ember tadi dengan perlahan jangan sampai timbul gelembung udara lalu ditutup rapat-rapat.
Kemudian dari dalam botol diambil sampel air sebanyak 50 ml dan dimasukan ke dalam
erlenmeyer secara perlahan-lahan. Selanjutnya ditambahkan 3 tetes indikator
phenolphphtalein (PP). Jika warnanya berubah menjadi merah muda berarti tidak ada
kandungan CO2 bebas. Jika air tetap bening, dititrasi dengan 1/44 N NaOH sambil digoyang-
goyang erlenmeyer hingga berubah warnanya menjadi warna merah muda. Dicatat banyak
larutan 1/44 N NaOH yang digunakan (= C ml). Perhitungan : 1 ml 1/44 N NaOH = 1 mg
CO2. Kandungan CO2 = x C x 1 mg/l .
Pada percobaan ketujuh, menghitung parameter alkalinitas. Menggunakan metode
alkalimetri, pertama diambil sampel air dengan botol oksigen dari ember jangan sampai
timbul gelembung udara lalu tutup rapat. Diambil 50 ml dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer. Ditambahkan 3 tetes indikator Phenolphphtalein (PP). Jika berwarna merah
muda dititrasi dengan larutan 1/ 50 N H2SO4, hingga warna merah muda hilang. dicatat
banyak titran 1/ 50 N H2SO4 yang digunakan (= C ml). Diperoleh alkalinitas “P” atau
alkalinitas karbonat (CO3
-
). Dilanjutkan dengan menambahkan 3 tetes indikator methyl
orange (MO) sehingga cuplivan berwarna kuning. Selanjutnya dititrasi dengan 1/50 H2SO4
hingga warna kuning berubah menjadi kemerahan. Dicatat banyak titran yang digunakan (=
D ml), diperoleh nilai alkalinitas “M” atau alkalinitas bikarbonat (HCO3
-
). Perhitungan :
Kandungan CO3
-
= x C x 1 mg/l . . . . .( = X ), Kandungan HCO3
-
= x D
x 1 mg/l . . . . .( = Y ), Alkalinitas Total = (X) + (Y) mg/l
Pada percobaan kedelapan, mengukur pH air danau. Cara yang dilakukan sangat
mudah dengan cara membawa sampel air danau kedalam botol, lalu dibawa ke laboratorium
dan dicek pH air sampel menggunakan pH meter elektrik yang tersedia hingga angka dalam
pH meter tersebut tidak berubah-ubah.
Pada percobaan kesembilan, mengukur kandungan bahan organik. Cara yang
dilakukan dengan mengambil sampel air sebanyak 50 ml, ditambahkan 2-3 tetes larutan 0,01
N Kalium Permanganat sehingga terbentuk warna merah muda tipis
Indeks diversitas atau keanekaragaman dihitung dengan rumus Shannon – Wiener :
H = -∑ 2
log
H= indeks keanekaragaman
ni= cacah individu suatu genus
N= cacah individu seluruh genera
Pada percobaan ketiga, mengambil plankton menggunakan plankton net. Pertama
yaitu mengambil air dengan ember beberapa kali, kemudian disiramkan air ke dalam
plankton net dan kemudian plankton yang terkumpul dalam botol di plankton net dimasukan
dalam botol cuka dan diberi 5 ml formalin 4%. selanjutnya simpan di pendingin.
Percobaan kelima, mengukur kecepatan arus dengan menggunakan roll meter yang
dibentangkan ±10 meter di atas perairan. Diukur bagian tepi kanan, tepi kiri dan tengah
perairan. Selanjutnya pada setiap bagian tersebut dilepaskan bola tenis meja diujung roll
meter ke ujung lainnya. Lalu dihitung dan dicatat waktu yang ditempuh untuk mencapai
ujung roll meter ke ujung yang lain.
Pada Percobaan keenam, mengukur lebar sungai dan kedalaman sungai. Cara mencari
kelebaran sungai dengan mengukur lebar 3 sisi sungai yang berbeda yaitu diatas, ditengah
dan dibawah. Selanjutnya dicari dan dihitung reratanya. Untuk mencari kedalaman sungai
dengan roll meter bagian tepi kanan, tepi kiri dan tengah perairan. Selanjutnya dicari dan
dihitung reratannya.
Pada percobaan terakhir
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel Pengamatan
Parameter
Stasiun
1 2 3 4
suhu udara (o
C) 25 28 30 25,5
suhu air (o
C) 27 29 28 24,5
arus air (m/s) 0,7 0,42 0,995 1
debit airm3
/s 2,4 1,44 2,57 3,2
Do (ppm) 3,73 6,58 5,51 6,04
CO2(ppm) 14,5 11,9 11 13,9
Alkalinitas
(ppm)
99 98 88 111
pH 7,25 7,25 7,2 7,2
diversitas
plankton
1,93012496
5
4,02346519 3,880179923 3,653107168
densitas
plankton
(indv/L)
753,012048
2
1255,02008 1054,216867 1204,819277
vegetasi
Rimbun
dominasi
bambu dan
semak-
semak
Pohon pisang,
alang-alang,
semak, bambu
pohon pisang,
semak, rerumputan,
alag-alang.
Rimbun (Pisang,
bambu, semak-
semak)
Tabel diatas adalah hasil dari pengamatan oleh 4 kelompok yang terbagi atas 4 stasiun
yang berbeda. Stasiun tersebut berada dalam 1 aliran sungai yaitu sungai Tambakbayan, akan
tetapi berbeda dalam posisi hulu dan hilirnya. Berikut penjelasan pengamatan dalam grafik :
1. SUHU UDARA
Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa setiap stasiun memiliki suhu yang berbeda-
beda. Pada stasiun 1 suhu 25°C, stasiun 2 suhu naik menjadi 27°C, stasiun 3 suhu naik
menjadi 30°C, dan stasiun 4 suhu turun menjadi 25,5°C. hal ini dikarenakan kerapatan
suhu di setiap stasiun berbeda-beda, bisa juga karena perbedaan tempat yang membuat
penerimaan cahaya juga berbeda, dan juga karena berbedaan waktu saat pengamatan
terjadi.
2. SUHU AIR
Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa suhu setiap stasiun berbeda. Pada stasiun 1
suhu 27°C, stasiun 2 suhu naik menjadi 29°C, stasiun 3 suhu turun menjadi 28°C, dan
stasiun 4 turun menjadi 24,5°C. Perbedaan ini dikarenakan suhu udara pada setiap
stasiun berbeda-beda. Pada stasiun 1 dan 2, suhu di air lebih besar dibanding dengan
suhu udara dikarenakan kerapatan air didaerah tersebut lebih besar sehingga
menyebabkan termometer menunjukkan suhu yang sedikit besar. Sedangkan pada stasiun
3 dan 4 kerapatan air lebih sedikit yang menyebabkan suhu air rendah dan juga
penyebabnya penerimaan pada stasiun ini lebih baik daripada stasiun 1 dan 2.
3. ARUS AIR
Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa arus air setiap stasiun berbeda-beda. Pada
stasiun 1 memiliki kecepatan arus 0.70 m/s, stasiun 2 kecepatan turun menjadi 0.42 m/s,
stasiun 3 kecepatan naik menjadi 0.995 m/s, dan stasiun 4 kecepatan naik menjadi 1,00
m/s. Perbedaan ini disebabkan karena stasiun 1 memiliki tingkat kemiringan daratan
lebih besar dibanding stasiun 2, sedangkan pada stasiun 4 menunjukkan bahwa pada
stasiun tersebut memiliki tingkat kemiringan yang lebih besar dibanding stasiun lain
yang menyebabkan arus tersebut kuat.
4. DEBIT AIR
Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa debit air setiap stasiun berbeda-beda. Pada
stasiun 1 memiliki debit air 2.4 m3
/s, stasiun 2 turun menjadi 1.44 m3
/s , stasiun 3 naik
menjadi 2.57 m3
/s, dan stasiun 4 naik menjadi 3.2 m3
/s. Perbedaan tersebut dikarenakan
volume setiap aliran sungai di stasiun berbeda-beda, pada stasiun 2 menunjukkan volume
aliran terkecil dan volume terbesar pada stasiun 4.
5. KANDUNGAN O2 TERLARUT
Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa kandungan O2 terlarut berbeda-beda. Pada
stasiun 1 memiliki kandungan 3.73, stasiun 2 naik menjadi 6.58, stasiun 3 turun menjadi
5.51, dan stasiun 4 naik menjadi 6.04. Perbedaan tersebut dikarenakan jumlah
fitoplankton dan juga tumbuhan dekat aliran sungai tersebut, sehingga menyebabkan
jumlah kandungan O2 pada sekitar aliran sungai tersebut pada setiap stasiun juga
berbeda-beda.
6. KANDUNGAN CO2 BEBAS
Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa kandungan CO2 berbeda-beda. Pada stasiun
1 memiliki kandungan CO2 14.5, stasiun 2 turun menjadi 11.9, stasiun 3 turun menjadi
11, stasiun 4 naik menjadi 13.9. hal ini disebabkan karena jumlah kandungan O2 banyak
dan densitas fitoplankton turun. Kandungan CO2 terbanyak pada stasiun 1.
7. ALKALINITAS
Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa alkalinitas berbeda-beda. Pada stasiun 1
memiliki alkalinitas 99, stasiun 2 turun menjadi 98, stasiun 3 turun menjadi 88, dan
stasiun 4 naik menjadi 111. Perbedaan ini dikarenakan kandungan O2 , kandungan CO2,
dan jumlah fitoplankton yang berbeda-beda. Alkalinitas tertinggi pada stasiun 4 dan
terendah pada stasiun 3.
8. PH AIR
Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa Ph setiap stasiun berbeda-beda. Pada stasiun
1 dan 2 memiliki Ph 7.25, stasiun 3 dan 4 turun menjadi 7.2. Perbedaan ini disebabkan
karena unsur-unsur organik dan anorganik yang ada disekitar aliran sungai tersebut. Dan
keadaan aktivitas manusia yang menyebabkan pencemaran sungai. Stasiun 1-4
menunjukkan sedikit tercemaran.
9. DIVERSITAS PLANKTON
Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa diversitas setiap stasiun berbeda-beda. Pada
stasiun 1 memiliki diversitas sekitar 1.93, stasiun 2 naik menjadi 4.02, stasiun 3 turun
menjadi 3.88, dan stasiun 4 turun menjadi 3.65. Hal ini disebabkan karena nutrient dalam
air sungai serta kandungan O2 dan CO2 serta pH dan alkalinitas untuk pertumbuhan dan
perkembangan plankton. Sehingga jumlah plankton dapat diperkirakan.
10. DENSITAS
Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa densitas pad setiap stasiun berbeda. Pada
stasiun 1 memiliki densitas sebanyak sekitar 753.01, stasiun 2 naik menjadi 1255.02,
stasiun 3 turun menjadi 1054.21, dan stasiun 4 naik menjadi 1204.81. hal ini disebabkan
karena diversitas fitoplankton banyak, suhu, Ph, alkalinitas, kandungan O2 maupun CO2,
dan tingkat nutrient yang tersedia.
KESIMPULAN
Ekosistem disekitar sungai Tambakbayan memiliki karakteristik cukup tenang arusnya, air
yang mengalir masih bersih dengan tingkat pencemaran yang rendah. Hal ini dapat
dibuktikan dengan Ph yang tidak jauh dari sifat netral dan nutrient-nutrient yang cukup bagi
kehidupan fitoplankton. Tingkat DO disungai tersebut banyak, berbanding terbalik dengan
kandungan CO2 yang sedikit. Sementara itu, densitas dan diversitas berbanding lurus.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas sungai Tambakbaya memiliki presentase sungai
yang bersih dan baik hanya sedikit masih tercemar.
DAFTAR PUSTAKA
Irwan. 1992. Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta. Bumi Aksara.
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius, Yogyakarta.
Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.
Soegianto, A. 2004. Metode Pendugaan Pencemaran Perairan Dengan Indikator Biologis.
Airlangga University Press. Surabaya.
Aggraini, Kiki. 2007. Mengenal Ekosistem Perairan. Grasindo.Jakarta.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta, Indonesia
Ewuis, I. Yanney. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. IPB press. Bandung.
Asdak, C. 1955. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Lubis, J., Soewarno dan Suprihadi, B. 1993. Hidrilogi Sungai. Jakarta. Departermen
Pekerjaan Utama
Odum, E. P. 1988. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Odum, E. P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Diterjemahkan oleh Thahmosamingan. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Widaningroem, Retno. 2010. Pengertian, Konsep dan Jenis Sumberdaya Perikanan Bahan
Ajar Pengantar Ilmu Perikanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosPT. SASA
 
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danaulaporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danauHanna Silvia'mick
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalamfariz90
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautGoogle
 
Lapoan Analisa Air
Lapoan Analisa AirLapoan Analisa Air
Lapoan Analisa Airaji indras
 
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanLaporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanFirlita Nurul Kharisma
 
Ekosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik pptEkosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik pptsunaryono
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaPT. SASA
 
Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganAgus Candra
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungaimarnitukan
 

What's hot (20)

2 bl00848
2 bl008482 bl00848
2 bl00848
 
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentosLaporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
Laporan estimasi populasi gastropoda dan makrobentos
 
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danaulaporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalam
 
Makalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem LautMakalah Ekosistem Laut
Makalah Ekosistem Laut
 
Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)Ekosistem Sungai (IPA VII)
Ekosistem Sungai (IPA VII)
 
Lapoan Analisa Air
Lapoan Analisa AirLapoan Analisa Air
Lapoan Analisa Air
 
Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 
Ekosistem Danau
Ekosistem DanauEkosistem Danau
Ekosistem Danau
 
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairanLaporan ekosistem darat, buatan, perairan
Laporan ekosistem darat, buatan, perairan
 
Ppt. ekosistem sungai
Ppt. ekosistem sungaiPpt. ekosistem sungai
Ppt. ekosistem sungai
 
makalah biologi laut
makalah biologi lautmakalah biologi laut
makalah biologi laut
 
Analisa Bozem Moro Krembangan Surabaya
Analisa Bozem Moro Krembangan SurabayaAnalisa Bozem Moro Krembangan Surabaya
Analisa Bozem Moro Krembangan Surabaya
 
Ekosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik pptEkosistem darat & ekosistem akuatik ppt
Ekosistem darat & ekosistem akuatik ppt
 
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakartaestimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
estimasi populasi gastropoda di tambakbayan yogyakarta
 
Bioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkunganBioindikator kualitas lingkungan
Bioindikator kualitas lingkungan
 
Ekosistem sungai
Ekosistem sungaiEkosistem sungai
Ekosistem sungai
 
Ppt biomon
Ppt biomonPpt biomon
Ppt biomon
 
Ppt ekosistem
Ppt ekosistemPpt ekosistem
Ppt ekosistem
 

Viewers also liked

Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPT. SASA
 
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)an__r_
 
My last love
My last love My last love
My last love PT. SASA
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatPT. SASA
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPT. SASA
 
Bab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianBab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianPT. SASA
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPT. SASA
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPT. SASA
 
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPT. SASA
 
Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)PT. SASA
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenPT. SASA
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...PT. SASA
 
Bab 6 tipe organisasi
Bab 6 tipe organisasiBab 6 tipe organisasi
Bab 6 tipe organisasiPT. SASA
 

Viewers also liked (15)

Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkarPim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
Pim1221 8 menangkap ikan denganpukat kantong lingkar
 
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
1. sni 6989.57 2008 (penyamplingan)
 
My last love
My last love My last love
My last love
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
 
Estimasi
EstimasiEstimasi
Estimasi
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
 
Bab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalianBab 9 pengendalian
Bab 9 pengendalian
 
Penanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segarPenanganan ikan-segar
Penanganan ikan-segar
 
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikanPim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
Pim1221 b 1 ruang lingkup penangkapan ikan
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkanPim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
Pim1221 5 menangkap ikan dengan memabukkan
 
Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)Bab 7 pengarahan (directing)
Bab 7 pengarahan (directing)
 
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergenLaporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
Laporan lengkap praktikum fokus lensa konvergen
 
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
Analisis kesadahan air dan pengendapan besi secara gravimetri 131020171434-ph...
 
Bab 6 tipe organisasi
Bab 6 tipe organisasiBab 6 tipe organisasi
Bab 6 tipe organisasi
 

Similar to Ekosistem sungai 2

Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHAgung Nugraha
 
Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutAchmad Efendy
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Biology Education
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerUNESA
 
Filtrasi adalah suatu alat atau sistem yang dapat mereduksi berbagai permasal...
Filtrasi adalah suatu alat atau sistem yang dapat mereduksi berbagai permasal...Filtrasi adalah suatu alat atau sistem yang dapat mereduksi berbagai permasal...
Filtrasi adalah suatu alat atau sistem yang dapat mereduksi berbagai permasal...DARMAWANACEH
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1PT. SASA
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxAbdullahFaqih26
 
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY SolokLaporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solokhimabioummy
 
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndiInna2
 
Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Dewi Abiz
 
Kajian masalah deterjen
Kajian masalah deterjenKajian masalah deterjen
Kajian masalah deterjenFuji Ama
 
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawarPikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawarYosie Andre Victora
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...Repository Ipb
 

Similar to Ekosistem sungai 2 (20)

Dissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pHDissolve Oxygen and pH
Dissolve Oxygen and pH
 
Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen Terlarut
 
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
Laporan Ekologi Tumbuhan "Ekosistem Darat Perairan dan Buatan"
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
 
Filtrasi adalah suatu alat atau sistem yang dapat mereduksi berbagai permasal...
Filtrasi adalah suatu alat atau sistem yang dapat mereduksi berbagai permasal...Filtrasi adalah suatu alat atau sistem yang dapat mereduksi berbagai permasal...
Filtrasi adalah suatu alat atau sistem yang dapat mereduksi berbagai permasal...
 
Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1Estimasi populasi gastropoda 1
Estimasi populasi gastropoda 1
 
Makalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel airMakalh pengambilan sampel air
Makalh pengambilan sampel air
 
Tugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologiTugas makalah mikrobiologi
Tugas makalah mikrobiologi
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
 
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY SolokLaporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
Laporan praktikum ekologi hewan UMMY Solok
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Jurnal kimia industri
Jurnal kimia industriJurnal kimia industri
Jurnal kimia industri
 
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdfAndi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
Andi Besse Mutmainnah_Pencemaran Air Sungai Akibat Limbah Pabrik.pdf
 
Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1
 
Mua
MuaMua
Mua
 
Kajian masalah deterjen
Kajian masalah deterjenKajian masalah deterjen
Kajian masalah deterjen
 
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawarPikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
 
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
KAJIAN KAPASITAS ASIMILASI BEBAN PENCEMARAN ORGANIK DAN ANORGANIK DI PERAIRAN...
 
Alga bioindikator
Alga bioindikatorAlga bioindikator
Alga bioindikator
 

More from PT. SASA

Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordPT. SASA
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1PT. SASA
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaPT. SASA
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentosPT. SASA
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentosPT. SASA
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangPT. SASA
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawanPT. SASA
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPT. SASA
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringPT. SASA
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananPT. SASA
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPT. SASA
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePT. SASA
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPT. SASA
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPT. SASA
 

More from PT. SASA (14)

Hasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 wordHasil pengamatan ekoper 3 word
Hasil pengamatan ekoper 3 word
 
Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1Ekosistem danau 1
Ekosistem danau 1
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
 
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentoskeanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
keanekaragaman dan kelimpahan makrobentos
 
studi makrobentos
studi makrobentosstudi makrobentos
studi makrobentos
 
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintangkualitas perairan sungai kapuas kota sintang
kualitas perairan sungai kapuas kota sintang
 
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawankeanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
keanekaragaman makrozoobentos di muara sungai belawan
 
Presentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macroPresentasi ekoper gastro n macro
Presentasi ekoper gastro n macro
 
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaringMakalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
Makalah dpi penangkapan ikaan dengan jaring
 
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikananUu 31 th 2004 tentang perikanan
Uu 31 th 2004 tentang perikanan
 
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkunganPim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
Pim1221 13 penangkapan ikan ramah lingkungan
 
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawePim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
Pim1221 10 menangkap ikan dengan pancing rawe
 
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joranPim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
Pim1221 9 menangkap ikan dengan pancing joran
 
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawlPim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
Pim1221 7 menangkap ikan dengan trawl
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

Ekosistem sungai 2

  • 1. EKOSISTEM sungai Saiful Nur Syahrifudin 14/369737/PN/13959 Manajemen Sumberdaya Perikanan Intisari Ekosistem sungai adalah sistem kehidupan aliran energi seluruh organisme yang berada disekitar sungai. Sungai sebagai sumber mata air yang mengalir dari hulu kehilir menyebabkan terjadinya kecepatan arus sehingga aliran air terdapat unsur-unsur hara dari kikisan tanah yang akan menentukan jenis organisme yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan disekitar sungai tersebut. Komponen-komponen biotik dan abiotik yang berada di sungai memiliki pH, CO2, O2 bebas, salinitas, suhu udara, suhu air, kecepatan arus, dan lain-lain yang berbeda sehingga karakteristik sungai dari hulu ke hilir memiliki parameter fisika, kimia, dan biologi yang berbeda pula. Praktikum ini bertujuan mempelajari karakteristik ekositem sungai dan faktor-faktor pembatasnya, mempelajari cara-cara pengambilan data tolokukur (parameter) fisik, kimia dan biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa tolakukur lingkungan dengan komunitas biota perairan (makrobentos), dan mempelajari kualitas perairan sungai berdasarkan indeks diversitas biota perairan. Pelaksanaan praktikum ekosistem sungai dilaksanakan hari Kamis 12 Maret 2015 pukul 13.30 WIB dan berlokasi di stasiun 1 Sungai TambakBayan Sleman , Yogyakarta dan Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Parameter yang diteliti dalam percobaan kali ini berupa parameter biologis ( densitas dan diversitas biota peairan), fisika (suhu udara, suhu air, kecepatan arus, dan debit) dan kimia (CO2, DO, pH air dan Alkalinitas). Dapat disimpulkan bahwa parameter fisika, kimia dan biologi sangat penting dalam ekosistem sungai tersebut. Faktor pembatas paling utama adalah aliran air dalam sungai tersebut yang membawa nutrient-nutrient yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup disekitar sungai tersebut. Kata kunci : Densitas, Diversitas, Ekosistem, Parameter, Sungai PENDAHULUAN Air merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia dan makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Air diperlukan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan seperti mandi, cuci, minum dan keperluan dalam bidang industri, baik pertanian, peternakan dan lain sebagainya. Namun dibalik manfaat itu, aktifitas manusia di bidang industri dan pertanian tersebut telah terbukti dapat menurunkan dan mencemari kualitas perairan. Kualitas air secara umum menunjukan mutu dan kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu ( Effendi, 2003 ). Ekosistem mengalir (lotic) merupakan bagian dari habitat air tawar. Air mengalir atau habitat lotic (berasal dari kata lotus yang berarti tercuci) seperti mata air, aliran sungai atau
  • 2. sungai (E. P. Odum, 1988). Ekosistem merupakan tingkat yang lebih tinggi dari komunitas atau merupakan satu kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkungannya dimana terjadi hubunan antara keduanya (Irwan,1992). Danau adalah cekungan tergenang air secara alami. Danau menampung air yang berasal dari hujan, mata air, dan air sungai. Ada juga danau yang dibuat manusia, dengan cara membendung aliran sungai. Namanya, waduk atau bendungan (Anggarini,2007). Didalam danau terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengaruhi anter semua komponen, baik komponen biotik maupun abiotik yang sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem (Sastrawijaya, 2000). Perubahan keseimbangan ekosistem dapat terjadi secara alami maupun oleh aktivitas dan tindakan manusia. Proses terjadinya danau pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: danau alami dan danau buatan. Danau alami merupakan danau yang terbentuk sebagai akibat dari kegiatan alamiah, misalnya bencana alam, kegiatan vulkanik dan kegiatan tektonik. Sedangkan danau buatan adalah danau yang dibentuk dengan sengaja oleh kegiatan manusia dengan tujuan-tujuan tertentu dengan jalan membuat bendungan pada daerah dataran rendah (Nybakken, 1992). Berdasarkan kedalaman dan jaraknya dari tepi, ekosistem danau dibagi menjadi 4 zona (daerah) yaitu: a. Danau Litoral Danau yang dekat dengan tepi dan dangkal. Cahaya matahari dapat menembus dengan optimal. b. Danau Limnetik Daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat tertembus oleh cahaya matahari. c. Danau Profundal Daerah yang dalam (daerah afotik danau). Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. d. Danau Bentik Daerah danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati. (Sugianto, 2004) Tumbuhan yang hidup didanau biasanya tumbuhan bersel satu dan memiliki dinding sel yang seperti alga biru dan alga hijau. Sedangkan hewan yang hidup didanau adalah hewan tingkat tinggi yaitu salah satunya ikan ( Ewuis, 1990). Danau mempunyai kualitas air
  • 3. yang bersifat alamiah mineral dan gas yang umum ditemukan dalam air hujan akan menentukan status kualitas air alamiah di danau (Asdak, 1995). Praktikum ekosistem danau ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik ekositem lentik (perairan menggenang) dan faktor-faktor pembatasnya, mempelajari cara-cara pengambilan data tolokukur (parameter) fisik, kimia dan biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa tolokukur lingkungan dengan komunitas biota perairan (plankton dan bentos) serta mempelajari kualitas perairan sungai berdasarkan indeks diversitas biota perairan. METODE Praktikum ekologi perairan acara ekosistem danau berlokasi di Embung TambakBoyo, Sleman, Yogyakarta sebagai tempat yang diamati. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 19 Maret 2015 pukul 13.30 sampai selesai. Praktikum ini dibagi menjadi 4 stasiun dengan pembagian tempat dari tempat masuknya air (inlet), tengah danau, dan tempat keluarnya air (outlet). Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas pH (pH meter), kertas saring berdiameter pori 0,45 µm, larutan MnSO4, larutan reagen oksigen, larutan H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan 1/44 N NaOH, larutan 1/50 N H2SO4, larutan 1/50 N HCl, larutan indikator amilum, larutan indikator PP, larutan indikator Methyl Orange (MO), larutan indikator Bromcresol Green/Methyl Red (BCG/MR), larutan 4 N H2SO4, larutan 0,1 N Kalium Permanganat, larutan 0,1 N Ammonium oksalat dan larutan 4% formalin. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cakram secchi (secchi disk), water sampler, meteran, thermometer, botol oksigen, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur atau buret, pipet tetes, mikroburet, aerator, ember plastic, jarring plankton, kertas label, dan pensil. Pada percobaan pertama, dilakukan analisis pengamatan suhu udara dengan cara menggantungkan termometer disekitar danau. Selanjutnya termometer diamati sampai tidak ada perubahan naik-turunnya suhu yang menunjukkan suhu berapakah disekitar danau tersebut. Pada percobaan kedua, dilakukan analisis pengamatan suhu air. Diambil sampel air danau tersebut dengan cara ember yang telah di ikat oleh tali panjang agar mempermudah pengambilan sampel air danau tersebut. Lalu di jatuhkan ember ke air danau dan ketika
  • 4. ember sudah dirasa cukup banyak air lalu ditarik. Selanjutnya termometer langsung dimasukkan kedalam ember yang sudah terdapat air danau tersebut, lalu diamati berapakah suhu air yang ditunjukkan oleh termometer. Pada percobaan ketiga, dilakukan pengukuran kecerahan atau kejernihan air danau. Pada pengukuran kecerahan ini menggunakan secchi disk yang telah diikat tali. Pertama dicelupkan secchi disk dan diukur kedalaman permukaan tanah sampai permukaan air (a), lalu diukur kedalaman permukaan tanah ke danau sampai warna putih hampir tak terlihat (b), selanjutnya diukur kedalaman permukaan tanah ke danau sampai warna putih tak terlihat (c). Dari hasil pengukuran itu kita dapat mengetahui kecerahan danau tersebut dengan cara menghitung : (c-a) - (b-a) Pada percobaan keempat, pengukuran kandungan padatan tersuspensi total (TSS) dengan metode gravimetri. Cara yang dilakukan dengan mengambil air sampel dari ember yang berisi air danau sebelumnya dengan volume tertentu (misalnya = Y ml). Lalu disaring air sampel tersebut dengan menggunakan saring (milipore) yang diletakkan didalam corong gelas. Sebelum digunakan untuk menyaring, kertas saring ditimbang beratnya terlebih dahulu (misalnya = A mg). Lalu kertas saring yang sudah selesai digunakan menyaring air sampel dikeringkan. Selanjutnya setelah kertas saring kering, kertas ditimbang beratnya (misalnya = B mg). Perhitungan : kandungan padatan tersuspensi total = 1000/Y x (B – A) mg/l. Pada percobaan kelima, menghitung kandungan O2 terlarut (DO). Menggunakan metode Winkler, pertama kali diambil sampel air sungai ke dalam ember. Kemudian mengambil air dengan botol oksigen dan jangan sampai timbul gelembung udara. Lalu ditambahkan 1 ml larutan MnSO4 dan 1 ml reagen (pereaksi) oksigen. Lalu botol oksigen ditutup dan digojok perlahan-lahan dan didiamkan beberapa saat hingga mengendap sempurna. Lalu tutup botol dibuka dan ditambahkan 1 ml larutan H2SO4. Botol ditutup dan digojok hingga endapan larut sempurna, lalu didiamkan. Diambil larutan dalam botol oksigen tersebut sebanyak 50 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Dititrasi dengan 1/80 N Na2S2O3 sambil erlenmeyer digoyang-goyang perlahan hingga larutan berwarna kuning jerami(h). Selanjutnya ditambahkan 3 tetes indikator amilum, selanjutnya kembali dilakukan titrasi dengan larutan 1/80 N Na2S2O3 sambil erlenmeyer digoyang-goyang hingga larutan berwarna biru hilang(j). Kemudian dicatat banyak larutan yang digunakan untuk titrasi dari
  • 5. awal hingga akhir (h+j = Y ml). Perhitungan : 1 ml 1/80 N Na2S2O3 = 0,1 mg O2/l. Kandungan O2 terlarut = x Y x 0,1 mg/l. Pada percobaan keenam, mengukur kandungan CO2 bebas. Menggunakan metode alkalimetri, pertama diambil sampel air dengan cara memasukkan botol oksigen kedalam ember tadi dengan perlahan jangan sampai timbul gelembung udara lalu ditutup rapat-rapat. Kemudian dari dalam botol diambil sampel air sebanyak 50 ml dan dimasukan ke dalam erlenmeyer secara perlahan-lahan. Selanjutnya ditambahkan 3 tetes indikator phenolphphtalein (PP). Jika warnanya berubah menjadi merah muda berarti tidak ada kandungan CO2 bebas. Jika air tetap bening, dititrasi dengan 1/44 N NaOH sambil digoyang- goyang erlenmeyer hingga berubah warnanya menjadi warna merah muda. Dicatat banyak larutan 1/44 N NaOH yang digunakan (= C ml). Perhitungan : 1 ml 1/44 N NaOH = 1 mg CO2. Kandungan CO2 = x C x 1 mg/l . Pada percobaan ketujuh, menghitung parameter alkalinitas. Menggunakan metode alkalimetri, pertama diambil sampel air dengan botol oksigen dari ember jangan sampai timbul gelembung udara lalu tutup rapat. Diambil 50 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 3 tetes indikator Phenolphphtalein (PP). Jika berwarna merah muda dititrasi dengan larutan 1/ 50 N H2SO4, hingga warna merah muda hilang. dicatat banyak titran 1/ 50 N H2SO4 yang digunakan (= C ml). Diperoleh alkalinitas “P” atau alkalinitas karbonat (CO3 - ). Dilanjutkan dengan menambahkan 3 tetes indikator methyl orange (MO) sehingga cuplivan berwarna kuning. Selanjutnya dititrasi dengan 1/50 H2SO4 hingga warna kuning berubah menjadi kemerahan. Dicatat banyak titran yang digunakan (= D ml), diperoleh nilai alkalinitas “M” atau alkalinitas bikarbonat (HCO3 - ). Perhitungan : Kandungan CO3 - = x C x 1 mg/l . . . . .( = X ), Kandungan HCO3 - = x D x 1 mg/l . . . . .( = Y ), Alkalinitas Total = (X) + (Y) mg/l Pada percobaan kedelapan, mengukur pH air danau. Cara yang dilakukan sangat mudah dengan cara membawa sampel air danau kedalam botol, lalu dibawa ke laboratorium
  • 6. dan dicek pH air sampel menggunakan pH meter elektrik yang tersedia hingga angka dalam pH meter tersebut tidak berubah-ubah. Pada percobaan kesembilan, mengukur kandungan bahan organik. Cara yang dilakukan dengan mengambil sampel air sebanyak 50 ml, ditambahkan 2-3 tetes larutan 0,01 N Kalium Permanganat sehingga terbentuk warna merah muda tipis Indeks diversitas atau keanekaragaman dihitung dengan rumus Shannon – Wiener : H = -∑ 2 log H= indeks keanekaragaman ni= cacah individu suatu genus N= cacah individu seluruh genera Pada percobaan ketiga, mengambil plankton menggunakan plankton net. Pertama yaitu mengambil air dengan ember beberapa kali, kemudian disiramkan air ke dalam plankton net dan kemudian plankton yang terkumpul dalam botol di plankton net dimasukan dalam botol cuka dan diberi 5 ml formalin 4%. selanjutnya simpan di pendingin. Percobaan kelima, mengukur kecepatan arus dengan menggunakan roll meter yang dibentangkan ±10 meter di atas perairan. Diukur bagian tepi kanan, tepi kiri dan tengah perairan. Selanjutnya pada setiap bagian tersebut dilepaskan bola tenis meja diujung roll meter ke ujung lainnya. Lalu dihitung dan dicatat waktu yang ditempuh untuk mencapai ujung roll meter ke ujung yang lain. Pada Percobaan keenam, mengukur lebar sungai dan kedalaman sungai. Cara mencari kelebaran sungai dengan mengukur lebar 3 sisi sungai yang berbeda yaitu diatas, ditengah dan dibawah. Selanjutnya dicari dan dihitung reratanya. Untuk mencari kedalaman sungai dengan roll meter bagian tepi kanan, tepi kiri dan tengah perairan. Selanjutnya dicari dan dihitung reratannya. Pada percobaan terakhir
  • 7. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Pengamatan Parameter Stasiun 1 2 3 4 suhu udara (o C) 25 28 30 25,5 suhu air (o C) 27 29 28 24,5 arus air (m/s) 0,7 0,42 0,995 1 debit airm3 /s 2,4 1,44 2,57 3,2 Do (ppm) 3,73 6,58 5,51 6,04 CO2(ppm) 14,5 11,9 11 13,9 Alkalinitas (ppm) 99 98 88 111 pH 7,25 7,25 7,2 7,2 diversitas plankton 1,93012496 5 4,02346519 3,880179923 3,653107168 densitas plankton (indv/L) 753,012048 2 1255,02008 1054,216867 1204,819277 vegetasi Rimbun dominasi bambu dan semak- semak Pohon pisang, alang-alang, semak, bambu pohon pisang, semak, rerumputan, alag-alang. Rimbun (Pisang, bambu, semak- semak) Tabel diatas adalah hasil dari pengamatan oleh 4 kelompok yang terbagi atas 4 stasiun yang berbeda. Stasiun tersebut berada dalam 1 aliran sungai yaitu sungai Tambakbayan, akan tetapi berbeda dalam posisi hulu dan hilirnya. Berikut penjelasan pengamatan dalam grafik : 1. SUHU UDARA
  • 8. Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa setiap stasiun memiliki suhu yang berbeda- beda. Pada stasiun 1 suhu 25°C, stasiun 2 suhu naik menjadi 27°C, stasiun 3 suhu naik menjadi 30°C, dan stasiun 4 suhu turun menjadi 25,5°C. hal ini dikarenakan kerapatan suhu di setiap stasiun berbeda-beda, bisa juga karena perbedaan tempat yang membuat penerimaan cahaya juga berbeda, dan juga karena berbedaan waktu saat pengamatan terjadi. 2. SUHU AIR Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa suhu setiap stasiun berbeda. Pada stasiun 1 suhu 27°C, stasiun 2 suhu naik menjadi 29°C, stasiun 3 suhu turun menjadi 28°C, dan stasiun 4 turun menjadi 24,5°C. Perbedaan ini dikarenakan suhu udara pada setiap stasiun berbeda-beda. Pada stasiun 1 dan 2, suhu di air lebih besar dibanding dengan suhu udara dikarenakan kerapatan air didaerah tersebut lebih besar sehingga menyebabkan termometer menunjukkan suhu yang sedikit besar. Sedangkan pada stasiun 3 dan 4 kerapatan air lebih sedikit yang menyebabkan suhu air rendah dan juga penyebabnya penerimaan pada stasiun ini lebih baik daripada stasiun 1 dan 2. 3. ARUS AIR
  • 9. Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa arus air setiap stasiun berbeda-beda. Pada stasiun 1 memiliki kecepatan arus 0.70 m/s, stasiun 2 kecepatan turun menjadi 0.42 m/s, stasiun 3 kecepatan naik menjadi 0.995 m/s, dan stasiun 4 kecepatan naik menjadi 1,00 m/s. Perbedaan ini disebabkan karena stasiun 1 memiliki tingkat kemiringan daratan lebih besar dibanding stasiun 2, sedangkan pada stasiun 4 menunjukkan bahwa pada stasiun tersebut memiliki tingkat kemiringan yang lebih besar dibanding stasiun lain yang menyebabkan arus tersebut kuat. 4. DEBIT AIR Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa debit air setiap stasiun berbeda-beda. Pada stasiun 1 memiliki debit air 2.4 m3 /s, stasiun 2 turun menjadi 1.44 m3 /s , stasiun 3 naik menjadi 2.57 m3 /s, dan stasiun 4 naik menjadi 3.2 m3 /s. Perbedaan tersebut dikarenakan volume setiap aliran sungai di stasiun berbeda-beda, pada stasiun 2 menunjukkan volume aliran terkecil dan volume terbesar pada stasiun 4.
  • 10. 5. KANDUNGAN O2 TERLARUT Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa kandungan O2 terlarut berbeda-beda. Pada stasiun 1 memiliki kandungan 3.73, stasiun 2 naik menjadi 6.58, stasiun 3 turun menjadi 5.51, dan stasiun 4 naik menjadi 6.04. Perbedaan tersebut dikarenakan jumlah fitoplankton dan juga tumbuhan dekat aliran sungai tersebut, sehingga menyebabkan jumlah kandungan O2 pada sekitar aliran sungai tersebut pada setiap stasiun juga berbeda-beda. 6. KANDUNGAN CO2 BEBAS Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa kandungan CO2 berbeda-beda. Pada stasiun 1 memiliki kandungan CO2 14.5, stasiun 2 turun menjadi 11.9, stasiun 3 turun menjadi 11, stasiun 4 naik menjadi 13.9. hal ini disebabkan karena jumlah kandungan O2 banyak dan densitas fitoplankton turun. Kandungan CO2 terbanyak pada stasiun 1. 7. ALKALINITAS
  • 11. Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa alkalinitas berbeda-beda. Pada stasiun 1 memiliki alkalinitas 99, stasiun 2 turun menjadi 98, stasiun 3 turun menjadi 88, dan stasiun 4 naik menjadi 111. Perbedaan ini dikarenakan kandungan O2 , kandungan CO2, dan jumlah fitoplankton yang berbeda-beda. Alkalinitas tertinggi pada stasiun 4 dan terendah pada stasiun 3. 8. PH AIR Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa Ph setiap stasiun berbeda-beda. Pada stasiun 1 dan 2 memiliki Ph 7.25, stasiun 3 dan 4 turun menjadi 7.2. Perbedaan ini disebabkan karena unsur-unsur organik dan anorganik yang ada disekitar aliran sungai tersebut. Dan keadaan aktivitas manusia yang menyebabkan pencemaran sungai. Stasiun 1-4 menunjukkan sedikit tercemaran. 9. DIVERSITAS PLANKTON
  • 12. Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa diversitas setiap stasiun berbeda-beda. Pada stasiun 1 memiliki diversitas sekitar 1.93, stasiun 2 naik menjadi 4.02, stasiun 3 turun menjadi 3.88, dan stasiun 4 turun menjadi 3.65. Hal ini disebabkan karena nutrient dalam air sungai serta kandungan O2 dan CO2 serta pH dan alkalinitas untuk pertumbuhan dan perkembangan plankton. Sehingga jumlah plankton dapat diperkirakan. 10. DENSITAS Pada grafik tersebut menunjukkan bahwa densitas pad setiap stasiun berbeda. Pada stasiun 1 memiliki densitas sebanyak sekitar 753.01, stasiun 2 naik menjadi 1255.02, stasiun 3 turun menjadi 1054.21, dan stasiun 4 naik menjadi 1204.81. hal ini disebabkan karena diversitas fitoplankton banyak, suhu, Ph, alkalinitas, kandungan O2 maupun CO2, dan tingkat nutrient yang tersedia. KESIMPULAN Ekosistem disekitar sungai Tambakbayan memiliki karakteristik cukup tenang arusnya, air yang mengalir masih bersih dengan tingkat pencemaran yang rendah. Hal ini dapat
  • 13. dibuktikan dengan Ph yang tidak jauh dari sifat netral dan nutrient-nutrient yang cukup bagi kehidupan fitoplankton. Tingkat DO disungai tersebut banyak, berbanding terbalik dengan kandungan CO2 yang sedikit. Sementara itu, densitas dan diversitas berbanding lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas sungai Tambakbaya memiliki presentase sungai yang bersih dan baik hanya sedikit masih tercemar.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Irwan. 1992. Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta. Bumi Aksara. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius, Yogyakarta. Sastrawijaya, A. T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. Soegianto, A. 2004. Metode Pendugaan Pencemaran Perairan Dengan Indikator Biologis. Airlangga University Press. Surabaya. Aggraini, Kiki. 2007. Mengenal Ekosistem Perairan. Grasindo.Jakarta. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, Indonesia Ewuis, I. Yanney. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. IPB press. Bandung. Asdak, C. 1955. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Lubis, J., Soewarno dan Suprihadi, B. 1993. Hidrilogi Sungai. Jakarta. Departermen Pekerjaan Utama Odum, E. P. 1988. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Odum, E. P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Diterjemahkan oleh Thahmosamingan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Widaningroem, Retno. 2010. Pengertian, Konsep dan Jenis Sumberdaya Perikanan Bahan Ajar Pengantar Ilmu Perikanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.